12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua lahan di Indonesia pada awalnya merupakan ‘hutan alam’ yang secara berangsur dialih-fungsikan oleh manusia menjadi berbagai bentuk penggunaan lahan lain seperti pemukiman dan pekarangan, pertanian, kebun dan perkebunan, hutan produksi atau tanaman industri, dan lain- lainnya. Alih guna lahan itu terjadi secara bertahap sejak lama dan sampai sekarangpun terus terjadi, dengan demikian luas lahan hutan di Indonesia semakin berkurang. Alih-guna lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut di atas dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan. Agroforestri, sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian dan kehutanan, berupaya mengenali dan mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah dipraktekkan petani sejak dulu kala. Secara sederhana, agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian, dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen pokoknya (subyek). Dengan demikian kajian agroforestri tidak

makalah mahoni

  • Upload
    reza-san

  • View
    1.047

  • Download
    80

Embed Size (px)

DESCRIPTION

informasi tentang mahoni

Citation preview

Page 1: makalah mahoni

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHampir semua lahan di Indonesia pada awalnya merupakan ‘hutan alam’ yang secara

berangsur dialih-fungsikan oleh manusia menjadi berbagai bentuk penggunaan lahan lain

seperti pemukiman dan pekarangan, pertanian, kebun dan perkebunan, hutan produksi

atau tanaman industri, dan lain-lainnya. Alih guna lahan itu terjadi secara bertahap sejak

lama dan sampai sekarangpun terus terjadi, dengan demikian luas lahan hutan di Indonesia

semakin berkurang.

Alih-guna lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah

seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan

dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke

waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan

usaha lain. Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat

ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut

di atas dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan. Agroforestri, sebagai suatu

cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian dan kehutanan, berupaya mengenali

dan mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah dipraktekkan petani sejak

dulu kala. Secara sederhana, agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian,

dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen pokoknya (subyek).

Dengan demikian kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada masalah teknik dan

biofisik saja tetapi juga manajemen agroekosistem dalam agroforestri yang benar karena

agroforestri merupakan sistem dan teknologi penggunaan lahan secara terencana pada satu

unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu dan tanaman pertanian yang di

lakukan pada waktu bersamaan atau bergiliran.

Page 2: makalah mahoni

DAFTAR ISI

Page 3: makalah mahoni

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tentang Pohon Mahoni

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan

diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit

luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang

berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur

dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota

bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari

putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya

cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar

di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi

jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat

tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga

disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.

Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya,

dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya

menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat

air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. Buah mahoni mengandung flavonoid

dan saponin. Buahnya dilaporkan dapat melancarkan peredaran darah sehingga para

penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memakai

buah ini sebagai obat, mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah,

mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan

untuk menyingkirkan radikal bebas, mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di

badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta

menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah.

2.2 Tentang Seresah

Seresah adalah tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai sisa

vegetasi lainnya di atas lantai hutan atau kebun. Serasah yang telah membusuk

Page 4: makalah mahoni

(mengalami dekomposisi) berubah menjadi humus (bunga tanah), dan akhirnya

menjadi tanah.

Kualitas serasah yang beragam akan menentukan tingkat penutupan

permukaan tanah oleh serasah. Kualitas serasah berkaitan dengan kecepatan pelapukan

serasah (dekomposisi). Semakin lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan

tanah menjadi lebih lama. Swietenia mahagoni yang kecepatan pelapukannya lebih

lama. Tanaman dari golongan Leguminosae dan tanaman eksotik Swietenia mahagoni

merupakan tanaman yang paling banyak dijumpai dikarenakan kedua jenis tanaman

tersebut umum digunakan sebagai tanaman penghijauan di area hutan. Berdasarkan

pengamatan morfologi dilapang, serasah tanaman dari golongan Leguminosae

merupakan serasah yang mudah terdekomposisi. Serasah asal daun tanaman yang

kandungan Nnya tinggi (>3%) akan lebih cepat  lapuk dan keberadaannya di

permukaan

Terdapat 3 tahap proses dekomposisi serasah, yaitu:

1. Proses pelindian (leaching), yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan yang terdapat

pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air.

2. Penghawaan (weathering), merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor-faktor

fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air.

3. Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahanpecahan organik oleh makhluk hidup

yang melakukan dekomposisi (Fiqa dan Sofiah, 2011).

2.3 Hubungan Mahoni Dengan Seresah yang Dihasilkan

Diversitas spesies pohon yang tinggi memberi masukan serasah yang beragam.

Selain itu, diversitas yang tinggi menunjukkan bahwa suatu ekosistem memiliki

tingkat stabilitas ekologis yang tinggi pula. Stabilitas ekologis ini sangat penting untuk

kesehatan ekosistem di dalam hutan karena hal ini mampu mengindikasikan bahwa

semua proses aliran energi dan interaksi organisme secara alami sedang berfungsi

dengan baik (Putri,dkk, 2008).

Pohon mahoni menghasilkan seresah yang bnyak dibandingkan dengan

tanaman lain.Serasah tanaman dari mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) merupakan

serasah yang kecepatan pelapukannya lebih lama. Hal ini mengakibatkan semakin

Page 5: makalah mahoni

lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan tanah menjadi lama. Hal ini

sesuai dengan literatur Putri, dkk (2008) yang menyatakan bahwa kualitas serasah

yang beragam akan menentukan tingkat penutupan permukaan tanah oleh serasah.

Kualitas serasah berkaitan dengan kecepatan pelapukan serasah (dekomposisi).

Semakin lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan tanah menjadi lebih

lama. Swietenia mahagoni yang kecepatan pelapukannya lebih lama.

2.4 Peran Pohon Mahoni Terhadap Tanah

Sistem agroforestri dapat mempertahankan sifat-sifat fisik lapisan tanah atas yang

diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman, melalui:

• Adanya tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang tahun

menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke permukaan tanah

sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa memecahkan dan

menghancurkan agregat menjadi partikel-partikel yang mudah hanyut oleh aliran air.

• Sistem agroforestri dapat mempertahankan kandungan bahan organik tanah di lapisan

atas melalui pelapukan seresah yang jatuh ke permukaan tanah sepanjang tahun.

Pemangkasan tajuk pepohonan secara berkala yang di tambahkan ke permukaan tanah

juga mempertahankan atau menambah kandungan bahan organik tanah. Kondisi

demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas tanah serta lebih lanjut dapat

meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan air.

• Sistem agroforestri pada umumnya memiliki kanopi yang menutupisebagian atau

seluruh permukaan tanah dan sebagian akan melapuk secarabertahap. Adanya seresah

yang menutupi permukaan tanah danpenutupan tajuk pepohonan menyebabkan

kondisi di permukaan tanah dan lapisan tanah lebih lembab, temperatur dan intensitas

cahaya lebih rendah. Kondisi iklim mikro yang sedemikian ini sangat sesuai untuk

perkembangbiakan dan kegiatan organisme. Kegiatan dan perkembangan organisme

ini semakin cepat karena tersedianya bahan organik sebagai sumber energi. Kegiatan

organisme makro dan mikro berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik tanah seperti

terbentuknya pori makro (biopores) dan pemantapan agregat. Peningkatan jumlah pori

makro dan kemantapan agregat pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas infiltrasi

dan sifat aerasi tanah.

Pada umunya tanaman agroforestri memiliki sistem perakaran yang

dalam,contohnya pada yang dibahas pada makalah kali ini yaitu pohon mahoni. Akar

Page 6: makalah mahoni

atau sistem perakaran yang dalam yang dimiliki pohon mahoni mampu mencengkram

tanah dengan kuat sehingga memperkecil proses kehilangan air. Selain itu pada

pembahasan sebelumnya, pohon mahoni meruapakan salah satu pohon dengan

penghasilan seresah yang banyak, tingkat banyaknya seresah yang dihasilkan setiap

tanam berbanding lurus dengan jumlah unsur hara yang terkandung didalam tanah.

Jadi tanah pada ekosistem poho mahoni ini memiliki kandungan unsur hara yang

tinggi dikarenakan seresah yang dihasilkan juga tinggi. Sehingga mampu menjaga

kesuburan tanah.

