Makalah Askep Hipertensi

  • Upload
    masnah

  • View
    275

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    1/39

    MAKALAH

    ASKEP HIPERTENSI, PREEKLAMASI,EKLAMASI & SINDROM HELLP

    Disampaikan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Reproduksi II

    Dosen pengampu : Surtikanti, S.Kep.,Ners

    DiSusun Oleh : Kelompok 1

    SHINTA DAMAYANTI

    RIO AGUSTO MASNAH

    ARDIANTO

    A.ZAINI

    SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

    MUHAMMADIYAH PONTIANAK

    2014/2015

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    2/39

    Page 1

    KATA PENGANTAR

    Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas berkat Rahmat dan

    Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Reprodukis 2 dengan

    membahas Askep Hipertensi,Preeklamasi,Eklamasi & Sindrom Hellp . Yang mudah -

    mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Dalam penyusunan tugas makalah ini,tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun

    saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

    bantuan,dorongan dan bimbingan Dari Dosen Kami Surtikanti,S.Kep.,Ners sehingga

    kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

    Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak

    yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat

    tercapai.

    Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

    penulisan maupun materi,untuk itu saran dan pendapat dari berbagai pihak demi

    perbaikan dan penyempurnaan makalah ini akan kami terima dengan senang hati.

    Akhir kata,Saya memohon maaf apabila pembaca menemukan kekurangan dalam

    makalah ini. Semoga makalah ini,dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

    khususnya mahasiswa keperawatan sebagai acuan pembelajaran mata kuliah System

    Reproduksi semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita

    semua.

    Pontianak,12-09-2014

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    3/39

    Page 2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................1

    DAFTAR ISI ........................................................................................................2

    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................3

    1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3

    1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................3

    1.4 Metode Penulisan..........................................................................,..................4

    1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................4

    BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi..................................................................................................................5

    2.2 Klasifikasi.............................................................................................................5

    2.3 Etiologi.................................................................................................................11

    2.4 Patofisiologi..........................................................................................................12

    2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................................15

    2.6 Pencegahan............................................................................................................18

    2.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................20

    2.8 Asuhan Keperawatan Hipertensi pada masa Kehamilan........................................22

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan .............................................................................................06

    3.2 Saran .......................................................................................................06

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 07

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    4/39

    Page 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hipertensi dalam kehamilan merupakan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan

    merupakan salah satu dan tiga penyebab tertinggi mortilitas dan morbiditas ibu bersalin.

    Di indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup

    tinggi, hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam

    persalinan masih ditangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang belum

    sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil

    sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-

    benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun didaerah.

    Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan

    sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan,

    komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama

    kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.

    Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki

    kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanitahamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil

    memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.

    Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada

    wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa

    menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan

    baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh

    darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan

    minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin,

    preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.

    1.2 Rumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam makalah ini adalah apa yang di yang maskut dengan Askep

    Hipertensi (Preeklamasi, Eklamasi & Sindrom Hellp).

    1.3 Tujuan Penulisan

    1.3.1 Tujuan Umum

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    5/39

    Page 4

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Komplikasi Medis Sistem

    Kardio selama Kehamilan & Mengenai Askep Hipertensi ,Preeklamasi, Eklamasi &

    Sindrom Hellp.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:

    a. Untuk mengetahui apa Itu Hipertensi pada Masa Kehamilan

    b. Untuk mengetaui Klsifiksi Dari Hipertensi Selma Kehamilan

    c. Untuk mengetahui etiologi Dari Hipertensi Pada Masa Kehamilan

    d. Untuk mengetahui Patofisiologi Peningkatan tekanan Darah /Hipertensi pada

    masa Kehamilan

    e. Untu mengetahui Manifestasi dari Hipertensi selama Kehamilan

    f. Untuk mengetahui penatalaksanana Askep Hipertensi selama Masa Kehamilan

    g. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien ganguan Hipertensi selama

    Kehamilan

    1.4 Metode Penulisan

    Metode penulisan pada makalah ini sesuai dengan literatur, penulisannya berdasarkan

    referensi dari beberapa buku dan internet.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Susunan penulisannya terdiri dari:

    1. BAB I PENDAHULUAN

    2. BAB II PEMBAHASAN

    3. BAB III PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    6/39

    Page 5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.Definisi

    Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal (Purwaningsih &

    Fatmawati,2010)

    Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan sistolik dan diastolik sampai mencapai

    atau melebihi 140/90 mmhg (Bobak,2004)

    Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmhg atau

    lebih atau kenaikan tekanan diastolic sebesar 15 mmhg diatas nilai tekanan darah

    (Bobak,2004)

    Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg. Pengukuran

    tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah

    sistolik >30mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik >15mmHg sebagai parameter

    hipetensi sudah tidak dipakai lagi (Prawiroharjo, 2010)

    Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakansalah satu dan tiga penyebab tertinggi mortilitas dan morbiditas ibu bersalin. Di

    indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi,

    hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan

    masih ditangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang belum sempurna.

    Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga

    pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar

    dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun didaerah (Prawiroharjo, 2010)

    B. Klasifikasi

    Pembagian klsifikasi

    Klasifikasi yang dipakai di indonesia adalah berdasarkan Report of the national high

    blood pressure Educatian program working Gon high Blood presssure in pregnancy

    tahun 2001,ialah

    1.Hipertensi kronik

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    7/39

    Page 6

    2.preeklampsia-eklampsia

    3.Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

    4.hipertensi gestasional

    Penjelasan pembagiang klasifikasi

    1. HIPERTENSI KRONIK adalah hipertensi yang timbul sebelum umur khamilan

    20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan

    20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan

    Hipertensi Kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum

    timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum

    kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah

    sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90mmHg sebelum umur

    kehamilan 20 minggu.

