23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batu ginjal merupakan salah satu gangguan eliminasi urine. Batu ginjal ini telah menjadi masalah gangguan saluran kemih yang cukup serius di Indonesia. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang. Data-data tersebut membuktikan bahwa batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang harus mendapat perhatian khusus bagi semua individu terutama perawat sebagai salah satu dari tim kesehatan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang batu ginjal yang mencakup definisi, patogenesis, timbulnya tanda dan gejala, serta asuhan keperawatan yang sesuai pada klien yang mengalami batu ginjal. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan ketika nantinya menjadi perawat, mahasiswa keperawatan dapat 1

makalah batu ginjal.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah batu ginjal.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu ginjal merupakan salah satu gangguan eliminasi urine. Batu

ginjal ini telah menjadi masalah gangguan saluran kemih yang cukup

serius di Indonesia. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002

berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia

adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar

58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar

19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang. Data-

data tersebut membuktikan bahwa batu ginjal merupakan masalah

kesehatan yang harus mendapat perhatian khusus bagi semua individu

terutama perawat sebagai salah satu dari tim kesehatan. Oleh karena itu,

sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya memiliki pengetahuan yang

cukup tentang batu ginjal yang mencakup definisi, patogenesis, timbulnya

tanda dan gejala, serta asuhan keperawatan yang sesuai pada klien yang

mengalami batu ginjal. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan ketika

nantinya menjadi perawat, mahasiswa keperawatan dapat

mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada klien sehingga dapat

mengurangi masalah umum batu ginjal di Indonesia maupun di dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan batu ginjal?

2. Bagaimana patogenesis batu ginjal?

3. Siapa yang berisiko mengalami batu ginjal?

1

Page 2: makalah batu ginjal.doc

4. Mengapa timbul nyeri pada batu ginjal dan bagaimana

mekanismenya?

5. Mengapa miksi tidak puas dan terputus-putus dan bagaimana

mekanismenya?

6. Mengapa timbul kencing berpasir dan bagaimana mekanismenya?

7. Mengapa urine bercampur darah dan bagaimana mekanismenya?

8. Mengapa klien mengalami nokturia dan bagaimana mekanismenya?

9. Mengapa klien merasa mual dan muntah dan bagaimana

mekanismenya?

10. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan terhadap

klien?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi batu ginjal.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan patogenesis batu ginjal.

3. Mahasiswa mampu menyebutkan orang-orang yang berisiko

mengalami batu ginjal.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

nyeri pada batu ginjal.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

miksi tidak puas dan terputus-putus pada batu ginjal.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

kencing berpasir pada batu ginjal.

7. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbunya

urine bercampur darah pada batu ginjal.

2

Page 3: makalah batu ginjal.doc

8. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya

nokturia pada batu ginjal.

9. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya

mual dan mntah pada klien dengan batu ginjal.

10. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami batu ginjal.

3

Page 4: makalah batu ginjal.doc

BAB 2

ISI

A. Definisi

Batu ginjal merupakan komponen kristal yang sering ditemukan di

kaliks atau pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan

gesekan, yang menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal

tersebut. Sebagian besar kristal tersebut adalah kalsium, oksalat, dan fosfat

yang bersatu membentuk kristal yang lebih besar saat proses pembentukan

urin.

Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat dimana saja di

saluran kemih batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal

kalsium. Komponen yang jarang membentuk batu adalah struvit atau

magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini.

Sukahatya dan Muhammad Ali (1975) dalam Mochammad Sja’bani

(2006) melaporkan kasus batu ginjal yang sering ditemui adalah

mengandung asam urat yang tinggi 25%, bercampur dengan kalsium

oksalat/ kalsium fosfat 79%, sedangkan hanya mengandung kalsium

oksalat sekitar 73%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar batu yang

terbentuk di ginjal banyak mengandung kalsium oksalat.

B. Patogenesis

Proses terbentuknya batu ginjal di nefron tepatnya di tubulus distal

dan pengumpul, yaitu saat urin dipekatkan. Pembentukan Kristal atau batu

ini membutuhkan supersaturasi, dan inhibitor pembentukan ini ditemukan

di dalam urin normal. Terbentuknya batu kalsium dapat dipicu oleh

reaktan asam urat, tetapi dapat juga dihambat oleh inhibitor sitrat dan

glikoprotein. Aksi reaktan dan inhibitor belum diketahui sepenuhnya.

