24
MAKALAH Biologi Dalam Bidang Peternakan Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran BIOLOGI Disusun Oleh : Charisma Cinta Choeronisa S Fahmi Julianto Lastri Sulastri Trias Amalia Sugiharti SMA NEGERI 6 GARUT

makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

MAKALAH

Biologi Dalam Bidang Peternakan

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran BIOLOGI

Disusun Oleh :

Charisma Cinta Choeronisa S

Fahmi Julianto

Lastri Sulastri

Trias Amalia Sugiharti

SMA NEGERI 6 GARUT

TAHUN PELAJARAN 2015

Page 2: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan

judul “Bioteknologi dalam Bidang Peternakan”  ini dengan baik. Makalah ini

kami susun berdasarkan wawasan yang kami peroleh dari literatur-literatur yang

kami baca untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu Alamiah

Dasar. Dan semoga untuk ke depannya, makalah yang kami buat ini dapat

menambah wawasan dan memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya.

Secara garis besar, makalah ini membahas mengenai pengertian

bioteknologi, manfaat bioteknologi, Ilmu-ilmu yang mendasari bioteknologi, apa

saja hasil dari bioteknologi peternakan, dan aplikasi bioteknologi dalam bidang

reproduksi dan kesehatan ternak.

            Kami menyadari atas keterbatasan kemampuan kami dalam menyelesaikan

makalah ini, maka kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Karenanya, kami selaku penyusun makalah sangat menharapkan

semua pihak yang telah membaca makalah ini agar dapat memakluminya.

Wasssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

  

Page 3: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi peternkan yang ada saat ini merupakan efek dari kemajuan

ilmu pengetahun yang ada. Banyak hal yang membuat bioteknologi lahir,

diantaranya adalah semakin besar tuntutan untuk mencapai target yang diinginkan

dengan proses yang lebih cepat dan terobosan yang inovatif yang bisa

menguntungkan bagi umat manusia. Bioteknologi juga memiliki peran penting

dalam ilmu pengetahuan dewsa ini, bioteknologi sendiri mengalami berbagai

pembaruan dari bioteknologi yang bersifat tradisional kearah bioteknologi yang

modern.

Bioteknologi tradisional adalah bioteknolgi yang lair dari kebiasaan suatu

masyarakat yang tanpa disadari oleh masyarakat itu bahwa yang mereka lakukan

adalah suatu terobosan dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan bioteknologi modern

adaah suatu bioteknologi yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang telah jelas

dan bisa dipetanggungjawabkan secara akademis. Bioteknologi dalam

pemaparannya terdapat dibanyak bidang, antara lain; bioteknologi pertanian,

bioteknologi perternkan, bioteknologi perikanan, dan masih banyak lagi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, kami merumuskan

beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah kami, yaitu:

1. Apa pengertian, manfaat dan ilmu-ilmu yang mendasari bioteknologi?

2. Apa jenis-jenis bioteknologi?

3. Apa yang dimaksud bioteknologi dalam bidang peternakan?

4. Apa saja hasil dari bioteknologi peternakan

5. Aplikasi Bioteknologi dalam bidang reproduksi dan kesehatan ternak

Page 4: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

1.3  Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian, manfaat dan ilmu-ilmu yang mendasari

bioteknologi.

2. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi.

3. Mengetahui pengertian bioteknologi dalam penerapannya di bidang

peternakan dan manfaat bioteknologi dalam peternakan.

4. Mengetahui hasil dari bioteknologi peternakan.

5. Mengetahui aplikasi bioteknologi dalam bidang reproduksi dan kesehatan

ternak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =

penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk

mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk

yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara

lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap

organisme, system atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau

meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi

kepentingan hidup manusia.

Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan

bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional

adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah

rekayasa genetika.

Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda

mikroorganisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi

dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.

Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan

mikroba yangmasih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman

ataupun pengawetanmakanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka,

dan lain-lain. Generasi keduaadalah proses berlangsung dalam keadaan tidak

steril, sebagai contoh pembuatan komposdan produksi bahan kimia. Generasi

ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagaicontoh produkasi

antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru,

sebagai contoh produksi insulin.

Page 6: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi

kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya,

antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya

energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.

Penggunaan bioteknologi guna menigkatkan produksi peternakan meliputi

teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi

embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan splitting.

Kedua rekayasa genetika, seperti genome maps, masker assisted selection,

transgenic, identifikasi genetic, konservasi molekuler, dan ketiga peningkatan

efisiensi fan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan bioteknologi

yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues,

2000).

2.2  Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi juga memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang diantaranya

diasosiasikan dengan warna, yaitu :

1. Bioteknologi Merah

Adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknolgi di bidang

medis,contoh : pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin.

1. Bioteknologi putih/abu-abu

Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan

produksi senyawa baru serta pembuatan energi terbarukan.

 

 

Page 7: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

1. Bioteknologi Hijau

Mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan,

contoh : di bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman tahan hama, dan pada

bidang peternakan bioteknologi sebagai bioreaktor dalam menhasilkan produk

penting (kambing,ayam,sapiuntuk penghasil antibodi-protein protektif yang

membantu sel tubuh mengenali danmelawan senyawa asing).

2.3 Bioteknologi dalam Peternakan

Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan

vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin

untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin

NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu

burung.

Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi

daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone

pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%.

Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih

diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan

membahayakan kesehatan manusia.

Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah

membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan

teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan

langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan

pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan

langka tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.

Penerapan prinsip bioteknologi dalam bidang peternakan antara lain sebagai

berikut:

Page 8: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

1. Teknologi Transplantasi Nukleus

Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang

digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya).

Teknologi kloning telah berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah

satunya adalah pengkloningan domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui

kloning hewan, beberapa organ manusia untuk keperluan transplantasi

penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk. Tahapan teknologi kloning

adalah;

1. Isolasi nukleus (inti sel) dari hewan donor : Nukleus diisolasi dari sel

putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik khusus sehingga

dapat dikeluarkan dari membrane sel.

2. Isolasi sel telur : Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari domba lain.

Dibutuhkan banyak sel telur dalam teknologi ini karena banyak sel telur

yang tidak mampu bertahan dalam tahapan pengkloningan lebih lanjut.

3. Pengambilan nukleus dari sel telur

4. Penggabungan nukleus dengan sel telur : Nukleus yang telah diisolasi dari

sel domba dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang telah

dihilangkan nukleusnya. Secara genetic sel domba yang menerima nukleus

identik dengan domba pendonor.

5. Pemasukan sel telur kedalam rahim : Sel telur dimasukkan ke dalam rahim

domba betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu bertahan dan

berkembang di dalam rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan

berkembang menjadi embrio dan selanjutnya akan dihasilkan anak domba

yang mirip dengan domba pendonor nucleus.

1. Teknik Inseminasi Buatan

Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk

memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang

Page 9: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan

menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “ insemination gun”.

Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Memperbaiki mutu genetika ternak,

2. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas

dalam jangka waktu yang lebih lama,

3. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur,

4. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit kelamin.

1. Transfer Embrio

Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio

tidak hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina

berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal.

Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi

menghasilkan embrio yang untuk selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan

dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk

bunting.

Embrio yang akan ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur

yang steril (tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio, bagian

vulva dan vagina dibersihkan dan disterilkan dengan kapas yang mengandung

alcohol 70%. Embrio yang didapat dapat langsung di transfer ke dalam sapi

resipien atau dibekukan untuk disimpan dan di transfer pada waktu lain.

2.  Teknologi Transgenik

Hewan transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa genetika

sehingga dihasilkan hewan dengan sifat yang diharapkan. Teknologi transgenik

pada hewan dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen DNA secara mikro ke

dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi ini

Page 10: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

adalah meningkatkan produk dari hewan ternak seperti daging susu, dan telur.

Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini adalah domba transgenik. Jadi

DNA domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII

( merupakan protein pembeku darah). Berkat penyusupan gen tersebut, domba

menghasilkan susu yang mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk

menolong penderita hemophilia.

Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh,

sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies

lain yang dipinjam rahimnya ini disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada

spesies keledai yang hampir punah di Australia.

Teknik pelestarian dengan rekaya genetika berguna, dengan alasan:

1. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.

2. Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan

bertahun-tahun meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan

surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplantasi.

1. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)

Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST.

Caranya adalah:

1.  Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease.

2. Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi

3. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri

4. Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki

fermentasi

5. Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.

Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu.

BST ini mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan

Page 11: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika

ini disuntuikkan pada hewan, maka produksi susu akan meningkat 20%.

Pemakaian BST telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration),

lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat susu

yang dihasilkan karena hormon BST aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini

dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini

meningkat 70%.

Selain memproduksi susu, hormon ini dapat memperbesar ukuran ternak

menjadi 2 kali lipat ukuran normal. Caranya dengan menyuntik sel telur yang

akan dibuahi dengan hormon BST. Daging dari hewan yang diberi hormon ini

kurang mengandung lemak. Sehingga dikhawatirkan hormon ini dapat

mengganggu kesehatan manusia.

2.4 Manfaat Bioteknologi dalam Peternakan

Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan

vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin

untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin

NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu

burung.

Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi

daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone

pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%.

Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih

diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan

membahayakan kesehatan manusia.

Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah

membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan

teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan

Page 12: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan

pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan

langka tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.

Pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemikian besar.

Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang Biologi seperti zoologi,

anatomihewan, fisiologihewan, genetika, biologireproduksi, embriologi, dan

biologimolekuler/rekayasagenetika, para peternak dan masyarakat yang lebih luas

telah dapat menikmati hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut telah

banyak dihasilkan ternak varietas unggul, diantaranya adalah ayam penghasil

banyak telur, ayam pedaging, sapi pedaging, sapi penghasil banyak susu, dan

domba pedaging. Dalam usaha perbanyakan ternak unggul tersebut kini pun telah

banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik

(inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan

sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak

melibatkan sapi atau domba jantan.

 

 

Page 13: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk

hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup

(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan

jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi

semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,

komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain

sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang

menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan

tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan

bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman

untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan

dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu

dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun

masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.

Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.

Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara

massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara

negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam

teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,

pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini

memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik

maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.

Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita

Page 14: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada

jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan

menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA,

dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat

gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap

hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat

dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada

penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-

zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri

jenis baru.

Kemajuan bioteknologi di berbagai bidang sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari suatu produk. Bioteknologi

mempunyai beberapa arti antara lain:

1. Suatu kumpulan teknik yang memungkinkan pemasukan gen-gen asing

dengan stabil ke dalam jalur bibit suatu organisme.

2. Suatu kumpulan teknik yang memungkinkan individu-individu

memberikan suatu sumbangan yang luar biasa kepada lubuk (pool) gamet

atau sigot dari beberapa populasi tertentu.

Dengan demikian pada prinsipnya bioteknologi merupakan pemanfaatan

makhluk hidup (mikroba, tumguhan, hewan) beserta sistemnya, sehingga

menghasilkan bahan atau sumber daya yang memiliki nilai tambah bagi

kesejahteraan umat manusia. Contoh bioteknologi pada bidang peternakan,

khususnya bioteknologi reproduksi adalah inseminasi buatan (IB), transfer embrio

(TE), pemisahan jenis kelamin, peisahan spermatozoa X dan Y, In Vitro

Fertilization (IVF) atau lebih dikenal dengan bayi tabung, kloning dan sebagainya.

