23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah A. Latar Belakang Dapat dipahami bahwa sebuah wacana melebihi sebuah kalimat. Hal ini sesuai dengan pengertian bahasa secara sederhana, yakni “alat komunikasi”. Sebagai alat komunikasi, bahasa tentunya tidak diucapkan satu kalimat, tetapi penyampaian gagasan, pikiran, perasaan tersebut dapat berupa kalimat berangkai. Selain itu, analisis terhadap wacana dimaksudkan untuk menginterpretasi makna sebuah ujaran dengan memperhatikan konteks, sebab konteks menentukan makna ujaran. Konteks meliputi konteks linguistik dan konteks etnografi. Konteks linguistik berupa rangkaian kata-kata yang mendahului atau yang mengikuti sedangkan konteks etnografi berbentuk serangkaian ciri faktor etnografi yang melingkupinya, misalnya faktor budaya masyarakat pemakai bahasa. Inilah yang dimaksudkan dengan wacana dari definisi di atas. B. Masalah dan Batasan Masalah 1.1. Masalah 1

Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FE Universitas Muria Kudus

Citation preview

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang dan Masalah

A.    Latar Belakang

Dapat dipahami bahwa sebuah wacana melebihi sebuah kalimat.

Hal ini sesuai dengan pengertian bahasa secara sederhana, yakni “alat

komunikasi”. Sebagai alat komunikasi, bahasa tentunya tidak diucapkan

satu kalimat, tetapi penyampaian gagasan, pikiran, perasaan tersebut dapat

berupa kalimat berangkai. Selain itu, analisis terhadap wacana

dimaksudkan untuk menginterpretasi makna sebuah ujaran dengan

memperhatikan konteks, sebab konteks menentukan makna ujaran.

Konteks meliputi konteks linguistik dan konteks etnografi. Konteks

linguistik berupa rangkaian kata-kata yang mendahului atau yang

mengikuti sedangkan konteks etnografi berbentuk serangkaian ciri faktor

etnografi yang melingkupinya, misalnya faktor budaya masyarakat

pemakai bahasa. Inilah yang dimaksudkan dengan wacana dari definisi di

atas.

B. Masalah dan Batasan Masalah

1.1. Masalah

Berdasarkan apa yang di uraikan pada latar belakang, ada

beberapa masalah yang timbul, terkait dengan pembahasan kami

mengenai “ Wacana “ yaitu:

a) Syarat apa sajakah yang diperlukan dalam pembentukan

wacana ?

b) Apa yang di maksud dengan wacana ?

c) Ada berapakah jenis wacana ?

1

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang timbul dalam makalah ini,

kami hanya membahas beberapa masalah yaitu:

a) Syarat apa sajakah yang diperlukan dalam pembentukan wacana ?

b) Apa yang di maksud dengan wacana ?

c) Ada berapakah jenis wacana ?

1.2 Tujuan

Tujuan kami menyusun makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan memahami apa saja syarat-syarat yang diperlukan

dalam pembentukan wacana.

2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang disebut dengan wacana.

3. Untuk mengetahui dan memahami jenis wacana.

2

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Wacana

a. Alwi et.al.

Alwi et.al (2000:41) menyatakan wacana adalah rentetan kalimat

yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-

kalimat itu.

b. Aminuddin

Menurut Aminuddin sebagaimana dikutip oleh Sumarlan (2003:9-

10) wacana adalah keseluruhan unsur-unsur yang membangun perwujudan

paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi.

c. Harimurti Kridalaksana

Kridalaksana (2001:231) mendefinisikan wacana adalah satuan

bahasa terlengkap, dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal

tertinggi atau terbesar.

d. Samsuri

Menurut Samsuri (1988:1) wacana adalah rekaman kebahasaan

yang utuh tentang peristiwa komunikasi.

e. Jusuf Syarif Badudu

Menurut JS Badudu sebagaimana dikutip oleh Eriyanto (2001:2)

wacana adalah :

3

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

a. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan propinsi

yang satu dengan yang lainnya, membentuk satu kesatuan,

sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-

kalimat itu.

b. Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat

atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang

berkesinambungan, yang mempunyai awal dan akhir yang nyata,

disampaikan secara lisan atau tertulis.

f. Alex Sobur

Sobur (2001:11) menyatakan wacana adalah rangkaian ujar dan

rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang

disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren,

dibentuk oleh unsur segmental dan supersegmental.

