23
MAKALAH KELAYAKAN BISNIS AKSESORIS DAN KADO “MELATI CANTIK” Disusun oleh : Giarti 13.151.014

MAKALAH KELAYAKAN BISNIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wedwrwrwew

Citation preview

Page 1: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

MAKALAH KELAYAKAN BISNIS

AKSESORIS DAN KADO

“MELATI CANTIK”

Disusun oleh :

Giarti

13.151.014

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAGEMEN

UNIVERSITAS BINA DARMA

2015

Page 2: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah pisang merupakan salah satu buah tropis, buah pisang membutuhkan

banyak sinar matahari untuk dapat tumbuh subur dan berbuah. Pohon pisang banyak

tumbuh di Indonesia, karena letak geografis Indonesia yang terletak di sepanjang

khatulistiwa, oleh karenanya pohon pisang dapat tumbuh di hampir seluruh tempat di

Indonesia dan dapat berbuah sepanjang tahun Selain dimanfaatkan buahnya pohon

pisang juga dimanfaatkan daunnya, bahkan di beberapa wilayah di Indonesia bonggol

pisang dimanfaatkan untuk diolah menjadi sayuran. Buah pisang biasanya digunakan

sebagai buah pencuci mulut yang dimakan setelah makan besar, selain itu buah

pisang diolah dalam bentuk lain, seperti; keripik pisang, pisang goreng, sale pisang,

kolak pisang, roti pisang dan masih banyak lagi produk-produk olahan dari pisang

yang telah umum kami temui di pasaran. Dari sekian banyak produk-produk olahan

itu. Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu

banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam

bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan

sunripe. Plantain adalah pisang yang di konsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar,

atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Kelompok pisang

inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku keripik pisang. Pembuatan

keripik dari buah-buahan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang daya

tahan produk buah tersebut. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi

masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Meningkatnya jumlah penduduk dan

tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat

meningkatkan konsumsi buah pisang secara nasional. Volume produksi dan luas

panen yang relatif besar di Indonesia dibandingkan dengan komoditas buah lainnya,

menjadikan buah pisang merupakan tanaman unggulan di Indonesia. Namun

demikian pengelolaan pisang masih sebatas tanaman pekarangan atau perkebunan

rakyat yang kurang dikelola secara intensif. Penanaman pisang berskala besar telah

dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau Halmahera (Maluku Utara),

Lampung, Mojokerto (Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga

Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton

Page 3: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus

menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton

(Departemen Pertanian, 2007) Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai

peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang. Hal ini ditunjang

dengan ketersediaan lahan yang cukup luas di Kalimantan, Papua, kepulauan

Maluku, Sulawesi dan Sumatera; iklim yang mendukung; keragaman varietas yang

cukup tinggi; sumber daya manusia serta inovasi teknologi untuk pengelolaan

tanaman pisang. Pengembangan pisang di Indonesia membutuhkan adanya investor

baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga diperlukan adanya

didukung pemerintah berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan

dengan kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana

pendukung seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi dan sarana pasar

komoditas agribisnis pisang.

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Merumuskan Kelayakan Usaha

Kripik Pisang “IIS” di Kecamatan Mesuji Makmur desa Sumber Mulya dilihat dari

Aspek Teknisnya.

Page 4: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil

keripik pisang “IIS” yang terletak di desa Sumber Mulya RT 4 RW 3, sedangkan.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan

bahwa usaha kecil keripik pisang “IIS” merupakan salah satu unit usaha yang

menghasilkan makanan ringan berupa keripik pisang di desa Sumber Mulya dan

berencana untuk mengembangkan usahanya. Penelitian dilakukan mulai bulan 26

September 2015.

2.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi, pemasaran maupun

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, selain itu juga dengan digunakan

proses wawancara. Responden yang dipilih dalam proses wawancara ditentukan

secara sengaja (purposive). Menurut David (2004), dalam analisis untuk menentukan

responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang

dipilih merupakan ahli (expert) dibidangnya. Pihak yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah pihak pengelola (Pemilik) usaha kecil keripik pisang ini. Data

sekunder diperoleh melalui studi literatur dan dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian. Data sekunder

dikumpulkan melalui penelusuran berbagai referensi.

