22
Ileus Obstruktif et causa Hernia Inguinalis Incaserata Gita Puspitasari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Istilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Akut abdomen dapat disebabkan oleh kelainan dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitannya, ileus obstruktif, iskemik, dan perdarahan. Sebagian kelainan dapat disebabkan oleh cedera langsung maupun tidak langsgung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan. ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus. Hernia incaserata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan obstruksi usus terbanyak. Katakunci : Obstruksi usus,ileus obstruktif, hernia incaserata. Obstructive Ileus et causa Incaserata Inguinale Hernia Gita puspitasari Student of Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University Abstrac The term acute abdomen due to gravity describes the clinical situation in the abdominal cavity which usually occurs suddenly with pain as the main complaint. Acute abdomen can be caused by abnormalities in the abdomen in the form of inflammation and complications, obstructive ileus, ischemic, and hemorrhagic. Most disorders can be caused by direct or indirect injury resulting in gastrointestinal 1

Makalah Pbl Blok 16

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ileus obstruktif

Citation preview

Ileus Obstruktif et causa Hernia Inguinalis IncaserataGita Puspitasari

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Istilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Akut abdomen dapat disebabkan oleh kelainan dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitannya, ileus obstruktif, iskemik, dan perdarahan. Sebagian kelainan dapat disebabkan oleh cedera langsung maupun tidak langsgung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan. ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus. Hernia incaserata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan obstruksi usus terbanyak. Katakunci : Obstruksi usus,ileus obstruktif, hernia incaserata. Obstructive Ileus et causa Incaserata Inguinale Hernia

Gita puspitasari

Student of Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian UniversityAbstrac

The term acute abdomen due to gravity describes the clinical situation in the abdominal cavity which usually occurs suddenly with pain as the main complaint. Acute abdomen can be caused by abnormalities in the abdomen in the form of inflammation and complications, obstructive ileus, ischemic, and hemorrhagic. Most disorders can be caused by direct or indirect injury resulting in gastrointestinal perforation or bleeding. Obstructive ileus or also called mechanical ileus is a condition in which the contents of the lumen of the gastrointestinal tract can not be distributed to the distal or anus. Incaserata hernia is one of the emergencies that are often encountered by surgeons and is the bbiggest cause of intestinal obstruction.Keywords: Bowel obstruction, obstructive ileus, hernia incaserata.

Alamat korespondensi:

Gita Puspitasari, 102011327, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Barat No. 6, Jakarta Barat 11510, e-mail: [email protected]

Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana saja sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.

Obstruksi usus merupakan gangguan peristaltik baik di usus halus maupun di kolon. Obstruksi mekanik dapat disebabkan karena adanya lesi pada bagian dinding usus, di luar usus maupun di dalam lumen usus. Obstruksi usus dapat akut atau kronik, parsial atau total. Obstruksi usus kronik biasanya mengenai kolon sebagai akibat adanya karsinoma, sebagian besar obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan kegawatan yang memerlukan diagnosa dini dan tindakan bedah darurat.

Pada blok sistem digestivus II akan dibahasnya skenario 6 : seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu pasien tersebut juga mengeluh tentang adanya benjolan pada liapat pahanya yang bersifat hilang timbul sejak satu tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien rampak kesakitan, tekanan darah 130/80 mmHG, nadi 92x/menit, frekuensi nafas 24x/menit , suhu 36,5C. Pada ukuran 2x2 cm, konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar.

Anamnesis

Anamnesis tepat untuk obstruksi usus didasarkan atau pertanyaan yang cerdas atas pasien tentang mulai dan jenis nyeri, adanya muntah, perubahan buang air besar serta riwayat penyakit dahulu. Riwayat nyeri dipusatkan atas tiga bagian : mulainya nyeri, distribusinya dan sifatnya.1 Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia. Pada ileus obstruktif usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik dirasakan di sekitarsuprapubik. Muntah pada ileus obstruktif usus halus berwarna kehijaun danpada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.2 Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Inspeksi pada penderita yang kurus atau sedang juga dapat ditemukan darm contour (gambaran kontur usus) maupun darm steifung (gambaran gerakan usus), biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan juga pada ileus obstruksi yang berat. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.3b. Palpasi dan perkusi

Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang menandakan adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defance musculair involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.3c. Auskultasi

Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruktif strangulata. 3d. Rectal toucer

Pada pemeriksaan colok dubur akan didapatkan tonus sfingter ani biasanya cukup namun ampula recti sering ditemukan kolaps terutama apabila telah terjadi perforasi akibat obstruksi. Mukosa rectum dapat ditemukan licin dan apabila penyebab obstruksi merupakan massa atau tumor pada bagian anorectum maka akan teraba benjolan yang harus kita nilai ukuran, jumlah, permukaan, konsistensi, serta jaraknya dari anus dan perkiraan diameter lumen yang dapat dilewati oleh jari. Nyeri tekan dapat ditemukan pada lokal maupun general misalnya pada keadaan peritonitis. Kita juga menilai ada tidaknya feses di dalam kubah rektum. Pada ileus obstruktif usus feses tidak teraba pada colok dubur dan tidak dapat ditemukan pada sarung tangan. Pada sarung tangan dapat ditemukan darah apabila penyebab ileus obstruktif adalah lesi intrinsik di dalam usus. 3Manisfestasi klinis

Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :4a. Nyeri abdomen

b. Muntah

c. Distensi

d. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi)

Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada: 4a. Lokasi obstruksi

b. Lamanya obstruksi

c. Penyebabnya

d. Ada atau tidaknya iskemia usus

Gejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan obstipasi. Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan ciri khas dari obstruksi parsial. Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta yang berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi. Nyerinya menyebar dan jarang terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen. Saat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga menyertai. Saat nyeri menetap dan terus menerus kita harus mencurigai telah terjadi strangulasi dan infark. Tanda-tanda obstruksi usus halus juga termasuk distensi abdomen yang akan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum, atau distensi bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus, dan peningkatan bising usus. Hasil laboratorium terlihat penurunan volume intravaskuler, adanya hemokonsentrasi dan abnormalitas elektrolit. Mungkin didapatkan leukositosis ringan. 3-5

Muntah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadi lebih sering saat telah terjadi akumulasi cairan di lumen intestinal. Derajat muntah linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering ditemukan pada obstruksi letak tinggi. Obstruksi letak tinggi juga ditandai dengan bilios vomiting dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.6Kegagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. Defekasi masih terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di bawah daerah obstruksi. Diare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya obstruksi partial.3 Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan laboratorium Hitung darah lengkap/ LED dan pemeriksaan biokimia darah untuk menentukan kadar elektrolit dan fungsi ginjal setelah muntah akibat obstruksi. Pada strangulasi terjadi leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan peningkatan amylase serum.3b. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan sinar-x bisa sangat bermanfaat untuk mengkonfirmasi diagnosis obstruksis usus serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang perama dibuat. Jika pasien tak dapat duduk tegak selama 15 menit yang diperlukan sebelum membuat film, maka film dalam posisi decubitus lateral kiri merupakan pengganti yang di terima. Pada pemeriksaan radiologi pasien obstruksi usus akan ditemukan : 3 Distensi usus bagian proksimal obstruksi Kolaps pada usus bagian distal obstruksi

Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem Pseudotumor Sign, gelung usus terisi darah

Gambar. Coffee bean sign (sumber: www.flashcardmachine.com)c. USG Ultrasonografi

USG Ultrasonografi dapat memberikan gambaran dan penyebab dari obstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus. Pada pasien dengan ilues obtruksi, USG dapat dengan jelas memperlihatkan usus yang distensi. USG dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang distensi. Tidak seperti teknik radiologi yang lain, USG dapat memperlihatkan peristaltic, hal ini dapat membantu membedakan obstruksi mekanik dari ileus paralitik. Pemeriksaan USG lebih murah dan mudah jika dibandingkan dengan CT-scan, dan spesifitasnya dilaporkan mencapai 100%.3Diagnosis Differential Diagnosis1. Ileus paralitik

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltic usus tanpa adanya obstruksi mekanik. Ileus adinamik ditandai oleh tidak adanya gerakan usus yang disebabkan oleh penghambatan neuromuscular dengan aktifitas simpatik yang berlebihan. Biasanya pasien mengeluh perutnya kembung, anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.72. Peritonitis akut