    2. Preeklamsia adalalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan

    disertai dengan proteinuria

    3. Eklampsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan /atau

    koma

    4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia adalah jipertensi kronik

    disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria

    5. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa

    disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pscapersalinan atau

    kehamilan dengan tanda-tnada preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.

    (Prawiroharjo, 2010)

    Preeklamsia-eklampsia

    Pre Eklamsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap

    wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang

    diikuti oleh peningkatan kadar protein didalam urine. Wanita hamil dengan

    preeklamsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.

    Preeklamsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada

    beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    8/39

    Page 7

    Eklamsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklamsia, pada wanita yang

    terkena eklamsia juga sering mengalami kejang-kejang. Eklamsia dapat

    menyebabkan koma atau bahkan baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.

    Pre eklamsia di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :

    1. Pre eklamsia ringan

    Ditandai dengan:

    - Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi terbaring

    yerlantang: atau kenaikan diastolik 15 mmHg, dan kenaikan sistolik 30

    mmHg atau lebih.

    - Edema Umum, kaki, jari tangan dan muka: atau kenaikan berat badan 1 kg

    atau lebih per minggu.

    - Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 +

    pada urine kateter atau midstream.

    2. Pre eklamsia berat

    Ditandai dengan:

    - Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

    - Proteinuria 5 gr atau lebih per liter

    - Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam

    - Adanya gangguan serebral, gangguan virus, dan rasa nyeri di epigastrium

    - Terdapat edema paru dan sianosis

    Macam-macam eklamsia:

    - Eklamsia gravidarium

    - Eklamsia parturientum

    - Eklamsia puerperal

    Sindrom HELLP

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    9/39

    Page 8

    Pada 1982, Weinstein melaporkan 29 kasus preeklampsi berat, eklampsi

    dengan komplikasi trombositopeni, kelainan sediaan apus darah tepi, dan

    kelainan tes fungsi hati. Ia menyatakan bahwa kumpulan tanda dan gejala ini

    benar-benar terpisah dari preeklampsi berat dan membentuk satu istilah:

    Sindrom HELLP; H untuk Hemolysis , EL untuk Elevated Liver Enzymes , dan

    LP untuk Low Platelet

    Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai timbulnya

    hemolisis,peningkatan enzim hepar,disfungsi hepar,dan trombositopenia.

    H: Hemolysis

    EL: Elevated Liver Enzyme

    LP: Low Platelets Count

    Syndrome HELLP adalah komplikasi utama dari pre-eklamsi dan eklamsia yang terdiri

    dari:

    a) hemolisis (penghancuran sel darah merah)

    b) peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)

    c) penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan kemampuan

    pembekuan darah), gejala2 antara lain mual, muntah, nyeri kepala, rasa lemah dan sakit

    perut serta kaki bengkak.

    Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi Mississippi

    Berdasarkan kadar trombosit darah,maka sindroma HELLP diklasifikasi dengan

    nama klasifikasi Mississippi.

    Klas 1:kadar trombosit : 50.000/ml LDH 600 IU/I

    AST dan/atau ALT 40 IU/I

    Klas 2: kadar trombosit > 50.000 100.000/ml LDH 600 IU/I

    AST dan / atau ALT 40 IU/I

    Klas 3: kadar trombosit > 100.000 150.000/ml LDH 600 IU/I

    AST dan/atau ALT 40 IU/I

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    10/39

    Page 9

    ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

    Patogenesis sindrom HELLP sampai sekarang belum jelas. Yang ditemukan pada

    penyakit multisistem ini adalah kelainan tonus vaskuler, vasospasme, dan kelainan

    koagulasi. Sampai sekarang tidak ditemukan faktor pencetusnya. Sindrom ini

    kelihatannya merupakan akhir dari kelainan yang menyebabkan kerusakan endotel

    mikrovaskuler dan aktivasi trombosit intravaskuler; akibatnya terjadi vasospasme,

    aglutinasi dan agregasi trombosit dan selanjutnya terjadi kerusakan endotel. Hemolisis

    yang didefinisikan sebagai anemi hemolitik mikroangiopati merupakan tanda khas. (2,4)

    Sel darah merah terfragmentasi saat melewati pembuluh darah kecil yang endotelnya

    rusak dengan deposit fibrin. Pada sediaan apus darah tepi ditemukan spherocytes,

    schistocytes, triangular cells dan burr cells .(4)

    Peningkatan kadar enzim hati diperkirakan sekunder akibat obstruksi aliran darah hati

    oleh deposit fibrin di sinusoid. Obstruksi ini menyebabkan nekrosis periportal dan pada

    kasus yang berat dapat terjadi perdarahan intrahepatik, hematom subkapsular atau ruptur

    hati. (4,5)

    Nekrosis periportal dan perdarahan merupakan gambaran histopatologik yang paling

    sering ditemukan. Trombositopeni ditandai dengan peningkatan pemakaian dan/atau

    destruksi trombosit. (4)

    Banyak penulis tidak menganggap sindrom HELLP sebagai suatu variasi

    dari disseminated intravascular coagulopathy (DIC), karena nilai parameter koagulasi

    seperti waktu prothrombin (PT), waktu parsial thromboplastin (PTT), dan serum

    fibrinogen normal. Secara klinis sulit mendiagnosis DIC kecuali menggunakan tes

    antitrombin III, fibrinopeptide-A, fibrin monomer, D-Dimer, 2 antiplasmin, plasminogen,

    prekallikrein, dan fibronectin. Namun tes ini memerlukan waktu dan tidak digunakan

    secara rutin. Sibai dkk. mendefinisikan DIC dengan adanya trombositopeni, kadar

    fibrinogen rendah (fibrinogen plasma < 300 mg/dl) dan fibrin split product > 40 g/ml2.

