24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya yang lain. Manusia dianugerahi akal, perasaan dan pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Segala kelebihan yang telah diberikan itu membuat manusia dapat memenuhi segala kebutuhan dan kewajibannya di muka bumi ini. Manusia memiliki banyak peran, baik sebagai individu yang berusaha memenuhi segala kebutuhan dan kewajibannya secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial yang memiliki kebutuhan berinteraksi dengan sesamanya dan memenuhi kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Namun adakalanya kedua hal itu saling berbenturan sehingga menyebabkan konflik peran. Tentunya konflik semacam ini tidak diinginkan karena akan menimbulkan kekacauan dan bahkan akan berujung pada chaos. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman bagi setiap orang mengenai bagaimana perbedaan antara kedua peran tersebut, tentang bagaimana harus berlaku sebagai

Makalah ISBD 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tentang ilmu sosial budaya dasar

Citation preview

Page 1: Makalah ISBD 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling

sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya yang lain. Manusia dianugerahi akal,

perasaan dan pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Segala

kelebihan yang telah diberikan itu membuat manusia dapat memenuhi segala

kebutuhan dan kewajibannya di muka bumi ini.

Manusia memiliki banyak peran, baik sebagai individu yang berusaha

memenuhi segala kebutuhan dan kewajibannya secara pribadi maupun sebagai

makhluk sosial yang memiliki kebutuhan berinteraksi dengan sesamanya dan

memenuhi kewajibannya sebagai anggota masyarakat.

Namun adakalanya kedua hal itu saling berbenturan sehingga

menyebabkan konflik peran. Tentunya konflik semacam ini tidak diinginkan

karena akan menimbulkan kekacauan dan bahkan akan berujung pada chaos.

Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman bagi setiap orang mengenai

bagaimana perbedaan antara kedua peran tersebut, tentang bagaimana harus

berlaku sebagai individu yang berusaha memenuhi kebutuhannya tetapi tetap tidak

mengorbankan kepentingan masyarakat.

1.2. Tujuan dan Maksud Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk memberikan pengertian tentang hakikat dan peran manusia sebagai

individu dan makhluk sosial

b. Untuk menambah wawasan mengenai macam macam interaksi sosial.

Page 2: Makalah ISBD 2

2

c. Untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana mengatasi dilema

antara kepentingan individu dan masyarakat.

1.3. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode komparatif yang

membandingkan antara satu sumber data dengan yang lainnya serta metode

deksriptif yang menganalisa sumber data dan memaparkannya.

Sumber data yang digunakan berasal dari buku pengantar ilmu sosial dasar

dan juga ilmu lain yang masih berkaitan dengan ilmu sosial. Hal ini dilakukan

agar dapat menambah referensi.

Page 3: Makalah ISBD 2

3

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Hakikat Manusia Sebagai Individu dan Makhluk Sosial

1.1.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Kata Individu berasal dari bahasa Latin dan bahasa Inggris, tepatnya dari

kata individuum, sementara dalam bahasa Inggris Individu berasal dari kata in

dan divided. Artinya adalah tidak terbagi. Jadi jelaslah bahwa pengertian individu

adalah tidak terbagi atau satu kesatuan.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,

unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa1. Bila hanya salah satu saja dari unsur

tersebut yang tertinggal dari seseorang maka orang itu tidak bisa disebut lagi

sebagai individu. Jadi sebutan manusia sebagai individu hanya tepat digunakan

apabila semua unsur tersebut ada dalam diri seorang manusia.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri sehingga tidak

ada manusia yang sama di dunia ini sekalipun mereka adalah kembar identik.

Perbedaan ini meliputi bagian fisik dan psikis manusia. Perbedaan antar manusia

sebagai individu ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.

Salah satu faktor internal yang membedakan manusia antara satu dan

lainnya terutama secara fisik adalah gen. Tiap manusia pastinya memiliki gen

yang berbeda. Tidak ada orang yang memiliki gen yang sama persis meskipun

fenotipe yang dihasilkannya sama karena genotipenya sudah pasti berbeda.

