22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan factor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh)oleh keluarga akan memberi lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal, pascanatal. Keadaan ini akan memberi pengaruh bagi tumbuh kembang selanjutnya. Seperti mengalami trauma pada fleksus brachialis dan fraktur klavikula, bahkan masih banyak lagi gangguan yang tidak normal pada bayi. Masalah–masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang di akibatkan oleh tindakan-tindakan yang di lakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara pesalinan atau gangguan kelainan fisiologi persalinan yang sering disebut sebagai cidera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. 1 | Page

MAKALAH NEONATUS.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah neonatus

Citation preview

Page 1: MAKALAH NEONATUS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang

sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan

tidak mengesampingkan factor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-

asih-asuh)oleh keluarga akan memberi lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh

kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat.

Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal, pascanatal. Keadaan ini akan

memberi pengaruh bagi tumbuh kembang selanjutnya. Seperti mengalami trauma pada fleksus

brachialis dan fraktur klavikula, bahkan masih banyak lagi gangguan yang tidak normal pada

bayi.

Masalah–masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang di akibatkan oleh tindakan-

tindakan yang di lakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat

tindakan, cara pesalinan atau gangguan kelainan fisiologi persalinan yang sering disebut

sebagai cidera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan

tulang pelvis. Kebanyakan cidera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan

yang baik dan adekuat.

Fraktur yang berhubungan dengan trauma lahir sering terjadi pada saat persalinan.

Prevalensi fraktur berhubungan dengan banyak actor antara lain, actor ibu, actor janin,

dan keahlian penolong persalinan. Trauma saat lahir sebagian besar akibat persalinan

persalinan yang sulit misalnya, pada presentasi puncak kepala, lengan yang tertahan

1 | P a g e

Page 2: MAKALAH NEONATUS.docx

pada kelahiran sungsang, distokia bahu, dan penggunaan instrument porsep, dan

ekstraksi vakum.

Asuhan neonates dengan jejas ( trauma) persalinan sangat berpengaruh terhadap

trauma pada kelahiran. Trauma lahir adalah trauma mekanis yang disebabkan karena

persalinan/kelahiran. Pengertian yang lain tentang trauma lahir adalah trauma pada

bayi yang diterima dalam atau karenaproses kelahiran. Istilah trauma digunakan untuk

menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarikan maupun yang

dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma

dapat terjadi sebagai akibat keterampilan atau perhatian medic yang tidak pantas atau

tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan

kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan

tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh.

Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma persalinan kadang-kadang tidak dapat

dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh beberapa

sebab. Penangan persalinan secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa

trauma pada fleksus brachialis dan mengurangi juga jumlah kematian.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pengertian, penyebab, gejala, dan cara penanganan trauma

pada fleksus brachialis?

2. Bagaimanakah pengertian, penyebab, gejala dan cara penanganan fraktur

klavikula?

2 | P a g e

Page 3: MAKALAH NEONATUS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. FLEKSUS BRANCHIALIS

2.1 Pengertian Fleksus Branchialis

Fleksus brachialis adalah anyaman (latin : fleksus ) serat saraf yang berjalan

dari tulang belakang C4-T1, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya

keseluruh lengan ( atas dan bawah ). Serabut saraf akan didistribusikan kebeberapa

bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambuangan dengan dada

dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.

Etiologi Trauma Fleksus Brakhialis Pada Bayi Baru Lahir. Trauma fleksus

brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa factor antara lain:

1) Faktor bayi sendiri :

- Makrosomia

- Presentasi ganda

- Letak sunsang

- Distosia bahu

- Malpresentasi

- Bayi kurang bulan

2) Faktor ibu :

- ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang sempit)

3 | P a g e

Page 4: MAKALAH NEONATUS.docx

- umur ibu yang sudah tua

- adanya penyulit saat persalinan

3) faktor penolong persalinan

- tarikan yang berlebihan pada kepala dan leher saat menolong kelahiran bahu pada

presentasi kepala

- tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi bokong

2.1.1 Tanda Dan Gejala Bayi Dengan Trauma Fleksus Brakhialis

1. gangguan motorik pada lengan atas

2. paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan bawah

3. lengan atas dalam keadaan ekstensi dan abduksi

4. jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung

5. reflex moro negative

6. tangan tidak bisa menggenggam

7. reflex meraih dengan tangan tidak ada

2.2 Trauma pada Fleksus Brachialis

Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang

tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal, di mana bayi dilahirkan

cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga ibu mengedan denga cara tidak dipaksakan

dan kontaraksi kandung ramin tanpa mengalami akfiksi yang berat maupun trauma lahir

seperti trauma pada fleksus brachialis

Macam-macam plesksus brachialis yaitu :

