37
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang dan dinegara miskin. Angka kematian ibu di indonesia masih cukup tinggi. salah satu penyebab utama tinggi angka kematian ibu ini adalah pre-eklamsia/eklampsia. Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan ibu tentang kehamilan.. Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan wanita yang berusia diatas usia 35 tahun. Menurut beberapa sumber sekitar 25 – 50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. World Heath Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585 000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia selatan wanita berkemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan / persalinan selama kehidupan, Negara afrika 1 : 14 sedangkan di Amerika Utara 1 : 6,366. Lebih dari 50% kematian di Negara berkembang sebenarnya dapat di cegah dengan tehnologi yang ada serta biaya relatif rendah. Selama kehamilan, tanda-tanda pre-eklampsia ini harus dipantau terlebih pada wanita yang berisiko terjadi pre-eklampsia pada kehamilannya ini. Tanda 1

Makalah Pro II Kel. 5 Preeklampsia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hgffgdcg

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang dan dinegara miskin. Angka kematian ibu di indonesia masih cukup tinggi. salah satu penyebab utama tinggi angka kematian ibu ini adalah pre-eklamsia/eklampsia. Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan ibu tentang kehamilan.. Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan wanita yang berusia diatas usia 35 tahun.Menurut beberapa sumber sekitar 25 50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. World Heath Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585 000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia selatan wanita berkemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan / persalinan selama kehidupan, Negara afrika 1 : 14 sedangkan di Amerika Utara 1 : 6,366. Lebih dari 50% kematian di Negara berkembang sebenarnya dapat di cegah dengan tehnologi yang ada serta biaya relatif rendah.Selama kehamilan, tanda-tanda pre-eklampsia ini harus dipantau terlebih pada wanita yang berisiko terjadi pre-eklampsia pada kehamilannya ini. Tanda khas pre-eklampsia ini adalah tekanan darah tinggi, ditemukan protein dalam urine dan oedema. Adapun gejala-gejala yang juga harus diketahui yaitu kenaikan BB berlebihan, nyeri kepala yang hebat, muntah, gangguan penglihatan. Jika tanda-tanda tersebut terlambat dideteksi maka akan semakin parah dan keadaan paling berat ini akan kejang, pasien yang akan mengalami kehilangan kesadaran, bahkan sampai pada kematian karena kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati dan pendarahan otak. Usia sebagai salah satu faktor predisposisi terjadinya pre-eklampsia dapat menimbulkan kematian maternal. Wanita hamil diatas usia 35 tahun mengakat 3 kali lipat terjadinya pre-eklampsia. Jika tidak terdeteksi secara dini tentu kasus pre-eklampsia ini akan berubah menjadi eklampsia yang harus mempunyai penanganan yang lebih khusus.Untuk mengatasi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu-ibu adalah pelayanan kesehatan prenatal yang baik dan tidak boleh menganggap remeh jika menemukan salah satu tanda dari pre-eklampsia. Jika kasus pre-eklampsia ini menjadi semakin berat dan tidak segera ditangani lamanya akan berakibat buruk kondisi ibu dan janin, bahkan akan berakibatkan kematian ibu dan janin.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari preeklampsia dan eklampsia?2. Bagaimana klasifikasi dari preeklampsia dan eklampsia?3. Bagaimana etiologi dari preeklampsia dan eklampsia?4. Bagaimana patofisiologi dari preeklampsia dan eklampsia?5. Apa saja manifestasi klinis dari preeklampsia dan eklampsia?6. Apa saja komplikasi dari preeklampsia dan eklampsia?7. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia dan eklampsia?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dari preeklampsia dan eklampsia2. Untuk mengetahui klasifikasi dari preeklampsia dan eklampsia3. Untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia dan eklampsia4. Untuk mengetahui patofisiologi dari preeklampsia dan eklampsia5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari preeklampsia dan eklampsia6. Untuk mengetahui komplikasi dari preeklampsia dan eklampsia7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia dan eklampsia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Preeklampsia dan EklampsiaPreeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. Hipertensi biasanya timbul lebih dulu daripada tanda-tanda lain. Umumnya untuk menegakkan diagnostik pre-eklampsia, kenaikan tekanan siskolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Apabila tekanan diastolik naik hingga 15 mmHg atau lebih atau mencapai 90 mmHg atau lebih, Maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan TD dilakukan minimal 2x dengan jarak 6 jam pada keadaan istirahat.Preeklampsia atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil tapi tak terjadi pada wanita yang tidak hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala preeklamsi (hipertensi, edema, proteinuria) (Wirjoatmodjo, 1994: 49).

