MAKALAH FISIKAaaa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teleskop

Citation preview

1

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangSejarah teropong

Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak lebih dekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke-17 namun sampai sekarang tidak seorangpun yakin pertama sekali menemukan teropong. Seperti mikroskop, teleskop juga ditemukan di Belanda,tetapi penemuannya setelah mikroskop. Pada tahun 1608, segera setelah penemuan mikroskop, Hans Lippershy dari Middle burg seorang pembuat lensa tanpa sengaja menemukan teropong untuk mengamati objek yang jauh agar terlihat dekat. Hans Lippershy pernah mencoba mempatenkan teropong yang dibuatnya tetapi ditolak oleh dewan penilai. Kemudian pada tahun1609 Galileo membuat sebuah teropong yang dikenal dengan sebutan teropong panggung setelahitu ia membuat banyak macam teropong dan mendapatkan banyak penemuan dalam bidang astronomi yang membuatnya terkenal.Sir Issac Newton menemukan teleskop refleksi cermin, suatu versi yang lebih canggihdari teropong Galileo dengan menggunakan suatu cermin cekung untuk merefleksikan gambaran yang dipandang ke dalam piringan datar atau lensa mata, teropong refleksi mampu memisahkan objek yang tidak jelas atau menjauhkan jarak objek yang berdekatan. Pada tahun 1781, Karl Gothe Jansky, seorang eksponen radio astronomi adalah orang pertama yang menemukan gelombang radio yang keluar dari bintang dan galaksi yang jauh. Pada tahun 1957,di tepi sungai Jodnel di Inggris dibangun teropong permanen utama untuk pertama kalinya.Perkembangan teropong juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630)dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi.Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya

2. Tujuan Penyusunan MakalahAdapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:Menjelaskan pengertian dan sejarah teropong bintangMenjelaskan Komponen yang terdapat dalam teropong bintangMengetahui cara kerja teropong bintangMengetahui pembesaran teropong bintang

BAB IIPEMBAHASAN

Teropong bintang1. Pengertian dan sejarah teropong bintangPengertian teropong bintang adalah sebuah jenis peralatan yang digunakan untuk membantu pengindraan jauh guna mengamati keberadaan benda-benda yang ada di angkasa. Dengan demikian, kita bisa melihat posisi sebuah benda di angkasa yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang.Dari pengertian teropong bintang, menunjukkan bahwa alat ini memiliki bentuk seperti teropong. Teropong sendiri digunakan untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan nampak lebih jelasDalam pengertian teropong bintang juga dijelaskan bahwa teropong ini menggunakan dua buah lensa positif. Dimana masing-masing lensa berfungsi sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Inilah yang membedakan antara teropong bintang dengan mikroskop. Pada teropong bintang, jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler.Teropong sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah alat optik yang dimanfaatkan untuk melihat benda yang berada di tempat jauh. Misalnya di gunung atau bintang, sehingga bisa nampak lebih dekat serta lebih jelas. Benda ini sudah banyak digunakan sejak abad ke 17. Meski demikian, tidak ada catatan dalam sejarah yang menjelaskan mengenai siapa penemu benda tersebut pertama kali.

