43
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panca indra adalah organ – organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak ketempat perasaan ini ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit. Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan system saraf yang menghubungkan badan indra dan system dengan system saraf pusat. Organ indra adalah sel – sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai system organ indra hanya mampu menerima stimulus, diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indra umum seperti reseptor raba terbesar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap yaqng penyebarannya terbatas pada lidah. Kelenjar air mata terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbit. Kelenjar ini mengeluarkan air mata, dialirkan kedalam kantong konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis. Bila bola mata dikedipkan, air mata akan

Makalah mata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah mata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Panca indra adalah organ – organ akhir yang dikhususkan

untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang

menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa

dari organ indra menuju ke otak ketempat perasaan ini ditafsirkan.

Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan,

penglihatan, penciuman, dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam

antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.

Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi

dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas

tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan

system saraf yang menghubungkan badan indra dan system dengan

system saraf pusat. Organ indra adalah sel – sel tertentu yang dapat

menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri

untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat

susunan saraf. Setiap organ indra menerima stimulus tertentu, kesan

yang sesuai sebagai system organ indra hanya mampu menerima

stimulus, diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indra umum seperti

reseptor raba terbesar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti

putting pengecap yaqng penyebarannya terbatas pada lidah.

Kelenjar air mata terdiri dari kelenjar majemuk yang

terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbit. Kelenjar ini

mengeluarkan air mata, dialirkan kedalam kantong konjungtiva dari

saluran kelenjar lakrimalis. Bila bola mata dikedipkan, air mata akan

Page 2: Makalah mata

2

menggenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar air ini

menguap, sebagian lagi masuk kehidung melalui saluran naso-

lakrimalis.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system penglihatan itu

sendiri

b. Untuk mengetahui dan mengetahui definisi, etiologi,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan pengobatan dari

beberapa penyakit system penglihatan.

c. Untuk mengetahui penyakit – penyakit yang terjadi atau

terdapat pada system penglihatan.

C. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi system penglihatan ?

2. Apa dan bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan

penunjang dan pengobatan dari beberapa penyakit system

penglihatan ?

3. Apa penyakit yang dapat menyerang pada system pengliahatan ?

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan

mengambil literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku

yang berkaitan dan informasi melalui layanan internet.

Page 3: Makalah mata

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Mata

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang

menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa,

dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian

difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap

cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut

yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah

melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong

informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk

diproses.

Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai

pada minggu ke 4 masa embrio. Proses pembentukan mata berasal

dari 3 sumber yaitu :

1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf

optik

Page 4: Makalah mata

4

2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan

beberapa struktur pelengkap di bagian depan mata.

3. Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan

struktur-struktur yang berkaitan dengan orbita.

Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) yaitu:

1. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar

bola mata terdiri atas sklera dan kornea.

2. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola

mata terdiri atas khoroid, badan siliaris dan iris.

3. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola

mata terdiri atas retina.

a. TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA)

Tunika fibrosa membentuk sebuah kapsula fibroelastik

yang kokoh penyokong bola mata. Lapis fibrosa ini dibagi menjadi

dua bagian yaitu sclera dan kornea. Sklera merupakan bagian yang

putih melingkupi lima-perenam bagian bola mata dan terletak di

sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian yang jernih

dan transparan melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat

sambungan sklera dan kornea dikenal dengan nama limbus.

1) SKLERA (Gk. sclera, keras)

Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-

olah tidak mengandung pembuluh darah. Sklera disusun oleh

serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh jala-jala

serat elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola

mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang

berasal dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan

lensa dan badan vitreus yang terletak di belakang lensa. Di

Page 5: Makalah mata

5

bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf optik

pada lamina kribrosa .

Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada

limbus (tempat pertautan sklera dan kornea).

2) KORNEA

Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan,

tidak mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-

ujung serat saraf. Kornea berasal dari penonjolan tunika

fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara histologik kornea

terdiri atas 5 lapisan yaitu:

1. Epitel kornea

Merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel

gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini

merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak

dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel

kornea ini mengandung banyak ujung- ujung serat saraf

bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi

aus dan digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya

yang bermigrasi dengan cepat.

2. Membran Bowman

Merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel

tersusun dari serat kolagen tipe 1.

3. Stroma kornea

Merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari

serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel

membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas terletak di

antara serat-serat kolagen.

4. Membran Descemet

Page 6: Makalah mata

6

Merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-

serat kolagen.

5. Endotel kornea

Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam

tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah.

Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan

untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini

mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai

pompa natrium yang akan mengeluarkan kelebihan ion –

ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion

klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan

cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga

stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit

dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor yang diperlukan

untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea

bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga

nutrisi didapatkan dengan cara difusi dari pembuluh darah

perifer di dalam limbus dan dari humor akweus di bagian

tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal

mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.

3) Limbus

Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea

dengan sklera. Pada tempat ini terdapat lekukan atau sudut

akibat perbedaan kelengkungan kornea dan sklera. Bagian

luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel

berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya.

Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan

kornea. Stroma ini tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di

bagian dalam stroma ini membentuk taji sklera (scleral spur).

Page 7: Makalah mata

7

Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula

(trabecula sheet) dengan jalinan ruang-ruang di antaranya

dikenal sebagai ruang trabekula (trabecular spaces/ space of

Fontana). Di atas trabekula terdapat suatu saluran lebar dan

panjang disebut kanal Schlemm.

4) Kanal Schlemm

Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang

melingkari mata tepat anterior dan eksternal skleral spur. Di

sebelah luar dibatasi oleh jaringan sklera dan di dalam oleh

lapisan jaringan trabekula yang lebih dalam. Lumen kanal ini

di batasi oleh selapis sel endotel. Kanal ini akan meneruskan

diri ke dalam pleksus sklera dan akhirnya bermuara pada

pleksus vena sklera. Di bagian posterior taji sklera, pada

korpus siliaris terdapat otot polos, muskulus siliaris yang

berfungsi untuk mengatur akomodasi mata.

b. TUNIKA VASKULOSA / UVEA (L.uva=anggur)

Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan

siliaris dan iris.