2.2 Klasifikasi dari Preeklampsia dan EklampsiaPreeklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu ringan dan berat. Preeklampsia dikatakan ringan apabila ditemukan tanda-tanda dibawah ini.1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, atau kenaikan distolik 15 mmHg atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.2. Edema umum, kaki, jari, tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 kg atau lebih per minggu3. Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih per liter, kuantitatif 1 + atau 2+ pada urine kateter /mid stream.Sedangkan preeklampsia dikatakan berat apabila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda dibawah ini.1. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.2. Proteinuria 5 gram atau lebih per liter.3. Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri epigastrium.5. Ada edema paru dan sianosis.. Eklampsia dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Berdasarkan waktu terjadinya, yaitu: a. Eklampsia gravidarumKejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil.b. Eklampsia ParturientumKejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.c. Eklampsia PuerperiumKejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.( Manuaba, 1998: 245) 2. Berdasarkan lamanya, yaitu :a. Stadium invasi (awal atau aurora)Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 menit.

b. Stadium kejang tonikSeluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernapasan ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 menit.c. Stadium kejang klonikSemua otot berkontraksi ulang-ulang waktu yang cepat, mulut terbuka dan tertutup. Keluar ludah berbusa dan lidah dapat digigit, mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.d. Stadium komaLamanya ketidaksadaran ( koma ) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 400 celcius.2.3 Etiologi dari Preeklampsia dan EklampsiaPenyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima menerangkan sebagai berikut.1. Sering terjadi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa.2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan ibu dengan kematian janin dalam uterus.4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.5. Sebab timbul hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah iskemia plasenta. Faktor risiko preeklampsia antara lain sebagai berikut.1. Primigravida, terutama primigravida tua dan primigravida muda.2. Kelompok sosial ekonomi rendah.3. Hipertensi esensial.4. Penyakit ginjal kronis (menahun atau terus menerus).5. DM (diabetes melitus).6. Multipara.7. Polihidramnion.8. Obesitas.9. Riwayat preeklampsia pada kehamilan yang lalu dalam keluarga.2.4 Patofisiologi dari Preeklampsia dan EklampsiaPada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteirola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui satu sel darah merah. Jadi, semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah dengan sendirinya akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi.Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, ada yang mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam. Proteinuria mungkin disebabkan oleh spasme arteirola, sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Mochtar, 1993: 220).

WOCPerubahan Pokok pada Pre-EklamsiaSpasmus Pembuluh DarahPenimbunan Cairan Berlebihanpada Ruang Interstisial[Perubahan pada Plasenta dan UterusPerubahan pada GinjalPerubahan pada RetinaMetabolisme Air dan Elektrolit Spasmus yang Hebat pada Arteriola GlomelurusSpasmus ArteriolaDiseluruh TubuhLumen Arteriola KecilHanya dilalui 1 sel Darah MerahKenaikanTahanan PeriferPeningkatan TDRetensi Air Dan GaramKenaikan BBEdemaMenurunnya aliran darahKe PlasentaGangguan FungsiPlasentaKenaikan TonusUterusPerangsangan seringPartusPrematuritas Masalah Keperawatan : Perubahan perfusi jaringan utero plasentaAliran darah ke ginjal menurunFiltrasi Glomelurus menurunProteinuriaRetensi Air dan GaramDiuresis turunOliguriaSpasmus arteriEdema Retina Masalah Keperawatan: Gangguan PenglihatanHemo-konsentasiPergeseran Cairan dari Ruang intravaskuler ke ruang intestisialWaktu peredaran darah tepi lamaKenaikan hemotokritKehilangan proteinplasmaEdemaMasalah Keperawatan :Kekurangan Volume CairanVolume DarahmengurangHipoksiaGenetik, pengaruh paternal, kehamilan pertama, keguguran, kehamilan ganda, obesitas, kondisi dasar maternal yang meningkatkan resiko (hipertensi kronis, penyakit ginjal, diabetes gestasional, pre-eklamsia sebelumnya) Masalah Keperawatan : Kelebihan volume cairanMasalah Keperawatan : Resti cidera terhadap ibu

