Upload
ken-ssd
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
1/26
1
Makalah PBL
Schizophrenia
3 Januari 2013
Semester 5 blok 22
2013/2014
Fakultas Kedokteran Ukrida
Jl. Arjuna utara no.6 - Jakarta Barat
PENDAHULUAN
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk
di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya munculpada usia remaja akhir atau dewasa muda. Onset pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun
dan pada perempuan antara 25-35 tahun. Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila
dibandingkan dengan perempuan. Onset setelah umur 40 tahun jarang terjadi.1
PEMBAHASAN
Rumusan masalah
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
2/26
2
Pemuda 25 tahun malam tidak bisa tidur, bicara melantur, dan meyakini dirinya nabi
setelah mendengar bisikan.
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan wawancara psikiatrik atau riwayat psikiatrik. Yang terdiri atas
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat psikiatrik lampau, riwayat medis lampau,
riwayat keluarga, serta riwayat perkembangan psikologis dan sosial.
Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau mencari
pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri. Dengan demikian dapat
diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk mengobservasi dan mengevaluasi diri.
Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap kondisi pasien,
masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan daripada masalah yang
sesungguhnya menurut dokter. Keluhan utama ini yang akan dijabarkan lebih jauh dalam
riwayat penyakit sekarang. Ada baiknya jika pada permulaan, pasien diberi kebebasan untuuk
menceritakan kisahnya, membatasi jumlah pertanyaan dan menggunakan pertanyaan terbuka.
Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik bahwa dokter bersedia mendengarkan, juga akan
membuat pasien menunjukkan proses berpikir dan pola bicara yang sebenarnya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klasifikasi tentang keluakan utama dilakukan disini. Informasi yang dicarai antara
lain mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gejala yang dialami, onset,
dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala itu konstan, hilang timbul, atau makin
memburuk, faktor yang mencetuskan dan meringankan gejala, peristiwa yang baru terjadi
seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga, keuangan, hukum,
pekerjaan, dan masalah sosial yang mungkin berhubungan dengan timbulnya gejala serta
pertolongan apa saja yang sudah diupayakan. Alasan penghentian pengobatan, penting untuk
mengetahui ketaatberobatan (compliance) pasien. Yang perlu juga ditanyakan adalah
penggunaan alkohol atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi, dan kapan penggunaan
terakhir.
Riwayat Psikiatrik Lampau
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
3/26
3
Bagian ini menggambarkan semua episode dan gejala yang pernah dialami dahulu
sebelum ini, diobati ataupun tidak. Dimulai dari pertama kali gejala atau episode tersebut
muncul sampai dengan yang terakhir. Harus digambarkan disini perjalanan longotudinal
gejala tersebut, apakah terus menerus, kambuhan, atau episode tunggal. Jika pasien pernah
mendapatkan pengobatan (termasuk psikoterapi) sebelum ini, tanyakan jenisnya, dosis, dan
lama pengobatan. Juga alasan penghentian pengobatan. Hal ini akan membantu membedakan
antara kondisis nonrespons dan pemberian dosis subterapeutik.
Riwayat Medik Lampau
Tujuan pemeriksaan ini adalah menyaring penyakit medis dan menemukan penyebab
medis dari penyakit psikiatrik. Yang utama disini adalah riwayat penyakit medis yang relevan
terhadapa keluhan utama, termasuk penyakit medis sekarang dan pengobatannya serta
penyakit keuturunan. Juga digambarkan riwayat pembedahan yang pernah dialami.
Riwayat Keluarga
Mengetahui siapa saja keluarga pasien yang menderita gangguan jiwaakan bermanfaat
untuk memperoleh gambaran diagnostik seutuhnya, karena banyak gangguan jiwa bersifat
familial dan mempunyai komponen genetik. Untuk masing-masing anggota keluarga
dapatkan informasi berikut: umur, jika meninggal: tahun, umur, dan penyebab meninggalnya;
juga hubungan interpersonal orang tersebut dengan pasien (dekat, asing, bermusuhan, pelaku,
atau korban penganiayaan fisik atau sexual).
Riwayat Sosial
Kebiasaan sosial, pemakaian Napza, Hobi dan pengisian waktu luang, hubungan
antarmanusia, kondisi perumahan, relasi sosial, catatan hukum, kasus kriminal dan
penahanan, hukuman penjara.2
Pemeriksaan Fisik
1. Status fisikSifat keluhan pasien penting untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya suatu
pemeriksaan fisik lengkap. Gejala fisik seperti nyeri kepala dan palpitasi memerlukan
pemeriksaan medis yang menyeluruh untuk menentukan bagian dari proses somatik. Bila
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
4/26
4
ada, yang berperan menyebabkan penderitaan tersebut. Hal yang sama dapat digunakan
pada gejala mental misalnya depresi, ansietas, halusinasi, dan waham kejar, yang bisa
jadi merupakan ekspresi dan proses somatik. Terkadang keadaan menyebabkan kita perlu
menunda pemeriksaan medis lengkap. Misalnya, pasien dengan waham atau panik dapat
menunjukkan perlawanan sikap bertahan atau keduanya. Pada keadaan ini, riwayat medis
harus diperoleh dari anggota keluarga bila memungkinkan. Namun, kecauali ada alasan
mendesak untuk melanjutkan pemeriksaan fisik, hal itu sebaiknya ditunda sampai pasien
menurut.
Pemeriksaan Neurologis
Selama proses anamnesis pada kasus tersebut, tingkat kesadaran dan atensi pasien
terhadap detil pemeriksaan, pemahaman, ekspresi wajah, cara bicara, postur, dan cara
berjalan perlu diperhatikan. Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk dua tujuan. Tujuan
pertama dicapai melalui pemeriksaan neurologis rutin, yaitu terutama dirancang untuk
mengungkap asimetri fungsi motorik, persepsi, dan refleks pada kedua sisi tubuh yang
disebabkan oleh penyakit hemisferik fokal. Tujuan kedua tercapai dengan mencari untuk
memperoleh tanda yang selama ini dikaitkan dengan disfungsi otak difus atau penyakit
lobus frontal. Tanda ini meliputi refleks mengisap, mencucur, palmomental, dan refleks
genggam serta menetapnya respons terhadap ketukan di dahi. Sayangnya, kecuali refleks
genggam, tanda seperti itu tidak berkaitan erat dengan patologi otak yang mendasari.2
2. Status mental Deskripsi umumo Penampilan
Postur, pembawaan, pakaian, dan kerapihan. Penampilan pasien skizofrenia dapat
berkisar dari orang yang sangat berantakan, menjerit-jerit, dan teragitasihingga
orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam, dan imobil.
o Perilaku dan aktivitas psikomotor yang nyataKategori ini merujuk pada aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku motorik
pasien. Termasuk diantaranya adalah manerisme, tik, gerakan tubuh, kedutan,
perilaku streotipik, ekopraksia, hiperaktivitas, agitasi, sikap melawan, fleksibilitas,
rigiditas, gaya berjalan, dan kegesitan.
o Sikap terhadap pemeriksa
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
5/26
5
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat dideskripsikan sebagai kooperatif,
bersahabat, penuh perhatian, tertarik, balk-blakan, seduktif, defensif, merendahkan,
kebingungan, apatis, bermusuhan, suka melucu, menyenangkan, suka mengelak,
atau berhati-hati.