Page 5: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

BAB III

STUDY PUSTAKA

3.1. Pisang

Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah,

batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku

Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat

menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih

didataran rendah. Ditemui pula di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia,

Indonesia serta termasuk pulau Papua, Australia Topika, Afrika Tropi. Pisang dapat

berubah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.

Umumnya, kebanyakan orang memakan buah pisang saja dan kulitnya akan dibuang

begitu saja.

Pisang merupakan jenis buah yang paling paling umum ditemui tak hanya di

perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Ada berbagai jenis buah pisang salah

satunya adalah pisang kepok. Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bentuk buah yang

cenderung pipih dan tidak bulat memanjang seperti varian pisang lainnya. Maka dari

itu, disebut juga dengan nama pisang gepeng. Pisang kepok ini termasuk jenis pisang

yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Pisang kepok ada dua jenis yaitu pisang

kepok kuning dan pisang kepok putih. Pisang dengan daging berwarna kuning

biasanya jauh lebih mahal karena rasanya memang lebih enak jika dibandingkan

dengan pisang kepok daging putih. Pada dasarnya pisang kepok ini bisa tumbuh

dimana saja, namun untuk kualitas buah yang baik, biasanya pada persyaratan lahan

tanam yang harus dipenuhi.

Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu

melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang

mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia.

3.1.1. Jenis pisang

Menurut Suhardiman, 1997, jenis-jenis pisang dapat dibedakan dalam 3

kelompok, yakni jenis pisang umum, pisang kemersial dan jenis lain.

Page 6: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

a. Jenis umum

Contoh pisang jenis ini adalah: pisang serat (Noe musa textiles) diambil

seratnya, pisang hias (Helicona indicak lank), pisang buah (Musa paradisiacal lank) ,

yang termasuk pisang buah: golongan langsung dimakan seperti kapok, susu, hijau,

mas, raja dan golongan setetlah dimasak atau diolah, contohnya : pisang tanduk,

pisang raja uli, pisang kapas, pisang bengkulu

b. Jenis pisang komersial

Banyak terdapat dipasaran baik di pasar umum maupun di supermarket.

Contohnya adalah pisang barangan, raja, raja sere, raja uli, raja molo, raja kul, raja

nangka, ambon, pisang kapas dan lain-lain.

c. Jenis lain

Jenis-jenis pisang lain contohnya adalah pisang awak, badak, camar putih,

rayap, kawista dan lain lain.

3.2. Keripik Pisang

Kripik pisang merupakan salah satu diversifikasi hasil olahan pisang. Produk

ini berbentuk irisan tipis dari buah pisang yang digoreng dengan minyak sehingga

menjadi produk dengan kadar air yang rendah. Kripik pisang mempunyai daya

simpan yang lama. Produk ini dapat dibuat dari semua jenis pisang khususnya pisang

yang mempunyai nilai ekonomi yang rendah dan tidak dimanfaatkan sebagai buah

pencuci mulut (deasert) seperti buah pisang raja nangka dan pisang kepok. Oleh

karena kripik ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dan merupakan

produk yang ”luwes” dipasarkan setiap waktu serta dapat diproduksi setiap saat

mengingat produksi dan ketersediaan buah pisang dimasyarakat dan di pasar sangat

banyak. Ada berbagai variasi dalam pembuatan kripik pisang. Cita rasa kripik pisang

ada yang manis ada juga asin,biasanya garam atau gula yang dimaksudkan untuk

memberi rasa ditambahkan pada waktu akhir penggorengan, ada juga yang

ditambahkan setelah diangkat dari wajan (Suyanti Satuhu , 1994)

Page 7: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. SEJARAH USAHA

Usaha keripik pisang “IIS” yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha

kecil. Usaha kecil keripik pisang ini dalam proses produksinya masih menggunakan

mesin peralatan yang relatif sederhana dan dikemas dengan sangat sederhana. Usaha

kripik pisang ini berjalan selama 6 (enam) bulan, dan usaha ini berjalan dengan

lancar dan mendapatkan keuntungan yang lumayan. Dalam pemasarannya, usaha

keripik pisang “IIS” menjangkau beberapa desa yang letaknya berdekatan dengan

desa Sumber Mulya. Produk dijual dalam bungkus kecil dengan harga hanya Rp.

