47
BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penyakit AIDS merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyeran system kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya system kekebalan tubuh maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal,yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983. Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit di hamper setiap Negara di dunia (Pandemi),termasuk di antaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan terdapat sebanyak 8.400.000 Kasus didunia yang terdiri dari 6.7 juta orang dewasa dan 1.7 juta anak-anak. Di Indonesia berdasarkan datat-data yang bersumber dari Direktorat Jendral P2M dan PLP Depertemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 Orang yang dilaporkan oleh 23 Propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasarnya Bukan lah merupakan gambaran jumlah pendrita yang sebenarnya.Pada penyakit ini berlaku Teori “Gunung Es” dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO mengistimewakan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum ketahui. Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melandas semakin banyak Negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak saja menyenal penyakit (AIDS),virus (HIV) tetapi juga reaksi atau dampak negatif berbagai bidanseperti 1

makalah askep AIDS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah askep AIDS

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penyakit AIDS merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh

retrovirus yang menyeran system kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya system kekebalan

tubuh maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal,yang

dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika

serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.

Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit di hamper setiap Negara di dunia (Pandemi),termasuk di

antaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan terdapat sebanyak 8.400.000 Kasus didunia

yang terdiri dari 6.7 juta orang dewasa dan 1.7 juta anak-anak. Di Indonesia berdasarkan datat-data yang

bersumber dari Direktorat Jendral P2M dan PLP Depertemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998

jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 Orang yang dilaporkan oleh 23 Propinsi di Indonesia. Data

jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasarnya Bukan lah merupakan gambaran jumlah pendrita

yang sebenarnya.Pada penyakit ini berlaku Teori “Gunung Es” dimana penderita yang kelihatan hanya

sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO mengistimewakan bahwa dibalik 1 penderita yang

terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum ketahui.

Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan

jumlah penderita dan melandas semakin banyak Negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi

tidak saja menyenal penyakit (AIDS),virus (HIV) tetapi juga reaksi atau dampak negatif berbagai

bidanseperti kesehatan,social,ekonomi,politik,kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantanga

yang harus dihadapai baik oleh Negara maju maupun Negara berkembang.

1

Page 2: makalah askep AIDS

B. Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum

Mahasiswa mampu Mengetahui gambaran umum tentang AIDS dan proses keperawatannya.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian dan etiologi AIDS

Mahasiswa mampu mengetahui epidemologi AIDS

Mahasiswa mampu mengetahui tantda dan gejala AIDS

Mahasiswa mumpu mengetahui tentang patofisiologi dan pathway AIDS

Mahasiawa mampu mengetahui tentang pemeriksaan diagnostic pada AIDS

Mahasiswa mampu mengetahui tentang penatalaksanaan medis dan keperawan pada

AIDS

Membuat asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit AIDS

2

Page 3: makalah askep AIDS

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

AIDS adalah merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya imunitas

tubuh sebagai akibat dari serangan Humanlmunodeficiency virus. Karena imunitas tubuh yang diserang

oleh virus HIV,maka penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi dan kanker yang tidak

biasa.Kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Hingga September

2008, penderita AIDS yang dilaporkan berjumlah 13,958 orang. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir

(1997-2007) terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali.

AIDS adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler tanpa penyebab lain yang diketahui,

ditandai dengan infeksi oportunistik keganasan berakibat fatal. Munculnya Syndrome ini erat

hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah terjadi seketika

melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.

B. Epidemiologi Penyakit Terkait ( Di Dunia / Di Indonesia)

AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottlied dari Amerika pada tahun 1981. Sejak saat itu jumlah

Negara yang melapor kasus-kasus AIDS meningkat dengan cepat. Dewasa ini penyakit HIV/AIDS telah

merupakan pandemi, menyerang jutaan penduduk dunia,dewasa,pria,bahkan anak-anak. WHO

memperkirakan bahwa sekitar 15 juta orang diantarannya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV.

Setiap hari 5000 orang ketularan HIV.

Menurut etimasi WHO pada tahun 2000 sekitar 30-40 juta orang terinfeksi virus HIV 12-18 juta

orang akan menunjukkan gejala-gejala AIDS dan setiap tahun sebanyak 1,8juta orang akan meninggal

karena AIDS. Pada saat ini laju infeksi pada wanita jauh lebih cepat dari pada pria. Dari seluruh infeksi,

90% akan terjadi di Negara berkembang, terutama asia.

Pandemi global AIDS telah sampai di Indonesia. Kasus AIDS pertama di Indonesia pada tahun 1987

seorang wisatawan Belanda yang meninggal di Bali pada tahun 1988. Enam tahun kemudian virus HIV

telah terdeteksi di Sembilan propinsi di Indonesia.

Menurut data Ditjen PPM dan Departemen kesehatan pada bulan Mei 1998 telah tercatat 685 kasus

HIV/AIDS, diantaranya 184 penderita AIDS dan 501 penderita HIV yang dilaporkan oleh 23 propinsi di

Indonesia. Hal berarti terjadi peningkatan sebanyak 100 kali sejak tahun 1987 yang pada waktu baru

tercatat 6 kasus.

3

Page 4: makalah askep AIDS

B. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait

Organ tubuh manusia yang diserang oleh HIV/AIDS adalah:

1. Sistem saraf pusat ( SSP )

2. Sistem imun

3. Hati

D. Etiologi

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang di sebut human

Immunodeficiency Virus (HIV). Virus in pertama kali di isolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di

prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV),sedangkan gallo di

Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesempatan internasional pada

yahun 1989 nama firus di rubah menjadi HIV.

Muman Immunodeficiency Virus adlah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli

merupakan partikel yang inert,didak dapat mengembang atau melukai at5au ia masuk ke sel target. Sel

target virus ini terutama sel lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk firus HIV yang di sebut CD-

4 Didalam sel lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yag lain,dapat tetep hidup lama

dalam sel dalam keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu di anggap

infektieous yang setiap saat dapat aktf dan dapat di tularkan selama hidup penderita tersebut.

Secara mortotologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung

(envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusn atar dua untaian RNA (Ribonocleic Acid). Enzim

reverce transcriptase dan beberapa jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipit dan gliprotein (gp 41

dan gp 120). Gp 120 berhubungan engan resertor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus

sensitive terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih,sinar matahari dan mudah di matikan dengan

berbagai disinfektan seperti eter,aseton, jodium hipoklorit dan sebagainya ,tetepi telatif resisten radiasi

dan sinar ultraviolet.

