27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh mahluk hidup dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel penyusun mahluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunanya disebut selanakan. Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom

Makalah Biosel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biologi sel dan molekuler

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangDalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh mahluk hidup dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel penyusun mahluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunanya disebut selanakan. Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah kita memperoleh penurunan sifat-sifat dari kedua orang tua kita. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana tahapan pembelahan sel ?2. Bagaimana siklus pada sel? C. Tujuan1. Untuk mengetahui dan memahami tahapan pembelahan sel 2. Untuk mengetahui dan memahami siklus sel D. Manfaat 1. Agar mengetahui tahapan pada pembelahan sel 2. Agar mengetahui dan memahami tentang siklus sel

BAB IIPEMBAHASANA. Siklus selSiklus sel merupakan kegiatan sel yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya. Siklus sel mencakup dua fase, yaitu: Fase Persiapan (interfase) dan Fase Pembelahan (Mitosis). Pada Interfase, biasanya mencakup sekitar 90% siklus sel. Pada saat interfaselah sel bertumbuh dan membuat salinan kromosom-kromosom sebagai persiapan untuk pembelahan sel.Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Perhatikan gambar 1.1.

Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi. Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-produk dari sebuah lintasan metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai substrat pada jenjang berikutnya, demikian pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju reaksi pada jenjang berikutnya.Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan intrinsik yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu jenjang sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama. Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana mestinya. Fasa S, G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu yang diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu sel dengan sel lain. Sedangkan Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel atau telisik defisiensi sel.

Fase pada Siklus SelPerhatikan gambar 1.2 skematik fase siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK.

Sel manusia tertentu mungkin mengalami satu pembelahan dalam 24 jam . Dari priode itu, fase Mitosis menghabiskan kurang dari satu jam, sedangkan fase S mungkin berlangsung 10-12 jam, atau sekitar separuh siklus. Sisa waktu mungkin dibagi rata antara fase G1 dan fase G2. Fase G2 biasanya berlangsung 4 6 jam dalam contoh kita G1 akan berlangsung sekitar 5 6 jam. G1 adalah fase dengan lama waktu yang paling bervariasi pada tipe sel yang berbeda.Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2 :

1. Fasa S (sintesis) Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing -masing guna proses mitosis pada fase M. 2. Fasa M (mitosis) Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu: Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma. Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase). Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub. Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik3. Fasa G (gap) Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.4. Interfase Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G1, S, G2B. Pembelahan SelFase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama pembelahan sel, inti mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat kompleks, terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi kromatin mengalami kondensasi menjadi kromosom.

