39
MAKALAH GIZI KERJA Gizi Kerja pada Pekerja WanitaDISUSUN OLEH: ANDI SIMPUR SIANG K11113027 ULFA RAHMAN K11113088 DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

MAKALAHGIZI KERJA

“ Gizi Kerja pada Pekerja Wanita”

DISUSUN OLEH:

ANDI SIMPUR SIANG K11113027

ULFA RAHMAN K11113088

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih

dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gizi Kerja

pada Pekerja Wanita” yang telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah kepada penulis dengan

baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah Gizi Kerja.

 Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah atas bimbingan

dan arahannya guna terselesainya tugas ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada teman-

teman dan semua pihak atas bantuan dan partisipasinya sehingga tugas ini dapat terselesaikan

sebagaimana diharapkan.

          Harapan penulis kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Namun dengan semua itu, penulis juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca maupun semua pihak yang bersifat

membangun sangat diharapkan guna perbaikan makalah ini kedepan.

Makassar, 30 November 2015

Penulis

ii

Page 3: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

Latar Belakang.............................................................................................................................1

Rumusan Masalah........................................................................................................................2

Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................

Kesimpulan..................................................................................................................................21

Saran ...........................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................23

iii

Page 4: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dimana

persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan

produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan

ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat,

termasuk masyarakat pekerja.Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan

yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan

berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan

kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi.

Berdasarkan data dari UNDP, salah satu indikator kualitas SDM adalah Indeks

Kualitas Hidup (Human Development Index =HDI) yan ditentukan oleh 3 faktor yaitu

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pada tahun 2000, Indonesia berada pada urutan

ke 109 dari 174 negara di seluruh dunia. Dikawasan ASEAN, Indonesia berada pada

urutan ke 7 dari 10 negara diatas Kamboja, Laos, Myammar. Di era globalisasi dan

pasar bebas AFTA 2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu

pesyaratan yang ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus dipenuhi oleh

seluruh anggota termasuk Indonesia. Beban ini cukup berat dimana dari data Badan

Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana

64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita.

Peningkatan ini selain dilihat dari segi positip dengan bertambahnya tenaga

produktif, status kesehatan dan gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian

yang berakibat akan menurunkan produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi

tidak efisien.Pelayanan kesehatan dan gizi yang belum memadai antara lain dapat

dilihat bahwa pada pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi

seperti Kurang Energi Protein (KEP), anemia serta sering menderita penyakit infeksi.

Sedangkan pada pekerja kelas menengah keatas, umumnya terjadi kegemukan atau

obesitas. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni kurangnya asupan

makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaannya.

1

Page 5: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Jenis pekerjaan tertentu diperlukan diit khusus agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan gizi

akibat pekerjaannya dan pengaruh lingkungan kerja.Beberapa penelitian (Husaini

dkk) melaporkan bahwa dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia,

dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi anemia pada pekerja

wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia dari hasil penelitian produktivitasnya

20% lebih rendah dari pada pekerja yang sehat.

Penelitian yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan

Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang

menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat

lelah.Wanita yang bekerja sesungguhnya adalah arus utama di banyak industri.

Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi pengalaman kesehatan

mereka berbeda dengan laki-laki. Dengan adanya perbedaan-perbedaan, wanita

berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja yang diperlukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ilmu gizi, zat gizi, gizi kerja dan pekerja wanita ?

