29
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, kata yang pantas terhaturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nyalah sehingga Kami dapat merampungkan makalah ini dengan sehat walafiat. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Makalah ini menjelaskan secara umum mengenai kerusakan hutan, masalah, dampak, dan permasalahannya dengan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna dan dipahami. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa dengan selesainya makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya. Olehnya itu, kami harap saran dan kritikan kepada segenap pihak untuk lebih sempurnanya makalah ini. 30 November 2015 Penyusun 1

makalah kerusakan hutan

  • Upload
    jayadi

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas mata kuliah pengetahuan

Citation preview

Page 1: makalah kerusakan hutan

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kata yang pantas terhaturkan kehadirat Allah SWT.

Karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nyalah sehingga Kami dapat

merampungkan makalah ini dengan sehat walafiat.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan

Lingkungan. Makalah ini menjelaskan secara umum mengenai kerusakan hutan,

masalah, dampak, dan permasalahannya dengan bahasa yang lebih mudah untuk

dicerna dan dipahami.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait

dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari, bahwa dengan selesainya makalah ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan di dalamnya. Olehnya itu, kami harap saran dan kritikan

kepada segenap pihak untuk lebih sempurnanya makalah ini.

30 November 2015

Penyusun

1

Page 2: makalah kerusakan hutan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................2

BAB I (PENDAHULUAN)................................................................................3

1. Latar Belakang.......................................................................................3

2. Rumusan Masalah..................................................................................4

3. Tujuan.....................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN).................................................................................5

1. Hakikat Hutan.........................................................................................5

2. Peran Hutan terhadap Lingkungan.........................................................6

3. Penyebab Kerusakan Hutan....................................................................11

4. Akibat Kerusakan Hutan........................................................................13

5. Penanggulangan Kerusakan Hutan secara Umum..................................16

BAB III (PENUTUP).........................................................................................18

1. Kesimpulan.............................................................................................18

2. Saran.......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

2

Page 3: makalah kerusakan hutan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Hutan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada

Bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh Negara yang

memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, cenderung kondisinya

semakin menurun. Hutan juga merupakan salah satu sumber daya alam yang

berperan dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dan

kesuburan tanah. Ketersediaan air dan kesuburan tanah merupakan urat nadi

kehidupan manusia.

Indonesia dikenal memiliki hutan tropis yang cukup luas dengan keaneka-

ragaman hayati yang sangat tinggi dan bahkan tertinggi kedua di dunia setelah

Brazillia. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Planologi Kehutanan

RI tahun 2000 bahwa luas hutan Indonesia adalah 120,3 juta hektar atau 3,1% dari

luas hutan dunia (Suhendang, 2002). Seiring dengan berjalannya waktu dan

tingkat kebutuhan akan kayu semakin meningkat, mendorong masyarakat baik

secara individu maupun kelompok melakukan eksploitasi hasil hutan dengan tidak

memperhatikan kelestariannya. Eksploitasi hasil hutan tersebut biasanya

dilakukan secara ilegal seperti melakukan pembalakan liar, perambahan,

pencurian yang mengakibatkan kerusakan hutan di Indonesia tidak terkendali (laju

kerusakan hutan Indonesia 2,8 juta hektar per tahun). Akibatnya, kerusakan hutan

atau lingkungan tak terkendali tersebut mengakibatkan luas hutan semakin

menurun, lahan kritis semakin bertambah, dan sering terjadi bencana alam seperti

banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

Kerusakan hutan di Indonesia tidak hanya terjadi pada hutan alam tetapi

juga telah terjadi pada hutan lindung. Padahal, hutan lindung memiliki fungsi

yang spesifik terutama berkaitan dengan ketersediaan air. Air merupakan sumber

kehidupan yang sangat penting terhadap keberlanjutan kehidupan bagi semua

mahluk hidup. Hal ini seperti telah tertuang dalam Undang-undang Nomor 41

Tahun 1999 tentang Ketentuan Pokok Kehutanan yang menjelaskan bahwa hutan

3

Page 4: makalah kerusakan hutan

lindung merupakan kawasan hutan karena keadaan sifat alamnya diperuntukkan

guna pengaturan tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan

kesuburan tanah. Oleh karena itu, hutan lindung perlu perhatian yang serius dari

semua pihak agar kelestariannya tetap terjamin.