Mood dan afekMood didefinisikan sebagai emosi menetap dan telah meresap yang mewarnai
persepsi orang tersebut terhadap dunia.
Afek didefinisikan sebagai responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat dari
ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan kisaran perilaku ekspresif.
Kakteristik gaya bicaraPasien dapat digambarkan sebagai banyak bicara, cerewet, fasihm pendiam, tidak
spontan, atau terespons normal terhadap petunjuk dari pewawancara. Gaya bicara
dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional, dramatis, monoton, keras,
berbisik, cadel, terputus-putus, atau bergumam. Gangguan bicara, contohnya gagap,
dimasukkan dalam bagian ini.
PersepsiGangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi mengenai dirinya atau lingkungannya,
dapat dialami oleh seseorang. Sistem sensorik yang terlibat (contohnya: auditorik,
visual, olfaktorik, atau taktil) dan isi ilusi atau halusinasi tersebut harus dijelaskan.
Halusinasi senestikHalusinasi senestik merupakan sensasi tak berdasar akan adanya keadaan organ tubuh
yang terganggu. Contoh halusinasi senestik mencakup sensasi terbakar pada otak,
sensasi terdorong pada pembuluh darah, serta sensasi tertusuk pada sumsum tulang.
IlusiSebagaimana dibedakan dari halusinasi, ilusi merupakan distorsi citra yang nyata,
sementara halusinasi tidak didasarkan pada citra atau sensasi yang nyata. Ilusi dapat
terjadi pada pasien skizofrenik selama fase aktif, namun dapat pula terjadi dalam fase
prodromal dan selama periode remisi.
Isi pikir dan kecenderungan mentalo Proses pikir (bentuk pemikiran)
Pasien dapat memiliki ide yang sangat banyak atau justru miskin ide. Dapat terjadi
proses pikir yang cepat, yang bila berlangsung sangat ekstrim, disebut flight of
ideas. Seorang pasien juga dapat menunjukkan cara berpikir yang lambat atau
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
6/26
6
tertahan. Gangguan kontinuitas pikir meliputi pernyataan yang bersifat tangensial,
sirkumstansial, meracau, suka mengelak, atau perseveratif.
Bloking adalah suatu interupsi pada jalan pemikiran sebelum suatu ide selesai
diungkapkan. Sirkumstansial mengisyaratkan hilangnya kemampuan berpikir yang
mengarah ke tujuan dalam mengemukakan suatu ide, pasien menyertakan banyak
detail yang tidak relevan dan komentar tambahan namun pada akhirnya mampu ke
ide semula. Tangensialitas merupakan suatu gangguan berupa hilangnya benang
merah pembicaraan pada seorang pasien dan kemudian ia mengikuti pikiran
tangensial yang dirangsang oleh berbagai stimulus eksternal atau internal yang
tidak relevan dan tidak pernah kembali ke ide semula. Gangguan proses pikir dapat
tercermin dari word salad (hubungan antarpemikiran yang tidak dapat dipahami
atau inkoheren), clang association (asosiasi berdasarkan rima), punning (asosiasi
berdasarkan makna ganda), dan neologisme (kata-kata baru yang diciptakan oleh
pasien melalui kombinasi atau pemadatan kata-kata lain).
o Isi pikirGangguan isi pikir meliputi waham, preokupasi, obsesi, kompulsi, fobia, rencana,
niat, ide berulang mengenai bunuh diri atau pembunuhan, gejala hipokondriakal,
dan kecenderungan antisosial tertentu.
Sensorium dan kognisiPemeriksaan ini berusaha mengkaji fungsi organik otak dan inteligensi pasien,
kemampuan berpikir abstrak, serta derajat tilikan dan daya nilai.
o KesadaranGangguan kesadaran biasanya mengindikasikan adanya kerusakan organik pada
otak.
o Orientasi dan memoriGanggaun orientasi biasanya dibagi berdasarkan waktu, tempat, dan orang.
o Konsentrasi dan perhatianKonsentrasi pasien terganggu karena berbagai allasan. Gangguan kognitif, ansietas,
depresi, dan stimulus internal, seperti halusinasi auditorik, semuanya dapat
berperan menyebabkan gangguan konsentrasi.
o Membaca dan menuliso Kemampuan visuospasial
Pasien diminta untuk menyalin suatu gambar, misalnya bagian depan jam dinding
atau segilima bertumpuk.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
7/26
7
o Pikiran abstrakKemampuan untuk menangani konsep-konsep. Pasien mungkin memiliki gangguan
dalam membuat konsep atau menangani ide.
o Informasi dan inteligensi Impulsivitas, Kekerasan, Bunuh diri, dan Pembunuhan
Pasien mungkin tidak dapat mengendalikan impuls akibat suatu gangguan kognitif
atau psikotik atau merupakan hasil suatu defek karakter yang kronik, seperti yang
dijumpai pada gangguan kepribadian.
Perilaku kekerasan lazim dijumpai di antara pasien skizofrenik yang tidak diobati.
Waham yang bersifat kejar, episode kekerasan sebelumnya, dan defisit neurologis
merupakan faktor resiko perilaku kekerasan atau impulsif.
Kurang lebih 50 persen pasien skizofrenik mencoba bunuh diri, dan 10 sampai 15
persen pasien skizofrenia meninggal akibat bunuh diri. Mungkin faktor yang paling
tidak diperhitungkan yang terlibat dalam kasus bunuh diri pasien ini adalah depresi
yang salah diagnosis sebagai afek mendatar atau efek samping obat. Faktor pemicu
lain untuk bunuh diri mencakup perasaan kehampaan absolut, kebutuhan melarikan
diri dari penyiksaan mental, atau halusinasi auditorik yang memerintahkan pasien
mebunuh diri sendiri.