2. Apa keuntungan wanita bekerja ?

3. Apa kelemahan jika wanita bekerja ?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja wanita ?

5. Bagaimana kecukupan gizi pekerja wanita ?

6. Bagaimana kecukupan gizi pekerja wanita dalam kondisi khusus ?

7. Bagaimana cara mengukur status gizi ?

8. Bagaimana cara mengukur energi pada pekerja wanita dalam kondisi hamil ?

9. Bagaimana cara mengukur energi pada pekerja wanita dalam kondisi menyusui ?

10. Apa saja masalah kesehatan pada pekerja wanita ?

11. Bagaimana kiat-kiat agar wanita tetap sehat dalam bekerja ?

2

Page 6: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu gizi, zat gizi, gizi kerja dan pekerja wanita

2. Untuk mengetahui keuntungan wanita bekerja

3. Untuk mengetahui kelemahan jika wanita bekerja

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja wanita

5. Untuk mengetahui kecukupan gizi pekerja wanita

6. Untuk mengetahui kecukupan gizi pekerja wanita dalam kondisi khusus

7. Untuk mengetahui cara mengukur status gizi

8. Untuk mengetahui cara mengukur energi pada pekerja wanita dalam kondisi hamil

9. Untk mengetahui cara mengukur energi pada pekerja wanita dalam kondisi

menyusui

10. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada pekerja wanita

11. Untuk mengetahui kiat-kiat agar wanita tetap sehat dalam bekerja

3

Page 7: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TENTANG ILMU GIZI, ZAT GIZI, GIZI KERJA, DAN

PEKERJA WANITA

1. Pengertian Ilmu Gizi

Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala

sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/

tubuh.Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.

2. Pengertian Zat Gizi

Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang

dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-

macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan

fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh

dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan

sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan

tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara

dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.

Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-

hari yang cukup tinggi.

3. Pengertian Gizi Kerja

Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada

tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di

tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja

setinggi-tingginya.

4

Page 8: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

4. Pengertian Pekerja Wanita

Pekerja wanita adalah pekerja yang memiliki kekuatan fisik hanya 2/3 dari

kekuatan fisik pekerja lelaki. Serta memiliki keadaan biologis tertentu yang tidak

dimiliki oleh pekerja lelaki seperti haid, menyusui dan hamil.

B. KEUNTUNGAN WANITA DALAM BEKERJA

Ada beberapa manfaat ataupun keuntungan wanita yang bekerja, antara lain

sebagai berikut:

1. Mendukung ekonomi rumah tangga.

Dengan bekerja nya sang ibu, berarti sumber pemasukan keluarga tidak hanya

satu, melainkan dua. Dengan demikian, pasangan tersebut dapat mengupayakan

kualitas hidup yang lebih baik untuk keluarga, seperti dalam hal : gizi, pendidikan,

tempat tinggal, sandang, liburan dan hiburan, serta fasilitas kesehatan.

2. Meningkatnya harga diri dan pemantapan identitas.

Bekerja, memungkinkan seorang wanita mengekspresikan dirinya sendiri, dengan

cara yang kreatif dan produktif, untuk menghasilkan sesuatu yang mendatangkan

kebanggaan terhadap diri sendiri, terutama jika prestasinya tersebut mendapatkan

penghargaan dan umpan balik yang positif. Melalui bekerja, wanita berusaha

menemukan arti dan identitas dirinya; dan pencapaian tersebut mendatangkan rasa

percaya diri dan kebahagiaan. 

3. Relasi yang sehat dan positif dengan keluarga

Wanita yang bekerja, cenderung mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan

bervariasi, sehingga cenderung mempunyai pola pikir yang lebih terbuka, lebih

energik, mempunyai wawasan yang luas dan lebih dinamis. Dengan demikian,

keberadaan istri bisa menjadi partner bagi suami, untuk menjadi teman bertukar

pikiran, serta saling membagi harapan, pandangan dan tanggung jawab.

4. Pemenuhan kebutuhan social

Setiap manusia, termasuk para ibu, mempunyai kebutuhan untuk menjalin relasi

sosial dengan orang lain. Dengan bekerja, seorang wanita juga dapat memenuhi

kebutuhan akan “kebersamaan” dan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas.

