Upload
walcraz27
View
196
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 1/24
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli
Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang
wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta
tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami
gangguan anggota gerak,koordinasi dan reflek.
Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan
secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan
degenerasi neurofibrillary. Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia
harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin
meningkat.
Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi
dan kesehatan, sehingga aka semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang
neurolog karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan mulai kehilangan
kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga.
Hal ini menunjukkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple
stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama
demensia. Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan
gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya.
Defenisi demensia menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans
Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang didapat
dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi
luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi. Penyebab
pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50-60%) dan kedua oleh
cerebrovaskuler (20%).
1
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 2/24
Diperkirakan penderita demensia terutama penderita alzheimer pada abad
terakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi
epidemi seperti di Amerika dengan insidensi demensia 187 populasi /100.000/tahun
dan penderita alzheimer 123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau
kelima.
2
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 3/24
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
PENYAKIT ALZHEIMER
A. SEJARAH DAN DEFENISI
Penyakit yang pertama kalinya, ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907
ini, dinamakan Alzheimer, menurut namanya. Hasil bedah pengamatan, Alzheimer
mendapati Syaraf otak tersebut bukan saja mengecut, malah dipenuhi dengan gumpalan
protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neurofibrillary). Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein, dipercaya
menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf
otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.
Meskipun penyakit ini yang semula ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak
seterkenal penyakit yang lainnya seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau sebagainya. Kemungkinan ini disebabkan oleh penyakit ini
tidak dapat dilihat gejalanya langsung seperti penyakit hipertensi yang dapat dilihat
melalui pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Penelitian klinis terbaru
menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat
menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati,
sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit
Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya
masalah dengan ingatan, penilaian, dan berfikir, yang membuat sulit bagi penderita
penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari.
Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin
tidak di perhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya
gejala ketika sudah terlambat.
B. DEFENISI DAN CONTOH MENURUT PENULIS
3
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 4/24
Penyakit Alzheimer ialah suatu penyakit dimana seseorang lupa dengan
aktivitas yang sering ia lakukan sehingga ia tidak mampu untuk mengurus dirinya
sendiri, keliru dengan keadaan sekitar rumah dan tidak mampu untuk mengenali
kerabat maupun keluarga terdekatnya.
Contoh : apabila seseorang mengidap penyakit Alzheimer maka ia lupa untuk
mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan serta aktivitas-aktivitas
sederhana yang sering dilakukannya.
BAB III
4
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 5/24
URAIAN KONSEP
A. JENIS PENYAKIT ALZHEIMER
Penyakit Alzheimer di temukan dalam tiga bentuk :
1. Awal-Awal Penyakit Alzheimer
Awal-awal penyakit Alzheimer ialah suatu bentuk yang jarang dari penyakit itu
telah mencapai kurang dari sepersepuluh dari semua pasien Alzheimer. Orang-
orang yang mendapatkan awal-awal penyakit Alzheimer diagnosis selalu
sebelum usia 65 tahun. Ketika ini didiagnosis pada usia yang lebih muda ,
pasien cenderung memiliki kelainan otak. Sebagian besar penyebabnya adalah
Genetik dengan Kromosom 14 yang menjadi akar masalahnya. Mioklonus
adalah salah satu bentuk ini gelajala penyakit Alzheimer. Hal ini pada dasarnya
hasil dari tiga mutasi yaitu : Presenelin 1, Presenelin 2 dan Prekusor Amiloit
Protein. Penelitian telah menunjukan bahwa mereka tidak berbahaya sama
sekali ketika terpisah, tetapi merupakan sumber penyakit ketika bersama-sama.
Orang-orang yang menderita bentuk penyakit ini sulit untuk melakukan hal-hal
yang sederhana, banyak terjadi perubahan kepribadian, sama sekali tidak bisa
mengingat banyak kejadian baik yang berjangka pendek maupun panjang dan
menjadi benar-benar bingung. Hal ini merupakan tanda awal dari awal-awal
penyakit Alzheimer.
2. Late-Onset Penyakit Alzheimer
Late-Onset Penyakit Alzheimer yang banyak ditemukan yaitu sekitar 90% dari
penderita Alzheimer. Kasus seperti ini jelas terjadi pasca usia 65 tahun hal ini
ada di hampir semua orang yang melintasi usia 85 tahun. Penyakit semacam ini
belum tentu dan mungkin tidak akan turun temurun. Hal ini juga disebut
seporadis penyakit Alzheimer. Sayangnya, penelitian belum menemukan satu
alasan lagi terjadinya Late-Onset Penyakit Alzheimer.