Saat seorang pasien skizofrenik benar-benar melakukan pembunuhan, hal itu mungkin
dilakukan dengan alasan yang aneh atau tak disangka-sangka yang didasarkan pada
halusinasi atau waham.
Daya nilai dan tilikanDaya nilai : aspek kemampuan pasien untuk melakukan penilaian sosial. Dapatkah
pasien meramalkan apa yang akan dilakukannya dalam situasi imajiner. Contohnya:
apa yang akan pasien lakukan ketika ia mencium asap dalam suasana gedung bioskop
yang penuh sesak?
Tilikan: tingkat kesadaran dan pemahaman pasien akan penyakitnya. Pasien dapat
menunjukkan penyangkalan total akan penyakitnya atau mungkin menunjukkan
sedikit kesadaran kalau dirinya sakit namun menyalahkan orang lain, faktor eksternal,
atau bahkan faktor organik. Mereka mungking menyadari dirinya sakit, namun
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang asing atau misterius dalam dirinya.
Realiabilitas
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
8/26
8
Kesan psikiater tentang sejauh mana pasien dapat dipercaya dan kemampuan untuk
melaporkan keadaanya secara akurat. Contohnya, bila pasien terbuka mengenai
penyalahgunaan obat tertentu secara aktif mengenai keadaan yang menurut pasien
dapat berpengaruh buruk (mislnya, bermasalah dengan hukum), psikiater dapat
memperkirakan bahwa realiabilitas pasien adalah baik.2,3
3. Pemeriksaan tambahanTes psikologis: tes inteligensi, tes kepribadian, tes ketangkasan atau bakat, dan tes
neuropsikologis.
Tes inteligensiDapat ditentukan HI (hasil bagi inteligensi) atau IQ (Intelligence Quotient) sebagai
suatu cara numerik untuk menyatakan taraf inteligensi. Rumusnya sebagai berikut:
Umur mental
HI= ------------------------- x 100
Umur kalender
Umur mental didapat dari tes inteligensi. Umur kalender diambil paling tinggi 15
(biarpun sebenarnya lebih), karena tes inteligensi yang ada sekarang sukar untuk
mengukur perbedaan inteligensi di atas umur 15 tahun.
Tes kepribadianTes kepribadian lebih sukar dibuat, dipakai dan dinilai sehingga reliabilitas dan
validitas kurang dari tes inteligensi. Hal ini disebabkan antara lain karena begitu
banyaknya sifat kepribadian manusia dan sukarnya mencari parameter atau indikatro
yang tepat dan dapat diukur untuk suatu sifat kepribadian tertentu. Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku manusia atau perannya dalam hubungan antar manusia,
pribadinya dapat dibedakan dari pribadi lain. Peran ini bukan saja perilaku yang
nyata, tetapi juga sikap internal, kecenderungan bertindak dan hambatan. Kepribadian
dapat dievaluasi dengan cara observasi, wawancara, atau melalui daftar pertanyaan,
tes melengkapi kalimat atau tes proyeksi.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
9/26
9
Tes neuropsikologisTes neuropsikologis merupakan tes yang mempelajari hubungan antara otak dan
perilaku dengan menggunakan prosedur tes yang terstandarisasi dan objektif. Tes ini
menguji kemampuan kognitif. Tujuan tes neuropsikologis adalah identifikasi,
kuantifikasi, dan deskripsi perubahan kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh
disfungsi otak. Dalam hal ini, ranah (domain) yang dievaluasi adalah kemampuan
berbahasa, memori, penalaran dan pertimbangan intelektual, fungsi visual-motor,
fungsi sensori-perseptual, dan fungsi motorik.2,3
Pemeriksaan Penunjang
Meskipun pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan penunjang, tetapi
peranannya penting dalam menjelaskan dan menkuantifikasi disfungsi neurofisiologis,
memilih pengobatan, dan memonitor respon klinis. Hasil pemeriksaan laboratorik harus dapat
diintegrasikan dengan data riwayat penyakit, wawancara dan pemeriksaan psikiatrik untuk
memperoleh gambaran komprehensif tentang diagnosis dan pengobatan yang diperlukan oleh
pasien.
Sampai saat ini belum ada konsensus mengenai tes apa saja yang digunakan sebagai
penyaring, tetapi beberapa tes berikut patut untuk dipertimbangkan:
1. Pemeriksaan darah lengkap2. Elektrolit serum3. Glukosa darah4. Tes fungsi hepar5. Tes fungsi ginjal6. Kalsium serum7. Uji fungsi tiroid8. Pemeriksaan penyaring untuk sifilis (VDRL dan TPHA)9. Tes urin untuk obat terlarang.2,3
Working diagnose
Diagnosis kerja yang diambil adalah skizofrenia tipe paranoid.
Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi kriteria DSM-IV:
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
10/26
10
a. Berlangsung pasling sedikit enam bulanb. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan
interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.
c. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selam periode tersebut.d. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayor,
autisme, atau gangguan organik.1
Differential Diagnose
Gangguan Psikotik Lain
Gejala psikotik pada skizofrenia dapat identik dengan gangguan skizofreniform,
gangguan psikotik singkat, gangguan skizoafektif, dan gangguan waham. Gangguan
skizofreniform berbeda dari skizofrenia berupa gejala yang berdurasi setidaknya 1 bulan tapi
kurang dari 6 bulan. Gangguan psikotik singkat merupakan diagnosis yang sesuai bila gejala
berlangsung setidaknya 1 hari tapi kurang dari 1 bulan dan bila pasien tidak kembali ke
keadaan fungsi pramorbidnya dalam waktu tersebut. Jika suatu sindrommanik atau depresif
terjadi bersamaan dengan gejala utama skizofrenia, gangguan skizoafektif adalah diagnosis
yang tepat. Waham nonbizar yang timbul selama sekurangnya 1 bulan tanpa gejala
skizofrenia lain atau gangguan mood patut didiagnosis sebagai gangguan waham.
Gangguan Kepribadian
Berbagai gangguan kepribadian mungkin memiliki sebagian gambaran yang sama
dengan skizofrenia. Gangguan kepribadian skizotipal, skizoid, dan ambang adalah gangguan
kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang
parah dapat menyamarkan suatu proses skizofrenik yang mendasari. Tak seperti skizofrenia,
gangguan kepribadian memiliki gejala ringan dan riwayat terjadi seumur hidup pasien.