Virus HIV hidup dalam darah,savila,semen,air mata dan mudah mati di luar tubuh. HIV juga

dapat di temukan dalam sel monosit,makrotag dan sel gila jaringan otak.

CARA PENULARAN

Secara umum ada 5 faktor yang perlu di perhatikan pada penularan suatu penyakit yaitu sumber

infeksi,vehukulum yang membawa agent,host yang rentan,temap keluar kuman dan tempat masuk

kuman(port’d entrée).

Virus HIV smpa sat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan sel otak sebagai organ

sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh.sebagai vihigulum yang dapat

membawa virus HIV kelur tubuh dan menularkan kepada orang lain adalah berebagai cairan

4

Page 5: makalah askep AIDS

tubuh.Cairan tubh yang terbukti menularkan di antaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah

penderita.

Banyak yang di duga menjadi cara penularan virus HIV,namun hingga kini cara penularan HIV yang

di ketahui melalui:

1. Tranmisi Seksual

Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heterokseksual merupakan

penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini berhubungan dengan semen da

cairan vagina atau serik.Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan

seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pasangan seks,jumlah pasangan seks dan jenis

hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) di temuka resiko seropositive untuk zat anti terhadap

HIV cenderuk naik pada hubungan seksual yang di lakukan pada pasangan tidak tetep.

Orang yang sering berhubungan seksusl dengan berganti pasangan merupakan kelompok

manusia yang beresiko tinggi terinfeksi virus HIV.

a. Homoseksul

Dinunia berat,Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homoseksual menderita

AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan rusial.

Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan dengan resiko tinggi

bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari

seorang pengidap HIV .Hal ini berhubungan dengan mukosa rectum yang sangat tipis dan

mudah sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital.

b. Heteroseksual

Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui berhububgan heteroseksual pada

promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok umur seksual aktif baik pria maupun

wanita yang mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.

5

Page 6: makalah askep AIDS

E. Manifistasi klinik

Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah

diidentifikasi sulit karena symptomnya yang di tuju pada umumnya adalah bemula dari gejala-gejala

umum yang lajim didapati pada bebagai penderita penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya

dikemukakan sebagai berikut :

Rasa lelah dan lesu

Berat badan menurun secara drastic

Demam yang sering dan berkeringat di waktu malam

Mencret dan kurang nafsu makan

Bercak-bercak putih dilidah dan dimulut

Pembekakan leher dan lipatan paha

Radang paru-paru

Kanker kulit

Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain tumor dan

infeksi oportunistik :

1. Manifestasi tumor diantaranya :

a. Sarkoma Kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi

kejadiannya 36-50% biasanya terjadi pada homoseksual, dan jarang terjadi pada

heteroseksual serta jarang menjadi sebab kematian primer.

b. Limfoma ganas ; terjadi seyelah sarcoma kaposi dan menyerang syaraf , dan bertahan

kurang lebih 1 tahun .

2. Manifestasi oportunistik diantaranya

a. Manifestasi pada paru-paru

Pneumonia pneumocystis (PCP)

Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru-

paru PCP dengan gejala sesak napas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan

demam.

Cytomegalo virus (CMV)

Pada manusia virus ini 50% hidup sebagai komensial pada paru-paru tetapi

dapat menyebabkan pneumocytis. CMV merupakan penyebab kematian 30%

penderita AIDS.

Mycobacterium avilum

Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan sulit

disembuhkan

Mycobacterium tuberculosis

6

Page 7: makalah askep AIDS

Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke

organ lain organ diluar paru,

3. Manifestasi pada gastroitestinal

Sekitar 10% kasus AIDS menunjukkan manifestasi neorologis, biasanya timbul pada

fase akhir penyakit. Kelainan syaraf yang umum adalah ensefilitis, meningitis, demensia,

mielopati dan neuropari perifer.

Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa

sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat

badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah

membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :

1. Infeksi HIV Stadium Pertama

Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi

gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Persisten Generalized Limfadenopati

Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu

malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur

kandida di mulut.

3. AIDS Relative Complex (ARC)

Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi

berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini

penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan

penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan

gejala yang sudah timbul pada fase kedua.

4. Full Blown AIDS

Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap

infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru pneumocytik,

sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan

pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya. Jarang penderita

bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum waktunya.

7

Page 8: makalah askep AIDS

F. Patofisiologi

Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4.

Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4 yang mengatur reaksi sistem

kekebalan manusia. Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrit, sel langerhans dan sel

mikroglia. Setelah mengikat molekul CD4 melalui transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru

terbentuk saling bergabung dan masuk ke dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat

menghasilkan protein virus baru, yang bekerja menyerupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target

normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus juga ikut

menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya.

Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktifasi

sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin 1) atau

produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-Barr, herpes simpleks dan hepatitis.

Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV

akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam

plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4

mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dan

infeksi opportunistik.

Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi oleh HIV

pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV; tempat primernya adalah

jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang

terjangkit infeksi tersebut. jika orang tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV

berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang

menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat menjelaskan periode

laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagian besar orang yang

terinfeksi HIV (65%) tetap menderita HIV/AIDS yang simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah

orang tersebut terinfeksi.

HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal scbagai retrovirus yang menunjukkan bahwa

virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam

deoksiribonukleat (DNA). Virion HIV (partikel virus yang lengkap dan dibungkus oleh selubung

pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru terpancung dimana p24 merupakan

komponen struktural yang utama. Tombol yang menonjol lewat dinding virus terdiri atas protein gp120

yang terkait pada protein gp41. Bagian yang secara selektif  berikatan dengan sel-sel CD4-posisitf

(CD4+) adalah gp120 dari HIV. 3

8

Page 9: makalah askep AIDS

Sel-sel  CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper (yang

dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikaitkan dengan infeksi HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel

yang paling banyak di antara ketiga sel di atas.3-5 Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV

akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper. Dengan menggunakan

enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi

genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini

akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang

permanen.3          

Menurut Smeltzer3 siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel  yang terinfeksi

diaktifkan. Aktivasi  sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa

atau interleukin l) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV; cytomegalovirus), virus

Epstein-Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi

diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang

baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya.