3. Penyakit Alzheimer Familial
5
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 6/24
Alzheimer Familial (FAD) yaitu bentuk warisan penyakit Alzheimer yang
benar-benar Genetika. Dalam keluarga yang terkena FAD, dua anggota telah
dipengaruhi secara Default. Masalah yang tepat dengan Gen adalah bahwa
kesalahan genetik yang diturunkan keluarga serta Kromosom tertentu. Hal ini
sangat jarang membuat sampai kurang dari satu persen dalam kasus penyakit
Alzheimer.
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi
udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisiheriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal,
kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif
dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam
kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler, kegagalan metabolisme
energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang
non spesifik.
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana
faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.
C. GEJALA UMUM
Gejala umum penyakit Alzheimer meliputi:
• Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit Alzheimer kesulitan
mengingat informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang
menghilang, dan penderita penyakit Alzheimer tidak dapat mengingat informasi
6
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 7/24
pribadi, seperti tempat tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota
keluarga dekat.
• Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah
sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia
bisa sampai disana.
• Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, dll.
• Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-
nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya.
• Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi,
berpakaian, dll.
• Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi
mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang,
menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
• Penilaian yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada malam hari yang
dingin tanpa jaket atau sepatu, atau bisa pergi ke toko memakai baju tidur.
• Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk.
• Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat
kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
• Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan
ukuran suatu benda.
• Kehilangan motivasi atau inisiatif.
• Kehilangan pola tidur normal.
Ada kondisi lain seperti depresi, cedera kepala, ketidakseimbangan bahan kimia
tertentu atau vitamin, atau efek dari beberapa obat dapat menghasilkan gejala yang
mirip dengan penyakit Alzheimer. Konsultasikan pada dokter anda jika muncul gejala-gejala tersebut. Sebagian besar kondisi-kondisi tersebut dapat disembuhkan.
D. GEJALA KLINIK
7
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 8/24
Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahanlahan,
sehingga pasien dan keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan penyakit ini
mulai muncul. Terdapat beberapa stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu:
• Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
• Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired
• Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions
• Language : poor woordlist generation, anomia
• Personality : indifference,occasional irritability
• Psychiatry feature : sadness, or delution in some
• Motor system : normal
• EEG : normal
• CT/MRI : normal
• PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
• Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
• Memory : recent and remote recall more severely impaired
• Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions
• Language : fluent aphasia
• Calculation : acalculation
• Personality : indifference, irritability
• Psychiatry feature : delution in some
• Motor system : restlessness, pacing
• EEG : slow background rhythm
• CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent
•
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal• hypometabolism/hyperfusion
• Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
• Intelectual function : severely deteriorated
• Motor system : limb rigidity and flexion poeture
8
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 9/24
• Sphincter control : urinary and fecal
• EEG : diffusely slow
• CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent
• PET/SPECT : bilateral parietal and frontal
• hypometabolism/hyperfusion
E. INSIDENSI
Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara
epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58
tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih
dari 58 tahun disebut sebagai late onset.
Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah
berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi
berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80
tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok
usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80
tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit
alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 jutaorang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui
dengan pasti.
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali
dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih
lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap
jenis kelamin.
F. PATOGENESA
Sejumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:
1. Faktor Genetik
9
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 10/24
Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini
diturunkan melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama
pada keluarga penderita alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6
kali lebih besar dibandingkan kelompok kontrol normal Pemeriksaan genetika
DNA pada penderita alzheimer dengan familial early onset terdapat kelainan
lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada familial
late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada
penderita down syndrome mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah
berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan
penurunan Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang menggambarkan
kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasil penelitian penyakitalzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah monozygote dan
50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik berperan
dalam penyaki alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa
penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan
bahwa kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika pada
alzheimer.
2. Faktor Infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita
alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan
adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada
susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa penyakit
infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan dengan
penyakit alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara
lain:
a. manifestasi klinik yang sama
b. Tidak adanya respon imun yang spesifik
c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat
d. Timbulnya gejala mioklonus
e. Adanya gambaran spongioform
10
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 11/24
3. Faktor Lingkungan
Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan
dalam patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain,
aluminium, silicon, mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik
potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan neurofibrillary tangles
(NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat
dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab
degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada
penderita alzheimer, juga ditemukan keadan ketidak seimbangan merkuri,nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang belum jelas. Ada dugaan
bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui reseptor
N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-
influks) danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat
kerusakan dan kematian neuron.
4. Faktor Imunologis
Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer
didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan
alpha protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984),
melaporkan terdapat hubungan bermakna dan meningkat dari penderita
alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan penyakit
inflamasi kronik yang sering didapatkan pada wanita muda karena peranan
faktor immunitas
5. Faktor Trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan
trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia
pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.
