25
MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL DISUSUN OLEH SUKO HARSONO 115080113111012 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MAKALAH isbd 2.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ilmu sosial budaya dasar

Citation preview

Page 1: MAKALAH isbd 2.doc

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

DISUSUN OLEH

SUKO HARSONO 115080113111012

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: MAKALAH isbd 2.doc

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan

sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari lebih

lanjut tentang ilmu sosial budaya dasar.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 23 Februari 2013

Penulis

Page 3: MAKALAH isbd 2.doc

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dari

makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya

membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai

akal, pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang

diberikan Tuhan YME.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang

tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan

mati. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan

timbal balik, baik itu positis maupun negatif.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa

yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil dan sebagai makhluk sosial

yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

B. Rumusan Masalah

Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu satu

dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang tidak. Oleh

karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal :

Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?

Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di muka bumi ini

sebagai pemimpin dari makhluk lainnya.

2. Mengajak kepada pembaca bagaimana manusia sebagai makhluk individu dan sosial.

3. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu sosial dan Budaya Dasar ( ISBD ).

Page 4: MAKALAH isbd 2.doc

BAB IIPEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya

mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak

terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang

berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan

suatu kesatuan.Individualitas manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh

berkembang sebagai sosok pribadi yang khas atau berbeda dengan lain.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,

unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur

tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang

tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada

unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis

sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah

faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu

sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak

lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan

karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan

lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,

merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita

melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial

yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang

memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan

faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai peranan, yang

berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringkali pula terdapat

konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan

peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya

individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial

Page 5: MAKALAH isbd 2.doc

masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai

individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti

sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata

lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus

mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari indvidu untuk menjadi pribadi, tidak

hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh

kelompok sekitarnya.

1). Proses Destruktif dan Konstruktif

Dalam proses untuk menjadi pribadi ini, individu dituntut untuk menyesuaikan dengan

lingkungan tempat ia berada. Lingkungan disini hendaknya diartikan sebagai lingkungan fisik

dan lingkungan psikis. Di dalam lingkungan fisik, individu harus menyesuaikan dirinya

dengan keadaan jasmaninya sedemikian rupa untuk berhadapan dengan individu lain dengan

keadaan jasmaninya yang sama atau berbeda sama sekali.

Prasarana fisik yang sedemikian adanya harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

yang terdiri dari individu-individu yang menganut sistem yang lama.

Dalam hubungan dengan lingkungan kita nanti akan melihat apakah individu tersebut

menyesuaikan dirinya secara alloplastis, yaitu individu di sini secara aktif mempengaruhi dan

bahkan sering mengubah lingkungannya. Atau sebaliknya individu menyesuaikan diri secara

padif (autoplastis), yaitu lingkungan yang akan membentuk pribadi seseorang. Pada diri

individu yang destruktif kita jumpai kecenderungn untuk memenuhi kebutuhan psikis

berlebihan.Biasanya mencari kepuasan temporal yang sering kali hanya dinikmatinya sendiri,

dan kalau mungkin hanya oleh segelintir individu-individu lain yang menjadi kelompoknya,

dan dalam melakukan ini, penampilannya akan ditandai oleh tindakan yang semata- mata

rasional kearah masa depan.

2). Kompromistis dan Anti-Establishment

Sikap kompromis seseorang individu biasanya banyak disebabkan oleh cara-cara yang

memenuhi kebutuhan-kebutuhan organik maupun kebutuhan psikologis. Sikap anti-

establishment ini merupakan sikap individual yang berlebihan dalam hal individu berintaraksi

dengan lingkungannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan usaha individu dalam pencarian

identitas diri yang bersifat psikologis (in the search for self identity). Sehingga dalam proses

pencarian, akan terlihat penggambaran mengenai waktu diri sendiri yang sangat dominan.

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam

masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas.

Page 6: MAKALAH isbd 2.doc

Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa

waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek

kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem

kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu

juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam

hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan

dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu

bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena

pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang

lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah

manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.

Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau

bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa

alasan, yaitu :

1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.

2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi

sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan

manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang

mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :

1). Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama

lain.

2). Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang

direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain

kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau

dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.

Page 7: MAKALAH isbd 2.doc

3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang

sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

C. Interaksi Sosial dan Sosialisasi

1. Interaksi Sosial

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik

saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah

proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan

tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas

dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua

orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan,

saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan

bentuk- bentuk dari interaksi sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1). Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.

2). Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan

atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud

sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari

orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam

hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi

orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan

pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

3). Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang

lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

4). Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati

timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga

pada proses identifikasi.

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.

Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan

(competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk

keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu

merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang

kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai

Page 8: MAKALAH isbd 2.doc

pada akomodasi.

Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada

dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:

1). Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan

akulturasi.

2). Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan

pertikain.

Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:

1. Bentuk Interaksi Asosiatif

Kerja sama (cooperation).

Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok

lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:

Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua

organisasi atau lebih.

Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan

politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya

goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.

Akomodasi (accomodation)

Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya :

Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.

Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing

mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak

sanggup untuk mencapainya sendiri.

Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan

yang ada.

Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi

tercapainya suatu tujuan bersama.

Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang

berkepentinganmempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan

pertentangan.

Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

Bentuk Interaksi Disosiatif.

Page 9: MAKALAH isbd 2.doc

Persaingan (competition).

Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang

bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian

atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.

Kontraversi (contaversion).

Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi

ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang

disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala

tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

3). Pertentangan (conflict).

Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang

berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau

kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi,

pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentangan politik.

3. Sosialisasi.

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar

menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).

Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam

teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan

tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat

lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.

Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil

peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi

telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia

berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil

peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran

generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena

telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia

berinteraksi.

Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya

dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley

diberi nama looking-glass self.

Page 10: MAKALAH isbd 2.doc

Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang

mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut

seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada

tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai

penilaian orang lain terhadapnya itu.

Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208)

mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan

sistem pendidikan.

4. Bentuk dan Pola Sosialisasi

Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam

kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti

sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan

berkesinambungan.

Pola-pola Sosialisasi

Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada

penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola yang

didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat

sosialisasi.

Masyarakat dan Komunitas

Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar

hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta

telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-

unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki

sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki

bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.

Masyarakat Setempat (community)

Masyarakat setempat menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu

wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi

dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan

interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Page 11: MAKALAH isbd 2.doc

Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda,

khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian

khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan

orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok,

pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.

Masyarakat Multikultural

Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan

masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas,

keragaman, dan multikultural.

Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman

menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan

bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya

merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima

kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,

gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan,

multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka

adalah sama diruang publik.

Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan

Kehidupan Global

Problematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi

bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang

secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan,

krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi

asing. Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya

persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai

kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam

keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman

sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan

yang beraneka ragam.

D. Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau

kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di

Page 12: MAKALAH isbd 2.doc

antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran

diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan

dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang

menjadi dasar bagi self-realisation.

Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan

tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal

pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut,

manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya,

cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu

mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang

paling sempurna.

Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu

puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam

menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan

seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.

Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika

disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan

mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia

dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam

kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.

2.. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki

keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia

adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang

interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga

suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi

dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif

maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus

watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap

pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka

ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia

memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi

Page 13: MAKALAH isbd 2.doc

badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan

kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia

memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional

lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan

dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.

Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat

menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang

dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia

karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia

dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian

terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan

kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup

bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam

memenuhi kebutuhan rohani

Page 14: MAKALAH isbd 2.doc

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia mempunyai

kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa yang

diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang. Sebagai

makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari segala yang

menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani

maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada

dirinya.

Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak milik atas sesuatu

benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan lain-lainnya. Hak itu tidak boleh

diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa dialah yang berkuasa atas

haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku. Kesadaran ini mendorongnya

untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain. Hidup sebagai makhluk individu

semata-mata tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk sosial. Manusia hanya dapat dengan

sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama

manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup

menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya

dalam hidup bersama manusia dapat berkembang dengan wajar dan sempurna. Hal ini

ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia memerlukan bantuan orang lain untuk

kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya bantuan untuk memenuhi kebutuhan

jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih

sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting

artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai

makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat

mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia dalam

hubungannya dengan orang lain, bukan dalam kesendiriannya.

Page 15: MAKALAH isbd 2.doc

LAMPIRAN

1. Apa motivasi Saudara menuntut ilmu di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB?

apakah ada latar belakang sosial?