1. Fase MitosisPada fase pembelahan sel (fase mitosis) adalah salah satu bagian siklus sel. Pada fase ini diawali dengan serangkaian proses fosforilasi protein yang dipicu faktor pemrakarsa mitosis an diakhiri oleh proses defosforilasi, sehingga protein-protein tersebut kembali kekeadaan interfase.Fosforilasi yang terjadi selama mitosis mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan morfologis pada sel, umpamanya pemadatan kromosom, menghilangnya selubung nuklear dan perubahan sitoskelet. Secara konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap, yaitu : Profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Sitokinesis diawali pada anafase dan berakhir pada saat pembelahan sel. Profase. Pada Profase, sentromer membelah setiap anakan sentroma menjadi pusat mikrotubul aster yang terpisah. Ujung-ujung bebas mikrotubula dari setiap aster memanjang, sehingga kedua sentrosom saling berjauhan. Pada saat itu anyaman kromatin di dalam nukleus telah mengalami replikasi dan memadat membentuk kromosom. Setiap kromosom memiliki daerah tertentu yaitu sentromer yang diperlukan untuk pemisahan kromatida. Prometafase. Selubung nuklear menghilang, menyebabkan terjadinya hubungan antara kromosom dengan mikrotubul dari setiap sentrosom. Dua anakan sentrosom, sekarang disebut kutub gelendong. Bersamaan dengan pembentukan gelendong mitotik, di sentromer setiap kromosom terbentuk pula suatu struktur yang terdiri dari molekul-molekul protein yang rumit.Metafase. Beberapa ujung positif mikrotubul gelendong mitotik menempel pada setiap kinetokor yang berada di dekatnya. Mikrotubul tersebut dinamakan mikrotubul kinetokor. Akibat interaksi antara mikrotubul gelendong mitotik dengan kromosom menyebabkan pebagian kromosom ke sel anakan sama. Dari beberpa percobaan dinyatakan bahwa apabila mikrotubul kinetokor dari salah satu kutub dirusak atau diganggu maka kromosom segera berpindah kearah kutub yang mikrotubul kinetokornya masih utuh. Demikian pula bila perlekatan dua buah kromatin di sentromer dirusak, maka tiap kromatid akan segera berpindah ke kutub-kutub sel.Waktu yang digunakan untuk pembelahan sel dapat diperpanjang beberapa jam atau beberapa hari, apabila pada stadium profase akhir atau prometafase sel dipengaruhi dengan obat antibiotik seperti kolkisin, vimblastin. Anafase. Fase ini ditandai dengan terbelahnya kromosom menjadi dua kromatida, masing-masing dengan sebuah kinetokora. Pemrakarsa anafase, bukan hanya gaya tarik dan dorong dari gelendong mitotik saja. Beberapa percobaan menunjukkan bahwa kenaikan kadar Ca 2+ pada awal anafase. Setelah kromosom terbelah menjadi dua kromatida, maka setiap kromatida bergerak menuju kekutub gelendong mitosis masing-masing. Di sini kromatida-kromatida tersebut dirakit menjadi inti sel (nukleus) baru. Menjelang akhir anafase, setiap belahan kromosom membentuk dua kelompok, satu kelompok pada tiap kutub gelendong. Telofase. Selubung nuklear yang pada akhir profase tersebar, terakit kembali di sekeliling setiap kelompok kromosom baru untuk membentuk dua nukleus anakan yang berada pada stadium interfase. Segera setelah proses defosforilasi, vesikula selaput nuklear berhubungan denga setiap kromosom dan melebar membentuk kembali selubung nuklear. Selama proses defosforilasi pori nuklear terakit kembali dan molekul-molekul lamin yang terdefosforilasi bergabung kembali membentuk lamina nuklear. Setelah nuklei terbentuk sintesis RNA berlangsung lagi setiap anakan nukleus yang menyebabkan nukleulus tampak kembali di setiap nukleus. Disaat itu pula kromosom terurai menjadi benang-benang kromatin dan membentuk susunan seperti pada saat interfase sel induknya. 2. Sitokinesis Fitur kedua dari M fase adalah waktu di mana komponen-komponen lain dari sel-membran, sitoskeleton, organel, dan protein-larut didistribusikan ke dua sel anak melalui proses yang disebut sitokinesis. Ini adalah tugas akhir yang sel harus menyelesaikan untuk menyelesaikan reproduksi.Sebuah kerutan batin dari membran sel adalah tanda pertama dari sitokinesis. Hal ini disebabkan oleh struktur cytoskeletal kedua disebut cincin kontraktil, yang mulai mengencangkan di wilayah sel. Kerut terjadi tegak lurus terhadap gelendong mitosis yang menarik kromosom ke sisi berlawanan dari sel dan dengan demikian memastikan divisi seluler akan menghasilkan satu inti di masing-masing sel anak. Setelah berkumpul, cincin kontraktil akan memperketat lebih lanjut dan lebih lanjut sampai sel terjepit dalam dua. Gaya yang dibutuhkan untuk melakukan ini adalah disediakan oleh arsitektur molekul dari cincin kontraktil, yang terdiri dari dua jenis filamen (disebut aktin dan myosin filamen) yang meluncur di atas satu sama lain untuk menciptakan suatu kekuasaan pengetatan. Bahkan, cincin kontraktil yang mampu mengerahkan kekuatan cukup kuat untuk membengkokkan jarum halus kaca dimasukkan ke dalam sel. Ini adalah struktur sementara yang secara bertahap menjadi lebih kecil sebagai hasil sitokinesis dan disassembles benar sekali sel dibelah dua. Setelah sitokinesis selesai, sel telah berhasil melewati satu putaran siklus sel dan menghasilkan dua sel dari prekursor tunggal. Untuk bakteri atau ragi, yang organisme bersel tunggal, hal ini pembelahan sel akan menghasilkan organisme baru dan lengkap. Dalam organisme multiseluler (seperti manusia), sebuah telur dibuahi bersel tunggal memerlukan banyak pembelahan sel untuk membuat individu baru. Dalam kedua kasus itu adalah penyelesaian siklus sel yang menghasilkan organisme baru, sebuah proses yang bisa berlangsung sepanjang hidup. Dalam sebuah manusia dewasa, untuk saraf misalnya, dewasa dan sel-sel otot tidak membagi sama sekali. Sel-sel hati membagi setahun sekali. Lebih dari satu divisi setiap hari terjadi dalam prekursor sel darah di sumsum tulang dan sel-sel lapisan usus. Kelangsungan hidup kita memerlukan produksi jutaan sel detik. Fakta ini digambarkan oleh paparan organisme untuk dosis besar x-sinar yang menghentikan semua pembelahan sel dan menyebabkan seorang individu mati dalam beberapa hari. Pada akhirnya, itu adalah siklus sel yang menjamin hidup akan selalu mampu menghasilkan kehidupan yang lebih dalam cara yang terorganisir. 3. MeiosisPembelahan meiosis berlangsung pada saat pembentukan sel gamet pada organisme diploid atau pada saat pembentukan spora nonseksual pada jamur. Meiosis berlangsung di jaringan organ reproduksi seksual atau pada jaringan nutfah. Pada pembelahan meiosis, setiap sel anak akan menerima separuh dari jumlah kromosom yang terdapat pada sel induk. Misalnya,manusia memiliki 46 kromosom dalam sel tubuhnya. Setelah terjadi pembelahan meiosis pada organ reproduksinya, seperti testis atau ovarium, akan terbentuk gamet yang mengandunghanya 23 kromosom. Meiosis dapat dibagi menjadi dua periode pembelahan, yaitu Meiosis I dan Meiosis II. Masing-masing periode terdiri atas tahap-tahap profase, metafase, anafase, dan telofase. Hasil akhir pembelahan meiosis adalah 4 sel anak yang haploid.Meiosis I Terdiri dari interfase, profase I, metafase I,anafase I, telofase I, dan sitokinesis. Interfase Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapanya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom. Profase IPada profase I, DNA dikemas ke dalam kromosom. Pada akhir profase I,terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Kromosom homolog adalah sepasang kromosom yang terdiri dari dua kromosom identik (karena bentuk dan ukuran kedua kromosom sama, bahkan mengandung gen dengan struktur dan jumlah yang sama).Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I karena terdiri dari lima tahap, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis. Metafase IPada metafase I tetrat kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator, benang-benang spindle (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung benang spindle yang lainya membentang melekat di kedua kutub pembelahan yang berlawanan. Anafase IPada anafase I tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatidkembarnya) masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah. Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid. Telofase IPada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutubpembelahan. Sitokinesis IPada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

