33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang berusia lanjut ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi walaupun mereka tidak kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang, semakin tinggi risiko menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu, menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik akan membawa konsekuensi defisiensi energi, protein dan nutrisi lainnya yang dapat berakibat pada meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan serta menurunnya kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Menurut dr. Nina Kemala Sari, SpPDKGer, FINASIM, Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi dari berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik - somatik, dan lingkungan. Pada pasien usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi meningkatkan komplikasi penyakit, membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama

Makalah Gizi Lansia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Gizi Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang berusia lanjut ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi

walaupun mereka tidak kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang,

semakin tinggi risiko menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu,

menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi,

berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor

yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi

tidak ditangani dengan baik akan membawa konsekuensi defisiensi energi,

protein dan nutrisi lainnya yang dapat berakibat pada meningkatnya biaya

pemeliharaan kesehatan serta menurunnya kualitas hidup seseorang. Hal ini

sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola

hidup sehat sejak dini.

Menurut dr. Nina Kemala Sari, SpPDKGer, FINASIM, Malnutrisi pada usia

lanjut merupakan konsekuensi dari berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik -

somatik, dan lingkungan. Pada pasien usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi

meningkatkan komplikasi penyakit, membutuhkan waktu penyembuhan lebih

lama serta menyebabkan biaya pengobatan membengkak. Dengan demikian,

nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari pengobatan itu sendiri agar

penanganan penyakit lebih baik dan efesien. Adanya gangguan mobilisasi

(artritis dan stroke), gangguan kapasitas aerobik, gangguan indra (mencium,

merasakan, dan penglihatan), gangguan gigi geligi/kemampuan mengunyah,

malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme), alkohol, dan

obat-obatan menyebabkan usia lanjut mudah mengalami malnutrisi. Faktor

psikologis seperti depresi dan dimensia serta faktor sosial ekonomi

(keterbatasan keuangan, pengetahuan gizi yang kurang, fasilitas memasak yang

kurang dan ketergantungan dengan orang lain) juga dapat menyebabkan usia

lanjut mengalami malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan

Page 2: Makalah Gizi Lansia

imunitas, menghambat penyembuhan luka, penurunan kualitas hidup,

peningkatan biaya penggunaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan mortalitas.

Di dunia saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu

usia 60 tahun lebih (data UNFPA). Dari jumlah tersebut sekitar duapertiga

tinggal di negaranegara berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun

2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 dan

sekitar 20 juta orang adalah penduduk usia lanjut.

Di Indonesia, jumlah populasi orang berusia lanjut ini akan mengalami

peningkatan yang luar biasa; terbesar di dunia (414%) pada tahun 2025. Hal ini

mendorong kita semua untuk siap menghadapinya, siap dalam menghadapi

konsekuensi logis akan adanya masalah-masalah yang muncul seiring dengan

ledakan populasi usia lanjut ini.

Keluhan pasien usia lanjut yang datang ke RS seringkali ternyata

disebabkan karena mereka tidak mengkonsumsi nutrisi dengan baik. Oleh

karena itu, penting untuk dilakukan perbaikan asupan nutrisi agar orang tua

dapat mengkonsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi kebutuhan

tubuh.

Namun demikian, konsumsi nutrisi yang baik tidak hanya dilakukan pada

saat masa tua. Menabung cadangan nutrisi sejak dini perlu dilakukan untuk

mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kualitas

hidup. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjaga kebutuhan nutrisi

sejak usia tengah baya diharapkan dapat memiliki masa tua yang sehat baik

secara fisik dan mental.

Manusia Lanjut Usia (MANULA) atau yang sering disebut Lansia

dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya

dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan

degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi

disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Gigi-geligi pada Lansia mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot,

sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan

harus diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras.

Page 3: Makalah Gizi Lansia

Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat

membantu para Lansia dalam mengkonsumsi makanannya.

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun,

sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi

kelenjar pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada

umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan

karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus

cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian

melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.

Patut diingat bahwa keperluan energi Lansia sudah menurun, jadi jangan di

sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga

jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita

berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi

obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases

terdapat meningkat pada kelompok Lansia. Yang umum sangat ditakuti ialah

kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

Mengingat banyaknya masalah-masalah kesehatan yang timbul pada usia

lanjut, maka penulis ingin mengangkat topik tentang Peran Nutrisi pada Lansia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang penulis buat yaitu:

1. Bagaimana peran nutrisi pada Lansia?

2. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada Lansia?

