ilmu pengetahuan lingkungan - · PDF fileilmu pengetahuan lingkungan. Cheng Shan Noe - Ilmu Pengetahuan Lingkungan ... Pencemaran dan kontaminasi udara,

Embed Size (px)

Citation preview

  • hasil penyusunan terjemahan petikan-petikan dari buku : Environmental Science, The Way The World Works, Bernard J. Nebel & Richard T. Wright,

    PRENTICE HALL, Upper Saddle River New Jersey, 1998, sixth Edition, Environmental Science, Sustaining the Earth, G.Tyler Miller, Jr.,Wadsworth Publishing Company,

    Belmont - California, 1993, fourth edition Environmental Science, Living within the system of nature,Charles E. Kupchella & Margaret C.

    Hyland, Prentice Hall, Inc. , A Company of Simon & Schuster, Englewood Cliffs, NJ 07632 , 1993

    Cheng Shan Noe, Februari 2000

    ilmu pengetahuan lingkungan

  • Cheng Shan Noe - http://nusaindah.wordpress.com Ilmu Pengetahuan Lingkungan

    hal. 1

    1 Permasalahan Umum Lingkungan.

    1.1 Contoh kasus Interaksi Manusia dengan Lingkungan.

    Yang ditunjukkan dalam Fig. 1.1. adalah rumah-rumah tradisional yang dibuat dari kayu dan dedaunan yang ada di hutan. Tempat tinggal tradisional yang demikian ini, walaupun merupakan tempat tinggal yang sederhana, telah cukup merupakan tempat berlindung, sesuai dengan keadaan iklim yang ada disana, yaitu disekitar hutan tropis dimana temperatur berkisar antara 240 C - 290 C sepanjang tahun (1, p. 3).

    Tidak ada keran air yang terus mengalir ataupun WC ataupun pembuang air kotor, tidak ada listrik ataupun telepon, dan pula tidak ada toko ataupun pasar. Hutan tropis dan sungai menyediakan semua yang dibutuhkan : ikan, binatang buruan, buah-buah-an dan bahkan obat-obat-an. Masyarakat di tempat ini telah hidup dengan cara demikian ber-abad-abad, dan sangat mungkin akan pula demikian dalam abad-abad yang akan datang, sepanjang cara hidup mereka yang demikian ini tidak terganggu oleh : pengaruh peradaban modern, ekspansi penduduk, perusakan hutan, penambangan dan eksplorasi minyak (1, p. 4).

    Di tempat lain, manusia dalam perkembangan kehidupannya, menebangi pohon untuk keperluan pertanian dan bahan bangunan, bahkan membabat habis seluruh hutan. Tanpa akar tumbuhan, lahan yang dibersihkan ini tidak akan mampu menahan air, serta akan membawa tanah terbawa hanyut ke laut, membunuh ikan dan kerang yang ada di sekitar pantai. Hamparan tanah yang tererosi akan menjadi keras dan kering pada saat tidak ada hujan (pada saat hari panas / musim kemarau) dan menjadi sangat kurang mendukung keberhasilan pertanian (1, p. 5).

    http://nusaindah.wordpress.com/

  • Cheng Shan Noe - http://nusaindah.wordpress.com Ilmu Pengetahuan Lingkungan

    hal. 2

    Dengan semakin berkurangnya hutan maka akan semakin rusak pula sumberdaya lahan dan sumberdaya air. Segala upaya untuk mengadakannya kembali , menjadikannya kembali menjadi seperti semula akan semakin sulit serta imbalan (revenue / pengembalian kapital) yang dapat diperoleh dari upaya yang dilakukan juga akan semakin sedikit. Setiap orang yang hidup sangat tergantung pada sistem lingkungan, untuk memenuhi kebutuhannya akan : energi, makanan, oksigen, air dan terolahnya limbah, namun masih banyak orang yang belum memahami implikasi tindakan-tindakannya terhadap lingkungan (1, p. 5).