1000/bungkus.

4.2. Gambaran Umum Usaha

a. Profile Usaha

Nama Usaha : Aneka Kripik “IIS”

Alamat : Desa Sumber Mulya RT 4 RW 3

Tgl berdiri : 7 Maret 2015

4.3. Kelayakan Usaha Kripik Pisang “Syukur” Di Kelurahan Tondo Dilihat

Dari Aspek Teknisnya (Produksi Dan Operasional).

Aspek produksi ini akan menjelaskan mengenai lokasi usaha, fasilitas

produksi dan peralatan, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jenis

dan mutu produksi, produksi optimum, serta kendala produksi.

4.3.1. Lokasi Usaha

Usaha keripik pisang “IIS” terletak di Perumahan desa Sumber Mulya RT 4

RW 3. Lokasi ini juga merupakan tempat tinggal pemilik usaha dan sekaligus

dijadikan sebagai tempat produksi keripik pisang. Usaha keripik pisang “IIS”

memiliki letak yang cukup strategis, karena tempat usaha yang dimiliki dekat dengan

pasar dan sudah banyak pelanggang di warung – warung kecil dibeberapa desa

terdekat sehingga memudahkan dari sisi pemasaran.

Page 8: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

4.3.2. Fasilitas Produksi Dan Peralatan

a. Fasilitas Produksi

Proses produksi Keripik Pisang “IIS” mempunyai tempat usaha tersendiri

dibagian samping rumah dan proses produksi keripik pisang “IIS” dilakukan dalam

skala rumah tangga serta memiliki sejumlah peralatan produksi yang diperlukan. Unit

usaha yang dijadikan sampel selama survei lapangan hanya memiliki luas bangunan

seluruhnya 45 m². Bangunan seluas itu, mempunyai fasilitas produksi antara lain

ruang produksi, ruang pencucian, dan peralatan produksi.

b. Peralatan Produksi

Peralatan yang dibutuhkan dalam pengolahan pisang menjadi kripik pisang

antara lain:

1. Baskom, yaitu untuk menampung buah pisang saat prendaman,

2. Alas perajang (talenan)

3. Pisau, untuk pengupasan atau pemisahan buah pisang dari kulitnya.

4. Ember plastik, untuk menampung sampah kulit dan bagian pisang yang tidak

terpakai.

5. Penggorengan (Wajan)

6. Lilin (untuk kantong plastik)

7. Tungku atau kompor

8. Tampah (nyiru),tempat meletakkan keripik pisang yang sudah matang,

9. Kantong plastik (sebagai pembungkus),

10. Saringan, untuk meniriskan keripik pisang yang sudah matang

4.3.3. Bahan Baku Produksi

Akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan produksi setiap

usaha. Bahan baku utama yang sangat dibutuhkan dalam usaha ini adalah buah

pisang. Jenis pisang yang digunakan usaha ini yaitu jenis pisang Sepatu (pisang

Kepok) yang dihasilkan dari kebun sendiri, terkadang apabila persediaan bahan baku

keripik pisang habis maka bahan baku akan dibeli dari pasar. Pisang Sepatu (pisang

Kepok) memiliki ciri-ciri buahnya berukuran sedang, warnanya hijau kuning, dan

rasanya manis. Pemilihan jenis pisang ini dikarenakan sifat dari pisang tersebut

cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik pisang.

Page 9: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

a. Bahan Penolong/Pembantu

Minyak goreng, Gula Pasir, Masako, Kuning Telur, dan Pewarna Makanan

merupakan bahan penolong utama yang diperlukan. Penggunaan pewarna makanan

dan kuning telur memberikan warna kuningan dan rasa yang gurih pada produk

keripik pisang serta gula pasir dan masako merupakan bahan penyedap bagi produk

keripik pisang ini. Terkait dengan bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses

pembuatan keripik pisang “IIS”.

b. Bahan Bakar

usaha kecil keripik pisang “IIS” menggunakan bahan bakar berupa kompor

gas elpiji 1 tungku.