4

Page 5: makalah batu ginjal.doc

Namun, ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau

nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misalnya

penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi

kristal kalsium oksalat. Bila komponen batu di ginjal ditelusuri, satu atau

lebih dapat ditemukan reaktan yang menimbulkan agregatasi pembetukan

batu. Diperkirakan bahwa agregatasi kristal di tubulus distal cukup besar

sehingga tertimbun di kolektikus akhir (pengumbul). Secara perlahan,

timbunan akan semakin membesar akibat penyatuan dari timbunan-

timbunan selanjutnya sehingga batu ginjal yang ditemukan bervariasi di

setiap duktus kolektikus. Pengendapan ini diperkirakan timbul pada bagian

sel epitel yang mengalami lesi, dan kemungkinan lesi ini juga disebabkan

oleh kristal itu sendiri (Mochammad Sja’bani, 2006). Adanya lesi di

saluran kemih menyebabkan iritasi membran mukosa saluran dan

menyebabkan perdarahan sehingga terjadi hematuria (urin beserta darah).

Lesi ini juga bisa disebabkan oleh gesekan kristal terhadap membran

mukosa ureter dan/atau uretra.

Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan, baik pada ginjal

maupun saluran kemih. Namun penyebab dari batu ginjal sendiri masih

idiopatik. Batu ginjal lebih sering terjadi pada pria daripada wanita yang

mungkin dipengaruhi oleh ukuran uretra pria lebih panjang dari wanita.

Adapun beberapa faktor risiko yang menjadi faktor utama predisposisi batu

ginjal, yaitu sebagai berikut.

1. Hiperkalsiuria: Meningkatnya kadar kalsium di urin. Hal ini bisa

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya absorpsi kalsium

dari lumen usus, atau penguraian kalsium yang berasal dari tulang, serta

kelainan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal.

2. Hipositraturia: Kadar sitrat yang peran sebagai inhibitor pembentukan

kalsium di urin berkurang. Peningkatan reabsorsi sitrat akibat peningkatan

asam di proksimal menyebabkan berkurangnya sitrat di urin sehingga

proses agregatasi kalsium berjalan dengan mudah. Inhibitor kalsium selain

sitrat juga ditemukan pada glikoprotein yang disekresi oleh sel epitel

5

Page 6: makalah batu ginjal.doc

tubulus distal seperti nefrokalsin yang dapat mengabsorpsi permukaan

kristal.

3. Hiperurikosuria: Peningkatan asam urat pada urin.

4. Hiperoksaluria: Peningkatan di kadar oksalat yang diekskresikan ke dalam

urin. Peningkatan kecil kadar oksalat dapat memberi pengaruh yang besar

terhadap pembentukan kristal kalsium oksalat dibandingkan peningkatan

ekskresi kalsium.

5. Penurunan intake cairan. Diketahui bahwa asupan air yang banyak dapat

menghambat pembentukan kristal menjadi lebih besar, sehingga kristal

yang masih kecil bisa luruh dari dinding tubulus dan dibawa oleh cairan

urin yang banyak untuk dieliminasi.

C. Faktor penyebab terbentuknya batu ginjal

Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di

saluran kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-

kristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya dapat

berkisar dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu menyerupai tanduk

rusa) yang dapat merusak sistem kolektivus. Biasanya batu ginjal terdiri

atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam

urat.

Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya

batu kalsium bikarbnat) atau penurunan pH urine (misalnya batu asam

urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi didalam darah

dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang

pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan

menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine dibagian mana saja

disaluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.

6

Page 7: makalah batu ginjal.doc

Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat,

sering menyertai keadaan-keadaan yang menyebabkan reasorbsi tulang,

termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. Batu asam urat sering menyertai

gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi

asam urat.

Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal

akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang

berlebihan.

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat faktor

predisposisi seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran

Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan metabolisme, usia, jenis

kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu, dan

berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat.

Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan

pH urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH

urine (pada batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan

terhambatnya aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada

pergerakan pada urine) di bagian mana saja di saluran kemih,

meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan pengendapan

zat organik dan mineral.

1. Genetik

Terdapat orang-orang tertentu yang memiliki kelainan atau

gangguan ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui.

Penderita kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki

kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan

terbentuknya batu. Oleh karena fungsi ginjalnya yang tidak normal,

maka proses pengeluaran urine pun mengalami ganggguan karena

urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah

mengendapkan batu.

7

Page 8: makalah batu ginjal.doc

2. Makanan dan minuman

Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan

dan minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi

kadar kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal,

juga pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu,

mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan

tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan mudahnya

terbentuk batu ginjal.

Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi

makanan yang mengandung garam, serta makanan dengan kadar

oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan

tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang

mengandung kalsium tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan keju

jika dikonsumsi berlebihan juga dapat mempermudah terbentuknya

batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang tinggi juga sebaiknya

dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus goreng, ikan sarden

dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan

produk berkalsium tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium

akan diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan resiko

terbentuknya batu ginjal.

3. Volume air yang diminum

Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem

metabolisme tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan

cairan dalam jumlah yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat

terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar

volume urine bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan

garam.

8

Page 9: makalah batu ginjal.doc

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra.

