MAKALAH Senam Osteoprosis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    1/21

    i

    MAKALAH

    SENAM OSTEOPOROSIS

    Disusun untuk memenuhi tugas olahraga kesehatan

    oleh Dosen Ns. Ribut Aksara Putra .S.Kep.

    Disusun:

    1. Asma S. W.

    2. Arni F.

    3. Joko E. Saputro

    4.

    Reny Y.5. Sadu S..

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    STIKES BORNEO CENDEKIA MEDIKA

    KALIMANTAN TENGAH

    2014

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    2/21

    ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbil alamin, karena Allah SWT Tuhan

    semesta alam makalah Senam Osteoporosis selesai. Tidak lupa juga mengucapkan shalawat

    kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi pembawa risalah kebenaran dan

    peringatan yang rahmatanil alamin.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu

    dalam penyelesaian makalah Senam Osteoporosis ini kepada :

    1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil yang dapat

    menjadikan suatu pendorong semangat bagi kami dalam menyelesaikan makalah Senam

    Osteoporosis ini.

    2.

    Temanteman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendika Medika

    Kabupaten Kobar, khususnya S1 Keperawatan, yang telah memberikan support dalam

    menyelesaikan makalah senam osteoporosis ini.

    3.

    Terima kasih pada Dosen Ns.Ribut Aksara Putra.S.Kep. yang memberi bimbingan dalam

    pembuatan makalah ini.

    Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Penyusun

    berharap para pembaca bisa mengetahui senam osteoporosis.

    Jombang, Dsember 2014

    Penyusun

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    3/21

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

    DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang 1

    1.2Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

    1.3Tujuan............................................................................................................................ 2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1Pengertian diagnostik osteoporosis ............................................................................... 3

    2.2

    Faktor resiko osteoporosis ............................................................................................. 3

    2.3Gejala osteoporosis ....................................................................................................... 6

    2.4Klasifikasi osteoporosis................................................................................................. 7

    2.5Pemeriksaan diagnostik osteoporosis ............................................................................ 8

    2.6Pengertian senam osteoporosis...................................................................................... 9

    2.7Hubungan senam dan kepadatan tulang ........................................................................ 9

    2.8Manfaat dan tujuan senam osteoporosis........................................................................ 10

    2.9

    Ketentuan latihan fisik senam osteoporosis .................................................................. 10

    2.10Gerakan senam osteoporosis ....................................................................................... 12

    2.11Pendamping senam osteoporosis ................................................................................. 14

    BAB III PENUTUP

    3.1Kesimpulan.................................................................................................................... 17

    3.2Saran .............................................................................................................................. 17

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    4/21

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    5/21

    2

    Mengetahui segala yang berhubungan dengan senam osteoporosis

    .

    1.3.2

    Khusus

    1) Mengerti pengertian osteoporosis.

    2) Memahami faktor osteoporosis.

    3)

    Mengerti gejala osteoporosis.

    4) Memahami klasifikasi osteoporosis.

    5) Memahami pemeriksaan diagnostik osteoporosis.

    6) Mengerti pengertian senam osteoporosis.

    7) Memahami hubungan senam dan kepadatan tulang

    8) Mengerti manfaat dan tujuan senam osteoporosis

    9)

    Memahami ketentuan latihan fisik senam osteoporosis

    10) Mengerti gerakan senam osteoporosis

    11) Memahami pendamping senam osteoporosis

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    6/21

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Pengertian Osteoporosis

    Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous

    berarti berlubang-lubang atau keropos. Osteoporosis merupakan suatu penyakit dengan tanda

    utama berupa berkurangnya kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya

    kerapuhan tulang dan juga resiko patah tulang (WHO, International consensus development

    conference, Roma 1992).

    Secara statistik, osteoporosis didefinisikan sebagai keadaan dimana Densitas Mineral

    Tulang (DMT) berada dibawah nilai rujukan menurut umur atau standar deviasi berada di

    bawah nilai rata-rata rujukan pada usia dewasa muda (Depkes,2002). Osteoporosis

    berdasarkan Bone Mineral Density (BMD), yaitu jika BMD mengalami penurunan lebih dari

    -2,5 SD dari nilai rata-rata BMD pada orang dewasa muda sehat (Bone Mineral Density T-

    score < -2,5 SD).

    2.2Faktor Resiko

    2.2.1Usia

    Mulai dari lahir sampai kira-kira usia 30 tahun, jaringan tulang yang dibuat lebih

    banyak daripada yang hilang. Tetapi setelah usia 30 tahun situasi berbalik, yaitu jaringan

    tulang yang hilang lebih banyak daripada yang dibuat. Permukaan tulang yang menghadap

    lubang sumsum tulang disebut dengan endasteal envelape, permukaan luarnya disebut

    periasteal envelape, dan diantara keduanya terdapat intracartical envelape. Ketika masa

    kanak- kanak, tulang baru terbentuk pada periasteal envelape. Anak- anak tumbuh karena

    jumlah yang terbentuk dalam periosteum melebihi apa yang dipisahkan pada permukaan

    endosteal dari tulang kortikal. Pada anak remaja, pertumbuhan menjadi semakin cepat

    karena meningkatnya produksi hormon seks. Seiring dengan meningkatnya usia,pertumbuhan tulang akan semakin berkurang. Proporsi osteoporosis lebih rendah pada

    kelompok lansia dini (usia 55-65 tahun) daripada lansia lanjut (usia 65-85 tahun).