1) Khoroid (choroid)

Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung

pembuluh darah dan sel-sel pigmen sehingga tampak bewarna

hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang

yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel

fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas

4 lapisan yaitu :

1. Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari

serat-serat kolagen dan elastin.

Page 8: Makalah mata

8

2. Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal

tersusun dari pembuluh darah dan melanosit.

3. Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas

pleksus kapiler, jaring0-jaring halus serat elastin dan

kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-kapiler ini berasal

dari arteri khoroidalis Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk

bagian luar retina.

4. Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang

berbatasan dengan epitel pigmen retina. Lapisan ini

tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu lapisan

dalam lamina basal yang homogen.

2) Badan Siliaris (Korpus siliaris)

Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar

yang menonjol ke dalam mata terletak di antara ora serrata

dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid

ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan

penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin,

pembuluh darah dan melanosit.

Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek seperti

jari yang dikenal sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus

siliaris muncul benang-benang fibrillin yang akan berinsersi

pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.

Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Lapisan

luar kaya akan pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel

pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak berpigmen

merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak

sensitif terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan

Page 9: Makalah mata

9

mengeluarkan cairan filtrasi plasma yang rendah protein ke

dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior).

Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera

okuli posterior) ke bilik mata depan (kamera okuli anterior)

melewati celah pupil (celah di antara iris dan lensa), lalu

masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan

akhirnya masuk ke dalam kanal Schlemm. Dari kanal

Schlemm humor akweus masuk ke pleksus sklera dan

akhirnya bermuara ke sistem vena.

Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal

sebagai muskulus siliaris. Satu berkas karena orientasinya

akan menarik khoroid sehingga membuka kanal Schlemm

untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel

pada skleral spur berfungsi untuk mengurangi tekanan pada

zonula Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks.

Fungsi ini disebut akomodasi.

3) Glaukoma

Merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh

peningkatan tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu

lama akibat kegagalan penyaluran humor akweus dari bilik

mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat menyebabkan

kebutaan.

4) Iris (Iris, pelangi)

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea.

Struktur ini muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah

diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata

depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan

dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil).

Page 10: Makalah mata

10

Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung

pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Permukaan depan iris

yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior)

berbentuk tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak

lengkap dan sel-sel fibroblas. Permukaan posterior iris tampak

halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang

menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang

menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel-sel pigmen

yang akan mencegah cahaya melintas melewati iris. Dengan

demikian cahaya akan terfokus masuk melalui pupil.

Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator

pupil dan otot sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini

akan merubah diameter pupil. Otot dilatator pupil yang

dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,

sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan

parasimpatis (N. III) akan memperkecil diameter pupil.

Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan

stroma iris akan mempengaruhi warna mata. Bila jumlah

melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila

melanosit sedikit mata tampak bewarna biru.

5) Lensa Mata

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel

subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul lensa merupakan

lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen

tipe IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak.

Epitel subkapsul hanya terdapat pada permukaan anterior

lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas

selapis sel kuboid. Di sebelah dalam dari epitel subkapsul

terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang

Page 11: Makalah mata

11

kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini

kemudian diisi dengan protein lensa kristalin (crystallins).

Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi

lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah.

Nutrisi untuk lensa diperoleh dari humor akweus dan korpus

vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus

cahaya dengan mudah.

Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang

menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melihat.

Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin

disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain

dan keterpaparan sinar ultra violet secara berlebihan. Di

samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang

dikenal sebagai presbiopia yaitu ketidakmampuan mata

untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang

disebabkan karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses

penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak dapat mencembung

guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina.

Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kaca mata.

Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa

yang dikenal sebagai zonula Zinii.

6) Korpus Vitreus

Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang

mengisi ruang vitreus (ruang antara lensa dan retina). Korpus

vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air (99%) dan

mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam

hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan

retina. Di tengah korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran

Page 12: Makalah mata

12

yang berisi cairan dikenal sebagai kanal hialoidea, yang

semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan

vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan

bola mata.

7) Ruang-ruang mata

Ada 2 ruang mata yaitu kamera okuli anterior dan

posterior. Kamera okuli anterior merupakan suatu ruangan

yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi belakang kornea dan

di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan

depan badan siliar. Batas lateralnya adalah sudut iris atau

limbus yang ditempati oleh trabekula yang merupakan tempat

penyaluran humor akweus ke kanal schlemm.

Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di

sebelah depan oleh iris dan disebelah belakang oleh

permukaan depan lensa dan zonula Zinii serta diperifer oleh

prosessus siliaris.

Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus, yaitu

suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar

dan oleh difusi dari kapiler dalam prosessus si liaris. Cairan ini

mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah,

tetapi mengandung kadar protein yang rendah. Humor akweus

disekresi secara kontinu ke dalam kamera okuli posterior,

mengalir ke ruang kamera okuli anterior melalui pupil dan

disalurkan melalui jaringan trabekula ke dalam kanal

Schlemm. Dalam kondisi normal jumlah cairan yang disekresi

dan dikeluarkan berimbang sehingga tekanan di dalam ruang

mata ini berkisar kira-kira 23 mmHg. Bila terjadi sumbatan

dalam pengeluaran cairan sementara sekresi berlangsung

terus, maka tekanan dalam bola mata akan meningkat.

Page 13: Makalah mata

13

Keadaan ini disebut glaukoma dan dapat mengakibatkan

kerusakan retina dan kebutaan bila dibiarkan.

c. TUNIKA NEURALIS (RETINA)

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata,

mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu sel-sel batang dan kerucut.

Retina berkembang dari cangkir optik (optic cup , suatu struktur

berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses invaginasi

(penonjolan ke arah dalam) gelembung optik primer (primary

optic vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari

penonjolan keluar prosencephalon (otak depan). Tangkai dari

cangkir optik (optic stalk) akan berkembang menjadi saraf

optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic cup)

berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf

retina (neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.

Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding

belakang bola mata merupakan tempat keluarnya nervus optikus.

Serat-serat saraf di daerah ini akan bertumpuk membentuk suatu

tonjolan yang disebut papila nervus optikus. Daerah ini tidak

mengandung sel-sel fotoreseptor, tidak peka terhadap cahaya,

sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot).

Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena

sentralis. Pada umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya

arteri bagi retina. Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan

kebutaan yang menetap. Pada beberapa individu sebagian

kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina

untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini

mengakibatkan kehilangan penglihatan perifer, karena makula tak

terganggu.

Page 14: Makalah mata

14

Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu

traktus sistem saraf pusat antara sel ganglion retina dan otak

tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke posterior ke kiasma

optikus dan mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf

bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit) dan bukan

endoneurium. Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri

dari otak sebagai sarung pembungkus saraf optik.

Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah

berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik

kuning). Bagian tengah makula lutea dikenal sebagai fovea

sentralis yang merupakan daerah penglihatan yang paling peka.

Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal berbentuk bulat

terletak 4 mm ke arah temporal dari lempeng optik dan sekitar 0,8

mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini

disebabkan tidak adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah

ini. Sel penglihat pada lantai fovea terdiri dari hanya kerucut yang

tersusun rapat dan berukuran lebih panjang di bandingkan dengan

yang dibagian perifer retina.

Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila

saraf optik di bagian posterior hingga ora serrata di anterior. Pada

irisan histologik terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam

yaitu:

1. Epitel pigmen

2. Lapisan batang dan kerucut

3. Membran limitans luar

4. Lapisan inti luar

5. Lapisan pleksiform luar

6. Lapisan inti dalam

7. Lapisan pleksiform dalam

Page 15: Makalah mata

15

8. Lapisan sel ganglion

9. Lapisan serat saraf

10. Membran limitans dalam

Epitel pigmen

Adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora

serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk

kuboid dengan sitoplasmanya kaya akan butir-butir melanin.

Fungsi epitel pigmen adalah

a. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.

b. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor

c. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A

d. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin

Lapisan batang dan kerucut

Mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang dan

sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini

mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang

merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar

berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer

mengandung fotopigmen rhodopsin dan suatu segmen

dalam yang sedikit lebih panjang yaitu sekitar 32 mikrometer.

Keduanya mempunyai ketebalan 1,5 mikrometer. Inti selnya

terletak di dalam lapisan inti luar. Ujung segmen luar

tertanam dalam epitel pigmen. Segmen luar dan dalam

dihubungkan oleh suatu leher yang sempit. Dengan mikroskop

electron segmen luar tampak mengandung banyak lamel-

lamel membran dengan diameter yang seragam dan

tersusun seperti tumpukan kue dadar. Sel batang ini di

sebelah dalam membentuk suatu simpul akhir yang mengecil

Page 16: Makalah mata

16

pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang

disebut sferul batang (rod spherule). Sel batang yang

hanya teraktivasi dalam keadaan cahaya redup (dim light)

sangat sensitive terhadap cahaya. Sel ini dapat

menghasilkan suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel

ini tidak dapat menghasilkan sinyal dalam cahaya terang

(bright light) dan juga tidak peka terhadap warna.

Cahaya yang masuk ke dalam retina diserap oleh

rhodopsin, suatu protein yang tersusun dari opsin (protein

transmembran) yang terikat pada aldehida vitamin A.

Penyerapan cahaya ini akan menyebabkan isomerisasi

rhodopsin dan memisahkan opsin dari ikatannya dengan

aldehida vitamin A menjadi opsin bentuk aktif. Opsin bentuk

aktif kemudian memfasilitasi pengikatan guanosin

triphosphate (GTP) dengan protein transducin. Kompleks GTP-

transducin ini kemudian mengaktifkan ensim cyclic

guanosin monophosphate phosphodiesterase suatu

ensim yang berperan dalam pembentukan senyawaan cyclic

guanosin monophosphate (cGMP). Siklik guanosin

monophosphate (cGMP) ini berperan dalam pembukaan kanal

natrium di dalam plasmalema sel batang dan menyebabkan

masuknya natrium dari segmen luar sel batang menuju ke

segmen dalam sel batang. Keadaan ini akan menyebabkan

hiperpolarisasi di segmen dalam sel batang dan merangsang

dilepaskannya neurotransmitter dari sel batang menuju ke sel

bipolar. Oleh sel bipolar rangsang kimiawi ini dirubah menjadi

impuls listrik yang akan diteruskan menuju ke sel ganglion

untuk selanjutnya dikirim ke otak.

Page 17: Makalah mata

17

Sel kerucut Mempunyai struktur yang mirip dengan sel

batang tetapi segmen luar yang mengecil dan membesar ke

arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol. Inti sel

kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel batang. Sel

kerucut di sebelah dalam melebar pada bagian akhirnya pada

lapisan pleksiform luar membentuk kaki kerucut (cone

pedicle). Sel kerucut teraktivasi dengan cahaya terang

(bright light) dan menghasilkan aktivitas visual yang lebih

besar di bandingkan sel batang. Sel kerucut merupakan sel

fotoreseptor yang peka terhadap warna. Ada 3 jenis sel

kerucut yang masing-masing mengandung pigmen iodopsin

yang berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas

tertentu terhadap warna merah, biru dan hijau.

Membran limitans luar

Merupakan rangkaian kompleks tautan antara sel batang,

sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop cahaya tampak

sebagai garis.

Lapisan inti luar

Merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel batang dan

kerucut bersama badan selnya.

Lapisan pleksiform luar

Dibentuk oleh akson sel batang dan kerucut bersama

dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling bersinaps.

