28
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Analisis Kualitatif Diazepam dan Barbiturat sebagai Obat Anestesi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari perhatian, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh berarti bagi penulis. Dengan rasa tulus ikhlas dan dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Wilda Wildaniyah, S.Si, Apt selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktek Farmasi Fisika dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki. Sehingga penyusun ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

makalah ANESTESI KIMFAR

  • Upload
    zacky

  • View
    235

  • Download
    27

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

Page 1: makalah ANESTESI KIMFAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Analisis Kualitatif Diazepam dan

Barbiturat sebagai Obat Anestesi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari

perhatian, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh

berarti bagi penulis. Dengan rasa tulus ikhlas dan dengan segala kerendahan hati

pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Wilda

Wildaniyah, S.Si, Apt selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktek Farmasi

Fisika dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan

pengalaman yang dimiliki. Sehingga penyusun ini masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis

mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Walaikumsalam Wr. Wb.

Pontianak, 15 September 2015

Penyusun

Page 2: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa

rasa sakit. Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari

berbagai tindakan yang meliputi pemeberian anestesi ataupun analgesi,

pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan

hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien gawat, pemeberian terapi

inhalasi, dan penanggulangannya nyeri menahun. Anestesi adalah

pembiusan. secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit

ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang

menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi

Umum. Pada anestesi lokal hilagnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya

kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai

hilang kesadaran.

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,

spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain,

analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya

suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.

B. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara analisis kualitatif Lidocain dan Thiopental sodium?

C. TUJUAN

Mengetahui cara analisis kualitatif Lidocain dan Thiopental sodium

sebagai obat anestesi.

Page 3: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB II PEMBAHASAN

A. ANESTETIK LOKAL

1. PENGERTIAN

a. Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang

cara kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan

dilakukan tindakan. ( Saprol, 2010).

b. Anestetik Lokal menyebabkan hilangnya rasa sakit tanpa disertai

hilangnya kesadaran. Anestetik lokal merupakan obat yang

menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan

saraf dengan kadar yang cukup. (Dani kusumah, 2011).

c. Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi

pada dinding saraf yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis

maka obat akan keluar dari sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan

pada struktur sel saraf tersebut.

d. Anestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat

yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan

impuls-impuls syaraf ke SSP dan demikian menghilangkan atau

mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin.

2. KARAKTERISTIK OBAT ANESTETIK LOKAL

Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan

alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin

aromatik Tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid),

bagian badan sebagai Penghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan

bagian ekor yang terdiri dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik.

Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan

tidak stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan

dalam bentuk garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam

hidroklori. Anestetik lokal sering dikombinasikan dengan

vasokonstriktor dengan maksud memperpanjang dan memperkuat kerja

Page 4: makalah ANESTESI KIMFAR

anestetik lokal dan juga mengurangi kecepatan absorpsi anestetik lokal

sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya. Vasokonstriktor yang

digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan norepinefrin (1

dalam 100.000 bagian).

Dosis toksik obat anestesi lokal, dipengaruhi oleh:

1.      jenis (sifat toksik inheren dan efek vasodilatasi) obat AL

2.      Konsentrasi obat AL

3.      Injeksi intravaskuler

4.      Kecepatan injeksi

5.      Vaskularisasi jaringan

6.      Berat badan penderita

7.      Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat

8. Dosis toksik juga sangat dipengaruhi oleh apakah

digunakan dengan campuran vasokontriktor atau tidak

3.     PENGGOLONGAN ANESTETIK LOKAL

Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam struktur kimia

anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Senyawa ester ( terdapatnya ikatan ester ). Contohnya : Kokain,

Prokain, tetrakain dan Benzokain

Gbr.  Struktur Kimia Prokain

b. Senyawa amida ( terdapatnya ikatan   amida ). Contohnya :

Lidokain, Dibukain, Mepivakain dan Prilokain.

Gbr.  Lidokain

Berdasarkan teknik pemberian anestetik lokal:

1.      Anestesi permukaan, yaitu mengoleskan atau penyemprotan analgetik

lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.

2.      Anestesi Inhalasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung

diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara inflitrasi yang sering

Page 5: makalah ANESTESI KIMFAR

digunakan adalah blokade lingkar dan obat suntikan intradermal atau

subkutan.