Selain faktor internal juga ada faktor lain yang mempengaruhi fisik

seseorang yaitu faktor eksternal berupa lingkungan. Hal ini merujuk dari kondisi

lingkungan dan alam sekitarnya. Ada lingkungan yang panas dan ada yang dingin

dan sejuk. Misalnya orang yang tinggal di gunung memiliki jumlah hemoglobin

1 Elli M.Setiadi, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. h. 63.

Page 4: Makalah ISBD 2

4

lebih banyak dalam darahnya sehingga oksigen yang diikat dalam darahnya lebih

banyak. Faktor eksternal juga mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang

baik dengan kondisi alam maupun lingkungan sosial. Contohnya orang yang

tinggal di area pesisir bicaranya lebih keras.

1.1.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Setiap manusia tidak dapat lepas dari pengaruh orang lain baik di rumah,

sekolah, dan di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, manusia

disebut juga zoon politicon. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia

melakukan sesuatu dipengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada

aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respons positif

dari orang lain(pujian). Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga

dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)

dengan orang lain serta disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk hidup di

tengah-tengah manusia. Tiap manusia saling membutuhkan pertolongan bahkan

sejak lahir.

Manusia berbeda dengan hewan yang mempertahankan hidupnya dengan

insting atau naluri. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir

misalnya, ia hanya memiliki insting menangis. Selain itu, saat baru dilahirkan

manusia juga tidak bisa langsung berjalan, berbeda dengan hewan yang sudah bisa

berjalan mengikuti induknya ketika baru lahir. Manusia dianugerahi akal dan

dalam perkembangannya manusia harus belajar dari manusia lainnya.

Cooley memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang

dipengaruhi oleh orang lain2 Cooley berpendapat bahwa looking-glass self

terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi

mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang

mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada

tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya

sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.2 Elli M.Setiadi, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. h. 68

Page 5: Makalah ISBD 2

5

Interaksi satu sama lain sangat dibutuhkan oleh tiap manusia. Apabila

manusia tidak hidup dengan orang lain maka ia tidak dapat berinteraksi dengan

orang lain. Dalam berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak yang ditemukan

terlantar (feral children) beberapa diantaranya seperti kasus seorang anak laki-laki

berusia sekitar 11-12 tahun yang pada tahun 1900 ditemukan di desa Saint-Serin,

Perancis, dan kasus gadis berusia tiga belas tahun yang disekap ayahnya dalam

gudang gelap sejak berumur satu setengah tahun; selain itu juga ada kasus Anna

yang semenjak bayi dikurung di dalam gudang oleh ibunya selama lima tahun.

Dari kasus-kasus diatas terungkap bahwa mereka tidak dapat hidup

sebagai manusia. Meski setelah itu mereka berkomunikasi dengan masyarakat

daan dapat mempelajari kemampuan yang dimiliki sebaya mereka, mereka tidak

pernah tersosialisasi secara wajar dan akhirnya mereka cenderung meninggal pada

usia muda.

Menurut teori yang diuraikan George Herbert Mead dalam bukunya yang

berjudul Mind, Self, and Society(1972), diuraikan tahap-tahap perkembangan diri

malnusia secara bertahap melalui interaksi dengan masyarakat lain, yaitu play

stage dimana setiap manusia mulai belajar dengan mengambil peranan orang-

orang yang berada di sekitarnya dengan cara menirukan orang lain. Lalu tahap

selanjutnya adalah game stage dimana manusia tidak hanya mengetahu peranan

yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui perannya terhadap orang yang

berbeda. Akhirnya pada tahap terakhir, generalized others, orang tersebut

dianggap telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain

dalam masyarakat. Dari pandangan-pandangan ini jelaslah pendiriannya bahwa

diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.

Namun interaksi itu tidak selamanya berjalan dengan baik, terkadang

menimbulkan hal lain yang negatif, misalnya prejudice atau juga prasangka.

Prasangka yang dimaksudkan disini mengacu pada sifat khas yang ada pada tiap

suku misalnya atau kelompok tertentu. Pada dasarnya dugaan yang muncul

Page 6: Makalah ISBD 2

6

dikarenakan sikap ini tidak memiliki bukti-bukti yang cukup memadai. Contohnya

Orang Sunda beranggapan bahwa Orang Batak kasar dan agresif(Bruner,1974).

1.1. Fungsi dan Peran Manusia

1.1.1. Manusia Sebagai Makhluk yang Berhubungan dengan Lingkungan

Hidup

Berkenaan hubungan antara manusia dengan alam, paling tidak ada tiga

paham yaitu paham determinisme, paham posibilisme, dan paham optimisme

teknologi.