2.5 Manifestasi Klinis dari Preeklampsia dan EklampsiaGambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang kadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dahulu. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeclampsia ialah edema, hipertensi dan terakhir proteinuria. Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan preeklampsia. Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut. Sedangkan eklampsia kasus akut pada penderita preeclampsia yang disertai kejang dan koma, sama halnya dengan preeclampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan postpartum. Eklampsia postpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.Dua gejala yang sangat penting diatas pada preklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak di sadari oleh wanita hamil, penyebab dari kedua masalah diatas adalah sebagai berikut.1) Tekanan darah Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada preeklampsia. Tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih andal dibandingkan dengan tekanan sistolik. Tekanan sistolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi terus-menerus menunjukkan kedaan abnormal.2) Kenaikan berat badanPeningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan preklampsia dan bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan merupakan tanda pertama preklampsia pada sebagian wanita. Peningkatan BB normal adalah 0,5 Kg perminggu. Bila 1 Kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya preklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat badan terutama di sebabkan kerena retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.3) ProteinuriaPada preklampsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat di temukan dan dapat di capai 10 g/dL. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi dan kenaikan BB yang berlebihanGejala-gejala subjektif yang dirasakan pada preklampsia adalah sebagai berikut:1. Nyeri kepalaJarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi pada kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, serta tidak sembuh dengan pemberian analgetik biasa.2. Nyeri epigastriumMerupakan keluhan yang sering ditemukan pada preklampsia berat. Keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat edama atau pendarahan.3. Gangguan penglihatanKeluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasies arterial, iskemia, dan edema rutina dan pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh ablasio retina, pada preklampsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif ( Cuningham, 1995:767 ).2.6 Komplikasi dari Preeklampsia dan Eklampsia1) Komplikasi preeklampsia :Bergantung pada derajat preeklamsia yang dialami. Namun, yang termasuk komplikasi antara lain sebagai berikut :a. Pada ibu1. Eklamsia2. Solusio plasenta3. Perdarahan subkapsula hepar4. Kelainan pembekuan darah (DIC)5. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count).6. Ablasio retina7. Gagal jantung hingga syok dan kematian.b. Pada janin1. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus2. Prematur3. Asfiksia neonatorum4. Kematian dalam uterus5. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.2) Komplikasi eklampsia :Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah :1. Lidah tergigit2. Terjadi perlukaan dan fraktur3. Gangguan pernafasan4. Perdarahan otak5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan

BAB IIIASUHAN KEPERAWATANPADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA3.1 Pengkajian1. Identitas Umum IbuPada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.2. Keluhan UtamaPasien dengan preeklampsia pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.3. Riwayat Keperawatana. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal. Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium. Gangguan virus: penglihatan kabur, skotoma, dan diplopia. Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan. Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, refleks tinggi, dan tidak tenang. Edema pada ekstremitas. Tengkuk terasa berat. Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.b. Riwayat Kesehatan Dulu Kemungkian ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil. Kemungkian ibu mempunyai riwayat preeklampsia pada kehamilan terdahulu. Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas. Ibu mungkin pernah mengalami penyakit ginjal kronis.

c. Riwayat Kesehatan KeluargaKemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.d. Riwayat PerkawinanBiasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas 35 tahun.e. Riwayat PsikososialBiasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keaadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan.f. Riwayat MaternalKehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan UmumPasien dengan preeklampsia biasanya dalam kondisi lemahb. Kesadaran Composmentis (GCS 4,5,6)c. TTV Tekanan darah: meningkat Nadi: meningkat atau menurun RR : 60 ul. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-45 u/ml). Serum glutamat oxaloacetic transaminase (SGOT) meningkat (N= < 31 u/ml). Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl).4) Tes kimia darah.Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl).b. Radiologi1) Ultrasonografi Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus. Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.2) Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin bayi lemah. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak USG : untuk mengetahui keadaan janin NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

3.2 Analisa DataNS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)1. Kelebihan volume cairan2. Penurunan curah jantung3. Ansietas

DEFINITION:1. Peningkatan retensi cairan isotonik2. Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh3. Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) ; perasan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hali ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak mengahadapi ancaman

DEFINING CHARACTERISTICSDx 1 Ansietas Perubahan tekanan darah Perubahan pola pernafasan Penurunan hemoglobin Dispneu Edema Oliguria Perubahan berat jenis urine Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkatDx 2 Takikardia Edema Peningkatan berat badan Dispneu Oliguria AnsietasDx 3 Anoreksia Peningkatan tekanan darah Peningkatan denyut nadi Kesulitan bernafas Lemah Nyeri abdomen Mual

RELATED FACTORS: Gangguan mekanisme regulasi Kelebihan asupan cairan Kelebihan asupan natrium Perubahan afterload Perubahan kontarktilitas Perubahan frekuensi jantung Perubahan preload Perubahan irama Perubahan volume sekuncup Perubahan dalam: Status ekonomi Lingkungan Status kesehatan Pola interaksi Fungsi peran Status peran Pemajanan toksin Terkait keluarga Herediter Infeksi/kontaminasi interpersonal Penularan penyakit interpersonal Krisis maturasi Krisis situasional Stres Penylahgunaan obat Ancaman kematian Ancaman pada: Status ekonomi Lingkungan Status kesehatan Pola interaksi Fungsi peran Status peran Konsep diri Konsep diri Konflik yang tidak disadari menegnai tujuan penting hidup Konflik yang tidak disadari menegnai nilai yang esensial/penting Kebutuhan yang tidak dipenuhi