3.      Anestesi Blok, yaitu penyuntikan analgetika lokal langsung kesaraf

utama atau pleksus saraf. Hal ini bervariasi dari blokade pada saraf

tunggal, misalnya saraf oksipital dan pleksus brakialis, anestesi spinal,

anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Pada anestesi spinal, analgetik lokal

disuntikan langsung kedalam ruang subaraknoid diantara konus medularis

dan bagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural diperoleh dengan

menyuntikkan zat anestesi lokal kedalam ruang epidural. Pada anestesi

kaudal, zal analgetik lokal disuntikan melalui hiatus sakralis.

4.      Analgesi Regional, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal

intravena. Ekstrimitas dieksanguinasi dan diisolasi bagian proksimalnya

dari sirkulasi sistemik dengan turniket pneumatik.

4. CARA KERJA

Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang

terbentuk pada awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran

sel syaraf ( demikian juga semua membran sel tubuh lainnya )

mempunyai potensial listrik sebesar -90 mV pada keadaan istirahat.

Potensial listrik ini terbentuk karena adanya perbedaan konsentrasi ion

natrium di dalam dan di luar membran sel, dimana konsentrasi di luar

membran ( 142 mEq/L) lebih besar daripada di dalam membran sel ( 14

mEq/L), sementara konsentrasi anionnya sama ( 150 mEq/L). Keadaan

ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih negatif

ketimbang di luar.

Gbr.  Mekanisme kerja Anestetik Lokal

Pada saat timbulnya rangsangan terhadap sel syaraf ( baik

rangsangan kimia, fisik maupun listrik ) membran sel menjadi lebih

permeabel terhadap ion natrium sehingga terjadi aliran ion natrium dari

luar ke dalam sel melalui kanal natrium. Hal ini menimbulkan situasi

dimana konsentrasi ion natrium di dalam membran sekarang menjadi

Page 6: makalah ANESTESI KIMFAR

lebih besar ketimbang di luar membran sel dan menyebabkan potensial

listrik berubah dari -90mV menjadi +45mV. Perubahan ini disebut

dengan peristiwa depolarisasi. Impuls listrik inilah yang nantinya

menghantarkan isyarat sepanjang serabut syaraf.

Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal

natrium sehingga menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium.

Hal ini lebih lanjut mencegah terjadinya perubahan potensial listrik

yang artinya juga mencegah timbulnya impuls listrik sehingga hantaran

isyarat tidak terjadi.

5.     SYARAT YANG HARUS DIPENUHI

Sifat ideal yang diinginkan dari sebuah obat anestesik lokal :

1.      Tidak mengiritasi

2.      Tidak merusak jaringan saraf secara permanen.

3.      Batas keamanan harus lebar

4.      Mula kerja harus sesingkat mungkin, masa kerja harus cukup lama

5.      Harus larut dalam air stabil dalam larutan

6.      Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

6.      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

A. KEUNTUNGAN :

1.      Kesadaran (+)

2.      Gangguan fisiologis rendah

3.      Angka morbiditas rendah

4.      Penderita bisa pulang sendiri

5.      Relatif mudah 

6.      Tidak perlu tenaga tambahan

7.      Biaya relatif kecil

8.      Tidak perlu puasa

Page 7: makalah ANESTESI KIMFAR

B. KERUGIAN :

Tidak   dapat   digunakan   pada:

1.      penderita dengan rasa takut tinggi

2.      Penderita yang tidak kooperatif (anak-anak, retardasi mental)

3.      Jaringan yang mengalami keradangan akut

4.      Penderita pecandu alkohol

5.      Prosedur pembedahan yang luas

Efek Samping

Seharusnya obat anestesi local diserap dari tempat pemberian

obat. Jika kadar obat dalam darah menigkat terlalu tinggi, maka

akan timbul efek pada berbagai sistem organ.

a)      Sistem Saraf Pusat

Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa

ringan, gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan.

Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan

menggigil. Akhirnya kejang tonik klonik yang terus menerus

diikuti oleh depresi SSP dan kematian yang terjadi untuk

semua anestesi local termasuk kokain.

Reaksi toksik yang paling serius dari obat anestesi local

adalah timbulnya kejang karena kadar obat dalam darah yang

berlebihan. Keadaan ini dapat dicegah dengan hanya

memberikan anestesi local dalam dosis kecil sesuai dengan

kebutuhan untuk anestesi yang adekuat saja. Bila harus

diberikan dalam dosis besar, maka perlu ditambahkan

premedikasi dengan benzodiapedin; seperti diazepam, 0,1-0,2

mg/kg parenteral untuk mencegah bangkitan kejang.

b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas)

Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua

anestesi local akan menjadi toksik terhadap jaringan saraf.