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronik atau kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular dan tanda tanda umum inflamasi. Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum) lapisan membrane serosa rongga abdomen dan dinding perut bagian dalam. 8

3. Apendisitis akut

Apendisitis adalah radang pada organ apendiks yang disebabkan adanya bendungan pada lumennya karena terjadi pembesaran kelenjar limphoid pada submukosa apendiks. Hal ini dapat dipicu oleh seringnya terjadi infeksi saluran napas atas atau diare yang berulang. Gejala klasik appendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di derah epigastrium di sekitar umbilikuss. Keluhan ni sering disertai mual dan kadang ada muntah. Umumnya, nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam, nyeri akan berpindak ke kanan bawah ke titik McBurney. Disini nyeri lebih jatam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat. 7 Working Diagnosis : Ileus obstruktif et causa hernia inguinalis incaserata

Pengambilan diagnosis kerja ini di lihat lagi dari anamnesis pasien serta pemeriksaan fisik dan manisfestasi klinis yang pasien alami. Pada kasus skenario mengatakan pasien mengeluh dengan adanya nyeri perut hebat hilang timbul yang disertai mual dan muntah. Dan juga dikeluhkan adanya benjolan di lipat paha yang juga bersifat hilang timbul semenjak 1 tahun yang lalu, hal inilah yang menjadi pemikiran mungkin pasien adanya hernia inguinalis. Pada ileus obstruktif bagian proksimal yang terus mengalami dilatasi, semakin lama terjadinya peningkatan tekanan intraabdomen, dan biasanya tekanan intra abdomen yang meninggi sering disertai dengan hernia inguinalis. Hernia inguinalis incaserata menunjukkan suatu keadaan dimana isi kantong hernia tidak dapat masuk kembali ke rongga peritoneal akibat terjepit di anulus inguinalis. Proses yang langsung terjadi ialah gangguan aliran darah dan pasase segmen usus yang terjepit .Hernia Inguinalis

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Menurut sifatnya hernia terbagi menjadi hernia reponibel bila isis hernia dapat keluar-masuk. Usus bisa keluar ketika berdiri, batuk, mengejan, dan masuk lagi ktika berbaring atau didorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke rongga perut dinamakan hernia irreponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, tidak ada kelihan nyeri dam juga sumbatan usus.9

Hernia disebut incaserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus. Hernia ini merupakan penyebab obstruksi nomor satu di Indonesia. 9 Tetapi apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis disebut sebagai hernia strangulata. Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut hernia Richter. Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga disertai obstruksi usus. Jika sebagain dnding kantong hernia terbentuk dari organ seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih hernia ini disebut sebagai hernia gelincir yang dapat terjadi karena isi kantong hernia berasal dari organ yang letaknya retroperitoneal. Organ tersebut tidak masuk ke kantung hernia, melainkan menggelincir turun ke kantong hernia. 9

Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan. Hernia inguinalis dapat tejadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. 9

a. Hernia inguinalis medialis

Hernia inguinalis medialis atau hernia direk hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum hesselbach. Oleh sebab itu, hernia ini terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.9 b. Hernia inguinalis lateralis

Hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastriuka inferior, dan disebut indirek karena keluar melalu dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.9

Ileus Obstruktif

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan dokter. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar. Keduanya memiliki cara penanganan yang agak berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia, nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga penanganan obstruksi usus halus lebih ditujukan pada dekompresi dan menghilangkan penyebab untuk mencegah kematian. 7

Etiologi

Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain :

1. Hernia inkarserata : usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia.72. Non hernia inkarserata, antara lain :

a. Adhesi atau perlekatan usus

Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat berupa perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum. Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai strangulasi. 7b. Invaginasi

Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis. Invaginasi pada orang muda dan dewasa jarang idiopatik, umumnya ujung invaginatum merupakan polip atau tumor lain di usus halus. 7c. Askariasis

Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi. 7d. Volvulus

Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis radii mesenterii sehingga pasase makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi. 7e. Tumor

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia menimbulkan invaginasi. Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan karsinoma kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus.

f. Batu empedu yang masuk ke ileus. 7Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. 7