    Semua pasien sindrom HELLP mungkin mempunyai kelainan dasar koagulopati yang

    biasanya tidak terdeteksi.

    EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

    Sindrom HELLP terjadi pada 2-12% kehamilan. (1,3,5,7) Sebagai perbandingan,

    preeklampsi terjadi pada 5-7% kehamilan. Superimposed sindrom HELLP berkembang

    dari 4-12% wanita preeklampsi atau eklampsi. Tanpa preeklampsi, diagnosis sindrom ini

    sering terlambat. Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsi .

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    11/39

    Page 10

    Sindrom HELLP Pre eklamsi

    Multipara

    Usia ibu > 25 tahun

    Ras kulit putih

    Riwayat keluaran kehamilan yang

    Jelek

    Nullipara

    Usia ibu < 20 tahun atau > 40 tahun

    Riwayat keluarga preeklampsi

    Asuhan mental (ANC) yang minimal

    Diabetes Melitus

    Hipertensi Kronik

    Kehamilan multipel

    Diagnosis banding preeklampsia-sindroma HELLP

    Trombotik angiopati

    Kelainan konsumtif fibrinogen, misalnya :

    - Acute fatty liver of pregnancy

    - Hipovolemia berat / perdarahan berat

    - Sepsis

    Kelainan jaringan ikat : SLE

    Penyakit ginjal primer

    Karena gejala klinis yang kurang jelas, diagnosis Sindrom HELLP biasanya

    terlambat sampai kira-kira 8 hari. Banyak wanita dengan Sindrom HELLP mengalami

    salah diagnosis dengan kelainan lain seperti kolesistitis, esofagitis, gastritis, hepatitis,

    atau trombositopenia idiopatik.

    Sindrom HELLP ditandai :

    1. Hemolisis

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    12/39

    Page 11

    Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara laboratorik

    adanya Burr cells pada apusan darah tepi.

    2. Elevated l iver enzymes

    Dengan meningkatnya SGOT , SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu) maka merupakan

    tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas. LDH > 1400 iu, merupakan tanda

    spesifik akan kelainan klinik.

    3. L ow platelets

    Jumlah trombosit < 100.000/mm 3 merupakan tanda koagulasi intravaskuler.

    Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan

    sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan

    peningkatan kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar di-

    refleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase

    (AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga peningkatan

    LDH.Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi

    dan hemostasis darah dengan ketidak normalan protrombin time, partial

    tromboplastin time, fibrinogen, bila keadaan semakin parah dimana trombosit

    sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin

    dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated Intravascular

    Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada sindroma hellp 4-38%.

    Kematina terhadap kehamilan pada sindrom HELLP cukup tinggi yaitu 24%.

    Penyebab kematian dapat berupa kegagalan kardiopulmunar, gangguan pembekuan

    darah, perdarahan otak, ruptur hepar, dan kegagalan organ multipel.

    Demikian juga kematian prinatal pada sindrom HELLP cukup tinggi, terutama di

    sebabkan oleh persalinan preterm. Dalam hal ini sikap terhadap kehamilan padasindrom HELLP ialah aktif, yaitu kehailan diakhiri (diterminasi ) tanpa memandang

    umur kehamilan. Persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominam.

    PENATALAKSANAAN

    Pasien sindrom HELLP harus dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan tersier dan

    pada penanganan awal harus diterapi sama seperti pasien preeklampsi. Prioritas

    pertama adalah menilai dan menstabilkan kondisi ibu, khususnya kelainan

    pembekuan darah. (1,2,5,7)

    http://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminase
  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    13/39

    Page 12

    Penatalaksanaan sindrom HELLP pada umur kehamilan < 35 minggu (stabilisasi

    kondisi ibu) (Akhiri persalinan pada pasien sindrorn HELLP dengan umur

    kehamilan 35 minggu).

    1. Menilai dan menstabilkan kondisi ibu

    a. Jika ada DIC, atasi koagulopati

    b. Profilaksis anti kejang dengan MgSO4

    c. Terapi hipertensi berat

    d. Rujuk ke pusat kesehatan tersier

    e. Computerised tomography (CT scan) atau Ultrasonografi (USG) abdomen bila

    diduga hematoma subkapsular hati

    2. Evaluasi kesejahteraan janin

    a. Non stress test/tes tanpa kontraksi (NST)

    b. Profil biofisik

    c. USG

    3. Evaluasi kematangan paru janin jika umur kehamilan < 35 minggu

    a. Jika matur, segera akhiri kehamilan

    b. Jika immatur, beri kortikosteroid, lalu akhiri kehamilan

    C. Etiologi

    Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut

    hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi

    merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal; defek

    adrenal ;komplikasi terapi obat. Penyebab hipertensi dalam kehamilan a dalah:

    http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/proses/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/hipertensi-dalam-kehamilan/http://www.lusa.web.id/hipertensi-dalam-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/proses/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/
  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    14/39

    Page 13

    1. Hipertensi esensial

    penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress)

    dan lingkungan (pola hidup).

    2. Penyakit Ginjal

    Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil

    adalah :

    Glomerulonefritis akut dan kronik

    D. Patofisiologi

    Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah hal ini

    menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi sebagai

    diuretik ringan.Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan dari vilume darah

    kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya

    peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler,

    bertanbahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine

    disebabkan oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi oliguri karena

    menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat rate )

    kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan cairan yang berlebiha

    dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan dengan adanya retensi air dan garam,

    terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya

    kenaikan hematokrit, peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan

    volume darah berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah teri

    menjadi lama .

    Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,

    tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang

    sekarang banyak dianut adalah :

    Teori kelainan vaskularisasi plasenta

    Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada sel-

    sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisanotot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak

    http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/
  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    15/39

    Page 14

    memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis

    relative mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis,

    sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia

    plasenta.

    Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

    1. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas

    Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam

    kehamilan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis, dengan akibat plasenta

    mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan

    menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas

    adalah senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai electron

    yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta

    iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap

    membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia

    adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan

    tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamian

    disebut toxaemia. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang

    mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida

    lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein

    sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu

    diimbangi dengan produksi anti oksidan.

    Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan

    Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya

    peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, missal vitamin E pada

    hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan

    peroksida lemak yang relative tinggi. Perksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas

    yang sangat toksis ini akan beredar diseuruh tubuh daam aliran darah dan akan

    merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami

    kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan

    aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak

    jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    16/39

    Page 15

    .3. Disfungsi sel endotel

    Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel

    endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran

    sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh

    struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.

    Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

    Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G.

    Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke

    dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak,

    dan gembur sehingga memudahkan terjadinaya reaksi inflamasi.

    Teori adaptasi kardiovaskular

    Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan

    vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan

    vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor

    hilang sehinggapembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan

    vasopresor pada hipert ensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I

    (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi

    dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta

    ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

    Teori defisiensi gizi

    Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi

    berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting yang

    pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada

    preeklampsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia ke II. Suasana serba

    sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan

    insiden hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    17/39

    Page 16

    konsumsi minyak ikan, termaksud minyak hati halibut dapat mengurangi risiko

    preeclampsia.

    Teori inflamasi

    Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi

    darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Pada kehamilan

    normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi

    juga msih dalam batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia,

    dimana ada preeklampsia terjadi peningkatan stresoksidatif, sehingga produksi

    debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas

    plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka reaksi stress

    oksidatif kan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofobls juga makin

    meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu

    menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamsi pada kehamilan normal. Respons

    inflamasi ini akan mengaktifasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang

    lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan

    gejala-gejala pada preeklampsia pada ibu

    E. Penatalaksanaan

    Adapun penatalaksanaannya antara lain :

    1. Deteksi Prenatal Dini

    Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28

    minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap

    minggu.

    2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit

    Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :

    -temuan

    klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan

    berat yang pesat.

    ecuali antara tengah malamdan pagi hari

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    18/39

    Page 17

    serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi

    a klinis maupun USG

    Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya

    dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya

    diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti

    gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang

    lebih parah.

    3. Terapi Obat Antihipertens

    Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi

    prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan

    keparahan telah lama menjadi perhatian.

    4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat

    Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-

    tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang

    berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm.

    Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap

    kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi

    keselamatan ibu.

    Terapi Medikamentosa

    Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia dengan melakukan

    monitoring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda

    koagulopati komsumtif, maka harus doiperiksa waktu protrombin , waktu

    tromboplastin parsial dan fibrinogen.

    Pemberian dexamethasone rescue, pada antepartum diberikan dalam bentuk

    double strengh dexamethasone (double dose)

    Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000

    150.000/ml dengan disertai tanda-tanda eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium,

    maka diberikan deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam. Pada postpartum deksametasondiberikan 10 mg i.v tiap 12 jam 2 kali. Terapi deksamentosa dihentikan ,bila telah

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    19/39

    Page 18

    terjadi perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik preeklamsia-eklamsia. Dapat

    dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit , bila kadar trombosit < 50.000/ml

    dan antioksidan.

    Preeklampsia Ringan

    Tujuan utama perawatan reeklampsia yaitu mencegah kejang, perdarahan intrakranial,

    mencegah ganguan fungis organ vital, dan melahirkan bayi sehat.

    Rawat Jalan

    Ibu hamil dengan preklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu

    hamil banyak istirahat/tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring.

    Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring

    menghilangkan tekanan rahim pada v.kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik

    dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-

    organ vital. Pada preeklamsi, ibu hamil umumnya masih muda, berarti fungsi ginjal masih

    bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam.

    Rawat Inap

    pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklamsi ringan perlu dirawat di rumah

    sakit. Kriteria preeklamsi ringan dirawat dirumah sakit, ialah (a) bila tidak ada perbaikan :

    tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu; (b) adanya satu atau lebih gejala dan

    tanda-tanda preeklamsi berat

    Perawatan obstentik yaitu sikap terhadap Kehamilan

    Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehmilan antara 22minggu sampai < 37

    minggu.

    Pada kehamilan preterm (

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    20/39

    Page 19

    1. Aktif (aggressive management): berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi

    bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa

    2. Konserfatif (ekspektati): berarti kehamilan tetap diperthankan bersama dengan

    pemberian pengobatan medika mentosa.

    Perawatan Eklamasia

    Perawatan dasar eklamsia yang utama ialah terapi suportif untuk stabilitas fungsi

    vital, yang harus selalu diingat Airway,Breathing,Circulation (ABC), mengatasi dan

    mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia mencegah trauma pada pasien pada

    waktu kejang, mengendalikan tekanan darah, khususnya pada waktu krisis hipertensi

    ,melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.

    Perawatan medikamentosa dan perawatan suportif eklampsia, merupakan perawatan

    yang sangat penting. Tujuan utama pengobatan medikamentosa eklampsia ialah mencegah

    dan menghentikan kejang, mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis,

    mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan

    dengan cara yang tepat.

    F. Pencegahan

    a. KIAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI GESTASIONAL

    1. Turunkan Kelebihan Berat Badan

    Diantara semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu

    yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan orang yang

    kurus, orang yang gemuk (kelebihan berat badan) lebih besar peluangnya terkena

    hipertensi (Edward Price, M.D).