11
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 12/24
6. Faktor Neurotransmiter
Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer mempunyai
peranan yang sangat penting seperti:
a. Asetilkolin
Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik
neurotransmiter dgncara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada
penderita alzheimer didapatkan penurunan aktivitas kolinasetil transferase,
asetikolinesterase dan transport kolin serta penurunan biosintesa asetilkolin.
Adanya defisit presinaptik dan postsynaptik kolinergik ini bersifat simetris
pada korteks frontalis, temporallis superior, nukleus basalis, hipokampus.Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang selalu ada
dibandingkan jenis neurottansmiter lainnyapd penyakit alzheimer, dimana
pada jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik
Marker. Pada penelitian dengan pemberian scopolamin pada orang normal,
akan menyebabkan berkurang atau hilangnya daya ingat. Hal ini sangat
mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa penyakit alzheimer
b. Noradrenalin
Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan menurun pada
jaringan otak penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus
seruleus yang merupakan tempat yang utama noradrenalin pada korteks
serebri, berkorelasi dengan defisit kortikalnoradrenergik. Bowen et al
(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak penderita
alzheimer menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik
neokorteks. Palmer et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi
noradrenalin menurun baik pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.
c. Dopamin
Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas
neurottansmiter regio hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan
perubahan aktivitas dopamin pada penderita alzheimer. Hasil ini masih
12
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 13/24
kontroversial, kemungkinan disebabkan karena potongan histopatologi
regio hipothalamus setia penelitian berbeda-beda.
d. Serotonin
Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-
indolacetil acid pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan
juga didapatkan pada nukleus basalis dari meynert. Penurunan serotonin
pada subregio hipotalamus sangat bervariasi, pengurangan maksimal pada
anterior hipotalamus sedangkan pada posterior peraventrikuler hipotalamus
berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik ini berhubungan
dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT pada nukleus
rephe dorsalise. MAO (Monoamine Oksidase)
Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter mono amine.
Aktivitas normal MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A untuk deaminasi
serotonin, norepineprin dan sebagian kecil dopamin, sedangkan MAO B
untuk deaminasi terutama dopamin. Pada penderita alzheimer, didapatkan
peningkatan MAO A pada hipothalamus dan frontais sedangkan MAO B
meningkat pada daerah temporal danmenurun pada nukleus basalis dari
meynert.
G. KRITERIA DIAGNOSA
Terdapat beberapa kriteria untukdiagnosa klinis penyakit alzheimer yaitu:
1. Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer terdiri dari:
• Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan status mini mental atau beberapa pemeriksaan serupa, serta
dikonfirmasikan dengan test neuropsikologik
• Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2
• Tidak ada gangguan tingkat kesadaran
• Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun
• Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya
13
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 14/24
2. Diagnosis tersangka penyakit alzheimer ditunjang oleh:
• Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa,
ketrampilan motorik, dan persepsi
• ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku
• Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan
dengan neuropatologi
• Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau
perubahan non spesifik seperti peningkatan aktivitas gelombang lambat
• Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropu serebri
3. Gambaran lain tersangka diagnosa penyakit alzheimer setelah
dikeluarkan penyebab demensia lainnya terdiri dari:
• Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia,
inkontinentia, delusi, halusinasi, emosi, kelainan seksual, berat badan
menurun
• Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya
penyakit pada stadium lanjut dan termasuk tanda-tanda motorik seperti
peningkatan tonus otot, mioklonus atau gangguan berjalan
•Terdapat bangkitan pada stadium lanjut
4. Gambaran diagnosa tersangka penyakit alzheimer yang tidak jelas
terdiri dari:
• Awitan mendadak
• Diketemukan gejala neurologik fokal seperti hemiparese,
hipestesia, defisit lapang pandang dan gangguan koordinasi
• Terdapat bangkitan atau gangguan berjalan pada saat awitan
5. Diagnosa klinik kemungkinan penyakit alzheimer adalah:• Sindroma demensia, tidak ada gejala neurologik lain, gejala
psikiatri atau kelainan sistemik yang menyebabkan demensia
14
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 15/24
• Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang
menyebabkan demensia, defisit kognisi berat secara gradual progresif yang
diidentifikasi tidak ada penyebab lainnya
6. Kriteria diagnosa pasti penyakit alzheimer adalah gabungan dri kriteria
klinik tersangka penyakit alzheimer dab didapatkan gambaran histopatologi dari
biopsi atau otopsi.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi
neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, seringkali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr). Beberapa penelitian
mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior
frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer, sistem
somatosensorik tetap utuh (Jerins 1937) Kelainan-kelainan neuropatologi pada
penyakit alzheimer terdiri dari:
a. Neurofibrillary Tangles (NFT)
Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal
yang berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat
pada neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus,
dorsal raphe dari inti batang otak. NFT selain didapatkan pada penyakit
alzheimer, juga ditemukan pada otak manula, down syndrome, parkinson,
SSPE, sindroma ektrapiramidal, supranuklear palsy. Densitas NFT
berkolerasi dengan beratnya demensia.