3. Bagaimana teknik-teknik untuk meningkatkan asupan makanan ketika nafsu makan rendah?

4. Perubahan-perubahan apa yang terjadi ketika proses menua?5. Apa saja kebutuhan nutrisi pada Lansia?

6. Apa saja menu makanan sehat untuk Lansia?

7. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada

lansia?

8. Bagaimana status gizi pada usia lanjut?

Page 4: Makalah Gizi Lansia

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

peran nutrisi pada Lansia.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang peran nutrisi pada

Lansia.

2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi bagi

ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keperawatan.

Page 5: Makalah Gizi Lansia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERAN NUTRISI PADA LANSIA

Nutrisi yang di butuhkan pasien lansia adalah nutrisi yang mengandung

antioksidan (beta karoten, vitamin C dan vitamin E) dan nutrisi yang

merangsang regenerasi sel yang cepat. Contoh nutrisi yang kaya antioksidan

adalah spirulina yang oleh peneliti internasional mengandung superantioksidan

selain itu mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Spirulina dikenal

sebagai sumber vitamin dan mineral yang sangat lengkap di dunia selain itu

kandungan antioksidannya paling tinggi di antara makanan – makanan yang

lain. Karena itu spirulina banyak digunakan untuk mengatasi gizi buruk dan

kelaparan di Negara – Negara afrika. Untuk mengatasi masalah ini nutrisi yang

dapat merangsang proses regenerasi yang cepat sangat diperlukan, contohnya

adalah teripang atau gamat teripang tinggi mengandung kolagen dan protein

serta cell growth factor. Kolagen,  Protein dan cell growth factor merupakan

tiga komponen penting yang dibutuhkan untuk merangsang proses regenerasi

sel – sel yang rusak atau mati.

Peran nutrisi sangat penting untuk pasien lansia yang terkena penyakit

degeneratif, sebab yang menimpa mereka karena proses ketuaan di mana

kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel mulai menurun disebabkan

karena hormon pertumbuhan yang mulai menurun seiring bertambahnya usia.

Peran nutrisi adalah memenuhi kebutuhan gizi tubuh untuk menjalankan

metabolisme, melawan radikal – radikal bebas dan merangsang proses

regenerasi sel – sel baru untuk memperbaiki fungsi organ.

Nutrisi dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan dosis obat yang

berkurang, menghambat perjalanan penyakit, memperbaiki metabolisme dan

sistem hormon, mempercepat proses penyembuhan dari dalam tubuh itu

sendiri. Hal itu telah di alami oleh ayah saya yang menderita hipertensi

(tekanan darah tinggi) dan rematik

Page 6: Makalah Gizi Lansia

Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan

lansia. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh.

Bimbingan yang membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada

lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi

karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang mampu dalam

menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram. Kekurangakuratan

dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan

para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang

berkaitan dengan status nutrisi lansia.

Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas

fisik daripada usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang

disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia

65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun

diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks

yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta

porsi sisanya adalah protein.

Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi

yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan

persepsi rasa dan peningkatan kolesistokininyang dapat memengaruhi

keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu

sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada

berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D

dan asam folat. Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi

rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia

produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi

lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30

sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru

menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk seluruh lansia dan

1500 mg per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen.

Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan

Page 7: Makalah Gizi Lansia

derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat

malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang

mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.

Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara

normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total.

Meskipun hasil studi memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika

mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat 133% dalam

10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaiknya akan merugikan

lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya

mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan

olahraga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan. Oleh karena itu

pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Pencegahan Primer

Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada

30 juta lansia, 6 juta dari mereka berisiko tinggi terhadap malnutrisi. Studi-

studi mengindikasikan bahwa lansia yang memiliki penghasilan kurang dari

6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar per minggu untuk komsumsi

makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang

dari dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan sebesar

25 kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko

tinggi mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang mengalami

kekurangan nutrisi.

Faktor-faktor sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan

polifarmasi, turut berperan terhadap masalah malnutrisi yang actual atau

potensial bagi lansia. Instrument pengkajian sebagaimana yang telah di

kembangkan oleh program Nutrition Screening Initiative untuk menentukan

status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh pemberi

pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition

Screening Initiative, 1010 Wisconsin Avenue NW, Washington, DC 20007.

