Upload
ratiih-purnamawatii
View
223
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Biologi Dalam Bidang Peternakan
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran BIOLOGI
Disusun Oleh :
Charisma Cinta Choeronisa S
Fahmi Julianto
Lastri Sulastri
Trias Amalia Sugiharti
SMA NEGERI 6 GARUT
TAHUN PELAJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul “Bioteknologi dalam Bidang Peternakan” ini dengan baik. Makalah ini
kami susun berdasarkan wawasan yang kami peroleh dari literatur-literatur yang
kami baca untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu Alamiah
Dasar. Dan semoga untuk ke depannya, makalah yang kami buat ini dapat
menambah wawasan dan memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya.
Secara garis besar, makalah ini membahas mengenai pengertian
bioteknologi, manfaat bioteknologi, Ilmu-ilmu yang mendasari bioteknologi, apa
saja hasil dari bioteknologi peternakan, dan aplikasi bioteknologi dalam bidang
reproduksi dan kesehatan ternak.
Kami menyadari atas keterbatasan kemampuan kami dalam menyelesaikan
makalah ini, maka kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Karenanya, kami selaku penyusun makalah sangat menharapkan
semua pihak yang telah membaca makalah ini agar dapat memakluminya.
Wasssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi peternkan yang ada saat ini merupakan efek dari kemajuan
ilmu pengetahun yang ada. Banyak hal yang membuat bioteknologi lahir,
diantaranya adalah semakin besar tuntutan untuk mencapai target yang diinginkan
dengan proses yang lebih cepat dan terobosan yang inovatif yang bisa
menguntungkan bagi umat manusia. Bioteknologi juga memiliki peran penting
dalam ilmu pengetahuan dewsa ini, bioteknologi sendiri mengalami berbagai
pembaruan dari bioteknologi yang bersifat tradisional kearah bioteknologi yang
modern.
Bioteknologi tradisional adalah bioteknolgi yang lair dari kebiasaan suatu
masyarakat yang tanpa disadari oleh masyarakat itu bahwa yang mereka lakukan
adalah suatu terobosan dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan bioteknologi modern
adaah suatu bioteknologi yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang telah jelas
dan bisa dipetanggungjawabkan secara akademis. Bioteknologi dalam
pemaparannya terdapat dibanyak bidang, antara lain; bioteknologi pertanian,
bioteknologi perternkan, bioteknologi perikanan, dan masih banyak lagi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, kami merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah kami, yaitu:
1. Apa pengertian, manfaat dan ilmu-ilmu yang mendasari bioteknologi?
2. Apa jenis-jenis bioteknologi?
3. Apa yang dimaksud bioteknologi dalam bidang peternakan?
4. Apa saja hasil dari bioteknologi peternakan
5. Aplikasi Bioteknologi dalam bidang reproduksi dan kesehatan ternak
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian, manfaat dan ilmu-ilmu yang mendasari
bioteknologi.
2. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi.
3. Mengetahui pengertian bioteknologi dalam penerapannya di bidang
peternakan dan manfaat bioteknologi dalam peternakan.
4. Mengetahui hasil dari bioteknologi peternakan.
5. Mengetahui aplikasi bioteknologi dalam bidang reproduksi dan kesehatan
ternak.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk
mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk
yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara
lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap
organisme, system atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional
adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah
rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda
mikroorganisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi
dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan
mikroba yangmasih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman
ataupun pengawetanmakanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka,
dan lain-lain. Generasi keduaadalah proses berlangsung dalam keadaan tidak
steril, sebagai contoh pembuatan komposdan produksi bahan kimia. Generasi
ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagaicontoh produkasi
antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru,
sebagai contoh produksi insulin.
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi
kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya,
antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya
energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.
Penggunaan bioteknologi guna menigkatkan produksi peternakan meliputi
teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan splitting.
Kedua rekayasa genetika, seperti genome maps, masker assisted selection,
transgenic, identifikasi genetic, konservasi molekuler, dan ketiga peningkatan
efisiensi fan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan bioteknologi
yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues,
2000).
2.2 Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi juga memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang diantaranya
diasosiasikan dengan warna, yaitu :
1. Bioteknologi Merah
Adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknolgi di bidang
medis,contoh : pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin.
1. Bioteknologi putih/abu-abu
Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan energi terbarukan.
1. Bioteknologi Hijau
Mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan,
contoh : di bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman tahan hama, dan pada
bidang peternakan bioteknologi sebagai bioreaktor dalam menhasilkan produk
penting (kambing,ayam,sapiuntuk penghasil antibodi-protein protektif yang
membantu sel tubuh mengenali danmelawan senyawa asing).
2.3 Bioteknologi dalam Peternakan
Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan
vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin
untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin
NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu
burung.
Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi
daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone
pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%.
Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih
diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan
membahayakan kesehatan manusia.
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah
membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan
teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan
langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan
pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan
langka tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.
Penerapan prinsip bioteknologi dalam bidang peternakan antara lain sebagai
berikut:
1. Teknologi Transplantasi Nukleus
Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang
digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya).
Teknologi kloning telah berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah
satunya adalah pengkloningan domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui
kloning hewan, beberapa organ manusia untuk keperluan transplantasi
penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk. Tahapan teknologi kloning
adalah;
1. Isolasi nukleus (inti sel) dari hewan donor : Nukleus diisolasi dari sel
putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik khusus sehingga
dapat dikeluarkan dari membrane sel.
2. Isolasi sel telur : Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari domba lain.
Dibutuhkan banyak sel telur dalam teknologi ini karena banyak sel telur
yang tidak mampu bertahan dalam tahapan pengkloningan lebih lanjut.
3. Pengambilan nukleus dari sel telur
4. Penggabungan nukleus dengan sel telur : Nukleus yang telah diisolasi dari
sel domba dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang telah
dihilangkan nukleusnya. Secara genetic sel domba yang menerima nukleus
identik dengan domba pendonor.
5. Pemasukan sel telur kedalam rahim : Sel telur dimasukkan ke dalam rahim
domba betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu bertahan dan
berkembang di dalam rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan
berkembang menjadi embrio dan selanjutnya akan dihasilkan anak domba
yang mirip dengan domba pendonor nucleus.
1. Teknik Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang
berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “ insemination gun”.
Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Memperbaiki mutu genetika ternak,
2. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih lama,
3. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur,
4. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit kelamin.
1. Transfer Embrio
Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio
tidak hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina
berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi
menghasilkan embrio yang untuk selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan
dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk
bunting.
Embrio yang akan ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur
yang steril (tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio, bagian
vulva dan vagina dibersihkan dan disterilkan dengan kapas yang mengandung
alcohol 70%. Embrio yang didapat dapat langsung di transfer ke dalam sapi
resipien atau dibekukan untuk disimpan dan di transfer pada waktu lain.
2. Teknologi Transgenik
Hewan transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa genetika
sehingga dihasilkan hewan dengan sifat yang diharapkan. Teknologi transgenik
pada hewan dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen DNA secara mikro ke
dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi ini
adalah meningkatkan produk dari hewan ternak seperti daging susu, dan telur.
Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini adalah domba transgenik. Jadi
DNA domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII
( merupakan protein pembeku darah). Berkat penyusupan gen tersebut, domba
menghasilkan susu yang mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk
menolong penderita hemophilia.
Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh,
sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies
lain yang dipinjam rahimnya ini disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada
spesies keledai yang hampir punah di Australia.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetika berguna, dengan alasan:
1. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
2. Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan
bertahun-tahun meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan
surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplantasi.
1. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST.
Caranya adalah:
1. Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease.
2. Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
3. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
4. Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki
fermentasi
5. Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.
Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu.
BST ini mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan
jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika
ini disuntuikkan pada hewan, maka produksi susu akan meningkat 20%.
Pemakaian BST telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration),
lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat susu
yang dihasilkan karena hormon BST aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini
dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini
meningkat 70%.
Selain memproduksi susu, hormon ini dapat memperbesar ukuran ternak
menjadi 2 kali lipat ukuran normal. Caranya dengan menyuntik sel telur yang
akan dibuahi dengan hormon BST. Daging dari hewan yang diberi hormon ini
kurang mengandung lemak. Sehingga dikhawatirkan hormon ini dapat
mengganggu kesehatan manusia.
2.4 Manfaat Bioteknologi dalam Peternakan
Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan
vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin
untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin
NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu
burung.
Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi
daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone
pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%.
Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih
diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan
membahayakan kesehatan manusia.
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah
membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan
teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan
langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan
pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan
langka tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.
Pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemikian besar.
Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang Biologi seperti zoologi,
anatomihewan, fisiologihewan, genetika, biologireproduksi, embriologi, dan
biologimolekuler/rekayasagenetika, para peternak dan masyarakat yang lebih luas
telah dapat menikmati hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut telah
banyak dihasilkan ternak varietas unggul, diantaranya adalah ayam penghasil
banyak telur, ayam pedaging, sapi pedaging, sapi penghasil banyak susu, dan
domba pedaging. Dalam usaha perbanyakan ternak unggul tersebut kini pun telah
banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik
(inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan
sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak
melibatkan sapi atau domba jantan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA,
dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat
gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat
dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-
zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri
jenis baru.
Kemajuan bioteknologi di berbagai bidang sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari suatu produk. Bioteknologi
mempunyai beberapa arti antara lain:
1. Suatu kumpulan teknik yang memungkinkan pemasukan gen-gen asing
dengan stabil ke dalam jalur bibit suatu organisme.