    Peningkatan usia memiliki hubungan dengan kejadian osteoporosis. Faktor usia juga

    menjadi pertimbangan dalam menentukan besarnya risiko menurut densitas tulang. Densitas

    masa tulang juga berhubungan dengan risiko terjadinya fraktur. Setiap penurunan 1 SD,

    berhubungan dengan risiko peningkatan fraktur sebesar 1,5 - 3,0 kali.

    2.2.2Herediter

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    7/21

    4

    Pada umumnya ras Afrika-Amerika memiliki massa tulang tertinggi,

    sedangkan ras kulit putih terutama Eropa Utara, memiliki massa tulang terendah. Massa

    tulang pada ras campuran Asia-Amerika berada diantara keduanya.(24) Penelitian

    menunjukkan bahwa, bahkan pada usia muda terdapat perbedaan antara anak Afrika-

    Amerika dan anak kulit putih. Wanita Afrika-Amerika umumnya memiliki massa otot yang

    lebih tinggi. Massa tulang dan massa otot memiliki kaitan yang sangat erat, dimana

    semakin berat otot, tekanan pada tulang semakin tinggi sehingga tulang semakin besar.

    Penurunan massa tulang pada wanita Afrika-Amerika yang semua cenderung lebih lambat

    daripada wanita berkulit putih. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan hormon di

    antara kedua ras tersebut. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa wanita yang

    berasal dari negara-negara Eropa Utara, Jepang, dan Cina lebih mudah terkena osteoporosis

    daripada yang berasal dari Afrika, Spanyol, atau Mediterania.

    2.2.3Kurang aktivitas atau imobilisasi

    Kajian yang dituliskan oleh Donaldson dk. (1970) serta Rambaun, Dietlein, Yogel dan

    Smith (1972) menyatakan bahwa seseorang yang sehat yang menetap di tempat tidur selama

    empat sampai enam minggu akan kehilangan massa tulang sebanyak 1% setiap minggu, seda

    ngkan astronot yang berada dalam keadaan hampa udara dan tanpa beban akan kehilangan

    sekitar 4% massa tulangnya per bulan. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa orang

    yang aktifsecara fisik akan memiliki massa tulang yanng lebih tinggi dari pada mereka tidak

    banyak melakukan aktivitas fisik.

    Aktivitas fisik ternyata menyebabkan hipertrofi tulang mirip

    dengan otot yang mengalami hipertrofi apabila diberi pembebanan. Hal ini telah dibuktikan d

    alam penelitian yang dilakukan oleh Layon dan Robin bahwa tulang memberikan respons ter

    hadap beban apabila dikenakan secara dinamis dan tidak secara isometris

    2.2.4Nutrisi

    Untuk mendapatkan dan mempertahankan massa tulang yang adekuat, diperlukan maka

    nan yang cukup mengandung kalsium. Tubuh mengatur kadar ion kalsium dalam cairan

    ekstraseluler sedemikian rupa agar tetap berada dalam kadar yang optimal. Dengan bertamba

    hnya usia, absorpsi kalsium pada saluran makanan bagian atas menjadi kurang efisien,

    apabila kalsium dalam diet kurang cukup, tubuh akan menggunakan kalsium dari tempat

    cadangannya di sistem tulang.

    2.2.5

    Endokrin

    Hormon yang menentukan massa tulang adalah hormon yang mengatur kadar

    kalsium dalam plasma misalnya hormon paratiroid, kalsitonin, dan vitamin D sedangkan

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    8/21

    5

    memengaruhi secara tidak langsung, misalnya hormon estrogen, androgen, insulin

    dan tiroksin.

    Pada wanita, hormon estrogen penentu penting kepadatan tulang. Estrogen menyimpan zat

    kalsium dalam tulang dengan memberi kesempatan kepada usus menyerap kalsium

    lebih banyak dari makanan dan mencegah hilangnya kalsium dari tulang, menyebabkan ginjal

    menyimpan lebih banyak kalsium sehingga air seni tidak terlalu banyak membuang kalsium.

    Penurunan estrogen akan meningkatkan aktivitas osteoklas sehingga tulang menurun.

    Estrogen tidak hanya dihasilkan oleh ovarium, namun juga bisa dihasilkan oleh

    kelenjar adrenal dan dari jaringan lemak. Jaringan lemak atau adiposa dapat mengubah

    hormon androgen menjadi estrogen. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki oleh

    wanita, semakin banyak hormon estrogen yang dapat diproduksi. Penurunan massa tulang

    pada wanita yang kelebihan berat badan dan memiliki kadar lemak yang tinggi, pada

    umumnya akan lebih kecil. Adanya penumpukan jaringan lunak dapat melindungi

    rangka tubuh dari trauma dan patah tulang.