Motovasi saya menuntut ilmu di FPIK UB adalah ingin mengembangkan daerah saya dan

negara khususnya di bidang perikanan dan perairan karena kita memiliki potensi yang besar

di sektor tersebut. Tidak ada latar belakang sosial.

2. Sebagai makhluk sosial, sudahkah Saudara berperan sebagai makhluk sosial

seutuhnya?

Saya rasa belum seutuhnya karena masih banyak yang membutuhkan saya tetapi saya belum

mampu membantu mereka saat ini.

3. Menurut Saudara, apa pengertian manusia sebagai makhluk sosial?

Manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang membutuhkan interaksi satu sama lain

dan tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

4. Akhir-akhir ini ( khususnya masyarakat perkotaan) mereka memiliki jiwa

individualisme yang tinggi, menurut Saudara mengapa fenomena ini bisa terjadi? Apa

penyebabnya?Jelaskan

Fenomena tersebut bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain:

1. Ekonomi, maksudnya merasa sudah memiliki segalanya sehingga melupakan

hakekatnya sebagai makhluk sosial.

2. Lingkungan, di mana lingkungan ini dapat membentuk suatu sikap. Jika lingkungan

kita individualis tidak menutup kemungkinan kita akan terkena imbasnya.

3. Teknologi, di mana teknologi semakin maju membuat kita hanya duduk tapi mampu

mengakses segala sesuatu dari tempat duduk kita sehingga mereduksi interaksi sosial kita.

4. Pendidikan, di mana dengan bersekolah di rumah (homeschooling) membuat kita

hanya mengenal guru kita tanpa bisa berinteraksi dengan teman seumuran kita yang lain.

5. Menurut Saudara, bagaimana cara mengatasi orang yang memiliki jiwa individualism

tinggi?

Menurut saya yang terpenting pertama adalah menumbuhkan niat sosialnya. Setelah niatnya

tumbuh, yang kedua adalah mengajak orang tersebut melakukan suatu organisasi atau

Page 16: MAKALAH isbd 2.doc

kegiatan sosial. Maka dengan dua cara tersebut orang tersebut akan lebih memiliki jiwa sosial

dengan catatan orang tersebut mau.

6. Secara naluri, manusia sejak lahir ditakdirkan untuk manjadi makhluk sosial, apa

pendapat Saudara tentang hal ini? Setujukah Saudara?

Saya setuju karena pada hakekatnya manusia merupakan individu yang membutuhkan

interaksi sosial dengan sekitarnya dan tidak akan mungkin ada manusia yang sanggup

menjalani kehidupan tanpa ada interaksi dengan manusia lain.

7. Menurut Saudara apakah peran Pemerintah sudah cukup untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia memiliki jiwa sosial yang tinggi? Apabila belum apa saran Saudara?

Menurut saya peran pemerintah sudah cukup bagus untuk mewujudkan masyarakat yang

berjiwa sosial tetapi perlu ditingkatkan lagi dengan menambah tempat-tempat sosial seperti

LSM, dll.

8. Sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa, fenomena apa yang Saudara lihat

akhir-akhir ini? Apakah jargon “manusia sebagai makhluk sosial” masih melekat di kalangan

kawula muda saat ini?

Fenomena yang hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari bangsa ini bahkan terus meningkat

adalah penggunaan teknologi yang makin modern sehigga membuat para pemuda enggan

meninggalkan tempat duduknya dan berinteraksi secara langsung. Saya rasa jargon tersebut

masih melekat namun cara interaksi para pemuda yang harus dirubah dari interaksi melalui

facebook, twitter, handphone, Blacberry Massanger, dll menjadi interaksi secara langsung.

9. Menurut Saudara, langkah strategis seperti apa yang harus dilakukan baik oleh

masyarakat itu sendiri maupun pemerintah agar jiwa sosial masyarakat Indonesia bisa lebih

baik?

Saya rasa yang paling penting dengan mengembalikan semangat gotong royong masyarakat

karena hal tersebut masyarakat kita bisa lebih kompak dari segi sosial saat penjajahan dulu.

10. Menurut Saudara, apakah penyebab/hal-hal yang membuat rasa sosialisme

masyarakat Indonesia menjadi berkurang? Jelaskan! Dan bagaimana solusinya?

Seperti yang saya ungkap di pertanyaan nomor empat. Solusinya mengembalikan niat kita

bersosialisasi dan aktif di beberapa organisasi sosial.