Makalah PBL Blok 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 4, ukrida, biologi

Citation preview

PendahuluanPernafasan dan pencernaan merupakan aktivitas yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa bernafas manusia tidak dapat hidup, karena pada dasarnya manusia membutuhkan oksigen untuk kegiatan respirasi seluler yang menjaga agar sel-sel dalam tubuh tetap hidup. Jika sel-sel tubuh tidak mati, maka secara otomatis tubuh kita juga akan mati. Sebagai contoh, sel-sel saraf kita akan mati jika tidak diberi cakupan oksigen yang cukup. Tidak kalah pentingnya, proses pencernaan dalam tubuh kita pun memegang peranan penting demi kelangsungan hidup kita. Dengan mencerna makanan kita dapat memperoleh tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari kita dan mendapat bahan-bahan yang baik untuk pertumbuhan tubuh kita juga.Pernafasan dan pencernaan tidak dapat dilakukan jika tidak ada organ-organ yang mendukung untuk melakukan aktivitas ini. Pembentukkan organ-organ pernafasan dan pencernaan ini awalnya berasal dari hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur yang menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.1Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. Akhirnya, lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.2Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan saluran pernafasan dan saluran pencernaan pada lapisan mudigah endoderm, sehingga dapat diketahui bentuknya saat pertama kali terbentuk sampai berubah menjadi organ-organ yang kita ketahui saat ini.

Perkembangan Manusia3,4Sel telur manusia terdiferensiasi dalam tuba falopi perempuan. Pembelahan-pembelahan awal berlangsung lambat dan menghasilkan blastomer-blastomer berukuran serupa. Blastomer tersebut dapat berpisah sehingga terbentuk lebih dari satu embrio. Sekitar 5 hari setelah fertilisasi, terbentuk sebuah tahapan blastula yang dikenal sebagai blstosista (blastocyst). Blastosista terdiri atas sebuah lingkaran sel luar yang disebut trofoblas dan massa bulat di sebelah dalam sel yang menggantung ke bawah pada salah satu ujung trofoblas. Massa sel di sebelah dalam akan menghasilkan korion dan komponen fetal plasenta seperti spons. Pertukaran gas dan cairan antara ibu dan anak terjadi di plasenta.

Pada sekitar hari ke-7, trofoblas tenggelam ke dalam lapisan dalam uterus (endometrium) dan terbentuk serangkaian penjuluran embrio ke uterus. Proses tersebut dinamakan implantasi, terbentuk membran ekstraembrionik.

Kantung kuning telur tidak mengelilingi zat kuning telur, karena sel telur mamalia pada umumnya kecil dan relatif tidak mengandung kuning telur. Alih-alih, kantung kuning telur menjadi tempat penyimpanan sel nutfah dan sel germinal (germ cell) yang nantinya akan menjadi gamet-gamet embrio. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan fase gastrulasi yang akan membentuk ektoderm, mesodem dan endoderm.Masa embrionik (minggu ketiga sampai kedelapan)

Perkembangan organ tubuh embrio terjadi setelah gastrulasi, yang membentuk suatu lapisan mudigah ketiga, yaitu mesoderm pada daerah cakram mudigah. Sel ketiga lapisan mudigah (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) berbeda dari sel embrioblas dan zigot, yang sedikit berbeda berdasarkan penampilannya, tetapi berbeda jauh dalam hal potensi perkembangannya, yang terutama berarti penting dalam penelitian sel tunas.4Ketiga lapisan yang dihasilkan gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang disebut ektoderm, endoderm dan mesoderm, yang secara kolektif disebut juga lapisan germinal embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula; endoderm melapisi saluran pencernaan embrio; dan mesoderm mengisi sebagian ruang antara ektoderm dan endoderm. Akhirnya ketiga lapisan tersebut berkembang menjadi semua bagian tubuh dewasa.5Derivat Lapisan Mudigah Ektoderm6Pada permukaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudigah ektoderm berbentuk cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada di daerah kaudal. Dengan terbentuknya notokord menebal membentuk lempeng saraf. Sel-sel lempeng saraf membentuk neuroektoderm, dan induksi pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal dalam proses neurulasi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa lapisan mudigah ektoderm membentuk organ dan bagunan yang memelihara hubungan dengan dunia luar (a) sistem saraf pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; serta (d)epidermis, termasuk rambut dan kuku. Selain itu, lapisan ini juga membentuk kelenjar-kelenjar bawah kulit, kelenjar mammae, kelenjar hipofisis, serta email gigi.Derivat Lapisan Mudigah Mesoderm6Mula-mula, sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm membentuk sebuah lembaran tipis jaringan longgar pada kanan dan kiri garis tengah. Akan tetapi, kira-kira menjelang hari ke-17, sebagian sel yang berada di dekat garis tengah berproliferasi dan membentuk sebuah lempeng jaringan yang tebal, yang disebut mesoderm paraksial.Pada awal minggu ketiga, mesoderm paraksial tersusun dalam segmen-segmen. Segmen-segmen ini, yang dikenal sebagai somitomer, pertama kali terlihat didaerah leher mudigah, dan pembentukannya berjalan terus dengan arah sefalokaudal. Selama masa perkembangan ini, umur mudigah biasanya dinyatakan dalam jumlah somit. Tabel 1 menunjukkan unsur perkiraan medigah dalam kaitannya dalam jumlah somit.Tabel 1. Jumlah somit Dihubungkan dengan Perkiraan Umur dalam Hari

