Upload
albert-leonard-kosasih
View
45
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BSK
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batu saluran kemih dibentuk si saluran kemih yang memiliki kaitan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan kondisi lainnya yang
belum terungkap secara pasti. Berdasarkan data dari Urologic Disease in America pada tahun
200, insidens rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas
adalah pada kelompok umur 55-64 tahun 11,2 per-100.000 populasi, tertinggi kedua adalah
kelompok umur 65-74 tahun 10,7 per-100.000 populasi.
Di sisi lain, penyakit batu saluran kemih ini sering kali tidak disertai dengan gejala
yang dapat dikenali dan dirasakan. Untuk mengetahui adanya batu pada saluran kemih
terkadang perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu melalui USG atau rontgen, bahkan
terkadang ditemukan pula ginjal yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi akibat batu
saluran kemih ini (http://batusalurankemih.com/penyakit-batu-saluran-kemih/). Tingginya
insidens rate batu saluran kemih, namun rendahnya kesadaran masyarakat akan penyakit batu
saluran kemih inilah yang mendorong penulis untuk membahas atau membuat makalah
mengenai batu saluran kemih dengan judul “Makalah: Batu Saluran Kemih”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu batu saluran kemih?
1.2.2 Bagaimana klasifikasi batu saluran kemih?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi batu saluran kemih?
1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis batu saluran kemih?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan penyakit batu saluran kemih?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi batu saluran kemih
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi batu saluran kemih
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi batu saluran kemih
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis batu salurn kemih
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit batu saluran kemih
1
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis, penulis dapat menyelesaikan tugas biokimia blok 8 serta
mengetahui definisi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan
penatalaksanaan batu saluran kemih.
1.4.2 Bagi pembaca, pembaca dapat mengetahui dan memahami definisi, klasifikasi,
patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan batu saluran kemih.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Batu saluran kemih merupakan massa keras yang terbentuk dari pengendapan kristal
yang ada di urin. Biasanya, batu ini terbentuk di dalam ginjal atau ureter (saluran kemih yang
menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih). Selain itu, batu ginjal juga dapat
terbentuk di dalam kandung kemih (vesica urinaria) ataupun uretra (saluran yang
menghubungkan antara kandung kemih dan alat kelamin)
(http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/batu-ginjal.pdf). Penyakit ini merupakan
bagian dari penyakit batu ginjal yang disebabkan oleh sistem saluran kemih yang paling
sering ditemukan dibidang urologi yang disusul gangguan pembesaran prostat pada pria yang
berusia lanjut (http://batusalurankemih.com/penyakit-batu-saluran-kemih/).
Massa keras ini dapat menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih dan
infeksi. Umumnya, batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam
urat, atau sistein.
Batu saluran kemih dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur.
Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya daat keluar
bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan
ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung
kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis
renalis aupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri
kolik yanng hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut
juga daerah kemaluan dan paha sebelah dalam). Hal ini disebabkan karena adanay respon
ureter terhadap batu tersebut, ureter akan berkontraksi sehingga menimbulkan rasa nyeri
kram yang hebat.
1.2 Klasifikasi
Batu saluran kemih dapat diklasifikasi berdasarkan komposisi utama yang terkandung
di dalam batu saluran kemih tersebut. Komposiis kimia yang erkandung dalam batu ginjal
dan saluran kemih dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk
mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat, dan
sistin (https://www.google.com/url?
3
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CIcBEBYwCQ&url=http
%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%).
1.2.1 Batu Kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak ditemukan (paling sering
menyebabkan batu saluran kemih). Sekitar 70-80% (sebagian besar terbentuk dari
kristal kalsium oksalat) dari seluruh kasus batu saluran kemih disebabkan oleh batu
kalsium. Batu ini bisa ditemukan dalam bentuk murni maupun campuran, misalnya
dengan batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut.
