MAKALAH KESMAS

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Meliputi konsep sehat dan sakit, Manajemen Kesehatan, Epidemiologi, Gizi Masyarakat, dan Pendidikan & Prilaku B. Rumusan Masalah Apa pengertian ilmu kesehatan masyarakat? Apa sejarah kesmas? Pengertian sehat dan sakit ? Apa yang dimaksud dengan manajemen kesehatan masyarakat ? Apa Epidemiologi penyakit menular ? Apa saja yang diperlukan dalam Gizi masyarakat ? Dan Apa pengaruh Pendidikan dan perilaku dalam kesehatan ?

C. Tujuan Umum Penulis Untuk mengetaui pembelajaran tentang ilmu kesehatan masyarakat dan sistematikanya agar menjadi sebuah pengetauan untuk penulis dan pembaca lebih dalam mengenai materi tersebut.

1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGANTAR ILMU KESEHATAN MASYARAT

Mengenal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Ilmu Public Health Menurut Winslow adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan

meningkatkan efisiensi hidup masyarakat melalui upaya kelompokkelompok lingkungan, masyarakat mencegah yang dan terkoordinasi, memberantas perbaikan kesehatan dan

penyakit

menular,

melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan.

Pengertian Sehat : 1. Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938) 2. Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957) 3. Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White 1977) 4. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992) 5. Menurut H.L Blum, ada 4 faktor yang bersama-sama mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, yaitu:

2

1. Kesehatan Lingkungan

2. Perilaku

3. Pelayanan Kesehatan

4. Genetik

Perbedaan Masyarakat :

Pelayanan

Kedokteran

Dengan

Pelayanan

Kesehatan

PELAYANAN KEDOKTERAN

1. Tenaga pelaksananya terutama adalah para dokter 2. Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit 3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga 4. Kurang memperhatikan efisiensi 5. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran 6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undangundang 7. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa 8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita 9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan 10. Masalah administrasi amat sederhana

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat 2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit

3

3. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan 4. Selalu berupaya mencari cara yang efisien 5. Dapat manarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan 6. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat 7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah 8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat 9. Dapat memonopoli upaya kesehatan 10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan

Definisi ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,

pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. PENGANTAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Introduction of Public Health Sciences) Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:

4

1. Perbaikan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan penyakit menular 3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan 4. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan 5. Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.

Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Mitos Yunani

Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.

Perbedaan curatif health care dan preventif heath care

NO CURATIF HEALTH CARE PREVENTIF HEATH CARE 1 Sasaran individul Sasaran masyarakat 2 Pedekatan reaktif Pendekatan proaktif

3 Penangganan bio-psikologis Penangganan bio-psiko-sosial

5

Periode sebelum Ilmu Pengetahuan

Pada zaman Romawi kuno telah dibuat latrin/tempat pembuangan kotoran manusia, bukan untuk tujuan mencegah penyakit. Tetapi untuk mencegah bau dan pandangan yang tidak mengenakan.

Pada zaman Romawi telah ada peraturan yang mengharuskan untuk mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan binatang berbahaya/ bau, melakukan supervisi pada tempat minum, warung, prostitusi.

Abad ketujuh, dirasakan kesehatan masyarakat sudah begitu penting, karena saat itu sudah ada wabah kolera dan kusta

Abad ke 12, terjadi wabah pes dasyat di Cina dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13 juta meninggal karena pes.

Pada masa tersebut, masalah kesehatan masyarakat sudah demikian hebatnya, tetapi upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan.

Periode Ilmu Pengetahuan

Pada abad ke 19 telah ditemukan vaksin cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol untuk sterilisasi operasi oleh Joseph Lister, ether untuk anestesi oleh William Marton

Tahun 1832 dibentuk komisi untuk penyelidikan dan upaya kesehatan masyarakat di Inggris diketuai oleh Edwin Chadwich.

Tahun 1893, John Hopkins, mendirikan Fakultas Kedokteran di Amerika. Tahun 1855, di Amerika dibentuk Departemen Kesehatan, yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk

pengawasan kesehatan lingkungan.

