24
BAB I PENDAHULUAN Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiat ri dan neuropa tologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobs ervasi seorang wanita ber umur 51 tahun, yang meng alami gangg uan intele ktual dan memor i serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalny a, sedangka n wanita itu tidak mengal ami gangguan anggota gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simet ri, dan secara nik roskopik tamp ak bag ia n kor ti kal ot ak menga la mi neu ri ti s pl aque dan degener asi neurofi brilla ry. Secara epidemiologi dengan semakin meningk atnya usia harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin meningkat. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi dan kes ehat an, sehingga aka semakin bany ak yang ber kons ult asi deng an seo rang neu rolog kar ena ora ng tua te rs ebut ya ng ta din ya se hat , aka n mula i kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunju kkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor , multi ple stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama demensia. Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya. Defenis i de me nsia me nur ut Unit Ne uro beh avi or pa da Bost on Vete ran s Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang didapat dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi luhu r yait u gang guan bahasa, memori, vis uosp asial, emosi dan kog nisi . Peny ebab  perta ma pender ita demensia adalah penyakit alzheimer (50-60%) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20%). 1

makalah alzheimer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 1/24

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli

Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang

wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta

tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami

gangguan anggota gerak,koordinasi dan reflek.

Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan

secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan

degenerasi neurofibrillary. Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia

harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin

meningkat.

Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi

dan kesehatan, sehingga aka semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang

neurolog karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan mulai kehilangan

kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga.

Hal ini menunjukkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple

stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama

demensia. Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan

gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya.

Defenisi demensia menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans

Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang didapat

dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi

luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi. Penyebab

 pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50-60%) dan kedua oleh

cerebrovaskuler (20%).

1

Page 2: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 2/24

Diperkirakan penderita demensia terutama penderita alzheimer pada abad

terakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi

epidemi seperti di Amerika dengan insidensi demensia 187 populasi /100.000/tahun

dan penderita alzheimer 123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau

kelima.

2

Page 3: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 3/24

BAB II

PEMBAHASAN TEORI

PENYAKIT ALZHEIMER 

A. SEJARAH DAN DEFENISI

Penyakit yang pertama kalinya, ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907

ini, dinamakan Alzheimer, menurut namanya. Hasil bedah pengamatan, Alzheimer 

mendapati Syaraf otak tersebut bukan saja mengecut, malah dipenuhi dengan gumpalan

 protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neurofibrillary). Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein, dipercaya

menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf 

otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun penyakit ini yang semula ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak 

seterkenal penyakit yang lainnya seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan

Akut Parah (SARS) atau sebagainya. Kemungkinan ini disebabkan oleh penyakit ini

tidak dapat dilihat gejalanya langsung seperti penyakit hipertensi yang dapat dilihat

melalui pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Penelitian klinis terbaru

menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat

menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.

Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati,

sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit

Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya

masalah dengan ingatan, penilaian, dan berfikir, yang membuat sulit bagi penderita

 penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari.

Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin

tidak di perhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya

gejala ketika sudah terlambat.

B. DEFENISI DAN CONTOH MENURUT PENULIS

3

Page 4: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 4/24

Penyakit Alzheimer ialah suatu penyakit dimana seseorang lupa dengan

aktivitas yang sering ia lakukan sehingga ia tidak mampu untuk mengurus dirinya

sendiri, keliru dengan keadaan sekitar rumah dan tidak mampu untuk mengenali

kerabat maupun keluarga terdekatnya.

Contoh : apabila seseorang mengidap penyakit Alzheimer maka ia lupa untuk 

mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan serta aktivitas-aktivitas

sederhana yang sering dilakukannya.