Perkiraan Umur (hari)Jumlah somit

20

21

22

23

24

25

26

27

28

301-4

4-7

7-10

10-13

13-17

17-20

20-23

23-26

26-29

34-35

Sebagai ringkasan, jaringan dan organ-organ berikut diperkirakan berasal dari mesoderm: (a) jaringan penunjang seperti jaringan penyambung, tulang rawan, dan tulang; (b) otot lurik dan otot polos; (c) sel darah dan sel getah bening serta dinding jantung, pembuluh darah, dan pembuluh getah bening; (d) ginjal, kelenjar kelamin, dan saluran-salurannya; (e) korteks adrenal; dan (f) limfa.Derivat Lapisan Mudigah Endoderm6Seluran pencernaan merupakan sistem organ utama yang berasal dari lapisan mudigah endoderm. Pembentukannya sangat tergantung pelipatan mudigah dengan arah sefalokaudal dan lateral. Pelipatan sefalokaudal terutama disebabkan oleh pertumbuhan memanjang sistem saraf pusaf yang cepat, sementara pelipatan melintang atau lateral timbul karena pembentukan somit-somit yang tumbuh dengan cepat. Karena itu, pembentukan usus yang menyerupai tabung merupakan kejadian yang pasif dan merupakan penyusupan (inversi) dan pencakupannya (inkorporasi) bagian kantung kuning telur yang dilapisi endoderm ke dalam rongga tubuh. Sebagai akibat lain dari gerak pelipatan, hubungan antara mudigah dan kantung kuning telur yang pada mulanya lebar menjadi menyempit hingga hanya tinggal menjadi saluran yang sempit dan panjang, duktus vitellinus (Gambar 1).Sebagai akibat pelipatan sefalokaudal, kian lama kian bertambah besar rongga yang dilapisi endoderm dicakup ke dalam tubuh mudigah. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan (foregut); didaerah ekor, membentuk usus belakang (hindgut). Bagian antara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah (midgut) . Untuk sementara usus tengah berhubungan dengan kantung kuning telur melalui sebuah tangkai lebar, duktus omfalomesenterikus atau vitelinus.

Melalui tangkai lebar, duktus omfalomesenterikus atau duktus vitellinus. Saluran ini mula-mula lebar, tetapi dengan tumbuhnya mudigah lebih lanjut, saluran menjadi sempit dan jauh lebih panjang.

Pada ujung kepalanya, usus depan untuk sementara dibatasi oleh lempeng prokordal, suatu selaput ektoderm-endoderm yang kini disebut membran bukofaringeal. Pada akhir minggu ketiga, membran bukofaringeal pecah, sehingga terbentuklah hubungan terbuka antara rongga amnion dan usus primitif. Usus belakang untuk sementara juga berujung pada sebuah selaput ektoderm-endoderm yang disebut kloaka.

Sebagai akibat pertumbuhan somit yang cepat, cakram mudigah yang pada mulanya rata, mulai melipat kearah lateral dan mudigah menjadi berbentuk bulat. Bersamaan dengan itu, terbentuklah dinding badan ventral mudigah, kecuali sebagaian kecil di daerah ventral perut, tempat tangkai kantung kuning telur berhubungan.

Akibat penting lain dari pelipatan sefalokaudal dan lateral adalah pencakupan sebagian allantois ke dalam tubuh mudigah, di tempat terbentuknya kloaka. Bagian distal allantois tetap di dalam tangkai penghubung. Pada minggu ke-5, tangkai kantung kuning telur dan tangkai penghubung bersatu membentuk tali pusar.

Oleh karena itu, lapisan mudigah endoderm mula-mula membentuk epitel yang melapisi usus primitif dan bagian-bagian allantois yang terdapat intraembrional dan duktus vitellinus. Dalam perkembangan selanjutnya, lapisan ini mengahasilkan: (a) lapisan epitel saluran pernafasan; (b)parenkim tiroid, kelenjar paratiroid hati, dan pankreas; (c) stroma retikuler tonsil dan timus; (d) lapisan epitel kandung kemih dan erethra; dan (e) lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachii.