Gambar. Berbagai penyebab obstruksi usus (sumber: worldhealth-bokepzz.blogspot.com)Epidemiologi

Hernia incaserata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Di RSCM, pada tahun 1989, dilaporkan 58% kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan oleh hernia.10

Di negara berkembang seperti di Indonesia, adhesi bukanlah sebagai penyebab utama terjadinya obstruksi usus. Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, khususnya di RSUPNCM, adalah hernia, baik sebagai penyebab obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%).10

Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di negara maju, adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan obstruksi usus akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-75%. 10Patofisiologi

Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Peningkatan volume intralumen menyebabkan terjadinya distensi intestinal di bagian proksimal obstruksi, yang bermanifestasi pada mual dan muntah. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syokhipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.11

Gambar . patofisiologi ileus obstruktif (sumber: perawatanestesiindonesia.blogspot.com)Penatalaksanaan1. Pre-operatif a. Penggantian kehilangan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus sampai pencapaian tingkat normal hidrasi dan konsentrasi elektrolit bisa dipantau dengan mengamati pengeluaran urin (melalui kateter), TTV, tekanan vena sentral dan pemeriksaan laboratorium.3 b. Dekompresi tractus gastrointestinal dengan sonde yang ditempatkan intralumen dengan ujuan untuk dekompresi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus, dan membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan intralumen. 3 c. Dapat juga dilakukan pemberian antibiotik broadspectrum untuk pencegahan pertumbuhan bakteri berlebihan bersamaan dengan produk endotoksin dan enksotoksin. 32. Operatif Pada umumnya dikenal 4 macam tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus.

a. Koreksi sederhana (simple correction)Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng atau adhesi atau pada volvulus ringan. 3b. Tindakan operatif by-passMembuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya. 3c. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut. 3d. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis. 3Prognosis

Mortalitas obstruksi tanpa strangulasi adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkat mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosis baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.12Komplikasi

Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian.10Kesimpulan

Dari skenario yang didapat masih dalam diagnosis kerja adalah ileus obstruktif et causa hernia ingunailis incaserata. Obstruksi usus merupakan keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan atau hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut yang salah satunya dapat dikarenakan oleh hernia. Hipotesis diterimaDaftar Pustaka 1. John AM, John LS. Abdomen akut. Dalam: Sabiston DC. Buku ajar bedah. Bagian 1. Jakarta: EGC; 2001.h. 505. 2. Budha IK. Macam dan diagnosis obstruksi intestinal. Semarang : Muktamar VI IKABDI; Januari 2002.3. Levine BA, Bradley JA . Kelainan bedah usus halus. . Dalam: Sabiston DC. Buku ajar bedah. Bagian 1. Jakarta: EGC; 2001.h. 551-9.

4. Ullah S, Khan M, Mumtas N, Nasser A. Intestinal obstruction : A spectrum of causes. Volume 23 No 2. JPMI; 2009.h. 188-92. 5. Whang E, Ashley S, Zinner MJ. Small intestine. In Schwatz. Principles of surgery. Ed 8. London: McGraw-hill compaines; 2005.h. 1018.6. Thompso JS. Intestinal obstruction, ileus, psieudoobstruction. In Bell RH, Rikkers, Mulholland MW. Digestive tract surgery. Vol 2. Philadelphia: Lippincott-raven publisher; 2005.h. 1119.7. Riwanto I, Ahmad HH, John P, Tadjuddin T, Ibrahim A. Usus halus, appendiks, kolon dan anorektum. Dalam: Sjamsuhidajat-de Jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2010.h. 738-59.8. Karnadihardja W, Hasi S, Ruchiyat Y. Pankreas. Dalam: Sjamsuhidajat-de Jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2010.h. 708.

9. Luthfi A, Thalut K. Dinding perut, hernia, retriperitoneum, dan omentum. Dalam: Sjamsuhidajat-de Jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2010.h. 619-29.10. Manaf NM. Ileus Obstruksi No. 29. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran; 2002.h. 20-2.11. Price, S.A. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Editor: Price, S.A., McCarty, L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta: EGC, 2006.

12. Wilson LM, Lester LB. Obstruksi usus. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2007.h. 402-5.1