1. Paralis wajah dan cedera pleksus brachialis

Cedera pada wajah termasuk memar karena penggunaan forsep atau paralis

wajah yang disebabkan oleh forsep maupun tekanan sakkrum ibu. Tanda-tanda paralis

4 | P a g e

Page 5: MAKALAH NEONATUS.docx

wajah termasuk wajah asimetris. Salah satu mata mungkin tetap terbuka. Tindakan

kebidanan dapat meliputi konsultasi penggunaan pelindung mata ( eye patch) dan

tetesan mata untuk lubrikasi. Paralis ini bersifat sementara.

Cedera fleksus brachialis dapat terjadi saat prenatal atau selama proses

kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi pada kelahiran

persentasi bokong atau kelahiran yang diperberat distosia bahu. Bahu baru lahir yang

mengalami cedera fleksus brachialis rewel dan merasa nyeri. Manifentasi cedera

bergantung pada radiks saraf yang terkena dan derajat cedera. Radiks saraf dapat

terkena adalah radiks saraf servikal C5 dan C6( paralis Erb-Duchenne ), radiks C8 dan T1

( paralis Klumpke ), arau keduanya.

Tanda-tanda fisik paralisis Erb-Duchenne termasuk hilangnya pergerakan

secara pada lengan yang terkena dengan aduksi pada bagian bawah lengan tersubut.

Hal ini menyebabkan karakteristik tanda “tip pelayanan” (waiter's tip) yang ditandai

denga totasi iternal bagian bawah lengan dengan jari dan pergelangan tangan fleksi.

Refles menggenggam tidak terganggu, tetapi reflex moro lemah pada sisi yang terkena.

Pada paralisis Klumpke, refles genggam hilang dan tangan bayi dalam postur

seperti mencakar. Cedera fleksus brachialis sering terjadi dan ditemukan pada hampir 1

dalam tersebut Biasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit, namun kadangkala

sesudah persalinan yang tampaknya mudah, bayi baru lahir dengan mengalami

kelumpuhan. Paralisis Dukchenne atau Erb meliputi paralisis mulkulus deltoideus dan

infraspinatus disamping lengan tanpak lemas dan tergantung disisi tubuh, dengan

lengan bawah dalam keadaan ekstensi serta rotasi ke dalam. Fungsi jari-jari tangan

biasanya tidak terganggu.

5 | P a g e

Page 6: MAKALAH NEONATUS.docx

Lesi ini terjadi akibat regangan atau robekan pada radiks superior pleksus

brachialis yang mudah mengalami tegangan ekstrim akibat tarikan kepala ke lateral,

sehingga denag tajam memfleksikan pleksus tersebut kea rah salah satu bahu.

Mengingat traksi dengan arah ini sering dilakukan untuk melahirkan bahu pada

presentasi verteks yang normal, paralisis Erb dapat tejadi pada persalinan yang tampak

mudah. Karena itu, dalam melakukan ekstraksi kedua bahu bayi, kita harus berhati-hati

agar tidak melakukan flaksi lateral leher yang berlebihan. Yang paling sering terjadi,

pada kasus dengan persentasi kepala, janin yang menderita paralisis ini memiliki ukuran

khas abnormal yang besar, yaitu denga berat 4000 gram atau lebih.

Pada ekstraksi bokong, kita harus memberikan perhatian terutama untuk

mencegah ekstensi kedua lengan lewat kepala. Lengan yang ektensi bukan saj

memperlambat persalinan bokong namun juga meningkatkan resiko paralisis. Prognosis

keadaan ini biasanya baik bial dilakukan fisioterapi segera dan tepat. Namun, demikian

kadangkala terdapat kasus yag tidak berhasil diatasi denagn segalah tindakan dan

lengan bayi mengalami paralisis permanen.

Yang lebih jarang terjadi, trauma terbatas pada nervus bagian distal dari

pleksus brachialis yang menimbulkan paralisis tangan atau paralisis Klumpke.

Penatalaksanaan kebidanan meliputi rujukan untuk membebat yang terkena

dekat dengan tubuh dan konsultasi dengan tim pediatric. Orang tua harus dianjurkan

untuk sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas yang tekena selama minggu

pertama karena adanya nyeri. Orang tua dapat diyakinkan bahwa pada mayoritas kasus,

paralisis hilang dalam 3-6 bulan, dengan perbaikan awal dibuktikan dalam beberapa

minggu. Terapi ini bermanfaat setelah pembengkakan pertama berkurang.