1.2.2 Batu Asam Urat
Terdapat lebih kurang 5-10% penderita bati saluran kemih dengan komposisi
asam urat. Pasien dengan batu ini biasanya berusia lebih dari 60 tahun. Batu asam urat
hanya dibentuk oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
dapat meningkatkan faktor resiko terjangkit batu jenis ini. Batu asam urat jenis ini
dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% dapat berhasil sembuh dengan terapi
kenolisis. Batu ini sering terjadai pada penderita gout, leukemia, dan gangguan
metabolisme asam-basa. Penyakit-penyakit ini menyebabkan peningkatan asam urat
dlam tubuh.
1.2.3 Batu Struvit (Magnesium-amonium Fosfat)
Batu ini disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Batu jenis ini lebih sering terjadi pada
wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjjadi karena tingginya konsentrasi
ammonium dan pH air kemih melebihi 7. Pada batu struvit volume air kemih yang
banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari
fosfat.
1.2.4 Batu Sistin
Batu sistin terjadai pada saat kehamilan. Batu ini disebabkan oleh gangguan
ginjal. Batu ini merupakan batu yang aling jarang dijumpai dengan frekuensi kejadian
1-2%. Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin menyebabkan
pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah, dan asupan protein hewani
yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih. Biasanya berhubungan dengan
orang yang terjangkit sistinuria.
4
1.3 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis penyakit batu saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi,
infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta
ureter proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria.
(https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CIcBEBYwCQ&url=http
%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%). Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya
sedikit dan secara perlahan akan merusak unti fungdional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya
adalah nyeri yang luar biasa (kolik). Gejala klinis dari batu saluran kemih yang dapat
dirasakan adalah:
1.4.3 Rasa Nyeri
Lokasi rasa nyeri tergantung dari letak batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut,
disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral tidak jarang disertai mual dan muntah,
maka dapat disimpulkan pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu yang
berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang
menyebar ke paha dan genitalia. Pasien yang mengalami kolik ureter akan sering ingin
merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih
disertai dengan darah.
1.4.4 Demam
Demam ini dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini
disertai gejala jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah
di kulit.
1.4.5 Infeksi
Batu saluran kemih jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi
sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di
saluran kemih karena kuamn Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter,
Pseudomonas, dan Staphylococcus.
1.4.6 Hematuria dan Kristaluria
5
Diagnosis adanya penyakit batu saluran kemih dapat dibantu dengan adanya
hematuria dan kristaluira. Hematuria adalah terdapatnya sel darah merah di dalam air
kemih, sedangkan kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
1.4.7 Mual dan Muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan
mual dan muntah.
1.4 Patofisiologi
Terbentuknya kristalisasi pada saluran kemih (batu saluran kemih) disebabkan oleh
kadar urine yang terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu.
Pemekatan kadar urine dapat terjadi karena infeksi, obstruksi kelebihan sekresi hormon
paratiroid, meingkatnya kadar asam urat, terlalu banyak mengonsumsi vitamin D atau
kalsium yang tidak larut dengan sempurna, dan lain-lain. Namun, penyebab utama pemekatan
air kemih atau urine adalah kurangnya konsumsi air putih setiap hari (http://www.metris-
community.com/gejalabatuginjal-penyebab-penyakitbatuginjal/).
Secara epidemiologi, penyakit batu saluran kemih dipengaruhi 2 faktor yakni faktor
intrinsik yang disebabkan oleh keadaan tubuh seseorang yang emmungkinkan terserang
penyakit batu saluran kemih dan faktor ekstrinsik yang disebabkan oleh keadaan lingkungan
disekitar tempat tinggal (http://batusalurankemih.com/patofisiologi-batu-saluran-kemih/).
1.1.1. Faktor Intrinsik
1.1.1.1. Umur
Umur terbanyak penderita batu saluran kemih di negara-negara barat
adalah 20-50 tahun sedangkan di Indonesia terdapat pada golongan umur 30-60
tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan faktor sosial,
ekonomi, budaya, dan diet.