Infeksi HIV pada monosit dan makrofag tampaknya berlangsung secara persisten dan tidak

mengakibatkan kematian sel yang bermakna, tetapi sel-sel itu menjadi reservoir bagi HIV sehingga

virus tersebut dapat tersembunyi dari sistem imun dan terangkut ke seluruh tubuh lewat sistem itu untuk

menginfeksi berbagai jaringan tubuh. Sebagian besar jaringan itu dapat mengandung molekul CD4+

atau memiliki kemampuan untuk memproduksinya.3

Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa sesudah infeksi inisial, kurang-lebih 25% dari sel-sel

kelenjar limfe akan terinfeksi oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang

perjalanan infeksi HIV; tempat primernya adalah jaringan limfoid. Ketika sistem imun terstimulasi.

replikasi virus akan terjadi dan virus tersebut menyebar ke dalam plasma darah yang mengakibatkan

infeksi berikutnya pada sel-sel CD4+ yang lain. Penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa

sistem imun pada infeksi HIV lebih aktif daripada yang diperkirakan sebelumnya sebagaimana

dibuktikan oleh produksi sebanyak dua milyar limfosit CD4+ per hari. Keseluruhan populasi sel-sel

CD4+ perifer akan mengalami "pergantian (turn over)" setiap 15 hari sekali.3,6

Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit

infeksi tersebut. Jika orang tersebut tidak sedang berperang melawan infeksi yang lain; reproduksi HIV

berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang

menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat menjelaskan periode

laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagai contoh, seorang

pasien mungkin bebas dari gejala selama berpuluh tahun; kendati demikian, sebagian besar orang yang

terinfeksi HIV (sampai 65%) tetap menderita penyakit HIV atau AIDS yang simtomatik dalam waktu

10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.3,7

Dalam respons imun, limfosit T4 memainkan beberapa peranan yang penting, yaitu: mengenali

antigen yang asing, mengaktifkan Limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T

9

Page 10: makalah askep AIDS

sitotoksik, memproduksi limfokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi

limfosit T4 terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki

kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius. Infeksi dan malignansi yang timbul

sebagai akibat dari gangguan sistem imun dinamakan infeksi oportunistik.3

G. Pemeriksaan Penunjang

Terdapat dua uji yang khas digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV. Yang pertama,

enzymelinked immunosorbent assay (ELISA), bereaksi terhadap adanya antibodi dalam serum dengan

memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar. Karena

hasil positif-palsu dapat menimbulkan dampak psikologis yang besar, maka hasil uji ELISA yang positif

diulang, dan apabila keduanya positif, maka dilakukan uji yang lebih spesifik, Western blot. Uji

Western blot juga dikonfirmasi dua kali. Uji ini lebih kecil kemungkinannya memberi hasil positif-palsu

atau  negatif-palsu. Juga dapat terjadi hasil uji yang tidak konklusif, misalnya saat ELISA atau Western

blot bereaksi lemah dan agak mencurigakan. Hal ini dapat terjadi pada awal infeksi HIV, pada infeksi

yang sedang berkembang (sampai semua pita penting pada uji Western blot tersedia lengkap), atau pada

reaktivitas-silang dengan titer retrovirus tinggi lain, misalnya HIV-2 atau HTLV-1. Setelah konfirmasi,

pasien dikatakan seropositif HIV. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik lain

untuk mengevaluasi derajat penyakit dan dimulai usaha-usaha untuk mengendalikan infeksi.

HIV juga dapat dideteksi dengan uji lain, yang memeriksa ada tidaknya virus atau komponen virus

sebelum ELISA atau Western blot dapat mendeteksi antibodi. Prosedur-prosedur ini mencakup biakan

virus, pengukuran antigen p24, dan pengukuran DNA dan RNA HIV yang menggunakan reaksi berantai

polimerase (PCR) dan RNA HIV-1 plasma. Uji-uji semacam ini bermanfaat dalam studi mengenai

imunopatogenesis, sebagai penanda penyakit, pada deteksi dini infeksi, dan pada penularan neonatus.

Bayi yang lahir dari ibu positif-HIV dapat memiliki antibodi anti-HIV ibu dalam darah mereka sampai

usia 18 bulan, tanpa bergantung apakah mereka terinfeksi atau tidak.

PENTINGNYA dari sistem limfatik

Diposisikan pada lokus yang unik di mana kerja sistem kekebalan tubuh, peran penting dalam

melindungi terhadap kanker dan penyakit menular, dan peran potensialnya dalam pengobatan

autoimmunity unik bersekutu penyakit. Banyak akan mendapatkan keuntungan dari penelitian kemajuan

limfatik. "

lymphedema. Gangguan limfatik yang paling lazim adalah insufisiensi limfatik, atau

lymphedema. Merupakan akumulasi cairan limfatik dalam jaringan interstisial menyebabkan bengkak,

paling sering di lengan (s) dan / atau kaki (s), dan kadang-kadang di bagian lain dari tubuh. Tingkat 10

Page 11: makalah askep AIDS

keparahan penyakit ini bervariasi dari komplikasi yang sangat ringan sampai kondisi, menodai

menyakitkan dan melumpuhkan. In addition, patients are often susceptible to serious life-threatening

cellulite infections(deep skin), Selain itu, pasien sering rentan terhadap infeksi serius yang mengancam

jiwa selulit (dalam kulit), dan jika tidak diobati, bisa menyebar secara sistemik atau memerlukan

intervensi bedah. Ini tetap menjadi masalah fungsional membutuhkan perawatan seumur hidup sehari-

hari untuk pemeliharaan. Akhirnya kulit menjadi fibrosis (penebalan kulit dan jaringan subkutan)

dengan hilangnya arsitektur normal, fungsi dan mobilitas.

Lymphedema Primer adalah kondisi diwariskan pada sekitar 0,6% dari kelahiran hidup. Kapal

limfatik yang baik hilang atau rusak dan dapat mempengaruhi dari satu sampai sebanyak empat anggota

dan / atau bagian lain dari tubuh, termasuk organ internal. Hal ini dapat hadir pada saat kelahiran,

berkembang pada masa pubertas atau hadir dalam dewasa, tanpa penyebab jelas.

penyakit limfatik lainnya termasuk lipedema, hygromas cystic, lymphangiomas, lymphangiectasias,

lymphangiomatosis dan lainnya campuran vaskular / sindrom malformasi limfatik dan kondisi, seperti

Turner-Weber dan Klippel Trenauney Sindrom.