Lapisan inti

Dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel

horizontal, sel amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat

mempunyai dendrit yang panjang atau pendek. Aksonnya

lurus dan berjalan vertikal ke dalam lapisan pleksiform dalam

disini berhubungan dengan dendrit sel ganglion. Sel

Page 18: Makalah mata

18

horizontal mempunyai badan sel yang lebih besar daripada

sel bipolar. Dendritnya berakhir dalam keranjang berbentuk

cangkir disekeliling sejumlah besar kaki kerucut. Sel amakrin

terletak pada baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan

inti dalam. Bentuknya seperti buah pir dengan sebuah tonjolan

yang berjalan ke arah dalam untuk berakhir pada lapisan

pleksiform dalam. Di lapisan ini tonjolan sel ini bercabang

secara luas dan bersinaps dengan beberapa sel ganglion. Sel

Muller disebut juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan

intinya terletak pada lapisan inti dalam. Dari badan sel, juluran

sitoplasma yang panjang dan tipis meluas ke membran

limitans luar dan dalam.

Lapisan pleksiform dalam

Dibentuk oleh sinaps antara sel bipolar, amakirn, dan sel

ganglion.

Lapisan ganglion

Dibentuk oleh badan dan inti sel ganglion. Sel ganglion

merupakan sel yang besar, sangat mirip dengan neuron pada

otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan

Nissl) dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat

saraf optik. Aksonnya tak pernah bercabang

Lapisan serat saraf optikus

Dibentuk oleh akson sel ganglion.

Membran limitans dalam

Sebenarnya adalah membrana basalis sel Muller yang

memisahkan retina dari korpus vitreum.

Page 19: Makalah mata

19

1) Media Refraksi

Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus

dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina. Komponen media

refraksi adalah

a. Kornea

b. kamera okuli anterior

c. kamera okuli posterior

d. lensa

e. badan vitreus.

2) ORGAN TAMBAHAN MATA

Bola mata terletak di dalam rongga tulang yang membuka

ke anterior. Celah ini ditutup oleh kelopak mata atas dan

bawah yang bila saling mendekat akan bertemu di fissura

palpebra. Konjungtiva akan melipat dari bagian tepi kornea

untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata. Lipatan ini

disebut forniks superior dan inferior.

Organ-organ tambahan mata terdiri atas :

a. Kelopak mata

b. Konjungtiva

c. Kelenjar lakrimal / kelenjar air mata

Page 20: Makalah mata

20

KELOPAK MATA

Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian

tengah yang terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang

diliputi kulit di bagian luar dan suatu membran mukosa di

dalam.

Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis dengan rambut

kecil, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan suatu dermis

yang terdiri dari jaringan ikat halus yang banyak serat

elastin. Dermis lebih padat pada tepi kelopak mata dan

disini mengandung tiga atau empat baris rambut panjang

yang kaku disebut bulu mata, yang menembus dalam ke

dermis. Di antara dan sebelah belakang bulu mata

terdapat kelenjar apokrin yang saluran keluarnya

bermuara pada folikel bulu mata disebut kelenjar Moll.

Di bawah kulit terdapat lapisan otot lingkar mata

(muskulus orbikularis okuli) yang merupakan otot

rangka. Bagian atau berkas serat otot ini yang berada di

belakang saluran keluar kelenjar Meibom disebut

muskulus siliaris Riolani.

Di bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa

yang menjadi kerangka kelopak mata yang disebut

tarsus. Tarsus ini tebal pada pangkal kelopak mata dan

makin ke ujung makin semakin sempit. Di dalam tarsus

terdapat untaian kelenjar sebasea yang disebut kelenjar

Meibom yang bermuara bersama ke dalam satu saluran

keluar dan tidak berhubungan dengan folikel rambut.

Epitel konjungtiva makin ke pangkal makin tinggi dan di

dalam forniks terdapat lipatan mukosa.

Page 21: Makalah mata

21

KONJUNGTIVA

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi

permukaan dalam kelopak mata (konjungtiva

palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada bagian

depan bola mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di

susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung sel

goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina

propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Sekret sel-

sel goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi

sebagai pelumas dan pelindung epitel mata bagian depan.

Pada corneoscleral junction, tempat berawalnya kornea,

konjungtiva melanjutkan diri sebagai epitel kornea berlapis

gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet.

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang

biasanya ditandai oleh konjungtiva yang hiperemis

(merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin

disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit

lainnya.

KELENJAR LAKRIMAL

Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral

rongga mata. Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan

serosa, dengan sel mioepitel yang menyolok. Lobus

kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15

saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks superior

konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal

tambahan/ assesoris dalam lamina propria kelopak mata

atas dan bawah.

Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat

anti bakteri. Air mata berfungsi untuk memelihara agar

Page 22: Makalah mata

22

epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan kelopak mata

akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea

seperti wiper pada kaca mobil dan berguna untuk

mengeluarkan benda asing seperti partikel debu.

Penguapan air mata yang berlebihan dicegah oleh suatu

lapisan/film mukus (dari sel goblet konjungtiva tarsal)

di atas film air dan minyak (dari kelenjar meibom). Air

mata disapukan ke arah medial dan kelebihannya

memasuki pungta lakrimal (lacrimal puncta) yang

terletak disetiap sudut medial palpebra superior dan

inferior. Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli

lakrimal (lacrimal canaliculi), dan akhirnya masuk

sakus lakrimal. Dinding kanalikuli lakrimal tersusun oleh

epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis

merupakan bagian superior duktus nasolakrimalis yang

melebar. Air mata kemudian masuk ke duktus

nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris

bersilia. Dari sini air mata kemudian dikeluarkan ke

meatus inferior yang terletak di dasar rongga hidung.

Page 23: Makalah mata

23

B. Fisiologi Mata

Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal

untuk melihat dan saraf untuk transduksi sinar. Aparatus optic mata

membentuk dan mempertahankan ketajaman focus objek dalam

retina. Prinsip optic : sinar dialihkan berjalan dari satu mediu m ke

medium lain dari kepadatan yang berbeda, focus utama pada garis

yang berjalan melalui pusat kelengkungan lensasumbu utama.