Tahun 1872, diadakan pertemuan orang-orang yang peduli pada kesehatan masyarakat dengan dibentuknya Asosiasi Kesehatan

Masyarakat Amerika (American Public Health Assosiation).

6

RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT 1. Epidemiologi 2. Biostatistik/statistik Kesehatan 3. Kesehatan Lingkungan 4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku 5. Administrasi Kesehatan Masyarakat 6. Gizi Masyarakat 7. Kesehatan Kerja

UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: 1. Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular 2. Perbaikan sanitasi lingkungan 3. Perbaikan Lingkungan Pemukiman 4. Pemberantasan vektor 5. Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat 6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 7. Pembinaan Gizi masyarakat 8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 9. Pengawasan obat dan minuman 10. Pembinaan peran serta masyarakat

FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

DERAJAT

KESEHATAN

MASYARAKAT

Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat:

7

1.Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya 2.Perilaku 3.Pelayanan Kesehatan 4.Hereditas (keturunan)

Intervensi faktor lingkungan : perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi, stabilitas politik dan keamanan

Intervensi pelayanan kesehatan: penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan

Intervensi hereditas, perbaikan gizi ibu hamil, pendidikan kesehatan pada kelompok risiko penyakit keturunan.

Pengantar Kesehatan Masyarakat 1. Sejarah Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam

pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ; a) Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. b) Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui hidup seimbang, seperti mengindari

makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik)

8

cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan. Dari cerita dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam menangani masalah kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif/pengobatan. Kelompok ini pada umumnya terdiri terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan fisik, mental maupun sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadi penyakit. Ke dalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara kelompok kedua profesi, yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan : a. Pendekatan kuratif : 1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual. 2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek). 3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya. b. Pendekatan preventif,

9

1) Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan). 2) Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan. 3) Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial. 2. Pengertian Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat untuk : 1) Perbaikan sanitasi lingkungan 2) Pemberantasan penyakit-penyakit menular 3) Pendidikan untuk kebersihan perorangan 4) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan. 5) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

10

3. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup : a. Ilmu biologi b. Ilmu kedokteran c. Ilmu kimia d. Fisika e. Ilmu Lingkungan f. Sosiologi g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat) h. Psikologi i. Ilmu pendidikan Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb : 1. Epidemiologi. 2. Biostatistik/Statistik Kesehatan. 3. Kesehatan Lingkungan. 4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

11

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat. 6. Gizi Masyarakat. 7. Kesehatan Kerja. 4. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut : a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. b. Perbaikan sanitasi lingkungan c. Perbaikan lingkungan pemukiman d. Pemberantasan Vektor e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak g. Pembinaan gizi masyarakat h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum i. Pengawasan Obat dan Minuman

12

j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

B. DEFINISI SEHAT DAN SAKIT Definisi sehat WHO (1947) Sehat adalah Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social seta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Mengandung 3 karakteristik : a) merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. b) Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal. c) Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan prodiktif Presidents Commision on health Need of Nation Stated(1953) Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya. Definisi Sehat dalam Keperawatan Sehat adalah Aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas structural. Definisi sehat menurut pender mencakup stabilitas dan aktualisasi. Payne (1983) Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care

Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (Self Care Action) secar adekuat. Self Care Resources :Mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

13

Self Care Action :Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan + meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual. Definisi sehat menurut perseorangan. Pengertian dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariatif : Persepsi Factor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat : 1. status perkembangan Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Contoh : bayi dapat merasakan sakit tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi. Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya. 2. Pengaruh Sosial dan Kultural Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat : diturunkan dari orang tua ke anak. Contoh : Cina, sehat adalah keseimbangan antara yin dan yang. Sosek (ekonomi rendah) : flu sesuatu yang biasa, merasa sehat. 3. Pengalaman masa lalu Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri/sakit atau disfungsi (tidak berfungsi) keadaan normal karena pengalaman sebelumnya. Membantu menentukan definisi seorang tentang sehat. 4. Harapan seseorang tentang dirinya. Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika merasa sehat Definisi Sakit Yaitu defiasi/penyimpangan dari status sehat

14

Parson (1972) Sakit : gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya. Bauman (1965) Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit : 1. Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri 2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit. 3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

Penyakit Istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit. Pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit. Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan Sebagai manisfestasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara factor : Host Agent Environmet Factor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang tersebut. Rentang sehat sakit Suatu skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik yang lain.