Gangguan ini juga tidak memiliki tanggal awitan yang dapat diidentifikasi.
Gangguan Waham
Konsep utama mengenai penyebab gangguan waham adalah perbedaanya dengan
skizofrenia dan gangguan mood. Gangguan waham lebih jarang daripada skizofrenia maupun
gangguan mood, onsetnya lebih lambat daripada skizofrenia dan dominasi perempuan kurang
nyata daripada gangguan mood. 3
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
11/26
11
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Waham.3
A. Waham tidak bizar ( melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata, sepertimerasa diikuti, diracuni, terinfeksi, dicintai dari jauh, atau dikhianati pasangan atau
kekasih, atau menderita suatu penyakit) sekurang-kurangnya 1 bulan.
B. Kriteria A skizofrenia tidak terpenuhi. Catatan: halusinasi taktil dan olfaktori dapatterjadi gangguan waham jika sesuai dengan tema waham.
C. Berbeda dengan dampak waham atau hasil akhirnya, fungsi tidak terganggu secara nyatadan perilaku tidak secara jelas, aneh, atau bizar.
D. Jika episode mood telah terjadi bersamaan dengan waham, durasi totalnya singkatdibandingkan durasi periode waham.
E. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis suatu zat secara langsung (c/o:penyalahgunaan, suatu obat) atau kondisi medis umum.
Jenis-jenis waham.3
Waham erotomaniaPada tipe waham ini, orang lain, biasanya dengan status lebih
tinggi, jatuh cinta kepada dirinya.
Waham kebesaran
Pada tipe waham ini, terdapat kekuatan, pengetahuan,
penghargaan, identitas yang berlebihan atau hubungan khusus
terhadap orang yang terkenal atau dewa.
Waham cemburuPada tipe waham ini, pasangan seksual seseorang dianggap tidak
setia.
Waham kejarPada tipe waham ini, orang (atau seseorang yang dekat) dianggap
diperlakukan dengan kasar.
Waham somatik Pada tipe waham ini, orang mempunyai beberapa cacat fisik ataukondisi medis umum.
Waham campuranPada tipe waham ini ciri khas lebih dari satu tipe di atas tetapi tidak
ada tema yang menonjol.
Epidemiologi
John McGrath PhD dari Pusat Penelitian Kesehatan Mental Queensland, Wacol,
Australia, dalam simposium bertema Psychosis Round the World, yang membahas data
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
12/26
12
terbaru epidemiologi skizofrenia, memberikan presentasi sistematik untuk memandang
kejadian skizofrenia. Ia mengatakan, kejadian skizofrenia pada pria lebih besar daripada
wanita. Kejadian tahunan berjumlah 15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada imigran
dibanding penduduk asli sekitar 4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar dibandingkan
wanita. Di indonesia, menurut dr.Irmasyah, hampir 70% mereka yang dirawat di bagian
psikiatri karena skizofrenia. Angka di masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh penduduk
pernah mengalami skizofrenia dalam hidup mereka.4
Etiologi
Endokrin
Dahulu dikira bahwa skizofrenia mungkin disebabkan oleh gangguan endokrin. Teori
ini dikemukakan karena skizofrenia sering timbul pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau
puerperium dan waktu klimakterium. Tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
Metabolisme
Ada orang yang menyangka bahwa skizofrenia disebabkan oleh gangguan
metabolisme, karena penderita dengan skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat. Ujung
extremitas agak sianotik, nafsu makan berkurang dan berat menurun. Hipotesis ini tidakdibenarkan oleh banyak sarjana. Belakangan ini teori metabolisme mendapat perhatian lagi
karena penelitian dengan memakai obat halusinogenik, seperti meskalin dan asam lisergik
diethilamide (LSD-25). Obat-obat ini dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan
gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversibel. Mungkin skizofrenia disebabkan oleh suatu inborn
error of metabolism, tetapi hubungan terakhir belum ditemukan.
Teori-teori tersebut di atas ini dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori
somatogenik, yaitu teori yang mencari penyebab skizofrenia dalam kelainan badaniah.
Kelompok teori lain adalah teori psikogenik, yaitu skizofrenia diaggap sebagai suatu
gangguan fungsional dan penyebab utama adalah konflik, stress psikologis dan hubungan
antarmanusia yang mengecewakan.
Kemudian muncil teori lain yang menganggap skizofrenia sebagai suatu sindrom yang
dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab, antara lain keturunan, pendidikan yang
salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badani seperti lues otakm atherosclerosis otak dan
penyakit lain yang belum diketahui.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
13/26
13
Akhirnya timbul pendapat bahwa skizofrenia itu suatu gangguan psikosomatis, gejala-
gejala pada badan hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan
manifestasi somatic dari gangguan psikogenik. Tetapi pada skizofrenia justru kesukarannya
adalah untuk menentukan mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang merupakan
penyebab dan mana yang hanya akibat saja.
Genetik
Dapat dipastikan bahwa ada faktor genetik yang turut menentukan timbulnya
skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita
skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri
adalah 0,9-1,8%; bagi saudara kandung 7-15%; bagi anak dengan salah satu orang tua yang
menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%; bagi
kembar dua telur (heterozigot) 2-15%; bagi kembar satu ttelur (monozigot) 61-86%.
Diperkirakan bahwa yang diturunkan adalah potensi untuk mendapatkan skizofrenia
(bukan penyakit itu sendiri) melalui gen yang resesif. Potensi ini mungkin kuat, mungkin
juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi
manifestasi skizofrenia atau tidak.
Neurokimia
Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh overaktivitas pada
jaras dopamine mesolimbik. Hal ini didukung oleh temuan bahwa amfetamin, yang kerjanya
meningkatkan pelepasan dopamine, dapat menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia; dan
obat antipsikotik (terutama antipsikotik generasi pertama atau antipsikotik tipikal/klasik)
bekerja dengan memblok reseptor dopamine, terutama reseptor D2.2
Gambaran klinis
Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada
dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam
fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang ringan. Selama
periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan aneh. Gejala-gejala
penyakit biasanya terlihat lebih jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan
teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yanganeh. Pemikiran dan pembicaraan mereka samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
14/26
14
dimengerti. Mereka mungkin mempunyai keyakinan yang salah yang tidak dapat dikoreksi.