Page 8: makalah ANESTESI KIMFAR

c)      Sistem Kardiovaskular

Efek kardiovaskular anestesi local akibat sebagian dari

efek langsung terhadap jantung dan membrane otot polos

serta dari efek secara tidak langsung melalui saraf otonom.

Anestesi local menghambat saluran natrium jantung sehingga

menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi

jantung menjadi abnormal. Walaupun kolaps kardiovaskular

dan kematian biasanya timbul setelah pemberian dosis yang

sangat tinggi, kadang-kadang dapat pula terjadi dalam dosis

kecil yang diberikan secara infiltrasi.

d)     Darah

Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional

akan menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu

zat pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin

menjadi methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar maka

warna darah menjadi coklat.

e)      Reaksi alergi

Reaksi ini sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada

sebagian kecil populasi.

7. CONTOH OBAT ANESTETIK LOKAL

Lidokain

Lidokain ialah anestetika lokal tipe amino amida. Lidokain

memiliki nama kimia acetamide, 2-(diethylamino)-N-(2,6-

dimethylphenyl). Pertama kali dikembangkan oleh Nils Lofgren dan

Bengt Lundqvist pada tahun 1943 dan pertama kali dipasarkanpada

tahun 1948 (Mulroy, 2002).

a. Farmakokinetik Lidokain

Lidokain mempunyai onset lebih cepat dan durasi lebih panjang

daripada anestetika lokal tipe amino ester seperti prokain. Lidokain

dimetabolisme di hepar nmendekati 90% (Mulroy, 2002). Onset dari

Page 9: makalah ANESTESI KIMFAR

obat anestesi lokal ditentukan oleh pKa yaitu pH dimana konsentrasi

antara bentuk ion dan non ion sama. Membran sel saraf akan mudah

dilalui oleh bentuk ion yang tidak bermuatan sehingga onset obat

berhubungan dengan bentuk basa dari obat anestesi lokal. Persentase

obat anestesi lokal dalam bentuk basa pada pH 7,4 berbanding terbalik

dengan pKa dari obat tersebut.

Sebagai contoh mepivakain, lidokain dan prokain mempunyai pKa

hampir 7,7 sehingga mempunyai onset yang cepat sedangkan

buipivakain mempunyai onset yang lambat. Ketika obat tersebut

disuntikkan pada pH 7,4 maka 65% dari obat tersebut dalam bentuk

ion sedangkan 35% dalam bentuk basa (non ion). Sementara itu

amethokain mempunyai pKa 8,6 dan hanya 5% yang dalam bentuk

non ion.

Bupivakain mempunyai pKa 8,1 yang berarti hanya 15% dalam

bentuk non ion (Covino, 2000).

Obat-obat anestesi lokal setelah penyuntikan ekstravaskuler akan

mengalami tahapan absorbsi, distribusi dan eliminasi. Di samping

tahapan tersebut, faktor kadar -glikoprotein akan mempengaruhi

kadar konsentrasi lidokain dalam darah (Tucker, 1999).

Eliminasi waktu paruh lidokain mendekati 1,5-2 jam pada

kebanyakan pasien. Hal ini dapat diperpanjang pada pasien dengan

perlemakan hepar (rata-rata 343 menit) atau gagal jantung kongestif

(kira-kira 136 menit) (Thomson et al, 1999). Lidokain mudah diserap

dari tempat suntikan dan dapat melewati sawar darah otak. (Sunaryo,

2002).

Page 10: makalah ANESTESI KIMFAR

Gambar 2. Struktur Kimia Lidokain

b. Farmakodinamik Lidokain

Lidokain mengubah depolarisasi pada saraf dengan cara

memblok saluran natrium di membran sel. Dengan blokade yang

cukup, membran tidak akan mengalami depolarisasi jadi tidak

mengirim potensial aksi. (Mulroy, 2002).

1) Indikasi dan Kontraindikasi Lidokain

Lidokain digunakan untuk anestesi topikal, anestesi

infiltrasi, blokade saraf, anestesi epidural, anestesi intratekal dan

anestesi regional IV (Mulroy, 2002).