15

Rentang Sehat Sakit menurut Model Holistik Health

tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu : 1. Tahap mengalami gejala Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya ; merasa dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala/merasa ada bahaya. Mempunyai 3 aspek : Secara fisik : nyeri, panas tinggi Kognitif : interprestasi terhadap gejala Respon emosi terhadap ketakutan/kecemasan Konsultasin dengan orang terdekat : gejala + perasaan, kadangkadangh mencoba pengobatan di rumah.

2. tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role) Penerimaan terhadap sakit Individu mencari kepastian sakitnya keluarga atau teman :

menghasilkan peran sakit. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan, yang lain mengobati sendiri, mengikuti nasehat teman/keluarga.

16

Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih baik. Invidu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya. 3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan. Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri. 3 tipe informasi validasi keadaan sakit Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti Keyakinan bahwa mereka akan baik Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada gejala kembali pada profesi kesehatan.

4. Tahap ketergantungan Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakuit : menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan. Setia orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Perawat o Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien dikaitkan dengan tahap perkembangan. o Support terhadap perilaku pasien yang mengarah kepada kemandirian. 5. Tahap penyembuhan Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sakit dan fungi sebelum sakit. Kesiapan untuk fungsi social.

17

Perawat o Membantu kemandirian o Memberi harapan dan support. pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan

Perilaku Peran Sakit (Sick Role Behaviour) Yaitu kegiatan yang dilakuan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan. Parson : 4 aspek dari peran sakit. 1. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama kondisi sakit) 2. 3. Klien dibebaskan dari tugas dan fungsi social Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin. 4. Klien dengan keluarga harus mencari bantuan orang yang kompeten.

Dampak sakit Efek sakit terhadap anggota keluarga. Orang yang sakit : mempengaruhi keluarga dan orang berarti lainnya. Jenis dari efek dan luasnya tentang 3 asfek : Anggota keluarga mana yang sakit Serius dan lamanya sakit Adapt dan kebiasaan yang dipegang oleh keluarga.

Perubahan terjadi pada keluarga 1. perubahan peran 2. meningkatnya stress s/d kecemasan tentang hasil dari penyakit dan konflik tentang ketidakbiasaan tanggung jawab. 3. Masalah keuangan

18

4. Kesepian sebagai akibat dari perpisahan. 5. perubahan dalam kebiasaan social.

Dampak dirawat Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu : Privacy seseorang Perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan social. Autonomy Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya control dari luar. Gaya hidup Adanya ketentuan di R.S Peran Peran berubah jika dirawat, contoh : Orang tua tidak dapat memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua secara moral. Ekonomi Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.

C. EPIDEMIOLOGI 1. Dasar Epidemiologi Pengertian, definisi, peranan dan ruang lingkup epidemiologi Pengertian Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada,

Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

19

-

Definisi Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :

a. W.H. Welch: Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang. b. Mausner dan Kramer : Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia. c. Last : Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan. d. Mac Mahon dan Pugh: Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. e. Omran : Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. f. W.H. Frost : Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. g. Azrul Azwar :Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

20

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut : 1) Frekuensi masalah kesehatan 2) Penyebaran masalah kesehatan 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan. Peranan Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor intervensi penyebab yang masalah kesehatan dan mengarahkan diharapkan

diperlukan

maka

epidemiologi

mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa : a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat. b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan. c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan. d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya. e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan. Ruang lingkup a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

21

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap

sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya

penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. B. Natural history of deseases Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap : 1. Pre Patogenesis

22

Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat. 2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis) Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll. 3. Tahap penyakit dini Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care). 4. Tahap penyakit lanjut Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertur/tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.

23

5. Tahap penyakit akhir Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan : a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit) b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu. c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir) d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejalagejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit. e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan. C. Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit. Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.

24

1. Peningkatan kesehatan (health promotion) a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) b.Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner. d.Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu. e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial. f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab. 2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection) a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit b.Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung. c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja. d.Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahanbahan racun maupun alergi. e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran. 3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment) a. Mencari kasus sedini mungkin. b.Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.