    Terdapat beberapa bukti bahwa wanita yang menggunakan pil KB untuk waktu yang

    lama memiliki tulang yang lebih kuat daripada yang tidak mengkonsumsinya. Kontrasepsi

    oral mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, dan keduanya dapat meningkatkan

    massa tulang. Hormon tersebut dapat melindungi wanita dari berkurangnya massa

    tulang danbahkan merangsang pembentukan tulang

    2.2.6

    Penggunaan kortikosteroid

    Kortikosteroid dapat menginduksi terjadinya osteoporosis bila dikonsumsi lebih dari

    7,5 mg per hari selama lebih dari 3 bulan. Kortikosteroid akan menyebabkan gangguan

    absorbsi kalsium di usus, dan peningkatan ekskresi kalsium pada ginjal, sehingga akan

    terjadi hipokalsemia. Selain berdampak pada absorbsi kalsium dan ekskresi kalsium,

    kortikosteroid juga akan menyebabkan penekanan terhadap hormon gonadotropin,

    sehingga produksi estrogen akan menurun dan akhirnya akan terjadi peningkatan kerja

    osteoklas. Kortikosteroid juga akan menghambat kerja osteoblas, sehingga penurunan

    formasi tulang akan terjadi. Dengan terjadinya peningkatan kerja osteoklas dan penurunan

    kerja dari osteoblas, maka akan terjadi osteoporosis yang progresif. Obatan lainnya

    menyebabkan osteoporosis ialah barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan

    2.2.7Kurang sinar matahari

    Orang jarang terkena sinar matahari, terutama sinar pada pagi dan sore hari, karena

    pada saat tersebut sinar dibutuhkan untuk memicu kulit membentuk vitamin D3, dimana

    vitamin D (D3+ D2/berasal dari makanan) diubah oleh hepar dan ginjal menjadi kalsitriol

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    9/21

    6

    2.2.8Penyakit

    Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama

    tiroid, paratiroid dan adrenal).

    2.2.9Merokok

    Tembakau dapat meracuni tulang dan menurunkan kadar estrogen, sehingga kadar

    estrogen pada perokok akan cenderung lebih rendah daripada yang tidak merokok. Wanita

    pasca menopause yang merokok dan mendapatkan tambahan estrogen masih akan

    kehilangan massa tulang. Berat badan perokok lebih ringan dan dapat mengalami

    menopause dini (kira-kira 5 tahun lebih awal), daripada non- perokok. Dapat diartikan

    bahwa wanita merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya osteoporosis

    dibandingkan wanita tidak merokok

    2.2.10

    Alkohol

    Konsumsi alkohol berlebihan selama bertahun-tahun mengakibatkan berkurangnya

    massa tulang. Kebiasaan meminum alkohol lebih dari 750 mL per minggu mempunyai

    peranan penting dalam penurunan densitas tulang.Alkohol dapat secara langsung meracuni

    jaringan tulang atau mengurangi massa tulang karena adanya nutrisi yang buruk. Hal ini

    disebabkan karena pada orang yang selalu menonsumsi alkohol biasanya tidak

    mengkonsumsi makanan yang sehat dan mendapatkan hampir seluruh kalori dari alkohol.

    Disamping akibat defisiensi nutrisi, kekuranganvitamin D juga disebabkan terganggunya

    metabolisme di dalam hepar, karena pada konsumsi alkohol berlebih akan menyebabkan

    gangguan fungsi hepar.

    2.3Gejala

    Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis

    senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita

    tidak memiliki gejala.

    Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur,

    maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.

    Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang

    rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri

    timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah

    nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit,

    tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    10/21

    7

    beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan

    yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot

    dan sakit.

    Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau

    karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Selain

    itu, sering terjadi patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan

    pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Penderita osteoporosis juga rentan fraktur

    vetebra.

    2.4Klasifikasi

    Klasifikasi osteoporosis menurut Ichramsyah (2005):

    2.4.1Osteoporosis primer

    Osteoporosis primer ini terdiri dari dua bagian :

    1)Osteoporosis Post menopasual

    Osteoporosis yang terjadi pasca menopause, yang terjadi karena hormon utama pada

    wanita yaitu estrogen yang membantu mengatur pengangkutan kalsium pada tulang

    mengurang, sering terjadi pada usia 53-75tahun.

    2)Osteoporosis Senilis

    Osteoporosis sinelis hanya terjadi pada usia lanjut, yang merupakan akibat dari

    kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara

    kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru,sering terjadi pada usia

    75-85 tahun.

    2.4.2Osteoporosis sekunder

    Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang diketahui penyebabnya, yaitu terjadi

    karena adanya penyakit lain yang mendasari, defisiensi atau konsumsi obat yang dapat

    menyebabkan osteoporosis.

    1)Penyebab genetik (kongenital) seperti kistik fibrosis, Ehlers -Danlas Syndrame,penyakit

    penyimpanan glikogen, penyakit gaucher, hemokromatosis homosistinuria, hiperkalsiuria

    idiopatik, sindroma marfan, osteogenesis imperfekta

    2)Keadaan hipogonad seperti insensitifitas androgen, anoreksia nervosa ibulimia nervosa,

    hiperprolaktinemia, menopause prematur

    3)Gangguan endokrin seperti akromegali, insufisiensi adrenal, sindroma cushing, diabetes

    melitus, hiperparatiroidism, hipertiroidisme, hipogonadism, kehamilan, prolaktinoma

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abnormal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abnormal&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    11/21

    8

    4)Gangguan yang diinduksi obat seperti glukokortikoid, heparin, antikonvulsan, barbiturat,

    antipsikotik

    2.4.3

    Osteoporosis idiopatik

    Osteoporosis idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak

    diketahui.Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi

    hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas

    dari rapuhnya tulang.

    2.5Pemeriksaan Diagnostik

    Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengukur kepadatan mineral tulang adalah

    sebagai berikut (Nissl, 2004) :

    2.5.1.

    Dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA), menggunakan dua sinar-X berbeda, dapatdigunakan untuk mengukur kepadatan tulang belakang dan pangkal paha. Sejumlah

    sinar-X dipancarkan pada bagian tulang dan jaringan lunak yang dibandingkan dengan

    bagian yang lain. Tulang yang mempunyai kepadatan tulang tertinggi hanya

    mengizinkan sedikit sinar-X yang melewatinya. DEXA merupakan metode yang paling

    akurat untuk mengukur kepadatan mineral tulang. DEXA dapat mengukur sampai 2%

    mineral tulang yang hilang tiap tahun. Penggunaan alat ini sangat cepat dan hanya

    menggunakan radiasi dengan dosis yang rendah tetapi lebih mahal dibandingan dengan

    metode ultrasounds.

    2.5.2.Peripheral dual-energy X-ray absorptiometry (P-DEXA), merupakan hasil modifikasi

    dari DEXA. Alat ini mengukur kepadatan tulang anggota badan seperti pergelangan

    tangan, tetapi tidak dapat mengukur kepadatan tulang yang berisiko patah tulang seperti

    tulang belakang atau pangkal paha. Jika kepadatan tulang belakang dan pangkal paha

    sudah diukur maka pengukuran dengan P-DEXA tidak diperlukan. Mesin P-DEXA

    mudah dibawa, menggunakan radiasi sinar-X dengan dosis yang sangat kecil, dan

    hasilnya lebih cepat dan konvensional dibandingkan DEXA.

    2.5.3.

    Dual photon absorptiometry (DPA), menggunakan zat radioaktif untuk menghasilkan

    radiasi. Dapat mengukur kepadatan mineral tulang belakang dan pangkal paha, juga

    menggunakan radiasi sinar dengan dosis yang sangat rendah tetapi memerlukan waktu

    yang cukup lama.

    2.5.4.Ultrasounds, pada umumnya digunakan untuk tes pendahuluan. Jika hasilnya

    mengindikasikan kepadatan mineral tulang rendah maka dianjurkan untuk tes

    menggunakan DEXA. Ultrasounds menggunakan gelombang suara untuk mengukur

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    12/21

    9

    kepadatan mineral tulang, biasanya pada telapak kaki. Sebagian mesin melewatkan

    gelombang suara melalui udara dan sebagian lagi melalui air.

    2.5.5.

    Ultrasounds dalam penggunaannya cepat, mudah dan tidak menggunakan radiasi

    seperti sinar-X. Salah satu kelemahan Ultrasounds tidak dapat menunjukkan kepadatan

    mineral tulang yang berisiko patah tulang karena osteoporosis. Penggunaan

    Ultrasounds juga lebih terbatas dibandingkan DEXA.

    2.5.6.Quantitative computed tomography (QTC), adalah suatu model dari CT-scan yang

    dapat mengukur kepadatan tulang belakang. Salah satu model dari QTC disebut

    peripheral QCT (pQCT) yang dapat mengukur kepadatan tulang anggota badan seperti

    pergelangan tangan. Pada umumnya pengukuran dengan QCTjarang dianjurkan karena

    sangat mahal, menggunakan radiasi dengan dosis tinggi, dan kurang akurat

    dibandingkan denganDEXA, PDEXA,atauDPA.

    2.6Pengertian Senam Osteoporosis

    Menurut KBBI, senam ialah gerak badan dengan gerakan tertentu, seperti menggeliat,

    menggerakkan, dan meregangkan anggota badan; gimnastik

    Senam osteoporosis merupakan gerakan yang digunakan untuk latihan fisik guna

    kesehatan tulang dengan adanya pembebanan gerakan yang dinamis dan ritmis serta adanya

    latihan daya tahan yang berbentuk aerobik low impact.

    2.7Hubungan Senam dan Kepadatan Tulang

    Ada empat konsep tentang latihan fisik dan tulang adalah sebagai berikut.

    2.7.1.Beban mekanik melalui latihan fisik mempunyai pengaruh positif pada kepadatan

    mineral tulang. Penelitian cross sectionalpada atlet berlatih teratur dalam aktivitas fisik

    dengan pembebanan (weigh bearing) atau angkat beban (weigh lifting) juga mempunyai

    densitas mineral tulang 40% lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang tidak

    berlatih. Apabila latihan ini diterapkan pada wanita pasca menopause, efek intervensi

    latihan fisik lebih sedikit dengan perubahan 3-8% setelah penelitian 1-3 tahun.

    2.7.2.Kekurangan latihan fisik mempunyai pengaruh negatif terhadap kepadatan mineral

    tulang. Beban mekanik yang hilang dapat menyebabkan kehilangan massa tulang. Hal

    ini telah dibuktikan pada enelitian mengenai imobilisasi yang berlangsung lama,

    keadaan tanpa

    beban/bebas dari gravitasi bumi (weightlessness), dan istirahat baring yang lama.

    Kecepatan hilangnya massa tulang terutama disebebkan peningkatan resorpsi tidak

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    13/21

    10

    diikuti pembentukan tulang. Kecepatan berkisar 1-2% per minggu pada istirahat baring

    lama atau astronot dan 1-2% per tahun pada wanita sesudah menopause.

    2.7.3.

    Masa tulang dipertahankan ada tingkat yang tepat sesuai dengan kemampuan susunan

    tulang terhadap beban fungsional. Pembebanan mekanik terhadap tulang selama latihan

    fisik dengan pembebanan menimbulkanstrainatau perubahan bentuk tulang. Strainini

    menjadi stimulus osteogenik apabila lebih besar dari optimal strainuntuk daerah

    tersebut.Dalam keadaan seperti ini akan menimbulkan peningkatan densitas tulang.