Pembentukan Sistem pernapasan6Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, divertikulum respiratorium (tunas paru) nampak sebagai suatu tonjolan keluar dari dinding ventral usus depan. Karena itu, epitel lapisan dalam laring, trakea, dan bronkus, serta lapisan epitel paru, seluruhnya berasal dari endoderm. Tetapi, unsur tulang rawan dan otot pada trakea dan paru berasal dari mesoderm splanknik yang mengelilingi usus depan.Mula-mula, tunas paru tersebut mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan. Akan tetapi, ketika divertikulum ini meluas ke arah kaudal, organ ini terpisah dari usus depan akibat munculnya dua rigi yang berjalan memanjang, yaitu rigi esofagotrakealis. Selanjutnya, ketika kedua rigi ini bersatu membentuk sebuah sekat (septum estrofagostrakealis), usus depan terpisah menjadi sebuah bagian dorsal yaitu esofagus, dan sebuah bagian ventral, yaitu trakea serta tunas paru. Akan tetapi, primordium pernapasan ini mempertahankan hubungan terbukanya dengan faring melalui orifisium laringeum (Gambar 2).Laring6Lapisan dalam laring berasal dari endoderm, tetapi tulang rawan dan otot berasal dari mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6. Sebagai akibat dari proliferasi mesenkim yang berlangsung cepat, aditus laringis berubah bentuknya dari sebuah celah sagital menjadi lobang berbentuk T. Selanjutnya, ketika mesenkim kedua lengkung faring tersebut berubah menjadi kartilago tiroidea, krikoidea, serta aritenoidea, bentuk dewasa aditus laringis yang khas sudah dapat dikenali.

Kira-kira pada saat terbentuknya tulang rawan tersebut, epitel laring juga berproliferasi dengan cepat, sehingga untuk sementara menutup lumen. Selanjutnya, ketika terjadi vakuolisasi dan rekanalisasi, terbentuklah sepasang resesus lateral yaitu ventrikel laringealis. Resesus tersebut dibatasi oleh lipatan-lipatan jaringan yang tidak menghilang melainkan berdiferensiasi menjadi pita suara palsu dan sejati.

Karena susunan otot laring berasal dari mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6, semua otot laring dipersarafi oleh cabang-cabang saraf otak ke-10, yaitu nervus vagus. Nervus laringeus superior mempersarafi derivat lengkung faring ke-4, dan nervus laringeus rekurens mempersarafi derivat lengkung faring ke-6.

Trakea, bronki, dan paru-paru6Selama pemisahannya dengan usus depan, tunas paru membentuk trakea dan dua kantong keluar di sebelah lateral, yaitu tunas bronkialis. Pada awal minggu ke-5, masing-masing tunas ini membesar membentuk bronkus utama kanan dan kiri. Cabang kanan kemudian membentuk tiga cabang sekunder, dan yang sebelah kiri membentuk dua cabang sekunder, sehingga akan membentuk tiga lobus di sisi kanan dan dua lobus sisi kiri (gambar 3).

Dengan pertumbuhan selajutnya ke arah kaudal dan lateral, tunas paru-paru menembus ke dalam rongga selom. Ruang ini agak sempit dan dikenal sebagai kanalis perikadioperitonealis. Saluran ini ditemukan di sisi kanan dan kiri usus depan, dan berangsur-angsur dipenuhi oleh tunas paru yang terus berkembang. Akhirnya, kanalis perikadioperitonealis terpisah dari rongga peritoneum dan rongga perikardium masing-masing oleh lipatan pleuraperitoneal dan lipatan pleuraperikardial, dan ruang yang masih tersisa adalah rongga pleura primitif. Mesoderm, yang meliputi sisi luar paru, berkembang menjadi pleura viseralis. Lapisan mesoderm somatik, yang melapisi dinding tubuh dari sebelah dalam, menjadi pleura parietalis. Ruang di antara pleura parietalis dan viseralis adalah rongga pleura.

Pada perkembangan selajutnya, bronkus sekunder terus-menerus bercabang secara dikotomi, dengan membentuk 10 bronkus tersier (segmental) di paru kanan dan 8 di paru kiri, sehingga menciptakan segmen-segmen bronkopulmoner paru dewasa. Pada akhir bulan ke-6, telah terbentuk kurang lebih 17 generasi anak cabang. Akan tetapi, sebelum percabangan bronkus tersebut mencapai bentuk akhirnya, akan terbentuk 6 anak cabang tambahan pada kehidupan pascalahir. Sementara semua anak cabang baru ini terbentuk dan cabang-cabang bronkus berkembang, paru-paru bergeser kedudukannya lebih ke kaudal, sehingga pada saat lahir, bifurkasio trakea terletak berhadapan dengan vertebrata torakalis ke-4.Pematangan Paru-paru6Sampai dengan bulan ke-7 prenatal, bronkioli terus menerus bercabang menjadi saluran yang lebih banyak dan lebih kecil (tahap kanalikular), dan suplai darah terus meningkat. Pernafasan mungkin dapat berlangsung apabila beberapa sel bronkiolus respiratorius yang berbentuk kubus berubah menjadi sel gepeng yang tipis. Sel-sel tersebut berhubungan erat dengan banyak kapiler darah dan getah bening, dan ruang-ruang disekitarnya dikenal sebagai sakus terminalis atau alveoli primitif (Gambar 4). Selama bulan ke-7, sudah terdapat cukup banyak kapiler untuk menjamin pertukaran gas yang cukup, dan janin prematur dapat bertahan hidup (Gambar 4).