25

c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. d.Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus. 4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation) a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi. b.Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation) a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan

mengikutsertakan masyarakat. b.Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. d.Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation.

26

Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkahlangkah : 1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas. 2) Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga 3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami. D. Penelitian epidemiologi Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut 1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei. 2. Epidemiologi analitik : terdiri dari : a. Non eksperimental : 1) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartiakan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya). 2) Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit. 3) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris faktor resiko atau

karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.

27

Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar. b. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan

manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang

berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1) Clinical Trial. Contoh : a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke. b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum. 2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum. E. Epidemiologi keperawatan Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah community health nursing (CHN) atau keperawatan kesehatan masyarakat, dimana ilmu pengetahuan

epidemiologi digunakan CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi. Metode epidemiologi sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untuk memperkirakan kebutuhan masyarakat. Monitoring perubahan status kesehatan masyarakat dan evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan peningkatan kesehatan. Riset/studi epidemiologi memunculkan badan pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagai informasi awal untuk CHN. Pengetahuan ini memberi28

kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Program utama pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah yang rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host dan mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi perawat dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai dasar untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi perencanaan perawatan. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap bebagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit TIGA KELOMPOK UTAMA PENYAKIT MENULAR a. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi. b. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama c. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

TIGA SIFAT UTAMA ASPEK PENULARAN PENYAKIT DARI ORANG KE ORANG 1. Waktu Generasi (Generation Time) Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan.29

Perbedaan masa tunas denga wakru generasi yaitu Masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, waktu generasi ialah waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik atau terselubung. 2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu. Wabah terjadi karena 2 keadaan : Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah lama absen dalam populasi tersebut. Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orangorang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama mahasiswa/tentara. 3. Angka Serangan (Attack Rate) Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu di kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki risiko atau kerentanan terhadap penyakit tersebut.

30

Formula angak serangan ini adalah banyaknya kasus baru (tidak termasuk kasus pertama) dibagi dengan banyaknya orang yang peka dalam satu jangka waktu tertentu. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancamam dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung. MANIFESTASI KLINIK SECARA UMUM 1. Spektrum Penyakit Menular Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat atau meninggal dunia. Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal. Penyembuhan dapat lengkap atau dapat berlangsung jinak (mild) atau dapat pula dengan gejala sisa yang berat (serve sequele). 2. Infeksi Terselubung (Tanpa Gejala Klinis) Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakkan diri secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat didiagnosa tanpa cara tertentu seperti test tuberkulin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibodi dalam tubuh dll. Untuk mendapatkan perkiraan besar dan luasnya infeksi

terselubung dalam masyarakat maka perlu dilakukan pengamatan atau survai epidemiologis dan tes tertentu pada populasi. Hasil survai ini dapa digunakauntuk pelaksanaan program, keterangan untuk kepentingan pendidikan.

31

GAMBAR PENYEBARAN KARAKTERISTIK MANIFESTASI KLINIK DARI TIGA JENIS PENYAKIT MENULAR I. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) Kelompok penyakit dengan keadaan lebih banyak penderita tanpa gejala atau hanya gejala ringan saja, tidak tampak pada berbagai tingkatan, patogenisitas rendah. Contoh, Tuberkulosis, Poliomyelitis, Hepatitis A II. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas Kelompok dengan bagian terselubung kecil, sebagian besar penderuta tampak secara klinis dan dapat dengan mudah didiagnosa, karena umumnya penderita muncul dengan gejala klasik. Contoh :Measles, chickenpox III.Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian Kelompok penyakit yang menunjukkan proses kejadian yang umumnya berakhir dengan kelainan atau berakhirnya dengan kematian, Contoh: Rabies KOMPONEN PROSES PENYAKIT MENULAR 1. Faktor Penyebab Penyakit Menular Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang memegang peranan penting : Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources

32

Cara penularan khusus melalui mode of transmission Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam : a. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll. b. Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut. c. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll. d. Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular. e. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia. f. Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana. Sumber Penularan 1. Penderita 2. Pembawa kuman 3. Binatang sakit 4. Tumbuhan/benda Cara Penularan 1. Kontak langsung 2. Melalui udara 3. Melalui makanan atau minuman 4. Melalui vector