Lidokain dapat menurunkan iritabilitas jantung sehingga

digunakan sebagai antiaritmia (Sunaryo 2002). Lidokain

digolongkan sebagai agen antiaritmia kelas 1b, memblok saluran

natrium pada potensial aksi jantung, dimana penurunan otomatis

dengan mengurangi lereng depolarisasi fase 0 dengan sedikit

efek pada interval PR, kompleks QRS dan interval QT (Mulroy,

2002).

Kontraindikasi lidokain yaitu: (Mulroy, 2002)

a) Blokade jantung, derajat 2 atau 3 (tanpa pacemaker)

b) Blokade sinoatrial yang hebat (tanpa pacemaker)

c) Terjadi reaksi yang kurang baik bila menggunakan lidokain

atau obat anestesi lokal amida.

d) Perawatan berbarengan dengan quinidine, flecainide,

disopyramide dan procainamide (agen antiaritmia kelas I)

Page 11: makalah ANESTESI KIMFAR

B.    ANESTETIK UMUM

Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara

sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel).

Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi dan relaksasi

otot. 

1.      Taraf-Taraf Anestesi

a.    Taraf analgesia, yaitu keadaran dan rasa nyeri berkurang

b.   Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi

kegelisahan

c. Taraf anestesia, yaitu reflex mata hilang, mata hilang, nafas

otomatis dan teratur seperti tidur serta otot-otot melemas (relakasi)

d.   Taraf pelumpuhan sum-sum tulang, kerja jantung dan pernafasan

terhenti

Tujuan narkosa adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit

mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena taraf pertama sampai

ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf ke empat harus dihindari.

Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik

dari taraf ketiga sampai ke satu.

2.      Persyaratan Anestesia Umum

Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesia

umum adalah :

a.       Berbau enak dan tidak merangsang selaput lendir.

b.      Mula kerja cepat tanpa efek samping.

c.       Sadar kembalinya tanpa kejang.

d.      Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot –otot

seluruhnya.

e.       Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan.

Page 12: makalah ANESTESI KIMFAR

3.      Cara pemberian anestesi umum:

a.       Parenteral (intramuskular/intravena)

Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi.

Umumnya diberikan tiopental, namun pada kasus tertentu dapat

digunakan ketamin,dizepam dll. Untuk tindakan yang lama anestesi

parenteral dikombinasikan dengan cara lain.

b.      Perektal

Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan

singkat.

c.       Anestesi Inhalasi

Anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang

mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernapasan.

4.      Efek Samping

Hampir semua anestesia mengakibatkan sejumlah efek samping,

yang terpenting diantaranya.

a.       Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretikan.

b.      Mengurangi kontraksi jantung, selama halotan dan metoksifluran

yang paling ringan pada eter.

c.       Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti senyawa

klor (kloroform).

d.      Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.

5.      Penggolongan

Menurut penggunaanya anestesia umum dapat digolongkan menjadi  2

yaitu :

a. Anestesia injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting

(thiopental dan heksobarbital), dll.

b. Anestesia inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan,

contohnya eter, dll.

Page 13: makalah ANESTESI KIMFAR

6.      Contoh obat anestetik umum

Thiopentalum Natrium

Thiopental mempunyai nama kimia sodium 5-ethyl-5-(1-

methylbutyl)-2-

thiobarbiturate. Berwarna kuning, berupa serbuk, larut pada air

dan alkohol. Thiopental termasuk obat sedatif-hipnotik golongan

barbiturat. Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi

SSP, efek sedatif-hipnotik dan efek lainnya ditimbulkan bila tidak

dilengkapi gugusan alkil atau aril.

Cara pemberian thiopental adalah intra vena dan sering

digunakan sebagai

terapi insomnia, sedasi preoperatif, dan status epileptikus.

Thiopental merupakan barbiturat dengan onset kerja sangat cepat

(ultra short acting) yang tersedia dalam bentuk asam bebas dan

garam natrium.