4.3.4. Tenaga Kerja

Jenis teknologi yang digunakan dalam Usaha Kecil Keripik Pisang “IIS”

umumnya sederhana dan sangat mudah penguasaannya. Oleh karena itu, industri ini

tidak menuntut prasyarat tenaga kerja berpendidikan formal. Pada skala usaha kecil

keripik pisang “IIS” yang disurvei, tenaga kerja yang direkrut merupakan keempat

anggota itu sendiri yaitu saudari Siti dan tiga orang rekannya sehingga tidak ada

sistem pengupahan hanya ada sistem bagi hasil (laba/keuntungan) yang didapat dari

hasil penjualan usaha keripik pisang ini.

4.3.5 Teknologi

Penentuan pilihan teknologi yang akan diterapkan sangat tergantung kepada

skala unit usaha yang akan didirikan. Beberapa patokan umum yang dapat dipakai

dalam pemilihan teknologi adalah: seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan

dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat

lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi. Produsen

Keripik Pisang pada umumnya termasuk kategori usaha berskala mikro – kecil dan

bersifat padat tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor produksi

utama dalam proses produksi keripik pisang. Ini mengingat beberapa tahap produksi

Keripik Pisang sangat mengandalkan tenaga manusia. Dalam usaha kecil keripik

pisang “IIS” ini teknologi yang digunakan adalah masih sangat sederhana. Dengan

demikian, alternatif jenis teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah

teknologi kombinasi antara peralatan tradisional dan semi-mekanik.

Page 10: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

4.4. Proses Produksi

Proses produksi Keripik Pisang relatif sederhana dan mudah dilakukan.

Proses produksi keripik pisang pada usaha kecil ini menghabiskan waktu yang cukup

lama dalam satu kali produksinya yaitu sekitar 8-9 jam. Hal ini dikarena dalam

proses pembuatan keripik pisang ini dibutuhkan perendaman buah. Secara umum,

proses produksi Keripik Pisang, mulai dari tahap Pengupasan, Perendaman,

Pengirisan, Penirisan, serta Pengemasan dan penimbangan berat isi adalah sebagai

berikut:

1. Pengupasan

Buah pisang dipilih sesuai kriteria, yaitu (1) Pisang mentah yang sudah tua

Buah pisang yang sudah tua akan memberikan rasa manis dan warna kuning yang

menarik pada produk keripik pisang yang dihasilkan, selain itu buah pisang mentah

yang sudah tua akan memudah memberikan hasil irisan yang lebih banyak sehingga

produk keripik pisang yang dihasilkan lebih banyak. (2) Berukuran cukup besar dan

seragam, hal ini diperlukan agar ukuran dari keripik pisang yang dihasilkan relatif

seragam, sehingga penampilan produk yang dihasilkan menjadi menarik. Selanjutnya

pisang tersebut dikupas kulitnya sebagai tanda tahap awal dari proses produksi

dilakukan.

2. Perendaman

Buah pisang direndam dalam air kurang lebih sekitar 1 jam. Tujuannya untuk

menghilangkan getah pada buah pisang yang baru dipetik. Jika tidak dilakukan

perendaman maka hasil produk keripik pisang yang dihasilkan akan berwarna hitam

sehingga menjadi tidak menarik untuk dijual.

3. Pengirisan

Proses pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat iris yang masih cukup

sederhana. Iris pisang tipis-tipis ± 1-2 mm secara memanjang.

4. Penggorengan

Buah pisang yang telah selesai diiris harus segera digoreng, paling lambat 10

menit setelah diiris untuk mencegah pembusukan. Proses penggorengan dilakukan

dalam minyak yang sangat panas, yaitu bersuhu 170˚ C. Minyak harus banyak,

sehingga semua bahan tercelup, dengan komposisi setiap satu kilogram pisang

membutuhkan sedikitnya tiga liter minyak goreng. Selama proses penggorengan,

dilakukan pengadukan secara perlahan. Proses penggorengan dilakukan hingga

Page 11: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

keripik cukup kering dan garing. Proses penggorengan tersebut dilakukan sedikit

demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang lainnya. Dalam satu kali proses

penggorengan dilakukan selama ± 3 menit, tergantung pada banyak sedikitnya pisang

yang digoreng.