Penampilan dan kebiasaan-kebiasaan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka
terlihat tumpul. Meskipun mereka dapat mempertahankan inteligensia yang mendekati
normal, sebagian besar performa uji kognitifnya buruk. Pasien dapat menderita anhedonia
yaitu ketidakmampuan merasakan rasa senang. Pasien juga mengalami deteorisasi yaitu
perburukan yang terjadi secara berangsur-angsur.
Gejala Positif dan Negatif
Gejala positif mencakup waham dan halusinasi. Gejala negatif meliputi afek mendatar
atu menumpul, miskin bicara (alogia) atau isi bicara, bloking, kurang merawat diri, kurang
motivasi, anhedonia, dan penarikan diri secara sosial.
Gangguan Pikiran
- Gangguan proses pikirPsien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka sering tidak dapat
dimengerti oleh orang lain dann terlihat tidak logis. Tanda-tandanya adalah:
1. Asosiasi longgar: ide pasien sering tidak menyambung. Ide tersebut seolah dapatmelompat dari satu topik ke topik lain yang tak berhubungan sehingga
membingungkan pendengar. Gangguan ini sering terjadi misalnya di pertengahan
kalimat sehingga pembicaraan sering tidak koheren.
2. Pemasukan berlebihan: arus pikiran pasien secara terus-menerus mengalami gangguankarena pikirannya sering dimasuki informasi yang tidak relevan.
3. Neologisme: pasien menciptakan kata-kata baru (yang bagi mereka meungkinmengandung arti simbolik)
4. Terhambat: pembicaraan tiba-tiba berhenti (sering pada pertengahan kalimat) dandisambung kembali beberapa saat kemudian, biasanya dengan topik lain. Ini dapat
menunjukkan bahwa ada interupsi.
5. Klang asosiasi: pasien memilih kata-kata berikut mereka berdasarkan bunyi kata-katayang baru saja diucapkan dan bukan isi pikirannya.
6. Ekolalia: pasien mengulang kata-kata atau kalimat-kalimat yang baru saja diucapkanoleh seseorang.
7. Konkritisasi: pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi, sangat burukkemampuan berpikir abstraknya.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
15/26
15
8. Alogia: pasien berbicara sangat sedikit tetapi bukan disengaja (miskin pembicaraan)atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi sangat sedikit ide yang disamapaikan
(miskin isi pembicaraan).
- Gangguan isi pikir1. Waham: suatu kepercayaan palsu yang menetap yang taksesuai dengan fakta dan
kepercayaan tersebut mungkin aneh atau bisa pula tidak aneh tetapi sangat tidak
mungkin dan tetap dipertahankam meskipun telah diperlihaykan bukti-bukti yang
jelas untuk mengkoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. Semakin
akut skizofrenia semakin sering ditemui waham disorganisasi atau waham tidak
sistematis:
a. Waham kejarb. Waham kebesaranc. Waham rujukand. Waham penyiaran pikirane. Waham penyisipan pikiran
2. TilikanKebanyakan pasien skizofrenia mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak
menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhaap pengobatan, meskipun gangguan
yang ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.
Gangguan Persepsi
- HalusinasiHalusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga
berbentuk penglihatan, penciuman, dan perabaan. Halusinasi pendengaran dapatpula
berupa komentar tentang pasien atau peristiwa-peristiwa sekitar pasien. Komentar-
komentar tersebut dapat berbentuk ancaman atau perintah-perintah langsung ditujukan
kepada pasien (halusinasi komando). Suara-suara sering diterima pasien sebagai sesuatu
yang berasal dari luar kepala pasien dan kadang-kadang pasien dapat mendengar pikiran-
pikiran mereka sendiri berbicara keras. Suara-suara cukup nyata menurut pasien kecuali
pada fase awal skizofrenia.
- Ilusi dan depersonalisasiPasien juga dapat mengalami ilusi atau depersonalisasi. Ilusi yaitu adanya misinterpretasi
panca indera terhadap objek. Depersonalisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap diri
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
16/26
16
sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap lingkungan sekitarnya misalnya
dunia terlihat tidak nyata.
Gangguan Perilaku
Salah satu gangguan aktivitas motorik pada skizofrenia adalah gejala katatonikyang
dapat berupa stupor atauh gaduh gelisah. Paien dengan stupor tidak bergerak, tidak
berbicara, dan tidak berespons, meskipun ia sepenuhnya sadar. Sedangkan pasien dengan
katatonik gaduh gelisah menunjukkan aktivitas motorik yang tidak terkendali. Kedua keadaan
ini kadang-kadang terjadi bergantian. Pada stupor katatonik juga bisa didapati fleksibilitas
serea dan katalepsi. Gejala katalepsi adalah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk
waktu yang lama. Sedangkan fleksibilitas serea adalah bila anggota badan dibengkokkan
terasa suatu tahanan seperti pada lilin atau malam dan posisi itu dipertahankan agak lama.
Gangguan perilaku lain adalah stereotipi dan manerisme. Berulang-ulang melakukan
suatu gerakan atau mengambil sikap badan tertentu disebut stereotipi. Misalnya, menarik-
narik rambutnya, atau tiap kali bila mau menyuap nasi mengetuk piring dulu beberapa kali.
Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan
dinamakan verbigrasi, kata atau kalimat diulang-ulangi, hal ini sering juga terdapat pada
gangguan otak orgnaik. Manerisme adalah stereotipi tertentu pada skizofrenia, yang dapatdilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya berjalan.
Gangguan Afek
Kedangkalan respons emosi, misalnya penderita menjadi acuh tak acuh terhadap
hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri sepertti keadaan keluarganya dan masa depannya.
Perasaan halus sudah hilang. Parathimi, apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan
gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah. Paramimi, penderita merasa senang
dan gembira, akan tetapi ia menangis. Parathimi dan paramimi bersama-sama dinamakan
incongruity of affect dalam bahasa inggris dan inadequat dalam bahasa belanda.
Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan,
misalnya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari, tetapi mulutnya
seperti tertawa.semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk skizofrenia.
Gangguan afek dan emosi lain adalah:
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
17/26
17
Emosi berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti pada penderita sedang
bersandiwara.
