Upload
sesi-winarni
View
62
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Aljabar
Pecahan
Disusun oleh
Dosen Pengasuh
Dra.Nyimas Aisyah,M.Pd
Dra.Cecil Hiltrimartin,M.Si
Universitas Sriwijaya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi Pendidikan Matematika
2015
Krista Lestari T (06081281419034) Fitri Indahsari (06081281419035) Sesi Winarni (06081281419036)
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membagi-bagikan makanan kepada
orang lain, misalkan kita membagi 8 buah jeruk kepada 4 orang dan setiap orang
itu mendapat bagian yang sama. Berapa buah jeruk yang diterima orang itu?
Masalah ini sangat mudah diselesaikan oleh siswa yang sudah menguasai operasi
pembagian bilangan asli yaitu 8 bagi 4 sama dengan 2. Bagaimana jika
masalahnya kita ubah menjadi sebagai berikut: misalkan kita membagi 2 buah
mangga untuk 8 orang dengan setiap orang memperoleh bagian yang sama.
Berapa buah mangga yang diterima orang itu ? maka untuk menjawab soal seperti
ini siswa harus memahami materi pecahan. Materi pecahan dibagi menjadi dua
sub yaitu bilangan pecahan dan pecahan bentuk aljabar.
I. Bilangan Pecahan
1. Pengertian bilangan pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk ab
,
dengan a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a
disebut pembilang, dan b disebut penyebut.
Contoh:
Manakah dibawah ini yang termasuk pecahan
a.105
b.30
c.14
d.123
Jawab:
Jawaban yang benar adalah C, karena
a. bukan merupakan jawaban karena penyebutnya yaitu 5 merupakan salah satu
faktor dari 10
b. bukan merupakan jawaban karena penyebutnya sama dengan 0
d. bukan merupakan jawaban karena penyebutnya yaitu 3 merupakan faktor dari 1
2. Bilangan Pecahan Senilai
Bilangan-bilangan pecahan senilai adalah bilangan-bilangan pecahan yang
cara penulisannya berbeda tetapi mempunyai hasil bagi yang sama, atau bilangan-
bilangan itu mewakili daerah yang sama, atau mewakili bagian yang sama.
Cara menentukan pecahan senilai sebagai berikut :
1. Mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama
2. Membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama
Contoh:
Coba sebutkan tiga nama lain ( pecahan senilai ) dari pecahan 146
!
Jawab:
Pecahan yang senilai dengan 146 adalah
146
¿ 14 ÷ 26 ÷ 2
=¿ 73
146
¿ 14 ×26 ×2
=¿ 2812
146
¿ 14 ×36 ×3
=¿ 4218
3. Bilangan Murni, senama dan campuran
a. Bilangan pecahan murni
Bilangan pecahan murni dinamakan juga bilangan sejati atau bilangan
paling sederhana. Cara untuk mencari bilangan murni yaitu dengan membagi
pembilang dan penyebut dengan FPB nya.
Contoh:
Ibu membuat kue. Adi menginginkan 1527
bagian kue. Ibu memberi Adi 59
bagian
kue. Mengapa demikian ?
Jawab :
Pecahan → 1527
FPB dari 15 dan 27 adalah 3, maka
Bentuk sederhana → 1527
¿ 15 ÷327 ÷3
¿ 59
b. Bilangan pecahan senama
Bilangan pecahan senama adalah bilangan-bilangan pecahan yang
mempunyai penyebut sama.
Contoh :
14
, 314
, dan 424
c. Bilangan Pecahan campuran
Bilangan Pecahan campuran adalah bilangan–bilangan pecahan yang
mempunyai pembilang lebih besar dari penyebut atau bilangan yang lebih besar
dari satu atau gabungan dari bilangan bulat dan pecahan.
Contoh :
113
, 245
, dan 47
13
4. Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Pecahan Campuran dan Sebaliknya
a. Mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan campuran
Contoh:
Ayah membeli 35 apel yang akan dibagikan kepada 4 orang anaknya
dengan sama besar. Bagian apel yang akan diperoleh tiap anak adalah 8 apel dan
34
apel. Nyatakanlah bagian apel yang diterima anaknya dalam pecahan
campuran.
