Author
masnah
View
249
Download
0
Embed Size (px)
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
1/39
MAKALAH
ASKEP HIPERTENSI, PREEKLAMASI,EKLAMASI & SINDROM HELLP
Disampaikan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Reproduksi II
Dosen pengampu : Surtikanti, S.Kep.,Ners
DiSusun Oleh : Kelompok 1
SHINTA DAMAYANTI
RIO AGUSTO MASNAH
ARDIANTO
A.ZAINI
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2014/2015
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
2/39
Page 1
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Reprodukis 2 dengan
membahas Askep Hipertensi,Preeklamasi,Eklamasi & Sindrom Hellp . Yang mudah -
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusunan tugas makalah ini,tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun
saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan,dorongan dan bimbingan Dari Dosen Kami Surtikanti,S.Kep.,Ners sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi,untuk itu saran dan pendapat dari berbagai pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata,Saya memohon maaf apabila pembaca menemukan kekurangan dalam
makalah ini. Semoga makalah ini,dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
khususnya mahasiswa keperawatan sebagai acuan pembelajaran mata kuliah System
Reproduksi semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita
semua.
Pontianak,12-09-2014
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
3/39
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................1
DAFTAR ISI ........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................3
1.4 Metode Penulisan..........................................................................,..................4
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi..................................................................................................................5
2.2 Klasifikasi.............................................................................................................5
2.3 Etiologi.................................................................................................................11
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................12
2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................................15
2.6 Pencegahan............................................................................................................18
2.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................20
2.8 Asuhan Keperawatan Hipertensi pada masa Kehamilan........................................22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................06
3.2 Saran .......................................................................................................06
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 07
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
4/39
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dan tiga penyebab tertinggi mortilitas dan morbiditas ibu bersalin.
Di indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi, hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam
persalinan masih ditangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang belum
sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil
sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-
benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun didaerah.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan
sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan,
komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama
kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.
Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki
kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanitahamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil
memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada
wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa
menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan
baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh
darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan
minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin,
preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah apa yang di yang maskut dengan Askep
Hipertensi (Preeklamasi, Eklamasi & Sindrom Hellp).
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
5/39
Page 4
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Komplikasi Medis Sistem
Kardio selama Kehamilan & Mengenai Askep Hipertensi ,Preeklamasi, Eklamasi &
Sindrom Hellp.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui apa Itu Hipertensi pada Masa Kehamilan
b. Untuk mengetaui Klsifiksi Dari Hipertensi Selma Kehamilan
c. Untuk mengetahui etiologi Dari Hipertensi Pada Masa Kehamilan
d. Untuk mengetahui Patofisiologi Peningkatan tekanan Darah /Hipertensi pada
masa Kehamilan
e. Untu mengetahui Manifestasi dari Hipertensi selama Kehamilan
f. Untuk mengetahui penatalaksanana Askep Hipertensi selama Masa Kehamilan
g. Dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien ganguan Hipertensi selama
Kehamilan
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan pada makalah ini sesuai dengan literatur, penulisannya berdasarkan
referensi dari beberapa buku dan internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Susunan penulisannya terdiri dari:
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II PEMBAHASAN
3. BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
6/39
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal (Purwaningsih &
Fatmawati,2010)
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan sistolik dan diastolik sampai mencapai
atau melebihi 140/90 mmhg (Bobak,2004)
Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmhg atau
lebih atau kenaikan tekanan diastolic sebesar 15 mmhg diatas nilai tekanan darah
(Bobak,2004)
Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg. Pengukuran
tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah
sistolik >30mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik >15mmHg sebagai parameter
hipetensi sudah tidak dipakai lagi (Prawiroharjo, 2010)
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakansalah satu dan tiga penyebab tertinggi mortilitas dan morbiditas ibu bersalin. Di
indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi,
hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan
masih ditangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang belum sempurna.
Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga
pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar
dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun didaerah (Prawiroharjo, 2010)
B. Klasifikasi
Pembagian klsifikasi
Klasifikasi yang dipakai di indonesia adalah berdasarkan Report of the national high
blood pressure Educatian program working Gon high Blood presssure in pregnancy
tahun 2001,ialah
1.Hipertensi kronik
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
7/39
Page 6
2.preeklampsia-eklampsia
3.Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
4.hipertensi gestasional
Penjelasan pembagiang klasifikasi
1. HIPERTENSI KRONIK adalah hipertensi yang timbul sebelum umur khamilan
20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan
Hipertensi Kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum
timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum
kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90mmHg sebelum umur
kehamilan 20 minggu.