Selama dua bulan terakhir kehidupan prenatal dan beberapa tahun pascalahir, jumlah sakus terminalis terus meningkat. Selain itu, sel-sel yang melapisi kantong tersebut, SHAPE \* MERGEFORMAT

yang dikenal sebagai sel epitel alveoli tipe I, menjadi lebih tipis, sehingga pembuluh kapiler sekitarnya menonjol menjorok ke dalam rongga alveolus. Hubungan yang erat antara sel epitel dan endotel ini membentuk sawar darah-udara. Alveoli matang yang khas belum ada sebelum lahir. Selain sel endotel dan epitel gepeng alveoli, jenis sel lainnya berkembang pada akhir bulan keenam. Sel ini, sel epitel alveoli II, menghasilkan surfaktan, suatu cairan yang kaya fosfolipid dan mampu menurunkan tegangan permukaan pada antar muka udara-alveolus.

Sebelum lahir, paru-paru berisi cairan yang mengandung kadar klorida tinggi, sedikit protein, sedikit lendir dari kelenjar bronkus, dan kelenjar surfaktan dari sel epitel alveoli (jenis II). Jumlah surfaktan dalam cairan tersebut semakin bertambah banyak, terutama selama 2 minggu terakhir sebelum lahir.

Gerakkan pernafasan janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi cairan amnion. Gerakkan-gerakkan ini penting untuk merangsang perkembangan paru-paru dan melatih otot pernafasan. Ketika pernafasan dimulai saat alhir, sebagian besar cairan paru diserap kembali oleh kapiler darah dan getah bening, sedangkan sejumlah kecil mungkin dikeluarkan melalui trakea dan bronkus selama proses kelahiran. Ketika cairan ini diserap dari sakus alveolaris, surfaktan yang tersisa mengendap sebagai lapisan fosfolipid tipis pada selaput sel alveoli. Dengan masuknya udara ke alveoli pada saat pernafasan pertama, lapisan surfaktan mencegah timbulnya suatu interface udara-air (darah) dengan tegangan permukaan yang tinggi. Tanpa adanya lapisan surfaktan yang mengandung lemak ini, alveoli akan menguncup selama ekspirasi (atelektasis).

Gerakkan pernafasan setelah lahir menyebabkan udara memasuki paru, yang selanjutnya mengembangkan dan mengisi rongga pleura. Meskipun alveoli agak membesar ukurannya, pertumbuhan paru setelah lahir terutama disebabkan oleh bertambahnya jumlah brokiolus respiratorius dan alveoli. Diperkirakan hanya ada seperenam jumlah alveoli orang dewasa pada saat lahir. Alveoli sisanya dibentuk pada 10 tahun pertama kehidupan setelah lahir melalui pembentukkan alveoli primitif baru terus-menerus.Pembentukan Sistem Pencernaan6Sebagai hasil dari pelipatan mudigah ke arah sefalokaudal dan lateral, sebagian dari rongga kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke dalam mudigah membentuk usus primitif. Dua bagian lain dari rongga berlapis endoderm tersebut, kantung kuning telur dan allantois, tetap berada di luar mudigah.

Di bagian kepala dan ekor mudigah, usus primitif membentuk sebuah tabung berujung buntu, masing-masing usus depan dan usus belakang. Bagian tengah, yaitu usus tengah, untuk sementara berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar 5). SHAPE \* MERGEFORMAT

Perkembangan usus primitif dan turunannya biasanya dibahas dalam empat bagian : (a) usus faringeal atau faring, yang membentang dari membran bukofaringeal hingga ke divertikulum trakeabronkialis; (b) usus depan (foregut), yang terletak di sebelah kaudal tabung faring itu, serta membentang ke kaudal hingga ke tunas hati; (c) usus tengah (midgut), mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan sampai ke suatu titik tempat kedudukan, pada orang dewasa, pertemuan dua pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon transversum; dan (d) usus belakang (hindgut), yang membentang sepertiga kiri kolon transversum hingga ke membran kloakalis. Endoderm membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan membentuk parenkim berbagai kelenjar seperti hati dan pankreas. Unsur otot dan unsur peritoneum pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splanknik.