D. MANAJEMEN KESEHATAN

Pengertian manajeman kesehatan Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut

33

manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut "manajemen pelayanan kesehatan masyarakat". Sebagian orang menyatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk mencapai tujuan ini disebut "administrasi" sehingga proses pengaturan kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut "administrasi kesehatan masyarakat". Disini timbul kerancuan karena proses kegiatan sama namun istilah berbeda "manajemen" dan "administrasi". Dalam hal ini tidak perlu diperdebatkan mana yang benar "manajemen" atau "administrasi" menurut pendapat penulis melihat dari proses atau kegiatannya sama maka kedua hal tersebut sama. Sedangkan pemakaiannya, apakah menggunakan "manajemen" atau "administrasi" terserah kepada kita masing-masing yang memakainya (tergantung selera). Dalam uraian ini penulis lebih cenderung menggunakan "manajemen" daripada "administrasi". Banyak ahli yang telah membuat batasan tentang manajemen ini antara lain : a) The accomplishing of a predetermined objectives through the effort other people atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (Robert D. Terry) b) Manajemen adalah "the process, by which the excution of given purpose is put in to operation and supervised atau manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi. (Encyclopedia of social sciences) c) Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan. d) Management is the process under taken by one or more persons to coordinate the activities of other persons to achieve results not attainable by any one person acting alone atau manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatankegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya 1 orang saja.

34

(Evancovich, 1989) Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Seorang manajer dalam mencapai tujuan adalah secara bersamasama dengan orang lain atau bawahannya. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan." Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu yang terdiri dari berbagai elemen (sub sistem) yang saling berhubungan didalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. PENGERTIAN ADMINISTRASI MASYARAKAT Dalam mengkaji tentang administrasi dalam kesehatan masyarakat sebenarnya terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan kesehatan masyarakat yang seharusnya dikaji satu persatu. Pertama : Administrasi Menurut Dwight Waldo dalam bukunya The Study of Public Administrasi(1995) disebutkan bahwa administrasi ialah kegiatan kerja sama secara rasional yang tercermin pada pengelompokkan kegiatan menurut fungsi yang dilakukan.

Sedangkan menurut Robert D. Calkins dalam bukunya The art of Administration and and the art of science (1959) menyebutkan administrasi sebagai kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Olehnya

35

selanjutnya disebutkan bahwa dalam administrasi ada tiga unsur pokok yang harus terpenuhi : 1. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai 2. memilih jalan yang akan ditempuh atau alat yang akan dipergunakan 3. mengarahkan manusia atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Kedua: Kesehatan masyarakat Pada tahun 1938 Perkin mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan pelbagai faktor yang mempengaruhinya. WHO mempunyai dua definisi tentang kesehatan, definisi pertama dirumuskan pada tahun 1947, disebutkan sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial, sedangkan definisi kedua dirumuskan pada tahun 1957 yang menyebutkan sehat sebagai suatu keadaan atau suatu kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan ataupun lingkungan yang dipunyainya. Dan masih banyak pegertian tentang kesehatan. Dari masing pejelasan atau pengertian di atas dapat ditarik pengertian administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dan juga menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan 1979. mengatakan terdapat banyak orang yang jika membicarakan administrasi kesehatan, asosiasi hanya pada kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat dan atau melaporkan jumlah kasus, jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin diloket karcis sebuah balai pengobatan misalnya. Ternyata menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan seseorang yang melaksanakan administrasi kesehatan berarti melaksanakan segala fungsi aministrasi yakni perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian dan penilaian. Sebenarnya fungsi administrasi banyak pembagiannya, tetapi penulis