1.1.1.2. Jenis Kelamin
Jumlah pasein laki-laki pengidap batu saluran kemih tiga kali lebih
banyak daripada pasien perempuan. Tingginya kejadian batu saluran kemih
pada laki-laki disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki-laki yang lebih
panjang dibandingkan perempuan, secra alamiah di dalam air kemih laki-laki
kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan pada air kemih
6
perempuan kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki memiliki hormon
testosteron yang dapat meningkatkan produksi oksalat endogen di hati, serta
adanya hormon estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi
garam kalsium.
1.1.1.3. Keturunan (Herediter)
Faktor keturunan dianggap mempunyai peranan dalam terjadinya
penyakit batu saluran kemih. Namun begitu, bagaimana faktor keturunan
sampai sekarang belum diktegui secara jelas.
1.1.2. Faktor Ekstrinsik
1.1.2.1. Geografi
Prevalensi batu saluran kemih banyak diderita oleh masyarakat yang
tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan oleh sumber air bersih yang
dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di pegunungan banyak mengandung
mineral, seperti fosfor, kalsium, magnesium, dan lain-lain. Letak geografi
menyebabkan insiden batu saluran kemih di suatu tempat dengan tempat
lainnya. Faktor ini mewakili salah satu aspek lingkungan, sosial, dan budaya
seperti kebiasaan makan, temperatur, dan kelembapan udara yang dapat menjadi
predoposisi kejadian batu saluran kemih.
1.1.2.2. Iklim dan Cuaca
Faktor ini tidak berpengaruh langsung, namun kejadiannya banyak
ditemukan di daerah dengan suhu yang tinggi. Temperatur yang tinggi akan
meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih.
Konsentrasi air kemih yang meingkat dapat menyebabkan pembentukan kristal
air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat tinggi akan lebih
beresiko menderiat penyakit batu saluran kemih.
1.1.2.3. Jumlah Air yang Diminum
Bila jumlah air yang diminum sedikit maka akan meningkatkan
konsentrasi air kemih yang memudahkan terbentuknya pembentukan batu
saluran kemih. Sebaliknya, semakin banyak air yang diminum, maka
7
konsentrasi air kemih akan menurun sehingga terbentuknya batu saluran
kemihpun akan menjadi semakin sulit.
1.1.2.4. Diet atau Pola Makan
Faktor ini diperkirakan sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya
batu saluran kemih. Contohnya diet tinggi purine, kebutuhan akan protein dalam
tubuh normalnya adalah 600 mg/kg BB, dan apabila berlebihan maka akan
meningkatkan resiko terbentuknya batu saluran kemih. Hal ini diakibatkan oleh
protein yang tinggi, terutama protein hewani, dapat menurunkan kadar sitrat air
kemih sehingga kadar asam urat dalam darah akan naik, konsumsi protein
hewani yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan memicu
terjadinya hipertensi.
1.1.2.5. Jenis Pekerjaan
Kejadian batu saluran kemih banyak terjadi pada orang-orang yang
banyak duduk dalam melakukan pekerjaannya.
1.1.2.6. Kebiasaan Menahan Buang Air Kemih
kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulkan statis air kemih
yang dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang
disebabkan oleh kuman pemecah urea dapat menyebabkan terbentuknya jenis
batu struvit.
Berdasarkan faktor risiko kimiawi dikenal teori pembentukan batu,
(https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CIcBEBYwCQ&url=http
%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%), yaitu:
1.1.1 Teori Supersaturasi
Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk batu merupakan dasar
terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan suatu
produk tinggi dibandingkan titik endapannya, maka terjadi supersaturasi sehingga
menimbulkan pembentukan kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu.
Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada penambahan suatu bahan
yang dapat mengkristal di dalam air dengan pH dan suhu tertentu yang suatu saat akan
8
terjadi kejenuhan dan terbentuklah kristal. Tingkat saturasi dalam air kemih tidak hanya
dipengaruhi oleh jumlah bahan pembetuk batu saluran kemih yang larut, tapi juga oleh
kelarutan ion, pembentukan konpleks dan pH air kemih.
1.1.2 Teori Matriks
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan mitokondria
sel tunulus renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium
fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga
terbentuk batu. Benang seperti laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%,
heksoamin 2-5%, dam sisanya berupa air. Pada benang menempel kristal batu yang
seiting waktu batu akan semakin membesar. Matriks tersebut merupakan bahan yang
meragsang timbulnya batu.
1.1.3 Teori Tidak Adanya Inhibitor
Dikenla 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor organik
terdapat bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat terjadinya batu, asam
sitrat, nefrokalsin, dan tamma-horsefall glikoprotein sedangkan yang jarang terdapat
adalah gliko-samin glikans dan uropontin.
Pada inhibitor anorganik terdapat bahan pirofosfat dan zinc. Inhibitor yang
paling kuat adalah sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat yang dapat larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal
kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal kalsium oksalat pada membran
tubulus. Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada
jeruk. Hal tersebut yang dapat menjelaskan mengapa pada sebagian individu terjadi
pembentukan batu saluran kemih, sedangkan pada individu ain tidak, meskipun sama-
sama terjadi supersaturasi
1.1.4 Teori Epitaksi
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga akan cepat
membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan
merupakan kasus yang paling sering yaitu kalsium oksalat yang menempel pada kristal
asam urat yang ada.
1.1.5 Teori Kombinasi
9
Bayak ahli berpendappat bahwa batu salurak kemih terbentuk beradasarkan
campuran dari beberapa teori yang ada.
1.1.6 Teori Infeksi
Batu saluran kemih dapat terjadi akibat infeksi dari kuman tertentu, pengatuh
infeksi pada pembentukkan batu saluran kemig adalah terbentuknya batu survit yang
dipengaruhi oleh pH air kemih yang melebihi 7 dan terjadinya reaksi sintesis
ammonium dengan molekul magnesium dan fosfat sehingga terbentuk magnesium
ammonium fosfat (batu survit) misalnya pada bakteri pemecah urea yang menghasilkan
urease. Bakteri yang menghasilkan urease yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobacter¸Pseudomonas, dan Staphylococcus.
1.1.7 Teori Vaskuler
Teori vaskuler adalah teori yang didasarkan pada data yakni, banyaknya kasus
penyakit hipertensi dan kada kolesterol darah tinggi pada penderita batu saluran kemih.
Pada penderita hipertensi pengkapuran ginjal meningkat yang dapat memicu
pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranall’s plaque). Sedangkan kolesterol tinggi
dalam darah dapat menyebabkan tersekresinya kolesterol melalui glomerulus ginal dan
tercampur dalam air kemih. Butiran kolesterol itu dapat merangsang agregasi dengan
kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi
klinis.
Berdasarkan jenisnya, patofisiologi batu saluran kemih dapat dibagi menjadi,
1.4.1 Batu Kalsium
Terbentuknya batu jenis ini diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang
tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi.konsumsi kalsium dalam
jumlah sedikit juga dapat menyebabkan batu ginjal atau batu saluran kemih. Hal ini
dikarenakan dengan sedikitnya kalsium yang dikonsumsi, maka oksalat yang diserap
tubuh semakin banyak. Oksalat ini kemudian melalui ginjaldan dibuang ke urin. Dalam
urin, oksalat merupakan zat yang mudah membentuk endapan kalsium oksalat yang
menyebabkan batu saluran kemih. Batu kalsium memiliki 2 jenis, yakni,
1.4.1.1 Whewellite (monohidrat)
Batu berbentuk padat, warna coklat/hitam dengan konsentrasi asam
oksalat yang tinggi pada air kemih.