2. Preeklamsia adalalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria
3. Eklampsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan /atau
koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia adalah jipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
5. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pscapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tnada preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
(Prawiroharjo, 2010)
Preeklamsia-eklampsia
Pre Eklamsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap
wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang
diikuti oleh peningkatan kadar protein didalam urine. Wanita hamil dengan
preeklamsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
Preeklamsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada
beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
8/39
Page 7
Eklamsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklamsia, pada wanita yang
terkena eklamsia juga sering mengalami kejang-kejang. Eklamsia dapat
menyebabkan koma atau bahkan baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
Pre eklamsia di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Pre eklamsia ringan
Ditandai dengan:
- Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi terbaring
yerlantang: atau kenaikan diastolik 15 mmHg, dan kenaikan sistolik 30
mmHg atau lebih.
- Edema Umum, kaki, jari tangan dan muka: atau kenaikan berat badan 1 kg
atau lebih per minggu.
- Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 +
pada urine kateter atau midstream.
2. Pre eklamsia berat
Ditandai dengan:
- Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
- Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
- Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam
- Adanya gangguan serebral, gangguan virus, dan rasa nyeri di epigastrium
- Terdapat edema paru dan sianosis
Macam-macam eklamsia:
- Eklamsia gravidarium
- Eklamsia parturientum
- Eklamsia puerperal
Sindrom HELLP
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
9/39
Page 8
Pada 1982, Weinstein melaporkan 29 kasus preeklampsi berat, eklampsi
dengan komplikasi trombositopeni, kelainan sediaan apus darah tepi, dan
kelainan tes fungsi hati. Ia menyatakan bahwa kumpulan tanda dan gejala ini
benar-benar terpisah dari preeklampsi berat dan membentuk satu istilah:
Sindrom HELLP; H untuk Hemolysis , EL untuk Elevated Liver Enzymes , dan
LP untuk Low Platelet
Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai timbulnya
hemolisis,peningkatan enzim hepar,disfungsi hepar,dan trombositopenia.
H: Hemolysis
EL: Elevated Liver Enzyme
LP: Low Platelets Count
Syndrome HELLP adalah komplikasi utama dari pre-eklamsi dan eklamsia yang terdiri
dari:
a) hemolisis (penghancuran sel darah merah)
b) peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
c) penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan kemampuan
pembekuan darah), gejala2 antara lain mual, muntah, nyeri kepala, rasa lemah dan sakit
perut serta kaki bengkak.
Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi Mississippi
Berdasarkan kadar trombosit darah,maka sindroma HELLP diklasifikasi dengan
nama klasifikasi Mississippi.
Klas 1:kadar trombosit : 50.000/ml LDH 600 IU/I
AST dan/atau ALT 40 IU/I
Klas 2: kadar trombosit > 50.000 100.000/ml LDH 600 IU/I
AST dan / atau ALT 40 IU/I
Klas 3: kadar trombosit > 100.000 150.000/ml LDH 600 IU/I
AST dan/atau ALT 40 IU/I
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
10/39
Page 9
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Patogenesis sindrom HELLP sampai sekarang belum jelas. Yang ditemukan pada
penyakit multisistem ini adalah kelainan tonus vaskuler, vasospasme, dan kelainan
koagulasi. Sampai sekarang tidak ditemukan faktor pencetusnya. Sindrom ini
kelihatannya merupakan akhir dari kelainan yang menyebabkan kerusakan endotel
mikrovaskuler dan aktivasi trombosit intravaskuler; akibatnya terjadi vasospasme,
aglutinasi dan agregasi trombosit dan selanjutnya terjadi kerusakan endotel. Hemolisis
yang didefinisikan sebagai anemi hemolitik mikroangiopati merupakan tanda khas. (2,4)
Sel darah merah terfragmentasi saat melewati pembuluh darah kecil yang endotelnya
rusak dengan deposit fibrin. Pada sediaan apus darah tepi ditemukan spherocytes,
schistocytes, triangular cells dan burr cells .(4)
Peningkatan kadar enzim hati diperkirakan sekunder akibat obstruksi aliran darah hati
oleh deposit fibrin di sinusoid. Obstruksi ini menyebabkan nekrosis periportal dan pada
kasus yang berat dapat terjadi perdarahan intrahepatik, hematom subkapsular atau ruptur
hati. (4,5)
Nekrosis periportal dan perdarahan merupakan gambaran histopatologik yang paling
sering ditemukan. Trombositopeni ditandai dengan peningkatan pemakaian dan/atau
destruksi trombosit. (4)
Banyak penulis tidak menganggap sindrom HELLP sebagai suatu variasi
dari disseminated intravascular coagulopathy (DIC), karena nilai parameter koagulasi
seperti waktu prothrombin (PT), waktu parsial thromboplastin (PTT), dan serum
fibrinogen normal. Secara klinis sulit mendiagnosis DIC kecuali menggunakan tes
antitrombin III, fibrinopeptide-A, fibrin monomer, D-Dimer, 2 antiplasmin, plasminogen,
prekallikrein, dan fibronectin. Namun tes ini memerlukan waktu dan tidak digunakan
secara rutin. Sibai dkk. mendefinisikan DIC dengan adanya trombositopeni, kadar
fibrinogen rendah (fibrinogen plasma < 300 mg/dl) dan fibrin split product > 40 g/ml2.
