26
TUGAS DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN) Dosen Pengampu : !s" Bam#ang $%sp!%&ono' Ap ' P D D%susunO*e : Farah Amalia P 1406647820 Fitaria Sari 1406647846 Nur Assyifa Daiyah Fillah 1406648395 Pirtha Agus Isnanti 1406648432 !"a #ulyati 1406648590 S!ri $a%ni $araha% 1406648703 &mi 'umiati 1406648930 (anura Na)ila 1406648956 'usi Fitriyanti 1406648975 +AKU,TAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA -./0

Makalah Das KESMAS HG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fokus dari intervensi kesehatan masyarakat untuk mencegah dan mengelola penyakit, cedera dan kondisi kesehatan lainnya melalui pengawasan kasus dan promosi perilaku sehat, masyarakat dan lingkungan. Banyak penyakit dapat dicegah melalui sederhana, metode non-medis. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan sederhana mencuci tangan dengan sabun bisa mencegah berbagai penyakit menular. Dalam kasus lain, mengobati penyakit atau mengendalikan patogen dapat menjadi vital untuk mencegah penyebarannya kepada orang lain, seperti selama wabah penyakit menular, atau kontaminasi pasokan makanan atau air. Program kesehatan masyarakat komunikasi, program vaksinasi, dan distribusi kondom adalah contoh umum tindakan kesehatan masyarakat. Tindakan seperti ini telah memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat dan meningkatkan harapan hidup. Kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam upaya pencegahan penyakit baik di negara berkembang dan di negara-negara maju, melalui sistem kesehatan lokal dan organisasi non-pemerintah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah lembaga internasional yang mengkoordinasikan dan bekerja pada isu-isu kesehatan masyarakat global. Sebagian besar negara memiliki lembaga kesehatan masyarakat pemerintah mereka sendiri, kadang-kadang dikenal sebagai departemen kesehatan, untuk menanggapi masalah kesehatan dalam negeri. Misalnya di Amerika Serikat, garis depan inisiatif kesehatan masyarakat departemen kesehatan negara bagian dan lokal. Amerika Serikat Layanan Kesehatan Masyarakat (PHS), yang dipimpin oleh Surgeon General Amerika Serikat, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang berkantor pusat di Atlanta, terlibat dengan beberapa kegiatan kesehatan internasional, di samping tugas-tugas nasional mereka. Di Kanada, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada adalah lembaga nasional yang bertanggung jawab untuk kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan dan tanggap darurat, dan pengendalian penyakit menular dan kronis dan pencegahan. Sistem kesehatan masyarakat di India dikelola oleh Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga dari pemerintah India dengan fasilitas perawatan kesehatan milik negara.Ilmu epidemiologi didirikan oleh identifikasi John Snow dari air tercemar publik serta sumber wabah kolera di London 1854. Dr Salju percaya pada teori kuman penyakit yang bertentangan dengan teori racun yang berlaku. Dia pertama kali dipublikasikan teorinya dalam sebuah esai, Pada Mode Komunikasi Kolera, pada tahun 1849, diikuti oleh sebuah risalah yang lebih rinci pada tahun 1855 menggabungkan hasil investigasi tentang peran pasokan air di epidemi Soho 1854.

Citation preview

TUGAS DASAR KESEHATAN MASYARAKAT(PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN)

Dosen Pengampu : drs. Bambang Wispriyono, Apt, PhD

DisusunOleh :Farah Amalia P1406647820Fitaria Sari1406647846Nur Assyifa Daiyah Fillah1406648395Pirtha Agus Isnanti1406648432Reva Mulyati1406648590Seri Hapni Harahap1406648703Umi Yumiati1406648930Wanura Nabila1406648956Yusi Fitriyanti 1406648975

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS INDONESIA2014

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Fokus dari intervensi kesehatan masyarakat untuk mencegah dan mengelola penyakit, cedera dan kondisi kesehatan lainnya melalui pengawasan kasus dan promosi perilaku sehat, masyarakat dan lingkungan. Banyak penyakit dapat dicegah melalui sederhana, metode non-medis. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan sederhana mencuci tangan dengan sabun bisa mencegah berbagai penyakit menular. Dalam kasus lain, mengobati penyakit atau mengendalikan patogen dapat menjadi vital untuk mencegah penyebarannya kepada orang lain, seperti selama wabah penyakit menular, atau kontaminasi pasokan makanan atau air. Program kesehatan masyarakat komunikasi, program vaksinasi, dan distribusi kondom adalah contoh umum tindakan kesehatan masyarakat. Tindakan seperti ini telah memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat dan meningkatkan harapan hidup. Kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam upaya pencegahan penyakit baik di negara berkembang dan di negara-negara maju, melalui sistem kesehatan lokal dan organisasi non-pemerintah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah lembaga internasional yang mengkoordinasikan dan bekerja pada isu-isu kesehatan masyarakat global. Sebagian besar negara memiliki lembaga kesehatan masyarakat pemerintah mereka sendiri, kadang-kadang dikenal sebagai departemen kesehatan, untuk menanggapi masalah kesehatan dalam negeri. Misalnya di Amerika Serikat, garis depan inisiatif kesehatan masyarakat departemen kesehatan negara bagian dan lokal. Amerika Serikat Layanan Kesehatan Masyarakat (PHS), yang dipimpin oleh Surgeon General Amerika Serikat, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang berkantor pusat di Atlanta, terlibat dengan beberapa kegiatan kesehatan internasional, di samping tugas-tugas nasional mereka. Di Kanada, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada adalah lembaga nasional yang bertanggung jawab untuk kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan dan tanggap darurat, dan pengendalian penyakit menular dan kronis dan pencegahan. Sistem kesehatan masyarakat di India dikelola oleh Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga dari pemerintah India dengan fasilitas perawatan kesehatan milik negara.Ilmu epidemiologi didirikan oleh identifikasi John Snow dari air tercemar publik serta sumber wabah kolera di London 1854. Dr Salju percaya pada teori kuman penyakit yang bertentangan dengan teori racun yang berlaku. Dia pertama kali dipublikasikan teorinya dalam sebuah esai, Pada Mode Komunikasi Kolera, pada tahun 1849, diikuti oleh sebuah risalah yang lebih rinci pada tahun 1855 menggabungkan hasil investigasi tentang peran pasokan air di epidemi Soho 1854.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi berbagai cara terkait bagaimana kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi kehidupan sehari hari2. Untuk mendefinisikan sejarah kesmas dari dunia dan indonesia3. Untuk mendefinisika arti dari kesehatan masyarakat menurut Winslow, WHO, dan UU Kesehatan4. Untuk mengidentifikasi ruang lingkup dari determinan kesehatan5. Untuk mengidentifikasi kesehatan masyarakat berdasarkan bukti6. Untuk mendeskripsikan permasalahan kesehatan terkait morbidita dan mortalitaS7. Untuk mendeskripsikan pendekatan kesehatan masyarakat untuk mengetahui penyebab suatu penyakit8. Untuk mendeskripsikan proses penilaian rekomendasi rekomendasi bukti9. Untuk mendeskripsikan pendekatan kesehatan masyarakat berdasarkan kapa, siapa dan bagaimana10. Untuk mendeskripsikan peranan evaluasi dalam menentukan keefektifan dari kesehatan masyarakat berdasarkan bukti

