Upload
telnetcom
View
15
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang
diberikan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Yang pertama, terimakasih
penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis atas do’a dan dukungannya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Serta tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan
di program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, atas segala
dukungannya kepada penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis sadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Malang, 2015
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan
keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat
diperlukan peserta didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Kita
ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan
proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan
keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan
pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat
mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya.
Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena perkembangan
dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun, sebagian
pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan kognitif
anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah perkembangan kognitif anak.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta
didik, diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian
maupun tahap-tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan kognitif ?
2. Bagaimana proses perkembangan kognitif peserta didik ?
3. Apa saja karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya?
4. Masalah apa yang berkaitan dengan perkembangan kognitif peserta didik dan
bagaimana solusinya ?
2
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan kognitif peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3. Mengetahui karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-
tahapnya.
4. Mengetahui masalah seputar karakteristik perkembangan kognitif peserta didik
dan solusinya.
1.4. Manfaat
1. Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena
dengan adanya penyusunan makalah mengenai perkembangan kognitif peserta
didik, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan
kognitif.
2. Bagi pembaca khususnya para peserta didik, makalah ini dapat memberikan
wawasan mengenai perkembangan kognitif dan tahaprt. Dengan adanya makalah
ini peserta didik dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif
yang dimilikinya
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perkembangan Kognitif
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana,
pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik
menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu
melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan
lingkungan.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009).
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif
seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima
pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan
tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar
secara aktif dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda
dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu
konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak.
Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau
dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja
menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas
itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di masyarakat.
4
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami
bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan,
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009).
2.2. Proses Perkembangan Kognitif
Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative
proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan
yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai
dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari
bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun),
tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7
sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas), dalam
buku karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari
berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan
fisik (Desmita, 2009).
5
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih
mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis
tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak
dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang
konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistik.
2.3. Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Masa kanak-kanak awal
Jean Piaget menanamkan masa kanak-kanak awal. Dari sekitar usia 2
sampai 7 tahun, sebagai tahap praoperasional, karena anak-anak belum siap untuk
terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis.
Karakteristik perkembangan dalam tahap kedua adalah perluasan penggunaan
pemikiran simbolis, atau kemampuan representional, yang pertama kali muncul
pada akhir tahap sensorimotor. Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6
tahun adalah anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka,
yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan
sehingga tidak terhambat perkembangannya. Anak taman kanak-kanak adalah
anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok
individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Proses pendidikan bagi
anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak.
2. Masa Kanak-kanak Akhir
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas
6
mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Masa ini
berlangsung padamasa kanak-kanak akhir. Dalam upaya memahami alam
sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa
yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam keadaan normal,
pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada
periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris,
maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih
konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak
benar-benar berada pada stadium belajar.
3. Masa Remaja
· Pengertian perkembangan kognitif remaja
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja
tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses
informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka
juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan
diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Perkembangan kognitif remaja mencapai tahap operasional formal yang
memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja
mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan
7
untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa
remaja adalah awal dari tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat
dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi.
Tahap ini terjadi di semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman
mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis itu yang menunjukkan
bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi
dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
2.4. Masalah Perkembangan Kognitif Peserta Didik
a. Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja, pemahamannya
hanya satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajar membaca.
Solusi: Membaca diikuti kata-kata bergambar agar menari anak untuk membaca.
b. Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di SD saat ini umumnya menggunakan
sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi bacaan berdasarkan
kecepatan rata-rata memahami isi buku atau siswa merasa bahwa pembelajaran
membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terlalu cepat.
Solusi: Guru mengefektifkan pembelajaran membaca interpretatif dengan
mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok dengan memahami isi bacaan &
sharing.
c. Masa Remaja
Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/SMA lebih ke kurang
memahami isi bacaan.
Solusi: Seharusnya dengan membaca pemahaman secara serius
2.5. Teori Piaget
Teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget,
seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan
banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangandan berpengaruh
terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan
untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis
8
dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya skemata tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh
cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini
digolongkan ke dalamkonstruktivisme. Teori ini berpendapat bahwa kita
membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan
sendirinya terhadap lingkungan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif) diakses 17 Maret
2012.
Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Trianto, 2007). Piaget
membenarkan bahwa anak-anak memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus
berusaha memahami dunia di sekitarnya. Keingin tahuan anak terhadap
lingkungan yang dialaminya, ia berusaha mengkontruksikan secara aktif
refresentasi-refresentasi dibenaknya tentang lingkungan yang dia alami (Yamin,
2011). Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu
bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran
itu menjadi lebih logis.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan
yang cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada
anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus mengetahui proses
perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada
karakteristik perkembangan peserta didik, pengajar dan orang tua dapat
mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan
usia mereka masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua dapat menerapkan
ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan kognitif anak,
setidaknya kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus
memahami tentang perkembangan kognitif dan tahap-tahap karakteristik
perkembangan kognitif agar kita mampu mengetahui perkembangan kemampuan
kognitif masing-masing anak.
3.2. Saran
1. Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut
berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan kognitif.
2. Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk
mengawasi perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesuai
karakteristik perkembangan kognitif anak.
10
Daftar Pustaka
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik).
Bandung: CV Pustaka Setia.
E. Papalia, Dian.,dkk. 200. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi
Kesembilan. Jakarta: Kencana.
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) & ISPI (Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia). 2003. Jurnal Ilmu Pendidikan jilid 10 nomor 3. Madiun:
IKIP PGRI.
Holil, A. 2008. Teori perkembangan kognitif Piaget. (online).
(http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-perkembangan-kognitif-
piaget.html, diakses 2 November 2010).
Arya. 2010. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/03/31/perkembangan-kognitif-pada-
anak/, diakses 2 November 2010).
Joesafira. 2010. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/perkembangan-kognitif-pada-
anak.html, diakses 2 November 2010).
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://www.doctoc.com/docs/20992333/perkembangankognitif-padaanak, diakses
4 November 2010).
11