Penyebab utama ISK adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran

dan usus besar. ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih

rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan

meningkatkan terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi

mineral yang mengendap. Pengendapan mineral akibat infeksi ini akan

meningkatkan alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan

kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.

5. Aktivitas

Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi

terbentuknya batu ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada

orang dengan aktivitas yang jarang berolahraga atau tidak banyak

bergerak, serta pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk.

Hal ini dikarenakan aktivitas yang kurang aktif menyebabkan kurang

lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga mudah terbentuk

batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu

pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang

kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan

berisiko menjadi kristal kalsium.

6. Vitamin dan obat-obatan

Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi

vitamin C dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara

berlebihan. Hal ini dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi

berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.

Mengkonsumsi 3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap

hari sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh. Obat-obatan antasida

yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga berkontribusi terhadap

terbentuknya batu ginjal.

9

Page 10: makalah batu ginjal.doc

Sebaliknya, komsumsi vitamin A adalah penting karena

vitamin A yang dikonsumsi dalam kadar yang tepat dapat mencegah

terbentuknya batu ginjal serta menyehatkan fungsi sistem urine. Selain

vitamin A, vitamin B6 dan magnesium juga baik dikonsumsi untuk

mengurangi kadar kalsium dalam urine.

7. Usia

Pada umumnya batu ginjal banyak ditemukan pada usia 20-50

tahun. Jarang sekali ditemukan batu ginjal pada anak-anak.

8. Berat badan

Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan

berat badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan

berlebih dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah

mengendapkan garam-garam kalsium.

9. Jenis kelamin

Menurut hasil penelitian, risiko terkena batu ginjal lebih

banyak dialami pria dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini

mungkin berkaitan dengan uretrapria yang lebih panjang dari uretra

wanita.

D. Gambaran klinis

1. Hematuria, disebabkan oleh iritasi dan cedera struktur ginjal, sering

terjadi menyertai batu.

2. Mual pada penderita penyakit batu ginjal

Batu yang tersimpan lama dalam ginjal dapat menyebabkan

infeksi pada saluran kemih. Semakin lama penyumbatan terjadi, maka

urine akan kembali mengalir ke dalam ginjal yang dapat menimbulkan

penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) yang

menyebabkan timbulnya rasa mual ingin muntah dan perut bagian

bawah menggembung.

10

Page 11: makalah batu ginjal.doc

3. Nyeri pada batu ginjal

Semua batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, namun

sifat atau karakteristik nyeri yang timbul tergantung pada lokasi batu.

Batu merupakan endapan yang terjadi pada keadaan supersaturasi

urin. Akibatnya, larutan akan mengendap dan beragregasi, membentuk

susunan kosentris berwujud batu. Gejala umum yang dirasakan klien

batu ginjal adalah nyeri kolik, yaitu rasa amat nyeri yang hilang dan

timbul di daerah usus dan sekitarnya, akut di daerah pinggul, dan

biasanya menjalar ke inguinal dan kantung buah pelir. Jika batu turun

ke saluran kemih bagian dalam atau ureter, nyeri mungkin akan

terpusat pada rongga perut atau abdomen, tetapi tergantung juga pada

letak batunya. Kolik renal atau ureter dirasakan klien sebagai keadaan

yang sangat nyeri. Jika batu ureter mendekati ureterovesikal junction,

keluhannya dapat berupa nyeri pada seperempat lingkaran bawah

perut, sering kemih, kemih tidak tertahan, dan nyeri saat kemih.

Nyeri yang berasal dari area renal menyebar secara anterior

dan pada wanita mendekati kandung kemih, sedangkan pria mendekati

testis. Batu yang terjebak di ureter menyebabkan gelombang nyeri

yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia.

Lokasi nyeri tergantung pada lokasi batu, contoh pada panggul di

region sudut kostovertebral, dapat menyebar ke panggul, abdomen,

dan turun ke lipatan paha atau genitalia. Nyeri dangkal konstan

menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat

digambarkan sebagai akut, hebat dengan posisi atau tindakan lain. Di

kandung kemih, nyeri juga berhubungan dengan iritasi mukosa

kandung kemih, refleks spasme otot, prosedur bedah, atau tekanan

dari balon kandung kemih.

Lokasi nyeri bergantung pada lokasi batu. Apabila batu

berasa di dalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya adalah hidronefrosis

dan nyeri ini tidak tajam, tetap, dan dirasakan di area sudut

kostovertebra. Apabila batu turun ke dalam ureter, klien akan

11

Page 12: makalah batu ginjal.doc

mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa seperti ditikam. Nyeri ini

bersifat intermiten dan disebabkan oleh spasme atau kejang ureter dan

anoksia dinding ureter yang ditekan batu. Nyeri ini menyebar ke area

suprapubik, genitalia eksterna, dan paha.