    Untuk

    mengurangi strain yang timbul, mengikuti prinsip overload perubahan yang terjadi

    adalah berdasarkan beban dinamik berulang terbesar yang diterima oleh tulang sehari-

    hari. Densitas tulang cukup secara fungsional hanya dipertahankan sebagai akibat

    dari rangsangan pembebanan berulang, baik berupa berat badan, gravitasi bumi, atau

    beban tambahan dari luar.

    2.7.4.Pengaruh positif latihan fisik terhadap tulang dapat dikurangi oleh keadaan lingkungan

    termasuk keadaan hormon dan gizi. Penurunan densitas mineral tulang pada atlet

    pramenopause yang mengalami gangguan haid (amenore) menunjukkan bahwa latihan

    fisik saja tidak dapat menggantikan secara penuh kekurangan estrogennya. Penelitian

    menunjukkan bahwa dalam keadaan kekurangan kalsium, rangsangan tulang dengan

    pembebanan hanya mengatasi sebagian dari penurunan kehilangan densitas tulang

    dan tidak menimbulkan peningkatan.

    2.7.5.

    Penelitian telah dilaksanakan baik secara cross- sectional atau longitudinal pada

    berbagai kelompok umur laki-laki dan wanita. Imobilisasi terbukti menyebabkan

    peningkatan pengeluaran kalsium melalui air seni akibat peningkatan aktivitas

    osteoklas serta penurunan rangsangan osteoblas untuk pembentukan tulang. Penurunan

    massa tulang mencapai 1% per minggu terutama mempengaruhi tulang penyangga

    berat badan.

    2.8Manfaat dan Tujuan Senam Osteoporosis

    Senam osteoporosis mempunyai manfaat untuk kesehatan tulang para pesenam,

    membuat badan lebih bugar serta sehat dan bagi para pesenam yang telah berusia dewasa

    serta telah lanjut usia baik laki-laki ataupun perempuan dapat mempertahan massa tulang.

    Tujuan utama dalam melakukan senam ini sebenarnya adalah untuk mengurangi atau

    melakukan pencegahan terhadap pengeroposan tulang. Senam Osteoporosis memberikan

    stimulus terjadinya regenerasi massa tulang sehingga bisa mencegah penurunan nilai massa

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    14/21

    11

    tulang. Regenerasi massa tulang akan berlangsung jika ada stimulus berupa tarikan otot

    maupun tekanan dari berat badan. Senam Osteoporosis akan memberikan stimulus benar pada

    tubuh sehingga regenerasi massa tulang akan berlangsung dengan baik.

    2.9

    Ketentuan Latihan Fisik Senam OsteoporosisBeberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan fisik sebagai berikut.

    2.9.1Latihan harus bersifat menumpu berat badan. Beban berat badan terhadap tulang

    penyangga merupakan rangsangan terhadap sel-sel tulang yang bersifat sebagai piezo

    elektrik. Rangsangan mekani tersebut menimbulkan potensial listrik yang berpengaruh

    terhadap metabolisme tulang, termasuk kalsium. Kadar kalsium akan terkontrol

    sehingga proses osteoporosis dapat dihambat.

    2.9.2Latihan harus dinamis dan melibatkan banyak otot. Kontraksi otot yang dinamis dan

    melibatkan banyak otot akan meningkatkan volume sekuncup jantung. Kontraksi otot

    yang dinamis memberikan pemompaan terhadap kembalinya darah vena ke jantung,

    selanjutnya akan meningkatkan volume sekuncup untuk memenuhi kebutuhan volume

    curah jantung (cardiac output), denyut jantung tidak perlu meningkat tajam. Keadaan

    ini lebih aman bagi jantung. Aktivitas berjalan, bersepeda, dan berenang termasuk

    contoh latihan yang baik.

    2.9.3

    Latihan harus rutin. Penelitian menunjukkan bahwa apabila otot bekerja secara aktif,

    progresif, rutin, dan teratur maka akan memelihara atau meningkatkan kepadatan tulang

    yang dilekati otot tersebut. Kontraksi otot memberikan rangsangan mekanis pada

    bagian tulang yang dilekati otot tersebut. Rangsangan mekanik tersebut merangsang

    metabolisme tulang sehingga kadar kalsium tulang terpelihara dan osteoporosis

    terhambat. Senam osteoporosis ini memang sebaiknya dilakukan secara teratur dengan

    frekuensi 3-5 kali dalam seminggu. Setiap latihan diperlukan waktu 20-60 menit.

    Sebaiknya pada awalnya senam ini dilakukan dengan intensitas rendah kemudia untuk

    senam selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan para peserta.

    2.9.4

    Latihan harus bersifat aerobik. Keuntungan latihan aerobik antara lain volume ruangan

    jantung dapat dipertahankan, bahkan dapat meningkat sehingga volume sekuncup

    meningkat. Dengan demikian, denyut jantung tidak meningkat tajam saat beraktivitas.