Semua pasien sindrom HELLP mungkin mempunyai kelainan dasar koagulopati yang
biasanya tidak terdeteksi.
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Sindrom HELLP terjadi pada 2-12% kehamilan. (1,3,5,7) Sebagai perbandingan,
preeklampsi terjadi pada 5-7% kehamilan. Superimposed sindrom HELLP berkembang
dari 4-12% wanita preeklampsi atau eklampsi. Tanpa preeklampsi, diagnosis sindrom ini
sering terlambat. Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsi .
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
11/39
Page 10
Sindrom HELLP Pre eklamsi
Multipara
Usia ibu > 25 tahun
Ras kulit putih
Riwayat keluaran kehamilan yang
Jelek
Nullipara
Usia ibu < 20 tahun atau > 40 tahun
Riwayat keluarga preeklampsi
Asuhan mental (ANC) yang minimal
Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
Kehamilan multipel
Diagnosis banding preeklampsia-sindroma HELLP
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen, misalnya :
- Acute fatty liver of pregnancy
- Hipovolemia berat / perdarahan berat
- Sepsis
Kelainan jaringan ikat : SLE
Penyakit ginjal primer
Karena gejala klinis yang kurang jelas, diagnosis Sindrom HELLP biasanya
terlambat sampai kira-kira 8 hari. Banyak wanita dengan Sindrom HELLP mengalami
salah diagnosis dengan kelainan lain seperti kolesistitis, esofagitis, gastritis, hepatitis,
atau trombositopenia idiopatik.
Sindrom HELLP ditandai :
1. Hemolisis
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
12/39
Page 11
Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara laboratorik
adanya Burr cells pada apusan darah tepi.
2. Elevated l iver enzymes
Dengan meningkatnya SGOT , SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu) maka merupakan
tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas. LDH > 1400 iu, merupakan tanda
spesifik akan kelainan klinik.
3. L ow platelets
Jumlah trombosit < 100.000/mm 3 merupakan tanda koagulasi intravaskuler.
Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan
sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan
peningkatan kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar di-
refleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase
(AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga peningkatan
LDH.Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi
dan hemostasis darah dengan ketidak normalan protrombin time, partial
tromboplastin time, fibrinogen, bila keadaan semakin parah dimana trombosit
sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin
dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated Intravascular
Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada sindroma hellp 4-38%.
Kematina terhadap kehamilan pada sindrom HELLP cukup tinggi yaitu 24%.
Penyebab kematian dapat berupa kegagalan kardiopulmunar, gangguan pembekuan
darah, perdarahan otak, ruptur hepar, dan kegagalan organ multipel.
Demikian juga kematian prinatal pada sindrom HELLP cukup tinggi, terutama di
sebabkan oleh persalinan preterm. Dalam hal ini sikap terhadap kehamilan padasindrom HELLP ialah aktif, yaitu kehailan diakhiri (diterminasi ) tanpa memandang
umur kehamilan. Persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominam.
PENATALAKSANAAN
Pasien sindrom HELLP harus dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan tersier dan
pada penanganan awal harus diterapi sama seperti pasien preeklampsi. Prioritas
pertama adalah menilai dan menstabilkan kondisi ibu, khususnya kelainan
pembekuan darah. (1,2,5,7)
http://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminase8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
13/39
Page 12
Penatalaksanaan sindrom HELLP pada umur kehamilan < 35 minggu (stabilisasi
kondisi ibu) (Akhiri persalinan pada pasien sindrorn HELLP dengan umur
kehamilan 35 minggu).
1. Menilai dan menstabilkan kondisi ibu
a. Jika ada DIC, atasi koagulopati
b. Profilaksis anti kejang dengan MgSO4
c. Terapi hipertensi berat
d. Rujuk ke pusat kesehatan tersier
e. Computerised tomography (CT scan) atau Ultrasonografi (USG) abdomen bila
diduga hematoma subkapsular hati
2. Evaluasi kesejahteraan janin
a. Non stress test/tes tanpa kontraksi (NST)
b. Profil biofisik
c. USG
3. Evaluasi kematangan paru janin jika umur kehamilan < 35 minggu
a. Jika matur, segera akhiri kehamilan
b. Jika immatur, beri kortikosteroid, lalu akhiri kehamilan
C. Etiologi
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut
hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi
merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal; defek
adrenal ;komplikasi terapi obat. Penyebab hipertensi dalam kehamilan a dalah:
http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/proses/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/hipertensi-dalam-kehamilan/http://www.lusa.web.id/hipertensi-dalam-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/proses/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
14/39
Page 13
1. Hipertensi esensial
penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress)
dan lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil
adalah :
Glomerulonefritis akut dan kronik
D. Patofisiologi
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah hal ini
menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi sebagai
diuretik ringan.Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan dari vilume darah
kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya
peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler,
bertanbahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine
disebabkan oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi oliguri karena
menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat rate )
kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan cairan yang berlebiha
dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan dengan adanya retensi air dan garam,
terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya
kenaikan hematokrit, peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan
volume darah berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah teri
menjadi lama .