Kerusakan hutan yang terus terjadi telah mengakibatkan malapetaka dan

bencana yang menelan korban harta dan jiwa yang tidak sedikit, seperti musibah

kebakaran dan kekeringan pada musim kemarau, banjir dan tanah longsor pada

musim hujan dan lain sebagainya. Hal ini tertentu merupakan tantangan bagi

semua pihak untuk mencari akar permasalahan dan solusi pemecahannya.[1]

Tulisan ini merupakan sintesa dari berbagai pengetahuan tentang hutan,

kerusakan hutan secara umum, dan penanggulangannya yang dikumpulkan dari

berbagai sumber dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

para peneliti, pengambil kebijakan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi

para pencinta lingkungan dan kehutanan.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran hutan terhadap lingkungan kita?

2. Apa saja penyebab kerusakan hutan?

3. Bagaimana cara penanggulangan kerusakan hutan?

I.3. Tujuan

1. Mengetahui peranan hutan terhadap lingkungan.

2. Mengetahui penyebab-penyebab yang menyebabkan terjadinya kerusakan

hutan.

3. Mengetahui cara penanggulangan untuk mengatasi kerusakan hutan.

4

[1] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 5: makalah kerusakan hutan

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Hakikat Hutan

Pada eksistensinya hutan merupakan subekosistem global yang menenpati

posisi penting sebagai paru-paru dunia (Zain, 1996). Senada dengan itu, Radon

(2009) menjelaskan hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat

oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat

di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon

dioksida, habitat hewan, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek

biosfera Bumi yang paling penting.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa hutan merupakan bentuk kehidupan

yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis

maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di

pulau kecil maupun di benua besar. Orang awam mungkin memandang hutan

sebagai sekumpulan pohon kehijauan dengan beraneka jenis satwa dan tumbuhan

liar yang terkesan gelap, tak beraturan, dan jauh dari pusat peradaban dan bahkan

menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan.

Namun, jika kita mengikuti pengertian hutan secara konsepsional yuridis

dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan. Menurut Undang-undang tersebut, hutan adalah suatu

kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan

yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Selain itu, jika dikaji dari sisi ilmu

kehutanan, hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan

atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Pohon

sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi,

tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja.

Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak

berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu

5

Page 6: makalah kerusakan hutan

kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi

lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya.[2]

II.2. Peran Hutan terhadap Lingkungan

Hutan bukanlah warisan nenek moyang, tetapi pinjaman anak cucu kita

yang harus dilestarikan. Jika terjadi bencana, maka dipastikan biaya ‘recovery’

jauh lebih besar ketimbang melakukan pencegahan secara dini. Begitu pentingnya

fungsi hutan sehingga pada 21 Januari 2004 Presiden Megawati merasa perlu

mencanangkan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) yaitu

gerakan moral yang melibatkan semua komponen masyarakat bangsa untuk

memperbaiki kondisi hutan dan lahan kritis. Dengan harapan, agar lahan kritis itu

dapat berfungsi optimal, yang juga pada gilirannya bermanfaat bagi masyarakat

sendiri. Tujuan melibatkan komponen masyarakat, tentu saja, agar mereka

menyadari bahwa hutan dan lingkungan itu sangat penting dijaga kelestariannya.

Hutan memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan manusia diantaranya

sebagai berikut :

1. Pelestarian Plasma Nutfah

Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan

di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan

industri.

Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi

Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus

dilestarikan dan dikembangkan bersama untuk mempertahankan

keanekaragaman hayati. [3]

2. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara

Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan

oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel

padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh

tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Partikel yang melayang-

6

[2][3] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 7: makalah kerusakan hutan

layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap pada permukaan daun,

khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar

dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga

partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Dengan

demikian hutan menyaring udara menjadi lebih bersih dan sehat. [4]

3. Penyerap Partikel Timbal dan Debu Semen

Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari

udara di daerah perkotaan. Diperkirakan sekitar 60-70 % dari partikel timbal

di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor. Hutan dengan

kanekaragaman tumbuhan yang terkandung di dalamnya mempunyai

kemampuan menurunkan kandungan timbal dari udara.

Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan,

karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen

yang terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya. [5]

4. Peredam Kebisingan

Pohon dapat meredam suara dan menyerap kebisingan sampai 95%

dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting.

Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang

mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang. Berbagai jenis

tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat

mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan yang sumbernya berasal

dari bawah. [6]

5. Mengurangi Bahaya Hujan Asam

Pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam

melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi

akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca, Na, Mg, K dan bahan

organik seperti glumatin dan gula. Bahan an-organik yang diturunkan ke lantai

hutan dari tajuk melalui proses through fall dengan urutan K>Ca> Mg>Na

baik untuk tajuk dari tegakan daun lebar maupun dari daun jarum.

7[4][5][6] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 8: makalah kerusakan hutan

Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 apabila tiba di permukaan

daun akan mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka

asam seperti H2SO4 akan bereaksi dengan Ca yang terdapat pada daun

membentuk garam CaSO4 yang bersifat netral. Dengan demikian adanya

proses intersepsi dan gutasi oleh permukaan daun akan sangat membantu

dalam menaikkan pH, sehingga air hujan menjadi tidak begitu berbahaya lagi

bagi lingkungan. pH air hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi,

jika dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk pohon. [7]

6. Penyerap Karbon-monoksida

Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang

baik dalam menyerap gas. Tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap

gas ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104

ug/m3) menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja. [8]

7. Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen

Hutan merupakan penyerap gas CO2 yang cukup penting, selain dari

fitoplankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Cahaya matahari akan

dimanfaatkan oleh semua tumbuhan baik di hutan kota, hutan alami, tanaman

pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk

mengubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan

demikian proses ini sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menyerap

gas yang bila konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan

hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses ini

menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan. [9]

8. Penahan Angin

Angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin yang

berupa hutan kota. [10]

9. Penyerap dan Penapis Bau

8

[7][8][9][10] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 9: makalah kerusakan hutan

Daerah yang merupakan tempat penimbunan sampah sementara atau

permanen mempunyai bau yang tidak sedap. Tanaman dapat menyerap bau

secara langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak

dari sumber bau. [11]

10. Mengatasi Penggenangan

Daerah bawah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis

tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Jenis

tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah

daun yang banyak, sehingga mempunyai stomata yang banyak pula. [12]

11. Mengatasi Intrusi Air Laut dan Abrasi

Kota-kota yang terletak di tepi pantai seperti DKI Jakarta pada beberapa

tahun terakhir ini dihantui oleh intrusi air laut. Pemilihan jenis tanaman dalam

pembangunan hutan kota pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut

harus betul-betul diperhatikan. Upaya untuk mengatasi masalah ini yakni

membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air dengan tanaman yang

mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah.

Hutan berupa formasi hutan mangrove dapat bekerja meredam gempuran

ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai. Dengan

demikian hutan selain dapat mengurangi bahaya abrasi pantai, juga dapat

berperan dalam proses pembentukan daratan. [13]

12. Produksi Terbatas

Hutan memiliki fungsi in-tangible juga tangible. Sebagai contoh, pohon

mahoni di hutan kota Sukabumi sebanyak 490 pohon telah dilelang dengan

harga Rp. 74 juta. Penanaman dengan tanaman yang menghasilkan biji atau

buah yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan warga

masyarakat dapat meningkatkan taraf gizi dan penghasilan masyarakat. [14]

13. Ameliorasi Iklim

9

[11][12][13][14] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 10: makalah kerusakan hutan

Salah satu masalah penting yang cukup merisaukan penduduk perkotaan

adalah berkurangnya rasa kenyamanan sebagai akibat meningkatnya suhu

udara di perkotaan. Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan

perkotaan agar pada saat siang hari tidak terlalu panas, sebagai akibat

banyaknya jalan aspal, gedung bertingkat, jembatan layang, papan reklame,

menara, antene pemancar radio, televisi dan lain-lain. sebaliknya pada malam

hari dapat lebih hangat karena tajuk pepohonan dapat menahan radiasi balik

(reradiasi) dari bumi. [15]

14. Pelestarian Air Tanah

Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan

memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis

dengan kemampuan menyerap air yang besar maka kadar air tanah hutan akan

meningkat.

Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke

lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah dan hanya

sedikit yang menjadi air limpasan. Dengan demikian pelestarian hutan pada

daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu

mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik. [16]

15. Penapis Cahaya Silau

Manusia sering dikelilingi oleh benda-benda yang dapat memantulkan

cahaya seperti kaca, aluminium, baja, beton dan air. Apabila permukaan yang

halus dari benda-benda tersebut memantulkan cahaya akan terasa sangat

menyilaukan dari arah depan, akan mengurangi daya pandang pengendara.

Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut

bergantung pada ukuran dan kerapatannya. [17]

16. Mengurangi Stress, Meningkatkan Pariwisata, dan Pencinta Alam

Kehidupan masyarakat di lingkungan hidup kota mempunyai

kemungkinan yang sangat tinggi untuk tercemar, baik oleh kendaraan

bermotor maupun industri. Petugas lalu lintas sering bertindak galak serta

10

[15][16][17] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 11: makalah kerusakan hutan

pengemudi dan pemakai jalan lainnya sering mempunyai temperamen yang

tinggi diakibatkan oleh cemaran timbal dan karbon-monoksida. Oleh sebab itu

gejala stress (tekanan psikologis) dan tindakan ugal-ugalan sangat mudah

ditemukan pada anggota masyarakat yang tinggal dan berusaha di kota atau

mereka yang hanya bekerja untuk memenuhi keperluannya saja di kota. Hutan

kota juga dapat mengurangi kekakuan dan monotonitas. [18]

II.3. Penyebab Kerusakan Hutan

1. Kebakaran Hutan

Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik

perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun

berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama

kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau

permasalahan sebagai berikut:

Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-

pindah.

Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

ntuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.

Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan

pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar

hukum adat dan hukum positif negara.

Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan

hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran

karena cepat, murah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk perladangan

tersebut umumnya sangat terbatas dan terkendali karena telah mengikuti

aturan turun temurun (Dove, 1988). Kebakaran liar mungkin terjadi karena

kegiatan perladangan hanya sebagai kamuflasa dari penebang liar yang

memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan HPH.

Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan perkebunan untuk

pengembangan tanaman industri dan perkebunan umumnya mencakup areal

11

[18] Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan. Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015, pukul 12:15 wita.

Page 12: makalah kerusakan hutan

yang cukup luas. Metoda pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan

pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan yang paling murah,

mudah dan cepat. Namun metoda ini sering berakibat kebakaran tidak hanya

terbatas pada areal yang disiapkan untuk pengembangan tanaman industri atau

perkebunan, tetapi meluas ke hutan lindung, hutan produksi dan lahan lainnya.

Sedangkan penyebab struktural, umumnya berawal dari suatu konflik

antara para pemilik modal industri perkayuan maupun pertambangan, dengan

penduduk asli yang merasa kepemilikan tradisional (adat) mereka atas lahan,

hutan dan tanah dikuasai oleh para investor yang diberi pengesahan melalui

hukum positif negara. Akibatnya kekesalan masyarakat dilampiaskan dengan

melakukan pembakaran demi mempertahankan lahan yang telah mereka miliki

secara turun temurun. Disini kemiskinan dan ketidak adilan menjadi pemicu

kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk

memadamkannya. [19]

2. Penebangan hutan secara sembarangan

Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi gundul.

Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar semakin marak terjadi. [20]

3. Penegakan Hukum yang Lemah

Mantan Menteri Kehutanan Republik Indonesia M.S.Kaban SE.MSi

menyebutkan bahwa lemahnya penegakan hukum di Indonesia telah turut

memperparah kerusakan hutan Indonesia. Menurut Kaban penegakan hukum

barulah menjangkau para pelaku di lapangan saja. Biasanya mereka hanya

orang-orang upahan yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka

sehari-harinya. Mereka hanyalah suruhan dan bukan orang yang paling

bertanggungjawab. Orang yang menyuruh mereka dan paling

bertanggungjawab sering belum disentuh hukum. Mereka biasanya

mempunyai modal yang besar dan memiliki jaringan kepada penguasa.

Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan aparat pemerintahan yang

berwenang dan seharusnya menjadi benteng pertahanan untuk menjaga

kelestarian hutan seperti polisi kehutanan dan dinas kehutanan.

12

[19][20] Ade Irawan. 2011. Penyebaba, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan Hutan. Diakses dari http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Page 13: makalah kerusakan hutan

Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya koordinasi yang maksimal

baik diantara kepolisian, kejaksaan dan pengadilan sehingga banyak kasus

yang tidak dapat diungkap dan penegakan hukum menjadi sangat lemah. [21]

4. Mentalitas Manusia.

Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki

otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan

hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun untuk anak cucunya.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena manusia sering menganggap dirinya

sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari yang lainnya. Pemikiran

antrhroposentris seperti ini menjadikan manusia sebagai pusat. Bahkan posisi

seperti ini sering ditafsirkan memberi lisensi kepada manusia untuk

“menguasai” hutan. Karena manusia memposisikan dirinya sebagai pihak

yang dominan, maka keputusan dan tindakan yang dilaksanakanpun sering

lebih banyak di dominasi untuk kepentingan manusia dan sering hanya

memikirkan kepentingan sekarang daripada masa yang akan datang. Akhirnya

hutanpun dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat

dimanfaatkan dengan sesuka hati. Masyarakat biasa melakukan pembukaan

hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan dijadikan sebagai lahan

pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan

atau penambangan dengan alasan untuk pembangunan serta menampung

tenaga kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu

dilaksanakan dengan cara pengelolaan yang exploitative yang akhirnya

menimbulkan kerusakan hutan. Dalam struktur birokrasi pemerintahan

mentalitas demikian juga seakan-akan telah membuat aparat tidak serius untuk

menegakkan hukum dalam mengatasi kerusakan hutan bahkan terlibat di

dalamnya. [22]

II.4. Akibat Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan akan menimbulkan beberapa dampak negatif yang besar

di bumi:

13

[21][22] Ade Irawan. 2011. Penyebaba, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan Hutan. Diakses dari http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Page 14: makalah kerusakan hutan

1. Efek Rumah Kaca (Green house effect).

Hutan merupakan paru-paru bumi yang mempunyai fungsi mengabsorsi

gas Co2. Berkurangnya hutan dan meningkatnya pemakaian energi fosil

(minyak, batubara dll) akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di atmosfer yang

menyelebungi bumi. Gas ini makin lama akan semakin banyak, yang akhirnya

membentuk satu lapisan yang mempunyai sifat seperti kaca yang mampu

meneruskan pancaran sinar matahari yang berupa energi cahaya ke permukaan

bumi, tetapi tidak dapat dilewati oleh pancaran energi panas dari permukaan

bumi. Akibatnya energi panas akan dipantulkan kembali kepermukaan bumi

oleh lapisan Co2 tersebut, sehingga terjadi pemanasan di permukaan bumi.

Inilah yang disebut efek rumah kaca. Keadaan ini menimbulkan kenaikan suhu

atau perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung terus maka

suhu bumi akan semakin meningkat, sehingga gumpalan es di kutub utara dan

selatan akan mencair. Hal ini akhirnya akan berakibat naiknya permukaan air

laut, sehingga beberapa kota dan wilayah di pinggir pantai akan terbenam air,

sementara daerah yang kering karena kenaikan suhu akan menjadi semakin

kering. [23]

2. Kerusakan Lapisan Ozon

Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan radiasi

sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi. Di tengah-tengah

kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan dapat

menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan

lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat semakin bertambah

besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan menembus sampai ke

bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada tanaman-

tanaman di bumi. [24]

3. Kepunahan Species

Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak lagi dapat

dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan. Dalam peringatan Hari

14

[23][24] Ade Irawan. 2011. Penyebaba, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan Hutan. Diakses dari http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Page 15: makalah kerusakan hutan

Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang lalu Departemen Kehutanan

mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia kehilangan satu species

(punah) dan kehilangan hampir 70% habitat alami pada sepuluh tahun terakhir

ini. [25]

4. Merugikan Keuangan Negara.

Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik, jujur

dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi yang terjadi

adalah sebaliknya. Misalnya tahun 2003 jumlah produksi kayu bulat yang

legal (ada ijinnya) adalah sebesar 12 juta m3/tahun. Padahal kebutuhan

konsumsi kayu keseluruhan sebanyak 98 juta m3/tahun. Data ini menunjukkan

terdapat kesenjangan antara pasokan dan permintaan kayu bulat sebesar 86

juta m3. Kesenjangan teramat besar ini dipenuhi dari pencurian kayu (illegal

loging). Dari praktek tersebut diperkirakan kerugian yang dialami Indonesia

mencapai Rp.30 trilyun/tahun. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan

sektor kehutanan dianggap masih kecil yang akhirnya mempengaruhi

pengembangan program pemerintah untuk masyarakat Indonesia. [26]

5. Banjir.

Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini,

disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan

yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment area).

Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan

menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat kerusakan hutan

makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat untuk meresapnya air

hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air hujan yang mengalir di

permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan mengerosi daerah yang

dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat yang lebih rendah sehingga

menyebabkan banjir.

Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang apabila

hutan semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya akan

15

[25][26] Ade Irawan. 2011. Penyebaba, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan Hutan. Diakses dari http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Page 16: makalah kerusakan hutan

menimbulkan kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi

taruhannya. Banjir di Jawatimur dan Jawa tengah adalah contoh nyata. [27]

II.5. Penanggulangan Kerusakan Hutan secara Umum

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai penentu

kebijakan harus segera melakukan pemulihan terhadap kerusakan hutan harus

untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Untuk melaksanakan

pemulihan terhadap kerusakan hutan yang telah terjadi, pemerintah dengan

mengajak seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan individu, kelompok maupun

organisasi perlu secara serentak mengadakan reboisasi hutan dalam rangka

penghijauan hutan kembali sehingga pada 10 - 15 tahun ke depan kondisi hutan

Indonesia dapat kembali seperti sedia kala. Pelaksanaan penghijauan tersebut

harus lebih mengaktifkan masyarakat lokal (masyarakat yang berada di sekitar

hutan) untuk secara sadar dan spontan turut menjaga kelestarian hutan tersebut.

Langkah kedua, pemerintah harus menerapkan cara-cara baru dalam

penanganan kerusakan hutan. Pemerintah mengikutsertakan peran serta

masyarakat terutama peningkatan pelestarian dan pemanfaatan hutan alam berupa

upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan latihan

serta rekayasa kehutanan.

Langkah ketiga adalah pencegahan dan peringanan. Pencegahan di sini

dimaksud kegiatan penyuluhan / penerangan kepada masyarakat lokal akan

penting menjaga fungsi dan manfaat hutan agar dapat membantu dalam menjaga

kelestarian hutan dan penegakan hukum yang tegas oleh aparat penegak hukum,

POLRI yang dibantu oleh POL HUT dalam melaksanakan penyelidikan terhadap

para oknum pemerintahan daerah atau desa yang menyalahgunakan wewenang

untuk memperdagangkan kayu pada hutan lindung serta menangkap dan

melakukan penyidikan secara tuntas terhadap para cukong - cukong kayu yang

merugikan negara trilyunan rupiah setiap tahunnya. Peringanan yang dimaksud di

sini adalah pemerintah harus melaksanakan analisa terhadap pelaksanaan

peraturan tersebut di dalam masyarakat. Bila ditemukan hal - hal yang tidak cocok

16

[27] Ade Irawan. 2011. Penyebaba, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan Hutan. Diakses dari http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Page 17: makalah kerusakan hutan

bagi masyarakat sebaiknya pemerintah mengadakan revisi terhadap undang -

undang tersebut sepanjang tujuan awal pembuatan undang - undang itu tidak

dilanggar.