4. Mekanisme nokturia

Nokturia adalah gejala pengeluaran urine pada waktu malam hari

yang menetap sampai sebanyak 700 ml atau pasien terbangun untuk

berkemih beberapa kali waktu malam ini. Nokturia disebabkan karena

hilangnya pemekatan urine diurnal normal sampai tingkatan tertentu

di malam hari. Pada keadaan normal perbandingan jumlah urine siang

hari dan malam hari 3:1 atau 4:1 . Selain itu, nokturia juga bisa terjadi

karena respon terhadap kegelisahan atau minum cairan yang

berlebihan. Nokturia juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi

adanya gangguan pada batu ginjal. Hal ini dikarenakan adanya

obstruksi aliran karena kemampuan ginjal memekatkan urine

terganggu oleh adanya pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler

peritubulus.

5. Incomplete Bladder Emptying (pengosongan kandung kemih yang

tidak sempurna). Pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna

adalah adanya rasa tidak puas setelah berkemih. Perasaan ada urin

residua tau sisa yang menetap tanpa memperhatikan frekuensi miksi.

Hal ini disebabkan karena adanya batu yang terjebak di ureter.

E. Perangkat diagnostik

1. Pemeriksaan darah dan urine untuk memeriksa bahan-bahan

pembentuk batu.

2. Radiografi, ultrasound, atau urografi intravena dapat menentukan

lokasi batu.

12

Page 13: makalah batu ginjal.doc

F. Komplikasi

1. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana

saja di saluran kemih. Obstruksi diatas kandung kemih dapat

menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine.

Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat

ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu

pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul.

Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan

urine sehingga terjadi ketidak seimbangan elektrolit dan cairan.

2. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium

dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi

dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi

iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi

gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.

3. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi

bakteri meningkat.

4. Dapat terbentuk kangker ginjal akibat peradangan dan cedera

berulang.

G. Penatalaksanaan

1. Peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urine dan membantu

mendorong batu. Asupan cairan dalam jumlah besar pada orang-orang

yang rentan mengalami batu ginjal dapat mencegah pembentukan

batu.

2. Modifikasi makanan dapat mengurangi kadar bahan pembentuk batu,

bila kandungan batu terridentifikasi.

3. Mengubah pH urin sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu.

4. Litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal (di luar tubuh) atau

terapi laser dapat digunakan untuk memecahkan batu.

5. Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat batu besar

atau untuk menempatkan slang disekitar batu untuk mengatasi

obstruksi.

13

Page 14: makalah batu ginjal.doc

BAB 3

PENUTUP

Batu ginjal adalah komponen kristal yang sering ditemukan di kaliks atau

pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan gesekan, yang

menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal tersebut. Penyebab

batu ginjal masih idiopatik, namun terdapat faktor predisposisi seperti genetik,

makanan dan minuman, volume air yang diminum, infeksi saluran kemih,

aktivitas, vitamin dan obat-obatan, jenis kelamin dan berat badan. Seseorang yang

mengalami batu ginjal biasanya memiliki tanda seperti rasa mual ingin muntah.

Hal tersebut dikarenakan infeksi pada saluran kemih akibat tersimpan lamanya

batu. Selain itu, semua batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, namun

lokasi nyeri bergantung pada lokasi batu. Apabila batu berasa di dalam pelvis

ginjal, penyebab nyerinya adalah hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam, tetap,

dan dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila batu turun ke dalam ureter,

klien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa seperti ditikam. Selain itu,

gejala klien dengan batu ginjal, yakni nokturia yang merupakan gejala

pengeluaran urine pada waktu malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml

atau pasien terbangun untuk berkemih beberapa kali waktu malam ini. Gejala-

gejala di atas cukup membuktikan bahwa seseorang mengidap batu ginjal. Oleh

karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai patofisiologi batu ginjal sehingga dapat menerapkan asuhan

keperawatan yang tepat pada klien dengan batu ginjal. Pada tahap pengkajian

diharapkan dapat dilakukan dengan teliti dan baik sehingga diagnosa yang timbul

pun akurat. Jika diagnosa akurat, maka dapat direncanakan perencanaan asuhan

keperawatan dengan tujuan dan kriteria hasil yang tepat sehingga dapat

diintervensi dengan benar. Ketika diintervensi dengan benar, maka saat evaluasi

pun akan terlihat bahwa asuhan keperawatan yang direncanakan berhasil dan tidak

menutup kemungkinan akan mengurangi kasus batu ginjal di Indonesia dan di

dunia.

14

Page 15: makalah batu ginjal.doc

Daftar Pustaka

Baradero, Mary et al. (2009). Klien dengan Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Brooker, Chris. (2005). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi Revisi 3. Jakarta: Buku Penerbit

Kedokteran EGC.

Suddart & Brunner. (2000). Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Buku Penerbit

Kedokteran EGC.

15