Determinisme alam menempatkan manusia sebagai makhluk yang tunduk

pada alam, alam sebagai faktor menentukan3. Charles Darwin mamandang dalam

teori-teorinya memaparkan bahwa makhluk hidup mengalami perkembangan

secara berkesinambungan dari waktu ke waktu. Sementara Ratzel melihat bahwa

populasi manusia dengan perkembangan kebudayaannya ditentukan oleh kondisi

alam. Lain halnya dengan dengan Huntington yang berpandangan bahwa iklim

sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia.

Namun, di zaman modern seperti ini alam tidak lagi dipandang sebagai

satu-satunya faktor yang menentukan. Dengan memanfaatkan IPTEK manusia

kini bisa memanfaatkan alam lingkungan secara maksimal. Suasana yang

demikian itu memunculkan paham posibilisme optimis teknologi.

Di sisi lain paham ini memberikan efek negatif, manusia jadi mendewakan

teknologi, menghasilkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan Yang Maha

Kuasa. Padahal teknologi hanyalah produk budaya yang bertuan kepada manusia

bukan kebalikannya, technology is the application of knowledge by man in order

to perform some task he wants done(Brown & Brown: 1975:2). Oleh sebab itu,

sudah seharusnya manusia sebagai makhuk beriman meyakini bahwa bumi adalah

hanyalah sebagian dari alam raya belum kita ketahui seberapa pasti ukuran dan

batasnya.

3 Elli M.Setiadi, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. h. 74.

Page 7: Makalah ISBD 2

7

Dalam hal inilah keluarga sebagai salah satu lembaga sosial berperan demi

pembinaan individu agar bisa menjadi makhluk sosial agar setiap individu terbina

secara jasmani maupun rohaninya yang paling utama.

1.1.2. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat

Setiap orang pasti pernah mendengar kata masyarakat, tapi apakah

sebenarnya masyarakat itu? Dari berbagai definisi yang ada dapat dikemukakan

bahwa masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang

melakukan antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian

dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan

dalam waktu yang relatif lama. Didalamnya terdapat interaksi sosial dan

kebudayaan yang dihasilkannya.

Masyarakat memiliki cakupan yang sangat luas, dalam cakupan lebih

sempit kelompok masyarakat ini disebut sebagai komunitas atau masyarakat

setempat. Komunitas memiliki unsur-unsur seperti adanya wilayah dan perasaan

saling ketergantungan dan membutuhkan. Wilayah dalam arti disini memiliki

batas-batas tertentu dimana interaksi menjadi faktor utamanya.Interaksi diantara

anggota di wilayahnya lebih besar dari penduduk yang berada diluar wilayahnya.

Sementara sikap saling membutuhkan dan sepenanggungan ini muncul karena

setiap dari anggota tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa pertolongan

dari komunitas dan adanya kesadaran akan peran mereka masing-masing. Itulah

sebabnya hubungan anggota komunitas lebih erat dari masyarakat.

Masyarakat di wilayah kota dan desa memiliki perbedaan secara fisik dan

sosial. Hubungan masyarakat didalam desa misalnya lebih erat dan mendalam

antar sesama warganya berbeda dengan di kota dimana hubungan antar

masyarakatnya kurang erat meski masih ada ketergantungan terutama yang

berkaitan dengan pekerjaan.

Page 8: Makalah ISBD 2

8

1.2. Dinamika Interaksi Sosial

1.2.1. Definisi Interaksi Sosial

a) H. Booner dalam bukunya, Social Psychology, memberikan

rumusan interaksi sosial, bahwa: “interaksi sosial adalah hubungan antara

individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain atau sebaliknya.”

b) Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang

secara individual, antarkelompok orang, dan orang perorangan dengan

kelompok( Gillin dan Gillin :1954)

c) Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu

dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu

dengan kelompok4.