6 | P a g e

Page 7: MAKALAH NEONATUS.docx

Cedera pada radiks lebih tinggi, yaitu pada pleksus brachialis (C3-C5) dapat

menyebabkan tanda gangguan pernapasan yang signifikan karena paralisis saraf

frenikus dan gangguan diafragma. Bayi baru lahir yang mengalami tipe cedera saraf ini

bernapas sangat dangkal dengan ekskursi pernapasan dan memerlukan dukungan

pernapsan agresif saat lahir.

2. Paralisis fleksus brachialis

Timbul akibat tarikan kuat pada leher bayi, misal pada distosia bahu atau

persalinan sunsang.

Kelainan ini terdiri atas :

a. Paralisis Duchenne – Erb yaitu mengenai lengan atas dipersarafi cabang-cabang C5-

C6,lengan dalam dengan ektensidan aduksi dengan refleks biseps dan refleks Moro

negatif atau dengan pengertian lain adalah kelumpuan bagian tubuh yang disarafi oleh

cabang-cabang C5 dan C6 dari fleksus brachialis.disini terdapat kelemahan untuk fleksi,

abduksi, serta memutar keluar, disertai hilangnya refleks biseps dan Moro. Jadi bayi

diangkat maka lengan yang lumpuh akan tergantung lemas.

b. Paralisis Klumpke, yaitu mengenai lengan bawah yang depersarafi cdabang-cabang

C8-T1,sangat jarang ditemukan atau dengan kata lain kelumpuhan bagian-bagian tubuh

yang disarafi oleh cabang C8-T1 dari fleksus brachialis. Disini terdapat kelemahan otot-

otot freksor pergelangan tangan, sehingga bayi kehilangan refkes mengepal.

Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahirnya

bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan pada

persalinan sunsang apabilah dilakukan traksiyang kuat dalam usaha melahirkan kepala

bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin pada bahu

lebar.

7 | P a g e

Page 8: MAKALAH NEONATUS.docx

Pengobatan ialah dengan imobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan

atas abduksi 90⁰,siku fleksi 90⁰disertai supinasi lengan bawah dan pergelangan tangan

dalam ekstensi, selain 12 jam sehari, disertai massege dan latihan gerak. Atau

penaggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posis abduksi 90⁰ dan

putaran keluar. Siku berada dalam fleksi 90⁰ disertai supinasi lengan bawah dengan

ektensi pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Penyembuhan biasanya

setelah beberapa hari, kadang-kadang 3-6 bulan. Atau penyembuhan berpariasi antara

2 bulan sampai 2 tahun

3. Brachialis palsi

a. Pengertian

Kelumpuhan pada fleksus brachialis.

b. Penyebab

1) Tarikan lateral pada kepala dan leher pada waktu melahirkan bahu presentasi

kepala

2) Apabilah dengan entensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi

tarikan yang berlebihan pada bahu

c. Gejala

1) Gangguan motorik lengan atas

2) Lengan atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi

3) Jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung

4) Refleks moro negatif

5) Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari

6) Refleks meraih dengan tangan tidak ada

7) Paralisis dari lengan atas dan lengan bawah

8 | P a g e

Page 9: MAKALAH NEONATUS.docx

“Gejala-gejala tersebut tergantung besar kecilnya kelumpuhan”

d. Penatalaksanaan

1) Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah

terjadinya kontraktur

2) Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya. Caranya :

letakkan tangan bayi yang lumpuh disamping kepalanya yaitu dengan memasang

perban pada pergelangan tangan bayi kemudian dipanitikan dengan bantal atau

seprei disamping kepalanya

3) Rujuk segera kerumah sakit

2.3 Penyebab Trauma Fleksus Brancialis

Ada banyak penyebab kemungkinan lesi pleksus brachialis. Trauma adalah

penyebab yang paling sering, selain itu juga konpresi local seperti pada tumor ideopatik,

radiasi, post operasi dan cedera pada lahir.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiografi

1. Foto vetebra vertical untuk mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra vertical

2. Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus

terapi okupasi terutama diperlukan untuk memelihara luas gerak sendi bahu,

membuat ortesa yang tepat untuk membantu fungsi tangan, siku dan lengan,

mengotrol edema deficit sensorik.