BAB III

4

Page 5: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 5/24

URAIAN KONSEP

A. JENIS PENYAKIT ALZHEIMER 

Penyakit Alzheimer di temukan dalam tiga bentuk :

1. Awal-Awal Penyakit Alzheimer

Awal-awal penyakit Alzheimer ialah suatu bentuk yang jarang dari penyakit itu

telah mencapai kurang dari sepersepuluh dari semua pasien Alzheimer. Orang-

orang yang mendapatkan awal-awal penyakit Alzheimer diagnosis selalu

sebelum usia 65 tahun. Ketika ini didiagnosis pada usia yang lebih muda ,

 pasien cenderung memiliki kelainan otak. Sebagian besar penyebabnya adalah

Genetik dengan Kromosom 14 yang menjadi akar masalahnya. Mioklonus

adalah salah satu bentuk ini gelajala penyakit Alzheimer. Hal ini pada dasarnya

hasil dari tiga mutasi yaitu : Presenelin 1, Presenelin 2 dan Prekusor Amiloit

Protein. Penelitian telah menunjukan bahwa mereka tidak berbahaya sama

sekali ketika terpisah, tetapi merupakan sumber penyakit ketika bersama-sama.

Orang-orang yang menderita bentuk penyakit ini sulit untuk melakukan hal-hal

yang sederhana, banyak terjadi perubahan kepribadian, sama sekali tidak bisa

mengingat banyak kejadian baik yang berjangka pendek maupun panjang dan

menjadi benar-benar bingung. Hal ini merupakan tanda awal dari awal-awal

 penyakit Alzheimer.

2. Late-Onset Penyakit Alzheimer

Late-Onset Penyakit Alzheimer yang banyak ditemukan yaitu sekitar 90% dari

 penderita Alzheimer. Kasus seperti ini jelas terjadi pasca usia 65 tahun hal ini

ada di hampir semua orang yang melintasi usia 85 tahun. Penyakit semacam ini

 belum tentu dan mungkin tidak akan turun temurun. Hal ini juga disebut

seporadis penyakit Alzheimer. Sayangnya, penelitian belum menemukan satu

alasan lagi terjadinya Late-Onset Penyakit Alzheimer.

3. Penyakit Alzheimer Familial

5

Page 6: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 6/24

Alzheimer Familial (FAD) yaitu bentuk warisan penyakit Alzheimer yang

 benar-benar Genetika. Dalam keluarga yang terkena FAD, dua anggota telah

dipengaruhi secara Default. Masalah yang tepat dengan Gen adalah bahwa

kesalahan genetik yang diturunkan keluarga serta Kromosom tertentu. Hal ini

sangat jarang membuat sampai kurang dari satu persen dalam kasus penyakit

Alzheimer.

B. ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah

dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi

udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisiheriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal,

kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif 

dengan penurunan daya ingat secara progresif.

Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam

kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang

diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler, kegagalan metabolisme

energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang

non spesifik.

Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana

faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.

C. GEJALA UMUM

Gejala umum penyakit Alzheimer meliputi:

• Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit Alzheimer kesulitan

mengingat informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang

menghilang, dan penderita penyakit Alzheimer tidak dapat mengingat informasi

6

Page 7: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 7/24

 pribadi, seperti tempat tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota

keluarga dekat.

• Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah

sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia

 bisa sampai disana.

• Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, dll.

• Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-

nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya.

• Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi,

 berpakaian, dll.

• Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi

mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang,

menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.

• Penilaian yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada malam hari yang

dingin tanpa jaket atau sepatu, atau bisa pergi ke toko memakai baju tidur.

• Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk.

• Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat

kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.

• Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan

ukuran suatu benda.

• Kehilangan motivasi atau inisiatif.

• Kehilangan pola tidur normal.

Ada kondisi lain seperti depresi, cedera kepala, ketidakseimbangan bahan kimia

tertentu atau vitamin, atau efek dari beberapa obat dapat menghasilkan gejala yang

mirip dengan penyakit Alzheimer. Konsultasikan pada dokter anda jika muncul gejala-gejala tersebut. Sebagian besar kondisi-kondisi tersebut dapat disembuhkan.

D. GEJALA KLINIK 

7

Page 8: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 8/24

Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahanlahan,

sehingga pasien dan keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan penyakit ini

mulai muncul. Terdapat beberapa stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu:

• Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)

• Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired

• Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions

• Language : poor woordlist generation, anomia

• Personality : indifference,occasional irritability

• Psychiatry feature : sadness, or delution in some

• Motor system : normal

• EEG : normal

• CT/MRI : normal

• PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion

• Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)

• Memory : recent and remote recall more severely impaired

• Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions

• Language : fluent aphasia

• Calculation : acalculation

• Personality : indifference, irritability

• Psychiatry feature : delution in some

• Motor system : restlessness, pacing

• EEG : slow background rhythm

• CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent

PET/SPECT : bilateral parietal and frontal• hypometabolism/hyperfusion

• Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)

• Intelectual function : severely deteriorated

• Motor system : limb rigidity and flexion poeture

8

Page 9: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 9/24

• Sphincter control : urinary and fecal

• EEG : diffusely slow

• CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent

• PET/SPECT : bilateral parietal and frontal

• hypometabolism/hyperfusion

E. INSIDENSI

Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara

epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58

tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih

dari 58 tahun disebut sebagai late onset.

Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah

 berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi

 berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80

tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok 

usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80

tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit

alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 jutaorang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui

dengan pasti.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali

dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih

lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap

 jenis kelamin.

F. PATOGENESA

Sejumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:

1. Faktor Genetik 

9

Page 10: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 10/24

Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini

diturunkan melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama

 pada keluarga penderita alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6

kali lebih besar dibandingkan kelompok kontrol normal Pemeriksaan genetika

DNA pada penderita alzheimer dengan familial early onset terdapat kelainan

lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada familial

late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada

 penderita down syndrome mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah

 berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan

 penurunan Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang menggambarkan

kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasil penelitian penyakitalzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah monozygote dan

50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik berperan

dalam penyaki alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa

 penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan

 bahwa kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika pada

alzheimer.

2. Faktor Infeksi

Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita

alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan

adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada

susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa penyakit

infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan dengan

 penyakit alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara

lain:

a. manifestasi klinik yang sama

 b. Tidak adanya respon imun yang spesifik 

c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat

d. Timbulnya gejala mioklonus

e. Adanya gambaran spongioform

10

Page 11: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 11/24

3. Faktor Lingkungan

Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan

dalam patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain,

aluminium, silicon, mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik 

 potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan neurofibrillary tangles

(NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat

dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab

degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada

 penderita alzheimer, juga ditemukan keadan ketidak seimbangan merkuri,nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang belum jelas. Ada dugaan

 bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui reseptor 

 N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-

influks) danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat

kerusakan dan kematian neuron.

4. Faktor Imunologis

Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer 

didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan

alpha protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984),

melaporkan terdapat hubungan bermakna dan meningkat dari penderita

alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan penyakit

inflamasi kronik yang sering didapatkan pada wanita muda karena peranan

faktor immunitas

5. Faktor Trauma

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan

trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia

 pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.

11

Page 12: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 12/24

6. Faktor Neurotransmiter 

Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer mempunyai

 peranan yang sangat penting seperti:

a. Asetilkolin

Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik 

neurotransmiter dgncara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada

 penderita alzheimer didapatkan penurunan aktivitas kolinasetil transferase,

asetikolinesterase dan transport kolin serta penurunan biosintesa asetilkolin.

Adanya defisit presinaptik dan postsynaptik kolinergik ini bersifat simetris

 pada korteks frontalis, temporallis superior, nukleus basalis, hipokampus.Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang selalu ada

dibandingkan jenis neurottansmiter lainnyapd penyakit alzheimer, dimana

 pada jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik 

Marker. Pada penelitian dengan pemberian scopolamin pada orang normal,

akan menyebabkan berkurang atau hilangnya daya ingat. Hal ini sangat

mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa penyakit alzheimer 

 b. Noradrenalin

Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan menurun pada

 jaringan otak penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus

seruleus yang merupakan tempat yang utama noradrenalin pada korteks

serebri, berkorelasi dengan defisit kortikalnoradrenergik. Bowen et al

(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak penderita

alzheimer menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik 

neokorteks. Palmer et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi

noradrenalin menurun baik pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.

c. Dopamin

Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas

neurottansmiter regio hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan

 perubahan aktivitas dopamin pada penderita alzheimer. Hasil ini masih

12

Page 13: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 13/24

kontroversial, kemungkinan disebabkan karena potongan histopatologi

regio hipothalamus setia penelitian berbeda-beda.

d. Serotonin

Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-

indolacetil acid pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan

 juga didapatkan pada nukleus basalis dari meynert. Penurunan serotonin

 pada subregio hipotalamus sangat bervariasi, pengurangan maksimal pada

anterior hipotalamus sedangkan pada posterior peraventrikuler hipotalamus

 berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik ini berhubungan

dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT pada nukleus

rephe dorsalise. MAO (Monoamine Oksidase)

Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter mono amine.