    2. Olahraga

    Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler. Gerak fisik hingga taraf

    tertentu dibutuhkan tubuh untuk menjaga mekanisme pengatur tekanan darah agar

    tetap bekerja sebagaimana mestinya. Olahraga yang disarankan untuk ibu hamil

    seperti senam hamil, renang, atau gerakan statis (seperti berjalan kaki).

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    21/39

    Page 20

    3. Diet

    1. Mengurangi asupan garam

    Seperti kasus hipertensi pada umumnya, pada penderita hipertensi gestasional

    pengurangan asupan garam dapat menurunkan tekanan darah secara nyata.

    Umumnya kita mengkonsumsi garam lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan

    oleh tubuh. Idealnya, kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau

    sekitar 5 gram garam per hari.

    2. Memperbanyak serat

    Mengkonsumsi lebih banyak serat atau makanan rumahan yang mengandung banyak

    serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian natrium. Sebaiknya ibu

    hamil yang mengalami hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji

    dari restoran, yang dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat. Dari

    penelitian ditemukan bahwa dengan mengkonsumsi 7 gram serat per hari dapat

    membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin. Serat pun mudah didapat

    dalam makanan, misalnya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gram serat.

    3. Memperbanyak asupan kalium

    Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi 3500 miligram kalium dapat

    membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah yang ideal dapat

    dicapai kembali tekanan yang normal. Kalium bekerja mengusir natrium dan senyawanya.

    Sehingga lebih mudah dikeluarkan.

    Sumber kalium mudah didapatkan dari asupan makanan sehari-hari. Misalnya, sebutir

    kentang rebus mengandung 838 miligram sehingga 4 butir kentang (3352 miligram) akan

    mendekati kebutuhan tersebut. Atau dengan semangkuk bayam yang mengandung 800

    miligram kalium cukup ditambahkan tiga butir kentang. Banyak jenis buah yang juga

    dapat menurunkan tekanan darah salah satunya pisang merupakan sumber zat potasium

    yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi pembekuan cairan

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    22/39

    Page 21

    dalam tubuh. Selain pada buah pisang potasium juga bisa ditemui pada kismis, yogurt,

    bit, Brussels sprout (sejenis kubis), alpukat, dan jeruk.

    4. Penuhi kebutuhan magnesium

    Ditemukan antara rendahnya asupan magnesium dengan hipertensi. Tetapi

    belum dapat dipastikan berapa banyak magnesium yang dibutuhkan untuk mengatasi

    hipertensi. Kebutuhan magnesium menurut kecukupan gizi yang dianjurkan atau RDA

    (Recommended Dietary Allowance) adalah sekitar 350 miligram. Kekurangan asupan

    magnesium terjadi dengan semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi.

    Sumber makanan yang kaya magnesium antara lain kacang tanah, kacang

    polong, dan makanan laut. Kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan dapat

    membantu melancarkan aliran darah dan melindungi dari efek tekanan darah tinggi

    serta mengurangi peradangan. Saat mengkonsumsi ikan hindari jenis ikan yang

    mengandung kadar merkuri tinggi seperti tuna, swordfish (ikan cucut), makarel, ikan

    halibut, serta kakap putih. Sebaliknya pilihlah ikan yang mengandung kadar mercuri

    rendah seperti ikan anchovies, ikan char, ikan flounder, ikan harring, ikan gindara,

    ikan salmon, dan ikan sturgeon.

    5. Lengkapi kebutuhan kalsium

    800 miligram kasium per hari (setara dengan tiga gelas susu) sudah lebih dari cukup

    untuk memberikan pengaruh terhadap penurunan tekanan darah.

    4. Relaksasi

    Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mrngurangi

    ketegangan, kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat rilek

    otot-otot di dalam tubuh. Teknik relaksasi dapat dilakukan dalam hipnobirting, dimana

    dalam relaksasi ibu hamil duduk dengan tenang, pikiran fokus, tidak menatap cahaya

    langsung kemudian ibu hamil dibimbing untuk melakukan relaksasi pada kelompok otot-

    otot secara bertahap sampai keseluruh bagian tubuh.

    b. Pencegahan preeklampsia

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    23/39

    Page 22

    Yang dimaksut pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya preeklampsia

    pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinyaa preeklamsia. Yang sifat nya

    nonmedikal dan medikal.

    Pencegahan dengan Non Medikal

    Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang

    paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di indonesia tirah baring masih diperlukan

    pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeklampsia meskipun tirah

    baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi dan mencegah persalinan preterm.

    Retriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklampsia.

    Hendaknya diet di tambah suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya

    dengan asam lemak tidak jenuh,misalnya omega-3 PUFA, (b) antioksidan; vitamin c,

    vitamin E, -karotin,CoQ 10,N-Asetilsistein, asam lipoik, dan (c) elemen logam berat:

    zinc, magnesium, kalisum.

    Pencegahan dengan Medikal

    Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat meskipun belum ada

    bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya

    preeklampsia bahkan memperberat hipovolemia. Antihipertensi tidak terbukti

    mencegah terjadinya preeklampsia.

    Pemberian kalisum: 1.500-2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada

    risiko tinggi terjadinya preeklampsia. Salian itu dapat pula diberikan zinc 200

    mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah

    preeklampsia ialah aspirin dosis rendah rata-rat di bawah 100 mg/hari, atau

    dipiridamole.