Indra penglihatan menerima rangsangan berkas – berkas

cahaya pada retina dengan perantara serabut nervus optikus,

mengahantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk

ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang

letaknya difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan

diubah oleh kornea lensa badan ekueus dan vitrous. Lensa

membiaskan cahaya dan mengfokuskan bayangan pada retina bersatu

menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.

a. Pemebentukan Bayangan

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik

dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas

tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita

sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata

tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari

obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil

sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari

obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan

(dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar

obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan

penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

Page 24: Makalah mata

24

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.

Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih

banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan

obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah

derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk

lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh

lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek

yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan

pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot

siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi

sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi

lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek.

Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga

apertura yang mengelilingi lensa membesar dan

tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai

akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa

sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses

pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda

disebut daya akomodasi.

Bayangan dua d

a. Akomodasi mata

saat

melihat jauh

b. Akomodasi mata

saat

melihat dekat

Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari

bayangan objek diretina. Bayangan dalam fovea diretina selalu

lebih kecil dan terbalik dari objek nyata. Bayangan yang jatuh pada

retna akan mengahasilkan sinyal saraf dan mosaic reseptor,

Page 25: Makalah mata

25

selanjutnya mengirimkan bayangan dua dimensi ke otak untuk

direkonstruksi menjadi tiga dimensi.

Pembentukan bayangan abnormal jika bola mata terlalu

panjang dan berbentuk elips, titik focus jatuh didepan retina

sehingga bayangan kabur. Untuk melihat lebih jelas harus

mendekatkan mata pada objek yang dilihat, dibantu dengan lensa

bikonkaf yang memberi cahaya divergen sebelum masuk mata.

Hiperpropia titik focus jatuh dibelakang retina. Kelainan dikoreksi

dengan lensa bikonveks. Presbiopi, bentuk abnormal karena lanjut

usia yang kehilangan kekenyalan lensa.

Mekanisme pembentukan bayangan. Potensial aksi dalam

nervus optikus bayangan objek didalam lingkungan difokuskan

dalam retina. Sinar yang membentuk retina membentuk potensial

dalam bayangan kerucut impuls yangs ada dalam retina,

dihantarkan didalam korteks serebri pada tempat mengahasilkan

sensasi bayangan. Penentuan jarak suatu benda : ukuran relative,

paralaks yang bergerak dan stereopsis.

b. Respon bola mata terhadap benda

Relaksasi m. siliaris membentuk ligamentum tegang ,

lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan

memperpanjang jarak focus. Bila benda dekat dengan mata mata

otot berkontraksi agar lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh.

M. siliaris berkontraksi agar pipih supaya beyangan benda pada

retina menjadi tajam.

Akomodasi mengubah ukuran pupil, kongtraksi iris,

kontrkasi iris membuat pupil mengecil dan melebar.

Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar

tidak seluruhnya masuk kedalam mata. Dalam keadaan gelap

pupil melebar agar sinar banyak ditangkap.

Page 26: Makalah mata

26

Respon dalam melihat benda : jikaq mata melihat jauh

kemudian melihat dekat maka pupil berkontraksi agar terjadi

peningkatan kedalam lapang penglihatan.

Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik

negative secara otomatis.

c. Lintasan Penglihatan

Setelah impuls meninggalakan retina, impuls ini berjalan

kebelakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus,

serabut menyilang kesisi lain bersatu dengan serabut yang berasal

dari retina. Otak menggunakan visual sebagai informasi untuk

dikirim ke korteks serebri dan visual pada bagian korteks visual ini

membentuk gambar tiga dimensi.

Korteks visual primer. Gambar yang ada pada retina

ditraktus optikus disampaikan secar tepat ke korteks jika seseorang

kehilangan lapang pandang sebagian besar dapat dilacak lokasi

kerusakkkan diotak yang bertanggung jawab atas lapang pandang.

Page 27: Makalah mata

27

C. Penyakit – Penyakit Sistem Penglihatan (Mata)

1. Bintitan

a. Pengertian

Bintitan atau dalam istilah kedokterannya disebut hordeolum

bukanlah disebabkan karena kebiasaan mengintip seperti yang sering

disebut-sebut dalam mitos. intitan pada mata berupa benjolan yang terjadi

karena adanya infeksi pada kelopak mata

b. Etiologi

Penyebab bintit yaitu bakteri staphylococcal yang hidup pada

kulit kelopak mata. Hidupnya bakteri ini tdak membahayakan. Tapi

akan bisa menyebabkan infeksi pada mata dan menghasilkan benjolan

kecil seperti jerawat ketika bakteri tersebut terperangkap dalam

kantungatau saluran air mata yang sedang sakit.

c. Gejala

Menjelang bintitan tumbuh, biasanya seseorang akan merasakan

beberapa hal seperti di bawah ini:

1. Rasa gatal disertai sedikit nyeri pada pinggir kelopak mata di

tempat bulu mata tumbuh.

2. Inflamasi kecil yang kemudian bertambah besar seperti bisul

yang kerap kali pecah sendiri. Cara mencegah mata bintitan

(Hordeolum) adalah :

Page 28: Makalah mata

28

Jaga Kebersihan.

Menjaga kebersihan tidak sebatas pada kelopak mata,

karena tubuh secara menyeluruh juga harusbersih. Intinya,

bila kebersihan tubuh terjaga, akan meminimalkan peluang

bakteri menginfeksi ataumenimbulkan peradangan,

termasuk pada kelopak mata.

Cuci tangan sesering mungkin.Karena tangan kita sering

kotor maka jika tidak dicuci bisa menjadi pembawa kuman

ataubakteri ketika kita mengucek mata yang bisa

meyebabkan timbulnya mata bintitan (Hordeolum).

Waspada jika mata sering gatal

Bila mata terasa atau bahkan sering gatal-gatal, sebaiknya

bersihkan dengan tetes mata atau dikompres.Jadi, jangan

dibiarkan saja karena sangat mungkin rasa gatal tersebut

merupakan gejala awal terjadinya peradangan.

Mengistirahatkan mata.Mata jangan dibuat terlalu lelah,

karena mata yang lelah berpeluang sangat besar

untuk terjadinya mata bintitan (Hordeolum).

Istirahat yang cukup. Kurang tidur atau sering begadang

dapat pula menjadi salah satu penyebab mata bintitan

(Hordeolum).

