Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Kompersi Gambar JPEG
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Multimedia
Yang diampu oleh Chrismikha Hardyanto, S.Kom., M.Kom.
Dibuat oleh :
DIKI SUPRIADI – 10116352
Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur No. 112 – 116 Bandung
Daftar Isi
1. Definisi dan Perkembangan Gambar JPEG ........................................................................ 3
2. Bagian penting JPEG .......................................................................................................... 4
3. Komperasi ........................................................................................................................... 6
3.1 Komperasi Data ..................................................................................................................... 6
3.2 Kompresi Citra JPEG .............................................................................................................. 6
3.3 Tahapan Komperasi JPEG ...................................................................................................... 7
4. Teknik Komperasi JPEG .................................................................................................... 9
5. Contoh kasus Komperasi JPEG ....................................................................................... 10
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 15
1. Definisi dan Perkembangan Gambar JPEG
Standar file JPEG dibuat oleh Joint Photographic Experts Group.Tahun 1986, komite
tersebut membuat sebuah kompresing file sebelum munculnya website, email dan teknologi
internet. Pembuatan JPEG ditujukan untuk menghasilkan gambar dengan ukuran lebih kecil.
Dan berlanjut dengan format JPEG untuk membantu kalangan fotographer.
Gambar tetap terlihat baik, tetapi ukurannya jauh lebih kecil dari file format lain
Berikut ini merupakan hal yang dilakukan jika pada gambar JPEG :
- JPEG melakukan pengaturan gambar dengan 8x8 blok pixel dan menyederhanakan
blok tersebut dengan tergantung gambar yang akan ditampilkan.
- Kompresing tersebut akan mengurangi kualitas gambar (mosaik), tetapi masih bisa
dilihat baik dengan mata manusia.
Selain dua hal tersebut gambar JPEG memiliki skala kompresing, Semakin kecil skala yang
diberikan seperti 50% atau 60% bahkan 10%. Kualitas gambar semakin rendah bila kompresi
file semakin di tingkatkan. Dampak dari kompres gambar, ukuran file menjadi lebih kecil.
Sehingga cocok untuk dilihat pada halaman website atau mengirim gambar melalui
smartphone.
Sebelum dikompersi Sesudah dikompersi
2. Bagian penting JPEG
Hal-hal yang penting yang wajib diketahui berikut ini merupakan penjelasan-penjelsananya
Setiap membuka file dengan aplikasi, dan di edit atau menyimpan kembali. JPEG akan
melakukan kompresing ulang. Disini memberikan dampak pada gambar dengan lossy
compression. Artinya setiap file asli, lalu di simpan dengan kompresi JPG, kualitas gambar
akan berubah. Bila file JPG di buka, walua tanpa dirubah tapi disimpan (Save) kembali dari
aplikasi software Ukuran file mungkin mungkin tidak banyak berbeda. Tetapi kualitas gambar
bisa saja semakin menurun walau mengunakan format file yang sama dengan JPG, Hal ini perlu
dihindari bila kita ingin menyimpan file JPG, dan tetap menyimpan file asli.
Hal yang wajib dihindari:
Apa yang perlu di hindari ketika mengunakan file JPG. Hindari melakukan penyimpan ulang
gambar dari JPEG / JPG, karena akan menurunkan tampilan kualitas gambar setiap kali di
simpan. Mengkompres berulang untuk JPG tidak hanya mengurangi kualitas gambar,
terkadang dapat meningkatkan noise banyak muncul pada gambar (disebut Artifak).
Seperti gambar keterangan apda gambar. FIle asli adalah file PNG yang tidak dikompress, dan
gambar kedua adalah JPEG setelah di save ke file JPG. Dari file gambar yang sama dengan file
PNG sebagai file asli. Setelah disimpan ke format file JPEG akan menghasilkan bercak pada
gambar. Istilahnya Mozaik atau Artifak. Bila gambar berukuran cukup besar, mungkin bercak
tersebut tidak terlalu terlihat. Kecuali file disimpan dengan tingkat kompres lebih tinggi untuk
memperkecil gambar. Tetapi bila kita memperbesar, maka bercak tersebut dapat terlihat.
Biasakan menyimpan file ukuran besar tanpa kompresi dari JPG, seperti file foto asli
dan jangan file aslinya. Biarkan file asli ada agar foto resolusi tinggi walau mengunakan format
JPG. Bila ingin memperkecil ukuran file JPG, simpan ke nama file JPG dengan kompresing
dengan nama lain. Perlu mengingat, setiap file JPG di simpan dengan perubahan kompresi
maka file akan berubah. FIle JPG dengan ukuran file lebih kecil mungkin terlihat sama dengan
file JPG yang asli, tetapi perhatikan dengan seksama, apakah keduanya file JPG tersebut
memang identik. Hal lain, hindari mengecilkan pixel file JPG dan di perbesar kembali.