    Dalam melakukan senam ini, tentunya setiap orang memiliki intensitas yang berbeda

    semua ini tergantung pada kondisi peserta sendiri. Untuk itu dapat dikatakan bahwa senam ini

    bersifat individual. Untuk mengatahui seberapa sering kita harus melakukan senam,

    sebaiknya berkonsultasi pada ahlinya atau pada dokter yang memang menangani

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    15/21

    12

    permasalahan osteoporosis. Dengan berkonsultasi maka dapat mengetahui berat ringannya

    osteoporosis yang derita, status kesehatan dan tentunya tingkat kebugaran pada tubuh. Ketiga

    hal ini lah yang menjadikan perbedaan seberapa intensitasnya seseorang harus melakukan

    senam ini

    Idealnya pencegahan osteoporosis dimulai sejak remaja. Umumnya, pasokan kalsium

    pada usia tersebut merupakan halangan berat bagi pembentukan kepadatan tulang yang baik.

    Apabila wanita mencapai umur 20-an tahun, kemampuannya untuk membentuk tulang

    berkembang dan ketika mereka berumur 30 tahun mereka mulai kehilangan tulang. Latihan

    pada umur tersebut akan mempertahankan kerangka yang baik.

    2.10Gerakan Senam Osteoporosis

    Di dalam pra latihan kita akan diperiksa terlebih dahulu mengenai riwayat penyakit dan

    cidera, tingkat aktifitas fisik, kekuatan dan keseimbangan otot serta tes karadiovaskuler.

    Selain itu juga diadakan tes mengenai tekanan darah. Hal ini dikarenakan jika ada

    peserta yang mengidap atau terserang tekanan darah tinggi maka akan ada bagian gerakan

    tertentu yang para peserta tidak harus melakukannya serta tidak diperkenankan untuk

    menggunakan alat. Senam Osteoporosis dibagi dalam dua jenis yaitu

    2.10.1Senam pencegahan osteoporosis bagi yang tulang-tulangnya belum keropos atau yang

    T-scorenya normal dan kategori osteopeni.

    1)

    Salam pembuka

    Berdiri dalam posisi yang baik, kedua kaki sating mendekat, lengan atas kesamping

    badan, telapak tangan saling menekan.

    a)

    Jalan ditempat 2x8

    b)Tekukan kepala 2x8

    c)

    Gerakan bahu 2x8

    d)

    Gerakan siku dan lengan bawah ke depan, belakang, kiri, kanan, atas, dan bawah 2x8

    e)Gerakan kaki dan tangan langkah tunggal kesamping bergantian lengan bawah diayun

    kedepan dan kesamping

    f) Gerakan pinggul dan pergelangan tangan

    g)Gerakan lutut dan otot biceps serta jari-jari

    2)Latihan peregangan

    a)

    Jalan ditempat dengan meluruskan lengan atas 3x8

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    16/21

    13

    b)Jalan ditempat dengan lengan bawah ke samping dan di tekuk 2x8

    c) Jalan ditempat lengan atas diluruskan dengan badan diliukkan sedikit kekanan dan ke

    kiri

    d)Kaki kanan dibuka ke samping

    e)Kedua kaki pada posisi terbuka

    f)

    Lutut kanan ditekuk lengan keatas

    g)Lutut kanan ditekuk lengan atas direntangkan

    h)Peregangan otot betis dengan kaki ke depan salah satu

    i) Ambil napas dari hidung lepas dari mulut

    3)Latihan inti I

    a)Gerakan sisipan jalan ditempat dengan kedua lengan atas digerakan

    b)

    Langkah tunggal jari tangan mengepal dan langkah ganda

    c)Melangkah kedepan 4 langkah dan mundur 4 langkah

    d)Gerakan tumit kedepan bergantian dan tumit kesamping disertai gerakan lengan bawah

    e)

    Dua langkah diagonal 4 langkah dan mundur 4 langkah

    4)Latihan inti II

    a)Gerakan sisipan badan tegak bahu diputar ke belakang dan ke depan

    b)

    Gerakan lengan bawah bergantian ditekuk perkenaan otot biceps 2x8

    c)

    Gerakan mengguatkan otot triceps

    d)Gerakan menghadap ke depan dengan kaki terbuka

    5)

    Latihan pendinginan dengan mengulang gerakan pemanasan dan akhiri dengan pernapasan

    2.10.2 Kelas terapi osteoporosis bagi pasien sudah mengalami pengeroposan tulang

    1)Latihan pemanasan (duduk)

    a)

    Kedua lengan bawah ke atas bawah

    b)Tekuk kepala atas bawah

    c)

    Gelengkan kepala bergantian

    d)

    Gerakan bahu

    e) Tarik kedua lengan bawah ke arah belakang

    f) Angkat kedua lengan bawah, gerakan buka tutup

    g)Angkat kedua lengan bawah, tekuk, putar badan

    h)Putar badan lalu angkat kedua lengan bawah letakkan diatas bahu

    i) Julurkan kaki kiri dan kanan seiring dengan lengan bawah

    j)

    Julurkan kaki kiri dan kanan kedepan dan belakang bergantian dan seiring dengan

    lengan bawah

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    17/21

    14

    2)Latihan peregangan (duduk)

    a) Julurkan salah satu kaki, tarik telapak tangan, kepala menoleh kesamping

    b)

    Julurkan salah satu kaki, tarik punggung tangan, kepala menoleh kesamping

    c) Tarik lengan bawah kebelakang, ke atas dan kesamping

    d)Tekuk salah satu kaki, lengan bawah dibawah lutut

    e)