    G. Pemeriksaan Penunjang

    Pre eklamsia

    1. Ujilaboratoriumdasar :

    - Evaluasihematologik (hematokrit, jumlahtrombosit : trombositopeni

    ( 5 g/24 jam atau> 3 padatescelup

    - Pemeriksaanfungsiginjal (ureumdankreatinin)

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    24/39

    Page 23

    Eklamsia

    1. Harus ditangani di rumah sakit

    2. Pengobatan awal sebelum merujuk ke RS (mengatasi kejang dan hipertensi):

    o O2 4 6 l/menit

    o Infus dekstrosa 5% 500 ml/6 jam 20 tetes/menit

    o Pasang kateter urin

    o Pasang goedel/spatel

    o Bahu diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit

    o Posisi tempat tidur sedikit fowler agar kepala tetap tinggi

    o Fiksasi pasien agar tidak jatuh

    o Di RS:

    MgSO4 2 g IV dalam 10 menit, selanjutnya 2 g/jam drip sampai TD stabil

    (140 150/90 100 mmHg). Bila belum stabil, obat tetap diberikan

    Kejang dosis tambahan MgSO42 g IV minimal 20 menit setelah pemberian

    terakhir. Dosis tambahan ini hanya diberikan sekali saja. Bila tetap kejang

    amobarbital 3 5 mg/kgBB IV perlahan ATAU fenobarbital 250 mg IM

    ATAU diazepam 10 mg IV.

    Bila kontraindikasi MgSO4 : Diazepam: dosis awal 20 mg IM ATAU 10 mg IV perlahan dalam 1 menit /

    lebih. Dosis maintenance dekstrosa 5% 500 ml + 40 mg diazepam 20

    tetes/menit, dosis max 2000 ml/24 jam. Pemberian diazepam lebih disukai

    pada eklampsia puerperalis karena pada dosis tinggi menyebabkan hipotonia

    neonatus.

    Fenobarbital: 120 240 mg IV perlahan (60 mg/menit), dosis max 1000 mg.

    Koma monitor kesadaran dengan GCS Obat suportif sama dengan PEB

    Penanganan obstetri:

    Terminasi kehamilan tanpa melihat usia kehamilan dan keadaan janin

    Terminasi kehamilan bila sudah terjadi pemulihan hemodinamika dan

    metabolisme ibu 4 8 jam setelah pemberian obat antikejang dan

    antihipertensi terakhir, setelah kejang terakhir, atau setelah pasien sadar.

    Cara terminasi sama dengan PEB.o Pascapersalinan:

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    25/39

    Page 24

    o Lanjutkan MgSO4 sampai 24 jam pascapersalinan atau selama TD

    belum dapat dikendalikan.

    o Pasien dengan penurunan kesadaran (belum bisa makan) kalori 1500

    kal IV atau NGT dalam 24 jam

    H. ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

    1. PENGKAJIAN

    Pengumpulan Data

    Data-data yang perlu dikaji adalah berupa

    Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala

    terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur,

    proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.

    Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-

    tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri

    abdomen atas (epigastrium), oliguria (

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    26/39

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    27/39

    Page 26

    biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut

    endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus

    hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam

    serum

    B5 ( Bowel)

    Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi

    garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan,

    adanya edema.

    B6 (Bone)

    Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub

    oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan

    cara berjalan, parestesia, hipotensi postural

    2. DIAGNOSA

    Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian.

    Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada

    kehamilan meliputi hal-hal berikut.

    1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d

    Hipertensi

    Vasospasme siklik

    Edema serebral

    Perdarahan

    2. Risiko tinggi cedera ibu b.d

    Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d

    Insufisiensi uteroplasenta

    Kelahiran premature

    Solusio plasenta

    4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d

    Terapi magnesium sulfat

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    28/39

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    29/39

    Page 28

    3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal di str ess Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin

    Kriteria hasil : DJJ ( + ) : 12-12-12

    Implementasi Rasional1. Monitor DJJ sesuai indikasi2. Kaji tentang pertumbuhan janin

    3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahimtegang, aktifitas janin turun )

    4. Kaji respon janin pada ibu yang diberiSM5. Kolaborasi dengan medis dalam

    pemeriksaan USG dan NST

    Peningkatan DJJ sebagai indikasiterjadinya hipoxia, prematur dan solusio

    plasentaPenurunan fungsi plasenta mungkindiakibatkan karena hipertensi sehinggatimbul IUGR

    Ibu dapat mengetahui tanda dan gejalasolutio plasenta dan tahu akibat hipoxia

    bagi janin

    Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung sertaaktifitas janin

    USG dan NST untuk mengetahuikeadaan/kesejahteraan janin

    ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

    A. Pengkajian

    1. Identitas klien

    2. Riwayat Kesehatan

    - Riwayat Kesehatan Dahulu

    1. mengkaji adanyakemungkinankeracunan MgSO 4 1. mempertahankanlingkungan yang tenang, gelapdan nyaman

    vasospasme

    Dosis yang berlebih akanmembuat kerja otot menurunsehingga dapat menyebabkandepresi pernapasan berat

    Rangsangan kuat, misalnyacahaya terang dan suara kerasdapat menimbulkan kejang

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    30/39

    Page 29

    - Riwayat Kesehatan Sekarang

    - Riwayat Kesehatan Keluarga

    3. Pemeriksaan Fisik

    - Tanda Vital

    TD : sistolik 160 mmHg RR : < 14 x/menit

    Diastolik 110 mmHg S : 40C

    N : < 80 x/menit

    - Eliminasi

    Fungsi ginjal menurun

    Proteinuria

    Output urine < 400/24 jam

    - Makanan cairan

    Mual/muntah

    Edema yang dapat meliputi ekstremitas, wajah, dan sistem organ. Edema

    dinilai dari distribusi. Jika diwajah tidak jelas, ibu ditanyai apakah edemanya

    lebih jelas saat ia baru bangun tidur.