Yang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk mengadakan
hubungan emosi yang baik (emotional rapport). Karena itu sering kita tidak dapat merasakan
perasaan penderita. Karena terpecah-belahnya kepribadian, maka dual hal yang berlawanan
mungkin timbul bersama-sama, misalnya mencintai dan membenci satu orang yang sama;
menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan ambivalensi afektif.1-3
Patofisiologi
Neurobiologi
Terdapat peningkatan jumlah penelitian yang mengindikasikan adanya peran
patofisiologis area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan
ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat
melibatkan proses patologi primer di tempat lain. Pencitraan otak manusia hidup dan
pemeriksaan neuropatologi jaringan otak postmortem menyatakan sistem limbik sebagai
lokasi potensial proses patologi primer pada setidaknya beberapa, bahkan mungkin sebagian
besar, pasien skizofrenia.
Dua are yang menjadi subjek penelitian aktif adalh waktu ketika suatu lesi
neuropatologi terlihat di otak serta interaksi lesi tersebut dengan stresor sosial dan
lingkungan. Dasar penampakan abnormalitas otak mungkin terletak pada pembentukan
abnormal atau pada degenerasi neuron setelah pembentukan. Namun, fakta bahwa kembar
monozigotik memiliki angka kejadian bersama sebesar 50% menyiratkan adanya interaksi
yang masih sangat sedikit diketahui antara lingkungan dan timbulnya skizofrenia. Di
lainppihak, faktor yang mengatur ekspresi gen baru mulai dipahami. Meski kembar
monozigotik mempunyai informasi genetik yang sama, regulasi gen yang berbeda sepanjang
hidup mungkin menyebabkan salah satu kembar monozigotik mengalami skizofrenia,
sementara kembarannya tidak.
Neuroanatomik, Neurofungsional, dan Neurokognitif
CT-scan dan MRI secara konsisten menunjukkan peningkatan volume ventrikel
lateral dan ketiga pada pasien skizofrenia. Studi ini umumnya juga menunjukkan
pengurangan volume otak secara keseluruhan pasien skizofrenia dan pengurangan tertentu
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
18/26
18
dalam ukuran dari struktur lobus temporal medial, seperti amigdala dan hipokampus. Selain
itu, penelitian telah melaporkan penurunan ukuran dari thalamus dan kelainan pada garis
tengah daerah perkembangan. Tak satu pun dari perubahan ini spesifik untuk skizofrenia,
meskipun beberapa telah terbukti ada pada pasien dengan episode penyakit pertama dan tidak
menggunakan obat sebelumnya.
Teknik fungsional neuroimaging, seperti tomografi emisi positron (PET), menunjukkan
secara in vivo pengukuran metabolisme glukosa regional atau aliran darah otak, dimana keduanya
mencerminkan aktivitas neuron regional. Sebagian besar penelitian telah mendeteksi perubahan
aktivitas di korteks prefrontal, struktur ganglia basalis, daerah temporo-limbik, dan thalamus,
menunjukkan fungsi sirkuit cortico-striato-thalamo-kortikal yang terganggu. Penurunan aktivitas
dalam korteks prefrontal pada pasien skizofrenia sering diamati selama tugas aktivasi kognitif dan
memori kerja. Selama halusinasi pendengaran aktif, aktivasi abnormal thalamus, striatum, limbik, dan
daerah paralimbik telah terdeteksi. Pasien skizofrenia yang menampilkan kelainan pada bagian
prefrontal, thalamic, dan cerebellar, menunjukkan gangguan dalam sirkuit pontine-cerebellar-
thalamic-frontal.
Neurokimia
Penemuan menunjukkan bahwa disregulasi dopamin yang kompleks terjadi dengan
aktivitas hiperdopaminergik dalam proyeksi mesencephalic ke striatum limbik dan aktivitas
hipodopaminergik di neokorteks. Bukti dari kegiatan hiperdopaminergik termasuk hubungan
antara efektivitas dopamin reseptor yang mengikat obat dan pengurangan gejala positif serta
peningkatan reseptor D2 dalam studi postmortem dan PET.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berbagai gejala positif berhubungan dengan
kelainan dalam penyimpanan dopamin presynaptic, pelepasan, transportasi, dan reuptake
dalam sistem mesolimbik. Hipo-aktivitas dari sistem dopamin ditunjukkan dari penemuan
penurunan onset dopamin pada pasien dengan gejala negatif, dan dalam beberapa penelitian
agonis dopamin telah terbukti memperbaiki gejala negatif. Pencitraan fungsional juga
menunjukkan bahwa hipo-frontalitas akan lebih parah pada pasien dengan gejala negatif.
Serotonergik, glutamatergic, dan sistem neurotransmitter lainnya (misalnya, gamma-
aminobutyric acid [GABA]) telah diselidiki pada skizofrenia, terutama mengacu pada
interaksi dengan sistem dopaminergik.. Dalam studi tentang sistem GABAergic, penurunan
dekarboksilase asam glutamat, enzim GABA-sintesis, telah diamati dalam korteks prefrontal
pada pasien skizofrenia, dan perubahan dalam subtipe neuron GABAergic telah dilaporkan.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
19/26
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
20/26
20
dijumpai pada pasien inim yang perilakunya paling baik dideskripsikan sebagai konyol
atau tolol.
c. Tipe katatonikPasien mempunyai paling sedikit satu dari beberapa bentuk katatonia:
- Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons terhadap lingkungan atauorang. Pasien menyadari hal-hal yang sedang berlangsung di sekitarnya.
- Negativsme katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-perintah atau usaha-usaha untuk menggerakkan fisiknya.
- Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau rigid.- Postur katatonik yaitu pasein mempertahankan posisi yang tak biasa atau aneh.- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira. Mungkin dapat
mengancam jiwanya (misalnya, karena kelelahan).
d. Tipe tak terinciPasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikosis aktif yang menonjol
(misalnya: kebingungan, inkoheren) atau memenuhi kriteria skizofrenia tetapi tidak dapat
digolongkan pada tipe paranoid, katatonik, hebefrenik, residual, dan depresi pasca
skizofrenia.
e. Tipe residualPasien dalam keadaan remmsi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-
gejala residual (penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik,
asosiasi melonggar, atau pikiran tak logis).
f. Skizofrenia simpleksSkizofrenia simpleks adalah sulatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinka karena
bergantung pada pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari
gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi,
waham atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya, dan
disertai degan perubahan-perubahan yang bermakna pada perilaku perorangan, yang
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, kemalasan, dan penarikan diri
secara sosial.1,3
Penatalaksanaan
Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan
kemungkinan lebih besar penderita menuju ke kemunduran mental.