2. Suatu kumpulan teknik yang memungkinkan individu-individu
memberikan suatu sumbangan yang luar biasa kepada lubuk (pool) gamet
atau sigot dari beberapa populasi tertentu.
Dengan demikian pada prinsipnya bioteknologi merupakan pemanfaatan
makhluk hidup (mikroba, tumguhan, hewan) beserta sistemnya, sehingga
menghasilkan bahan atau sumber daya yang memiliki nilai tambah bagi
kesejahteraan umat manusia. Contoh bioteknologi pada bidang peternakan,
khususnya bioteknologi reproduksi adalah inseminasi buatan (IB), transfer embrio
(TE), pemisahan jenis kelamin, peisahan spermatozoa X dan Y, In Vitro
Fertilization (IVF) atau lebih dikenal dengan bayi tabung, kloning dan sebagainya.
Di Bidang peternakan khususnya sapi, bioteknologi reproduksi mulai
berkembang pesat pada tahun1970-an. Teknologi Inseminasi Buatan berperan
penting dalam rangka peningkatan mutu geneti dari segi pejantan. Sperma beku
dapat diproduksi dan digunakan dalam jumlah banyak cukup dengan memelihara
pejantan berkualitas baik dipusat IB.
Teknologi transfer embrio yang diterapkan secara bersama dengan
teknologi IB dapat mengoptimalkan sekaligus potensi dari sapi jantan dan betina
berkualitas unggul. Kemajuan di Bidang manipulasi mikro, khususnya pembelian
embrio sebelum ditransfer pada resipien sangat bermanfaat bila ditinjau dari segi
eknomi. Sapi jantan lebih menguntungkan untuk usaha produksi daging.,
sedangkan sapi betina lebih menguntungkan untuk usaha produksi susu. Untuk
tujuan penentuan jenis kelamin embrio, biopsi dapat dilakukan pada tahap
embrional dan selanjutnya embrio dapat langsung di transfer pada resipien tau
disimpan dengan teknik pembekuan.
Dalam rangka meneruskan keturunan suatu individu, secara alamiah
diperlukan suatu proses perkawinan dimana jantan dan betina mutlai diperlukan.
Jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan betina akan
menghasilkan sel kelamin betina (sel telur). Pada hewan menyusui proses
pembuahan dan perkembangan selanjutnya terjadi di dalam tubuh induk sampai
proses kelahiran.
Program peningkatan produksi dan kualitas pada hewan ternak (dalam hal
ini sapi) berjalan lambat bila proses reproduksi dilakukan secara alamiah. Dengan
rekayasa bioteknologi reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara
lain dengan teknologi Inseminasi Butana (IB). Transfer Embrio (TE), pembekuan
embrio dan manipulasi embrio. Tujuan utama dari teknik IB adalah
memaksimalkan potensi pejantan berkualitas unggul. Sperma dari sutau pejantan
berkualitas unggul dapat digunakan untuk beberapa ratus bahkan ribuan betina,
meksipun seprma tersebut dikirim kesuatu tempat yang jauh. Perkembangngan
selanjutnya adalah teknologi TE dimana bukan hanya potensi dari jantan saja yang
dioptimalkan, melainkan potensi betina berkualitas unggul juga dapat
dimanfatkan secara optimal. Pada betina untuk bunting hanya sekali dalam
setahun (9 bulan bunting dan persiapan bunting selanjutnya) dan hanya mampu
menghasilkan satu atau dua anak bila terjadi kembar. Dengan teknik TE betina
unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio yang
untuk selanjutnya bias ditransfer (dititipkan) pada induk titipan (resipien) dengan
kualitas yang tidak perlu bagus tetapi mempunyai kemampuan untuk bunting.
Kematian bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk meneruskan
keturunan. Dengan teknik bayi tabung (IVF), sel telur yang berada dalam ovarium
betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses diluar tubuh sampai
tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien sampai
dihasilkan anak. Produksi embrio dalam jumlah banyak (baik dengan teknik TE
maupun bayi tabung) ternyata juga dapat menghasilkan masalah karena
keterbatasan resipien yang siap menerima embrio. Untuk mengatasi masalah
tersebut dikembangkan metode pembekuan embrio.
Selain berbagai teknik tersebut di atas, potensi dari hasil yang masih dapat
dioptimalkan dengan teknologi manipulasi mikro, penetuan jenis kelamin tahap
embrional, sexing sperma dan teknik kloning.
3.2 Saran
Bioteknologi pada bidang peternakan sudah menimbulkan kemajuan dan
menguntukan bagi manusia dari bioteknologi yang tradisional hingga menjadi
bioteknologi yang modern. Tetapi selain menguntungkan bioteknologi juga
mempunyai kekurangan