BAB 2PEMBAHASANPRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT

2.1 Kesehatan Masyarakat Dalam Kehidupan Sehari HariKesehatan Masyarakat adalah tentang apa yang membuat kita sakit, bagaimana menjaga kesehatan, dan apa yang dapat kita lakukan untuk menyelaraskannya. Ketika berfikir tentang kesehatan apa yang terlintas adalah kesehatan individu dan kesejahteraan. Dalam kesehatan masyarakat sasaran utama ialah komunitas dan masyarakat secara keseluruhan. Kesehatan masyarakat ada dalam setiap sendi kehidupan, dalam semua aktifitas, lingkungan, serta sektor. Yang kegiatannya meliputi pencegahan terhadap apapun yang dapat menimbulkan resiko kesehatan. Seperti contohnya pada ibu rumah tangga yang biasa memasak didapur menggunakan microwave, terdapat resiko kesehatan yang mengancam ibu tersebut akibat dari radiasi microwave tersebut, tugas kesehatan masyarakat ialah meminimalkan dampak terhadap kesehatan dari radiasi tersebut. Contoh lainnya Pada seorang pengguna jalan raya, seorang praktisi kesehatan masyarakat harus memikirkan bagaimana meminimalkan resiko yang mungkin terjadi pada pengguna jalan tersebut, meliputi penggunaan seat belt, air bag, helm, dan lain lainnya. Kebiasaan mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sangat sederhana dan sangat bemanfaat. Ketika masih kecil, sering lupa mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh makanan lain. Karena tidak tahu alasan mencuci tangan, sehingga seringkali saat mencuci tangan hanya sekedar membasahi kedua tangan saya sampai sebatas pergelangan. Beberapa tahun terakhir di Indonesia banyak yang menggalang Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), bahkan tidak tanggung-tanggung salah satu produsen sabun menjadikan ikon CTPS ini disetiap iklan-nya di berbagai media. Mengapa begitu penting cuci tangan ini sehingga banyak pihak dan tidak tanggung-tanggung bahkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pun mendukung penggalangan gerakan yang sama?Pada prinsipnya mencuci tangan dengan sabun bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dari bagian tangan kita, sementara itu kita ketahui bahwa tangan merupakan salah satu media penghantar masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia. Kontak antara tangan dengan mikroorganisme dapat terjadi dimana saja, misalnya meja, gagang pintu, sendok, uang, saat berjabat tangan, bahkan keyoboard komputer dan gagang telepon yang kita digunakan di kantor maupun di tempat umum (warnet, wartel dll). Dengan kata lain, tangan dapat menjadi media penularan berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan percernaan (diare dan sejenisnya), influenza, serta berbagai penyakit lain. Bahkan, kebiasaan mencuci tangan yang diabaikan oleh petugas medis di rumah sakit dapat memicu berkembangnya infeksi nosokomial di rumah sakit antar pasien yang disentuh oleh tenaga medis yang bersangkutan, bahkan hingga antar tenaga medis.Dalam pandangan umum atau awam kesehatan masyarakat ialah kegiatan yang menyangkut masalah kebersihan, seperti cuci tangan, air bersih. Dan biasanya lebih terfokus pada kalangan miskin.