Bagaimana pun juga, sosialisasi penting bagi setiap orang untuk mempunyai

5

Page 9: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

wawasan dan cara berpikir yang luas, untuk meningkatkan kemampuan empati

dan kepekaan sosial – dan yang terpenting, untuk dapat menjadi tempat

pengalihan energi secara positif, dari berbagai masalah yang menimbulkan

tekanan/stress, entah masalah yang sedang dialami dengan suami, anak-anak

maupun dalam pekerjaan. Dengan sejenak bertemu dengan rekan-rekan, mereka

dapat saling sharing, berbagi perasaan, pandangan dan solusi.

5. Peningkatan skill dan kompetensi.

Dengan bekerja, maka seorang wanita harus bisa menyesuaikan diri dengan

tuntutan, baik tuntutan tanggung jawab maupun tuntutan skill dan kompetensi.

Untuk itu, seorang wanita dituntut untuk secara kreatif menemukan segi-segi yang

bisa dikembangkan demi kemajuan dirinya. Peningkatan skill dan kompetensi

yang terus menerus akan mendatangkan “nilai lebih” pada dirinya sebagai seorang

karyawan, selain rasa percaya diri yang mantap.

C. KELEMAHAN WANITA DALAM BEKERJA

Di era reformasi dan kebebasan demokrasi, wanita yang sukses berkarir sama

sekali bukan hal aneh lagi. Bahkan belakangan ini semakin banyak wanita yang

menopang ekonomi keluarga di samping suaminya. Nggak heran kalau saat ini wanita

umumnya merasa sudah menjadi partner sejajar dengan pria.

Tetapi sesukses apapun wanita, tetap tidak akan pernah bisa menyamakan pria.

Karena wanita memang bukanlah pria. Di jaman yang sarat dengan globalisasi ini

wanita tetap dianggap sebagai mahluk yang memiliki beberapa kelemahan dibanding

pria. Coba simak kelemahan umum wanita yang membedakan dengan pria dalam

bekerja di bawah ini:

1. Kurang bersaing

Menurut pakar psikologi, semangat persaingan pada diri wanita itu lebih rendah

dari pria. Karena sejak masa kanak-kanak, wanita sudah ditekankan untuk tidak

melakukan konfrontasi. Sehingga sampai masa dewasa, wanita selalu menghindari

konfrontasi. Padahal sesekali konfrontasi itu perlu untuk menghadapi tingkat

kompetisi yang tinggi dalam dunia kerja.

6

Page 10: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

2. Kurang berani mengambil resiko

Selama ini wanita cenderung melakukan tugas-tugas secara aman dan average.

Wanita juga menghindari ekspansi dan spekulasi untuk menghindari resiko yang

belum pasti. Wanita yang masuk dalam kategori ini merupakan karyawan yang

rata-rata. Dalam arti bukan termasuk karyawan yang menonjol. Sehingga jenjang

promosi dan jabatan bagi wanita ini berjalan sangat lambat.

3. Kurang agresif

Sifat umum wanita adalah kurang agresif dalam bekerja. Begitu juga dalam

mengungkapkan ide dan pendapat. Banyak wanita yang menerima ide dan

pendapat orang lain begitu saja, tanpa memperjuangkan pendapatnya pribadi.

Karena khawatir akan terjadi konflik. Hal ini juga dipicu oleh kekhawatiran

menghadapi seteru dari pihak pria. Biar lebih aman, wanita memilih bekerja

sesuai standar tanpa perlu berusaha lebih keras.

4. Lebih berorientasi pada tugas ketimbang tujuan

Banyak wanita yang terkungkung dalam rutinitas kerja secara detail. Dalam hal ini

wanita memang lebih rinci dan teliti dibanding pria. Tapi mereka lupa memikirkan

sasaran atau tujuan, mereka lebih memikirkan bagaimana menyelesaikan tugas

setiap harinya. Akibatnya wanita-wanita yang seperti ini menjadi tidak kreatif

dibanding pria yang selalu berorientasi pada tujuan.