Langkah terkahir adalah adanya kesiapsiagaan yang berlangsung selama

24 jam terhadap penjagaan terhadap kelestarian hutan ini. Pemerintah harus

melaksanakan pengawasan dan pengendalian secara rutin dan situasional terhadap

segala hal yang berkaitan adanya informasi kerusakan hutan yang didapatkan

melalui media massa cetak maupun elektronik ataupun informasi yang berasal

dari masyarakat sendiri. Pemerintah harus melakukannya secara kontinyu dan

terus - menerus sehingga kalaupun ada kerusakan hutan yang dilakukan oleh

oknum tertentu dapat segera diambil langkah yang tepat serta dapat mengurangi

akibat bencana/ disaster yang akan ditimbulkan kemudian. [28]

17

[28] Michael Norman. 2012. Penanggulangan Masalah Kerusakan Hutan di Indonesia. Diakses dari http://michaelnorman.blogspot.com/2012/04/penanggulangan-masalah-kerusakan-hutan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:20 wita.

Page 18: makalah kerusakan hutan

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

1. Peranan hutan terhadap lingkungan yaitu Pelestarian Plasma Nutfah, Penahan

dan Penyaring Partikel Padat dari Udara, Penyerap Partikel Timbal dan Debu

Semen, Peredam Kebisingan, Mengurangi Bahaya Hujan Asam, Penyerap

Karbon-monoksida, Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen,

Penahan Angin, Penyerap dan Penapis Bau, Mengatasi Penggenangan,

Mengatasi Intrusi Air Laut dan Abrasi, Produksi Terbatas, Ameliorasi Iklim,

Pelestarian Air Tanah, Penapis Cahaya Silau, Mengurangi Stress,

Meningkatkan Pariwisata, dan Pencinta Alam

2. Penyebab-penyebab yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan yaitu

Kebakaran Hutan, Penebangan hutan secara sembarangan, Penegakan Hukum

yang Lemah, Mentalitas Manusia.

3. Langkah-langkah penanggulangan untuk mengatasi kerusakan hutan secara

umum yaitu:

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai penentu

kebijakan harus segera melakukan pemulihan terhadap kerusakan hutan

harus untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah.

Langkah kedua, pemerintah harus menerapkan cara-cara baru dalam

penanganan kerusakan hutan.

Langkah ketiga adalah pencegahan dan peringanan.

Langkah terkahir adalah adanya kesiapsiagaan yang berlangsung selama

24 jam terhadap penjagaan terhadap kelestarian hutan ini.

III.2. Saran

1. Peranan pemerintah untuk menjaga keletarian dan pemanfaatan hutan dengan

baik sangat penting. Pemerintah harus memiliki:

18

Page 19: makalah kerusakan hutan

Keahlian, kemampuan dan keterampilan teknis kerja yang bagus untuk

bisa mengelola hutan Indonesia secara tepat dan benar

Mempunyai sikap mental yang positif terhadap kelestarian hutan, bukan

untuk kepentingan pribadi atau golongan

Berdisiplin yang tinggi dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugas

yang dibebankan kepadanya

2. Selain pemerintah masyarakat juga harus ikut berpartisipasi menjaga

keletarian dan pemanfaatan hutan dengan cara mendukung dan melaksanakan

berbagai kebijakan pemerintah untuk kelestarian hutan.

19

Page 20: makalah kerusakan hutan

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Ilmi Akbar. 2011. Kerusakan Hutan Mempengaruhi Lingkungan.

Diakses dari http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-

kerusakan-hutan-mempengaruhi.html pada tanggal 29 November 2015,

pukul 12:15 wita.

Ade Irawan. 2011. Penyebab, akibat, dan cara Penanggulangan Kerusakan

Hutan. Diakses dari

http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-cara-

penangulangan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:18 wita.

Michael Norman. 2012. Penanggulangan Masalah Kerusakan Hutan di

Indonesia. Diakses dari

http://michaelnorman.blogspot.com/2012/04/penanggulangan-masalah-

kerusakan-hutan.html pada tanggal 29 november 2015, pukul 12:20 wita.

20