2.2 Sejarah Kesehatan Masyarakat di dunia dan indonesia Pada zaman dahulu upaya pencegahan kesehatan masyarakat dilakukan melalui budaya dan adat istiadat, contohnya larangan memakan makanan tertentu seperti : daging sapi dan sea food berikut cara memasaknya, metode penyembelihan hewan ternak, teknik memasak adalah merupakan kebiasaan masyarakat awal, larangan meminum alkohol atau membatasi konsumsi alkohol hanya pada ritual upacara keagamaan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah alkohol menjadi suatu kebiasaan yang akan mempengaruhi keselamatan. 1. Primitive concept (Era Kesehatan Empirik, Sbl Tahun 1850) Pemeliharaan kesehatan berdasarkan kepercayaan bahwa penyakit adalah kutukan Tuhan dan pengobatan dengan cara kuno/tradisional.2. Basic Science Era (Era Ilmu Dasar, Tahun 1850 1900)Penemuan-penemuan baru serta obat-obatan oleh pelopor ilmu kedokteran modern.3. Clinical Science Era (Era Ilmu Klinik, Tahun 1900 1950)Penyempurnaan sistem kuratif, namun sasaran masih terbatas pada individu sakit saja.4. Public Health Era (Era Kesmas, Tahun 1950 Sekarang)Pengobatan dan perawatan kedokteran yg semula berorientasi klinis berubah menjadi orientasi masyarakat. Dirintis Edwin Chadwick dan dilanjutkan oleh Winslow. Di indonesia perkembangan kesehatan masyarakat dimulai pada abad ke 161. Tahun 1600 pemerintah belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang saat itu sedang merebak di indonesia 2. Tahun 1807 pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan dilakukan oleh pemerintahan Belanda pada saat kepemimpinan Jenderal Dandels 3. Tahun 1888 berdiri pusat laboratorium kedokteran di bandung, yang menunjang pemberatasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi. Laboratorium ini kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di medan, semarang, surabaya, dan yogyakarta.4. Tahun 1925 Hydrich (petugas kes Belanda) : mengembangkan daerah percontohan dengan penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas.5. Tahun 1927 STOVIA Sekolah Kedokteran FKUI (1947)6. Tahun 1930 pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan 7. Tahun 1935 dilakukan program pembebasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DTT dan vaksinasi masal 8. Tahun 1951 diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh doktor. Y. Leimena dan dokter Patah, Yang intinya bahwa kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari dinas kesehatan kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969 / 1970 yang kemudian disebut puskesmas. 9. Tahun 1979 tidak dibedakan antara puskesmas A dan B hanya ada satu tipe puskesmas saja yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 ( sangat baik, rata-rata dan standart), selanjutnya puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu mikroplaning untuk perencanaan, dan lokakarya miniuntuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. 10. Tahun 1984 Dikembangakan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penanggulangan diare, Imunisasi) 11. Awal tahun 1990 an menjelma menjadi kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.3 Definisi dan Teori Kesehatan MasyarakatDefinisi Kesehatan MasyarakatMenurut Prof. Umar Fahmi Achmadi,M.P.H., Ph. D, Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau komunitas dengan teknis berbasis wilayah, bersifat preventif dan promotif,ada keikutsertaan masyaraskat dalam upaya tersebut,pendekatan multidisiplin dan kemitraan atau partnership.Sedangkan kesehatan lingkungan menurut Beliau adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan, mengukur, analisa dan untuk menyusun upaya pencegahan kesehatan atau timbulnya kejadian penyakit Menurut WHO kesehatan masyarakat (Public Health) ,yaitu: Public health refers to all organized measures (whether public or private) to prevent disease, promote health, and prolong life among the population as a whole. Its activities aim to provide conditions in which people can be healthy and focus on entire populations, not on individual patients or diseases. Thus, public health is concerned with the total system and not only the eradication of a particular disease. (WHO : 2008). Sedangkan kesehatan lingkungan menurut WHO adalah Environmental health comprises of those aspects of human health, including quality of life, that are determined by physical, chemical, biological, social, and psychosocial factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing, correcting, controlling, and preventing those factors in the environment that can potentially affect adversely the health of present and future generations. World Health Organization (WHO) (draft definition developed at a WHO consultation in Sofia, Bulgaria, 1993)

Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale pada abad ke-20 (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisien melalui Usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan; pengendalian infeksi menular di masyarakat; Penyuluhan individual dalam menjaga kebersihan diri; Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untukmendapatkan diagnosis dini dan pengobatan preventif penyakit serta Pengembangan aspek sosial untukmenjamin setiap orang di masyarakat mendapatkan standar kehidupan yang adekuat untuk menjagakesehatannya sehingga mengorganisasikan manfaat-manfaat tersebut untuk membuat setiap pendudukmampu mewujudkan hak asasinya di bidang kesehatan dan umur panjang.Batasan lain disebutkan oleh Ikatan Dokter Amerika (AMA, 1948) menyatakan bahwa KesehatanMasyarakat merupakan ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dikenal lima tingkat pencegahan penyakit (five levels ofprevention) dari Leavel dan Clark. Yang pertama adalah Promosi kesehatan (health promotion); yang merupakan intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku yang kondusif untuk kesehatan, Agar individu, kelompok dan masyarakat mempunyai perilaku yang positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan. Kedua adalah Perlindungan khusus (specific protection); diberikan dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya. Ketiga adalah Diagnosis dini dan pengobatan segera (earlydiagnosis and prompt treatment); dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi dimasyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Keempatadalah Pembatasan cacat (disability limitation); oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaranmasyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannyasampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yangbersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Yang terakhir adalah Rehabilitasi (rehabilitation); setelahsembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnyatersebut kadang-kadang diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dankesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping ituorang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat.Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal.Dalam Undang-Undang Kesehatan terbaru tahun no 36 tahun 2009, tidak memuat pengertian/konsep yang jelas tentang Kesehatan Masyarakat, hanya dalam UU Bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 1 memuat pengertian Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2.4 RuangLingkupDeterminanKesehatan.Menurut WHO, kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dankesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh dengan konsep sehat yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan.Namun tidak kita sadari banyak hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin berada di sekitar kita. Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut yang kemudian disebut dengan determinan kesehatan.Determinan Kesehatan adalah berbagai faktor seperti kepribadian seseorang, social, ekonomi dan lingkungan yang menentukan status kesehatan individu ataupun populasi (WHO,1998). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap Determinant of Health antara lain social-ekonomi, psikososial, perilaku manusia dan lingkungan. Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, namun teori yang paling banyak digunakan adalah teori Blum. Teori BlumKonsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialami Indonesia sebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia potensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung. Hal ini mungkin terjadi karena kebijakan yang dibuat hanya dari sudut pandang kejadian sehat-sakit semata.Ruang lingkup determinan kesehatan (menurut teori H.L. Blum), ada 4 faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu :a. Faktor perilaku/gaya hidup (life style)Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan Indonesia yang sehat. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.b. Faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik dan budaya)Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai Makhluk social kita membutuhkan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.c. Faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya)Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan terutama pelayanan kesehatan dasar. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai orang yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan terutama program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidak banyak yang jatuh sakitd. Faktor genetik (keturunan)Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi muda. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda dengan program penanggulangan gizi kurang ataupun peningkatan status gizi sehingga generasi muda kita akhirnya mampu berkompetisi dan memiliki kreativitas tinggi dalam membangun bangsanya.

Determinan yang mempengaruhi status kesehatanTeori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a) lingkungan, b) perilaku, c) Pelayanan kesehatan, dan d) keturunan atau herediter.

Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi untukkesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, faktor internal individujuga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnyaadalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut antara lain :1. Faktor makananMakanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari seorang ibu yang telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan yang cocok, menikmati tubuh yang benar-benar sehat. Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi sebaliknya. Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.