5. Konflik perasaan antara karir dan rumah tangga

Hal ini adalah fenomena paling umum yang menjadi dilema bagi wanita. Selama

ini banyak wanita yang konsentrasinya terpecah antara karir dan rumah tangga. Di

sisi lain ia sangat ingin berkarir sepenuhnya. Tapi di sisi lain wanita juga ingin

sekali menjadi ibu rumah tangga sejati. Karena, meski banyak yang ‘mengkalim’

dirinya bisa membagi waktu dengan baik antara karir dan rumah tangga,

sebetulnya kesuksesan antara karir dan rumah tangga adalah dua hal yang sangat

berbeda. Peran ganda antara wanita karir dan ibu rumah tangga sering

menimbulkan konflik dan ketegangan jiwa pada dirinya sendiri. Sehingga

seringkali wanita harus memilih antara karir atau rumah tangga.

7

Page 11: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN TENAGA

KERJA WANITA

1. Faktor lingkungan kerja

Tekanan panas

Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air dan garam

sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat perhatian. Pada

lingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat sekurang-kurangnya 2,8 lt air

minum, untuk kerja ringan 1,9 lt. Bagi pekerja di tempat dingin dibutuhkan

makanan dan minuman hangat.

Bahan kimia

Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat penurunan berat

badan. Beberapa zat kimia lain dapat mengganggu metabolisme tubuh.

mengganggu selera makan dan berpengaruh terhadap pencernaan.Timah hitam

dapat mempengaruhi pembentukan sel darah merah yang berakibat pekerja

menjadi pucat dan kurus. Keracunan Berillium selalu disertai penurunan berat

badan. Zat kimia yang bersifat asam akan merangsang lambung dan merusak

selaput lendir. 

2. Faktor biologi

Pekerja yang bekerja di pertambangan, perkebunan, peternakan berisiko terinfeksi

cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.

3. Faktor psikologis

Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia dalam

pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat badan,

intake makanan dan produktivitas kerja.

4. Gaya hidup dan kebiasaan

Wanita yang terlalu banyak bekerja, tetapi aktivitas olahraga kurang sering kali

tidak memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak tinggi ,

dapat menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi, penyakit jantung dll.

9.Pekerja wanita yang hamil akibat terpapar zat radiasi, obat-obatan seperti obat

anestesi dan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kelainan janin.

8

Page 12: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

E. KECUKUPAN GIZI PEKERJA WANITA

Kecukupan gizi pekerja merupakan suatu ukuran kecukupan rata-rata zat gizi

setiap hari untuk pekerja yang disesuaikan dengan golongan umur, jenis pekerjaan,

jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal dan mencegah terjadinya defisiensi zat gizi (Depkes, 2005).

Tabel Angka Kecukupan Gizi Pekerja sesuia dengan AKG 2004

F. KECUKUPAN GIZI PEKERJA WANITA MENURUT KONDISI KHUSUS

PEKERJA SKEMA KONDISI KHUSUS PEKERJA KONDISI

9

Kondisi Pekerja Khusus

Kondisi Fisiologis Kondisi Tertentu Kondisi di Tempat Kerja

Page 13: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

1. Kondisi fisiologis

Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang

hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan

asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-

sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada

trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.

Selama Menyusui : untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil

membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama,

seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550

kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.

2. Kondisi tertentu

Anemia Besi : untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi

dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja

dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti

hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan,

untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per

minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid diberikan 60 mg zat

besi tiap hari.

Kelebihan Berat Badan : Perlu melakukan perencanaan makan atau diet rendah

kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi

asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi

seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin

dan mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari.

Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung

serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan selingan

sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah

susu rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan. Olahraga

apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat

membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu

selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat

terjadi.

10

Page 14: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

3. Kondisi di tempat kerja

Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau

lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang

padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam,

termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.

Risiko Lingkungan Kerja

Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap

gizi kerja adalah:

Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi

sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu

diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar

dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi

sayur dan buah.

Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan

keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya

metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga

menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal

ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.

Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan

protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.

Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan

sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan

dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.