5. Penirisan

Setelah keripik berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan,

keripik diangkat dengan saringan agar minyaknya dapat turun.

6. Pengemasan

Keripik pisang yang telah ditiriskan dan sudah tidak panas dimasukkan ke

dalam kantong plastik. Kemasan produk keripik pisang menggunakan plastik. Plastik

tersebut didapat dari toko langganan dipasar. Usaha kecil keripik pisang “IIS” sangat

mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi karena hal ini sangat erat

kaitannya dengan kualitas keripik pisang. Kebersihan dalam proses produksi yang

terjaga dengan baik membuat kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam keripik

pisang tetap terjaga. Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu

bulan. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi,

tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan

kekuatan bagi usaha untuk mempertahankan pelanggannya.

7. Pemasaran

Dalam pemasarannya, usaha kecil keripik pisang “IIS” hanya menjangkau

seluruh desa Sumber Mulya dan beberapa desa lainya. Produk dijual dalam bungkus

kecil dengan harga hanya Rp. 1000/bungkus.

4.5. Kendala Usaha

Kendala usaha merupakan Hambatan yang akan mempengaruhi pengembangan

usaha kecil keripik pisang “SYUKUR”. Kendala-kendala yang akan

mempengaruhi usaha ini harus diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai

tujuan pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, kendala-kendala tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Penggunaan alat produksi yang masih sederhana

Usaha keripik pisang “SYUKUR” merupakan usaha kecil yang berproduksi dengan

menggunakan peralatan yang relatif sederhana. Alat yang digunakan dalam

usaha ini berupa lilin untuk mengepress pembungkus keripik pisang, sedangkan

Page 12: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

untuk memotong pisang dilakukan dengan alat tradisional yang biasanya dipakai

oleh rumah tangga, sehingga proses produksi keripik pisang berjalan cukup

lambat.

b) Kemasan produk keripik pisang

Usaha kecil keripik pisang “SYUKUR” memproduksi keripik pisang menggunakan

plastik. Dalam kemasan produk keripik pisang “SYUKUR” bentuk kemasan

masih sederhana bentuknya. Pada kemasan hanya tercantum merek dagang usaha

kecil keripik pisang “SYUKUR”, alamat dan nama PMW UNTAD sebagai

pembina. Penampilan kemasan masih sangat sederhana dan secara keseluruhan

kemasan keripik pisang tersebut tampak kurang menarik bagi konsumen untuk

membelinya.

c) Daerah pemasaran produk keripik pisang

Sebagai binaan dari PMW Universitas Tadulako Provinsi Sulawesi Tengah, usaha

kecil keripik pisang selain mendapat bantuan modal bagi usahanya juga

mendapat bantuan berupa bantuan dalam memasarkan produknya. Daerah yang

menjadi sasaran pemasaran relatif masih kecil yaitu baru mencapai sekitar

Perumahan Dosen dan Lingkungan Kampus Universitas Tadulako.

d) Kegiatan Promosi produk

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa daerah pemasaran usaha kecil keripik

pisang “SYUKUR” ini masih relatif masih kecil yaitu baru mencapai sekitar

Perumahan Dosen dan Lingkungan Kampus Universitas Tadulako maka kegiatan

promosi produk keripik pisang ini belum cukup luas. Dalam rangka

pengembangan usahanya, usaha kecil keripik pisang ini harus mulai memikirkan

strategi promosi terhadap produknya, sehingga dapat lebih dikenal oleh

masyarakat.

e) Kurangnya inovasi produk

Usaha kecil keripik pisang “SYUKUR” memproduksi keripik pisang dengan rasa

yang ditawarkan dengan rasa pisang yang enak, gurih, dan manis. Rasa yang

dihasilkan dari rasa alami keripik pisang dan tambahan garam. Hingga saat ini

belum terdapat inovasi produk baik dai sisi rasa maupun bentuk. Rasa yang

dihasilkan hanya rasa manis. Usaha ini belum mampu menghasilkan keripik

pisang dengan rasa yang beragam seperti rasa pedas, keju atupun rasa lain yang

digemari konsumennya.