2. Pendidikan atau tingkat pengetahuanTingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubunga n dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya. Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal ini orang yang menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan kesehatan.3. Faktor sosio ekonomiFaktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar pada penentuan derajat kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi buruk. Hal tersebut bisa terjadi karena orang dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.4. Latar belakang budayaLatar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Indonesia memiliki beribu-ribu suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Sebagian dari adat istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang primitif dan tidak mempedulikan aspek kesehatan. Misalnya saja, pada suku Baduy yang tidak memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.5. UsiaSetiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.

6. Faktor emosionalSetiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.

7. Faktor agama dan keyakinanAgama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku bersih dan sehat.

BAB 3PEMBAHASANKESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN

3.1 Kesehatan Masyarakat berdasarkan Bukti (Evidance-Based)Tembakau diperkenalkan ke Eropa sebagai tanaman dunia baru pada awal 1600-an. Meskipun ketersediaan pipa tembakau dan cerutu, produksi massal dan konsumsi tembakau melalui merokok tidak dimulai sampai perkembangan mesin rokok bergulir oleh james duke di tahun 1800-an. Penemuan ini memungkinkan produksi massal dan distribusi rokok untuk pertama kalinya. Laki-laki merupakan konsumen massal pertama rokok. Selama dunia perang, rokok secara luas didistribusikan secara gratis oleh tentara Amerika. Merokok menjadi populer pertama kali di kalangan wanita di era 1920-an, mencatat perubahan dalam peran dan sikap perempuan. Dan saat ini iklan rokok mulai fokus pada perempuan. Konsumsi massal rokok oleh perempuan, bagaimana pun, membuntuti bahwa laki-laki dengan setidaknya dua dekade. Pada 1950-an, lebih dari 50 persen laki-laki dewasa dan sekitar 25 persen dari perempuan dewasa adalah perokok rokok biasa.Masalah kesehatan merokok tidak sepenuhnya diakui hingga satu dekade setelah kebiasaan menjadi luas. hingga akhir tahun 1940-an, RJ Reynolds diiklankan bahwa dokter lebih merokok unta daripada rokok lainnya. Ahli epidemiologi mengamati bahwa kematian akibat kanker paru-paru frekuensinya meningkat pada 1930-an dan 1940-an. Peningkatan kasus tampaknya tidak disebabkan oleh perubahan dalam upaya untuk mengenali penyakit, kemampuan untuk mengenali penyakit ini, pada definisi penyakit. Bahkan setelah meningkatnya rata-rata harapan hidup dan penuaan penduduk diperhitungkan. Tampak jelas bahwa tingkat kematian akibat kanker paru-paru meningkat dan lebih cepat untuk pria dari pada wanita. Di samping itu, tercatat bahwa sebagian penduduk negara dengan tingkat yang lebih tinggi dari merokok memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kanker paru-paru. Pada tahun 1950, jumlah kematian akibat kanker paru-paru pada perempuan juga mulai meningkat dan pada 1960-an, penyakit itu menjadi penyebab paling umum kematian terkait kanker pada pria dan masih meningkat di kalangan perempuan.Informasi jenis ini adalah dasar untuk menggambarkan masalah merokok dan kanker paru-paru dan mengembangkan ide-ide atau hipotesis tentang etiologi, atau penyebab. Mari kita lihat bagaimana pendekatan kesehatan masyarakat berbasis bukti telah digunakan untuk mengetahui masalah rokok. Ada empat dasar pertanyaan yang perlu kita tanyakan bersama-sama membentuk apa yang akan kita sebut pendekatan kesehatan masyarakat berbasis bukti.Empat pertanyaan menyediakan kerangka kerja untuk mendefinisikan, menganalisis, dan menangani berbagai masalah kesehatan masyarakat dan dapat diterapkan untuk masalah merokok untuk tujuan bab ini.1. Masalah : apa itu masalah kesehatan?2. Etiologi : Apa penyebab penyakit ?3. Recomendasi : Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak kesehatan?4. Implementasi : Bagaimana kita bisa mendapatkan pekerjaan yang dilakukan?Kami akan menyebut ini kerangka proses. Proses ini benar-benar melingkar sepertdigambarkan pada Gambar. Jika evaluasi menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan, siklus dapat dan harus diulang. dengan demikian, itu adalah proses yang sedang berlangsung. Menggunakan perokok sebagai contoh, kita akan menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menerapkan pendekatan kesehatan masyarakat berbasis bukti. Bagaimana kita dapat menggambarkan masalah kesehatan?Langkah pertama dalam membahas masalah kesehatan adalah untuk menggambarkan dampaknya. yaitu, kita harus mulai dengan memahami terjadinya kecacatan dan kematian akibat penyakit, yang kita sebut hambatan penyakit. dalam kesehatan masyarakat, cacat sering disebut morbiditas dan kematian disebut mortalitas. kita juga perlu menentukan apakah telah terjadi perubahan terbaru dalam dampak penyakit. dengan demikian, pertanyaan pertama kami minta dalam menggambarkan masalah kesehatan adalah apa yang hambatan penyakit dalam hal morbiditas dan mortalitas dan telah berubah dari waktu ke waktu?Pertanyaan kedua yang perlu kita tanyakan yaitu ada perbedaan dalam distribusi penyakit dan perbedaan ini dapat menghasilkan ide-ide atau hipotesis tentang penyakit etiologi. yaitu, kita perlu meneliti bagaimana penyakit ini menyebar atau didistribusikan dalam suatu populasi. kita sebut ini distribusi penyakit. kalangan praktisi kesehatan masyarakat yang disebut epidemiolog menyelidiki faktor yang dikenal sebagai orang dan tempat untuk melihat bagaimana mereka dapat menemukan pola atau asosiasi. asosiasi kelompok dapat menyimpulkan ide atau hipotesis tentang penyebabnya, atau etiologi penyakit.Orang termasuk karakteristik demografis yang menggambarkan orang-orang, seperti usia, jenis kelamin, ras, dan faktor sosial ekonomi. itu juga mencakup perilaku atau eksposur, seperti merokok, olahraga, paparan radiasi, dan penggunaan obat-obatan. Tempat menyiratkan lokasi geografis, seperti kota atau negara, tetapi juga mencakup hubungan antara