36

mengambil pendapat Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni : 1. perencanaan termasuk perencanaan pembiayaan 2. Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff 3. pelaksanaan, pengkoordinasian penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau tidak. Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif (pencegahan). Menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan karena keadaan sehat yang ingin dicapai adalah untuk seluruh masyarakat, dan untuk itu setiap program seyogyanya menerapkan prinsip ilmu kesehatan masyarakat, maka dalam mebicarakan administrasi kesehatan tidak boleh pula melepaskan diri dari konsep ilmu kesehatan masyarakat. Disebutkan oleh winslow pada tahun 1920 bahwa yang dimaksudkan dengan ilmu kesehatan masyarakat tersebut adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah terjangkitnya penyakit, memperpanjang usia hidup dan memelihara kesehatan fisik, mental serta ketepat gunaan melalui usaha-usaha masyarakat yang diorganisir dalam bidang kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan dalam kebersihan perorangan, pengaturan usaha perawatan dan kedokteran untuk diagnosa dini dan pengobatan pencegahan penyakit, serta yang didalamnya termasuk pengerahan,

mengembangkan mekanisme sosial yang akan menjamin setiap orang dalam masyarakat akan capai suatu tingkatan kehidupan yang cukup, demi tercapainya pemeliharaan kesehatannya. Jadi dalam administrasi kesehatan tidak hanya melayani pengobatan masyarakat, tetapi banyak hal yang mesti dilakukan sebagaimana pengertian ilmu kesehatan masyarakat yang tersebut di atas.

37

E. PENANGGULANGAN KESEHATAN Penanggulangan Penyakit Degeneratif di Masyarakat Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa penyakit degeneratif telah menambah peliknya kondisi kesehatan sebagian negara di dunia, yang selama ini telah dihimpit permasalahan banyaknya kasus penyakit menular dan infeksi yang tergolong non degeneratif. Banyak negara mengalami kerugian hingga miliaran dolar akibat penyakit degeneratif. Oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya. Hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar. Jumlah terbesar kematian ada di negara-negara dengan pendapatan nasional rendah hingga tinggi. Ada sembilan negara dengan korban terbesar yakni Brasil, China, India, Inggris, Kanada, Nigeria, Pakistan, Rusia dan Tanzania. Seperti masalah kesehatan pada umumnya, penyakit degeneratif juga sangat mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan manusia. Sektor yang paling dipengaruhi adalah sektor ekonomi, karena penyakit ini sangat mempengaruhi

produktivitas kerja seseorang. Laporan terbaru WHO mengatakan bahwa pendapatan tiga negara yang memiliki penderita penyakit degeneratif terbesar yaitu China, India dan Rusia, hingga 10 tahun ke depan diperkirakan dapat mengalami kerugian hingga ratusan miliar dolar. Ini baru dari empat jenis penyakit saja, yaitu stroke, jantung, kanker dan diabetes. Data WHO juga menyebutkan sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia saat ini menderita kegemukan, suatu keadaan yang bisa memicu berbagai penyakit degeneratif. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015. Di Indonesia, pada tahun 2010 usia harapan hidup rata-rata mencapai 72 tahun, sedangkan pertambahan usia lansia ke depan diperkirakan mencapai 7 juta orang per tahun.

38

Penyakit Tidak Menular Kalau dikategorisasi secara epidemiologis, Penyakit Degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke dan 50 jenis penyakit degeratif lainnya. Penyakit Degeneratif menghinggapi hampir semua manusia yang memasuki usia tua. Dalam istilah medis, Penyakit Degeneratif adalah suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit Degeneratif lebih banyak diderita oleh masyarakat perkotaan dibanding masyarakat pedesaan. Penyebabnya, masyarakat kota lebih banyak mengonsumsi makanan yang tergolong Junk food makanan yang memiliki nilai nutrisi rendah, hampir tidak mengandung protein, serta dan vitamin. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Kecenderungan masyarakat kota mengonsumsi jenis makanan ini akibat gaya hidup yang serba instant. Contoh makanan instant yang sering dikonsumsi dan banyak digemari masyarakat perkotaan adalah jajanan goring-gorengan, seperti pisang goring, ubi goreng, tahu dan tempe goring yang rasanya gurih dan renyah. Pilihan membeli makanan instan disamping murah dan enak, juga gampang ditemukan di pinggir jalan-jalan kota. Namun tidak banyak orang tahu makanan gorengan memicu penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus, stroke dan kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular sendiri adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan pembuluh darah dan jantung. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (National Household Health Survey) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian paling tinggi di tahun 1992, 1995, dan 2001, padahal pada tahun 1972 baru menempati urutan ke-11. Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah.39