3.3 IntervensiNOCNIC

OUTCOMEINDIKATORINTERVENSIAKTIVITAS

Dx 1Fluid balance (0601)Def: Water balance in the intracellular and extracellular compartments of the body Blood pressure : 4 24-our intake and output balance : 4 Stable body weight : 4 Hematocrit : 5Manajemen hipervolemiaDef :Menurunkan volume cairan ekstraseluler dan atau cairan intaseluler dan mencegah komplikasi pada pasien yang mengalami kelebihan cairan1. Timbang berat badan setiap hari dan amati kecenderungannya 2. Monitor pola respirasi terhadap gejala kesukaran bernapas (misalnya, sesak napas, tachipnea, dan naps pendek)3. Monitor intake dan output4. Monitor perubahan pada edema perifer5. Monitor hasil laboratorium yang relevan terhadap adanya retensi cairan (misalnya peningkatan berat jenis, peningkatan ureum, penurunan hematokrit, dan peningkatan osmolalitas urine)6. Tentukan laju tetesan infus secara tepat7. Ajarkan pasien rasional penggunaan diuretik8. Berikan diet yang tepat sesuai indikasi

Dx 2Fluid overload severity (0603)Def:Severity of excess fluids in the intracellular and extracellular compartments Lethargy : 5 Headache : 4 Increased blood pressure : 4 Weight gain : 4 Decreased urine output : 4Pengaturan hemodinamikDef:Optimalisasi dari denyut nadi, beban awal, beban akhir, dan kontraktilitas1. Kenali perubahan tekanan darah2. Auskultasi bunyi jantung3. Monitor dan dokumentasi denyut jantung irama dan nadi4. Atur posisi pasien dalam posisi trendelenrbug5. Monitor edema perifer, distensi vena jugularis, dan bunyi jantung S3 dan S46. Pertahankan keseimbangan cairan dengan memberikan cairan IV atau diuretik7. Monitor masukan atau keluaran haluaran urine dan berat badan pasien

Dx 3Anxiety self-control (1402)Def:Personal actions to eliminate to reduce feelings of apprehension, tension or uneasiness from an unidentifiable source Monitors intensity of anxiety : 5 Decerases environmental stimuli whwn anxious : 5 Seeks information to reduce anxiety : 5 Use relaxation techniques to reduce anxiety : 5Teknik ketenangan Def:Mengurangi kecemasan pasien terhadap pengalaman akut yang menyulitkan/ berbahaya1. Pertahankan kontak mata dengan pasien2. Sediakan waktu istirahat dalam ruangan dengan tepat 3. Pertahankan ketengan, sikap hati-hati4. Duduk dan bicara dengan pasien5. Dorong menarik nafas dalam dan pelan untuk maksud tertentu6. Kurangi atau eliminasi rangsangan yang menimbulkan rasa takut atau cemas7. Berikan obat anti kecemasan jika dibutuhkan8. Instruksikan pasien pada metode untuk mengurangi kecemasan dengan tepat

BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan Pre-eklampsia berat merupakan suatu kelanjutan dari pre-eklampsia ringan dimana terjadinya kenaikan tekanan darah 160/110 mmHg, proteinuria 5 gram/lebih dalam 24 jam (+3 atau +4), oliguria, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan. Dalam keadaan PEB, jika tidak ditangani dengan segera maka pasien akan mengalami kejang/sudah dalam tahap eklampsia.Banyak pesien yang berpotensi dalam PEB ini antara lain : faktor genetik (keturunan/riwayat keluarga hipertensi), kehamilan ganda, obesitas, DM, dan faktor prodisposisi. Ibu pekerja keras dan perokok.Untuk mencegah agar pre-eklampsia ini tidak menjadi berat atau bahkan menjadi eklampsia, perlu dipantau dalam setiap kunjungan ulang antenatal yaitu pertambahan BB yang meningkat terlalu jauh perminggu, tekanan darah dan proteinuria.4.2 Saran Diharapkan pada tenaga kesehatan untuk menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mengetahui gejala awal dan penyimpangan yang terjadi dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat. Tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan pada ibu ibu hamil tentang KB supaya mereka bisa mengatur kehamilannya dan meningkatkan kondisi kesehatannya, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan penyulit kehamilan dan persalinan. Jika tenaga kesehatan menemui kasus ibu hamil / ibu antepartum dengan PEB segera rujuk ke RS.

1