26
MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Dosen Pembimbing Nurul Asikin,M.pd Di susun oleh : KELOMPOK 2 : AFRILIANI 140384205011 FEBRISA 140384205012 ERNA JULIANI 140384205013 TREE EVRYANTI 140384205014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2014/2015 i

Makalah Media Pembelajaran Biologi1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

karakteristik siswa dengan media pembelajaran

Citation preview

Page 1: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Dosen Pembimbing

Nurul Asikin,M.pd

Di susun oleh :

KELOMPOK 2 :

AFRILIANI 140384205011

FEBRISA 140384205012

ERNA JULIANI 140384205013

TREE EVRYANTI 140384205014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2014/2015

i

Page 2: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

KATA PENGANTAR

Assalamualikum wr.wb

Pertama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga dapat

menyelesaikan makalah Media pembelajaran Biologi yang berjudul “Karakteristik

siswa SMP dan SMA yang dikaitkan dengan media pembelajaran ”dengan baik.

Terimakasih kepada Bapak Nurul Asikin, M.pd selaku pembimbing dan

terimakasih kepada teman-teman yang telah memotivasi serta membantu sehingga

terselesaikannya makalah tentang .

Kami menyadari bahwa penulisan makalah  ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu, penulis berharap pada rekan-rekan seperjuangan dapat

memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam rangka mencapai

kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan kita lainnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tanjungpinang, oktober 2015

i

Page 3: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN KARAKTER..........................................................................................3

2.2   Konsep Karakteristik siswa SMP dan SMA...................................................................4

2.3   Karekteristik umum perkembangan peserta didik dan pemilihan media pembelajaran yang tepat.........................................................................................................7

2.4  Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya..................................................10

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1  Kesimpulan....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii

Page 4: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 LATAR BELAKANG

 

Seorang guru harus dapat memahami perbedaan-perbedaan itu dan harus

mengenal karakteristik peserta didik, seorang guru juga harus memiliki

kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari anak didiknya,

menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara

mengajarnya sendiri.

Siswa di setiap sekolah terdiri datang dari berbagai latar belakang. Siswa

dalam satu kelas biasanya memiliki umur yang tidak jauh berbeda, namun mereka

memiliki latar belakang yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan mereka berasal

dari lingkungan yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga berada, ada pula

yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ada yang pintar, ada pula yang kurang

pandai. Sifat mereka pun berlainan satu sama lain. Sehingga didapatkan bahwa

siswasiswa dalam satu kelas memiliki latar belakang, sifat, dan karakter yang

berbeda, yang harus dipahami dan dimengerti oleh setiap guru, sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pembelajaran, diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan

media pembelajaran ini haruslah memperhatikan keadaan peserta didik, kondisi

lingkungan dan sosial setempat, agar media yang digunakan dapat efektif, tepat

sasaran dan sesuai pula dengan kemampuan peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian karakter ?

2. Bagaimanakah penjelasan konsep karakteristik siswa menurut para ahli?

3. Bagaimanakah karakeristik siswa SMP dan pemilihan media pembelajaran

yang tepat?

1

Page 5: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

4. Bagaimanakah karakeristik siswa SMA dan pemilihan media pembelajaran

yang tepat?

5. Bagaimanakah karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya?

1.3 Tujuan Makalah

1. mengetahui pengertian karakter

2. Mengetahui konsep karakteristik siswa menurut para ahli

3. Mengetahui karakeristik siswa SMP dan pemilihan media pembelajaran

yang tepat

4. Mengetahui karakeristik siswa SMA dan pemilihan media pembelajaran

yang tepat

5. Mengetahui karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya

2

Page 6: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KARAKTER 

Secara umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah

“temperamen” ,”tabiat”, “watak” atau “akhlak” yang memberinya sebuah definisi

sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan

dan konteks lingkungan. Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter

memiliki berbagai arti seperti : “kharacter” (latin) berarti instrument of marking,

“charessein” (Prancis) berarti to engrove (mengukir), “watek” (Jawa) berarti ciri

wanci; “watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah

laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai. Dari sudut pandang behavioral yang

menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki sejak lahir, Sehingga Doni Kusuma

(2007:80) istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau

sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima

dari lingkungan.