    Malnutrisi (kurang berat badan 20% atu lebih besar); masukan protein/kalori

    kurang

    Penambahan berat badan

    - Neurosensori

    Sakit kepala frontal

    Penglihatan kabur

    Scotoma

    Fotofobia

    Kejang

    Pemeriksaan funduskopi :

    edema atau spasme

    vaskuler

    - Nyeri/ketidaknyamanan

    Nyeri epigastrium (regio

    kuadran kanan atas)

    - Pernapasan

    Mungkin ada krekels

    Frekuensi < 14 x/menit

    - Seksualitas

    Gerakan bayi berkurang

    Tabda-tanda abrupsi placenta

    Gestasi multipel

    Primigravida Mola hidatidosa

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    31/39

    Page 1

    Hidramnion

    - Pada janin

    Deselerasi lambat

    B. Diagnosa

    1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan protein plasenta

    2. Penurunan curah jantung b.d hipovolemia

    3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan tekanan osmotic dan peningkatan

    permeabilitas vaskuler

    4. Resiko tinggi cidera b.d kejang tonik klonik, penurunan jumlah platelet

    C. Intervensi

    D. DiagnosaKeperawatan/

    MasalahKolaborasi

    Rencanakeperawatan

    TujuandanKriteriaHasil Intervensi

    Defisit Volume Cairan

    Berhubungan dengan:

    - Kehilangan volume cairan secara

    aktif

    - Kegagalan mekanisme

    pengaturan

    DS : Haus

    DO:Penurunan turgor kulit/lidah

    -

    Membranmukosa/kulitkeringPeni

    ngkatandenyutnadi,

    penurunantekanandarah,

    penurunan

    volume/tekanannadiPengisian

    vena menurun

    - Perubahan status mental

    - Konsentrasi urine meningkat

    NOC:

    Fluid balance

    Hydration

    Nutritional Status : Food

    and Fluid Intake

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama..

    defisit volume cairan

    teratasi dengan kriteria

    hasil:

    Mempertahankan urine

    output

    sesuaidenganusiadan BB,

    BJ urine normal,

    Tekanan darah, nadi, suhu

    tubuh dalam batas normal

    Tidak ada tanda tanda

    NIC :

    Pertahankan catatan

    intake dan output yang

    akurat

    Monitor status hidrasi

    ( kelembaban

    membran mukosa, nadi

    adekuat, tekanan darah

    ortostatik ), jika

    diperlukan

    Monitor hasillab yang

    sesuaidenganretensicai

    ran (BUN , Hmt ,

    osmolalitasurin,

    albumin, total protein )

    Monitor vital sign

    setiap 15menit 1 jam

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    32/39

    Page 2

    - Temperatur tubuh meningkat

    - Kehilangan berat badan secara

    tiba-tiba

    - Penurunan urine output

    - HMT meningkat

    - Kelemahan

    dehidrasi, Elastisitas

    turgor kulit baik,

    membran mukosa lembab,

    tidak ada rasa haus yang

    berlebihan

    Orientasi terhadap waktu

    dan tempat baik

    Jumlah dan irama

    pernapasan dalam batas

    normal

    Elektrolit, Hb, Hmt dalam

    batas normal

    pH urin dalam batas

    normal

    Intake oral dan intravena

    adekuat

    Kolaborasi pemberian

    cairan IV

    Monitor status nutrisi

    Berikan cairan oral

    Berikan penggantian

    nasogatrik sesuai

    output (50

    100cc/jam)

    Dorong keluarga

    untuk membantu

    pasien makan

    Kolaborasi dokter jika

    tanda cairan berlebih

    muncul meburuk

    Atur kemungkinan

    tranfusi

    Persiapan untuk

    tranfusi

    Pasang kateter jika

    perlu

    Monitor intake dan

    urin output setiap 8

    jam

    DiagnosaKeperawatan/

    MasalahKolaborasi

    Rencanakeperawatan

    TujuandanKriteriaHasil Intervensi

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    33/39

    Page 3

    Penurunancurahjantung b/d

    hipovolemia.

    DO/DS:

    - Aritmia, takikardia,

    bradikardia

    - Palpitasi, oedem

    - Kelelahan

    - Peningkatan/penurunan

    JVP

    - Distensi vena jugularis

    - Kulitdingindanlembab

    -

    Penurunandenyutnadiper

    ifer

    - Oliguria, kaplari refill

    lambat

    - Nafaspendek/

    sesaknafas

    - Perubahanwarnakulit

    - Batuk, bunyijantung

    S3/S4

    - Kecemasan

    NOC :

    Cardiac Pump

    effectiveness

    Circulation Status Vital Sign Status

    Tissue perfusion: perifer

    Setelah dilakukan asuhan

    selamapenurunan

    kardiak output klien

    teratasi dengan kriteria

    hasil:Tanda Vital dalam rentang

    normal (Tekanan darah,

    Nadi, respirasi)

    Dapat mentoleransi

    aktivitas, tidak ada

    kelelahan

    Tidak ada edema paru,

    perifer, dan tidak ada

    asites

    Tidakadapenurunankesadar

    an

    AGD dalambatas normal

    Tidakadadistensi vena

    leher

    Warnakulit normal

    NIC :

    Evaluasi adanya nyeri dada

    Catatadanyadisritmiajantung

    Catatadanyatandadangejalapen

    urunan cardiac putput

    Monitor status pernafasan

    yang menandakan gagal

    jantung

    Monitor balance cairan

    Monitor respon pasien

    terhadap efek pengobatan

    antiaritmia

    Atur periode latihan dan

    istirahat untuk menghindari

    kelelahan

    Monitor

    toleransiaktivitaspasien

    Monitor adanya dyspneu,

    fatigue, tekipneu dan ortopneu

    Anjurkanuntukmenurunkan

    stress

    Monitor TD, nadi, suhu, dan

    RR

    Monitor VS saat pasien

    berbaring, duduk, atau berdiri

    Auskultasi TD pada kedua

    lengan dan bandingkan

    Monitor TD, nadi, RR,

    sebelum, selama, dan setelah

    aktivitas

    Monitor jumlah, bunyi dan

    irama jantung

    Monitor frekuensi dan irama

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    34/39

    Page 4

    pernapasan

    Monitor polapernapasan

    abnormal

    Monitor suhu, warna, dan

    kelembaban kulit

    Monitor sianosisperifer

    Monitor adanya cushing triad

    (tekanan nadi yang melebar,

    bradikardi, peningkatan

    sistolik)