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang
sekarang banyak dianut adalah :
Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada sel-
sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisanotot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
15/39
Page 14
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
relative mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis,
sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia
plasenta.
Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
1. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis, dengan akibat plasenta
mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas
adalah senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai electron
yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta
iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap
membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia
adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan
tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamian
disebut toxaemia. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida
lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein
sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu
diimbangi dengan produksi anti oksidan.
Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya
peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, missal vitamin E pada
hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan
peroksida lemak yang relative tinggi. Perksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas
yang sangat toksis ini akan beredar diseuruh tubuh daam aliran darah dan akan
merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami
kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan
aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
16/39
Page 15
.3. Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran
sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh
struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G.
Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke
dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak,
dan gembur sehingga memudahkan terjadinaya reaksi inflamasi.
Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan
vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan
vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor
hilang sehinggapembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan
vasopresor pada hipert ensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I
(pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi
dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta
ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Teori defisiensi gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting yang
pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada
preeklampsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia ke II. Suasana serba
sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan
insiden hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
17/39
Page 16
konsumsi minyak ikan, termaksud minyak hati halibut dapat mengurangi risiko
preeclampsia.
Teori inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi
darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Pada kehamilan
normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi
juga msih dalam batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia,
dimana ada preeklampsia terjadi peningkatan stresoksidatif, sehingga produksi
debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas
plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka reaksi stress
oksidatif kan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofobls juga makin
meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu
menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamsi pada kehamilan normal. Respons
inflamasi ini akan mengaktifasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang
lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan
gejala-gejala pada preeklampsia pada ibu
E. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28
minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap
minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
-temuan
klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan
berat yang pesat.
ecuali antara tengah malamdan pagi hari
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
18/39
Page 17
serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
a klinis maupun USG
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya
dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya
diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti
gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang
lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi
prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan
keparahan telah lama menjadi perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-
tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang
berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm.
Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap
kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi
keselamatan ibu.
Terapi Medikamentosa
Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia dengan melakukan
monitoring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda
koagulopati komsumtif, maka harus doiperiksa waktu protrombin , waktu
tromboplastin parsial dan fibrinogen.
Pemberian dexamethasone rescue, pada antepartum diberikan dalam bentuk
double strengh dexamethasone (double dose)
Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000
150.000/ml dengan disertai tanda-tanda eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium,
maka diberikan deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam. Pada postpartum deksametasondiberikan 10 mg i.v tiap 12 jam 2 kali. Terapi deksamentosa dihentikan ,bila telah
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
19/39
Page 18
terjadi perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik preeklamsia-eklamsia. Dapat
dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit , bila kadar trombosit < 50.000/ml
dan antioksidan.
Preeklampsia Ringan
Tujuan utama perawatan reeklampsia yaitu mencegah kejang, perdarahan intrakranial,
mencegah ganguan fungis organ vital, dan melahirkan bayi sehat.
Rawat Jalan
Ibu hamil dengan preklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu
hamil banyak istirahat/tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring.
Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring
menghilangkan tekanan rahim pada v.kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik
dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-
organ vital. Pada preeklamsi, ibu hamil umumnya masih muda, berarti fungsi ginjal masih
bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam.
Rawat Inap
pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklamsi ringan perlu dirawat di rumah
sakit. Kriteria preeklamsi ringan dirawat dirumah sakit, ialah (a) bila tidak ada perbaikan :
tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu; (b) adanya satu atau lebih gejala dan
tanda-tanda preeklamsi berat
Perawatan obstentik yaitu sikap terhadap Kehamilan
Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehmilan antara 22minggu sampai < 37
minggu.
Pada kehamilan preterm (
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
20/39
Page 19
1. Aktif (aggressive management): berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi
bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa
2. Konserfatif (ekspektati): berarti kehamilan tetap diperthankan bersama dengan
pemberian pengobatan medika mentosa.