W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat

nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat

diamati pada individu.

Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian

ditinjau  dari titik  tolak etis  atau  moral,  misalnya kejujuran seseorang, biasanya

mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain,

tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.

3

Page 7: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani

“karasso” yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang

memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan

atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam

atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang

berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia.

Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

2.2   Konsep Karakteristik siswa SMP dan SMAKetika anak – anak memasuki masa remaja konsep diri mereka mengalami

perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri

mereka. Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakterisktik penting

perkembangan konsep diri  pada masa remaja yaitu :  

Abstrak and idealistc. Pada masa remaja anak – anak lebih

mungkin membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata –

kata yang abstrak dan idealistik. Gambaran tentang konsep diri

yang abstrak misalnya dapat dilihat dari pernyataan remaja usia 14

tahun mengenai dirinya. “saya seorang manusia. Saya tidak dapat

memutuskan sesuatu saya tidak tahu siapa diri saya.” Sedangkan

deskripsi idealistik dari konsep diri remaja dapat dilihat dari

pernyataan. “saya orang yang sensitive, yang sangat peduli

terhadap perasaan orang lain. Saya rasa, saya cukup cantik.”

Meskipun tidak semua remaja menggambarkan diri mereka

dengan cara yang idealis, namun sebagian besar remaja

membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri yang

diidamkannya.

 Differentiated. Konsep diri remaja bisa menjadi semakin

terdiferensiasi. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda

remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai

dengan konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi.

Misalnya remaja berusaha menggambarkan dirinya menggunakan

4

Page 8: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

sejumlah karakteristik dalam hubungannya dengan keluarganya,

atau dalam hubungannya dengan teman sebaya, dan bahkan dalam

hubungan yang romantis dengan lawan jenisnya. Singkatnya,

dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih mungkin

memahami bahwa dirinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda,

sesuai dengan peran atau konteks tertentu.

 Contracdictions within the self. Setelah remaja

mendeferensiasikan dirinya kedalam sejumlah peran dan dalam

konteks yang berbeda beda, maka munculah kontradiksi antara

diri-diri yang terdiferensiasi ini.

Dalam sebuah penelitian Susan Harter(1986) meminta siswa kelas 7

sembilan dan sebelas untuk mendeskripsikan diri mereka. Harter akhirnya

menemukan bahwa terdapat sejumlah istilah yang kontradiktif yang digunakan

remaja dalam mendeskripsikan dirinya(seperti jelek dan menarik, mudah busan

dan ingin tahu, peduli dan tak peduli, tertutup dan suka bersenang-senang)

meningkat secara dramatis antar kelas tujuh dan kelas sembilan.

Gambaran diri yang kontradiktif ini berkurang jumlahnya pada siswa kelas

11, namun masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa kelas 7.

The fluciating self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada

gilirannya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas

waktu yang tidak mengejutkan. Seorang peneliti menjelaskan sifat

fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora. Diri remaja akan terus

memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa dimana remaja berhasil

membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak

terjadi hingga masa remaja akhir, bahkan hingga masa dewasa awal.

 Real and ideal true dan false selves. Munculnya kemampuan remaja

untuk mengkontruksikan diri ideal mereka disamping diri yang

sebenarnya, merupakan sesuatu yang membingungkan bagi remaja 

tersebut. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan anatra diri yng

nyata dengan diri yang ideal menunjukan adanya peningkatan kemampuan

kognigtif mereka. Tetapi, carl rogers yakin bahwa adanya perbedaan yang

5

Page 9: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri ideal menunjukan ketidak 

mampuan remaja untuk menyesuaikan diri. Penelitian yang dilakukan

strachen dan jones (1982) menunjukan bahwa pada pertenrgahan masa

remaja terjadi dikrepansi yang lebih besar antara diri yang nyata dengan

diri ideal dibandingkan dengan pada awal dan akhir masa remaja.