Lindungi mata.

Pakailah pelindung mata di tempat-tempat yang kotor,

berdebu dan berasap supaya mata tidak mudah teriritasi.

Itulah 6 langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah

terjadinya mata bintitan (Hordeolum) agar mata kita yang

merupakan jendela dunia dapat tetap sehat. Dan yang

terakhir bahwa bintitan (Hordeolum) bukan tergolong

penyakit menular.

Page 29: Makalah mata

29

d. Pencegahan

Pastikan tangan dan peralatan rias yang berhubungan dengan mata

senantiasa bersih / steril

Bersihkan daerah kelopak mata secara teratur, untuk menghilangkan

debu dan minyak yang menumpuk.

e. Pengobatan

Jika anda menderita bintitan, bisa dicoba ramuan obat alami mata

bintitan yang terbuat dari daun sirih berikut ini. Cuci bersih 3 lembar

daun sirih lalu simpan pada wadah mangkok ataupiring. Seduh dengan

air panas. Setelah airnya dingin, pakailah air rendaman daun sirh

tersebutuntuk mencuci mata anda dengan cara mengedip-ngedipkan

mata dalam air tersebut.atau dengan cara :

1. Kompres mata dengan handuk hangat kira-kira 15 menit.

2. Air hangat dicampur garam. Dikompres ke mata ketika menjelang

tidur.

3. Teteskan dengan obat mata seperti insto, visine dll menjelang tidur.

4. Bawang Putih. Oleskan pada bagian mata yang bintitan.

2. Trachom

a. Pengertian

Trachoma adalah sebuah penyakit mata menular, dan

penyebab utama kebutaan akibat infeksi di dunia. Secara global,

84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang

menjadi tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini.

Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput

lendir mata) yang berlangsung lama dan disebabkan oleh

Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui kontak

langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau

melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat

Page 30: Makalah mata

30

kecantikan dan lain-lain. Penyakit ini sangat menular dan

biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya,

trakoma dapat disembuhkan dengan sempurna. Namun bila

terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan

kebutaan.

b. Etiologi

Trachoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan

disebarkan melalui kontak langsung dengan mata, hidung, dan

tenggorokan yang terkena cairan (yang mengandung kuman ini)

dari pengidap, atau kontak dengan benda mati, seperti handuk

dan / atau kain lap, yang pernah kontak serupa dengan cairan

ini. Lalat juga dapat menjadi rute transmisi.

Jika tidak diobati, infeksi trachoma berulang dapat

mengakibatkan entropion yang merupakan bentuk kebutaan

permanen dan disertai rasa nyeri jika kelopak mata berbalik ke

dalam, karena ini menyebabkan bulu mata menggaruk kornea.

Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi ini karena

kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor,

Page 31: Makalah mata

31

tetapi efek-efek pengihatan kabur dan gejala lebih parah lainnya

sering tidak terasa sampai dewasa.

c. Klasifikasi

Mac Callan : Berdasarkan pada gambaran kerusakan

konjungtiva, dibagi dalam 4 stadium yaitu :

1. Stadium Insidious : folikel imatur kecil-kecil pada konj palp

sup, jar parut.

2. Stadium akut (trakoma nyata) : terdapat hipertrofi papil &

folikel yang masak pada palp sup.

3. Stadium sikatriks : sikatriks konj, bentuk garis-garis putih

halus disertai folikel dan hipertrofi.

4. Stadium penyakitembuhan : trakoma inaktif, folikel, sikatriks

meluas tanpa peradangan.

Klasifikasi Menurut WHO

1. Trakoma Inflamasi-Folikuler (TF)

2. Trakoma Inflamasi – Intense (TI)

3. Trakoma Sikatriks (TS)

4. Trakoma Trikiasis (TT)

5. Kekeruhan kornea (CO)

d. Tanda dan Gejala

Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari

setelah seseorang mengalami gejala konjungtivitis atau iritasi

mirip dengan “mata merah muda.” Endemik kebutaan trakoma

merupakan hasil dari beberapa episode reinfeksi yang

menghasilkan peradangan terus-menerus pada konjungtiva.

Tanpa reinfeksi, peradangan akan berangsur-angsur mereda.

Peradangan konjungtiva disebut “trachoma aktif” dan biasanya

terlihat pada anak-anak, terutama anak-anak pra sekolah

(dasar). Hal ini ditandai dengan benjolan putih di permukaan

Page 32: Makalah mata

32

bawah tutup mata atas (conjunctival folikel atau pusat-pusat

germinal limfoid). Non-peradangan dan penebalan tertentu

sering dikaitkan dengan papila. Folikel mungkin juga muncul di

persimpangan kornea dan sclera (limbal folikel). Trakoma aktif

akan sering menjengkelkan dan memiliki cairan berair. Infeksi

sekunder bakteri dapat terjadi dan menyebabkan discharge

purulen.

Perubahan-perubahan struktural trakoma disebut sebagai

“cicatricial trakoma”. Ini termasuk jaringan parut di tutup mata

(konjungtiva tarsal) yang mengarah pada distorsi tutup mata

dengan tekuk dari tutup (Tarsus) sehingga muncul bulu mata

gosok pada mata (trichiasis). Bulu mata ini akan mengakibatkan

kekeruhan kornea dan bekas luka dan kemudian mengarah ke

kebutaan. Bekas luka linear hadir dalam sulkus subtarsalis

disebut ‘garis Arlt’s’. Selain itu, pembuluh darah dan jaringan

parut dapat menyerang bagian atas kornea (pannus).

Lebih lanjut gejala termasuk:

1. Keluarnya cairan kotor dari mata – bukan air mata (emisi

atau sekresi cairan yang mengandung lendir dan nanah dari

mata)

2. Pembengkakan kelopak mata

3. Trichiasis (berbalik-nya bulu mata)

4. Pembengkakan kelenjar getah bening di depan telinga

5. Munculnya garis parutan pada kornea

6. Komplikasi pada telinga, hidung dan tenggorokan.

7. Komplikasi utama atau yang paling penting adalah ulkus

(luka/iritasi) pada kornea karena infeksi bakteri.