10
1.4.1.2 Weddllite (dehidrat)
Kombinasi kalsium dan magnesium. Berwarna kuning, lebih mudah
hancur dari whewellite.
1.4.2 Batu Asam Urat
Batu asam urat hanya dibentuk oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol,
dan diet tinggi protein dapat meningkatkan faktor resiko terjangkit batu jenis ini. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan ekskresi asam urat yang meningkat akibat
mngonsumsi alkohol dan kegemukan. Peningkatan ekskresi asam urat menyebabkan
pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil
sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa).
1.4.3 Batu Struvit
Batu ini biasanya disebabkan oleh infeksi. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasan basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak. Kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah: Proteus spp,
Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus. Batu ini
ditemukan sekitar 15-20% pada penderita bati saluran kemih.
1.4.4 Batu Sistin
Batu ini disebabkan oleh gangguan ginjal. Batu ini merupakan batu yang aling
jarang dijumpai dengan frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amoni, sistin,
arginin, lysin, dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Batu ini
disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang sangat
jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang memiliki riwayat batu
sebelumnya atau pada individu yang statis karena imobilitas.
1.5 Penatalaksanaan dan Pola Diet
1.5.1 Penatalaksanaan
Tujuan dasar dari penatalaksanaan medis batu saluran kemih adalah untuk
menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron,
mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan
dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif dengan pemberian obat-obatan,
tanpa operasi, dan pembedahan terbuka (https://www.google.com/url?
11
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CIcBEBYwCQ&url=htt
p%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%) .
1.5.1.1 Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu dengan ukuran kecil, yakni
dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa
intervensi medis. Hal ini dilakukan dengan mempertahankan keenceran urine dan diet
makanna tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembetuk batu (contohnya
kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan
ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien batu saluran kemih harus minum paling
sedikit 8 gelas air sehari.
1.5.1.2 Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan
Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar
batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid mirip injeksi morfin sulfat, yaitu
petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsterois seperti ketorolac dan naproxen,
dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunkan untuk
mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih
atau pada pengangatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu
dikeluarkan, batu saluran kemih dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat
tertentu yang dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan
batuberikutnya.
1.5.1.3 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan
gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubh untuk memecah batu. Alat
ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun
1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, menjadi fragmen-
fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat
mengurangi keharusan untuk melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat
menurunkan lama rawat inap di rumah sakit.
12
1.5.1.4 Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan
batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya
dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung ke dalam saluran kemih. Alat
tersebut dimasukan melaui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Beberapa tindakan endourologi,
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat
endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian
dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukkan alat oemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukkan alat
ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang
berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui
tuntunan ureteroskopi atau ureterorenoskopi.
d. Ekstraksi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya
melalui alat keranjang Dormia.
1.5.1.5 Tindakan Operasi
Penanganan batu saluran kemih biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk
mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan atau operasi. Tindakan bedah
dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa
jenis tindakana pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari
lokasi dimana batu berada, yaitu,
a. Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di ureter
c. Vesikolitomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di vesica urinaria
d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di uretra.
13
1.5.2 Pola Diet
Pola diet atau pola makan untuk mencegah atau mengobati batu saluran kemih
berdasarkan pada jenis batu yang diidap. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan
pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih
(http://dokter82.wordpress.com/nephrology/batu-saluran-kemih/).
Mengobati atau mencegah batu kalsium dapat dilakukan dengan membatasi
konsumsi kalsium. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penderita batu kalsium
mengalami hiperkalsiuria, diaman kadar kalsium di daam air kemih sangat tinggi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengonsumsi obat diuretik thiazid (contohnya trichlormetazid) dapat
mengurangi pembentukan batu yang baru
2. Meminum banyak air putih (8-10 gelas/hari)
3. Diet rendah kalsium dan mengonsumsi natrium selulosa fosfat
4. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu
kalsium) di dalam air kemih, dapat diberikan kalium sitrat
5. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya
batu kalsium, merupakan akibat dari mengonsumsi makanan yang kaya
oksaat (bayam, coklat, kacang-kacangan, merica, teh). Maka dari itu, asupan
makanan tersebut sebaiknya dikurangi
6. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus
renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan terhadap penyakit-
penyakit tersebut.