Hal ini dapat terjadi setelah trauma apapun, infeksi atau operasi yang mengganggu saluran limfatik

atau hasil hilangnya kelenjar getah bening.

Infeksi / HIV dan Sistem limfatik secara langsung terhubung ke sistem limfatik. Kemampuan untuk

secara efektif mengendalikan HIV memerlukan peningkatan pengetahuan dari limfatik. penelitian

Lanjutan akan mengarah pada pemahaman tentang bagaimana organisme menular menyerang sistem

limfatik dan mengatasi peran normal pelindung. Pemahaman yang lebih besar dari jalur dan fisiologi

dari limfatik, juga akan meningkatkan kemampuan kami untuk memberikan obat antibiotik dan anti-

virus ke jaringan dan organ yang terinfeksi.

H. Komplikasi

AIDS menyebabkan destruksi progresif fungsi imun. Namun, morbiditas dan mortalitas terutama

disebabkan oleh infeksi oportunistik yang timbul karena gagalnya surveilans dan kerja sistem imun.

Pasien dengan AIDS rentan terhadap beragam infeksi protozoa, bakteri, fungus, dan virus, dan sebagian

dari mikroorganisme ini relatif jarang dijumpai, misalnya Cryptosporidium dan Mycobacterium avium-

intracellulare (MAI). Infeksi-infeksi ini bersifat menetap, parah, dan sering kambuh. Pasien biasanya

mengidap lebih dari satu infeksi pada suatu saat.

Pneumonia Pncumocystis carinii (PPC) adalah infeksi serius yang paling sering didiagnosis pada

pasien dengan AIDS. Gambaran penyakit ini sering atipikal dibandingkan dengan PPC pada pasien

kanker. Pada AIDS, gejalanya mungkin hanya demam; gejala lain misalnya intoleransi olah raga, batuk

kering nonproduktif, rasa lemah, dan sesak napas bersifat indolen atau berkembang bertahap. Dalam

11

Page 12: makalah askep AIDS

mengevaluasi secara klinis setiap pasien yang terbukti atau dicurigai positif HIV, tingkat kecurigaan

akan PPC harus tinggi. Terapi profilaktik atau supresif sangat penting karena keparahan dan kekerapan

PPC pada pasien AIDS. Trimetoprim-sulfamatoksazol (Bactrim, Septrim) merupakan obat pilihan.

Pentamidin adalah obat alternatif yang dapat diberikan secara parenteral atau dalam bentuk aerosol pada

kasus yang ringan.

Pada orang sehat, infeksi oleh Toxoplasma gondii umumnya asimtomatik, walaupun sebagian

mengalami limfadenopati. Belum ada profilaksis untuk infeksi ini. Pasien dengan AIDS memiliki risiko

30% terjangkit toksoplasmosis dalam masa 2 tahun, biasanya sebagai reaktivasi infeksi sebelumnya.

Agen spesifik yang menentukan reaktivasi tidak diketahui. Pada pasien AIDS, terjadi penyakit SSP

yang ditandai dengan lesi tunggal atau jamak yang dapat diamati dengan CT scan.(Gbr. 15-7).

Cryptosporidium, Microsporidium,dan Isospora belli merupakan protozoa yang tersering

menginfeksi saluran cerna dan menimbulkan diare pada pasien HIV. Infeksi menular melalui rute feses-

oral; kontak seksual, makanan, minuman, atau hewan. Infeksi dapat menimbulkan gejala beragam, dari

diare swasirna atau intermiten pada tahap-tahap awal infeksi HIV sampai diare berat yang mengancam

nyawa pada pasien dengan gangguan kekebalan yang parah. Berbeda dengan kriptosporidiosis atau

mikrosporidiosis, isosporiasis berespons baik terhadap terapi trimetoprim-sulfametoksazol (Bactrim).

Infeksi oleh MAI terjadi secara merata pada semua kelompok risiko dan merupakan penyulit tahap

lanjut pada AIDS. Walaupun infeksi ini jelas memberi kontribusi pada morbiditas,namun hubungannya

dengan mortalitas masih belum jelas. Gejala mencakup demam, rigor, diare, dan kejang perut.

Profilaksis yang dianjurkan untuk MAI masih diperdebatkan, tetapi obat yang paling sering disarankan

adalah rifabutin.

Mycobacterium tuberculosis, penyebab tuberculosis (TB), bersifat endemik di lokasi-lokasi

geografik tertentu, dan sebagian besar kasus TB-AIDS merupakan reaktivasi infeksi sebelumnya. TB-

AIDS biasanya merupakan tanda awal AIDS, terjadi saat sel T relatif masih tinggi (lebih dari 200/µl).

Manifestasi TB-AIDS serupa dengan TB normal, dengan 60 sampai 80% pasien mengidap penyakit di

paru. Namun, penyakit ekstraparu dijumpai pada 40 sampai 75% pasien dengan infeksi HIV, yaitu

terutama dalam bentuk TB limfatik dan TB milier. Pasien berespons baik terhadap regimen obat

tradisional yaitu isoniazid (INH), rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Pasien yang berisiko tinggi

terjangkit TB mungkin dapat memperoleh manfaat dari pemberian INH profilaksis. Seiring dengan

timbulnya AIDS yang disertai menurunnya imunokompetensi, banyak pasien menjadi anergik; dengan

demikian uji kulit PPD memiliki masalah tersendiri. Uji PPD yang positif pada orang yang terinfeksi

HIV didefinisikan sebagai daerah indurasi dengan garis tengah sama atau lebih besar daripada 5mm,

dan uji negatif tidak menyingkirkan infeksi TB. Selain itu, pasien yang terinfeksi HIV dengan biakan

12

Page 13: makalah askep AIDS

sputum positif dan BTA sputum positif mungkin memperlihatkan gambaran radiografi toraks yang

normal.

Infeksi fungus mencakup kandidiasis, kriptokokosis, dan histoplasmosis. Kandidiasis oral sering

terjadi pada pasien AIDS dan menyebabkan kekeringan dan iritasi mulut (lihat Gambar Berwarna 5

sampai 7). Kandidiasis bronkus, paru, trakea, atau esofagus patognomonik untuk diagnosis AIDS.