Page 33: Makalah mata

33

e. Patofisiologi

Melalui kontak langsung dengan discharge yang keluar dari

mata yang terkena infeksi atau dari discharges nasofaring

melalui jari atau kontak tidak langsung dengan benda yang

terkontaminasi, seperti handuk, pakaian dan benda-benda lain

yang dicemari discharge nasofaring dari penderita. Lalat,

terutama Musca sorbens di Afrika dan Timur Tengah dan spesies

jenis Hippelates di Amerika bagian selatan, ikut berperan pada

penyebaran penyakit. Pada anak-anak yang menderita trachoma

aktif, chlamydia dapat ditemukan dari nasofaring dan rektum.

Namun didaerah endemis untuk serovarian dari trachoma tidak

ditemukan reservoir genital.

Masa inkubasi sukar ditentukan karena timbulnya penyakit

ini adalah lambat. Penyakit ini termasuk penyakit mata yang

sangat menular.

Gambaran kliniknya dibagi atas 4 stadium :

1. Stadium I; disebut stadium insipien atau stadium permulaan,

didapatkan terutama folikel di konjungtiva tarsal superior,

pada konjungtiva tarsal inferior juga terdapat folikel, tetapi ini

tidak merupakan gejala khas trakoma. Pada kornea di daerah

limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan

subepitel. Kelainan kornea lebih jelas apabila diperiksa

dengan melakukan tes fluoresin, dimana akan terlihat titik-

titik hijau pada defek kornea.

2. Stadium II; disebut stadium established atau nyata,

didapatkan folikel-folikel di konjungtiva tarsal

superior,beberapa folikel sudah matur berwarna lebih abu-

abu. Pada kornea selain keratitis pungtata superficial, juga

terlihat adanya neovaskularisasi, yaitu pembuluh darah baru

Page 34: Makalah mata

34

yang berjalan dari limbus ke arah kornea bagian atas.

Susunan keratitis pungtata superfisial dan neovaskularisasi

tersebut dikenal sebagai pannus.

3. Stadium III; disebut stadium parut, dimulai terbentuknya

sikatriks pada folikel konjungtiva tarsal superior yang terlihat

sebagai garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata.

Tidak jarang pada stadium ini masih terlihat trikiasis sebagai

penyakit. Pada stadium ini masih dijumpai folikel pada

konjungtiva tarsal superior.

4. Stadium IV; disebut stadium penyembuhan. Pada stadium ini,

folikel pada konjungtiva tarsal superior tidak ada lagi, yang

ada hanya sikatriks. Pada kornea bagian atas pannus tidak

aktif lagi. Pada stadium ini dijumpai komplikasi-komplikasi

seperti entropion sikatrisiale, yaitu pinggir kelopak mata atas

melengkung ke dalam disebabkan sikatriks pada tarsus.

Bersamaan dengan enteropion, bulu-bulu mata letaknya

melengkung kedalam menggosok bola mata (trikiasis). Bulu

mata demikian dapat berakibat kerusakan pada kornea, yang

mudah terkena infeksi sekunder, sehingga mungkin terjadi

ulkus kornea. Apabila penderita tidak berobat, ulkus kornea

dapat menjadi dalam dan akhirnya timbul perforasi.

f. Pencegahan dan pengobatan/perawatan

Meskipun trakoma dihapuskan dari banyak negara maju

dalam abad terakhir, penyakit ini bertahan di banyak bagian

dunia berkembang khususnya di masyarakat tanpa akses yang

memadai terhadap air dan sanitasi. Dalam banyak masyarakat

ini, wanita tiga kali lebih besar daripada laki-laki akan dibutakan

oleh penyakit ini,karena peran mereka sebagai pengasuh dalam

keluarga.

Page 35: Makalah mata

35

Tanpa intervensi, trakoma keluarga tetap bertahan dalam

lingkaran kemiskinan, karena penyakit dan efek jangka panjang

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pencegahan yang penting meliputi:

Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya

arah lengkungan bulu mata ke arah dalam), sebuah

prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk

mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata.

Terapi antibiotik : Pedoman WHO merekomendasikan jika

terjadi endemik massa (sekitar 10 % dari populasi suatu

daerah) maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik

tahunan harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di

bawah lima persen. Jika prevalensi lebih rendah dari itu

maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga.

Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau

topical tetracycline (satu persen salep mata dua kali sehari

selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena

digunakan sebagai oral dosis tunggal.

Kebersihan: Anak-anak dengan hidung terlihat terlalu

berair, okular discharge, atau lalat di wajah mereka paling

tidak dua kali lebih mungkin untuk memiliki trakoma aktif

dibanding anak-anak dengan wajah yang bersih. Intensif

kesehatan berbasis masyarakat untuk mempromosikan

program pendidikan muka-cuci dapat secara signifikan

mengurangi prevalensi trachoma aktif.

Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air,

kontrol lalat, penggunaan jamban, pendidikan kesehatan

dan kedekatan dengan hewan peliharaan semuanya telah

diusulkan untuk mengurangi penularan dari C.

Page 36: Makalah mata

36

trachomatis. Perubahan-perubahan ini menimbulkan

banyak tantangan untuk pelaksanaannya. Agaknya

perubahan lingkungan ini pada akhirnya berdampak pada

penularan infeksi okular melalui wajah kurangnya

kebersihan.

3. Konjungtivitis

a. Pengertian

Konjungtiva adalah membran mata yang transparan dan tipis

yang membungkus permukaan posterior kelopak mata dan permukaan

anterior sclera.

Konjungtivitis adalah penayakit mata, lebih spesifik radang pada

konjungtiva.

Konjungtivitis adalah penyakit mata paling umum di dunia,

penyakit ini bervariasi dari ringan dengan berair mata sampai

konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.

Penyebabnya umumnya eksogen, namun dapat endogen (Vaughan,

Dale 2000).