Page 13: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tujuan studi aspek ini adalah untuk menyakini apakah secara teknis dan

pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak

layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin.

Beberapa hal utama dalam analisis teknis:

Lokasi proyek; diteliti lokasi proyek seharusnya, serta di tempat mana dalam

lingkungan lokasi itu seyogyanya pabrik atau unit produksi akan dibangun.

Skala operasi/luas produksi, jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk

mencapai keuntungan optimal; Selama evaluasi teknis ditentukan kapasitas

produksi ekonomis yang paling ideal.

Jenis teknologi yang diusulkan; mengenai jenis teknologi yang tepat.

Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta pembantunya; Berdasarkan

pilihan kapasitas produksi dan jenis teknologi lalu diajukan pilihan mesin dan

peralatan yang diperlukan.

Proses produksi dan tata letak pabrik yang dipilih; ditelaah jenis dan jumlah

bahan baku serta pembantunya pada tiap tingkat kegiatan produksi yang

direncanakan. Serta bagaimana cara mendapatkan dan sumbernya.

Serta beberapa hal pokok lain:

Standar kualitas

Dimensi

Warna

Paten

Trade mark

Page 14: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

Lisensi

Syarat penyimpanan

Packing

Syarat pengiriman

Kemungkinan pembuatan komponen diluar

Berdasarkan pembahasan diatas dan penelitian yang kami lakukan maka

kami dapat menarik kesimpulan bahwa usaha tersebut yang berdiri pada Tahun

2010 sangat berpotensi untuk dikembangkan terutama di kota Palu, karena

memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar, terutama di lingkungan Kampus

UNTAD dan Perumahan Dosen, dan Kripik Syukur dapat dengan mudah

diterima dengan harga yang relatif murah, dan proses pembuatan Kripik Pisang

relatif mudah dan peralatan yang dibutuhkan pun relatif sederhana sehingga

untuk memulai usaha ini tidak memerlukan biaya investasi yang besar.

B. SARAN

Pada Aspek Teknik ini mengenai usaha Kripik “SYUKUR” dapat

diberikan beberapa saran, diantaranya:

1. Usaha ini perlu peningkatan kesadaran pengusahan dan tenaga kerja terhadap

aspek sanitasi (kebersihan) proses produksi dan produk kripik pisang yang

dihasilkan.

2. Usaha ini perlu melakukan peningkatan dalam penggunaan alat produksinya

seperti dalam mengepres pembungkus kripik pisang dilakukan dengan alat

pengepres modern dan alat pemotong modern.

3. Usaha ini juga perlu melakukan peningkatan dalam penampilan kemasan agar

tampak menarik agar konsumen tertarik untuk membelinya.

4. Usaha ini juga perlu melakukan pengembangan daerah pemasaran produksinya,

bukan hanya di lingkungan kampus ataupun di lingkungan Perumahan dosen

tetapi di luar dari itu seperti memasarkannya melalui penitipan barang

(komisioner) misalnya di toko-toko kecil, BNS, dan kios-kios yang terdapat di

kota Palu.

5. Usaha ini juga perlu melakukan pengembangan kegiatan promosi produknya,

melalui media internet atau radio.

Page 15: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS

6. Usaha ini perlu melakukan variasi rasa kripik pisang yang dihasilkan (dari rasa

manis yang selama ini diproduksi), misalnya pengembangan kripik pisang

dengan rasa pedas, keju ataupun rasa lainnya.

7. Usaha ini juga perlu melakukan optimilisasi pemanfaatan produk sampingan dari

proses pengolahan kripik pisang dalam rangka diversifikasi produk olahan kripik

pisang dan lebih meningkatkan keuntungan usaha seperti kulit pisang yang dapat

diolah menjadi kripik kulit pisang.

DAFTAR PUSTAKA

DATA PRIMER:

- Pengamatan langsung di lapangan melalui proses wawancara dengan Pemilik

atau Pengelola usaha tersebut yaitu Saudari Nurmiati.

DATA SEKUNDER:

- Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data fokus penelitian (Foto Kegiatan

PMW)

- Penelusuran Referensi melalui Media Internet yaitu http://www.google.com//

Page 16: MAKALAH  KELAYAKAN BISNIS