1.2.2. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial(yang dapat juga

dinamakan proses sosial) oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama

terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok

manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak

menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Adapun faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial

yaitu:

a) Faktor Imitasi

Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi

sosial. Salah satu sisi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang

untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Faktor ini telah diuraikan oleh

4 Elli M.Setiadi, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.h. 91.

Page 9: Makalah ISBD 2

9

Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya

berdasarkan pada faktor imitasi saja.

b) Faktor Sugesti

Yang dimaksud sugesti disini ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari

diri sendiri maupun dari orang lain,yang pada umumnya diterima tanpa ada daya

kritik. Sugesti terbagi dua yaitu autosugesti yang berarti bahwa sugest itu berasal

dari dirinya sendiri yang kedua adalah heterosugesti yang berarti sugesti yang

datang dari orang lain.

c) Faktor Identifikasi

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik(sama)

dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

d) Faktor Simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap yang lain.

Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian

perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

1.2.3. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Untuk terjadinya suatu interaksi sosial diperlukan adanya syarat-syarat

yang harus ada,yaitu:

a) Adanya Kontak Sosial(Social Contact)

Kontak sosial ada yang negative ada yang positif. Kontak sosial yang

bersifat positif biasanya berbentuk kerja sama, sedangkan yang negative biasanya

berbentuk pertentangan yang bahkan menyebabkan tidak terjadinya interaksi

sosial. Kontak social dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu antar orang perorangan,

antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya dan antara

kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

Page 10: Makalah ISBD 2

10

b) Adanya Komunikasi

Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak

lain sehingga terjadi kesepahaman bersama. Dalam komunikasi terdapat dua pihak

yang terlibat, pihak yang menyampaikan disebut komunikator dan pihak penerima

pesan disebut komunikasi.

1.2.4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Interaksi social memiliki dua bentuk dasar berdasarkan jenis proses social

yang terjadi, yaitu:

a) Bentuk Interaksi Asosiatif

i. Kerja Sama(Cooperation)

Kerja sama timbul karena adanya orientasi orang perorangan

terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan

pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama yaitu:

Bargaining, pelaksanaan perjanjian perjanjian mengenai

pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.

Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai

salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas

organisasi yang bersangkutan.

Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama.

ii. Akomodasi (Accomodation)

Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk

pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan

dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok manusia.

Page 11: Makalah ISBD 2

11

Sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai social yang berlaku

dalam masyarakat.

Adapun bentuk-bentuk dari akomodasi, diantaranya:

Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya

dilaksanakan karena adanya paksaan.

Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat

masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian

terhadap perselisihan yang ada.

Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak

yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.

Mediation, hampir menyerupai arbitration diundang pihak ketiga

yang netral dalam soal perselisihan yang ada.

Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak

yang berselisih, bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Tolerantion, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil

bentuknya.

Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang

berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu

dalam melakukan pertentangannya.

Adjudication, yaitu perselisihan perkara atau sengketa di

pengadilan.

b) Bentuk Interaksi Disosiatif

i. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu

atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi

Page 12: Makalah ISBD 2

12

dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang

telah ada tanpa menggunakan kekerasan.

ii. Kontravensi (Contravention)

Kontravensi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan

pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap

diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian

terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai

menjadi pertentangan atau pertikaian.

iii. Pertentangan (Conflict)

Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok

social yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang

pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.

Pertentangan memiliki bentuk-bentuk yang khusus, antara lain:

Pertentangan pribadi, pertentangan antar-individu.

Pertentangan rasional, pertentangan yang timbul karena

perbedaan ras.

Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabkan

oleh perbedaan kepentingan antara kelas sosial.

Pertentangan politik, biasanya terjadi diantara partai-partai

politik untuk memperoleh kekuasaan negara5.

1.3. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Sosial

Seperti yang sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, manusia dapat

dikatakan memiliki dua hakikat, yaitu sebagai individu dan makhluk sosial.

Didalam perkembangannya manusia memiliki kecenderungan yang berbeda-beda

5 Elli M.Setiadi, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. h. 99.

Page 13: Makalah ISBD 2

13

tergantung dengan kepentingan-kepentingan yang bersumber dari sifat dua

hakikat itu. Kedua sifat itu adalah sifat individual dan sosial.

Pada sifat individual, manusia cenderung ingin mengutamakan

kepentingan individunya. Apabila sifat ini berkembang secara ekstrim pada diri

manusia dapat menjadi suatu sifat individualistis sehingga merampas kepentingan

orang lain. Tentu saja hal ini mengakibatkan hal negatif bagi manusia di

sekitarnya.

