41
PENGETAHUAN LINGKUNGAN TIPE-TIPE EKOSISTEM YANG ADA DALAM LINGKUP EKOSISTEM MAKALAH OLEH : ARI LINTANG F1051131007 ARRISTA MELTI WULANDARI F1051131006 DEKA MAULIDIANSYAH F1051131028 HERLINDA F1051131032 MUHAMMAD ARJUNA F1051131044 YUNI ASNITA F1051131052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Makalah Pengetahuan Lingkungan Kelompok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Pengetahuan Lingkungan Kelompok 5

Citation preview

PENGETAHUAN LINGKUNGANTIPE-TIPE EKOSISTEM YANG ADA DALAM LINGKUP EKOSISTEM

MAKALAH

OLEH :

ARI LINTANGF1051131007ARRISTA MELTI WULANDARIF1051131006DEKA MAULIDIANSYAHF1051131028HERLINDAF1051131032MUHAMMAD ARJUNAF1051131044YUNI ASNITAF1051131052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2014

ii

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat karunia dan cinta kasih-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.Makalah ini akan membahas tentang tipe-tipe ekosistem yang ada dalam lingkup ekosistem. Adapun isi materi dari pembahasan tersebut meliput definisi ekosistem, hubungan yang terjadi antara faktor biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem, serta tipe-tipe ekosistem.Tugas makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Pada kesempatan ini pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :1. Dosen pengajar (Eko Sri Wahyuni, M.Pd) yang telah memberikan materi mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.2. Serta rekan-rekan kelompok 5 (Lima) yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Besar harapan kami agar para pembaca dan dosen pengajar untuk memberikan masukan berupa kritik dan saran.Demikian makalah ini kami selesaikan dengan sebaik-baiknya, atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

Pontianak, 22 Februari 2014Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIii

BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Masalah 2C. Tujuan 2D. Manfaat 3E. Metode yang Digunakan 4 BAB 2 PEMBAHASANA. Tipe-tipe Ekosistem dan Hubungan antara Faktor Biotik da Abiotik 5B. Ekosistem Darat (Terestrial)5C. Ekosistem Air (Akuatik)14D. Ekosistem Buatan17

BAB 3 PENUTUPA. Kesimpulan20B. Saran22

DAFTAR REFERENSI23

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDefinisi ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan inggris bernama A.G Tanstey pada tahun 1935. Sebelumnya pada akhir tahun 1800 pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit dan cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi. Salah satu pengertian dari ekosistem itu sendiri ialah, ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksud dalam definisi ekosistem tersebut adalah hubungan dengan keanekaragaman spesies. Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut:1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen-komponen ekosistem.2. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).3. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983 ).4. Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993).5. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).6. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983).Ekosistem dapat pula diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri dari mahluk hidup, misalkan ; tumbuhan, hewan, manusia, pengurai dan makhluk hidup lainnya, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda mati, misalnya ; angin, udara, suhu, air, dan sebagainya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tidak hidup, dimana dalam suatu ekosistem terjadi suatu interaksi dalam tempat tertentu sebagai suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem ini dapat terjadi oleh adanya arus materi, energi, dan informasi. Komponen-komponen dalam ekosistem menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut berada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan tersebut sifatnya tidak statis, melainkan dinamis, selalu berubah, dapat besar atau kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia. Misalnya pada kehidupan dalam akuarium, akuarium dapat dianggap sebagai ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir, plankton, mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen kesatuan ekosistem. Adapun pembahasan yang akan digambarkan dalam makalah ini yakni tentang tipe-tipe ekosistem yang ada dalam lingkup ekosistem. Dimana didalamnya akan dijelaskan tentang definisi dari tipe-tipe ekosistem berikut ciri-ciri dan penjelasannya.B. MasalahAdapun batasan-batasan masalah yang dalam makalah ini antara lain meliputi:1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan?2. Bagaimana terbentuknya ekosistem darat buatan (suksesi) dapat terjadi?3. Faktor apa saja yang dapat menentukan terbentuknya ekosistem darat?4. Bagaimana pembagian yang ada pada ekosistem air serta berdasarkan cirinya?5. Mengapa ekosistem buatan dapat terbentuk dan apa tujuan dari pembuatannya?