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
21/26
21
Farmakoterapi
Indikasi pemberian obat antipsikotik pada skizofrenia adalah untuk mengendalikan
gejala aktif dan mencegah kekambuhan. Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama:
antagonis reseptor dopamin, dan antagonis serotonin-dopamin.
Antagonis Reseptor Dopamin
Antagonis reseptor dopamin efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama terhadap
gejala positif. Obat-obatan ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama, hanya presentase
kecil pasien yang cukup terbantu untuk dapat memulihkan fungsi mental normal secara
bermakna. Kedua, antagonis reseptor dopamin dikaitkan dengan efek samping yang
mengganggu dan serius. Efek yang paling sering mengganggu aalah akatisia adan gejala lir-
parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. Efek potensial serius mencakup diskinesia tarda
dan sindrom neuroleptik maligna.
Antagonis Serotonin-Dopamin
SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal ayng minimal atau tidak ada, berinteraksi
dengan subtipe reseptor dopamin yang berbeda di banding antipsikotik standar, dan
mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamat. Obat ini juga menghasilkan efeksamping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif dalam
menangani gejala negatif skizofrenia. Obat yang juga disebut sebagai obat antipsikotik
atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang lebih luas
dibanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamin yang tipikal. Golongan ini
setidaknya sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif skizofrenia, secara unik
efektif untuk gejala negatif, dan lebih sedikit, bila ada, menyebabkan gejala ekstrapiramidal.
Beberapa SDA yang telah disetujui di antaranya adalah klozapin, risperidon, olanzapin,
sertindol, kuetiapin, dan ziprasidon. Obat-obat ini tampaknya akan menggantikan antagonis
reseptor dopamin, sebagai obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia.
Pada kasus sukar disembuhkan, klozapin digunakan sebagai agen antipsikotik, pada
subtipe manik, kombinasi untuk menstabilkan mood ditambah penggunaan antipsikotik. Pada
banyak pengobatan, kombinasi ini digunakan mengobati keadaan skizofrenia.2,3,6
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
22/26
22
Kategori obat: Antipsikotikmemperbaiki psikosis dan kelakuan agresif.4
Nama Obat
Haloperidol
(Haldol)
Untuk manajemen psikosis. Juga untuk saraf motor dan suara pada anak
dan orang dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan, tetapi
diseleksi oleh competively blocking postsynaptic dopamine (D2)
reseptor dalam sistem mesolimbic dopaminergic; meningkatnya
dopamine turnover untuk efek tranquilizing. Dengan terapi subkronik,
depolarization dan D2 postsynaptic dapat memblokir aksi antipsikotik.
Risperidone
(Risperdal)
Monoaminergic selective mengikat lawan reseptor D2 dopamine
selama 20 menit, lebih rendah afinitasnya dibandingkan reseptor 5-
HT2. Juga mengikat reseptor alpha1-adrenergic dengan afinitas lebih
rendah dari H1-histaminergic dan reseptor alpha2-adrenergic.
Memperbaiki gejala negatif pada psikosis dan menurunkan kejadian
pada efek ekstrpiramidal.
Olanzapine
(Zyprexa)
Antipsikotik atipikal dengan profil farmakologis yang melintasi sistem
reseptor (seperti serotonin, dopamine, kolinergik, muskarinik, alpha
adrenergik, histamine). Efek antipsikotik dari perlawanan dopamine
dan reseptor serotonin tipe-2. Diindikasikan untuk pengobatan psikosisdan gangguan bipolar.
Clozapine
(Clozaril)
Reseptor D2 dan reseptor D1 memblokir aktifitas, tetapi nonadrenolitik,
antikolinergik, antihistamin, dan reaksi arousal menghambat efek
signifikan. Tepatnya antiserotonin. Resiko terbatasnya penggunaan
agranulositosis pada pasien nonresponsive atau agen neuroleptik klasik
tidak bertoleransi.
Quetiapine(Seroquel)
Antipsikotik terbaru untuk penyembuhan jangka panjang. Mampumelawan efek dopamine dan serotonin. Perbaikan lebih awal
antipsikotik termasuk efek antikolinergik dan kurangnya distonia,
parkinsonism, dan tardive diskinesia.
Ziprasidone
(Geodon)
Antagonis dopamine D2, D3, 5-HT2A, 5-HT2C, 5-HT1A, 5-HT1D,
alpha1adrenergic. Telah cukup melawan efek histamine H1. Mencegah
serotonin dan norepinephrine.
Aripiprazole
(Abilify)
Memperbaiki gejala positif dan negatif skizofrenia. Mekanisme
kerjanya belum diketahui, tetapi hipotesisnya berbeda dari antipsikotik
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
23/26
23
lainnya. Aripiprazole menimbulkan partial dopamine (D2) dan
serotonin (5HT1A) agonis, dan antagonis serotonin (5HT2A).
Kategori obat: Stabilizer moodmenstabilkan mood dengan keadaan bipolar.4
Nama Obat
Valproic acid,
Divalproex sodium
(Depakote)
Memungkinkan meningkatnya GABA di otak dengan inhibiting
aminobutyrate aminotranferase. GABA mencegah pelepasan
presynaptik dan postsynaptik. Ditambah penggunaan stabilizer
mood, juga digunakan untuk sakit kepala migrain, epilepsi, dan
mania.
Oxcarbazepine
(Trileptal)
Aktivitas farmakologi secara primer dari 10-monohydroxy
metabolite pada oxcarbazepine. Dapat menghalangi tegangan
sensitif sodium channels, mencegah berulangnya pemecahan
neuronal, dan merusak perkembangbiakan synaptic impuls. Efek
anticonvulsant dapat mempengaruhi potassium counductan dan
menggerakkan saluran kalsium.
Lithium (Eskalith)
Diindikasikan untuk mengobati keadaan bipolar. Mekanisme
spesifik belum diketahui tetapi mengubah transportasi sodium pada
urat saraf, sel otot, dan mempengaruhi serotonin dan atau
norepinephrine pada sel membran.
Carbamazepine
(Tergretol)
Diindikasikan untuk mengobati epilepsi dan trigeminal neuralgia.
Riset dan pengalaman klinis mengindikasikan efektivitas dalam
penanganan subtipe manik skizoafektif.