                    

Remaja cenderung menunjukkan diri yang palsu ketika berada di lingkungan

teman-teman dikelasnya. Namun ketika berada bersama teman dekatnya remaja

menunjukkan yang asli. Diri yang palsu ditunjukkan oleh remaja untuk orang lain

mengaguminya, untuk mencoba perilaku atau peran baru yang disebabkan adanya

pemaksaan dari orang lain untuk berprilaku palsu, karena orang lain tersebut tidak

memahami diri remaja yang sebenarnya.

Social comparison. Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa,

dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih sering menggunakan

perbandingan sosial untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun

kesediaan remaja untuk mengakui bahwa mereka menggunakan

perbandingan social untuk mengevaluasi diri mereka sendiri cenderung

menurun pada masa remaja, karena menurut mereka perbandingan sosial

itu tidaklah diinginkan. Menurut remaja, terungkapnya motif

perbandingan sosial mereka akan membahayakan popularitas mereka.

  Self-conscious. Karakter lain dari konsep diri remaja adalah bahwa

remaja lebih sadar akan dirinya dibandingkan dengan anak-anak dan lebih

memikirkan tentang pemahaman diri mereka. Remaja menjadi lebih

introspektif, yang mana hal ini merupakan bagian dari kesadaran diri

mereka dan bagian dari eksplorasi diri. Namun introspeksi tidak selalu

terjadi  ketika remaja berada dalam keadaan isolasi sosial. Remaja

kadang-kadang meminta dukungan dan penjelasan dari teman temannya

memperoleh opini teman-temannya mengenai definisi diri yang baru

muncul.

 Self-protective. Mekanisme untuk mempertahankan diri merupakan salah

satu aspek dari konsep diri remaja dalam upaya elindungi dirinya, remaja

6

Page 10: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

cenderung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri mereka.

Gambaran diri yang positif seperti menarik, suka bersenang senang dan

ingin tahu, lebih sering disebutkan sebagai bagian inti dari diri remaja

yang penting. Sedangkan gambaran diri yang negatif seperti jelek, egois

dan gugup lebih disebutkan sebagai bagian pinggir.

   Unconscious. Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa

komponen yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti

komponen yang disadari. Pengenalan seperti ini tidak muncul masa

remaja akhir. Artinya, remaja yang lebih tua lebih yakin akan adanya

aspek-aspek tertentu dari pengalaman mental diri mereka yang berada

diluar kesadaran atau kontrol mereka dibandingkan dengan remaja yang

lebih mudah.

  Self-integraion.Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi

lebih terintegrasi, dimana bagian yang berbeda beda dari diri secara

sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua, lebih mampu

mendeteksi adanya ketidakkonsistenan dalam gambaran diri mereka pada

masa sebelumnya ketika ia berusaha untuk mengkontruksikan teori

meneganai diri secara umum, atau suatu pemikiran yang terintegrasi dari

identitas. Ketika remaja menghadapi tekanan untuk membagi bagi diri

menjadi sejumlah peran, munculah pemikiran formal operasional yang

mendorong proses integrasi dan perkembangan dari suatu teori diri yang

konsisten dan koheren.

2.3   Karekteristik umum perkembangan peserta didik dan pemilihan media pembelajaran yang tepat 

Karakteristik anak usia sekolah menengah  (SMP)

                 

Dilihat dari taapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia

sekolah menengah (smp) berada pada tahpan perkembangan pubertas ( 10 -14

tahun ).terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada usia smp ini, yaitu :

1. Terjadinya ketidakseimbangan proposi tinggi dan berat badan.

7

Page 11: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

2. Mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder

3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan untuk bebas dari dominasi

dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi

kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua

4. Senang membandingkan kaedah – kaedah, nilai – nilai etika atau norma

dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat

kemurahan dan keadilan tuhan

6. Reaksi dan ekspesi emosi masih labil.

7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri

yang sesuai dengan dunia sosial

8. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

                

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru

diharapkan untuk :

1. Menerapkan model pembelajaran  yang memisahkan siswa pria dan wanita

ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan anatomi dan

fisiologi

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan

minatnya melalui kegiatan – kegiatan yang positif.

3. Menerapkana pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan

individu atau kelompok kecil.

4. Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk

mengembangkan potensi siswa

5. Tampil mejadi teladan yang baik bagi siswa

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab

Karakteristik anak usia remaja (SMA)

                 Masa remaja (15-18 tahun ) merupakan masa peralhan anata masa

kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering

8

Page 12: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

dikenal dengan masa pencarian jati diri. Masa remaja ditandai dengan sejumlah

karakteristik penting, yaitu :

1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa

yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

5. Memilih dan mempersiapakn karier di masa depan sesuai dengan minat dan

kemampuan

6. Mengembangkan sikap positif terhapdap pernikahan, hidup berkeluarga dan

memiliki anak.

7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang

diperlukan sebagai warga negara.

8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam

bertingkah laku.

10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

                 Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut

adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini

dapat dilakukan guru, di antaranya :

1. Memeberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi,

bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika.

2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh

atau kondisi dirinya.

3. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan

keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatknya, seperti saran

olahraga, kesenian dan sebagainya.

4. Melatih siswa untuk mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan

dalam kondisi sulit dan penuh godaan

5. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berfikir

kritis, refleksi, dan positif.

9

Page 13: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

6. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan

masalah dan mengambil keputusan

7. Membantu siswa mnegmbangkan etos kerja yang tinggi dan sikap

wiraswasta

8. Memupuk semanga keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama

terbuka dan lebih toleran.

9. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia

mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

Secara garis besarnya, media pembelajaran terbagi menjadi 10 golongan,

yaitu sebagai berikut :

No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran

1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD,

telepon

2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur,

leaflet, gambar

3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi

bahan tertulis

4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT),

Film bingkai (slide)

5 Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara

6 Visual gerak Film bisu

7 Audio Visual gerak film gerak bersuara, video/VCD,

televise

8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

9 Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

10 Komputer CAI (Pembelajaran berbantuan

komputer), CBI (Pembelajaran

berbasis komputer)[2]

2.4  Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya                

10

Page 14: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala

meningkatnya pengaruh  teman sebaya dalam kehidupan mereka.  Sebagian besar

waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman – teman

sebaya mereka.

                 Studi – studi kontemporer tentang remaja, juga menunjukkan bahwa

hubungan yang positif dengan teman sebaya diasosiasikan dengan penyesuaian

sosial yang positif (santrock, 1998 ). Hartup (1982) misalnay mencatat bahwa

pengaruh teman sebaya yang harmonis selama masa remaja, dihubungkan dengan

kesehatan mental yang positif pada usia setengah baya (Hightower; 1990). Secara

lebih rinci, kelly dan hasnen (1987) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman

sebaya, yaitu :

1. Mengontrol impuls – impuls agresif. Melalui interaksi dengan teman

sebaya, remaja belajar bagaimana memecahkan pertengahan – pertengahan

dengan cara – cara yang lain selain dengan tindakan agresi langsung.

2. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih

independen. Teman – teman dan kelompok teman sebaya memeberikan

dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tenggung jawab baru

mereka. Dorongan yang diperoleh remaja dari teman – teman sebaya

mereka ini akan menyebabkan berkurangnya ketergantungan remaja pada

dorongan keluarga mereka.

3. Meningkatkan keterampilan – keterampilan sosial, mengembangkan

kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan –

perasaan dengan cara – cara yang lebih matang. Melalui percakapan dan

perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide – ide

dan perasaan – perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka

memecahkan masalah.

4. Mengembangkan sikap – sikap seksual dan tingkah laku peran jenis

kelamin terutama dibentuk melalui interaksi dengan teman sebaya. Remeja

belajar mengenai tingkah laku dan sikap – sikap yang mereka asosiasikam

dengan menjadi laki – laki dan perempuan muda

11

Page 15: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

5. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai – nilai. Umunya orang dewasa

menhajarkan kepada anak – anak mereka tentang apa yang benar dan apa

yangb salah. Dalam kelompok teman sebaya, remaja mencoba mengambil

keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja mencoba mengambil keputusan

atas diri  mereka sendiri. Remaja mngevaluasi nilai – nilai yang dimilikinya

dan yang dimiliki oleh teman sebayanya, serta memutuskan mana yang

benar. Proses mengavaluasi ini dapat membantu remaja mengembangkan

kemampuan penalaran moral

6. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar

teman – teman sebayanya membuat remaja merasa enak atau senang

tentang dirinya.