g. Michael Stubbs

Stubbs (1993:4) menyatakan wacana dibentuk dari satuan bahasa

di atas kalimat atau klausa, baik lisan maupun tulis, dengan menggunakan

konteks sosial untuk sampai pada pemahaman makna wacana.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar bahasa tentang definisi

wacana sebagaimana telah diuraikan, dapat disimpulkan wacana adalah

satuan bahasa bahasa yang terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti

cerita pendek, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang berdasarkan

bentuknya (struktur lahirnya) bersifat kohesi (saling terkait), dan

berdasarkan maknanya (struktur batinnya) bersifat koheren (terpadu), yang

memiliki fungsi untuk mengungkapkan satu topik.

4

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

2. Persyaratan Wacana

Syarat terbentuknya wacana mencakup 3 hal, yaitu :

a. Topik

Topik merupakan persyaratan pertama. Topik adalah pokok

pembicaraan (dalam bentuk lisan) atau pokok karangan (dalam bentuk

tulisan).

b. Tuturan Pengungkap Topik

Persyaratan kedua adalah tuturan pengungkap topik beserta

jabaran-jabaran topik yang bersangkutan. Wujud kongkret tuturan itu

adalah kalimat, atau untaian kalimat yang membentuk teks.

c. Kohesi dan Koherensi

Kohesi merupakan hubungan formal (hubungan yang tampak pada

bentuk). Adapun penanda kohesi mencakup :

Referensi (hubungan antara referen dan lambang, bentuk bahasa,

yang dipakai untuk mewakilinya),

Elips (peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat

diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa),

Konjungsi (partikel yang digunakan untuk menggabungkan kata

dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat

dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Preposisi seperti

di, dan dari; konjungsi seperti dan, dan atau),

Subsitusi (proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur

lain dalam satuan yang lebih besar untuk memproleh unsur-

unsur pembda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu),

Leksikal (berkaitan dengan kata, leksikon, dan leksem ; bukan

dengan gramatikal)

5

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

Adapun koherensi merupakan hubungan semantik antarkalimat

atau antarbagian wacana, yakni hubungan yang serasi antara proposisi satu

dan yang alain, atau antara makna satu dan makna yang lain.

3. Jenis-jenis Wacana

Adapun jenis-jenis wacana dapat diklasifiksikan berdasarkan :

a. Wacana berdasarkan bahasa yang digunakan

Berdasarkan bahasa yang dipakai sebagai sarana untuk

mengungkapkan wacana, wacana dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Wacana bahasa nasional (Indonesia) adalah wacana yang

diungkapkan dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai

sarananya.

2) Wacana bahasa lokal atau daerah (bahasa Jawa) adalah wacana

yang diungkapkan dengan menggunakan sarana bahasa Jawa.

3) Wacana bahasa Inggris adalah wacana yang diungkapkan

dengan menggunakan sarana bahasa Inggris.

4) Wacana bahasa lainnya, seperti Belanda, Jerman, Perancis, dan

Jepang.

b. Wacana berdasarkan media yang digunakan

Wacana menurut media yang digunakan sebagai sarana untuk

mengungkapkan wacana, wacana dapat dibesarkan menjadi :

1) Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan dengan bahasa

tulis atau melalui media tulis.

2) Wacana lisan adalah wacana yang disampaikan dengan bahasa

lisan atau media lisan.

Jenis wacana berdasarkan media jika dihubungkan dengan jenis

wacana berdasarkan bahasa yang digunakan, maka diperoleh jenis wacana

6

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

bahasa Indonesia tulis ragam baku (misalnya wacana surat menyurat

resmi), wacan bahasa Indonesia tulis ragam tak baku (misalnya surat-surat

pribadi), wacana bahasa Indonesia lisan ragam baku (seperti pidato

kenegaraan), dan wacana bahasa Indonesia lisan ragam tak baku (seperti

obrolan santai, wacana ketoprak humor).

c. Wacana berdasarkan sifat atau jenis pemakainya

Berdasarkan sifat atau jenis pemakainya, wacana dapat dibedakan

menjadi :

1) Wacana monolog (monologue discourse) adalah wacana yang

disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain

untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog

bersifat searah.

2) Wacana dialog (dialogue discourse) adalah percakapan yang

dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog

bersifat dua arah.