Perawatan Eklamasia
Perawatan dasar eklamsia yang utama ialah terapi suportif untuk stabilitas fungsi
vital, yang harus selalu diingat Airway,Breathing,Circulation (ABC), mengatasi dan
mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia mencegah trauma pada pasien pada
waktu kejang, mengendalikan tekanan darah, khususnya pada waktu krisis hipertensi
,melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
Perawatan medikamentosa dan perawatan suportif eklampsia, merupakan perawatan
yang sangat penting. Tujuan utama pengobatan medikamentosa eklampsia ialah mencegah
dan menghentikan kejang, mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis,
mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan
dengan cara yang tepat.
F. Pencegahan
a. KIAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI GESTASIONAL
1. Turunkan Kelebihan Berat Badan
Diantara semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu
yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan orang yang
kurus, orang yang gemuk (kelebihan berat badan) lebih besar peluangnya terkena
hipertensi (Edward Price, M.D).
2. Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler. Gerak fisik hingga taraf
tertentu dibutuhkan tubuh untuk menjaga mekanisme pengatur tekanan darah agar
tetap bekerja sebagaimana mestinya. Olahraga yang disarankan untuk ibu hamil
seperti senam hamil, renang, atau gerakan statis (seperti berjalan kaki).
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
21/39
Page 20
3. Diet
1. Mengurangi asupan garam
Seperti kasus hipertensi pada umumnya, pada penderita hipertensi gestasional
pengurangan asupan garam dapat menurunkan tekanan darah secara nyata.
Umumnya kita mengkonsumsi garam lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan
oleh tubuh. Idealnya, kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau
sekitar 5 gram garam per hari.
2. Memperbanyak serat
Mengkonsumsi lebih banyak serat atau makanan rumahan yang mengandung banyak
serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian natrium. Sebaiknya ibu
hamil yang mengalami hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji
dari restoran, yang dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat. Dari
penelitian ditemukan bahwa dengan mengkonsumsi 7 gram serat per hari dapat
membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin. Serat pun mudah didapat
dalam makanan, misalnya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gram serat.
3. Memperbanyak asupan kalium
Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi 3500 miligram kalium dapat
membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah yang ideal dapat
dicapai kembali tekanan yang normal. Kalium bekerja mengusir natrium dan senyawanya.
Sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Sumber kalium mudah didapatkan dari asupan makanan sehari-hari. Misalnya, sebutir
kentang rebus mengandung 838 miligram sehingga 4 butir kentang (3352 miligram) akan
mendekati kebutuhan tersebut. Atau dengan semangkuk bayam yang mengandung 800
miligram kalium cukup ditambahkan tiga butir kentang. Banyak jenis buah yang juga
dapat menurunkan tekanan darah salah satunya pisang merupakan sumber zat potasium
yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi pembekuan cairan
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
22/39
Page 21
dalam tubuh. Selain pada buah pisang potasium juga bisa ditemui pada kismis, yogurt,
bit, Brussels sprout (sejenis kubis), alpukat, dan jeruk.
4. Penuhi kebutuhan magnesium
Ditemukan antara rendahnya asupan magnesium dengan hipertensi. Tetapi
belum dapat dipastikan berapa banyak magnesium yang dibutuhkan untuk mengatasi
hipertensi. Kebutuhan magnesium menurut kecukupan gizi yang dianjurkan atau RDA
(Recommended Dietary Allowance) adalah sekitar 350 miligram. Kekurangan asupan
magnesium terjadi dengan semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi.
Sumber makanan yang kaya magnesium antara lain kacang tanah, kacang
polong, dan makanan laut. Kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan dapat
membantu melancarkan aliran darah dan melindungi dari efek tekanan darah tinggi
serta mengurangi peradangan. Saat mengkonsumsi ikan hindari jenis ikan yang
mengandung kadar merkuri tinggi seperti tuna, swordfish (ikan cucut), makarel, ikan
halibut, serta kakap putih. Sebaliknya pilihlah ikan yang mengandung kadar mercuri
rendah seperti ikan anchovies, ikan char, ikan flounder, ikan harring, ikan gindara,
ikan salmon, dan ikan sturgeon.
5. Lengkapi kebutuhan kalsium
800 miligram kasium per hari (setara dengan tiga gelas susu) sudah lebih dari cukup
untuk memberikan pengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
4. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mrngurangi
ketegangan, kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat rilek
otot-otot di dalam tubuh. Teknik relaksasi dapat dilakukan dalam hipnobirting, dimana
dalam relaksasi ibu hamil duduk dengan tenang, pikiran fokus, tidak menatap cahaya
langsung kemudian ibu hamil dibimbing untuk melakukan relaksasi pada kelompok otot-
otot secara bertahap sampai keseluruh bagian tubuh.
b. Pencegahan preeklampsia
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
23/39
Page 22
Yang dimaksut pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya preeklampsia
pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinyaa preeklamsia. Yang sifat nya
nonmedikal dan medikal.