    Tekuk kaki kesamping dan tahan

    f) Silangkan kaki dan kesampingkan badan beralawan arah

    g)Julurkan kaki tekuk badan bertumpu pada kaki yang tidak dijulurkan

    h)Ulangi langkah d-g

    i) Angkat lengan naik turunkan menyamping

    3)Latihan inti (berdiri)

    a)

    Jalan ditempat

    b)Berjalan ke kiri kanan

    c)Naik turunkan lengan bawah ke depan belakang bergantian

    d)

    Lengan bawah dipinggang, jalan maju mundur

    e)Naik turunkan lengan bawah ke depan sambil jalan maju mundur

    f)Naik turunkan lengan atas ke depan sambil jalan kiri kanan

    4)

    Latihan keseimbangan(berdiri)

    a)

    Julurkan salah satu lengan bawah dan kaki kesamping lalu kedepan

    b)Naik turunkan lengan atas

    c)

    Berpegangan dikursi, julurkan kaki kesamping, menyilang, dan kebelakang bergantian

    d)Silangkan kedua lengan bawah di dada lalu membungkuk sambil tekuk kedua lutut

    5)Latihan aerobik (duduk)

    a)

    Lari di tempat, memutar lengan bawah, dan menepuk telapak tangan

    b)Luruskan salah satu lengan bawah dan kaki, lalu berlawanan arah. Langkukan berulang

    c)

    Luruskan kedua lengan bawah dan julurkan salah satu kaki

    d)

    Ulangi langkah a-c

    e) Menggerakan kedua kaki, tarik lengan atas kebelakang dan tekuk lengan bawah, ulangi

    ke arah atas

    f) Menggerakan kedua kaki, tarik dan pertemukan kedua lengan bawah

    g)Naik- turunkan lengan bawah dan kaki berlawanan

    h)Kedua lengan bawah naikkan dan luruskan salah satu kaki

    i)

    Tekuk lengan bawah sejajar badan, naikkan salah satu kaki, putar badan ke kiri ke

    kanan

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    18/21

    15

    j)Naik turunkan lengan atas sambil menggerakkan kedua kaki

    6)Latihan tongkat (duduk)

    a)

    Mengangkat kedua lengan atas sambil memegang sebuah tongkat dan menganyunkan

    ke kiri ke kanan

    b)Tekuk kedua lengan bawah sambil memegang sebuah tongkat, putarkan badan ke kiri

    kanan

    c) Luruskan lengan bawah (tetap pegang tongkat), naik turunkan

    d)Naik turunkan tangan di samping

    e) Angkat kedua lengan bawah, kaitkan dan tarik telapak tangan ayunkan ke kiri ke kanan

    f) Angkat kedua lengan bawah ke belakang kepala

    g)Luruskan salah satu lengan bawah ke samping, tahan dengan tangan satunya, tekuk

    kepala ke arah berlawanan

    h)Tarik kedua lengan bawah ke belakang lalu ke depan

    i)Naik turunkan tangan ke samping

    7)

    Latihan pendinginan (tidur)

    a) Tekuk salah satu kaki tekan ke samping berlawanan dengan arah tubuh, lakukan

    bergantian

    b)

    Tekuk kedua kaki

    c)

    Tarik salah satu kaki bawah bergantian

    d)Putar badan dan tekuk kaki ke arah berlawanan

    e)

    Luruskan kaki, naik turunkan lengan bawah, tarik dan hembuskan napas

    f) Berdiri dan salam

    2.11Pendamping Senam Osteoporosis

    Kebutuhan kalsium tiap orang sangat dipengaruhi oleh faktor usia:

    2.11.1Usia 0-6 bln membutuhkan kalsium 210 mg/hari

    2.11.2

    Usia 6-12 bln membutuhkan kalsium 270 mg/hari

    2.11.3

    Usia 1-3 tahun membutuhkan kalsium 500 m/hari

    2.11.4Usia 4-8 tahun membutuhkan kalsium 800 mg/hari

    2.11.5Usia 9-18 tahun membutuhkan kalsium 1300 mg/hari

    2.11.6Usia 19-50 tahun membutuhkan kalsium 1000 mg/hari

    2.11.7Usia lebih dari 51 tahun membutuhkan kalsium 1200 mg/hari

    Khusus wanita hamil lebih banyak membutuhkan kalsium sebesar 1500mg/hari.

    Makanan yang sebaiknya dikonsumsi:

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    19/21

    16

    2.11.1 Susu dan produknya, seperti yogurt, atau susu skim, adalah konsumsi adalah sangat

    baik untuk penderita penyakit osteoporosis dan baik pula dikonsumsi untuk mencegah

    timbulnya penyakit keropos tulang ini. Hal ini karena dalam beberapa makanan

    tersebut mengandung kalsium dan protein yang memperluat dan menyehatkan tulang

    2.11.2 Kacang-kacangan terutama kacang almond dan pistachio yang merupakan sumber

    kalsium terbaik. Kacang-kacangan sangat baik dikonsumsi untuk mencegah

    timbulnya penyakit osteoporosis, karena mengandung magnesium, mangan, dan

    fosfor yang mampu memberi nutrisi untuk memenuhi kecukupan gizi yang

    dibutuhkan. Sehingga tulang menjadi kuat dan tidak mudah keropos.

    2.11.3 Sayuran diantaranya brokoli, kembang kol, dan bit. Sebaiknya anda memasukan

    beberapa jenis sayuran tersebut ke dalam menu makanan sehari-hari anda.