Mesentrium6Bagian-bagian usus dan turunannya digantung di dorsal dan ventral dinding tubuh oleh mesentrium. Mesentrium adalah suatu lapisan ganda peritoneum yang membungkus suatu organ dan menghubungkannya dengan dinding tubuh. Organ-organ seperti itu disebut intraperitoneal, sedangkan organ yang terletak menempel di dinding tubuh posterior dan dibungkus oleh peritoneum di permukaan anteriornya saja (misalnya ginjal) disebut organ retroperitoneal. Ligamentum peritoneum merupakan lapisan peritoneum (mesentrium) dua lapisan yang berjalan dari satu organ ke organ lain atau dari satu organ ke dinding tubuh. Mesentrium dan ligamentum menjadi jalur pula untuk pembuluh darah, saraf, dan getah bening ke dan dari visera abdomen.

Mula-mula usus depan, usus tengah, dan usus belakang menempel secara luas pada mesenkim dinding abdomen posterior. Tetapi, pada minggu ke-5 jembatan jaringan penghubung tersebut semakin menjadi sempit, dan bagian kaudal usus depan, usus tengah, dan sebagian usus belakang digantung dari dinding abdomen oleh mesentrium dorsal, mesentrium dorsal berjalan dari bawah esofagus ke daerah kloaka usus belakang. Di daerah lambung, mesentrium ini dikenal sebagai mesogastrium dorsa atau omentum mayus; di daerah duodenum, mesentrium ini dikenal sebagai mesentrium proprius.

Mesentrium ventral hanya terdapat di daerah esofagus bagian terminal, lambung, dan bagian atas duodenum dan berasal dari septum transversum. Pertumbuhan hati ke dalam mesenkim septum transversum membagi mesentrium ventral ini menjadi (a) omentum minus, yang berjalan dari bagian bawah esofagus, lambung dan bagian atas duodenum ke hati, dan (b) ligamentum falsiformis yang berjalan dari hati ke dinding ventral tubuh.

Usus depan (foregut)6Esofagus

Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) nampak di dinding ventral usus depan, di perbatasan dengan faring. Divertikulum ini atau berangsur-angsur terpisah dari bagian dorsal usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal sebagai septum esafagotrakealis. Dengan cara ini usus depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernapasan, dan bagian dorsal, yaitu esofagus.

Pada mulanya esofagus tersebut pendek, tetapi karena jantung dan paru-paru bergerak turun, bagian ini memanjang dengan cepat. Lapisan otot yang dibentuk oleh sel mesenkim sekitarnya, bercorak seran melintang pada duapertiga bagian atasnya dan dipersarafi oleh nervus fagus; lapisan otot di bagian sepertiga bawah adalah otot polos dipersarafi oleh pleksus splangnikus.

Lambung

Lambung tampak sebagai suatu pelebaran usus depan berbentuk fusiforms pada perkembangan minggu keempat. Pada minggu-minggu berikutnya, bentuk dan kedudukannya banyak berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian dindingnya, dan perubahan pada kedudukan alat-alat sekitarnya. Perubahan kedudukan lambung paling mudah dijelaskan dengan menganggap bahwa organ ini berputar mengelilingi sebuah sumbu panjang dan sumbu anteroposterior.

Pada sumbu memanjangnya, lambung melakukan putaran 90o searah dengan jarum jam, sehingga sisi kirinya menghadap ke depan dan sisi kanannya menghadap ke belakang. Oleh karena itu nervus vagus kiri yang semula mempersarafi sisi kiri lambung, sekarang mempersarafi dinding depan; demikian pula nervus vagus kanan mempersarafi dinding belakang. Selama perputaran ini, bagian dinding lambung yang aslinya di belakang, tumbuh lebih cepat daripada bagian depan, dan hal ini menghasilkan pembentukkan kurvatura mayor dan minor.

Ujung sefalik dan kaudal lambung pada mulanya terletak di garis tengah, tetapi pada pertumbuhan selanjutnya lambung berputar mengelilingi sumbu anteroposterior, sehingga bagian kaudal atau bagian pilorusnya bergerak ke kanan dan ke atas, dan bagian sefalik atau bagian kardia ke kiri dan sedikit ke bawah. Dengan demikian, lambung mencapai kedudukannya yang terakhir, dan sumbu panjangnya berjalan dari kiri atas ke kanan bawah.