Aktivitas normal MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A untuk deaminasi

serotonin, norepineprin dan sebagian kecil dopamin, sedangkan MAO B

untuk deaminasi terutama dopamin. Pada penderita alzheimer, didapatkan

 peningkatan MAO A pada hipothalamus dan frontais sedangkan MAO B

meningkat pada daerah temporal danmenurun pada nukleus basalis dari

meynert.

G. KRITERIA DIAGNOSA

Terdapat beberapa kriteria untukdiagnosa klinis penyakit alzheimer yaitu:

1. Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer terdiri dari:

• Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan

 pemeriksaan status mini mental atau beberapa pemeriksaan serupa, serta

dikonfirmasikan dengan test neuropsikologik 

• Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2

• Tidak ada gangguan tingkat kesadaran

• Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun

• Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya

13

Page 14: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 14/24

2. Diagnosis tersangka penyakit alzheimer ditunjang oleh:

• Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa,

ketrampilan motorik, dan persepsi

• ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku

• Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan

dengan neuropatologi

• Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau

 perubahan non spesifik seperti peningkatan aktivitas gelombang lambat

• Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropu serebri

3. Gambaran lain tersangka diagnosa penyakit alzheimer setelah

dikeluarkan penyebab demensia lainnya terdiri dari:

• Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia,

inkontinentia, delusi, halusinasi, emosi, kelainan seksual, berat badan

menurun

• Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya

 penyakit pada stadium lanjut dan termasuk tanda-tanda motorik seperti

 peningkatan tonus otot, mioklonus atau gangguan berjalan

•Terdapat bangkitan pada stadium lanjut

4. Gambaran diagnosa tersangka penyakit alzheimer yang tidak jelas

terdiri dari:

• Awitan mendadak 

• Diketemukan gejala neurologik fokal seperti hemiparese,

hipestesia, defisit lapang pandang dan gangguan koordinasi

• Terdapat bangkitan atau gangguan berjalan pada saat awitan

5. Diagnosa klinik kemungkinan penyakit alzheimer adalah:• Sindroma demensia, tidak ada gejala neurologik lain, gejala

 psikiatri atau kelainan sistemik yang menyebabkan demensia

14

Page 15: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 15/24

• Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang

menyebabkan demensia, defisit kognisi berat secara gradual progresif yang

diidentifikasi tidak ada penyebab lainnya

6. Kriteria diagnosa pasti penyakit alzheimer adalah gabungan dri kriteria

klinik tersangka penyakit alzheimer dab didapatkan gambaran histopatologi dari

 biopsi atau otopsi.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Neuropatologi

Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi

neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, seringkali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr). Beberapa penelitian

mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior 

frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer, sistem

somatosensorik tetap utuh (Jerins 1937) Kelainan-kelainan neuropatologi pada

 penyakit alzheimer terdiri dari:

a. Neurofibrillary Tangles (NFT)

Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal

yang berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat

 pada neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus,

dorsal raphe dari inti batang otak. NFT selain didapatkan pada penyakit

alzheimer, juga ditemukan pada otak manula, down syndrome, parkinson,

SSPE, sindroma ektrapiramidal, supranuklear palsy. Densitas NFT

 berkolerasi dengan beratnya demensia.

 b. Senile Plaque (SP)

Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending

yang berisi filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit,

mikroglia. Amloid prekusor protein yang terdapat pada SP sangat

 berhubungan dengan kromosom 21. Senile plaque ini terutama terdapat

 pada neokorteks, amygdala, hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit

15

Page 16: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 16/24

didapatkan pada korteks motorik primer, korteks somatosensorik, korteks

visual, dan auditorik. Senile plaque ini juga terdapat pada jaringan perifer.

Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque berhubungan dengan

 penurunan kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT dan senile

 plaque) merupakan gambaran karakteristik untuk penderita penyakit

alzheimer.

c. Degenerasi Neuron

Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada

 penyakit alzheimer sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks

terutama didapatkan pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis.