3) Wacana polilog adalah pembicaraan atau percakapan yang

melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang

penutur.

d. Wacana berdasarkan bentuknya

Berdasarkan bentuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan dalam

bentuk prosa (dalam bahasa Jawa disebut gancaran).

2) Wacana puisi adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk

puisi (dalam bahasa Jawa disebut geguritan).

3) Wacana drama adalah wacana yang disampaikan dalam

bentuk drama, dalam bentuk dialog, baik berupa wacana tulis

maupun wacana tulisan.

e. Wacana berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya

7

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

Wacana berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya

diklasifikasikan menjadi :

1) Wacana Narasi

Narasi berasal dari kata bahasa Inggris narration yang berarti cerita

dan narrative (yang menceritakan). Wacana narasi yang disebut juga

sebagai wacana penceritaan atau wacana penuturan adalah wacana yang

menceritakan suatu hal atau kejadaian melalui penonjolan pelaku atau

tokoh.Untuk membuat atau menyusun wacana narasi harus selektif dalam

memilih peristiwa. Persitiwa yang dipilih yaitu peristiwa yang :

a) Dapat menggerakkan suatu tindakan

b) Dapat memberikan simpulan dari suatu tindakan

c) Dapat memberikan pandangan

d) Dapat membantu menciptakan efek yang dikehendaki,

misalnya efek humor, ironis atau ketegangan.

Mengenai fungsi yang terkandung dalam wacana narasi yaitu

amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.Jenis

wacana narasi ada dua yaitu :

a) Narasi Ekspositoris , berisi fakta, misalnya biografi (riwayat

seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang

ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman.

b) Narasi Imajinatif , berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan

seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau

cerpen.

8

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

2) Wacana Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang

berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu. Dari segi istilah

deskripsi adalah suatu bentuk wacana atau karangan yang melukiskan

sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat

mencitrai (melihat, mendengar, menciumn dan merasakan) apa yang

dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Wacana deskripsi adalah wacana yang melukiskan suatu objek

secara mendetail dari berbagai segi, sehingga objek tersebut dapat dilihat,

didengar, ataupun dirasakan.Agar didalam menulis deskripsi menjadi

hidup, seorang penulis perlu memperhatikan langkah-langkah berikut ini:

a) Seorang penulis harus melatih diri mengamati sesuatu.

b) Agar deskripsi karangan menjadi hidup, penulis didalam menulis

deskripsi harus melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail

mungkin.

Wacana deskripsi yang baik harus memenuhi tiga hal :

a) Kesungguhan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa

dan bentuk.

b) Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan penulis

mengenai sifat, isi, dan wujud objek yang dideskripsikan.

c) Kemampuan penulis memilih detail khusus yang dapat menunjang

ketepatan dan keterhidupan deskripsi.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam,

yaitu sebagai berikut:

o Deskripsi Imajinati atau Impresionis ialah deskripsi yang

menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.

9

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

o Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan

objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.

3) Wacana Eksposisi

Eksposisi berasal dari kata bahasa Inggris exposition yang berarti

membuka atau memulai. Wacana atau karangan eksposisi disebut juga

wacana pembeberan. Wacana eksposisi adalah wacana yang menjelaskan

atau memaparkan suatu pokok permasalahan secara global. Wacana

eksposisi merupakan wacana yang bertujuan utam untuk membeitahu,

mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam wacana

eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama ialah informasi.

Sesuatu yang dikomunikasikan itu berupa :

a) Data faktual, yakni sesuatu yang benar-benar terjadi atau

bersifat historis seperti bagaimana cara kerja suatu mesin giling

padi, bagaimana suatu operasi diperkenalkan

b) Suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap

seperangkat fakta

c) Mungkin berupa fakta mengenai seseorang yang berpegang

teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan

utamanya ialah memberikan informasi.

Ada tiga langkah yang dapat diterapkan dalam menyusun wacana

atau karangan berbentuk eksposisi, yakni :

a. Menentukan topik karangan

b. Menentukan tujuan penulisan

c. Merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap

dan tersusun baik.

10

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat

berpola penyajian berikut:

o Urutan topik yang ada, berkaitan dengan penyebutan bagian-

bagian suatu benda, hal atau peristiwa tanpa memproritaskan

bagian mana yang terpenting. Semua bagian dianggap bernilai

sama.

o Urutan klimaks dan antiklimaks, dimulai dari hal yang mudah

atau yang sederhana menuju ke hal yang makin penting atau

puncak peristiwa dan sebaliknya untuk anti-klimaks.