C. TujuanSecara umum tujuan dari makalah ini adalah sebagai bahan materi dalam pokok pembahasan tentang tipe-tipe ekosistem yang ada dalam lingkup ekosistem. Adapun secara khusus tujuan dari makalah ini antara lain:1. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang yang dimaksud dengan ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan.2. Mahasiswa dapat menjelaskan terbentuknya ekosistem darat buatan (suksesi) yang terjadi.3. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tipe-tipe ekosistem yang ada.4. Mahasiswa dapat menjelaskan pembagian yang ada pada ekosistem air berdasarkan cirinya.5. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan terbentuknya ekosistem buatan dan tujuan pembuatannya.

D. ManfaatDari hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama mahasiswa program studi pendidikan fisika FKIP UNTAN semester genap, dimana dalam penulisan makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa dalam mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.

E. Metode yang DigunakanAdapun metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu ilmu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam makalah ini.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Tipe-tipe Ekosistem dan Hubungan antara Faktor Biotik dan AbiotikDi bumi tempat tinggal kita ini terdapat berbagai tipe ekosistem. Ciri-ciri suatu tipe ekosistem ditunjukkan dengan hubungan yang khas antara lingkungan biotik dan abiotiknya. Di dalam ekosistem, komponen-komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan masing-masing memiliki fungsi atau peran tertentu. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan antar-komponen biotik (makhluk hidup) maupun hubungan semua komponen antara komponen biotik dan abiotik secara menyeluruh. Di dalam hubungan antarorganisme terdapat aliran energi, yaitu transfer energi dari produsen ke konsumen melalui rantai makanan. Sedangkan hubungan komponen biotik dan komponen abiotik adalah bagian dari siklus kimia, yaitu siklus unsur-unsur kimia penyusun makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Kedua proses tersebut, aliran energi dan siklus kimia, merupakan fenomena yang tidak dapat dijelaskan pada tingkatan organisasi kehidupan di bawah ekosistem. Karenanya ekosistem merupakan tingkatan yang paling inklusif dalam organisasi kehidupan.Ekosistem secara garis besar dibedakan atas ekosistem darat, ekosistem air, dan ekosistem buatan.B. Ekosistem Darat (Terestrial)Ekosistem darat adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal daratan. Di Indonesia, ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem vegetasi tamah, ekosistem pegunungan, dan vegetasi monson. Pembagian ekosistem darat alami di Indonesia, dilakukan berdasarkan letak atau topografinya. Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan :

1. Ekosistem darat alamiDi Indonesia di kenal tiga ekosistem darat alami yaitu vegetasi dataran rendah (vegetasi pamah), vegetasi dataran tinggi (pegunungan) dan vegetasi monson (gunung).Pembagian ekosistem darat alami di Indonesia, dilakukan berdasarkan letak atau topografinya. Ekosistem yang terbentuk akibat perbedaan letak geografis dan topografinya, ekosistem di Indonesia dibagi menjadi :a) Ekosistem Vegetasi Pamah Vegetasi dataran rendah atau disebut juga pamah merupakan vegetasi yang paling besar diantara vegetasi ekosistem darat yang lainnya. Dataran rendah adalah daerah yang memiliki ketinggian 0 - 1000 meter di atas permukaan laut.Ciri ekosistem vegetasi pamah antara lain sebagai berikut : Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 1000 meter diatas permukaan laut. Vegetasinya berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia tergolong ekosistem vegetasi pamah.Ekosistem vegetasi pamah dapat di bedakan atas subekosistem diantaranya sebagai berikut :1) Ekosistem Hutan BakauHutan bakau banyak terdapat ditepi pantai, yang air lautnya selalu menggenang atau tergenang saat air laut pasang naik. Ekosistem ini melindungi dataran dari abrasi (erosi air laut).2) Ekosistem Rawa AirHutan rawa air tawar terdapat di perbatasan pantai dengan ekosistem hutan bakau.3) Ekosistem Huatan Tepi SungaiHutan tepi sungai banyak terdapat ditepi sungai besar.4) Ekosistem Hutan SaguVegetasinya di dominasi oleh pohon sagu yang berkembang dengan baik di aliran air tawar yang teratur.5) Ekosistem DanauAsal mula sebuah danau dapat bermacam-macam. Ada yang lahir karena terjadi patahan di permukaan bumi, yang kemudian diikuti peristiwa klimat; misalnya, Danau Toba. Beberapa danau lain timbul karena gejala vulkan, misalnya; Danau Lamongan, karena belokan sungai yang terlalu dalam, karena depresi tanah kapur. Ada juga danau buatan, seperti Danau Jatiluhur.Danau dapat dibedakan sesuai dengan pembentukannya, terdiri atas danau eotropit dan oligotropik. Danau eoytropik merupakan danau yang kaya akan unrus hara. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat didaerah profundal. Sedangkan danau oligotropik merupakan danau yang miskin akan unrur hara. Cirri-cirinya airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.Hewan (ikan) yang terdapat di danau merupakan hewan yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang sejuk, kurang bahan makanan, tetapi kaya akan oksigen. Danau semacam ini ini disebut danau oligotrofi, artinya makanannya sedikit.6) Ekosistem Hutan Rawa GambutEkosistem ini terbentang secara luas dan berbatasan dengan hutan rawa air tawar. Flora yang ada pada ekosistem ini jumlahnya terbatas.7) Ekosistem PantaiEkosistem ini terletak di tepi pantai berpasir dan berkarang yang membentang tidak terlalu jauh dari pantai kearah darat. Vegetasi pada ekosistem ini ada dua macam, yaitu formasi pes-caprae dan formasi baringtonia.

b) Ekosistem PegununganVegetasi dataran tinggi atau pegunungan adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500 m di atas permukaan laut. Iklim suatu daerah ditentukan oleh ketinggian. Makin tinggi suatu daerah, makin rendah curah hujannya sehingga keanekaragaman komunitas rendah.Di daerah pegunungan komunitas yang berkembang antara lain tumbuhan paku, tumbuhan bunga dan lumut. Tumbuhan-tumbuhan ini berkembang dengan baik karena lingkungannya cocok untuk kehidupannyaBerdasarkan ketinggiannya (elevasinya), ekosistem pegunungan dibedakan menjadi sebagai berikut:1) Hutan PegununganHutan pegunungan terdapat pada ketinggian antara 1500-3300 meter diatas permukaan air laut.2) Padang Rumput PegununganPadang rumput pegunungan terdapat pada ketinggian antara 3.200-3.600 meter diatas permukaan laut.3) Ekosistem Terbuka Lereng BerbatuVegetasinya berupa rumput, tumbuhan baku, dan semak.4) Ekosistem padang rumput rawaEkosistem ini memiliki vegetsi dominan perdu rawa gambut atau rumput yang menutupi tanah gambut.5) Ekosistem Danau PegununganEkosistem ini banyak ditemukan di daerah pegunungan tinggi. Di Indonesia banyak terdapat danau eutrofik, yaitu danau yang kandungan airnya kelebihan nutrien.6) Ekosistem Padang Rumput AlpinEkosistem ini dijumpai pada daerah dengan ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan air laut.

c) Vegetasi MonsunVegetasi monsun adalah suatu komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim. Hutan ini memiliki pergantian antara musim kemarau dan musim penghujan yang silih berganti.Ciri khas hutan monsun adalah tanaman menggugurkan daunnya pada musim kemarau dan kembali memiliki daun pada musim hujanAdapun ciri dari pohon-pohon yang ada dalam vegetasi monsun antara lain pohon-pohonnya rendah, banyak cabang, dan batangnya tidak lurus. Vegetasi ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering dengan curah hujan sedikit, terdapat ketinggian antara 0 hingga 800 meter dari permukaan air laut.