Juga ditemukan pada hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lokus serulues, raphe nukleus dan substanasia nigra. Kematian sel neuron

kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert, dan sel

noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada

nukleus raphe dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis. Telah ditemukan faktor 

 pertumbuhan saraf pada neuron kolinergik yang berdegenerasi pada lesi

eksperimental binatang dan ini merupakan harapan dalam pengobatan

 penyakit alzheimer.

d. Perubahan Vakuoler  

Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat

menggeser nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna

dengan jumlah NFT dan SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks

temporomedial, amygdala dan insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks

frontalis, parietal, oksipital, hipokampus, serebelum dan batang otak.

e. Lewy Body

Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada

enterhinal, gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil

 pada korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini

sama dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak 

16

Page 17: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 17/24

 pada gambaran histopatologi penyakit parkinson. Hansen et al menyatakan

lewy body merupakan variant dari penyakit alzheimer.

2. Pemeriksaan Neuropsikologik 

Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan

neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi

kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test

 psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh

 beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan

ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi

neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi diagnostik yang pentingkarena:

a. Adanya defisit kognisi yang berhubungan dgndemensia awal yang dapat

diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang

normal.

 b. Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan

untuk membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit

selektif yang diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik,

dangangguan psikiatri

c. Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan

oleh demensia karena berbagai penyebab. The Consortium to establish a

Registry for Alzheimer Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur 

 penilaian neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang

 bermanifestasi gangguan fungsi kognitif, dimana pemeriksaannya terdiri

dari:

• Verbal fluency animal category

• Modified boston naming test

• mini mental state

• Word list memory

17

Page 18: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 18/24

• Constructional praxis

• Word list recall

• Word list recognition

Test ini memakn waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada kontrol

3. CT Scan dan MRI

Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat

kwantifikasi perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer 

antemortem. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan

adanya penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti multiinfark dan

tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran ventrikel keduanya

merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini.

Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark,

 parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit

alzheimer. Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel

 berkorelasi dengan beratnya gejala klinik danhasil pemeriksaan status mini

mental. Pada MRI ditemukan peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan

 periventrikuler (Capping anterior horn pada ventrikel lateral). Capping ini

merupakan predileksi untuk demensia awal. Selain didapatkan kelainan di

kortikal, gambaran atropi juga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya

atropi hipokampus, amigdala, serta pembesaran sisterna basalis dan fissura

sylvii. Seab et al, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia

dari penyakit alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran

(atropi) dari hipokampus.

4. EEG

Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada

 penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus

frontalis yang non spesifik 

5. PET (Positron Emission Tomography)

Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah,

metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun

18

Page 19: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 19/24

 pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi

kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi

6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini

 berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua

 pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.

7. Laboratorium Darah

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita alzheimer.

Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit

demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE,fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody

yang dilakukan secara selektif.

I. PROGNOSA

Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa

nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu:

1. Derajat Beratnya Penyakit

2. Variabilitas Gambaran Klinis

3. Perbedaan Individual Seperti Usia,

Keluarga Demensia Dan Jenis Kelamin

Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling

mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer 

mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya

meninggal dunia akibat infeksi sekunder.

J. SOLUSI

Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan

 patofisiologis masih belun jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya

19

Page 20: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 20/24

memberikan rasa puas pada penderita dankeluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin

B, C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.

1. Inhibitor Kolinesterase

Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk 

 pengobatan simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimer 

didapatkan penurunan kadar asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar 

asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral

seperti fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini

dikatakan dapat memperbaiki memori danapraksia selama pemberian

 berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-obatan anti kolinergik 

akan memperburuk penampilan intelektual pada orang normal dan penderitaalzheimer.

2. Thiamin

Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan

 penurunan thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate

(75%) dan transketolase (45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada

nukleus basalis. Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari

selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi

kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.

3. Nootropik 

 Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki

fungsi kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian

4000 mg pada penderita alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yang

 bermakna.

4. Klonidin

Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan

kerusakan noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang

merupakan noradrenergik alfa 2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2 mg

 peroral selama 4 minggu, didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk 

memperbaiki fungsi kognitif 

20

Page 21: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 21/24

5. Haloperiodol

Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi,

halusinasi) dan tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4

minggu akan memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita alzheimer menderita

depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant (amitryptiline 25-100

mg/hari)

6. Acetyl L-Carnitine (ALC)

Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria

dengan bantuan enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa

ALC dapat meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase.

Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan,disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas

kerusakan fungsi kognitif.

21

Page 22: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 22/24

BAB IV

APLIKASI

A. KASUS

Andai saja mantan Presiden Ronald Reagan tidak terkena penyakit Alzheimer,

 barangkali nama yang cukup antik itu masih tersembunyi di balik kamus tebal dunia

kedokteran. Paling tidak, yang mengenal panyakit itu masihlah terbatas pada orang-

orang yang bergelut si dunia medis, khususnya bagian Psikiatri.

Tetapi, tidak demikian, kini. Setelah tahun 1994 tim dokter Gedung Putih

menyatakan mantan orang nomor satu di Amerika Serikat itu menderita Alzheimer,

mulailah penyakit itu di kenal masyarakat. Terutama, karena masyarakat AS hampir 

tidak percaya, mantan bintang Hollywood itu tiba-tiba saja menjadi seorang yang

 pelupa, kontras sekali dengan berbagai penampilannya di panggung Politik atau layar 

lebar yang penuh wibawa. Kekuatan orator yang menjadi ciri khas Reagan saat menjadi presiden, hilang seketika, saat penyakit tersebut mendera.

B. PEMBAHASAN

Dari contoh kasus di atas, dimana mantan orang nomor satu di Amerika Serikat

itu tiba-tiba menjadi seorang yang pelupa. Defenisi dan indikasi pada contoh kasus

diatas sesuai dengan apa yang sudah di bahas pada awal pembuatan makalah yaitu

seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian dan

 berfikir yang membuat sulit bagi penderita Alzheimer untuk bekerja atau mengambil

 bagian dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, gejala umum penyakit Alzheimer 

meliputi : gangguan memori dan berfikir yang artinya penderita penyakit Alzheimer 

kesulitan mengingat informasi baru. Jadi, sudah sangat jelas bahwa contoh kasus di atas

merupakan contoh kasus dari penyakit Alzheimer yang di derita oleh Ronald Reagan.

22

Page 23: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 23/24

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian-uraian yang sudah di terangkan di atas dapat di ambil kesimpulan

 bahwa penyakit Alzheimer sangat sukar didiagnosa hanya berdasarkan gejala-gejala

klinik tanpa dikompirmasikan pemeriksaan lainnya seperti Neuropatologi,

 Neuropisikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini penyebab yang pasti belum

diketahui, tetapi faktor genetik sangat menentukan (Riwayat Keluarga), sedangkan

faktor lingkungan hanya sebagai pencetus ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini

 belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya dilakukan secara empiris,

simptomatik dan suportif untuk menyenangkan penderita dan keluarganya.

B. SARANKasus penyakit Alzheimer sangat bervariasi dari para penderita. Lamanya

 penyakit Alzheimer bisa pendek (2-3 tahun) atau panjang (hingga 20 tahun). Biasanya

 bagian-bagian otak yang mengontrol memori dan berfikir yang terganggu terlebih

dahulu, tapi seiring waktu, sel-sel akan mati di bagian lain dari otak. Yang pada

akhirnya akan menyebabkan kehilangan fungsi otak dan juga kematian. Karena

 penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat

dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberaqpa hal yang diyakini cisa mengurangi

resiko terserang penyakit6 Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti

merokok, dan tidak minum alkohol.

23

Page 24: makalah alzheimer

5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 24/24

DAFTAR PUSTAKA

1. Atkinson, L. Rita ; 1972, Pengantar Psikologi, Bandung. Interaksana

2. Gold, Michael ; 1995 Plasma And Red Blaad Aceii Thiamin Defesiency In

Patients With Dementia Of Type Alzheimer Disease, New York. Basic Book 

Inc.

3. Gautier, Morh ; 1995, Guide To Clinical Neurologi, New York. Basic, Book 

Inc

4. Kathileen, A ; 1997, Neuropsy Cological Assessment Of Alzheimer Disease,

 New York. Creative Edit Catianal, Society.

5. Susanne, S ; 1997, Neuropatologic Assessment Of Alzeimer Disease, New

York. Creative Educatianal, Society.

24