Pencegahan dengan Non Medikal
Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang
paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di indonesia tirah baring masih diperlukan
pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeklampsia meskipun tirah
baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi dan mencegah persalinan preterm.
Retriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklampsia.
Hendaknya diet di tambah suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya
dengan asam lemak tidak jenuh,misalnya omega-3 PUFA, (b) antioksidan; vitamin c,
vitamin E, -karotin,CoQ 10,N-Asetilsistein, asam lipoik, dan (c) elemen logam berat:
zinc, magnesium, kalisum.
Pencegahan dengan Medikal
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat meskipun belum ada
bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya
preeklampsia bahkan memperberat hipovolemia. Antihipertensi tidak terbukti
mencegah terjadinya preeklampsia.
Pemberian kalisum: 1.500-2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada
risiko tinggi terjadinya preeklampsia. Salian itu dapat pula diberikan zinc 200
mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah
preeklampsia ialah aspirin dosis rendah rata-rat di bawah 100 mg/hari, atau
dipiridamole.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pre eklamsia
1. Ujilaboratoriumdasar :
- Evaluasihematologik (hematokrit, jumlahtrombosit : trombositopeni
( 5 g/24 jam atau> 3 padatescelup
- Pemeriksaanfungsiginjal (ureumdankreatinin)
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
24/39
Page 23
Eklamsia
1. Harus ditangani di rumah sakit
2. Pengobatan awal sebelum merujuk ke RS (mengatasi kejang dan hipertensi):
o O2 4 6 l/menit
o Infus dekstrosa 5% 500 ml/6 jam 20 tetes/menit
o Pasang kateter urin
o Pasang goedel/spatel
o Bahu diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit
o Posisi tempat tidur sedikit fowler agar kepala tetap tinggi
o Fiksasi pasien agar tidak jatuh
o Di RS:
MgSO4 2 g IV dalam 10 menit, selanjutnya 2 g/jam drip sampai TD stabil
(140 150/90 100 mmHg). Bila belum stabil, obat tetap diberikan
Kejang dosis tambahan MgSO42 g IV minimal 20 menit setelah pemberian
terakhir. Dosis tambahan ini hanya diberikan sekali saja. Bila tetap kejang
amobarbital 3 5 mg/kgBB IV perlahan ATAU fenobarbital 250 mg IM
ATAU diazepam 10 mg IV.
Bila kontraindikasi MgSO4 : Diazepam: dosis awal 20 mg IM ATAU 10 mg IV perlahan dalam 1 menit /
lebih. Dosis maintenance dekstrosa 5% 500 ml + 40 mg diazepam 20
tetes/menit, dosis max 2000 ml/24 jam. Pemberian diazepam lebih disukai
pada eklampsia puerperalis karena pada dosis tinggi menyebabkan hipotonia
neonatus.
Fenobarbital: 120 240 mg IV perlahan (60 mg/menit), dosis max 1000 mg.
Koma monitor kesadaran dengan GCS Obat suportif sama dengan PEB
Penanganan obstetri:
Terminasi kehamilan tanpa melihat usia kehamilan dan keadaan janin
Terminasi kehamilan bila sudah terjadi pemulihan hemodinamika dan
metabolisme ibu 4 8 jam setelah pemberian obat antikejang dan
antihipertensi terakhir, setelah kejang terakhir, atau setelah pasien sadar.
Cara terminasi sama dengan PEB.o Pascapersalinan:
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
25/39
Page 24
o Lanjutkan MgSO4 sampai 24 jam pascapersalinan atau selama TD
belum dapat dikendalikan.
o Pasien dengan penurunan kesadaran (belum bisa makan) kalori 1500
kal IV atau NGT dalam 24 jam
H. ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala
terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur,
proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-
tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri
abdomen atas (epigastrium), oliguria (
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
26/39
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
27/39
Page 26
biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut
endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus
hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam
serum
B5 ( Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi
garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan,
adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub
oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan
cara berjalan, parestesia, hipotensi postural
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian.
Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada
kehamilan meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
Hipertensi
Vasospasme siklik
Edema serebral
Perdarahan
2. Risiko tinggi cedera ibu b.d
Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
Insufisiensi uteroplasenta
Kelahiran premature
Solusio plasenta
4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
Terapi magnesium sulfat
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
28/39
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
29/39
Page 28
3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal di str ess Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
Kriteria hasil : DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi Rasional1. Monitor DJJ sesuai indikasi2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahimtegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberiSM5. Kolaborasi dengan medis dalam
pemeriksaan USG dan NST
Peningkatan DJJ sebagai indikasiterjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasentaPenurunan fungsi plasenta mungkindiakibatkan karena hipertensi sehinggatimbul IUGR
Ibu dapat mengetahui tanda dan gejalasolutio plasenta dan tahu akibat hipoxia
bagi janin
Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung sertaaktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahuikeadaan/kesejahteraan janin
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIA DAN EKLAMSIA
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Dahulu
1. mengkaji adanyakemungkinankeracunan MgSO 4 1. mempertahankanlingkungan yang tenang, gelapdan nyaman
vasospasme
Dosis yang berlebih akanmembuat kerja otot menurunsehingga dapat menyebabkandepresi pernapasan berat
Rangsangan kuat, misalnyacahaya terang dan suara kerasdapat menimbulkan kejang
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
30/39
Page 29
- Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan Fisik
- Tanda Vital
TD : sistolik 160 mmHg RR : < 14 x/menit
Diastolik 110 mmHg S : 40C
N : < 80 x/menit
- Eliminasi
Fungsi ginjal menurun
Proteinuria
Output urine < 400/24 jam
- Makanan cairan
Mual/muntah
Edema yang dapat meliputi ekstremitas, wajah, dan sistem organ. Edema
dinilai dari distribusi. Jika diwajah tidak jelas, ibu ditanyai apakah edemanya
lebih jelas saat ia baru bangun tidur.
Malnutrisi (kurang berat badan 20% atu lebih besar); masukan protein/kalori
kurang
Penambahan berat badan
- Neurosensori
Sakit kepala frontal
Penglihatan kabur
Scotoma
Fotofobia
Kejang
Pemeriksaan funduskopi :
edema atau spasme
vaskuler
- Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri epigastrium (regio
kuadran kanan atas)
- Pernapasan
Mungkin ada krekels
Frekuensi < 14 x/menit
- Seksualitas
Gerakan bayi berkurang
Tabda-tanda abrupsi placenta
Gestasi multipel
Primigravida Mola hidatidosa
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
31/39
Page 1
Hidramnion
- Pada janin
Deselerasi lambat
B. Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan protein plasenta
2. Penurunan curah jantung b.d hipovolemia
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan tekanan osmotic dan peningkatan
permeabilitas vaskuler
4. Resiko tinggi cidera b.d kejang tonik klonik, penurunan jumlah platelet
C. Intervensi
D. DiagnosaKeperawatan/
MasalahKolaborasi
Rencanakeperawatan
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
Defisit Volume Cairan
Berhubungan dengan:
- Kehilangan volume cairan secara
aktif
- Kegagalan mekanisme
pengaturan
DS : Haus
DO:Penurunan turgor kulit/lidah
-
Membranmukosa/kulitkeringPeni
ngkatandenyutnadi,
penurunantekanandarah,
penurunan
volume/tekanannadiPengisian
vena menurun
- Perubahan status mental
- Konsentrasi urine meningkat
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food
and Fluid Intake
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama..
defisit volume cairan
teratasi dengan kriteria
hasil:
Mempertahankan urine
output
sesuaidenganusiadan BB,
BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda
NIC :
Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
Monitor status hidrasi
( kelembaban
membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika
diperlukan
Monitor hasillab yang
sesuaidenganretensicai
ran (BUN , Hmt ,
osmolalitasurin,
albumin, total protein )
Monitor vital sign
setiap 15menit 1 jam
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
32/39
Page 2
- Temperatur tubuh meningkat
- Kehilangan berat badan secara
tiba-tiba
- Penurunan urine output
- HMT meningkat
- Kelemahan
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Orientasi terhadap waktu
dan tempat baik
Jumlah dan irama
pernapasan dalam batas
normal
Elektrolit, Hb, Hmt dalam
batas normal
pH urin dalam batas
normal
Intake oral dan intravena
adekuat
Kolaborasi pemberian
cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan oral
Berikan penggantian
nasogatrik sesuai
output (50
100cc/jam)
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Pasang kateter jika
perlu
Monitor intake dan
urin output setiap 8
jam
DiagnosaKeperawatan/
MasalahKolaborasi
Rencanakeperawatan
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
33/39
Page 3
Penurunancurahjantung b/d
hipovolemia.