b. Senile Plaque (SP)
Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending
yang berisi filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit,
mikroglia. Amloid prekusor protein yang terdapat pada SP sangat
berhubungan dengan kromosom 21. Senile plaque ini terutama terdapat
pada neokorteks, amygdala, hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit
15
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 16/24
didapatkan pada korteks motorik primer, korteks somatosensorik, korteks
visual, dan auditorik. Senile plaque ini juga terdapat pada jaringan perifer.
Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque berhubungan dengan
penurunan kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT dan senile
plaque) merupakan gambaran karakteristik untuk penderita penyakit
alzheimer.
c. Degenerasi Neuron
Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada
penyakit alzheimer sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks
terutama didapatkan pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis.
Juga ditemukan pada hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lokus serulues, raphe nukleus dan substanasia nigra. Kematian sel neuron
kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert, dan sel
noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada
nukleus raphe dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis. Telah ditemukan faktor
pertumbuhan saraf pada neuron kolinergik yang berdegenerasi pada lesi
eksperimental binatang dan ini merupakan harapan dalam pengobatan
penyakit alzheimer.
d. Perubahan Vakuoler
Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat
menggeser nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna
dengan jumlah NFT dan SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks
temporomedial, amygdala dan insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks
frontalis, parietal, oksipital, hipokampus, serebelum dan batang otak.
e. Lewy Body
Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada
enterhinal, gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil
pada korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini
sama dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak
16
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 17/24
pada gambaran histopatologi penyakit parkinson. Hansen et al menyatakan
lewy body merupakan variant dari penyakit alzheimer.
2. Pemeriksaan Neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi
kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test
psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh
beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan
ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi
neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi diagnostik yang pentingkarena:
a. Adanya defisit kognisi yang berhubungan dgndemensia awal yang dapat
diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang
normal.
b. Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan
untuk membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit
selektif yang diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik,
dangangguan psikiatri
c. Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan
oleh demensia karena berbagai penyebab. The Consortium to establish a
Registry for Alzheimer Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur
penilaian neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang
bermanifestasi gangguan fungsi kognitif, dimana pemeriksaannya terdiri
dari:
• Verbal fluency animal category
• Modified boston naming test
• mini mental state
• Word list memory
17
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 18/24
• Constructional praxis
• Word list recall
• Word list recognition
Test ini memakn waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada kontrol
3. CT Scan dan MRI
Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat
kwantifikasi perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer
antemortem. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan
adanya penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti multiinfark dan
tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran ventrikel keduanya
merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini.
Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark,
parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit
alzheimer. Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel
berkorelasi dengan beratnya gejala klinik danhasil pemeriksaan status mini
mental. Pada MRI ditemukan peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan
periventrikuler (Capping anterior horn pada ventrikel lateral). Capping ini
merupakan predileksi untuk demensia awal. Selain didapatkan kelainan di
kortikal, gambaran atropi juga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya
atropi hipokampus, amigdala, serta pembesaran sisterna basalis dan fissura
sylvii. Seab et al, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia
dari penyakit alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran
(atropi) dari hipokampus.
4. EEG
Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada
penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus
frontalis yang non spesifik
5. PET (Positron Emission Tomography)
Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah,
metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun
18
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 19/24
pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi
kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi
6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.
7. Laboratorium Darah
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita alzheimer.
Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit
demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE,fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody
yang dilakukan secara selektif.
I. PROGNOSA
Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa
nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu:
1. Derajat Beratnya Penyakit
2. Variabilitas Gambaran Klinis
3. Perbedaan Individual Seperti Usia,
Keluarga Demensia Dan Jenis Kelamin
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling
mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer
mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya
meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
J. SOLUSI
Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan
patofisiologis masih belun jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya
19
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 20/24
memberikan rasa puas pada penderita dankeluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin
B, C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.
1. Inhibitor Kolinesterase
Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk
pengobatan simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimer
didapatkan penurunan kadar asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar
asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral
seperti fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini
dikatakan dapat memperbaiki memori danapraksia selama pemberian
berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-obatan anti kolinergik
akan memperburuk penampilan intelektual pada orang normal dan penderitaalzheimer.