orang-orang, seperti komunitas universitas atau situs internet bersama. ketika jenis faktor terjadi lebih sering di antara kelompok-kelompok dengan penyakit maka di antara kelompok-kelompok tanpa penyakit yang kita sebut indikator risiko atau tanda risiko.Akhirnya. ahli epidemiologi mengambil pendekatan ilmiah untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. mereka sering skeptis terhadap jawaban awal terhadap pertanyaan dan bertanya. mungkin ada penjelasan lain untuk berbeda atau perubahan dalam distribusi penyakit. mereka sering bertanya perbedaan atau perubahan yang nyata atau mereka artifactual. artifactual menyiratkan bahwa hubungan apparents dalam benar-benar hasil dari proses pengumpulan data.Ketika mencoba untuk menentukan apakah asosiasi adalah artifactual atau nyata, ahli epidemiologi bertanya apakah, perubahan diamati atau perbedaan mungkin karena membandingkan apel dengan jeruk. untuk contoh membandingkan kelompok mata pelajaran perbedaan usia rata-rata. usia ini penting terutama untuk ahli epideiologi karena itu sangat berkaitan dengan terjadinya penyakit. Kemudian pertanyaan ketiga bahwa kita perlu beratanya dalam menggambarkan masalah ini adalah perbedaan atau perubahan yang digunakan untuk menunjukkan asosiasi kelompok artifactual atau nyata.Sebelum kita menjawab tiga pertanyaan perlu mengerti lebih banyak tentang pengukuran yang ahli epidemiologi gunakan untuk menjelaskan masalah penyakit. Kita perlu melihat dengan berhati-hati bagaimana kita mengukur perubahan atau perbedaan penyakit, kecacatan dan kematian. Di kesehatan masyarakat, kita menggunakan pengukuran meringkas pengukuran kami. memungkinkan kita mulai dengan melihat apa yang kita maksud dengan nilai dan kemudian kami akan kembali ke tiga pertanyaan yang perlu diatasi ketika menggambarkan masalah kesehatan.Apa yang Dibutuhkan untuk Mengetahui Aturan dasar untuk menggambarkan masalah kesehatan ?Aturan dasar yang akan digunakan untuk mendeskripsikan jenis pengukuran yang mempunyai pembilang dan penyebut di mana pembilang adalah bagian dari penyebut. pembilang hanya mencakup individu yang juga termasuk dalam penyebut. pembilang mengukur jumlah waktu, seperti diagnosis kanker paru-paru yang terjadi. penyebut mengukur jumlah waktu dari kejadian yang mungkin terjadi. kita sering menggunakan populasi secara keseluruhan di penyebut, tetapi ada saatnya kita hanya bisa menggunakan populasi yang beresiko. misalnya, ketika mengukur tingkat kanker serviks kita hanya akan menggunakan populasi wanita di penyebut dan ketika mengukur tingkat kanker prostat kita akan menggunakan populasi laki-laki sebagai penyebut.Ada dua ukuran mendasar yang merupakan kunci menggambarkan penyakit. Biasanya disebut tingkat kejadian dan prevalensi. Tingkat kejadian mengukur peluang berkembangnya penyakit selama periode waktu yang biasanya satu tahun. tingkat kejadian juga merupakan jumlah dari kasus-kasus baru dari sebuah penyakit yang berkembang selama satu tahun dibagi dengan jumlah orang pada populasi beresiko, seperti dalam persamaan berikut.Tingkat kejadian = kasus baru per tahun/ populasi orang beresikoKita sering mengartikan tingkat kejadian sebagai jumlah kejadian per 100.000 penduduk di penyebut. contohnya, tingkat kejadian kanker paru-paru mungkin kejadian 100 per 100.000 per tahun. Kegunaan dasar kesehatan masyarakat membandingkan tingkat insiden sering menjadi titik awal yang berguna ketika mencoba untuk menentukan penyebab masalah.Angka kematian adalah jenis khusus dari tingkat kejadian yang mengukur kejadian kematian akibat penyakit selama tahun tertentu. ketika kebanyakan orang yang mengidap penyakit dan meninggal dunia, seperti situasi kanker paru-paru, angka kematian dan angka kejadian sangat sama. Disamping itu jika tingkat kejadian kanker paru adalah 100/100000 per tahun tingkat kematiannya mungkin 95/100000 per tahun. Ketika tingkat kematian dan kejadian sama, dan tingkat kematian lebih mudah terjadi, ahli epidemiologi akan menggantikan tingkat kematian menjadi tingkat kejadian.Hubungan antara tingkat kejadian dan tingkat kematian sangatlah penting karena menunjukan peluang kematian dari sebuah penyakit pertama kali didiagnosis. kita sebut ini kasus kematian. sebagai contoh kita, kemungkinan kematian akibat kanker paru-paru. angka kematian dibagi dengan angka kejadian dikali 95% kejadian bahwa hasil kanker paru-paru di prognosis yang sangat buruk setelah didiagnosis.Prevalensi adalah jumlah individu yang mengidap penyakit pada waktu tertentu dibagi dengan jumlah individu yang berpotensi terkena penyakit. dapat diwakili oleh persamaan berikut:Prevalensi : hidup dengan penyakit penyakit/populasi beresikoDengan demikian, prevalensi memberitahu kita proporsi atau persentase individu yang memiliki penyakit.Meskipun fakta bahwa kanker paru-paru telah menjadi kanker yang paling umum, prevalensi akan rendah mungkin sepersepuluh dari satu persen atau kurang karena mereka yang mengembangkan kanker paru-paru umumnya tidak hidup untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, Anda akan jarang melihat orang-orang dengan kanker paru-paru. prevalensi penyakit kronis durasi berkepanjangan, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (COPD). sering relatif tinggi, maka Anda akan sering melihat orang-orang dengan penyakit ini.Prevalensi sering kali berguna untuk mencoba menilai dampak total atau beban masalah kesehatan dalam suatu populasi dan dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk layanan. misalnya pengetahuan bahwa ada prevalensi tinggi kanker paru-paru di wilayah tertentu dapat menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk pelayanan kesehatan di daerah itu. Prevalensi juga sangat berguna dalam kedokteran klinis sebagai titik awal untuk skrining dan diagnosis, seperti yang akan kita bahas dalam bab 6 sekarang bahwa kita memiliki tarif ditangani, kita dapat kembali ke tiga pertanyaan untuk menggambarkan masalah kesehatan.3.2 Permasalahan Kesehatan Terkait Morbiditas dan Mortalitas3.2.1 Definisi Sehat Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik seacra fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. (WHO, 1947). Menurut Depkes RI UU No.23 Th 1992 Tentang Kesehatan, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