    2.11.4

    Ragi setidaknya memiliki 330-350 mg kalsium setiap 100 gram berat keringnya

    2.11.5 Kurma memiliki kandungan kalsium dna magnesium yang meningkatkan kepadatan

    tulang tubuh.

    2.11.6

    Buah-buahan mencegah penyakit osteoporosis adalah jambu, jeruk, strawberri dan

    nanas. Buah-buahan tersebut memiliki kandungan vitamin C mampu memperkuat

    tulang. Selain beberapa jenis buah-buahan tersebut, jangan lupa bahwa apel dan

    pisang juga merupakan sumber nutrisi yang baik untuk mengatasi penyakit

    osteoporosis.

    2.11.7 Telur mengandung protein dan vitamin D alami

    2.11.8

    Omega-3 dalam beberapa makanan seperti biji labu, bij rami, atau minyak ikan.

    Selain sangat efektif untuk penyembuhan osteoporosis, omega-3 ini juga sangat

    berguna untuk mengatasi penyakit rematik dan nyeri sendi.

    2.11.9

    Ikan terutama yang berminyak (oily fish), seperti ikan salmon, dan ikan tuna yang

    kaya akan kalsium dan mineral lainnya

    2.11.10

    Makanan berkalisum lain, seperti jus jeruk, minuman yang terbuat dari kedelai,

    produk tahu, dan juga tajin. Semuanya adalah sumber kalsium terbaik untuk melawan

    penyakit osteoporosis.

    Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit. Waktu yang paling baik adalah

    pagi sebelum jam 09.00 WIB atau sore sesudah jam 16.00 WIB. Sinar matahari terutama

    UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam

    pembentukan massa tulang

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    20/21

    17

    BAB III

    KESIMPULAN

    3.1

    Kesimpulan

    Osteoporosis merupakan suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya

    kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan juga resiko

    patah tulang (WHO, International consensus development conference, Roma 1992). Faktor

    resiko osteoporosis meliputi usia, herediter, kurang aktivitas, nutrisi, endokrin, penggunaan

    kortikosteroid, kurang sinar matahari, penyakit, merokok, dan alkohol. Jika kepadatan tulang

    sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang

    dan kelainan bentuk. Klasifikasi osteoporosis meliputi osteoporosis primer (osteoporosis post

    menopause dan osteoporosis sinelis), osteoporosis sekunder dan osteoporosis idiopatikSenam osteoporosis merupakan gerakan yang digunakan untuk latihan fisik guna kesehatan

    tulang dengan adanya pembebanan gerakan yang dinamis dan ritmis serta adanya latihan

    daya tahan berbentuk aerobik low impact.

    Masa tulang dipertahankan ada tingkat yang tepat sesuai dengan kemampuan susunan

    tulang terhadap beban fungsional. Pengaruh positif latihan fisik terhadap tulang dapat

    dikurangi oleh keadaan lingkungan termasuk keadaan hormon dan gizi. Senam osteoporosis

    mempunyai manfaat untuk kesehatan tulang para pesenam, membuat badan lebih bugar serta

    sehat dan bagi para pesenam yang telah berusia dewasa serta telah lanjut usia baik laki-laki

    ataupun perempuan dapat mempertahan massa tulang. Tujuan utama dalam melakukan senam

    ini sebenarnya adalah untuk mengurangi atau melakukan pencegahan terhadap pengeroposan

    tulang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan fisik meliputi latihan harus

    bersifat menumpu berat badan, latihan harus dinamis dan melibatkan banyak otot, latihan

    harus rutin, dan latihan harus bersifat aerobik. Senam osteoporosis dibagi dalam dua jenis

    yaitu senam pencegahan dan kelas terapi osteoporosis. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi

    meliputi susu dan produknya, kacang-kacangan terutama kacang almond dan pistachio,

    sayuran, ragi, kurma, buah-buahan, telur, omega-3, ikan terutama yang berminyak (oily fish),

    makanan berkalisum lain ( jus jeruk, minuman yang terbuat dari kedelai, produk tahu, dan

    juga tajin).

    3.2

    Saran

    3.2.1Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam senam osteoporosis.

    3.2.2Bagi pihak kampus lebih bisa meningkatkan dan memperbaiki penyediaan fasilitas

    belajar dan pelayanan pendidikan.

  • 8/10/2019 MAKALAH Senam Osteoprosis

    21/21

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Depkes.KMK No. 1142 ttg Pedoman Pengendalian

    Osteoporosis.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201142%20ttg%20Pedoman%20Pengendalian%20Osteoporosis.pdf

    Kirai, Rahma. 2014.Terapi Modalitas Lansia (Terapi Osteoporosis).

    http://calonurse.blogspot.com/2014/03/terapi-modalitas-lansia-terapi_28.html

    Lugianto, Djebpri. 2013. http://thedjima.blogspot.com/2013/10/olahraga-lansia-latihan-

    untuk.html

    Resep Bunda. 2012. Mengenal Osteoporosis dan Pencegahannya.

    http://www.resepbunda.biz/2012/10/17/mengenal-osteoporosis-pencegahannya/

    Sativa, Oryza.2014. Makanan Sehat untuk Penderita

    Osteoporosis.http://obattradisionalpenyakitamandel.blogspot.com/2014/02/makanan-

    sehat-untuk-penderita-osteoporosis.html

    Undip.Wisnu_W_G2A008196_Lap.KTI.pdf.http://eprints.undip.ac.id/37820/1/Wisnu_W_G2

    A008196_Lap.KTI.pdf