    Haruslah disadari bahwa apa yang dikatakan sebagai kemajuan teknologi, adalah hal yang sangat jelas ikut mendukung terjadinya krisis lingkungan (1, p. 6).

    Walaupun kemajuan ekonomi telah memungkinkan banyak orang memiliki rumah, mobil, dan lain-lain kepemilikan lainnya, ada suatu masalah yang semakin nyata. Udara di dan di sekitar kota-kota menjadi kotor dan menggangu mata dan sistem pernafasan. Sungai-sungai dan pesisir semakin banyak dijejali sampah, limbah dan buangan-buangan bahan kimia. Pencemaran dan kontaminasi udara, lahan dan air yang demikian ini sangat berpengaruh merugikan terhadap sistem makhluk hidup (1, p. 7).

    Di awal keadaan dimana lingkungan mulai dipermasalahkan, yang terutama dipermasalahkan adalah : sumber permasalahan yang sangat spesifik dan jelas terlihat, dengan demikian sangat mudah untuk menunjuk apa dan siapa pencemar tersebut kemudian mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu. Penanggulangan permasalahan relatif sangat jelas, seperti : buat bangunan pengolah limbah, pasang alat pengontrol polusi, hentikan penggunaan DDT ganti dengan pestisida yang lebih aman dll... . Sumber-sumber pencemar lingkungan yang mudah ditunjuknya semacam ini disebut sebagai point sources. Untuk point sources ini, teoritis, sangat mungkin untuk memperoleh perbaikan dengan membebankan segala perbaikan yang perlu kepada si Point-Sources tersebut. Namun, kemudian ternyata, disamping penangganan terhadap Point Sources seperti dimaksud diatas, penanganan terhadap apa yang disebut sebagai Diffuse Sources juga perlu dilakukan. Yang dimaksud dengan Diffuse Sources disini adalah : sumber-sumber pencemaran seperti mobil yang mengeluarkan CO2 , kebun dan lahan-lahan pertanian yang kelebihan pemakaian pupuk dan pestisida-nya terbawa aliran air, dll..... Walaupun kontribusi pencemaran yang dari setiap masing-masing-nya kecil, namun apabila polusi yang dihasilkan dari masing-masing ini dijumlahkan keseluruhannya, ternyata : banyak yang telah menunjukan angka-angka indikator tingkat pencemaran yang cukup berarti (1, p. 8).

    1.2 Kecenderungan Global. Terkait dengan lingkungan, ada empat kecenderungan global : (a). pertumbuhan populasi dan meningkatnya konsumsi per orang, (b) degradasi tanah, (c) perubahan atmosfir global, dan (d) hilangnya (berkurangnya) keragaman hayati (1, p. 9).

    http://nusaindah.wordpress.com/

  • Cheng Shan Noe - http://nusaindah.wordpress.com Ilmu Pengetahuan Lingkungan

    hal. 3

    1.2.1 Pertumbuhan Populasi Manusia.

    Populasi manusia di dunia pada tahun 1998 adalah 6 milyar jiwa, yang dari 25 tahun sebelumnya telah bertambah sebanyak 2 milyar jiwa. Pertumbuhan populasi ini masih akan berlangsung dengan lebih cepat dibanding masa-masa sebelumnya, bertambah hampir 88 juta jiwa per tahunnya. Walaupun laju pertambahan penduduk berangsur-angsur melambat, populasi dunia pada tahun 2050 diprakirakan akan mencapai 10 milyar jiwa. Masing-masing orang akan mempunyai kebutuhan tertentu akan sumberdaya yang ada di dunia ini dan kebutuhan ini cenderung semakin besar menurut tingkat kemakmuran (1, p. 9).

    Sumberdaya-sumberdaya vital ditekan oleh kebutuhan ganda : populasi yang meningkat dan meningkatnya tingkat konsumsi per jiwa. Di mana-mana di dunia, kita saksikan : cadangan air tanah semakin tipis, terjadi degradasi tanah-tanah pertanian, penangkapan ikan di laut telah banyak yang melampaui batas, cadangan minyak bumi semakin menipis, hutan banyak yang ditebangi dengan kecepatan melebihi kemampuan untuk menumbuhkannya kembali (1, p. 10).