Karena lambung menempel di dinding tubuh dorsal melalui mesogastrium dorsal dan dinding ventral tubuh melalui mesogastrium ventral, rotasi serta pertumbuhannya yang tidak proporsional mengubah kedudukan mesentrium-mesentrium ini. Dengan demikian, rotasi mengelilingi sumbu longitudinal menarik mesogastrium dorsal ke kiri, sehingga menciptakan sebuah ruang, yang disebut bursa omentalis (sakus peritoneal minor), di belakang lambung. Rotasi ini juga menarik mesogastrium ventral ke kanan. Ketika proses ini berlanjut pada minggu ke-5 perkembangan, primordium limpa terbentuk sebagai proliferasi mesoderm di antara dua lembaran mesogastrium dorsal. Dengan berlanjutnya rotasi lambung, mesogastrium dorsal memanjang, dan bagian yang berada di antara limpa dan garis tengah bagian dorsal membelok ke kiri dan menyatu dengan peritoneum dinding abdomen posterior. Lembaran posterior mesogastrium dorsal dan peritoneum di sepanjang garis penyatuan ini berdegenerasi. Limpa, yang selalu mempertahankan kedudukan intraperitoneal, kemudian dihubungkan dengan dinding di daerah ginjal kiri oleh ligamentum lieronalis dan ke lambung oleh ligamentum gastrolienalis. Pemanjangan dan bersatunya mesogastrium dorsal ke dinding posterior tubuh juga menentukan posisi akhir pankreas. Mula-mula, organ ini tumbuh ke dalam mesoduodenum dorsal, tetapi akhirnya kaudalnya memanjang ke mesogastrium dorsal. Karena bagian mesogastrium dorsal ini menyatu dengan dinding tubuh dorsal, kauda pankreas terletak di daerah ini. Begitu lembaran posterior mesogastrium dorsal dan peritoneum dinding tubuh posterior berdegenerasi di sepanjang garis penyatuan ini, kauda pankreas dibungkus oleh peritoneum hanya pada permukaan anteriornya dan karena itu terletak di posisi retroperitoneal. (organ-organ, semacam pankreas, yang mula-mua dibungkus oleh peritoneum tetapi kemudian menyatu dengan dinding tubuh posterior sehingga menjadi retroperitoneal disebut juga peritoneal sekunder).

Hasil dari rotasi lambung disekeliling aksis anteroposteriornya, mesogastrium dorsal menonjol ke arah bawah. Kemudian pertumbuhannya terus berlanjut ke arah bawah dan membentuk sakus berlapis ganda, memanjang sampai kolon transversum dan gelung usus kecil, seperti suatu celemek. Celemek berdaun dua ini adalah omentum mayus, dan kemudian lapisan-lapisannya menyatu membentuk lembaran tunggal yang tergantung dari kurvatura mayor lambung. Lapisan posterior dari omentum mayus juga bersatu dengan mesentrium kolon transversum.

Omentum minus dan ligamentum falsiformis terbentuk dari mesogastrium ventral, dimana meseogastrium ini berasal dari mesoderm septum transversum. Jika korda hepatik tumbuh ke dalam septum, maka korda ini menjadi menipis untuk membentuk (a) peritoneum hati, (b) ligamentum falsiformis, memanjang dari hati ke ventral dinding tubuh, dan (c) omentum minus, memanjang dari lambung dan duodenum atas hati. Tepi bebas dari ligamentum falsiformis berisi vena umbilikalis, yang setelah lahir, berobliterasi untuk membentuk ligamentum rotundum dari hati (ligamentum teres hepatis). Tepi bebas dari omentum minus yang menghubungkan duodenum dan hati (ligamen hepato-duodenalis) berisi duktus biliaris, vena porta, dan arteri hepatika (triad porta). Tepi bebas ini juga membentuk atap dari foramen epiploika Winslowi, yang merupakan muara yang menghubungkan bursa omentalis (sakus minor) dengan sisa kavum peritonealis (sakus minor).

Duodenum

Bagian saluran usus ini dibentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian sefalik usus tengah. Titik pertemuan kedua bagian ini terletak tepat di sebelah distal pangkal tunas hati. Ketika lambung berputar, duodenum mengambil bentuk melengkung seperti huruf C dan memutar ke kanan. Perputaran ini, bersama-sama dengan tumbuhnya kaput pankreas, menyebabkan duodenum membelok dari posisi tengahnya yang semula ke arah sisi kiri rongga abdomen. Duodenum dan kaput pankreas ditekan ke dinding dorsal badan, dan permukaan kanan mesoduodenum dorsal menyatu dengan peritoneum yang ada di dekatnya. Kedua lapisan tersebut selanjutnya menghilang, dan duodenum serta kaput pankreas menjadi terfiksasi di posisi retroperitoneal. Dengan demikian seluruh pankreas menjadi terletak retroperitonela. Mesoduodenum dorsal menghilang sama sekali kecuali di daerah pilorus lambung, dimana sebagian kecil duodenum (tutup duodenum) tetap intra peritoneal.