Konjungtivitis adalah inflamasi dan ditandai dengan

pembengkakan dan eksudat.Pada konjungtivitis mata nampak,

sehingga mata sering disebut mata merah (Smeltzer, Suzanne C,

2001).

b. Jenis-jenis Konjungtivitis

1. Konjungtivitis bacterial

Konjungtivitis bacterial hiperakut dan subakut

Konjungtivitis bacterial menahun

2. Konjungtivitis klamidia

Trachoma

Konjungtivitis inklusi (Blenorrhoe Inklusi, Paratrachoma)

Konjungtivitis yang disebabkan agen klamidia lain

Page 37: Makalah mata

37

3. Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis folikuler virus akut

Konjungtivitis virus menahun

4. Konjungtivitis rickettsia

5. Konjungtivitis jamur

6. Konjungtivitis parasite

7. Konjungtivitis immunologik (alergik)

Konjungtivitis demam jerami

Konjungtivitis vernalis

Keratokonjungtivitis atopic

Konjuntivitis atopic

Konjungtivitis papilaris raksasa

Phlyctenulosis

Konjungtivitis ringan sekunder terhadap blefaritis kontak

8. Konjungtivitis akibat penyakit autoimun

Keratokonjungtivitis sicca

Pemphigoid sikatrikal

9. Konjungtivitis kimia atau iritatif

10.Konjungtivitis yang penyebabnya tidak dikatahui

11.Konjungtivitis yang berhubungan dengan penyakit sistemik

12.Konjungtivitis pada Dakriosistitis atau kanalikulitis

c. Etiologi

1. Bakterial

a. Hiper akut (purulen)

1) Neisseria gonorrhoea

2) Neisseria meningitidis

3) Neisseria gonorrhoea subsp kochii

b. Akut

1) Pneumoccocus (streptococcus pneumoniae) (iklim sedang)

2) Haemophilus aegyptius (Koch-Weeks bacillus) (iklim tropik)

c. Subakut

Haemophilus influenzae (iklim sedang)

Page 38: Makalah mata

38

d. Menahun, termasuk blefarokonjungtivitis)

1) Staphylococcus aureus

2) Moraxella lacunata (diplobacillus dari morax-Axenfeld)

e. Jenis jarang (akut, sub akut, menahun)

1) Sterpcocci

2) Moraxella catharralis

3) Coliform

4) Proteus

5) Corynebacterium diphteriae

6) Mycobacterium tuberculosis

2. Klamidial

a. Trachoma (chlamydia Trachomonas serotipe A-C)

b. Konjungtivitis inklusi (chlamydia trachomotis serotipe D-K)

c. Limfogranuloma venerum (LGV) (chlamydia trachomatis

serotipe L1-3)

3. Virus

Konjungtivitis folikuler virus akut

Demam faringokonjungtivitis disebabkan adenovirus tipe

3 dan 7 dan serotipe lain

Keratokonjungtivitis epidemika disebabkan disebabkan

adenovirus tipe 8 dan 19

Virus herpes simpleks

Konjungtivitis hemorogik akut disebabkan enterovirus

tipe 70; jarang-jarang, coxackivirus tipe A24

Konjungtivitis folikuler virus menahun

Virus molluscum contangiosum

Blefarokonjungtivitis karena virus

1)Varicella, herpes zoster disebabkan virus varicella-zoster

2) Virus campak

d. Tanda Gejala

Tanda dan gejala konjungtivitis bisa meliputi hyperemia

(kemerahan), cairan, edema, pengeluaran air mata, gatal, rasa

Page 39: Makalah mata

39

terbakar, atau rasa tercakar atau ada benda asing.

Tanda dan gejala konjungtivitis gonorea yang dapat

mengancam penglihatan, meliputi cairan purulen yang

berlimpah dan pembengkakan kelopak mata.

e. Penatalaksanaan

Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Terapi dapat

meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi,

irigasi mata, pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat.

Bila konjungtivitis disebabkan oleh mokroorganisme, pasien

harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata

yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan

instruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit

dan kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci

tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan

menggunakan kain lap, handuk dan sapu tangan baru yang

terpisah. Asuhan khusus harus dilakukan oleh personel asuhan

kesehatan untuk menghindari penyebaran konjungtivitis antar

pasien.

4. Katarak

a. Pengertian

Katarak adalah nama yang diberikan untuk

kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus

oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata,

seperti melihat air terjun.

Page 40: Makalah mata

40

Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah

katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses

degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang terjadi

bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga

menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan

mengganggu pembiasan cahaya.

Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan

tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70

tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa

walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan

penglihatan.

b. Etiologi

1. Ketuaan ( Katarak Senilis )

2. Trauma

3. Penyakit mata lain ( Uveitis )

4. Penyakit sistemik (DM)

5. Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter

sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti

German Measles ).

c. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris

yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju,

Page 41: Makalah mata

41

mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa

mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral

terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yan

mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan

posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami

perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar

opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan

poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan

bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa

mengakibatkan hilangnya traansparansi. Perubahan dalam

serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang dari

badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan

kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,

sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat

jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke

dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang

tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain

mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam

melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan

menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh

kejadian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling

sering karena adanya proses penuaan yang

normal. Faktor yang paling sering berperan dalam

terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan,

Page 42: Makalah mata

42

alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang

kurang dalam jangka waktu yang lama.

d. Manifestasi Klinis

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala

subjektif. Biasanya klien melaporkan penurunan

ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan

fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh

kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya

meliputi pengembunann seperti mutiara keabuan pada

pupil sehingga retina tak aakan tampak dengan

oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya

akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan

tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya

adalah pendangan menjadi kabur atau redup, emnyilaukan

yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah

melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan

tampak abu-abu atau putih.

Page 43: Makalah mata

43

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang

menerima rangsangan cahaya. Bagian – bagian dari mata itu sendiri

terdiri dari kornea, otot mata, iris, pupil, lensa` mata, retina, dan

sclera. Penyakit atau gangguan yang terjadi pada mata antara lain

bintitan, trachoma, katarak dan konjugtivitis.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena tiu

dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.