    Fig. 1-8, 1-p.10. Populasi dunia mulai tumbuh dengan cepat di awal tahun 1800-an dan telah berkembang 6 kali lipat dalam 200 tahun terakhir. Yang demikian ini berlanjut tumbuh hampir 88 juta jiwa per tahun.

    http://nusaindah.wordpress.com/

  • Cheng Shan Noe - http://nusaindah.wordpress.com Ilmu Pengetahuan Lingkungan

    hal. 4

    Bagaimanakah dunia ini dapat mendukung populasi manusia yang diprakirakan akan menjadi dua kali lipat dalam 50 tahun mendatang, pada dimana pada saat yang bersamaan standar hidupnya-pun meningkat (1, p. 10).

    1.2.2 Degradasi Tanah.

    Tanah yang subur merupakan fondasi untuk dapat tumbuhnya tanaman dan produksi pangan. Yang sejauh ini masih berlangsung di seluruh dunia ini, banyak terjadi degradasi tanah akibat erosi, semak belukar berubah menjadi padang tandus, lahan-lahan beririgasi tanahnya menjadi mengandung kadar garam yang terlampau tinggi bagi dapat tumbuhnya tanaman, ketersediaan pasok air untuk irigasi menjadi semakin berkurang, dan berjuta hektar lahan pertanian terdesak oleh berbagai macam apa yang disebut sebagai pengembangan / pembangunan (1, p. 10)

    Fig. 1-10, 1-p.11 Kecenderungan temperatur global dari 1880 sampai 1995. Garis-dasar 0 memperlihatkan rata-rata global 1950-1980. Perhatikan efek pendinginan akibat letusan Mount Pinatubo pada tahun 1991. Temperatur global mulai terlihat naik lagi pada tahun 1995.

    http://nusaindah.wordpress.com/

  • Cheng Shan Noe - http://nusaindah.wordpress.com Ilmu Pengetahuan Lingkungan

    hal. 5

    1.2.3 Perubahan Atmosfir Global.

    Dalam sejarahnya semula, polusi dipandang relatif merupakan masalah lokal, hanya sebatas bentang sungai, danau atau pantai tertentu, atau udara di suatu kota. Namun dewasa ini, para ilmuwan menganalisis polusi dalam skala global (dunia), dan yang telah menjadi kekhawatiran dan pusat perhatian diantaranya adalah : bahaya pemanasan global. Produk ikutan yang tak terhindarkan dari pembakaran bahan bakar fosil (bensin dan bahan bakar cair lainnya yang berasal dari minyak mentah, batubara dan gas alam) adalah karbon dioksida (CO2) (1, p. 10).

    Karbon dioksida merupakan komponen alami di lapisan atmosfir bawah disamping nitrogen dan oksigen. Bahan ini dibutuhkan tumbuhan untuk dapat berlangsungnya proses fotosintesa dan berperan penting dalam keseimbangan energy di muka bumi dan atmosfir. Karbon dioksida bersifat transparan terhadap cahaya yang berasal dari matahari, tapi menyerap energi inframerah (panas) yang di-radiasi-kan dari permukaan bumi, jadi menunda pelepasannya ke angkasa raya. Proses ini menghangatkan (lebih memanaskan) lapisan bawah atmosfir, dimana proses yang demikian ini disebut sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect), Walaupun konsentrasi karbon dioksida berpersentasi kecil dalam atmosfir, perubahan kecil dalam volumenya akan berpengaruh terhadap temperatur (1, p. 10).

    Karena banyaknya jumlah bahan bakar fosil telah ter(di)bakar sejauh ini, kadar karbon dioksida didalam atmosfir telah meningkat dari 280 ppm (part per million), atau 0.028 % pada tahun 1900, menjadi lebih dari 370 p