Hanya saja, pada tanggal 2 Oktober 1608, pernah dicatat seorang bernama Hans Lippershey yang mencoba mendapatkan hak paten atas teleskop yang dibuatnya. Namun begitu, usaha Luppershey ini gagal karena mendapatkan penolakan dari tim penilai. Sebab, menurut mereka, sebelum Lippershey mendaftarkan hak paten tersebut, sudah banyak dijumpai teleskop yang ada sebelumnya. Sehingga menurut mereka, teleskop tersebut bukanlah hak paten dari Lippershey.Setahun berikutnya tepatnya pada tahun 1609, Galileo pernah menciptakan sebuah teleskop yang kemudian disebut dengan teropong panggung. Banyak pula orang yang menyebutnya sebagai teropong Galileo. Setelah pembuatan teropong ini, Galileo kemudian sering membuat berbagai jenis teleskop sampai kemudian berhasil melakukan beberapa penemuan di bidang astronomis. Berbagai penemuan inilah yang kemudian menjadikannya dikenal dalam sejarah dunia.Teleskop HubbleTeropong terbesar yang ada di dunia disebut dengan teleskop Hubble. Teleskop ini berada di Observatorium Yerkes yang berada di kawasn teluk William Wisconsin, Amerika Serikat. Telekop ini sendiri mempunyai lensa obyek yang diameternya berukuran 1 meter. Itulah mengapa, teleskop ini mampu menangkap cahaya dalam jumlah yang besar untuk masuk ke dalamnya.Teleskop ini bisa dimanfaatkan guna mengadakan pengamatan obyek secara langsung. Dimana dalam hal ini, lensa okuler akan berfungsi untuk memperbesar dan melihat bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif, sebagaimana halnya pada mikroskop.Biasanya, pengamatan langsung menggunakan teleskop atau teropong kecil dilakukan untuk hal-hal yang bersifat khusus. Selain itu, teleskop yang dimiliki oleh lembaga penelitian biasanya tidak menggunakan lensa okuler. Dungsi teleskop tersebut, sama halnya dengan lensa kamera yang bertujuan untuk memperbesar obyek. Dengan demikian, mata kita akan mudah untuk mengetahui obyek-obyek yang bentuknya terlihat kecil jika dilihat dengan menggunakan mata telanjang.

Observatorium BoschaDi Indonesia sendiri memiliki tempat untuk melakukan pengamatan luar angkasa menggunakan teropong bintang. Tempat pengamatan tersebut disebut denga observatorium Boscha yang ada di Lembang, Jawa Barat.Observatorium Bosscha ini dibangun oleh pemerintahan Belanda melalui Nederlandsch Indisdhe Sterrekundige Vereniging atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Tujuan pendirian observatorium ini sendiri adalah untuk memajukan ilmu Astronomi yang ada di Hindia Belanda. Pembangunan lembaga penelitian ini dilakukan di atas tanah milik Karel Albert Rudolf Bosscha, yang merupakan bos perkebunan teh Malabar. Selain menyumbangkan tanah, Bosscha juga berjanji untuk menyediakan dana guna membeli teropong bintang yang akan digunakan dalam lembaga penelitian tersebut. Itulah mengapa, lembaga ini kemudian disebut dengan Observatorium Bosscha, yang merupakan bentuk penghormatan atas jasa dari Karel Albert Rudolf Bosscha. Pembangunan observatorium ini sendiri berlangsung selama lima tahun. Dimulai pada tahun 1923, dan diselesaikan pada tahun 1928. Setelah berdiri, observatorium ini melakukan publikasi internasional pertamanya pada tahun 1933.Namun, seiring dengan berlangsungnya perang dunia ke II dimana Indonesia turut menjadi korban, maka kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga tersebut kemudian turut dihentikan. Setelah perang dunia berakhir, observatorium tersebut mengalami kerusakan dan dilakukanlah renovasi total sehingga observatorium tersebut bisa kembali beroperasi.Selanjutnya, pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan pengelolaan observatorium ini kepada pemerintahan Indonesia. Dan setelah Institut Teknologi Bandung berdiri pada tahun 1959, makan Observatorium Bossha dijadikan sebagai bagian dari ITB dan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan penelitian secara formal.Observatorium Bosscha sendiri pada saat ini memiliki lima buah teropong bintang yang mempunyai fungsi masing-masing. Kelima teleskop tersebut antara lain adalah teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan Teleskop Refraktor Unitron.Untuk teleskop yang terakhir ini, sering digunakan untuk melakuakn pengamatan pada kemunculan hilal atau bulan. Dimana hal ini biasanya terjadi pada saat memasuki bulan Ramadhan untuk menentukan awal dan akhir puasa. Sebab, sebagian besar rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam menggunakan kalender yang didasarkan pada peredaran hilal untuk menentukan hari-hari tersebut.2. Komponen-komponen teropong bintangAdapun komponen yang terdapat pada teropong bintang yaitu :PenyanggaLensa pembidik: untuk membidik bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tanpa memperbesarnya.Lensa objektif: Lensa yang ditujukan kepada benda-benda angkasa.Lensa okuler: Lensa yang ditempatkan didekat mata.Pengatur panjang focusPemutar (engsel)

3. Cara kerja teropong bintangPrinsip kerja :Mengkalibrasikan antara lensa pembidik dengan lensa okulerMengarahkan lensa pembidik pada sasaran yang akan di bidik.Setelah obyek terlihat, mengatur lensa okuler dengan cara memutar pengatur panjang lensaokuler untuk mendapatkan obyek yang jelas.

Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler d = fop + fobLetak benda pada teropong bintang :Obyektif : di depan lensa.Okuler : didepan lensa.

Letak bayangan pada teropong bintang :Obyektif : di belakang lensaOkuler : di belakang lensa

Sifat bayangan :Obyektif : nyata, terbalik, diperkecil.Okuler : maya, terbalik, diperbesar.

Bayangan dari lensa obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Benda yang diamatiberada di tempat jauh tak terhingga ini berarti :

Diagram sinar pembentukan bayangan seperti pada gambar berikut ini :

Benda-benda yang diamati sangat jauh sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke lensaobjektif. Dua kumpulan sinar-sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang (T) dan bagianbawah bintang (B) membentuk bayangan nyata dan terbalik B1T1dibidang fokus lensa objektif.Selanjutnya B1T1dilihat oleh lensa okuler sebagai benda.Kedudukan lensa okuler dapat diatur sedemikian rupa (digerakkan maju mundur) agarbenda tadi berada di titik api lensa okuler atau fob dan fok berimpit. Dengan demikian akan terbentuk bayangan maya, terbalik, dan diperbesar, ditempat jauh yang tak terhingga sehinggamata pengamat tidak perlu berakomodasi, sehingga tidak cepat melelahkan. Dengan demikian,panjang teropong atau jarak kedua lensa adalah d d = fop + fokSebuah teleskop mempunyai dua sifat-sifat umum:Seberapa baik dapat mengumpulkan cahaya.Berapa banyak dapat memperbesar gambar.

Sebuah kemampuan teleskop untuk mengumpulkan cahaya yang langsung berhubungandengan diameter lensa atau cermin. Aperture yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya.Umumnya, semakin besar aperture, semakin menyalakan teropong mengumpulkan danmembawa fokus, dan terang gambar akhir.Pembesaran teropong, kemampuannya untuk memperbesar gambar, tergantung pada kombinasilensa yang digunakan. Lensa mata melakukan perbesaran. Karena setiap perbesaran dapatdicapai dengan hampir setiap teropong dengan menggunakan eyepieces berbeda, aperture adalahfitur yang lebih penting daripada pembesaran.

Rumus Teropong bintangPembesaran Teropong Bintang pada saat mata tidak berakomodasi Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan: = Jarak lensa objektif dan lensa okuler= Pembesaran teropong bintang= Jarak fokus lensa objektif= Jarak fokus lensa okuler

Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata berakomodasi maksimum

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:= Pembesaran teropong bintang= Jarak fokus lensa objektif= jarak benda di depan lensa okuler1

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanTeropong bintang atau teleskop astronomi merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda yang jauh seperti bintang dan bulan, teropong ini menggunakan dua buahlensa positif yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.Teropong bintang terdiri dari dua buah lensa cembung yaitu: lensa yang ditujukankepada benda-benda angkasa yang disebut lensa objektif dan lensa yang ditempatkan didekat mata yang disebut lensa okuler Jarak fokus lensa objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler

Panjang teropong atau jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler adalah d

Pembesaran bayangan (M) yang dihasilkan oleh teropong bintang adalah

1

Sifat-sifat umum pada teropong yaitu:

Seberapa baik dapat mengumpulkan cahaya.Berapa banyak dapat memperbesar gambar.

Sifat-sifat bayangan pada teropong bintang yaitu:

-Obyektif: nyata, terbalik, dan diperkecil.-Okuler: maya, terbalik, dan diperbesar.2. SaranKami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyajian materi maupun kesalahan dalam penulisannya, maka dari itu kami sebagai penulis menerima kritik dan saran kepada pembaca, guna untuk perbaikan pada penyusunan makalah kami berikutnya.

DAFTAR PUSTAKABueche, Frederick J.1989.Fisika edisi VIII.Jakarta:Erlangga.Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.Soeharto.1992.Fisika Dasar II.Jakarta:Gramedia.Tipler, Paul A.2001.Fisika.Jakarta:Erlangga.