2. Ekosistem daratan buatan (Suksesi)Terbentuknya suatu ekosistem dapat terjadi dari rangkaian peristiwa, di mana peristiwa yang satu akan menyebabkan timbulnya peristiwa lainnya, demikian seterusnya. Sebagai contoh, proses terbentuknya tanah adalah diawali dengan peristiwa pelapukan batu-batuan. Kehidupan pada saat lingkungan dipenuhi batu-batuan lambat laun akan berubah ke dalam kehidupan tanpa batu-batuan. Peristiwa perubahan tatanan hidup di suatu daerah disebut suksesiSebagai contoh, sebelum Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau merupakan Gunung yang permukaannya ditutupi oleh batu-batuan. Ketika Krakatau meletus, batu-batuan menjadi panas, setelah sembilan bulan Krakatau meletus, batu-batuan yang tadinya panas menjadi lembab. Pada batu-batuan yang lembab tumbuhan ganggang hijau sebagai pionir atau tumbuhan perintis. Kemudian ganggang tersebut melapukan batu-batuan menjadi butiran kerikil dan akhirnya menjadi tanah yang memungkinkan biji tumbuhan yang terdampar akibat hempasan air laut ke tepi pantai akan tumbuh. Tujuh tahun setelah Krakatau meletus, ternyata lingkungan Gunung Krakatau telah ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan seolah Krakatau itu tidak meletus.Berdasarkan pada proses terjadinya, suksesi di bedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.a) Suksesi primerSuksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami. Misalnya, tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia, misalnya penambangan timah, batu bara dan minyak bumi.Suksesi primer pembentukannya diawali dengan proses pelapukan batu-batuan yang dilakukan oleh alga, kemudian dari peristiwa pelapukan akan terbentuk serpihan batu-batuan kecil dan akhirnya terbentuk lapisan tanah. Biji-bijian yang terbawa air (hidrokori), angin (anemokori) atau terbawa oleh perantara lain kemudian jatuh pada lapisan tanah yang terbentuk tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi primer terjadi bukan pada habitat aslinya. Contoh pembuatan danau. Sebelum berubah menjadi danau, mungkin asalnya tempat itu merupakan daerah pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani penggarap tanah (kehidupan darat)Dengan berubahnya tempat tersebut menjadi danau, maka terjadi perubahan tatanan pada komponen ekosistemnya. Misalnya petani yang memiliki pekerjaan bertani tanaman pada awalnya, kemudian dengan berubahnya tatanan komponen ekosistem dari darat menjadi air menyebabkan para petani tanaman berubah menjadi petani ikan.b) Suksesi sekunderSuksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak secara total habitat organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angin kencang dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.Contoh suksesi sekunder antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.Kemudian hutan gundul atau lahan kritis merupakan areal terbuka pada suatu ekosistem yang terjadi karena kerusakan alam, baik akibat kejadian alam, seperti gunung meletus maupun sebagai ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.Untuk mengembalikan kondisi hutan gundul atau kritis yang mencapai ribuan hektar tersebar di pelataran hutan Indonesia menjadi hutan yang asri dengan keanekaragaman hayatinya. Pemerintah telah melaksanakan suatu program untuk mengembalikan kondisi kedua lahan tersebut melalui beberapa program misalnya Penanaman Sejuta Pohon dan Program Reboisasi.Suksesi sekunder tidak dimulai dengan kehidupan vegetasi perintis yang melakukan pelapukan batu-batuan terlebih dahulu. Jadi, suksesi sekunder terjadi pada lahan yang sama. Program Reboisasi dan Penanaman Sejuta Pohon untuk mengembalikan tatanan yang hilang atau terganggu adalah merupakan salah satu contoh peristiwa susksesi sekunder. Kembalinya kerindangan hutan tersebut sangat bergantung pada komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada lingkungannya.Penentuan zona dalam ekosistem daratan (terestrial) ditentukan pula oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting dalam menentukan mengapa suatu ekosistem darat berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. Ekosistem darat (terestrial) berdasarkan faktor zona iklim sebagai berikut :1) Hutan hujan tropis.Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.2) Sabana.Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.3) Padang rumput.Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.4) Gurun.Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.5) Hutan gugur.Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).6) TaigaTaiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.7) TundraTundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.8) Karst (batu gamping /gua).Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