4) Wacana Argumentasi

Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi ide atau gagasan

yang dilengkapi dengan data-data sebagai bukti, dan bertujuan untuk

meyakinkan pembaca terhadap kebenaran ide atau gagasan. Tahapan

menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.

a) menentukan tema atau topik permasalahan,

b) merumuskan tujuan penulisan,

c) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau

pernyataan yang mendukung,

d) menyusun kerangka karangan, dan

e) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola :

a. Sebab akibat

Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab

berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.

b. Akibat sebab

Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat

dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.

c. Pola pemecahan masalah

11

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan

masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.

5) Wacana Persuasi

Kata persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam

bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata to persuade

yang berarti membujuk atau meyakinkan. Wacana persuasi adalah

wacana yang berisi rayuan, ajakan, himbauan, atau harapan. Wacana

persuasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan

sesuatu yang diinginkan. Wacana persuasi berorintasi pada waktu

sekarang dan yang akan datang. Wacana persuasi disebut juga sebagai

wacana hortatori.Pendekatan yang digunakan adalah emotif.

Untuk mengembangkan (penulisan) wacana persuasi agar efektif,

ada alat-alat persuasi yang bisa dimanfaatkan, yakni :

1) Bahasa ,sebagai alat komunikasi memiliki keluwesan dalam

menjalankan fungsinya.

2) Nada, ialah nada pembicaraan yang berkaitan dengan sikap

pengarang dalam menyampaikan gagasannya.

3) Detail ,dalam wacana persuasi merupakan uraian terhadap ide pokok

sampai kebagian yang sekecil-kecilnya.

Untuk menghasilkan detail yang baik perlu memperhatikan :

a) Penting tidaknya detail itu untuk keperluan persuasi dan pemahaman

pembaca

b) Jumlah detail yang harus dikumpulkan untuk mendukung ide pokok

c) Macam detail yang seharusnya diangkat untuk mendukung ide

pokok

d) Kapan setiap detail itu dihadirkan

12

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

e) Ada tidaknya korelasi dan relevansi detail dengan ide pokok yang

sebaiknya diangkat

f) Pengaturan (organisasi) ; Organisasi dalam wacana persuasi

berkaitan dengan masalah pengaturan detail dalam wacana atau

karangan.

g) Kewenangan (authority) ; Kewenangan dalam konteks wacana

persuasi merupakan “penerimaan dan kesadaran” pembaca terhadap

penulis atau pengarang. Seorang penulis diyakini oleh pembacanya

sebagai orang yang berwenang apabila dia :

h) Mempunyai dasar hukum menduduki jabatan-jabatan tertentu

i) Berkecimpung dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu

13

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

BAB III

KESIMPULAN

Wacana adalah satuan bahasa yang terdiri dari sebuah kalimat atau

beberapa kalimat yang menyatakan satu pesan atau satu amanat yang utuh.

Sebuah wacana sebagai satuan terbesar di dalam hirarki kebahasaan bisa berupa

satu kalimat. Akan tetapi, lazimnya terdiri dari sejumlah kalimat yang membentuk

suatu paragraf. Setiap paragraf dalam wacana memiliki sebuah pikiran pokok dan

sejumlah pikiran penjelas. Pikiran pokok tersebut direalisasikan dalam sebuah

kalimat utama yang selalu berwujud kalimat bebas. Sedangkan pikiran penjelas

direalisasikan dalam kalimat-kalimat penjelas yang wujudnya berupa kalimat

terikat. Di dalam wacana, kalimat tidak dapat berdiri sendiri karena satu dengan

yang lainnya saling berkaitan. Alwi, dkk. (1998:419) mengatakan bahwa wacana

adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu

dengan proposisi yang lain dan membentuk kesatuan.

Wacana harus memiliki syarat yaitu topik ,kohesi dan koherensi serta

kelengkapan. Jenis wacana dibedakan menjadi narasi ,deskripsi ,

argumentasi ,ekposisis , dan persuasi.

14

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Kanzunnudin, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Edisi

Revisi.Yayasan Adhigama.2013

http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Wacana

http://cenya95.wordpress.com/2008/10/18/arti-wacana

15

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia - Wacana

16