Selama bulan kedua, lumen duodenum tersumbat oleh proliferasi sel dindingnya. Akan tetapi, lumen ini mengalami rekanalisasi segera sesudahnya. Oleh karena usus depan diperdarahi oleh arteri sliaka dan usus tengah oleh arteri mesenterika superior, duodenum diperdarahi oleh cabang-cabang dari kedua arteri tersebut.Hati dan kandung empedu

Primordium hati tampak pada pertengahan minggu ke-3 sebagai pertumbuhan epitel endoderm pada ujung distal usus depan. Pertumbuhan ini, yang dikenal sebgai divertikulum hepatis atau tunas hati, terbentuk dari sel-sel yang berproliferasi dengan cepat dan menembus septum transversum, yaitu lempeng mesoderm antara rongga perikardium dan tangkai kantung kuning telur. Sementara sel hati terus menembus septum transversum, hubungan antara divertikulum hepatis dan usus depan (duodenum) menyempit, sehingga membentuk saluran empedu ini, dan pertumbuhan ini menghasilkan kantung empedu dan duktus sistikus. Pada perkembangan selanjutnya, epitel korda hati saling berbelit dengan vena vitellina dan vena umbilikalis, membentuk sinusoid-sinusoid hati. Korda hati berdiferensiasi menjadi parenkim dan membentuk jaringan yang melapisi duktus biliaris. Sel-sel hemopoetik, sel kupffer, dan sel-sel di jaringan penyambung berasal dari septum transversum.

Ketika sel hati sudah menginvasi seluruh septum transversum sehingga organ ini menonjol ke arah kaudal ke dalam rongga abdomen, mesoderm septum transversum yang terletak di antara hati dan usus depan, serta hati dan dinding ventral perut menjadi membran, sehingga masing-masing membentuk omentum minus dan ligamentum falsiformis. Bersama-sama, mereka membentuk hubungan peritoneal antara usus depan dan dinding abdomen ventral dan dikenal sebagai mesogastrium ventral.

Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritoneum viseral kecuali pada permukaan kranialnya. Di daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum transversum asli. Bagian sekat ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan akan membentuk pars tendinosa diafragma. Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma definitif tidak pernah diliputi peritoneum dan dikenal sebagai pars afiksa hepatis.

Pada perkembangan minggu ke-10, berat hati kurang lebih 10% dari berat badan seluruhnya. Sekalipun hal ini, sebagian, mungkin disebabkan oleh adanya banyak sinusoid, faktor penting lainnya adalah fungsi hemopetiknya. Sarang-sarang besar sel yang sedang giat berproliferasi menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih. Ditemukan di antara sel-sel hati dan pada dinding pembuluh darah. Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang pada dua bulan trakhir kehidupan dalam rahim dan itu hanya 5% dari berat badan seluruhnya.

Fungsi hati lain yang penting, dimulai kurang lebih pada minggu ke-12. Pada saat ini, empedu dibentuk oleh sel-sel hati. Sementara itu, oleh karena kandung empedu dan duktus sistikus telah berkembang dan duktus sistikus telah bersatu dengan duktus hepatikus membentuk duktus koledokus, empedu dapat memasuki saluran pencernaan. Sebagai akibatnya, isinya menjadi berwarna hijau gelap. Karena perubahan kedudukan duodenum, muara duktus koledokus berangsur-angsur bergeser dari posisinya yang semula di depan menjadi dibelakang, dan sebagai akibatnya, duktus koleodokus didapati berjalan menyilang di belakang duodenum.

Pankreas

Pankreas dibentuk oleh dua buah tunas yang berasal dari lapisan endoderm duodenum. Tunas pankreas dorsal terletak di dalam mesentrium dorsal; tunas pankreas ventral terletak di dekat duktus koledokus. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tuans pankreas ventral bermigrasi ke dorsal dengan cara yang serupa dengan bergesernya muara duktus koledokus. Akhirnya, tunas pankreas ventral berada tepat di bawah dan di belakang tunas pankreas dorsal (Gambar 7). Kemudian parenkim maupun susunan saluran dalam tunas pankreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas ventral membentuk prosesus unsinatus dan bagian bawah kaput pankreas. Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal. Duktus pankreatikus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pankreas dorsal dan seluruh saluran pankreas ventral. Bagian promaksimal saluran pankreas dorsal menutup atau tetap dipertahankan sebagai saluran kecil, yaitu duktus pankreatikus asesorius (Santorini). Duktus pankreatikus mayor bersama dengan duktus koledokus, bermuara dalam duodenum di papilla mayor; muara duktus asesorius (bila ada) terletak di papilla minor. Pada sekitar 10 % dari semua kasus, susunan saluran gagal bersatu, dan susunan ganda yang asli tetap dipertahankan. SHAPE \* MERGEFORMAT

Pulau-pulau pankreas atau pulau langerhans berkembang dari jaringan parenkim pankreas pada bulan ke-3 kehidupan janin dan tersebar di seluruh kelenjar tersebut. Sekresi insulin dimulai kurang lebih pada bulan ke-5. Sel-sel yang mengeluarkan glukagon dan somatostatin juga berkembang dari sel parenkim. Mesoderm splangnik yang mengelilingi tunas pankreas membentuk jaringan penyambung kelenjar tersebut.Usus tengah6Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding dorsal perut oleh suatu mesntrium pendek dan berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus datau tangkai kuning telur telur. Pada orang dewasa, usus tengah mulai tepat di sebelah distal muara saluran empedu ke duodenum dan berkahir di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan sepertiga distal kolon transversum. Seluruh usus panjang tengah diperdarahi oleh arteri mesenterika superior.