InterkinesisInterkinesis adalah tahap dimana di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid ( karena kini sel anakan mengandung setengah pasang kromosom homolog). Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNA-nya masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru. Pada meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang serupa pada meiosis I.Meiosis IITahap meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis II. Profase IIPada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiat sentromer kromosom. Tahap ini kadang terjadi dalam waktu singkat karena dikuti tahap berikutnya. Metafase IIPada metafase II tiap kromosom (yang berisidua kromatid) meretang pada bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel,satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah. Anafase IIPada anafase II benang spindel mulaimenarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan tersebut.Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju kutub yangberbeda. Kromatid yang terpisah ini kini dinamakan kromosom. Telofase IIPada telofase II, kromatid atau kromosom telahmencapai kutub pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empatinti. Tiap inti mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n, 1c). Sitokinesis IIPada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat sel kembar haploid.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme hidup tergantung pada pertumbuhan dan penggandaan sel-selnya. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya individu. Sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara amitosis, mitosis, meiosis. Siklus sel adalah peristiwa pertumbuhan sel menurut tahapan tertentu, dan setelah melalui semua tahapan akan kembali kepada tahapan semula. Siklus sel dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahapan interfase dan tahapan mitotik (fase pembelahan).

DAFTAR PUSTAKACampbell.N. A, Reece. J.B, 2008, BIOLOGI Eighth Edition Jilid I , Pearson Education Inc. Translation copyright by Penerbit Erlangga.

Sipahutar. H, Sianturi. P, Hasanah. U, Silitonga. M, Girsang. J, 2007, Biologi Sel, Medan, FPMIPA UNIMED.

Subowo, 1986, BIOLOGI SEL , Penerbit Elstar Offset, Bandung,

Heddy, S., 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers

Satilah, S., 1982. BIOLOGI, Gramedia, Jakarta.

Patra, R., 2012. Pembelahan sel secara mitosis. http://www.crayonpedia.org/mw/A (diakses 26 April 2015).