Sementara sifat sosial yang merupakan sifat yang tertuju pada pribadi

manusia manusia lain, dapat melahirkan dua jenis keluhuran pada manusia, yaitu:

Kesediaan untuk selalu ingin mengadakan kontak dengan sesamanya.

Kesediaan untuk memperhatikan kepentingan orang lain, yang dapat

meningkat menjadi kesediaan berkorban untuk orang lain.

Sifat inilah yang menyebabkan manusia selalu ingin bersama dengan

sesamanya. Suatu sifat yang dapat melahirkan sifat yang dapat menciptakan

kenyataan sosial yang diidamkan seperti:persatuan,kerjasama,pengorbanan sosial

dsb. Karenanya kalau sifat ini dapat didominankan dalam diri manusia dan dapat

mengendapkan sifat individual, maka sungguh dapat meningkatkan mutu

kemanusiaan manusia.

Page 14: Makalah ISBD 2

14

BAB III

PENUTUP

1.4. Kesimpulan

Manusia dikatakan sebagai makhluk individu karena memiliki unsur-unsur

yang ada pada makhluk individu seperti wujud fisik dan psikis, dsb.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena kebutuhannya untuk

berinteraksi dengan manusia lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan dalam

perkembangannya selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, manusia

memiliki fungsi dan peran sendiri baik di lingkungan hidup dan masyarakat.

Interaksi sosial sangat dibutuhkan manusia. Interaksi sosial ini memiliki

bentuk tergantung baik berupa kerja sama, persaingan dan pertentangan.

Dibutuhkan faktor-faktor yang mendasarinya dan syarat yang mendukung

agar suatu interaksi sosial itu dapat terjadi .

Kepentingan individu dan sosial bersumber dari sifat-sifat hakikatnya itu.

Di antara keduanya masing-masing saling bertentangan.

1.5. Saran

Dengan memahami hal-hal diatas sudah seharusnya setiap manusia lebih

mengutamakan kepentingan sosial tanpa mengorbankan kepentingan individu. Hal

ini dilakukan agar tercipta keharmonisan diantara hidup manusia dalam

berinteraksi dengan sesamanya dan ketenangan manusia dalam menjalani

kehidupannya.

Page 15: Makalah ISBD 2

15

GLOSSARIUM

Chaos = Suatu keadaan dimana masyarakat seolah tidak memiliki

aturan yang jelas.

Determinisme =Paham yang mengajarkan bahwa suatu keadaan atau

kondisi telah ditentukan secara pasti, misalnya alam.

Fenotipe = Sifat yang tampak akibat interaksi antar genotipe.

Genotipe = Faktor pembawa sifat keturunan pada makhluk hidup.

Individualisme =Suatu paham dimana manusia lebih mementingkan

kepentingan individu tanpa menghiraukan kepentingan individu yang lain.

Looking-Glass Self =Suatu pendapat bahwa dalam perkembangannya manusia

mendapat pengaruh orang lain dimana bentuk pengaruh itu diibaratkan seperti

sebuah cermin.

Prejudice =Sikap permusuhan yang ditunjukkan terhadap suatu

kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri-

ciri yang tidak menyenangkan.

Zoon Politicon =Mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia

akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi

kebutuhannya.

Persepsi = Tanggapan (penerimaan) langsung dr sesuatu.

Posibilisme = Paham yang mengajarkan bahwa segala sesuatu mungkin

terjadi

Populasi = Seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah.

Kolektivitas =Perihal (keadaan) kolektif.

Page 16: Makalah ISBD 2

16

Aktivitas =Keaktifan atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia.

Stabilitas =Keseimbangan, kemantapan, kestabilan dari suatu kondisi.

Dilema =Situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan

antara dua kemungkinan yg sama-sama tidak menyenangkan atau tidak

menguntungkan

Interaksi Asosiatif =Bentuk interaksi sosial yang menguatkan ikatan sosial,

jadi bersifat mendekatkan atau positif.

Interaksi Disosiatif =Bentuk interaksi yang merusak ikatan sosial, bersifat

menjauhkan atau negatif.

Page 17: Makalah ISBD 2

17

DAFTAR PUSTAKA

Wuryo, Kasmiran. 1983. Pengantar Ilmu Jiwa Sosial.Jakarta:Erlangga

M.Setiadi, Elli, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media

Group, Jakarta.

2009. Ringkasan Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar. Universitas Terbuka.

Dendy Sugono dkk.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Gramedia.