3.2.2 Definisi MorbiditasMenurut Thomas C. Timmerck dalam buku Epidemiologi, Suatu Pengantar, 2004 Edisi 2, morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera, atau keberadaan suatu kondisi sakit. Biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi/insidensi yang umum atau spesifik. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi ttt yang seringkali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang berresiko.3.2.3 Definisi MortalitasMenurut WHO mortalitas adalah hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan menurut Thomas C. Timmerck dalam buku Epidemiologi, Suatu Pengantar 2004 edisi 2, di kalangan masyarakat ada 3 hal umum yang menyebabkan mortalitas yang pertama degenerasi organ vital dan kondisi terkait, status penyakit dan sebagai akibat masyarakat atau lingkungan (bunuh diri, kecelakaan, bencana alam, dsb).3.2.4 Konsep Morbiditas dan Mortalitas

Lahir Hidup Mati Hidup

Ada 3 konsep keadaan vital mutually exclusive yaitu:1. Lahir hidup (Life Birth) yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi.1. Lahir mati (Fetal Death) yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut di keluarkan dari rahim ibunya.1. Mati (Death) yaitu peristiwa menghilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (WHO, 1947).

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola fikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. (Melakukan observasi study kasus (cohort atau retrospektif)1. Retrospektif orang-orang yg menderita suatu penyakit diselidiki penyebabnya dibandingkan dengan orang yg tidak sakit.1. Cohort perbandingan jumlah kelompok yg terpapar dgn yang tidak terpapar (pengamatan ke depan). Sehingga mengetahui hubungan sebab akibat suatu kejadian penyakit.

3.2.4 Masalah Kesehatan yang terkait dengan Morbiditas dan MortalitasMenurut Lembaga Demografi UI, Fakultas Ekonomi UI 1982, keadaan Morbiditas atau angka kesakitan dari suatu penduduk dapat digambarkan dengan berbagai cara misalnya dengan mengungkapkan antara lain: Angka kejadian penyakit, Sifat dan gejala penyakit serta Karakteristik penderita melakukan intervensi yang tepat kepada masyarakat (population at risk) mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Angka morbiditas dapat diketahui dengan cara menghitung:1. Prevalensi Merupakan gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. 1. Incidence Rate )1. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi. 1. Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi.

1. Attack Rate (Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit))

Sedangkan mortalitas bersifat lebih spesifik, dimana dihitung angka kematian yang terjadi pada suatu populasi berdasarkan usia, jenis penyakit. Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kesakitan dan kematian dalam suatu komunitas mengetahui rate, ratio dan persentase.

3.2.5 Contoh Masalah Kesehatan Yang Terkait Dengan Morbiditas dan Mortalitas1. Pada kasus kanker paru memiliki angka morbiditas dan angka mortalitas yang hampir sama dengan prognosis yang buruk diakibatkan karena kebiasaan masyarakat mengkonsumsi rokok. (Public health 101, Rieglman, R.) Data di atas tersebut bisa menggunakan data mortalitas sebagai pengganti angka kejadian penyakit saat melakukan evaluasi secara keseluruhan mengenai penyebab penyakit kanker paru yang terjadi di suatu populasi.

1. Pada kasus HIV/AIDS saat ini penderita dapat lebih cepat diketahui penyakitnya dengan melakukan pendeteksian infeksi HIV lebih dini dengan teknologi terbaru. Sehingga, kita dapat melihat angka mobiditas penderita dengan cepat.

3.2.6 Pencegahan Masalah Morbiditas dan MortalitasPada kasus kanker paru di atas pencegahan yang dapat dilakukan terhadap kasus kesakitan dan kematian (morbiditas dan mortalitas) yaitu dengan tidak mengkonsumsi rokok. (Public health 101, Rieglman, R.)

3.3 Pendekatan Kesehatan Masyarakat untuk Suatu Penyebab PenyakitBerbagai strategi yang telah dan sedang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan dapat di bagi menjadi tiga kategori umum, yaitu : Health Care Traditional Public Health Social

1. Health Care Health care termasuk pelayanan kesehatan kepada individu atau lebih ke personal individu. Health care merupakan pelayanan kesehatan bagi mereka yang sakit atau cacat. Layanan yang di berikan sebagai bagian dari pencegahan klinis termasuk vaksinasi, konseling perilaku, skrining untuk penyakit

2. Traditional Public HealthTraditional public health memiliki perspektif pencegahan berbasis populasi menggunakan intervensi yang menggambarkan suatu komunitas atau populasi yang rentan dan beresiko tinggi. Contoh : Pengendalian penyakit menular, pengendalian lingkungan, pengendalian mutu makanan dan obat, serta menurunkan faktor resiko terjadinya suatu penyakit.

3. SosialIntervensi Sosial ditujukan untuk mencapai tujuan di luar bidang kesehatan seperti meningkatkan kenyamanan, kesenangan, dan pertumbuhan ekonomi. intervensi sosial dapat berupa pembangunan perumahan sehat, peningkatan pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, mengatasi kesenjangan sosial, serta peningkatan perdagangan global. intervensi sosial memiliki dampak negatif dan positif terhadap bidang kesehatan. sebagai contoh, intervensi sosial seperti ketersediaan peningkatan pangan dapat meningkatkan kesehatan namun, tingginya lemak serta makanan yang berkalori tinggi dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Selain strategi di atas, pendekatan kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi suatu penyebab penyakit dapat di tentukan secara epidemiologi.Di dalam kesehatan masyarakat, penyebab penyakit di tentukan oleh 4 hubungan faktor yaitu :1) Strengthstrength adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui hubungan erat antara faktor resiko dengan penyakit. dengan kata lain, kita dapat mengetahui kemungkinan kanker paru-paru di antara mereka yang merokok di bandingkan dengan kemungkinan kanker paru-paru di antara mereka yang tidak merokok.2) Dose-ResponseDose Rensponse adalah pendekatan yang mengidentifikasi suatu penyebeab penyakit dengan mencari tahu tingginya tingkatan atau lamanya seseorang terpapar suatu penyebab penyakit yang berhubungan dengan tingginya peluang terkena resiko tersebut. Pendekatan Dose Response menunjukan bahwa merokok setengah pack pehari dalam jangka waktu yang lama meningkatkan resiko terkena kanker paru di bandingkan dengan orang yang tidak merokok.3) Consistencyconsistency mempelajari penyebab penyakit pada individu dengan hasil yang sama dari beberapa tempat populasi dengan melihat sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Ratusan penelitian di beberapa tempat dan populasi menyatakan bahwa antara merokok dan kanker paru erat kaitannya.