Contoh kasus JPEG :
Misal, ukuran file 1920x1080, lalu di kecilkan menjadi 1280x720, dan anda memperbesar
kembali menjadi 1920x1080. Yang anda lihat adalah file dengan ketajaman 1280x720, maka
gambar akan terlihat seperti ditarik. File JPG yang sudah di kompresing dari ukuran file besar
menjadi ukuran kecil tidak bisa dikembalikan seperti gambar aslinya seperti file JPG ukuran
besar.
3. Komperasi
Joint Photograpic Experts (JPEG , dibaca jay-peg,[6]) di rancang untuk kompresi beberapa
full-color atau gray-scale dari suatu gambar yang asli, seperti pemandangan asli di dunia ini.
JPEGs bekerja dengan baik pada continous tone images seperi photographs atau semua
perkajaan seni yang mengininkan yang nyata; tetapi tidak terlalu bagus pada ketajaman gambar
dan seni pewarnaan seperti penulisan, kartun yang sederhana atau gambar yang mengunakan
banyak garis. JPEG sudah mendukung untuk 24-bit color depth atau sama dengan 16,7 juta
warna (224 = 16.777.216 warna).progressive JPEGs (p-JPEGs) adalah tipe dari beberapa
persen lebih kecil dibandingkan baseline JPEGs: tetapi keuntungan dari JPEG dan tipe-tipenya
telihat pada langkah-langkahnya sama seperti iinterlaced GIFs.
Dalam komperasi JPEG ada beberapa tahapan, seperti berikut ini :
3.1 Komperasi Data
Kompresi data adalah proses mengubah sebuah berkas data input (source stream/data
original) menjadi berkas data yang lain (output, bitstream atau berkas terkompres) yang
mempunyai ukuran lebih kecil. Kompresi bertujuan untuk memperkecil ukuran memory
penyimpanan data dan juga mempercepat transmisi pengiriman data. Berdasarkan sifatnya
kompresi dibedakan menjadi dua, yaitu kompresi yang bersifat lossless dimana hasil
pembacaan data setelah proses kompresi sama persis dengan stream inputan, sedangkan yang
kedua adalah kompresi lossy, dimana hasil pembacaan hasil setelah kompresi memiliki
perbedaan dengan stream inputan. Saat ini kompresi data telah mencakup bidang yang luas,
salah satunya dalam bidang kompresi citra yang telah mencapai banyakperkembangan
algoritma kompresi sehingga menghasilkan berbagai jenis format citra, salah satu yang paling
umum ditemui adala kompresi JPEG (Joint Photographic Experts Group).
3.2 Kompresi Citra JPEG
JPEG didirikan oleh komite Joint Photographic Expert Group yang mengeluarkan standar
pada tahun 1992. JPEG menetapkan standar yaitu codec. Codec menjelaskan tentang
bagaimana sebuah gambar dikompresi menjadi aliran byte dan decompressed kembali menjadi
sebuah gambar serta digunakan sebagai streaming untuk file yang berisi. Algoritma kompresi
JPEG merupakan yang terbaik untuk foto-foto dan lukisan pemandangan yang realistis dengan
variasi warna yang halus dan nada.
3.3 Tahapan Komperasi JPEG
1. Sampling : adalah proses pengkonversian data pixel dari RGB ke YUV (luminance,
bluechrominance, redchrominance) dan dilakukan down sampling. Biasanya sampling
dilakukan per 8x8 blok, semakin banyak blok yang dipakai makin bagus kualitas sampling
yang dihasilkan
2. DCT (Discreate Cosine Transform) : hasil dari proses sampling akan digunakan sebagai
inputan proses DCT, dimana blok 8x8 pixels akan diubah menjadi fungsi matriks cosinus
3. Quantization : proses membersihkan koefisien DCT yang tidak penting untuk pembentukan
image baru. Hal ini yang menyebabkan JPEG bersifat lossy.
4. Entropy Coding : proses penggunaan algoritma entropy, misalnya Huffman atau RLE untuk
mengkodekan koefisien hasil proses DCT yang akan mengeliminasi nilai-nilai matriks yang
bernilai nol secara zig-zag order.
Berikut adalah skema diagram proses kompresi dan dekompresi JPEG:
3.4 Teknik-Teknik Komperasi
3.4.1 Loseless Compression :
– Teknik kompresi citra dimana tidak ada satupun informasi citra yang dihilangkan.
– Biasa digunakan pada citra medis.
– Metode loseless : Run Length Encoding, Entropy Encoding (Huffman, Aritmatik), dan
Adaptive Dictionary Based (LZW)
3.4.2 Lossy Compression :
– Ukuran file citra menjadi lebih kecil dengan menghilangkan beberapa informasi dalam citra
asli.
– Teknik ini mengubah detail dan warna pada file citra menjadi lebih sederhana tanpa terlihat
perbedaan yang mencolok dalam pandangan manusia, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
– Biasanya digunakan pada citra foto atau image lain yang tidak terlalu memerlukan detail
citra, dimana kehilangan bit rate foto tidak berpengaruh pada citra.
3.4.3 Downsampling
• The human eye can see more detail in the Y component (brightness) than in Cb (blue)
and Cr (red). Using this knowledge, encoders can be designed to compress images more
efficiently.