9 | P a g e

Page 10: MAKALAH NEONATUS.docx

B. FRAKTUR KLAVIKULA

1. Neonates

Neonates adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesesuaikan diri dari kehidupan intarauteri kedalam kehidupan ekstrauteri. Beralih

dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Yang dimaksud

dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala

melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu- 42 minggu,

dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa cacat bawaan.

2. Fraktur

Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontiunitas tulang karena stress pada

tulang yang berlebihan. (Luckman and Sorensens, 1993 : 1915 )

Fraktur adalah patah tulang , biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak

disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak

lengkap. (Price and Wilson, 1995 : 1183 )

Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan

sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang

berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung maupun tidak langsung.

Clavikula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian mrdical melengkung

lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan

menghadap ke posterior. Ujung medical clavikula disebut extremitas sternalis,

10 | P a g e

Page 11: MAKALAH NEONATUS.docx

membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut extremitas

acromialis, membentuk persendian dengan acromion. Facies superior clavikula agak

halus dan pada facies inferior dibagian medical terdapat tuberositas costalis. Disebelah

lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius dan disebelah lateralnya lagi

terdapat tuberositas coracoidea tempat melekat ligament coracoclaviculalis.

Clavikula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa

fetus, terbentuk melalui dua pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medical dan

lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudin

oosifikasi sekunder pada epifise medical clavikula berlangsung pada usia 18 tahun

sampai 20 tahun dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.

Pada tulang ini banyak terjadi trauma proses patologi sama seperti tulang lainnya

yaitu bisa ada kelainan kongenita, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan

metabolic tulang dan yang lainnya. Fraktur clavikula bisa disebabkan oleh benturan

ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa

menyebabkan terjadi fraktur tertutup ataupun multiple trauma.

Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir yang mungkin

terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat

timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang terlentang pada

kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan

pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat teraba,

perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya

reflex Moro pada sisi tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasidan foto

rongent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan

posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.(Sarwono, 2006).

11 | P a g e

Page 12: MAKALAH NEONATUS.docx

Cukup sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai

trauma pada sendi bahu). Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3

tengah). Deformitas, nyeri pada lokasi trauma. Foto Rontgen tampak fraktur klavikula.

Terapi: konservatif: “ verbant figure of eigh” sekitar sendi bahu. Pemberian analgetka.

Operatif: internal fiksasi.

Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara

lain: bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,

krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada

sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot

sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada

daerah fraktur.

B. Konsep Dasar Penanganan Faktur

Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :

a. Rekognisi

Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsipnya adalah

mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan

dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.

b. Reduksi

Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak asalnya.

Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat darurat atau ruang

bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika

IV, sedative atau blok saraf lokal.

c. Retensi

12 | P a g e

Page 13: MAKALAH NEONATUS.docx

Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau dipertahankan

dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat

dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips,

bidai, traksi dan teknik fiksator eksterna.

d. Rehabilitasi

Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan cara

melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan klien.

Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan

meningkatkan peredaran darah.

13 | P a g e

Page 14: MAKALAH NEONATUS.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan

sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang

berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.

Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih

besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke

posterior. Fraktur Clavikula adalah Patahnya tulang clavikula pada saat proses

persalinan biasanya kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan

lengan pada presentasi bokong,

Fleksus brakialis adalah Sebuah jaringan saraf tulang belakang yang berasal dari

belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan menimbulkan saraf untuk

ekstremitas atas. Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari kelima melalui

saraf servikal kedelapan dan saraf dada pertama, yang semuanya berasal dari sumsum

tulang belakang.

B. Saran

14 | P a g e

Page 15: MAKALAH NEONATUS.docx

Untuk bidan, sebaiknya lebih teliti mendiagnosis secara dini terhadap letak dan

presentasi janin agar dapat mengurangi terjadinya fraktur. Bidan sebaiknya memiliki

pengetahuan yang luas tentang fraktur agar dapat member penanganan segera pada

fraktur. Dan, dalam menangani persalinan bidan harus memperhatikan persalinan

tersebut dengan penuh hati-hati agar dapat melakukan persalinan dengan normal dan

seorang bidanpun dapat menghindari sebagian dari persalinan yang abnormal seperti

trauma pada pleksus brachialis pada saat persalianan neonates. Oleh karena itu bidan

juga sangat berperan dalam menangani trauma pada fleksus brachialis dengan cara

merujuk kerumah sakit terdekat.

15 | P a g e