G. CARA MENGUKUR STATUS GIZI

Pengukuran status gizi pada pekerja dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Penilaian status gzi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian

yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

a. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat

11

Page 15: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan

jumlah air dalam tubuh (Supariasa dkk, 2002).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara

lain: umur, berat badan. Tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar

dada, lingkar panggul dan tebal lemak dibawah kulit. Parameter antropometri

merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter

disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan

yaitu:

1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa

tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti

pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks

BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutrirional

Status).

2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur.

3) Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan

normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi

badan dengan kecepatan tertentu.

4) Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan

lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U

maupun BB/TB.

5) Indeks Massa Tubuh (IMT)

12

Page 16: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa

yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu

hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada

keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti adanya edema, asites dan

hepatomegali.

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT =Berat badan(kg)

Tinggi badan (m ) x Tinggi badan(m)

Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia (Sumber: Depkes, 1994.

Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi orang dewasa, Jakarta).

Kategori IMT

KurusKekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal >18,5-25,0

GemukKelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0

Kelebihan berta badan tingkat berat >27,0

6) Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut Umur

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit

dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada bagian lengan atas, lengan

bawah, di tengah garis ketiak, sisi dada, perut, paha, tempurung lutut, dan

pertengahan tungkai bawah.

7) Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul

Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul digunakan untuk melihat perubahan

metabolisme yang memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang

berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh.

b. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan

epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral

13

Page 17: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical

survey). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis

umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan

untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaaan

fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

c. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji

secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja,dan juga beberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi

keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang

spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

d. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan

meliht kemampuan fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur

dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasitertentu seperti kejadian

buta senja epidemik, cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian status gzi secara langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu: survey

konsumsi makanan, statistic vital dan factor ekologi.

a. Survey Konsumsi Makanan

Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan

data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai

zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.  Survey ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

14

Page 18: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

b. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data

beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi. Penggunannya dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai

hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,

tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting

untuk mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk

melakukan program intervensi gizi.

H. CARA MENGUKUR KEBUTUHAN ENERGI PADA PEKERJA

WANITA DALAM KONDISI HAMIL

Komisi ahli FAO/WHO/ UNU (1985) menyarankan tambahan energi bagi

wanita hamil yang bekerja berat sejumlah 285 kalori per hari dan bagi pekerja ringan

200 kalori per hari. Bagi yang bekerja sedang sekitar 245 kalori per hari,

Perhitungan Angka Kecukupan Energi Individu (AKEI) bagi wanita hamil per

hari dirumuskan sebagai berikut (menggunakan cara sederhana) :

15

Page 19: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Untuk lebih jelasnya bagaimana cara menghitung angka kecukupan gizi bagi ibu

hamil, dapat kita lihat pada contoh soal berikut ini:

Contoh soal dengan aktivitas sedang :

1. Hitunglah angka kecukupan energi bagi seorang wanita hamil usia 25 tahun dengan

BB normal 50 kg dan aktifitas sehari-hari sedang.

Diketahui:

Umur = 25 tahun

BB normal = 50 kg

FK (aktifitas sedang) = 1.64

EH (aktifitas sedang) = 245 Kal

Penyelesaiannya;

Untuk menghitung AKEI bagi wanita hamil umur 25 tahun digunakan rumus:

AKEI = (14.7 B + 496) FK + EH

= ((14.7) (50)) + 496) ( 1.64) + (245)

= ((735) + (496)) (1.64)) + 245

= (1231) (1.64) + 245

16

Page 20: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

= 2.018.84 + 245

= 2.263.84

Jadi kecukupan energi bagi wanita hamil tersebut adalah 2263.84 Kal/ hari.

Contoh soal dengan aktivitas berat :

2. Hitunglah angka kecukupan energi bagi seorang wanita hamil usia 25 tahun

dengan BB normal 50 kg dan aktifitas sehari-hari berat.