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat dan mesentriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer. Pada bagian puncaknya, saluran usus itu tetap berhubungan langsung dengan kantung kuning telur melalui duktur vitellinus yang sempit. Bagian kranial saluran usus ini berkembang menjadi bagian distal duodenum, jejenum dan bagian ileum. Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum, apendiks, kolon asenden, dan dua pertiga bagian promaksimal kolon transversum.Usus belakang6Usus belakang membentuk sepertiga distal kolon transversum, kolon desendens, sigmoid, rektum, bagian atas kanalis ani. Endoderm usus belakang ini juga membentuk lapisan dalam kandung kemih dan uretra.Bagian akhir usus belakang bermuara ke dalam kloaka, suatu rongga yang dilapisi endoderm yang berhubungan langsung dengan ektoderm permukaan. Daerah pertemuan antara endoderm dan ektoderm membentuk membran kloaka.Penutup Perkembangan organ tubuh embrio khususnya saluran pernafasan dan saluran pencernaan terjadi setelah gastrulasi. Pada gastrulasi terentuk tiga lapisan pada jaringan embrio yang disebut ektoderm, endoderm dan mesoderm, yang secara kolektif disebut juga lapisan germinal embrio. Lapisan mudigah ektoderm membentuk organ dan bagunan yang memelihara hubungan dengan dunia luar (a) sistem saraf pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; serta (d)epidermis, termasuk rambut dan kuku. Selain itu, lapisan ini juga membentuk kelenjar-kelenjar bawah kulit, kelenjar mammae, kelenjar hipofisis, serta email gigi. Sedangkan, jaringan dan organ-organ yang diperkirakan berasal dari mesoderm: (a) jaringan penunjang seperti jaringan penyambung, tulang rawan, dan tulang; (b) otot lurik dan otot polos; (c) sel darah dan sel getah bening serta dinding jantung, pembuluh darah, dan pembuluh getah bening; (d) ginjal, kelenjar kelamin, dan saluran-salurannya; (e) korteks adrenal; dan (f) limfa.Seluran pencernaan dan pernafasan merupakan sistem organ utama yang berasal dari lapisan mudigah endoderm. Sebagai akibat pelipatan sefalokaudal, kian lama kian bertambah besar rongga yang dilapisi endoderm dicakup ke dalam tubuh mudigah. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan (foregut); didaerah ekor, membentuk usus belakang (hindgut). Bagian antara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah (midgut) .Sistem Pencernaan merupakan pertumbuhan keluar dinding ventral usus depan, dan epitel laring, trakea, bronkus, serta alveoli berasal dari endoderm. Sedangkan, epitel pencernaan dan parenkim derivat-derivatnya berasal dari endoderm juga; unsur stroma, otot, dan unsur peritoneum berasal dari mesoderm. Sistem ini membentang dari membran bukofaringeal hingga batas kloakalis dan dibagi menjadi faring, usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan membentuk esofagus, trakea dan tunas paru, lambung, dan duodenum di sebelah promaksimal muara saluran empedu. Usus tengah membentuk gelung usus primer, membentuk duodenum di sebelah distal muara saluran empedu, dan berlanjut sampai ke persambungan duapertiga bagian promaksimal kolon transversum dan sepertiga distalnya. Lalu usus belakang membentuk daerah dari sepertiga distal kolon transversum hingga bagian atas kanalis analis (bagian distal analis berasal dari lubang anus ektoderm).Daftar Pustaka

1. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa embriogenik dan masajanin. Edisi Januari 2001. Diunduh dari : http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-masa-embriogenik-dan-masa-janin/ , 28 Januari 2011.

2. Embriogensis. Diunduh dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21471/4/Chapter%20II.pdf , 28 Januari 2011.

3. Fried GH, Hademenos GJ. Biologi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga; 2006: 133-4.

4. Rohen JW, Drecoll EL. Embriologi fungsional. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003: 22.

5. Campbell, NA, Reece, JB, Mitchell, LG. Biologi jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2003: 183.

6. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000: 67-269.

Gambar 1. Pelipatan Sefalokaudal pada Mudigah

Gambar 2. (A-C) Urutan tahapan Perkembangan Divertikulum Pernapasan

Gambar 3. Urutan Perkembangan Trakea, Bronki, dan Paru

(C)

(B)

(A)

Gambar 4. (A) Tahap Kanalikular, (B) Masa Sakus Terminalis, (C)Sel Epitel Alveoli Tipe I

Gambar 5. Pembentukan Saluran Pencernaan (A) Mudigah pda Minggu ke-4, (B) Minggu ke-5

Gambar 6. (A-C) Rotasi Lambung Kalau Dilihat dari Depan, (D-E) Rotasi lambung Mengelilingi Sumbu Anteroposterior

Gambar 7. Urutan Perkembangan Pankreas

17