Peningkatan ini diakibatkan oleh dampak modernisasi yang mengubah perilaku sebagian masyarakat Indonesia menjadi pengonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak (kapanlagi.com). Berdasarkan penelitian Dr Rustika sebagaimana ditulis pada disertasi doktornya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, penyakit kardiovaskular saat ini telah menjadi pembunuh yang cukup signifikan di Indonesia. Penderita penyakit kardiovaskular terus meningkat dan telah menjadi penyebab kematian urutan pertama untuk orang dengan usia di atas 40 tahun. Hasil penelitian Dr. Rustika menunjukkan bahwa dari 29,70 gram per hari asam lemak jenuh yang dikonsumsi oleh masyarakat, hanya 20% di antaranya atau 5,93 gram per hari yang berasal dari makanan non-gorengan. Sementara 80% lainnya atau 23,77 gram per hari berasal dari makanan gorengan, setara dengan tiga potong jenis makanan gorengan lauk dan lima potong makanan selingan atau dua potong lauk dan delapan potong makanan selingan (ibid). Pencegahan Penyakit Degeneratif Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang tidak sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Karena itu, ada tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan pola makan yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok. Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai negara karena menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan Penyakit Degeratif

40

adalah penerapan pajak tembakau, penggunaan garam pada makanan olahan, dan mengembangkan pola makanan sekolah Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak. Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke, diabetes dan kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang terkandung didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan pencernaan. (Diolah dari berbagai sumber pustaka). Cara Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Kesehatan Akibat Kerja

Untuk mengurangi bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kegiatan berbagai jenis perajin yang meliputi perajin penyamakan kulit, meubel kayu, Peleburan aki bekas, tahu dantempe serta batik, dan lain-lain, maka beberapa cara pencegahandan penanggulangan yang dapat dilakukan adalah didasarkan pada proses kegiatan yang ada serta bahaya potensial yang dapat ditimbulkan pada setiap tahap kegiatan tersebut. Berbagai cara pencegahan dan penanggulangan dari bahaya-bahaya potensial yang mungkin timbul dapat dilihat pada uraian berikut ini.

41

A. PANAS a. Memperbaiki sistim penghawaan, dengan sistim ventilasi silang atas ventilasi mekanis. b. Meletakkan tungku tepat dibawah cerobong asap

Jarak antara pekerja dengan sumber panas tidak terlalu dekat. c. Posisi pekerja menghadap searah dengan arah angin

Menggunakan pakaian dan alat pelindungan pada waktu kerja (sarung tangan, kaca mata dan lain lain). d. Pengatur waktu kerja, agar pekerja tidak terlalu lama terpapar dengan panas. e. Pekerja harus cukup minum minum selama bekerja dilingkungan panas Pemindahan pekerja dari lingkungan yang panas ke tempat yang sejuk secara berkala. f. Bila timbul gejala-gejala gangguan kesehatan akibat panas, misalnya kelelahan kejang otot atau gangguan kesadaran, segera rujuk kesarana kesehatan terdekat.

B. KEBISINGAN 1. Mengurangi kebisingan pada sumbernya a) Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan atau lainnya) b) Penanaman pohon disekitar tempat kerja. c) Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara. F. GIZI MASYARAKAT A. Pengertian Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

42

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

43

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buahbuahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. B. Penilaian Status Gizi Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh. Macam-macam penilaian status gizi 1. Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. a. Antropometri 1) Pengertian Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 2) Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

44

3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan

tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (Kg) IMT = ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)45

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 3900 gram Normal dan jika 4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas b. Klinis 1) Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 2) Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.