                 Sejumlah ahli teori lain menekankan pengaruh negatif dari teman

sebaya terhadap perkembangan anak – anak dan remaja. Bagi sebagian remaja,

ditolak atau diabaikan oleh teman sebaya, menyebabkan munculnya perasaan

kesepian atau permusuhan.

Disamping itu, penolakan oleh teman sebaya dihubungkan dengan

kesehatan mental dan problem kejahatan. Sejumlah ahli teori juga telah

menjelaskan budaya teman sebaya remaja merupakan suatu bentuk kejahatan yang

merusak nilai – nilai dan kontrol orang tua. Lebih dari itu, teman sebaya dapat

memperkenalkan remaja pada alkohol, obat – obatan (narkoba), kenakan]lan, dan

berbagai bentuk perilaku yang dipandang orang dewasa sebagai maladaptif

(santrock, 1998)

              Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan

pengaruh yang besar, namun orangtua tetap memainkan peranan yang penting

dalam kehidupan remaja. Hal ini adalah karena antara hubungan dengan oang tua

dan hubungan dengan teman sebaya memberikan pemenuhan akan kebutuhan –

kebutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja ( Savin – William &

Berndt, 1990). Dalam hal kemajuan sekolah dan rencana karir misalnya, remaja

sering bercerita dengan orangtuanya. Orangtua menjadi sumber pentig yang

mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan – tujuan

masa depan. Sedangkan dengan teman sebaya, remaja belajar tentang hubungan –

12

Page 16: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

hubungan sosial di luar keluarga. Mereka berbicata tentang pengalaman –

pengalaman dan minat – minat yang lebih bersifat pribadi, seperti masalah

pacaran dan pandangan – pandangan tentang seksualitas. Dalam masalah –

masalah yang menjadi minat pribadinya ini umumnya remaja merasa lebih enak

berbicara dengan teman – teman sebayanya, mereka percaya bahwa teman sebaya

akan memahani perasaan – perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan

dengan orang – orang dewasa.

 

13

Page 17: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

BAB III

PENUTUP 

3.1  Kesimpulan

Ketika anak – anak memasuki masa remaja konsep diri mereka mengalami

perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri

mereka.Karakteristik anak remaja bisa dilihat dalam beberapa aspek, yaitu dari

Pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara berfikir kausalitas, emosi yang

meluap-luap, perkembangan sosial, perkembangan moral dan perkembangan

kepribadian.

            Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting dalam kehidupan remaja

karena antara hubungan dengan oang tua memberikan pemenuhan akan

kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja. Orangtua

menjadi sumber pentig yang mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan

tata nilai dan tujuan-tujuan masa depan.

            Guru sebagai orang tua kedua bagi siswa di sekolah juga mempunyai

peranan yang sama penting dengan orang tua, dalam masa perkembangan remaja

guru harus memberikan arahan – arahan tentang apa yang terjadi dalam diri

remaja, guru pun harus memberikan contoh yang baik karna dalam masa

perkembangannya, siswa cenderung meniru apa yang mereka lihat sehari – hari.

Media pembelajaran adalah salah satu faktor penting dalam menunjang

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, para pendidik

diharuskan untuk jeli memilih media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik agar memperoleh hasil yang maksimal.

3.2  Saran

14

Page 18: Makalah Media Pembelajaran Biologi1

Kemajuan atau kemunduran generasi muda selaku generasi penerus di

masa yang akan datang sangat tergantung dari pendidikan yang diperolehnya di

masa kini, maka dari itu sudah seharusnya para pendidik dapat memanfaatkan

media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar.

DAFTAR PUSTAKA 

 Destami. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2010

Abu Ahmadi dan Munawar sholeh. Psikologi perkembangan. PT. Rineka Cipta. 2005

Kustandi, Cecep, dan Sujipto, Bambang. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Ghalia Indonesia: Bogor.

Sadiman,Arif, dan Raharjo. 1990. Media Pendidikan. Rajawali: Jakarta.

15