Gambar 1. Struktur Kimia Thiopental

Page 14: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB III

Metode Praktikum

Lidokain 

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Batang pengaduk

2. Corong

3. Gelas kimia

4. Gelas ukur

5. Labu ukur

6. Handscund

7. Lap kasar dan lap halus

8. Masker

9. Rak tabung

10. Sendok tanduk

11. Timbangan

12. Tabung reaksi

13. Pipet tetes

B. Bahan

1. Lidocain

2. Etanol

3. Larutan kobalt (II) klorida

4. H2SO4 (asam sulfat)

Page 15: makalah ANESTESI KIMFAR

C. Metode kerja

  100 mg Lidocain dilarutkan dalam 1 ml etanol

Ditambahkan 10 tetes larutan kobalt (II) klorida

Dikocok selama lebih kurang 2 menit

Thiopental sodium

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Batang pengaduk

2. Corong

3. Gelas kimia

4. Gelas ukur

5. Labu ukur

6. Handscund

7. Lap kasar dan lap halus

8. Masker

9. Rak tabung

10. Sendok tanduk

11. Timbangan

12. Tabung reaksi

13. Pipet tetes

Analisis kualitatif Lidocain

Terbentuk warna hijau cerah, dan endapan halus

Page 16: makalah ANESTESI KIMFAR

Bahan :

1. Thiopental sodium

2. larutan NaOH encer

3. larutan Timbal (II) asetat

4. H2SO4

B. Metoda kerja

Campuran di asamkan dengan H2SO4

Thiopental sodium

200 mg thiopental sodium dilarutkan ke dalam 5 ml larutan NaOH encer

Ditambahkan 2 ml larutan timbal (II) asetat

Endapan putih yang jika didihkan berangsur-angsur menjadi gelap

Gas Hidrogensulfida

Page 17: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan Golongan Barbital

1. Uji Organoleptis

NO. Sampel Rasa Warna Bau Bentuk

1. Lidocain -Putih atau

semu kuningBau khas Hablur atau serbuk hablur

2.Thiopental

sodium- Putih Tidak enak serbuk hablur

2. Uji Golongan

N

O

SAMPEL PEREAKSI MENURUT

LITERATUR

1. LIDOCAIN 10 tetes Larutan

Kobalt(II) klorida

Hijau cerah,

endapan halus

2. THIOPENTAL SODIUM 5 ml NaOH

Dipanaskan

H2SO4

Endapan putih

Warna gelap

Gas

Hidrogensulfida

Page 18: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB V

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini dilakukan uji kualitatif dimana sampel yang digunakan

yaitu Lidocain dan Thiopental sodium. Adapun pereaksi pada analisis kualitatif

Lidocain digunakan yaitu pereaksi Larutan Kobalt (II) klorida. Dalam percobaan

ini juga digunakan etanol sebagai pelarut. Pada literatur dilakukan proses

pengocokan selama 2 menit. Pengocokan dilakukan dengan tujuan.....yang

kemudian menghasilkan warna hijau cerah dan endapan halus. Berikut

reaksinya....

Pada analisis kualitatif Thiopental sodium digunakan yaitu NaOH

dilanjutkan penambahan 2 ml larutan timbal (II) asetat. Sesuai dengan reaksi

maka akan terbentuk endapan putih. Tujuan dilakukan pendidihan yang

menyebabkan perubahan warna menjadi gelap ini adalah........kemudian H2SO4

ditambahkan untuk membuat suasana asam pada campuran. Dalam literatur

penambahan H2SO4 kemudian akan menghasilkan uap Hidrogensulfida. Sesuai

dengan reaksi berikut :

Adapun kesalahan dalam praktikum disebabkan oleh :

1. Kesalahan dalam pembuatan pereaksi

2. Alat yang digunakan kurang bersih

3. Bahan yang digunakan sudah tidak baik

4. Kesalan dalam pengamatan hasil reaksi

Page 19: makalah ANESTESI KIMFAR

BAB III.            PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/ sakit secara lokal

tanpa disertai hilangnya kesadaran. 

2.      Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara

sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali

(reversibel). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik,

analgesi dan relaksasi otot. 

3. Lidocain termasuk obat anestesi lokal, sedangkan Thiopental termasuk

obat anestesi umum.

4. Analisis kualitatif yang dapat dilakukan adalah uji organoleptis dan uji

golongan.

B.     SARAN

Sebaiknya pemilihan obat anestesi local maupun umum menyesuaikan

dengan kondisi pasien (berat badan, penyakit yang diderita), jenis obat

anestesi dan efek sampingnya.

Page 20: makalah ANESTESI KIMFAR

DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan

Keperawatan, edisi II. Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi

(Lenskofi)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi III.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. Hal ( 346 &

602)