Terapi Psikososial
- Pelatihan keterampilan sosialPeatihan keterampilan sosial kadang-kadang disebut sebagai terapi keterampilan
perilaku. Terapi ini secara langsung dapat mendukung dan berguna untuk pasien bersama
dengan terapi farmakologis. Selain gejala yang biasa tampak pada pasien skizofrenia,
beberapa gejala yang paling jelas terlihat melibatkan hubungan orang tersebut dengan
orang lain, termasuk kontak mata yang buruk, keterlambatan respons yang tidak lazim,
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
24/26
24
ekspresi wajah yang aneh, kurangnya spontanitas dalam situasi sosial, serta persepsi
yang tidak akurat atau kurangnya persepsi emosi pada orang lain. Pelatihan keterampilan
perilaku diarahkan ke perilaku ini melalui penggunaan video tape berisi orang lain dan si
pasien, bermain drama dalam terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk keterampilan
khusus yang dipraktekkan.
- Terapi kelompokTerapi kelompok untuk oragn dengan skizofrenia umumnya berfokus pada
rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok dapat berorientasi
perilaku, psikodinamis atau berorientasi tilikan, atau suportif.
- Terapi perilaku kognitifTerapi perilaku kognitif telah digunakan pada pasien skizofrenia untuk
memperbaiki distorsi kognitif, mengurangi distraktibilitas, serta mengoreksi kesalahan
daya nilai. Terdapat laporan adanya waham dan halusinasi yang membaik pada sejumlah
pasien yang menggunakan metode ini. Pasien yang mungkin memperoleh manfaat dari
terapi ini umumnya aalah yang memiliki tilikan terhadap penyakitnya.
- Psikoterapi individualPada psikoterapi pada pasien skizofrenia, amat penting untuk membangun
hubungan terapeutik sehingga pasien merasa aman. Reliabilitas terapis, jarak emosional
antaraterapis dengan pasien, serta ketulusan terapis sebagaimana yang diartikan oleh
pasien, semuanya mempengaruhi pengalaman terapeutik. Psikoterapi untuk pasien
skizofrenia sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan dalamm jangka waktu dekade,
dan bukannya beberapa sesi, bulan, atau bahakan tahun. Beberapa klinisi dan peneliti
menekankan bahwa kemampuan pasien skizofrenia utnuk membentuk aliansi terapeutik
dengan terapis dapat meramalkan hasil akhir. Pasien skizofrenia yang mampu
membentuk aliansi terapeutik yang baik cenderung bertahan dalam psikoterapi, terapi
patuh pada pengobatan, serta memiliki hasil akhir yang baik pada evaluasi tindak lanjut 2
tahun. Tipe psikoterapi fleksibel yang disebut terapi personal merupakan bentuk
penanganan individual untuk pasien skizofrenia yang baru-baru ini terbentuk. Tujuannya
adalah meningkatkan penyesuaian personal dan sosial serta mencegah terjadinya relaps.
Terapi ini merupakan metode pilihan menggunakan keterampilan sosial dan latihan
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
25/26
25
relaksasi, psikoedukasi, refleksi diri, kesadaran diri, serta eksplorasi kerentanan individu
terhadap stress. 2,3
Komplikasi
Beberapa individu yang mengalami skizofrenia dapat terkena stroke dan mengalami
kerusakan otak, yang tidak disadarinya. Kurangnya kesadaran tentang skizofrenia dan
penyakit manik-deoresi merupakan keadaan biasa dialami penderita yang tidak
memperhatikan pengobatannya. Terdapat pula komplikasi sosial, dimana penderita
dikucilkan oleh masyarakat. Setelah itu dapat juga menjadi korban kekerasan dan melukai
diri sendiri. Pada komplikasi depresi, penderita dapat melakukan tindakan bunuh diri.
Disamping bunuh diri karena depresi dan halusinasi, penderita skizofrenia yang tadinya tidak
merokok, banyak menjadi perokok berat ini diperkirakan karena faktor obat, yang memblok
satu reseptor dalam otak (nikotin). Reseptor nikotin yang menimbulkan rasa senang, pikiran
jernih, mudah menangkap sesuatu. Akibatnya penderita skizofrenia mencari kompensasi
dengan mengambil nikotin dari luar, dari rokok. Dan resiko dari perokok memperpendek
usia, karena adanya penyakit saluran pernapasan, kanker, jantung, dan penyakit fisik lainnya.
Kemudian, dengan penggunaan antipsikotik, ada tekanan terhadap hormon estrogen,
testosteron, dan hormon-hormon tersebut memproteksi tulang sehingga dapat terjadiosteoporosis.4
Prognosis
Sejumlah studi menunjukkan bahwa selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawat
inap psikiatrik yang pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar 10-20% persen yang dapat
dideskripsikan memiliki hasil akhir yang baik. Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan
memiliki hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi gejala, episode
gangguan mood mayor, dan percobaan bunuh diri. Namun, skizofrenia tidak selalu memiliki
perjalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah faktor dikaitkan dengan prognosis yang
baik. Angka pemulihan yang dilaporkan berkisar dari 10-60%, dan taksiran yang masuk akal
adalah bahwa 20-30% pasien terus mengalami gejala sedang, dan 40-60% pasien tetap
mengalami hendaya secara signifikan akibat gangguan tersebut selama hidup mereka.3
8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica
26/26
Pencegahan
Mengingat belum bisa diketahui penyebab pastinya, jadi skizofrenia tidak bisa
dicegah. Lantaran pencegahannya sulit, maka deteksi dan pengendalian dini penting,
terutama bila sudah ditemukan adanya gejala. Dengan pengobatan dini, bila telah didiagnosis
dapat membuat penderita normal kembali, serta mencegah terjadinya gejala skizofrenia
berkelanjutan.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajarpsikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2010.h.170-94.
2. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: AirlanggaUniversity Press; 2009.h.195-277.
3. Muttaqin H, Sihombing RNE, penyunting. Skizofrenia. Dalam: Sadock BJ, SadockVA. Kaplan & sadocks concise textbook of clinical psychiatry. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC; 2010.h.147-75.
4. Amir N. Skizofrenia. Semijurnal farmasi & kedokteran Feb 2006;24:31-40.5. Sobell JL, Mikesell MJ, Mcmurray CT. Genetics and etiopathophysiology of
schizophrenia. Mayo Clin Proc Oct 2002;77:1068-82.
6. Safitri A, penyunting. Obat antipsikosis. Dalam: Neal MJ. Medical pharmacology at aglance. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.60-1.