C. Ekosistem Air (Akuatik)Ekosistem air adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal air sebagai habitat berbagai organisme air. Ekosistem air merupakan ekosistem yang memiliki komponen biotik dan abiotiknya berlainan dengan komponen yang terdapat di ekosistem darat. Ekosistem air atau akuatik dibedakan menjadi, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ekosistem air dapat dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut.a) Ekosistem Air TawarPada ekosistem air tawar memiliki ciri antara lain: variasi suhu rendah dan dipengauhi keadaan iklim dan cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima, habitat air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu : litoral, yaitu daerah dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat mencapai dasar perairan. Limnetik, yaitu daerah terbuka sampai kedalaman tertentu masih dapat ditembus cahaya. Profundal, yaitu daerah dasar perairan sehingga cahaya tidak mampu mencapai dasar perairan.Berdasarkan keadaan airnya (aliran airnya), habitat air tawar dibedakan menjadi 2, yaitu : Lotik, yaitu ekosistem air tawar yang keadaan airnya mengalir. Contoh : sungai, mata air, dan sebagainya. Lentik, yaitu ekosistem air yang keadaan airnya tenang. Contoh : kolam, waduk, dan sebagainya.Adapun ciri-ciri umum ekosistem air tawar ialah sebagai berikut: Salinitas (kadar garam ) rendah, lebih rendah dari salinitas sitoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya. Variasi suhu siang dan malam hari tidak terlalu besar. Penetrasi cahaya matahari terbatas (kurang). Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, sekalipun pengaruhnya relatif kecil, jika dibanding dengan ekosistem darat.

b) Ekosistem LautHabitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.Ekosistem laut merupakan sebagian besar wilayah Indonesia. secara umum ekosistem laut memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut: Kadar garam relatif tinggi, lebih tinggi dari kadar garam protoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya. Terdapat kehidupan di semua kedalaman. ekosistem saling bersambungan dan memungkinkan bercampur karena adanaya sirkulasi air laut. Rantai makanan relatif panjang, sehingga sepanjang rantai makanan terjadi pemborosan energiBerdasarkan intensitas cahaya yang dapat mencapainya, ekosistem laut dibedakan atas ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal:1) Ekosistem Laut Dalam (Daerah afotik)Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak ditembus cahaya matahari, oleh karenanya tidak terjadi fotosintesis.kadar oksigen dalam airnya rendah, tidak terdapat organisme produsen autotrof.2) Ekosistem Laut Dangakal (Daerah fotik/eutrofik)Ekosistem laut dangkal merupakan daerah fotik (tertembus cahaya matahari). Pada ekosistem ini terjadi fotosintesis oleh produsen dari jenis ganggang laut dan fitoplankton.

Kemudian berdasarkan fisiknya (secara vertikal), daerah laut dibedakan : Daerah litoral, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut (0 200 meter). Daerah batial, yaitu daerah yang kedalamannya antara 200 2000 meter. Daerah abisal, yaitu daerah yang kedalamannya antara 2000 4000 meter. Daerah hadal, yaitu daerah yang kedalamannya lebih dari 4000 meter.Laut merupakan salah satu ekosistem terbesar sebagai tempat berinteraksinya makhluk hidup (biotik) terhadap makhluk tak hidup (abiotik). Sehingga dalam hal ini ekosistem yang ada pada laut akan dijelaskan sebagai berikut: Ekosistem laut dalam, ekosistem yang memiliki keanekaragaman jenis yang rendah, dan tidak terdapat organisme autotrof. Kelompok hewan yang ada berupa benthos. Ekosistem Pantai Pasir Dangkal (litoral), daerah ini memiliki beberpa bentuk ekosistem, yaitu: Ekosistem Terumbu Karang, terumbu Karang terbentuk karena kegiatan organisme laut seperti Coelenterata, Cacing, Kerang, dan Karang berkapur. Pada daerah ini perairannya jernih dan berpasir. Ekosistem Pantai Batu dapat berupa batu caday yang berasal dari proses konglomerasi, yaitu persatuan antara batu batu kecil, tanah liat, kapur, dan bongkahan batu granit. Vegetasi yang mendominasi adalah jenis alga tertentu, seperti Euchema dan Sargasum. Ekosistem Pantai Lumpur terdapat di daerah muara sungai dan sekitarnya yang membentuk delta, yaitu endapan lumpur yang membentang luas. Vegetasi yang mendominasi antara lain Avicenia (Api api), Sonneratia (Bakau), Enhalus acoroide (rumput laut). Jenis hewannya berupa ikan kecil (ikan gelodok).