46

c. Biokimia 1) Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 2) Penggunaan Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. d. Biofisik 1) Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 2) Penggunaan Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 2. Penilaian gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

47

a. Survei Konsumsi Makanan 1) Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2) Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. b. Statistik Vital 1) Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. 2) Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c. Faktor Ekologi 1) Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan

48

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll. 2) Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. C. Gizi Daur Kehidupan United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Pada bagan 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi. Pada bagan 1 ini diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian. Bagan 1. Gizi menurut daur kehidupan Keterangan : WUS = Wanita Usia Subur BUMIL = Ibu Hamil MP- ASI = Makanan Pendamping ASI BB = Berat Badan KEK = Kurang energi kronis KEP = Kurang Energi dan Protein

49

BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah MMR = Maternal Mortality Rate = Angka Kematian Ibu Melahirkan IMR = Infant Mortality Rate = Angka Kematian Bayi (anak usia ASI Eksklusif = Pemberian kepada bayi hanya ASI saja (sampai 6 bulan) D. Permasalahan Gizi Masyarakat Permasalahan Gizi Masyarakat dapat dilihat pada bagan berikut : UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh: 1. Penyebab langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit. 2. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : - Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

50

- Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. - Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Pokok masalah di masyarakat Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. 4. Akar masalah Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya

pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai. Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau

ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi51

makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium). Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain terjadi gizi lebih. E. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat Menurut Hadi (2005), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersamasama. Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI. Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik maupun saran bagi pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan tuntutan masalah yang riil berada di tengahtengah masyarakat, mengambil peranan dalam mendefinisikan ulang

52

kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk kurikulum pendidikan tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman. Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan adalah : 1. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM.

Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait. 2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan. 3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian best practice (efektif dan efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui pembiayaan publik. 4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan. 5. Mengembangkan penanggulangan kemampuan masalah gizi, (capacity baik building) dalam teknis upaya maupun

kemampuan

53

kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan. 6. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.

G. PENDIDIKAN DAN PRILAKU Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan yang secara epidimiologis masih tinggi di Indonesia. Data Departemen Kesehatan menyebutkan, sedikitnya 30 ribu desa di 440 kabupaten di Tanah Air memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ini berarti banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat. Akibatnya,angka kesakitan masyarakat sangat tinggi, terutama diare, DBD, thypoid, dan54

kolera. Selama ini upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan (penyakit), masih banyak berorientasi pada

penyembuhan penyakit. Dalam arti apa yang dilakukan masyarakat dalam bidang kesehatan hanya untuk mengatasi penyakit yang telah terjadi atau menimpanya, di mana hal ini dirasa kurang efektif karena banyaknya pengeluaran. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dengan berperilaku hidup sehat, namun hal ini ternyata belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat . Sesuai tuntutan reformasi pembangunan kesehatan, maka sekitar kesehatan juga mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat pada umumnya dan penyelenggara pelayanan kesehatan pada khususnya untuk mulai mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat yang lebih dikenal paradigma sehat. Paradigma Sehat tersebut perlu dijabarkan dan dioperasikan antara lain dalam bentuk Program Perilaku Hidup Bersih Sehat atau PHBS. Program PHBS adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya dalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika tingkat pendidikan seseorang rendah, akan menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan lebih

55

menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilainilai) . Tetapi pada kenyataanya fakta tidak selalu mendukung teori, karena di Daerah Labuang Baji ada dua orang dokter yang meninggal dunia karena terserang penyakit demam berdarah . Selain itu di daerah Simalingkar Kecamatan Pancur Batu terdapat 2 warga yang meninggal dunia akibat terserang penyakit DBD. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti apakah benar atau tidak ada hubungan tingkat pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih sehat

56

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: Perbaikan sanitasi lingkungan Pemberantasan penyakit menular Pendidikan untuk kebersihan perorangan Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan. Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu: Lakukan pencegahan sebelum penyakit menyerang tubuh kita. Lakukan senam dan aktif menggerakkan otot agar kelemahan fisik tidak terjadi. Selalu berinteraksi dengan orang lain dan orang-orang terdekat dengan kita agar kehidupan social kita tetap terjaga.

57

DAFTAR PUSTAKA

Abednego, H.M, Strategi dan Pengembangan Program Imunisasi Di Indonesia Menjelang Abad 21, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 1997 Ali,Muhammad , Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang Imunisasi, Medan,2002.http://library.usu.ac.id/modules.php.

op=modload [16 Januari,2008 ] Azwar, Azrul,Pengantar Epidemiologi, Binarupa Aksara,Jakarta1999 ___________, Ilmu Kesehatan Masyarakat Suatu Survey, Jakarta, 1993 ___________, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta, 1996

58