Suatu upaya yang konsisten untuk mengidentifikasi lansia dengan gangguan

nutrisi demikian juga untuk resiko gangguan nutrisi yang seharusnya

Page 8: Makalah Gizi Lansia

menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit ingin di capai.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama terhadap

klien dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gisi.

Kesalahan pengaturan metabolisme seharusnya di perbaiki dan pemberian

obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di sesuaikan untuk

mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi

yang tidak terditeksi asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian

nutrisi adalah penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada

lansia dengan masalah nutrisi. Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi

klien.

Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka

mengalami perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh

pemberi layanan kesehatan perluh di siapkan untuk memberikan informasi

yang akurat dan terbaru tentang nutrisi normal, demikian juga tentang

kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit. Suatu penelitian terbaru

mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara adekuat untuk

memberikan jenis instruksi ini kepada klien lansia.

Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki

asupan nutrisi pada institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka

panjang. Dedikasi di perluhkan untuk meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi

klien di masukan sebagai bagian dari rencana keperawatan secara total.

Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng untuk pembangun tubuh 

yang di letakan di meja disamping tempat tidur atau untuk di kembalikan

pada bagian gizi tidak akan membantu memfasilitasi asupan yang adekuat.

Suplemen sangat baik digunakan di antara waktu makan dan sering

ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam keadaan dingin. Alternatif -

alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan pemberian makanan

dengan penduga lambung, mungkin diperluhkan jika asupan yang adekuat

tidak dapat di pertahankan melalui rute oral.

Page 9: Makalah Gizi Lansia

Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang

baik di semua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan

kesukaan lansia dan memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan

makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga

sering memiliki keinginan yang kuat untuk berpatisipasi dalam cara ini dan

berespon baik terhadap saran-saran yang terdapat pada tabel berikut ini:

Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah

Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung

banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).

Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara waktu makan, berbagai tekstur

dan rasa manis yang bervariasi.

Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat

lapar (biasanya pada pagi hari).

Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan sendiri.

Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan berkrim.

Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk

shake.

Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.

Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang

seimbang, laporan terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian

yang dianjurkan. Dosis yang berlebihan di atas jumlah asupan harian yang

dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan terbukti dapat merugikan jika

digunakan dalam waktu yang lama.

Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk

meningkatkan asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang

normal. Rekomendasi asupan serat yang disarankan saat ini sekitar 20

Page 10: Makalah Gizi Lansia

sampai 35 gram serat per hari.

2.2. PROSES MENUA

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada

tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.

Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.

Antara lain :

Ø Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,

mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit

kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis

menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

Ø Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga

dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.

Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan

kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan.

Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel

syaraf pendengaran.

Ø Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan

fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada

usia lanjut.

Ø Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan

seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah

BAB yang dapat menyebabkan wasir.

Ø Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban,

kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu

aktivitas kegiatan sehari-hari.

Ø Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan

penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi,

kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan

aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam

menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang

Page 11: Makalah Gizi Lansia

dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang

disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan

kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan

perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau

perilaku anti sosial lainnya.

Ø Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah

besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai

dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.

Ø Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran

merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan

pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU

seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Ø Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk

mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain

sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.

v BATASAN USIA LANSIA

Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun

Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)

Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th

M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th

Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th

WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia

sangat tua(>90)

2.3. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

v Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal

pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan

berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak

Page 12: Makalah Gizi Lansia

9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia

komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan

sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak

1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang

dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,

sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka

cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

v Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per

hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang.

Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan

harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan

senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan

pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian

merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan

sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik

diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

v Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori

yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40%

dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis

(penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari

konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly

unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak

jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak

jenuh.

v Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit

atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.

Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.

Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan

Page 13: Makalah Gizi Lansia

biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat

(yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu

banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh

serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk

mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan

karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian

yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

v Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang

mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan

E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi

makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang

paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang

menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan

anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk

membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya

dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

v Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan

tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),

membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu

fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per

hari.

Makanan Sehat Bagi LansiaMakanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima

sempurna dengan porsi yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan

protein dan vitamin serta mineral, dimana kalsium dan zat besi juga

memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh. Berikut ini

disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah

dikelompokkan:

· Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie

Page 14: Makalah Gizi Lansia

instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka,

makaroni

· Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi),

telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging

· Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang

merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom

· Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga,

nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat

· Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk,

kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada

· Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue

putu, risoles

· Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok

besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi.