DO/DS:
- Aritmia, takikardia,
bradikardia
- Palpitasi, oedem
- Kelelahan
- Peningkatan/penurunan
JVP
- Distensi vena jugularis
- Kulitdingindanlembab
-
Penurunandenyutnadiper
ifer
- Oliguria, kaplari refill
lambat
- Nafaspendek/
sesaknafas
- Perubahanwarnakulit
- Batuk, bunyijantung
S3/S4
- Kecemasan
NOC :
Cardiac Pump
effectiveness
Circulation Status Vital Sign Status
Tissue perfusion: perifer
Setelah dilakukan asuhan
selamapenurunan
kardiak output klien
teratasi dengan kriteria
hasil:Tanda Vital dalam rentang
normal (Tekanan darah,
Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
Tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada
asites
Tidakadapenurunankesadar
an
AGD dalambatas normal
Tidakadadistensi vena
leher
Warnakulit normal
NIC :
Evaluasi adanya nyeri dada
Catatadanyadisritmiajantung
Catatadanyatandadangejalapen
urunan cardiac putput
Monitor status pernafasan
yang menandakan gagal
jantung
Monitor balance cairan
Monitor respon pasien
terhadap efek pengobatan
antiaritmia
Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
Monitor
toleransiaktivitaspasien
Monitor adanya dyspneu,
fatigue, tekipneu dan ortopneu
Anjurkanuntukmenurunkan
stress
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor jumlah, bunyi dan
irama jantung
Monitor frekuensi dan irama
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
34/39
Page 4
pernapasan
Monitor polapernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosisperifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan
dari pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti
aritmia, inotropik,
nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus
perifer
Minimalkan stress lingkungan
DiagnosaKeperawatan/
MasalahKolaborasi
Rencanakeperawatan
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
35/39
Page 5
Faktor-faktor risiko :
Eksternal
- Fisik (contoh : rancangan
struktur dan arahan masyarakat,
bangunan dan atau
perlengkapan; mode transpor
atau cara perpindahan; Manusia
atau penyedia pelayanan)
- Biologikal ( contoh : tingkat
imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
- Kimia (obat-obatan:agen
farmasi, alkohol, kafein, nikotin,
bahan pengawet, kosmetik;
nutrien: vitamin, jenis makanan;
racun; polutan)
Internal
- Psikolgik (orientasi afektif)
- Mal nutrisi
- Bentuk darah abnormal, contoh
: leukositosis/leukopenia
- Perubahan faktor pembekuan,
- Trombositopeni
- Sickle cell
- Thalassemia,
- Penurunan Hb,
- Imun-autoimum tidak
berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi
(contoh : tidak berfungsinya
sensoris)
- Disfugsi gabungan
Risk Kontrol
Immune status
Safety Behavior
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama. Klien tidak
mengalami injury
dengan kriterian hasil:
Klienterbebasdaricede
ra
Klien mampu
menjelaskan
cara/metode
untukmencegah
injury/cedera
Klien mampu
menjelaskan factor
risiko dari
lingkungan/perilaku
personal
Mampumemodifikasig
ayahidupuntukmenceg
ah injury
Menggunakanfasilitas
kesehatan yang ada
Mampu mengenali
perubahan status
kesehatan
(Manajemenlingkungan)
Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
Identifikasi kebutuhan keamanan
pasien, sesuai dengan kondisi fisik
dan fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu pasien
Menghindarkan lingkungan yang
berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan)
Memasang side rail tempattidur
Menyediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
Menempatkan saklar lampu ditempat
yang mudah dijangkau pasien.
Membatasipengunjung
Memberikanpenerangan yang cukup
Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
Mengontrollingkungandarikebisingan
Memindahkan barang-barang yang
dapat membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
36/39
Page 6
BAB III
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh, berhubungan
dengan mobilitas)
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
37/39
Page 7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik >30mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik
>15mmHg sebagai parameter hipetensi dusah tidak dipakai lagi (Prawiroharjo, 2010)
Pre Eklamsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap
wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti
oleh peningkatan kadar protein didalam urine.
Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai timbulnya
hemilisis,peningkatan enzim hepar,disfungsi hepar,dan trombositopenia.H:
Hemolysis EL: Elevated Liver Enzyme LP: Low Platelets Count.
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara
lainnya sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan
oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil
adalah :
Glomerulonefritis akut dan kronik Plelenofritus akut dan kronik
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar bisa menggunakan makalah ini dan juga
menjadikannya sebagai pedoman dalam memberikan intervensi keperawatan tentang
klien khususnya pada Ibu hamil terhadap hipertensi (Preeklamsia-eklamsia serta
sindrom HELLP. Sehingga dapat memahami dan lebih husus mengaplikasikan
tindakan keperawatan bila mana menemukan kasus atau pun kondisi yang terjadi pada
gangguan Hipertensi Pada Ibu Hamil.
http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/lingkungan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/hipertensi/8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
38/39
Page 8
Daftar Pustaka
8/10/2019 Makalah Askep Hipertensi
39/39
Purwaningsih., W & Fatmawati., S(2010 ) ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Yogyakarta:
MuhMedika
Bobak & Lowdermilk Dkk.(2004) Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Cet Ke-4) Jakarta:EGC
Prawirohardjo.,S(2010) ILMU Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (Cet Ke-4) Jakarta: PT Bina
Pustaka