Diketahui:

Umur = 25 tahun

BB normal = 50 kg

FK (aktifitas berat) = 2.0

EH (aktifitas berat) = 285 Kal

Penyelesaiannya:

Untuk menghitung AKEI bagi wanita hamil umur 25 tahun digunakan rumus:

AKEI = (14.7 B + 496) FK + EH

= ((14.7) (50)) + 496) ( 2.0) + (285)

= ((735) + (496)) (2.0)) + 285

= (1231) (2.0) + 285

= 2436 + 285

= 2721

Jadi kecukupan energi bagi wanita hamil tersebut adalah 2.721 Kal/ hari.

I. CARA MENGUKUR KEBUTUHAN ENERGI PADA PEKERJA

WANITA DALAM KONDISI MENYUSUI

Jika untuk menghitung angka kecukupan energi bagi wanita hamil

ditambahkan dengan energi kehamilan (EK), maka pada wanita menyusui ditambah

dengan energi menyusui (EM). contoh soal berikut ini:

17

Page 21: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Dimana :

B = Berat badan sehat wanita selama menyusui (kg)

EM = Tambahan energi wanita menyusui (Kal/org/hr) yaitu : 500 Kal/org/hr

Contoh soal :

1. Hitunglah angka kecukupan energi bagi seorang wanita menyusui usia 25 tahun

dengan BB normal 50 kg dan aktifitas sehari-hari berat.

Diketahui:

Umur = 25 tahun

BB normal = 50 kg

FK (aktifitas berat) = 2.0

EM = 500 Kal

Penyelesaiannya:

Untuk menghitung AKEI bagi wanita menyusui umur 25 tahun digunakan rumus:

AKEI = (14.7 B + 496) FK + EM

= ((14.7) (50)) + 496) ( 2.0) + (500)

= ((735) + (496)) (2.0)) + 500

= (1231) (2.0) + 500

= 2436 + 500

= 2936

Jadi kecukupan energi bagi wanita hamil tersebut adalah 2.936 Kal/ hari.

18

Untuk Wanita Umur = < 19 tahun

AKEI = (12.2 B + 746) FK + EM

Untuk Wanita Umur 20 – 29 tahun

AKEI = (14.7 B + 496) FK + EM

Page 22: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Setelah mempelajari ketiga contoh soal di atas tentang AKEI bagi wanita

normal, wanita hamil dan wanita menyusui terlihat dengan jelas bahwa angka

kecukupan energi bagi wanita hamil dan menyusui lebih tinggi dari pada angka

kecukupan energi pada wanita normal.

J. MASALAH KESEHATAN PADA PEKERJA WANITA

Kekurangan Gizi

Anemia gizi merupakan salah satu masalah kekurangan gizi yang dihadapi oleh

pekerja wanita sebab anemia gizi terjadi pada kondisi tertentu wanita seperti disaat

seorang pekerja wanita sedang mengalami haid, hamil dan menyusui. Prevalensi

anemia gizi pada pekerja wanita sekitar 30% sehingga membuat produktivitas pekerja

menurun sebanyak 20%.

Berikut adalah penganggulangan anemia gizi pada kondisi tertentu pekerja wanita.

1. Pekerja Wanita dalam Kondisi Hamil

Pada ibu hamil akan diberikan suplemen penambah darah dengan

dosis 3x1 sehari selama masa kehamilan.

Diberikan asupan makanan tambahan yang seimbang berupa :

Sumber kalori(karbohidrat & lemak), protein, asam folat, vit B12,

zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin B16,

vitamin E dan vitamin D.

2. Pekerja Wanita dalam Kondisi Menyusui

Pada ibu menyusui akan diberikan suplemen penambah darah

dengan dosis 3x2 sehari selama 3-6 bulan menyusui.

Tambahan asupan gizi seimbang berupa : protein, cairan, vitamin

dan mineral.

3. Pekerja Wanita dalam Kondisi Haid

Pada kondisi ini pekerja akan diberikan suplemen penambah darah

sesuai kebutuhan selama haid berlangsung.