2. Thiamin
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan
penurunan thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate
(75%) dan transketolase (45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada
nukleus basalis. Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari
selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi
kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.
3. Nootropik
Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki
fungsi kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian
4000 mg pada penderita alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yang
bermakna.
4. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan
kerusakan noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang
merupakan noradrenergik alfa 2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2 mg
peroral selama 4 minggu, didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk
memperbaiki fungsi kognitif
20
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 21/24
5. Haloperiodol
Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi,
halusinasi) dan tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4
minggu akan memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita alzheimer menderita
depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant (amitryptiline 25-100
mg/hari)
6. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria
dengan bantuan enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa
ALC dapat meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase.
Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan,disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas
kerusakan fungsi kognitif.
21
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 22/24
BAB IV
APLIKASI
A. KASUS
Andai saja mantan Presiden Ronald Reagan tidak terkena penyakit Alzheimer,
barangkali nama yang cukup antik itu masih tersembunyi di balik kamus tebal dunia
kedokteran. Paling tidak, yang mengenal panyakit itu masihlah terbatas pada orang-
orang yang bergelut si dunia medis, khususnya bagian Psikiatri.
Tetapi, tidak demikian, kini. Setelah tahun 1994 tim dokter Gedung Putih
menyatakan mantan orang nomor satu di Amerika Serikat itu menderita Alzheimer,
mulailah penyakit itu di kenal masyarakat. Terutama, karena masyarakat AS hampir
tidak percaya, mantan bintang Hollywood itu tiba-tiba saja menjadi seorang yang
pelupa, kontras sekali dengan berbagai penampilannya di panggung Politik atau layar
lebar yang penuh wibawa. Kekuatan orator yang menjadi ciri khas Reagan saat menjadi presiden, hilang seketika, saat penyakit tersebut mendera.
B. PEMBAHASAN
Dari contoh kasus di atas, dimana mantan orang nomor satu di Amerika Serikat
itu tiba-tiba menjadi seorang yang pelupa. Defenisi dan indikasi pada contoh kasus
diatas sesuai dengan apa yang sudah di bahas pada awal pembuatan makalah yaitu
seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian dan
berfikir yang membuat sulit bagi penderita Alzheimer untuk bekerja atau mengambil
bagian dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, gejala umum penyakit Alzheimer
meliputi : gangguan memori dan berfikir yang artinya penderita penyakit Alzheimer
kesulitan mengingat informasi baru. Jadi, sudah sangat jelas bahwa contoh kasus di atas
merupakan contoh kasus dari penyakit Alzheimer yang di derita oleh Ronald Reagan.
22
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 23/24
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang sudah di terangkan di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa penyakit Alzheimer sangat sukar didiagnosa hanya berdasarkan gejala-gejala
klinik tanpa dikompirmasikan pemeriksaan lainnya seperti Neuropatologi,
Neuropisikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini penyebab yang pasti belum
diketahui, tetapi faktor genetik sangat menentukan (Riwayat Keluarga), sedangkan
faktor lingkungan hanya sebagai pencetus ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini
belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya dilakukan secara empiris,
simptomatik dan suportif untuk menyenangkan penderita dan keluarganya.
B. SARANKasus penyakit Alzheimer sangat bervariasi dari para penderita. Lamanya
penyakit Alzheimer bisa pendek (2-3 tahun) atau panjang (hingga 20 tahun). Biasanya
bagian-bagian otak yang mengontrol memori dan berfikir yang terganggu terlebih
dahulu, tapi seiring waktu, sel-sel akan mati di bagian lain dari otak. Yang pada
akhirnya akan menyebabkan kehilangan fungsi otak dan juga kematian. Karena
penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat
dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberaqpa hal yang diyakini cisa mengurangi
resiko terserang penyakit6 Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti
merokok, dan tidak minum alkohol.
23
5/17/2018 makalah alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-alzheimer-55b07df2748c5 24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkinson, L. Rita ; 1972, Pengantar Psikologi, Bandung. Interaksana
2. Gold, Michael ; 1995 Plasma And Red Blaad Aceii Thiamin Defesiency In
Patients With Dementia Of Type Alzheimer Disease, New York. Basic Book
Inc.
3. Gautier, Morh ; 1995, Guide To Clinical Neurologi, New York. Basic, Book
Inc
4. Kathileen, A ; 1997, Neuropsy Cological Assessment Of Alzheimer Disease,
New York. Creative Edit Catianal, Society.
5. Susanne, S ; 1997, Neuropatologic Assessment Of Alzeimer Disease, New
York. Creative Educatianal, Society.
24