Pasien jarang mengalami penyakit sistemik. Infeksi Cryptococcus neoformans terjadi pada 7% pasien

AIDS, dengan gambaran utama berupa meningitis. Terapi dengan flukonazol hanya menghasilkan

profilaksis terbatas baik untuk infeksi Cryptococcus neoformans maupun kandidiasis oral. Pada pasien

AIDS, gejala-gejala infeksi Histoplasma capsulatum bervariasi dengan nonspesifik, termasuk demam,

menggigil, berkeringat, penurunan berat, mual, muntah, diare, lesi kulit, pneumonitis, dan depresi

sumsum tulang. Amfoterisin B digunakan sebagai terapi induksi, dengan dosis yang lebih rendah

sebagai pemeliharaan.

Infeksi oportunistik yang disebabkan oleh invasi virus sangat beragam dan merupakan penyebab

semakin parahnya patologi yang terjadi. Infeksi oleh virus herpes simpleks (HSV) pada pasien AIDS

biasanya menyebabkan ulkus genital atau perianus yang mudah didiagnosis dengan biakan virus. HSV

dapat menyebar melalui kontak kulit langsung. HSV juga menyebabkan esofagitis serta dapat

menimbulkan pneumonia dan ensefalitis. Asiklovir adalah obat pilihan untuk HSV dan herpes zoster.

Pada seseorang yang terinfeksi oleh HIV, timbulnya herpes zoster (shingles) dapat menandakan

perkembangan penyakit. Infeksi di kulit dan mata mungkin mendahului infeksi-infeksi oportunistik.

Setomegalo virus (CMV) sering ditemukan pada pasien AIDS; virus ini menyebabkan penyakit

diseminata dengan empat penyakit yang batasannya jelas: korioretinistis (Gmb. 15-8 dan 15-9),

enterokolitis, pneunomia, dan adrenalitis. Individu asimtomatik dapat mengeluarkan CMV. Pneumonia

CMV sulit dibedakan dari pneumonia lain dan dapat timbul secar simultan dengan patogen lain seperti

Pneumocystis carinii. Mungkin terdeteksi gejala-gejala insufisiensi adrenal. Untuk penyakit-penyakit

terkait CVM, diindikasikan terapi dengan gansiklovir atau foskarnet (Goldschmidt, Dong, 1995).

Leukoensefalopati miltifokus progresif adalah suatu penyakit yang berkembang secara cepat yang

disebabkan oleh suatu papovavirus. Secara klinis, pasien mengalami perubahan kepribadian serta defisit

motorik dan sensorik. Gejala-gejala mungkin mencakup nyeri kepala, tumor, gangguan koordinasi dan

keseimbangan, kelemahan, dan tanda-tanda lain disfungsi serebelum. Virus Epstein-Barr (EBV)

diperkirakan berperan menyebabkan timbulnya leukoplakia oral berambut (lihat Gambar Berwarna 8),

pneumonitis pada anak, dan limfoma serta sering ditemukan dari bilasan tenggorok pasien AIDS.

13

Page 14: makalah askep AIDS

Infeksi bakteri

pneumonia bakteri. Puluhan jenis bakteri dapat menyebabkan pneumonia bakteri, yang dapat

mengembangkan sendiri atau setelah Anda menderita infeksi pernafasan atas seperti pilek atau flu.

Mycobacterium avium complex (MAC). Infeksi ini disebabkan oleh sekelompok mikobakteri disebut

dengan nama tunggal – MAC bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.

Tapi jika Anda sudah mahir infeksi HIV dan jumlah limfosit CD4 Anda kurang dari 50, Anda akan

lebih mudah untuk mengembangkan infeksi sistemik yang bisa mempengaruhi hampir semua organ,

termasuk sumsum tulang Anda, hati atau limpa. MAC menyebabkan gejala tidak spesifik seperti

demam, keringat malam, penurunan berat badan, sakit perut dan diare.

Salmonellosis. Anda kontrak ini infeksi bakteri dari makanan yang terkontaminasi atau air. Gejala

termasuk diare berat, demam, menggigil, sakit perut dan, kadang-kadang, muntah-muntah.

Gejala termasuk diare berat, demam, menggigil, sakit perut dan, kadang-kadang, muntah-muntah.

Sering menyerupai sarkoma Kaposi, tetapi dapat menyebabkan penyakit di bagian lain dari tubuh

Anda, termasuk hati dan limpa.

C. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medik terdiri atas:

1) Pengobatan suportif

2) Pencegahan serta pengobatan infeksi oportunistik

3) Pengobatan Antiretroviral

J. Pathway

Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar luas dan pada dasarnya dapat mengenai setiap

sistem organ. penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV dan penyakit AIDS terjadi akibat infeksi,

malignasi dan atau efek lansung HIV pada jaringan

Riwayat atau terdapat bukti penyalah gunaan obat dgn cara menyuntik sendiri karena banyak

pengguna obat intravena adalah karier hepatitis dan resiko terjadi AIDS tinggi pada kelompok ini .

Seperti : hepatitis, malaria, sifilis dan AIDS. Setiap calon donor harus ditanyakan dahulu apakah

pasien pernah menderita penyakit tsb dan apakah klien pernah atau baru saja datang dari daerah

endemis malaria. Intervensi keperawatan pada reaksi transfusi

14

Page 15: makalah askep AIDS

K. Dokumentasi ASKEP ( Pengkajian- Evaluasi) Teoritis

Pengkajian keperawatan mencakup pengenalan faktor resiko yang potensial, termasuk praktik

seksual, dan penggunaan obat-bius (IV). Status fisik dan psikologis klien harus dinilai. Fokus

pengkajian meliputi status nutrisi, kulit dan membran mukosa, status respiratoirus, status neurologis,

status cairan dan elektrolit, dan tingkat pengetahuan.3

Pendapat lain mengatakan bahwa dasar data pengkajian meliputi; aktivitas/istirahat, sirkulasi,

integritas ego, eliminasi, makanan/cairan, higiene, neurosensori, nyeri / kenyamanan, pernapasan,

keamanan, seksualitas, dan interaksi sosial.6

Aktivitas /Istirahat

Gejala  : mudah lelah, toleransi terhadap aktivitas berkurang, progresi kelelahan/malaise, perubahan

pola tidur

Tanda   :  kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologis terhadap aktivitas seperti

perubahan tensi, frekuensi jantung, dan pernapasan

 

Sirkulasi

Gejala  : penyembuhan luka lambat (bila anemia), perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)

Tanda   : Takikardia, perubahan tensi postural, menurunnya volume nadi perifer, pucat/sianosis,

perpanjangan pengisian  kapiler.