Selain itu diberikan pula asupan gizi tambahan berupa :air,

magnesium, sayuran, kalsium, vitamin B6, vitamin C dan vitamin E.

K. KIAT-KIAT AGAR WANITA TETAP SEHAT DALAM BEKERJA

19

Page 23: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Ada beberapa kiat –kiat agar wanita tetap sehat saat bekerja, antara lain

sebagai berikut :

4.  Jangan lupa makan pagi sebelum bekerja an makanan kecil atau buah di

antara waktu istirahat.

5. Jangan terlambat makan siang / makan malam.

6. Makanlah makanan yang bergizi tinggi dan seimbang.

7.  Sikap dan posisi tubuh dalam bekerja hars di perhatikan.

8.  Jagalah kesehatan pribadi dan lingkungan kerja.

9. Pakailah alat pelindung.

10. Apabila tidak enak badan saat bekerja, hubungi segera klinik /dokter.

11.  Upayakan untuk istirahat sejenak saat bekerja.

12.  Usahakan suasana damai  dan tentram di tempat kerja.

13.  Hindari hal –hal yang dapat mengundang terjadinya tindak kekekrasan

terhadap gangguan.

14. Lakukan olahraga ringan agar tubuh  tetap bugar.

15. Gunakan cuti sakit, cuti hamil, hak menyusui dan hak lain.

BAB IV

20

Page 24: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga

kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja

guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya.

Pekerja wanita adalah pekerja yang memiliki kekuatan fisik hanya 2/3 dari

kekuatan fisik pekerja lelaki. Serta memiliki keadaan biologis tertentu yang tidak

dimiliki oleh pekerja lelaki seperti haid, menyusui dan hamil.

Beberapa keuntungan wanita yang bekerja yaitu :

Mendukung ekonomi rumah tangga

Meningkatnya harga diri dan pemantapan identitas

Relasi yang sehat dan positif dengan keluarga

Pemenuhan kebutuhan sosial

Peningkatan skill dan kompetensi

Beberapa kelemahan wanita yang bekerja yaitu ;

Kurang bersaing

Kurang berani mengambil resiko

Kurang agresif

Lebih berorientasi pada tugas ketimbang tujuan

Konflik perasaan antara karir dan rumah tangga

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja wanita

diantaranya yaitu faktor lingkungan, faktor biologis, fator psikologis, serta gaya hidup

dan kebiasaan.

Kecukupan gizi pekerja wanita tidak semua sama, sebab wanita memiliki

beberapa kondisi khusus, diantaranya kondisi fisiologis, kondisi tertentu dan kondisi

ditempat kerja. Cara mengukur status gizi dibagi menjadi beberapa cara yaitu

antopometri, klinis, biokimia dan biofisik. Pekerja wanita pun perlu melakukan

beberapa kiat tertentu agar dapat menjaga kesehatannya selama bekerja dan terhindar

dari masalah-masalah gizi seperti anemia gizi.

21

Page 25: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

B. Saran

Melihat hasil kesimpulan pada makalah, diharapkan dengan adanya masalah

anemia gizi pihak perusahaan yang memengerjakan pekerja wanita dihimbau untuk

menjaga kesehatan pekerja dengan melakukan penanggulangan yang sudah

disebutkan diatas agar pekerja wanita tetap mampu mengerjakan pekerjaannya

sehinggan produktivitas yang dihasilkan tetap seimbang atau bahkan lebih

ditingkatkan.

Sebenarnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan atau kekeliruan, kami mohon maaf

dan berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi sempurnanya penulisan di kesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 26: Makalah Kelompok 9 Gizi Kerja

Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depertemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa.

http.//www.depkes.go.id/ diakses tanggal 6 April 2014.

Hardinsyah. 2012. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat. Depok: UI.

Khairina, Desy. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengarunhi Status Gizi pada Anak Usia

Sekolah. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122525-S+5254-Faktor-faktor-

Tinjauan+literatur.pdf diakses pada 8 April 2014.

23