    Identifikasi penyebab dari

    perubahan vital sign

    Jelaskan pada pasien tujuan

    dari pemberian oksigen

    Sediakan informasi untuk

    mengurangi stress

    Kelola pemberian obat anti

    aritmia, inotropik,

    nitrogliserin dan vasodilator

    untuk mempertahankan

    kontraktilitas jantung

    Kelola pemberian antikoagulan

    untuk mencegah trombus

    perifer

    Minimalkan stress lingkungan

    DiagnosaKeperawatan/

    MasalahKolaborasi

    Rencanakeperawatan

    TujuandanKriteriaHasil Intervensi

    Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    35/39

    Page 5

    Faktor-faktor risiko :

    Eksternal

    - Fisik (contoh : rancangan

    struktur dan arahan masyarakat,

    bangunan dan atau

    perlengkapan; mode transpor

    atau cara perpindahan; Manusia

    atau penyedia pelayanan)

    - Biologikal ( contoh : tingkat

    imunisasi dalam masyarakat,

    mikroorganisme)

    - Kimia (obat-obatan:agen

    farmasi, alkohol, kafein, nikotin,

    bahan pengawet, kosmetik;

    nutrien: vitamin, jenis makanan;

    racun; polutan)

    Internal

    - Psikolgik (orientasi afektif)

    - Mal nutrisi

    - Bentuk darah abnormal, contoh

    : leukositosis/leukopenia

    - Perubahan faktor pembekuan,

    - Trombositopeni

    - Sickle cell

    - Thalassemia,

    - Penurunan Hb,

    - Imun-autoimum tidak

    berfungsi.

    - Biokimia, fungsi regulasi

    (contoh : tidak berfungsinya

    sensoris)

    - Disfugsi gabungan

    Risk Kontrol

    Immune status

    Safety Behavior

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama. Klien tidak

    mengalami injury

    dengan kriterian hasil:

    Klienterbebasdaricede

    ra

    Klien mampu

    menjelaskan

    cara/metode

    untukmencegah

    injury/cedera

    Klien mampu

    menjelaskan factor

    risiko dari

    lingkungan/perilaku

    personal

    Mampumemodifikasig

    ayahidupuntukmenceg

    ah injury

    Menggunakanfasilitas

    kesehatan yang ada

    Mampu mengenali

    perubahan status

    kesehatan

    (Manajemenlingkungan)

    Sediakan lingkungan yang aman untuk

    pasien

    Identifikasi kebutuhan keamanan

    pasien, sesuai dengan kondisi fisik

    dan fungsi kognitif pasien dan

    riwayat penyakit terdahulu pasien

    Menghindarkan lingkungan yang

    berbahaya (misalnya memindahkan

    perabotan)

    Memasang side rail tempattidur

    Menyediakan tempat tidur yang

    nyaman dan bersih

    Menempatkan saklar lampu ditempat

    yang mudah dijangkau pasien.

    Membatasipengunjung

    Memberikanpenerangan yang cukup

    Menganjurkan keluarga untuk

    menemani pasien.

    Mengontrollingkungandarikebisingan

    Memindahkan barang-barang yang

    dapat membahayakan

    Berikan penjelasan pada pasien dan

    keluarga atau pengunjung adanya

    perubahan status kesehatan dan

    penyebab penyakit.

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    36/39

    Page 6

    BAB III

    - Disfungsi efektor

    - Hipoksia jaringan

    - Perkembangan usia (fisiologik,

    psikososial)

    - Fisik (contoh : kerusakan

    kulit/tidak utuh, berhubungan

    dengan mobilitas)

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    37/39

    Page 7

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg.

    Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2kali selang 4 jam.

    Kenaikan tekanan darah sistolik >30mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik

    >15mmHg sebagai parameter hipetensi dusah tidak dipakai lagi (Prawiroharjo, 2010)

    Pre Eklamsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap

    wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti

    oleh peningkatan kadar protein didalam urine.

    Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai timbulnya

    hemilisis,peningkatan enzim hepar,disfungsi hepar,dan trombositopenia.H:

    Hemolysis EL: Elevated Liver Enzyme LP: Low Platelets Count.

    Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara

    lainnya sebagai berikut:

    1. Hipertensi esensial

    Hipertensi esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan

    oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).

    2. Penyakit Ginjal

    Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil

    adalah :

    Glomerulonefritis akut dan kronik Plelenofritus akut dan kronik

    B. Saran

    Diharapkan kepada mahasiswa agar bisa menggunakan makalah ini dan juga

    menjadikannya sebagai pedoman dalam memberikan intervensi keperawatan tentang

    klien khususnya pada Ibu hamil terhadap hipertensi (Preeklamsia-eklamsia serta

    sindrom HELLP. Sehingga dapat memahami dan lebih husus mengaplikasikan

    tindakan keperawatan bila mana menemukan kasus atau pun kondisi yang terjadi pada

    gangguan Hipertensi Pada Ibu Hamil.

    http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/
  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    38/39

    Page 8

    Daftar Pustaka

  • 8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi

    39/39

    Purwaningsih., W & Fatmawati., S(2010 ) ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Yogyakarta:

    MuhMedika

    Bobak & Lowdermilk Dkk.(2004) Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Cet Ke-4) Jakarta:EGC

    Prawirohardjo.,S(2010) ILMU Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (Cet Ke-4) Jakarta: PT Bina

    Pustaka