 

Integritas Ego

Gejala  : faktor stres berhubungan dengan kehilangan, mis. dukungan keluarga/orang lain, penghasilan,

gaya hidup, distres spiritual, mengkhawatirkan penampilan ; alopesia, lesi cacat, menurunnya berat

bedan (BB). Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah,

kehilangan kontrol diri, dan depresi.

Tanda   : Mengingkari, cemas, depesi, takut, menarik diri, perilaku marah, postur tubuh mengelak,

menangis, dan kontak mata yang kurang. Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan

gejala yang sama.

 

Eliminasi

Gejala  : diare yang intermiten, terus menerus, disertai / tanpa kram abdominal. Nyeri panggul, rasa

terbakar saat miksi.

Tanda   : feses encer disertai / tanpa mukus atau darah, diare pekat yang sering, nyeri tekan abdominal,

lesi atau abses rektal, perianal, dan perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urin.

 

Makanan / Cairan

15

Page 16: makalah askep AIDS

Gejala  : Tidak napsu makan, mual/muntah, perubahan kemampuan mengenali makanan, disfagia, nyeri

retrosternal saat menelan dan penurunan BB yang progresif

Tanda   :  bising usus dapat hiperaktif, kurus, menurunnya lemak subkutan/masa otot, turgor kulit buruk,

lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna pada mulut. Kesehatan gigi/gusi

yang buruk, adanya gigi yang tanggal, dan edema (umum, dependen)

 

Higiene

Gejala  : tidak dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari

Tanda   : memperlihatkan penampilan yang tidak rapi, kekurangan dalam perawatan diri, dan aktivitas

perawatan diri.

 

Neurosensori

Gejala  : pusing, sakit kepala, perubahan status mental, berkurangnya kemampuan diri untuk mengatasi

masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun. Kerusakan sensasi atau indera posisi dan

getaran, kelemahan otot, tremor, perubahan ketajaman penglihatan, kebas, kesemutan pada ekstrimitas

(paling awal pada kaki).

Tanda   : perubahan status mental kacau mental sampai dimensia, lupa konsentrasi buruk, kesadaran

menurun, apatis, respon melambat, ide paranoid, ansietas, harapan yang tidak realistis, timbul reflak

tidak normal, menurunnya kekuatan otot, gaya berjalan ataksia, tremor, hemoragi retina dan eksudat,

hemiparesis, dan kejang.

 

Nyeri / Kenyamanan

Gejala  : nyeri umum atau lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki, sakit kepala (keterlibatan SSP), nyeri

dada pleuritis

Tanda   : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak (ROM),

perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot melindungi bagian yang sakit.

 

Pernapasan

Gejala  : napas pendek yang progresif, batuk (sedang-parah), batuk produktif/nonproduktif, bendungan

atau sesak pada dada

Tanda   : takipnea, distres pernapasan, perubahan bunyi napas/bunyi napas adventisius, sputum kuning

(pada pneumonia yang menghasilkan sputum)

 

Keamanan

Gejala  : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka lambat sembuh, riwayat transfusi berulang, riwayat

penyakit defisiensi imun (kanker tahap lanjut), riwayat infeksi berulang, demam berulang ; suhu rendah,

peningkatan suhu intermiten, berkeringat malam

16

Page 17: makalah askep AIDS

Tanda   : perubahan integritas kulit ; terpotong, ruam, mis. ruam, eksim, psoriasis, perubahan warna,

mudah terjadi memar, luka-luka perianal atau abses, timbul nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe  pada

dua area atau lebih ( mis. leher, ketiak, paha). Kekuatan umum menurun, perubahan pada gaya berjalan.

 

Seksualitas

Gejala  : riwayat perilaku berisiko tinggi yaitu hubungan seksual dengan pasangan positif HIV,

pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal. Menurunnya libido,

terlalu sakit untuk melakukan hubungan seksual, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten.

Menggunakan pil KB yang meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang diperkirakan

dapat terpajan karena peningkatan kekeringan vagina.

Tanda   : kehamilan atau resiko terhadap hamil, pada genetalia manifestasi kulit (mis. herpes, kutil), dan

rabas.

 

Interaksi Sosial

Gejala : kehilangan kerabat/orang terdekat, rasa takut untuk mengungkapkan pada orang lain, takut akan

penolakan / kehilangan pendapatan, isolasi, kesepian, mempertanyakan kemampuan untuk tetap

mandiri, tidak mampu membuat rencana.

Tanda   : perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat, aktivitas yang tidak terorganisasi,

perubahan penyusunan tujuan.

17

Page 18: makalah askep AIDS

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Kasus

Tn. K berumur 35 tahun masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis AIDS, pasien mengatakan sering sakit kepala badannya terasa nyeri secara keseluruhan, dan sakit tenggorokan, tidak bisa fokus dan sering lupa. Pasien keliahatan kurus tidak nafsu makan, diare, dan kelihatan lemah. Pasien juga mengatakan dia takut karena merasa lemah sehingga bergangtung kepada orang lain secara keseluruhan pasien juga mengatakan dia tidak punya semangat hidup serta mudah putus asa. Hasil pemeriksaan tekanan darah=140/110 mmHg Nadi=110x/menit, RR=30x/menit, Suhu= 38 ̊C.

DO:

- pasien kelihatan kurus tidak nafsu makan diare dan kelihatan lemah- Hasil pemeriksaan tekanan darah=140/110 mmHg Nadi=110x/menit, RR=30x/menit, Suhu=

38 ̊C

DS:

- Tn. K berumur 35 tahun masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis AIDS, pasien mengatakan sering sakit kepala badannya terasa nyeri secara keseluruhan, dan sakit tenggorokan, tidak bisa fokus dan sering lupa.

- Pasien juga mengatakan dia takut karena merasa lemah sehingga bergangtung kepada orang lain secara keseluruhan pasien juga mengatakan dia tidak punya semangat hidup serta mudah putus asa.