4) Biological plausibilitybiological plausibility mengatakan bahwa mekanisme biologi dapat menjelaskan suatu hubungan sebab dan akibat dari suatu penyakit. biological plausability menentukan bahwa asap rokok secara langsung menuju ketempat dimana kanker paru berasal.

3.4 Proses Penilaian Rekomendasi-Rekomendasi BuktiDalam kesehatan masyarakat berdasarkan bukti, tindakan harus didasarkan pada rekomendasi yang menggabungkan bukti-bukti . Bukti berfungsi tidak hanya untuk menegakkan suatu penyebab, tetapi merupakan pusat penentuan apakah ada atau tidak intervensi khusus dalam suatu pekerjaan. Rekomendasi yang dibangun di atas bukti dari studi intervensi, dengan demikian, rekomendasi adalah ringkasan dari bukti Intervensi kerja untuk mengurangi dampak kesehatan dan menunjukkan apakah tindakan tersebut harusa diambil atau tidak.Intervensi adalah istilah yang sangat luas dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui intervensi sosial diantaranya dengan membentuk konseling kelompok, seperti kelompok dukungan sebaya .Pada masa lalu penentuan rekomendasi ditentukan oleh orang-orang yang memiliki otoritas tinggi yang dihormati, berbeda dengan sekarang dimana pendapat para ahli lah yang menentukan apakah sebuah bukti dapat direkomendasikan berdasarkan dapat atau tidak dapatnya bukti tersebut memberikan jawaban.Rekomendasi berbasis bukti didasarkan pada dua jenis kriteria yaitu kualitas bukti dan besarnya dampak. Masing-masing criteria tersebut diberikan nilai, nilai dari kualitas bukti tersebut berdasarkan pada seberapa besar pengaruh penyelidikan dan seberapa baik penyelidikan tersebut dilakukan. Suatu bukti dianggap memiliki kualitas tertinggi jika dilakukan uji klinis secara acak bukti tersebut sepenuhnya dapat mengatasi masalah kesehatan. Bukti yang direkomendasikan umumnya menggunakan penelitian kohort dan case control.Kualitas bukti juga menentukan apakah data yang dikumpulkan selama intervensi relevan dengan penggunaannya dalam populasi tertentu, contohnya data dari pasien yang sakit parah mungkin tidak relevan dengan pasien sakit ringan. dengan demikian, bukti kualitas tinggi harus didasarkan tidak hanya pada penelitian yang dapat membangun keberhasilan dalam satu populasi tertentu, tetapi pada efektivitas intervensi pada populasi tertentu di mana ia akan digunakan.Dalam penilaian kualitas bukti ada tiga kriteria penilaian yaitu baik, cukup atau buruk. Kualitas bukti dikatakan baik jika memenuhi semua kriteria, dikatakan kurang jika terdapat kesalahan yang fatal dalam penelitiannya, dan dikatakan cukup bila berada diantaranya namun tidak memiliki kesalahan fatal.Untuk mengetahui besarnya dampak sebuah intervensi dapat mengacu pada pertanyaan berapa banyak kejadian cacat dan atau kematian akibat sebuah penyakit dan seberapa potensialkah intervensi bisa mengatasi hal tersebut.Besarnya dampak dari intervensi dari sebuah bukti dapat dinilai sebagai substansial sedang, kecil, dan nol / negative. dampak besar dapat diartikan bahwa intervensi bekerja sangat baik untuk sejumlah kecil orang contohnya terapi obat untuk berhenti merokok dan juga dapat diartikan bila intervensi memiliki keuntungan untuk setiap individu, tetapi dapat dipakai untuk banyak orang, seperti dalam bentuk iklan media atau pajak atas rokok. Ini adalah jenis intervensi yang paling sering menjadi fokus kesehatan masyarakat tradisional dan kebijakan socialRekomendasi berbasis bukti menggabungkan skor kualitas bukti dengan skor dampak dari intervensi. Tabel 2-3 meringkas bagaimana aspek-aspek ini dapat dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi kekuatan rekomendasi-dinilai sebagai A, B, C, D dan ITabel 2-3 Klasifikasi Rekomendasi Bukti