D. Ekosistem BuatanEkosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja diadakan dengan tujuan untuk kesejahteraan pembuatnya. Secara sederhana, pengertian ekosistem buatan (Man Made-ecosystem) tak lain adalah suatu ekosistem yang terbentuk berkat rekayasa manusia dalam tujuannya untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Ekosistem buatan ini memperoleh subsidi energi dari luar, baik itu tanaman maupun hewan, yang memperoleh pengaruh besar dari manusia oleh karena itu bisa dikatakan keanekaragamannya sangat rendah. Hal ini banyak terbentuk karena adanya perkembangan teknologi. Beberapa ekosistem buatan dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Ekosistem Danau Buatan (Waduk)Dengan kemajuan teknologinya, manusia telah barhasil membangun danau buatan atau waduk (bendungan).Bandungan dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai. Bandungan dibangun untuk keperluan irigasi maupun pembangkit listrik.b. Ekosistem Hutan TanamanEkosistem hutan tanaman meliputi penanaman pohon budi daya seperti hutan jati dan hutan pinus.c. AgroekosistemAgroekosistem merupakan ekosistem yang sengaja dibuat dalam rangka keperluan pertanian tanaman budi daya. Didalam agroekosistem memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan memperhatikan faktor iklim, tanah, topografi, dan budaya. Agroekosistem antara lain sawah tadah hujan, sawah irigasi, dan perkebunan. Sawah Tadah HujanSawah tada hujan merupakan alternatif yang potensial untuk pertanian tanaman pangan. Sawah IrigasiSawah irigasi merupakan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.d. PerkebunanPerkebunan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusian selain itu terjadinya aktivitas organisme yang merupakan bagian kecil dari ekosistem dikebun itu sendiri. e. Ekosistem tambakTambak adalah tempat yang dibuat sedemikian rupa agar mahluk hidup bisa dibudidayakan dan memungkinkan untuk diambil manfaatnya. Adapun binatang yang populer dibudidayakan dengan sistem tambak adalah ikat mujair, ikan bandeng, ikan nila, ikan bawal, kepiting, udang, dan masih banyak lagi lainnya. Organisme ini kemudian yang membentuk ekosistem yang terbatas pada wilayah tambak tersebut. Pembuatan ekosistem tambak ini tentu bukan tanpa tujuan. Sebagai ekosistem buatan, tambak diharapkan memenuhi beberapa hal antara lain: Sebagai tempat hidup ikan atau habitat buatan bagi mahluk hidup yang hendak dibudidayakan. Selain itu, tambak juga berfungsi sebagai wadah ataupun tempat timbuhnya berbagai makanan alamiah yakni plankton, klekap dan lain-lain. Selain itu, tambak juga sevara tidak langsung menjadi tempat hewan lainnya untuk mencari makanan. Sebut saja burung-burung air dan masih banyak lagi lainnya. Fungsi lain ekosistem buatan berupa tambak adalah sebagai tempat terperangkapnya berbagai macam hewan air yang liar dan bisa menjadi sumber pasma nutfah yang sangat baik memaksimalkan hasil budidaya di tambak. Fungsi tambak lainnya adalah untuk menghasilkan sumberdaya dengan nilai ekonomis yang diharapkan bisa menjadi sumber penghidupan masyarakat.Selain ekosistem buatan seperti yang disebutkan diatas tadi, masih ada ekosistem buatan lainnya, seperti : bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus, sawah irigasi, perkebunan sawit, ekosistem pemukiman seperti kota dan desa, dan ekosistem ruang angkasa. Untuk ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Kemudian ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpilanDari hasil pembahasan yang telah kami sajikan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu :Definisi-definisi tentang ekosistem darat, ekosistem air, dan ekosistem buatan akan dijelaskan sebagai berikut :1. Ekosistem darat adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal daratan.2. Ekosistem air adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal air sebagai habitat berbagai organisme air. 3. Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang terbentuk berkat rekayasa manusia dalam tujuannya untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin meningkat.Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bawha ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan memiliki perbedaan dari segi lingkungan eksternal yang mendominasi serta tujuan dari terbentuknya suatu ekosistem dan tujuan terbentuknya. Seperti ekosistem buatan yang tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan manusia melainkan pula untuk mempertahankan spesies makhluk hidup yang terancam keberadaan salah satunya, dan masih ada tujuan lain mengapa suatu ekosistem dapat terbentuk.Ekosistem darat buatan (suksesi) dapat terbentuk dan terjadi dari suatu rangkaian peristiwa, di mana peristiwa yang satu akan menyebabkan timbulnya peristiwa lainnya, demikian seterusnya. Karena ekosistem buatan terbentuk dari suatu rangkaian peristiwa, maka ekosistem buatan (suksesi) dibedakan menjadi dua berdasarkan terbentuknya yaitu : suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu, gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru, dimana gangguan ini terjadi secara alami. Misal ; tanah longsor, gunung meletus dan gangguan lainnya yang bersifat alami. Kemudian suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak secara total habitat organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada. Misal ; gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angin kencang dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.Pembagian ekosistem darat dapat dilakukan berdasarkan letak atau topografinya dan dapat pula ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Pada pembagian ekosistem darat berdasarkan letak atau topografinya dibedakan lagi atas dua yaitu : ekosistem darat alami yang terdiri dari ekosistem vegetasi pamah, ekosistem pegunungan dan ekosistem monsun, dan ekositem darat buatan (suksesi) yang terdiri dari suksesi primer dan suksesi sekunder. Kemudian berdasarkan temperatur dan curah hujannya yang terdiri dari hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun hutan gugur,taiga, tundra dan karst.Ekosistem air terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar memiliki ciri suhu rendah, salinitas (kadar garam) rendahpenetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, sekalipun pengaruhnya relatif kecil, jika dibanding dengan ekosistem darat. Sedangkan ekosistem laut memiliki ciri kadar garam relatif tinggi, terdapat kehidupan di semua kedalaman, dan rantai makanan relatif panjang.Ekosistem buatan dapat terbentuk karena rekayasa yang dilakukan manusia dalam tujuannya untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Ekosistem buatan ini memperoleh subsidi energi dari luar, baik itu tanaman maupun hewan, yang memperoleh pengaruh besar dari manusia oleh karena itu bisa dikatakan keanekaragamannya sangat rendah. Hal ini banyak terbentuk karena adanya perkembangan teknologi.

B. Saran Adapun saran yang dapat kami berikan ialah dengan adanya tipe-tipe ekosistem yang berbeda-beda seiring dengan letak dan fungsinya, maka ada baiknya kita sebagai makhluk yang memiliki akhlak dan ilmu intelektual senantiasa menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati yang ada pada masing-masing ekosistem.

DAFTAR REFERENSI

Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta: ErlanggaCampbell, Neil A.,dkk. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta : ErlanggaKimball, John W.,dkk. 2000. Biologi Jilid III. Jakarta : ErlanggaKusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor : Penerbit Institut Pertanian BogorLinayuliana. 2011. Ekosistem. http://linayuliana15.blogspot.com/2011/02/ ekosistem.html (diakses 19 Februari 2014)Pratomo, Suko dan Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan Lingkungan. Bandung : UPI PRESSSoeriaatmadja. 1997. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITBSoerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Laboratorium Ekologi, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Wahyudi, Roony. 2013. Pengertian Ekosistem. http://mentari-dunia.blogspot.com/2013/01/pengertian-ekosistem-dan-tipe-tipe.html (diakses 19 Februari 2014)