Dalam sistem agroforestri melalui keragaman masukan seresah dan keragaman

perakarannya,mampu mempertahankan aktifitas dan keragaman biota tanah. Seresah

yang berada dipermukaan tanah akan mendorong aktivitas biota tanah yang termasuk

soil ecosystem engineers sehingga memperbaiki pori tanah. Pertanian yang berbasis

pohon lebih mampu merawat diversitas cacing tanah daripada pertanian semusim

(Dewi,etal.,2007) . Biodiversitas dalam tanah berperan penting dalam keberlanjutan

fungsi ekosistem, antaralain sebagai agen pendorong primer dalam siklus keharaan,

mengatur dinamika bahan organik tanah dan penyerapan C.

2.5 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang sering dihadapi pada sistem Agroforestri ini yaitu

seringnya alih guna lahan agroforestri dan juga masalah pembakaran hutan tanpa

adanya penanaman kembali. Jika sebuah lahan dibuka dengan cara dibakar dan tidak

adak tindak lanjutnya maka lahan bekas pembakaran tersebut dapat ditumbuhi dengan

alang-alang, jika sebuah lahan ditumbuhi oleh alang-alang maka ekosistem yang

tadiya sehat menjadi atau dapat menjadi tidak sehat. Hal tersebut dikarenakan tanaman

alang-alang memiliki racun pada akarnya, dan racun tersebut dapat mengontaminasi

tanah yang ditumbuhi oleh alang-alang. Sehingga tanaman tidak dapat tumbuh

disekitar tanaman alang-alang.

Solusi : Agar lahan tidak sampai ditumbuhi alang-alang maka pembukaan

lahan dengan cara pembakaran hendaknya segera ditanami kembali dengan pepohonan

atau tanaman yang memiliki kriteia tumbuh lebih cepat dari pada alang-alang. Terus

dapat pula menjaga dengan menignkatkan keamaan agar tidak terjadi pembakran

hutan dengan sengaja atau perubahan dari alih fungsi hutan tersebut.

Page 7: makalah mahoni

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyaknya pengalih-fungsian lahan hutan menjadi berbagai bentuk

penggunaan lahan lain seperti pemukiman dan pekarangan, pertanian, kebun dan

perkebunan, hutan produksi atau tanaman industri, dan lain-lainnya. Dan untuk

menghadapi masalah tersebut maka diadakan Agroforestri yaitu Suatu metode

penggunaan lahan secara oftimal, yang mengkombinasikan sitem-sistem produksi biologis

yang berotasi pendek dan panjang (suatu kombinasi kombinasi produksi kehutanan dan

produksi biologis lainnya) dengan suatu cara berdasarkan azas kelestarian, secara

bersamaan atau berurutan, dalam kawasan hutan atau diluarnya, dengan bertujuan untuk

mencapai kesejahteraan rakyat. Sistem agroforestri dapat mempertahankan sifat-sifat fisik

lapisan tanah atas yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman, melalui:

• Adanya tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang tahun

menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke permukaan tanah

sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa memecahkan dan

menghancurkan agregat menjadi partikel-partikel yang mudah hanyut oleh aliran air.

• Sistem agroforestri dapat mempertahankan kandungan bahan organik tanah di lapisan

atas melalui pelapukan seresah yang jatuh ke permukaan tanah sepanjang tahun.

Pemangkasan tajuk pepohonan secara berkala yang di tambahkan ke permukaan tanah

juga mempertahankan atau menambah kandungan bahan organik tanah. Kondisi

demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas tanah serta lebih lanjut dapat

meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan air.

Page 8: makalah mahoni

DAFTAR PUSTAKA

Dewi,W. S., KurniatunH., DidikS.2007. Layanan ekologi cacing jenis penggali tanah dalam

mempertahankan makroporositas tanah lahan pertanian bekas hutan. Prosiding

HITIIX. Yogyakarta

Fiqa, P dan Sofiah. 2011. Pendugaan Laju Dekomposisi Dan Produksi Biomassa Serasah

Pada Beberapa Lokasi Di Kebun Raya Purwodadi. UPT Balai Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi

Putri, D. P., E. Arisoesilaningsih dan B. Rahardi. 2008. Significant Role of Purwodadi

Botanical Garden as Plant Litter C-Sink of Excessive CO2 in the Global Warming

Era. Diakses dari

http://fisika.brawijaya.ac.id/bss-ub/PDF%20FILES/BSS_199_1.pdf. Diakses pada

tanggal 3 April 2010 pada pukul 18.00 WIB.