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,

gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula,

sirup, madu, dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan,

mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung

protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,

kacang-kacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin

dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

« Menu harian untuk lansia

Page 15: Makalah Gizi Lansia

Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-

hari hendaknya :

1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan

persyaratan kebutuhan lansia.

2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya

3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan

pangan, terutama pangan hewani)

4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula

5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman

beralkohol

6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran

dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi

7. Minuman yang cukup.

Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep

“4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :

· Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)

· Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25

gr)

· Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)

· Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas =

100 gr)

v Kelompok makanan dan jenis makanan

ü Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti,

singkong, talas, ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni

ü Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur

unggas, ikan, baso daging

ü Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom

ü Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga,

nangka, pisang, awo, sirsak, semangka

Page 16: Makalah Gizi Lansia

ü Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk,

kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada

ü Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket,

kue putu, risoles

ü Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

v Menu untuk manula dalam sehari

WAKTU MENU PORSI

Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas

Selingan Papais 2 bungkus

Siang Nasi 1 piring

Semur 1 potong

Pepes tahu 1 bungkus

Sayur bayam 1 mangkok

Pisang 1 buah

Selingan Kolak pisang 1 mangkok

Malam Mie baso 1 mangkok

Pepaya 1 buah

Page 17: Makalah Gizi Lansia

2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI

PADA LANSIA

Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau

ompong.

Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita

rasa manis, asin, asam, dan pahit.

Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan

konstipasi

Penyerapan makanan di usus menurun.

v Masalah Gizi pada Lansia

1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan

kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan

berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena

berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah

walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah

satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing

manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social

ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu

rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal.

Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-

kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya

tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena

infeksi.

Page 18: Makalah Gizi Lansia

3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah

dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan

berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan

tidak bersemangat.

v Status gizi pada usia lanjut

· Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia

cenderung mengalami kegemukan/obesitas

· Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya

cenderung kegemukan/obesitas

· Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya

cenderung kegemukan/obesitas

· Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak

dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang

energi protein yang kronis

· Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang

berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak

(tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung

kegemukan/obesitas

· Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini

mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi

defisiensi zat-zat gizi mikro

· Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga

lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu

terjadinya anemia

· Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan

nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker

hati

· Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk

menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi

Page 19: Makalah Gizi Lansia

· Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu

makan menurun dan menjadi kurang gizi

· Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun

akibatnya menjadi kurang gizi

· Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,

yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia

1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya.

Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan

semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera

2. Memperkuat daya tahan tubuh.

Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi

yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun

hijau, makanan laut.

3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut

Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60

tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu

penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D

adalah susu

4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur

Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung

serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua

5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak

Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten

(antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun

dan buah lain

6. Mengurangi resiko penyakit jantung

Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung

kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya

vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti

Page 20: Makalah Gizi Lansia

biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak,

buah, termasuk nanas dan sayuran.

7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak

makan vitamin B6, B 12 dan asam folat

8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik,

makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks

9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur

Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah

raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran

setiap orang

10. Tetaplah berlatih

Page 21: Makalah Gizi Lansia

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh.

Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily

Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal.

RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal,

konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55

sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada

tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.

3.2. Saran

Patut diingat bahwa keperluan energi Lansia sudah menurun, jadi jangan di

sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga

jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita

berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi

obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases

terdapat meningkat pada kelompok Lansia.

Page 22: Makalah Gizi Lansia

DAFTAR PUSTAKA

__________. Zat Gizi Dan Sistem Kekebalan Pada Usia Lanjut [online]. 2006.

Available at: www.univmed.org/2006/01/07/zat-gizi-dan-sistem-kekebalan-

pada-lanjut-usia. [cited : 23 Juli 2011]

__________. Nutrisi Seimbang Cegah Malnutrisi Pada Lansia [online]. 2011.

Available at: medicastore.com/berita/185/Nutrisi_Seimbang_Cegah_

Malnutrisi_pada_Lansia.html. [cited : 23 Juli 2011]

__________. Peran Terapi Nutrisi Dalam Proses Penyembuhan Dan Peningkatan

Kualitas Hidup Pasien Lansia [online]. 2010. Available at:

http://www.langsing-cepat.com/terapi-nutrisi.html. [cited : 23 Juli 2011]