Untuk batu asam urat, dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan,
unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di
dalam air kemih. Allopurinol dapat dikonsumsi untuk mengurangi pembentukan asam
urat. Batu asam urat sendiri terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu
untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
Pola diet penderita batu saluran kemih dapat diatur dengan mengurangi atau
membatasi konsumsi makanan maupun minuman yang mengandung zat utama
penyusun batu saluran kemih atau memicu meningkatnya produksi zat tersebut di
dalam tubuh. Banyak meminum air putih juga merupakan salah satu hal terpenting
untuk dilakukan agar bisa mengurangi atau mencegah terbentuknya batu saluran kemih.
14
BAB III
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
1.2.1 Batu saluran kemih merupakan massa keras yang terbentuk dari pengendapan
kristal yang ada di urin. Biasanya, batu ini terbentuk di dalam ginjal atau ureter
(saluran kemih yang menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih).
Selain itu, batu ginjal juga dapat terbentuk di dalam kandung kemih (vesica
urinaria) ataupun uretra (saluran yang menghubungkan antara kandung kemih
dan alat kelamin).
1.2.2 Batu saluran kemih dapat digolongkan menjadi batu kalsium, batu asam urat,
batu sistin, dan batu struvit.
1.2.3 Batu saluran kemih dapat terjadi akibat kadar urine yang terlalu pekat dan zat-
zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Pemekatan kadar urine
dapat terjadi karena infeksi, obstruksi kelebihan sekresi hormon paratiroid,
meingkatnya kadar asam urat, terlalu banyak mengonsumsi vitamin D atau
kalsium yang tidak larut dengan sempurna, dan lain-lain.
1.2.4 Beberapa manifestasi klinis yang nampak dari batu saluran kemih adalah rasa
nyeri (kolik), demam, infeksi, hematuria dan kristaluria, serta mual dan muntah.
1.2.5 Pola diet penderita batu saluran kemih dapat diatur dengan mengurangi atau
membatasi konsumsi makanan maupun minuman yang mengandung zat utama
penyusun batu saluran kemih atau memicu meningkatnya produksi zat tersebut
di dalam tubuh. Banyak meminum air putih juga merupakan salah satu hal
terpenting untuk dilakukan agar bisa mengurangi atau mencegah terbentuknya
batu saluran kemih.
1.3 Saran
Batu saluran kemih merupakan salah satu jenis penyakit yang manifestasi klinisnya
tidak selalu terasa atau terlihat, tidak jarang pasien datang dengan keadaan ginjal yang sudah
rusak parah. Untuk dapat mencegah batu saluran kemih, pola makan atau pola diet serta
kebiasaan hidup harus dapat diubah.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/batu-ginjal.pdf, diakses pada 18 Mei 2013, pukul 21.45 WIB.
http://batusalurankemih.com/penyakit-batu-saluran-kemih/, diakses pada 18 Mei 2013, pukul 21.00 WIB.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CIcBEBYwCQ&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F30750%2F4%2FChapter%2520II.pdf&ei=u6OYUbKLDcbqrQe0hoGoDg&usg=AFQjCNF-phNonUu4HMQpq_hOK27L7Zy-DA&sig2=UNKCPWqRe0kDGQLiD2tzg&bvm=bv.46751780,d.bmk, diakses pada 18 Mei 2013, pukul 20.31 WIB.
http://www.metris-community.com/gejalabatuginjal-penyebab-penyakitbatuginjal/ , diakses pada 18 Mei 2013, pukul 22.00 WIB.
http://dokter82.wordpress.com/nephrology/batu-saluran-kemih/, diakses pada 19 Mei 2013 pukul 18.13 WIB.
16