18

Page 19: makalah askep AIDS

2. ANALISA DATA

ANALISA DATA

Nama : Tn. K No. Registrasi : 08130419

Umur : 35tahun Diagnosa medis : AIDS

Ruang rawat : Bangsal Anggrek RS B Alamat : Jln. majapahit No 123

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM20/04/201007:00

DS : Tn. K berumur 35 tahun masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis AIDS, pasien mengatakan sering sakit kepala badannya terasa nyeri secara keseluruhan tidak bisa fokus dan sering lupa.DO: pasien kelihatan kurus tidak nafsu makan diare dan kelihatan lemah.

Sakit kepala karena infeksi sistem saraf pusat

Nyeri kronis

20/04/201007:15

DS: Pasien juga mengatakan dia takut karena merasa lemah sehingga bergangtung kepada orang lain secara keseluruhan pasien juga mengatakan dia tidak punya semangat hidup serta mudah putus asaDO: Hasil pemeriksaan tekanan darah=140/110 mmHg Nadi=110x/menit, RR=30x/menit, Suhu= 38 ̊C

Ketidak berdayaan Ketakutan

20/04/201007:30

DS: badannya terasa nyeri secara keseluruhan,dan sakit tenggorokan DO: pasien kelihatan kurus tidak nafsu makan diare dan kelihatan lemah

Kurang dari kebutuhan tubuh

Kekurangan Nutrisi

19

Page 20: makalah askep AIDS

DIAGNOSA

1. Nyeri kronis berhubungan dengan Sakit kepala karena infeksi sistem saraf pusat ditandai : Tn. K

berumur 35 tahun masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis AIDS, pasien mengatakan sering

sakit kepala badannya terasa nyeri secara keseluruhan tidak bisa fokus dan sering lupa,, pasien

kelihatan kurus tidak nafsu makan diare dan kelihatan lemah.

2. Ketakutan berhubungan dengan ketidak berdayaan ditandai: Pasien juga mengatakan dia takut karena

merasa lemah sehingga bergangtung kepada orang lain secara keseluruhan pasien juga mengatakan

dia tidak punya semangat hidup serta mudah putus asa.

3. Kekurangan Nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh ditandai: badannya terasa

nyeri secara keseluruhan,dan sakit tenggorokan.

20

Page 21: makalah askep AIDS

RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : Tn. K No Register : 08130419

Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : AIDS

Ruang Rawat : Bangsal Anggrek RS B Alamat : Jalan majapahit no 123

NO

TGL/JAMDiagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasionalisasi

Nama

dan

TTD

1 11/03/201

0

08:00 WIB

Nyeri kronis

berhubungan

dengan Sakit kepala

karena infeksi

sistem saraf pusat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri berat (skala 5) menjadi ringan atau tidak ada (skala 2/1) dengan kriteria:- Tidak adanya

keluhan nyeri- Menunjukan

napas yang efektif

- Respirasi pasien 24x/menit

1. Kaji Sakit kepala karena infeksi sistem saraf pusat

2. Kaji ketidak berdayaan klien3. Kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian obat analgesic 4. Ajarkan pasien teknik pernafasan

dalam5. Bantu pasien memilih posisi

nyaman untuk

1. Dengan mengkaji tanda vital dapat menentukan tindakan selanjutnya

2. Dengan mengkaji skala nyeri kita dapat mengetahui seberapa intensitas nyeri

3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic dapat memblokir

21

Page 22: makalah askep AIDS

Suhu 38 ̊C rangsang terhadap nyeri

4. Mengurangi rasa nyeri

5. Memberikn rasa nyaman

2 20/03/201

0

08:15 WIB

Ketakutan

berhubungan

dengan adanya

ancaman kematian

yang

dibayangkan,kurang

pengetahuan

tentang penyakitnya

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

kepada klien

selama 3x24 jam,

maka klien akan

mendemonstrasikan

klien mampu

memahami dan

menerima

keadaannya dengan

criteria hasil :

- Klien

mampu

beradaptasi

dengan

keadaannya.

- Respon non

verbal klien

1. Berikan posisi yang

menyenangkan bagi pasien.

2. Jelaskan mengenai penyakit dan

diagnosanya.

3. Ajarkan teknik relaksasi

4. Bantu dalam menggala sumber

koping yang ada.

5. Pertahankan hubungan saling

percaya antara perawat dan pasien.

6. Kaji faktor yang menyebabkan

timbulnya rasa takut.

7. Bantu pasien mengenali dan

mengakui rasa ketakutannya.

1. Agar pasien

tampak lebih rileks

2. pasien mampu

menerima keadaan

dan mengerti

sehingga dapat

diajak kerjasama

dalam perawatan

3. Mengurangi

ketegangan otot

dan ketakutan

4. Pemanfaatan

sumber koping

yang ada secara

konstruktif sangat

bermanfaat dalam

mengatasi stress.

5. Hubungan saling

percaya membantu

Romani

TTD

22

Page 23: makalah askep AIDS

tampak

lebih rileks

dan santai

proses terapeutik

6. Tindakan yang

tepat diperlukan

dalam mengatasi

masalah yang

dihadapi klien dan

membangun

kepercayaan dalam

mengurangi

ketakutan.

Rasa cemas

merupakan efek

emosi sehingga

apabila sudah

teridentifikasi

dengan baik,

perasaan yang

mengganggu dapat

diketahui.

3 20/03/201

0

08:30 WIB

Kekurangan Nutrisi

berhubungan

dengan kurang dari

kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan kepada

klien selama 1x24

jam, maka klien akan

mendemonstrasikan

1. Jelaskan pada pasien tentang

pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit

it yang di tentukan dan tanyakan

kembali apa yang telah di jelaskan.

2. Bantu pasien dan keluarga

mengidentifikasi dan memilih

1. Pengertian pasien

tentang nutrisi

mendorong klien

untuk

mengkonsumsi

makanan sesuai diit

Romani

TTD

23

Page 24: makalah askep AIDS

kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan

criteria hasil :

- Nafsu makan

meningkat

- Mual dan

muntah

berkurang

hingga hilang

- Hb normal

14-16 g/dl

makanan yang mengandung kalori

dan protein tinggi.

3. Sajikan makanan dalam keadaan

menarik dan hangat.