Jawab:
b. Mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa
Contoh:
Ubahlah pecahan 259
ke bentuk pecahan biasa
Jawab :
Cara 1
259=¿ 2
+59
¿ 189
+¿ 59
¿ 239
Dari contoh di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Bentuk pecahan campuran pqr
dengan r ≠ 0 dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan biasa yaitu p × r+q
r
5. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya
Apabila suatu pecahan biasa atau campuran akan diubah ke dalam bentuk
pecahan decimal, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah penyebutnya
Cara 2
259
¿ 2× 9+5
9
¿ 18+5
9
¿ 239
menjadi 10,100, 1000, 10.000, dan seterusnya. Dapat pula dengan cara membagi
pembilang dan penyebutnya.
Sebaliknya, untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa atau
campuran dapat dilakukan dengan cara menguraikan bentuk panjangnya terlebih
dahulu.
a. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal
Contoh:
Ubahlah pecahan 34
ke dalam bentuk pecahan desimal
Jawab:
b. Mengubah bentuk desimal ke dalam pecahan biasa atau campuran
Contoh:
Nyatakan 5,82 menjadi pecahan biasa atau campuran yang paling sederhana.
Jawab:
5,82¿ 5 +¿ 8
10 +2100
¿ 5 +¿ 80
100 +2100
¿ 5 +¿ 82
100
¿ 582
100 ¿ 5
4150
Untuk mengubah bentuk desimal berulang ke bentuk pecahan biasa dapat
dilakukan dengan cara berikut :
Contoh :
x¿ 2,333… maka 10x¿23,333…
10x¿23,333…
x¿ 2,333…
9x¿ 21
x¿219
¿73
6. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen dan sebaliknya
Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen dapat dilakukan dengan
cara mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 100.
Jika hal itu sulit dikerjakan maka dapat dilakukan dengan cara mengalikan
pecahan tersebut dengan 100%. Adapun untuk mengubah bentuk persen kebentuk
pecahan biasa atau campuran, ubahlah menjadi perseratus, kemudian
sederhanakanlah .
a. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen
Contoh:
Nyatakan pecahan 78
dalam bentuk persen
Jawab:
78 ¿
7 ×12,58 ×12,5
¿ 87,5100
¿ 87,5 %
b. Mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa atau campuran
Contoh:
Nyatakan 32 %menjadi bentuk pecahan biasa atau campuran
Jawab:
32%=¿ 32
100
¿ 32÷ 4
100÷ 4
¿ 8
25
7. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk permil dan sebaliknya.
Pecahan permil adalah pecahan dalam bentuk perseribu. Dalam mengubah
bentuk pecahan ke bentuk permil dapat dilakukan dengan mengubah pecahan
semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 1000. Jika hal ini sulit
dikerjakan maka dapat dilakukan dengan mengalikan pecahan semula dengan
1000 0/00 .
a. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk permil
Contoh:
Nyatakan 38
dalam bentuk permil
Jawab:
38
¿ 3× 1258 ×125
¿ 375
1000
¿ 375 0/00
b. Mengubah bentuk permil ke bentuk pecahan biasa atau campuran
Contoh:
Nyatakan 90 0/00 menjadi pecahan biasa atau campuran
Jawab:
90 0/00 ¿90
1000
¿ 90÷ 101000÷ 10
¿9
100
8. Operasi Hitung Pecahan
a. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Bilangan Bulat
Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan pecahan
dengan bilangan bulat , ubahlah bilangan bulat itu ke dalam bentuk pecahan
denagn penyebut sama dengan penyebut pecahan itu. Kemudian, jumlahkan atau
kurangkan pembilangnya sebagaimana pada bilangan bulat. Jika pecahan tersebut
berbentuk pecahan campuran, jumlahkan atau kurangkan bilangan bulat dengan
bagian bilangan bulat pada pecahan campuran.