Besarnya Dampak

BesarMenengahKecilTidak ada/Negatif

Kualitas Bukti

BaikABCD

CukupBBCD

KurangIIII

Keterangan :A : Harus - A Rekomendasi kuat B :Seharusnya/sebaiknya - Umumnya, intervensi harus digunakan kecuali jika ada alasan yang baik atau kontraindikasi untuk tidak melakukannya. C: Mungkin - Fungsi dari pertimbangan sering diperlukan secara perorangan. rekomendasi individu/perorangan tergantung pada spesifikasi situasi individu, sikap berani mengambil resiko, dan nilai-nilai. D: Tidak - Ada cukup bukti yang merekomendasikan untuk menentang penggunaan intervensi. I: Indeterminant, cukup atau saya tidak tahu - Bukti tidak memadai untukmembuat rekomendasi untuk menentang penggunaan intervensi pada saat ini. 3.5 Pendekatan Berdasarkan Kapan, siapa, dan BagaimanaBentuk Intervensi Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melakukan usaha perubahan/perbaikan dalam menurunkan angka kejadian penyakit atau pencegahan sebelum penyakit itu muncul dengan melakukan rekayasa pada Siapa, Kapan dan Bagaimana. SiapaSiapa pada bahasan ini bisa berarti manusia, sumber penyakit, agent penularan, bahkan orang yang sehat perlu diintervensi sebelum dirinya menjadi sakit. Dengan mengetahui subyek yang akan diintervensi kegiatan kesehatan masyarakat akan lebih mudah dalam menentukan langkah2 pencegahan timbulnya suatu penyakit. Faktor seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan juga mempengaruhi derajat kesehatan pada subjek ini. KapanKegiatan Kesehatan Masyarakat dalam mengintervensi kapan berfokus pada waktu. Mengenai observasi maupun agenda kegiatan kesmas lainnya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan sebelum penyakit itu muncul dan dapat berupa kegiatan yang bersifat prefentif.Intervensi ini biasanya dilakukan dengan melihat pola penyakit itu muncul seperti musim ataupun pola kebiasaan lainnya. Contohnya setelah musim penghujan biasanya banyak nyamuk yang bertelur di tempat perindukannya dan menimbulkan wabah seperti malaria dan lain-lain. BagaimanaBentuk intervensi ini dilakukan dengan melihat bagaimana cara/proses kejadian penyakit itu muncul, untuk selanjutnya diputus rantai penyebarannya. Intervensi ini dilakukan agar penyakit tidak muncul kembali atau sebagai usaha perbaikan kesehatan masyarakat. bagaimana tidak selalu berbentuk pertanyaan untuk mengetahui proses penyakit itu timbul. Tapi juga mengenai proses pencegahan dan pengobatan.

3.6 Peranan Evaluasi dalam Menentukan Keefektifan dari Kesehatan Masyarakat berdasarkan Bukti

Masalah kesehatan jarang sekali diselesaikan dengan satu intervensi atau pendekatan, terdapat beberapa intervensi dan pendekatan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan . Terkadang kombinasi beberapa intervensi/pendekatan lebih efektif dibandingkan dengan satu mavam intervensi/pendekatan saja, Untuk itu diperlukan suatu penilaian ( evaluasi ) terhadap beberapa intervensi/pendekatan, atau kombinasi beberapa intervensi yang dinilai berhasil dalam mengatasi beberapa masalah kesehatan .

Pada Kasus Contoh Pada kasus Merokok diperlukan berbagai pendekatan , diantaranya :1. Pendekatan Individu2. Pendekatan kelompok3. Pendekatan sosial

Pada P.E.R.I silkus yang dijadikan dasar pendekatan kesehatan masyarakat yang terdiri dari1. P Problem : Apa masalah kesehatan2. E Etiology : Apa penyebabnya3. R Recomendation : Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan ini4. I Impelementation : Bagaimana implementasinya

Langkah yang terpenting setelah I Implementation adalah evaluasi untuk mengukur sejauh mana intervensi yang dilakukan berhasil mebgurangi suatu masalah kesehatan , dan dari hasil evaluasi juga dapat dijadikan suatu acuan untuk mengenali suatu masalah kesehatan lagi yang kemudian masuk lagi dalam P.E.R.I PROCCES

BAB 4PENUTUP

Kesimpulan

1. Kesehatan Masyarakat adalah tentang apa yang membuat kita sakit, bagaimana menjaga kesehatan, dan apa yang dapat kita lakukan untuk menyelaraskannya.2. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dikenal lima tingkat pencegahan penyakit yaitu Promosi kesehatan (health promotion), perlindungan khusus (specific protection), diagnosis dini dan pengobatan segera (earlydiagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) dan rehabilitasi (rehabilitation).3. Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale pada abad ke-20 (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisien melalui Usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan; pengendalian infeksi menular di masyarakat; Penyuluhan individual dalam menjaga kebersihan diri; Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untukmendapatkan diagnosis dini dan pengobatan preventif penyakit serta Pengembangan aspek sosial untukmenjamin setiap orang di masyarakat mendapatkan standar kehidupan yang adekuat untuk menjagakesehatannya sehingga mengorganisasikan manfaat-manfaat tersebut untuk membuat setiap pendudukmampu mewujudkan hak asasinya di bidang kesehatan dan umur panjang.4. Menurut WHO kesehatan masyarakat (Public Health) ,yaitu: Public health refers to all organized measures (whether public or private) to prevent disease, promote health, and prolong life among the population as a whole. Its activities aim to provide conditions in which people can be healthy and focus on entire populations, not on individual patients or diseases. Thus, public health is concerned with the total system and not only the eradication of a particular disease. (WHO : 2008).5. Undang-Undang Kesehatan terbaru tahun no 36 tahun 2009, tidak memuat pengertian/konsep yang jelas tentang Kesehatan Masyarakat, hanya dalam UU Bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 1 memuat pengertian Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

6. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).7. Langkah-langkah dalam proses kesehatan masyarakat berdasarkan bukti (Evidence-based) melalui penemuan masalah, penyebab penyakit (Etiologi), recomendasi dan implementasi8. Morbiditas atau angka kesakitan dari suatu penduduk dapat digambarkan dengan berbagai cara misalnya dengan mengungkapkan antara lain: Angka kejadian penyakit, Sifat dan gejala penyakit serta Karakteristik penderita melakukan intervensi yang tepat kepada masyarakat (population at risk). Mortalitas bersifat lebih spesifik, dimana dihitung angka kematian yang terjadi pada suatu populasi berdasarkan usia, jenis penyakit.9. Pendekatan kesehatan masyarakat (suatu penyebab penyakit) menggunakan tiga strategi yaitu health care, traditional public health dan sosial.10. Cara penilaian (score) rekomendasi bukti adalah kualitas bukti (relevan/tidak relevan, baik/cukup/kurang) dan dampak (kuesioner, besar/menengah/kecil/tidak ada/negative)11. Bentuk intervensi kesmas adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melakukan usaha perubahan/perbaikan dalam menurunkan angka kejadian penyakit atau pencegahan sebelum penyakit itu muncul dengan melakukan rekayasa pada kapan, siapa dan bagaimana.12. Evaluasi penting untuk membuktikan sebuah intervensi atau kombinasi intervensi bisa mengatasi masalah kesehatan.