(http://en.wikipedia.org)
• Transformasi warna dari RGB ke ruang warna (color space) dinamakan YCbCr.
• Pengurangan komponen Cb dan Cr dinamakan "downsampling" atau "chroma
subsampling“
• Downsampling the chroma components menghemat 33% atau 50% space yang
digunakan image.
Contoh Downsampling :
Rasio downsampling pada JPEG adalah 4:4:4 (no downsampling), 4:2:2 (reduce by factor
of 2 in horizontal direction), dan 4:2:0 (reduce by factor of 2 in horizontal and vertical
directions).
4. Teknik Komperasi JPEG
Teknik kompresi yang digunakan adalah Deflate yang merupakan kelanjutan dari algoritma
Lempel-Ziv. Cara kerja Deflate sama dengan LZW dan melakukan scanning secara horisontal.
JPEG (Joint Photograpic Experts Group) menggunakan teknik kompresi lossy sehingga sulit
untuk proses pengeditan.
• JPEG cocok untuk citra pemandangan (natural generated image), tidak cocok untuk citra yang
mengandung banyak garis, ketajaman warna, dan computer generated image
4.1 Model Komperasi JPEG
Berikut ini merupakan model Komperasi dari JPEG :
1. Sequential : kompresi dilakukan secara topdown, left-right menggunakan proses
singlescan dan algoritma Huffman Encoding 8 bit secara sekuensial.
2. Hierarchical : super-progressive mode, dimana image akan dipecah-pecah menjadi sub
image yang disebut frame. Frame pertama akan membentuk image dalam resolusi rendah
hingga berangsur-angsur ke resolusi tinggi. 3. Progressive : kompresi dilakukan dengan multiple-scan secara progresif, sehingga kita
dapat mengira-ira gambar yang akan kita download.
5. Contoh kasus Komperasi JPEG Berikut ini merupakan contoh kasus pada Komperasi JPEG :
1. Proses pertama adalah koversi RGB pengambilan sampling( Red, Green, Blue ) ke YCbCr, yaitu satu
komponen brightness, luma ( Y ), dan dua komponen warna, chroma ( Cb, Cr ). 2. Resolusi data chroma
diturunkan (downsampling), biasanya dengan faktor pembagian 2 (256/2 =128). Hal ini dikarenakan
mata manusia lebih peka terhadap detail brightness daripada detail warna.
2. Misalnya setelah hasil sampling nilai citra sbb :
Pengurangan dengan nilai 128 bertujuan agar diperoleh nilai diseputar nol.
3. Kemudian lakukan Forward-DCT dengan rumus:
Sehingga hasilnya menjadi :
4. Kemudian dikuantisasi menggunakan matriks kuantisasi yang merupakan
standar JPEG yaitu :
Rumus kuantisasinya adalah :
Setelah perhitungan didapat hasil :
5. Setelah didapat hasil maka dilakukan proses scan secara tujuan adalah untuk mengurutkan nilai
hasil kuantisasi dalam urutan peningkatan ruang frekuensi. Jadi diperoleh vektor dengan diurutkan
sesuai kriteria dari ruang frekuensi. Nilai pertama dalam vektor (pada indeks nol) dapat disamakan
dengan ruang frekuensi terendah yang ditampilkan dalam citra; ini disebut dengan istilah “DC”.
Seiring meningkatnya indeks pada vektor, maka diperoleh nilai yang disamakan dengan ruang
frekuensi yang tinggi.
Sampai dapat hasil.
6. Untuk menghilangkan bit nol yang muncul maka dilakukan proses Zero- Run Length Encoding
dengan format (a,b), ‘a’ adalah jumlah bit nol yang muncul sebelum nilai ‘b’, dan ‘b’ adalah nilai dari
hasil zig-zag scanning.
Hasil yang didapat :
DC coefficient is -26
Zero run-length encoding is
(0, -3),
(1, -3), (0, -2), (0, -6), (0, 2), (0, -4),
(0, 1), (0, -4), (0, 1), (0, 1), (0, 5), (0, 1),
(0, 2), (0, -1), (0, 1), (0, -1), (0, 2),
(5, -1), (0, -1),
(0, 0)
7. Sedangkan untuk proses decoding adalah kebalikan dari proses encoding maka berdasarkan table
zero-run length encoding akan didapat DCT koefisien matriks :
8. Kemudian dikalikan dengan matriks kuantisasi
G(j,k) = Q(j,k)*B(j,k), sehingga hasilnya :
i) Selanjutnya adalah melakukan proses Inverse DCT, maka akan didapat
hasil :
j) Kemudian ditambahkan dengan nilai skalar 128 sehingga nilai seluruh
matriks menjadi :
k) perbandingan dengan nilai aslinya :
Hasil perhitunganOriginal Image
Hasil perhitungan Rescontructed Image
Ini merupakan contoh konversi JPEG jika dibuat menjadi sebuah kerangka kerja
Daftar Pustaka
Tentang JPG atau JPEG. (2012, September 29). Diambil kembali dari Obeng Plus:
http://www.obengplus.com/articles/515/1/Tentang-JPG-atau-JPEG.html