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut:
1.25+¿3
2. 225−¿3
Jawab:
1.25+¿3¿
25+ 15
5
¿2+15
5
¿175
¿325
2. 225−¿3¿ (2-3) +
25
¿ (-1) +25
¿−55
+ 25
¿−35
b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Pecahan
Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua pecahan,
samakan penyebut kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari
penyebut-penyebutnya. Kemudian, baru dijumlahkan atau dikurangkan
pembilangnya.
Contoh :
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut:
1.37+ 4
5
2. 212−3
4
Jawab:
1. KPK dari 5 dan 7 adalah 35, sehingga diperoleh
37+ 4
5=15
35+ 28
35=43
35=¿1
2. Cara 1
212−3
4=¿2+¿(
12−3
4¿
¿2+( 24−3
4)
¿2+¿(−14
)
¿84+¿(
−14
)
¿74=¿1
34
Cara 2
.212−3
4=5
2−3
4
¿104
−34
¿74=¿1
34
- Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan pecahan
Untuk setiap bilangan bulat a,b, c adalah bilangan pecahan, maka berlaku:
1) Sifat tertutup : a +b = c
2) Sifat komutatif : a +b = b + a
3) Sifat asosiatif : (a + b) + c = a + (b + c)
4) Bilangan (0) adalah unsur identitas pada penjumlahan:
a + 0 = 0 + a = a;
5) Invers dari a adalah –a dan invers dari –a adalah a, sedemikian sehingga a + (-
a) = (-a) + a = 0
c. Perkalian Pecahan
Perkalian pecahan dengan pecahan
Untuk mengetahui cara menentukan hasil perkalian pada pecahan,
perhatikan gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas tampak bahwa luas daerah yang diarsir menunjukan
pecahan 38
bagian dari luas keseluruhan.
Di lain pihak, daerah yang diarsir menunjukan perkalian 12
×34
¿ 38
. Jadi
dapat dikatakan bahwa luas daerah yang diarsir sama dengan perkalian pecahan
12
×34
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
Untuk mengalikan dua pecahan pq
dan rs
dilakukan dengan
mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut atau dapat ditulis pq
× rs ¿ p× r
q× s dengan q, s ≠ 0 .
Contoh:
Tentukan hasil dari perkalian −212
× 13
10
Jawab:
−212
× 13
10 ¿
−52
× 1310
¿ −5× 132× 10
¿ −6520
¿ −65 ÷520 ÷5
¿ −13
4 ¿ −3
14
- Sifat-sifat perkalian pada perkalian
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c berlaku
1) sifat tertutup: a × b = c;
2) sifat komutatif: a × b = b × a;
3) sifat asosiatif: (a × b) ×c = a ×(b × c);
4) sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan:
a × (b + c) = (a × b) + (a ×c);
5) sifat distributif perkalian terhadap pengurangan:
a × (b – c) = (a × b) – (a × c);
6) a × 1 = 1 × a = a; bilangan 1 adalah unsur identitas pada perkalian.
d. Pembagian pecahan
Operasi pembagian pada bilangan bulat merupakan invers (kebalikan) dari
perkalian. Hal ini juga berlaku pada pembagian bilangan pecahan.
Untuk sembarang pecahan pq
dan rs
dengan q ≠ 0, r ≠ 0, s ≠ 0 berlaku pq
÷rs
¿ pq
× sr dimana
sr
merupakan kebalikan (invers) dari rs .
Contoh :
Tentukan hasil pembagian bilangan berikut 38
÷ 5 12
Jawab:
38
÷ 5 12
¿ 38
÷ 115
¿ 3
8 4 ÷
2111
¿ 3
44
II. Pecahan Bentuk Aljabar
1. Operasi Pecahan Aljabar
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan Aljabar
Penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar sama seperti
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, yaitu “ pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan aljabar dengan penyebutnya sama maka dapat langsung
dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya. Adapun pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan aljabar dengan penyebut berbeda dapat dapat dilakukan
dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu menjadi kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut-penyebutnya.”