4. Anjurkan pada pasien untuk menjaga

kebersihan mulut.

5. Monitor kenaikan berat badan

6. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian vitamin.

yang ditentukan dan

umpan balik klien

tentang penjelasan

merupakan tolak

ukur penahanan

klien tentang nutrisi

2. Untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi

pasien

3. Dengan penyajian

yang menarik

diharapkan dapat

meningkatkan selera

makan.

4. Dengan kebersihan

mulut menghindari

rasa mual sehingga

diharapkan

menambah rasa.

5. dengan monitor

berat badan

merupakan sarana

untuk mengetahui

perkembangan

asupan nutrisi klien.

24

Page 25: makalah askep AIDS

6. Dengan pemberian

vitamin membantu

proses

metabolisme,

mempertahankan

fungsi berbagai

jaringan dan

membantu

pembentukan sel

baru.

25

Page 26: makalah askep AIDS

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. K No Register : 08130419

Umur : 38 tahun Diagnosa Medis : AIDS

Ruang Rawat : Bangsal Anggrek RS B Alamat : Jalan ABC no 123

No

DXTanggal Jam Implementasi Evaluasi

Nama dan

TTD

1 20-04-10 08.15

08.15

08.17

08.20

08.22

08.22

1. Mengkaji Sakit kepala karena infeksi sistem saraf pusat

2. Mengkaji ketidak berdayaan klien

3. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

4. Mengajarkan pasien teknik pernafasan dalam

5. Membantu pasien memilih posisi yang

nyaman untuk

Tanggal 22-03-10, pukul 14.00

S : Pasien mengatakan sesak nafas serta nyeri dada

berkurang

O: RR 30 x/mnt ; Nadi 106 x/mnt, nafas mulai

regular, suara vesikuler paru kiri

Romani

TTD

26

Page 27: makalah askep AIDS

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Lanjutkan intervensi2,3,4,5,6

2 20-04-10 08.30

08.30

08.35

1. Memberikan posisi yang menyenangkan

bagi pasien.

2. Mengjelaskan mengenai penyakit dan

diagnosanya.

3. Mengajarkan teknik relaksasi

4. Membantu dalam menggala sumber koping

yang ada.

5. Mempertahankan hubungan saling percaya

antara perawat dan pasien.

6. mengkaji faktor yang menyebabkan

timbulnya rasa takut.

7. Membantu pasien mengenali dan mengakui

rasa ketakutannya.

Tanggal 22-03-10, pukul 14.00

S:Pasien mengatakan masih mual dan muntah, klien

hanya makan ½ porsi makan RS. Klien mengatakan

sudah mengerti tentang diit yg dijelaskan oleh

perawat

O: mukosa bibir dan konjungtiva masih pucat. Klien

dan keluarga tampak memahami apa yg dijelaskan

oleh perawat

A: Tujuan belum tercapai

P: lanjutkan intervensi 3,4,5,6

Romani

TTD

27

Page 28: makalah askep AIDS

08.35

08.40

3 20-04-10 08.45

08.45

08.50

08.55

08.55

08.55

1. Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya

nutrisi bagi tubuh dan diit it yang di tentukan

dan tanyakan kembali apa yang telah di

jelaskan.

2. Membantu pasien dan keluarga

mengidentifikasi dan memilih makanan yang

mengandung kalori dan protein tinggi.

3. menyajikan makanan dalam keadaan menarik

dan hangat.

4. menganjurkan pada pasien untuk menjaga

kebersihan mulut.

5. Mecatat kenaikan berat badan

6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian

vitamin.

Tanggal 22-03-10, pukul 14.00

S: Pasien mengatakan mulai paham tentang

penyakitnya

O: Pasien terlihat lebih rileks dan mengerti tentang

penyakitnya

A: tujuan tercapai

Romani

TTD

28

Page 29: makalah askep AIDS

P: pertahankan intervensi 2,5

BAB IV

PEMBAHASAN ( MEMBANDINGKAN ANTARA TEORI- PRAKTEK)

HIV adalah virus yang mengakibatkan AIDS. AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh adalah sekumpulan gejala

penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh,

penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu

penderiat aids sering kali menderita keganasan, khususnya sarkoma kaposi dan limfoma yang hanya menyerang otak.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah merupakan kumpulan gejala penyakit yang,disebabkan oleh menurunnya

umunitas tubuh sebagai akibat dari serangan Human Imunodeficiency Virus. Karena imunitas tubuh yang diserang oleh virus HIV,

maka penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi dan kanker yang tidak biasa. Kasus HIV/AIDS di Indonesia dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hingga September 2008, penderita AIDS yang dilaporkan berjumlah 13.958 orang. Dalam

kurun waktu 10 tahun terakhir (1997-2007) terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali.

29

Page 30: makalah askep AIDS

AIDS atauAcquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan

tubuh oleh vurus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialih katakana sebagai Sindrome Cacat Kekebalan Tubuh

Dapatan. Acquired : Didapat, Bukan penyakit keturunan Immune : Sistem kekebalan tubuh. Deficiency : Kekurangan

Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit.

Kerusakan progrwsif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat rentan dan mudah

terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan

menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal.

AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor

luar ( bukan dibawa sejak lahir ).

AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human

Immunodefciency Virus ( HIV ). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare ).

AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan

gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan

dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi ( Center for Disease Control and Prevention )

30

Page 31: makalah askep AIDS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit AIDS merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyeran system

kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya system kekebalan tubuh maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit

lain yang berakibat fatal,yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika serikat pada

tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.

AIDS adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik

keganasan berakibat fatal. Munculnya Syndrome ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah

terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.

31

Page 32: makalah askep AIDS

B. Saran

Harapan saya, bagi mahasiswa keperawatan dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam pembuatan asuhan keperawatan

dan memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa ditemui didunia kesehatan khususnya AIDS/HIV

DAFTAR PUSTAKA

Bruner, Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC. 2002

http://andaners.wordpress.com/asuhan-keperawatan/

http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-aids/

Adobe reader-[who_ilo_guidelines_indonesian.pdf]. Pedoman Bersama ILO/ WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/ AIDS.September 2005.

Adobe Reader-[HIV-AIDSbooklet_part3.pdf].

http://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.html

32

Page 33: makalah askep AIDS

33