Di Bidang peternakan khususnya sapi, bioteknologi reproduksi mulai

berkembang pesat pada tahun1970-an. Teknologi Inseminasi Buatan berperan

penting dalam rangka peningkatan mutu geneti dari segi pejantan. Sperma beku

Page 15: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

dapat diproduksi dan digunakan dalam jumlah banyak cukup dengan memelihara

pejantan berkualitas baik dipusat IB.

Teknologi transfer embrio yang diterapkan secara bersama dengan

teknologi IB dapat mengoptimalkan sekaligus potensi dari sapi jantan dan betina

berkualitas unggul. Kemajuan di Bidang manipulasi mikro, khususnya pembelian

embrio sebelum ditransfer pada resipien sangat bermanfaat bila ditinjau dari segi

eknomi. Sapi jantan lebih menguntungkan untuk usaha produksi daging.,

sedangkan sapi betina lebih menguntungkan untuk usaha produksi susu. Untuk

tujuan penentuan jenis kelamin embrio, biopsi dapat dilakukan pada tahap

embrional dan selanjutnya embrio dapat langsung di transfer pada resipien tau

disimpan dengan teknik pembekuan.

Dalam rangka meneruskan keturunan suatu individu, secara alamiah

diperlukan suatu proses perkawinan dimana jantan dan betina mutlai diperlukan.

Jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan betina akan

menghasilkan sel kelamin betina (sel telur). Pada hewan menyusui proses

pembuahan dan perkembangan selanjutnya terjadi di dalam tubuh induk sampai

proses kelahiran.

Program peningkatan produksi dan kualitas pada hewan ternak (dalam hal

ini sapi) berjalan lambat bila proses reproduksi dilakukan secara alamiah. Dengan

rekayasa bioteknologi reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara

lain dengan teknologi Inseminasi Butana (IB). Transfer Embrio (TE), pembekuan

embrio dan manipulasi embrio. Tujuan utama dari teknik IB adalah

memaksimalkan potensi pejantan berkualitas unggul. Sperma dari sutau pejantan

berkualitas unggul dapat digunakan untuk beberapa ratus bahkan ribuan betina,

meksipun seprma tersebut dikirim kesuatu tempat yang jauh. Perkembangngan

selanjutnya adalah teknologi TE dimana bukan hanya potensi dari jantan saja yang

dioptimalkan, melainkan potensi betina berkualitas unggul juga dapat

dimanfatkan secara optimal. Pada betina untuk bunting hanya sekali dalam

setahun (9 bulan bunting dan persiapan bunting selanjutnya) dan hanya mampu

Page 16: makalah-bioteknologi-dalam-bidang-pereternakan-150329084251-conversion-gate01.docx

menghasilkan satu atau dua anak bila terjadi kembar. Dengan teknik TE betina

unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio yang

untuk selanjutnya bias ditransfer (dititipkan) pada induk titipan (resipien) dengan

kualitas yang tidak perlu bagus tetapi mempunyai kemampuan untuk bunting.

Kematian bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk meneruskan

keturunan. Dengan teknik bayi tabung (IVF), sel telur yang berada dalam ovarium

betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses diluar tubuh sampai

tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien sampai

dihasilkan anak. Produksi embrio dalam jumlah banyak (baik dengan teknik TE

maupun bayi tabung) ternyata juga dapat menghasilkan masalah karena

keterbatasan resipien yang siap menerima embrio. Untuk mengatasi masalah

tersebut dikembangkan metode pembekuan embrio.

Selain berbagai teknik tersebut di atas, potensi dari hasil yang masih dapat

dioptimalkan dengan teknologi manipulasi mikro, penetuan jenis kelamin tahap

embrional, sexing sperma dan teknik kloning.

3.2 Saran

            Bioteknologi pada bidang peternakan sudah menimbulkan kemajuan dan

menguntukan bagi manusia dari bioteknologi yang tradisional hingga menjadi

bioteknologi yang modern. Tetapi selain menguntungkan bioteknologi juga

mempunyai kekurangan