Contoh:
1.4
x2−9+ 3
x+3
2.4
x+3− 5
x−1
Jawab:
1.4
x2−9+ 3
x+3= 4
( x+3 ) ( x−3 )+
3 ( x−3 )( x+3 ) (x−3 )
¿4+3 x−9
x2−9
ab+ c
d=ad+bc
bd atau
ab− c
d=ad−bc
bd
¿ 3 x−5
x2−9
2.4
x+3− 5
x−1=
4 ( x−1 )( x+3 ) (x−1 )
−5 ( x+3 )
( x+3 ) ( x−1 )
. ¿4 x−4−5 x−15
x2+2 x−3
¿ −x−19
x2+2 x−3
b. Perkalian dan pembagian pecahan aljabar
Perkalian antara dua pecahan aljabar sama dengan perkalian antara dua
pecahan biasa ,yaitu dapat dilakukan dengan mengalikan antara pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut.
ab
×cd=¿
a × cb ×d
=¿ acbd
Contoh :
1. aa+5
×a2−25a−2
Jawab:
aa+5
×a2−25a−2
¿a (a+5 ) (a−5 )(a+5 )(a−2)
¿a (a−5 )
a−2 ¿ a2−5 a
a−2
Pembagian antara dua pecahan aljabar dilakukan dengan mengubah
bentuk pembagian menjadi bentuk perkalian dengan cara mengalikan dengan
kebalikan pecahan pembagi.
ab
÷cd=a
b×
dc=¿
a ×db × c
=¿ adbc
Contoh :
1. m3
÷m2+4 m
4
Jawab:
m3
÷m2+4 m
4 ¿
m3
×4
m2+4 m
¿4 m
3 m(m+4)
¿ 43(m+4 )
c. Perpangkatan pecahan bentuk aljabar
Perpangkatan pecahan bentuk aljjabar sama dengan perpangkatan pada
bilangan riil yaitu berlaku :
Contoh :
1. ( x+2x−3 )
2
Jawab :
( x+2x−3 )
2
¿(x+2)2
(x−3)2 =(x+2)(x+2)(x−3)(x−3)
¿x2+2 x+2x+4x2−3 x−3 x+9
¿x2+4 x+4x2−6 x+9
d. Menyederhanakan pecahan aljabar
Pecahan dikatakan sederhana jika pembilang dan penyebut pecahan
tersebut tidak lagi memiliki faktor persekutuan , kecuali 1. Dengan kata lain, jika
pembilang dan penyebut suatu pecahan memiliki factor yang sama kecuali 1 maka
pecahan tersebut dapat disederhanakan. Hal ini juga berlaku pada pecahan bentuk
aljabar.
an=a × a ×a × …×a
Sebanyak n faktor
Menyederhanakan pecahan aljabar dapat dilakukan dengan
memfaktorkan pembilang dan penyebutnya terlebih dahulu, kemudian dibagi
dengan factor sekutu dari pembilang dan penyebut tersebut.
Contoh:
1. 3 a2 b−2 a b2
4 ab
Jawab:
3 a2 b−2 a b2
4 ab=
ab (3 a−2 b )4 ab
¿(3a−2 b )
4
e. Menyederhanakan pecahan bersusun (kompleks)
Pecahan bersusun (kompleks) adalah suatu pecahan yang pembilang
dan penyebutnya atau kedua-duanya masih memuat pecahan. Untuk
menyederhanakan pecahan bersusun, dilakukan dengan cara mengalikan
pembilang dan penyebutnya dengan KPK dari penyebut pecahan pada pembilang
dan penyebut pecahan pada penyebut pecahan bersusun.
Contoh :
1.
1a+ 1
b
a−1b
Jawab:
1a+ 1
b
a−1b
=¿
b+aab
ab−1b
¿b+aab
×b
ab−1
¿b
a(ab−1)
A. Soal Latihan
1. Sederhanakanlah bentuk pecahan aljabar berikut 2 x2−x−1516 x4−625
!
Kunci : (x−3)
(4 x2+25 ) (2x−5)
2. Sederhanakanlah bentuk perpangkatam berikut : ( −3 mn2m+2 n )
3
!
Kunci : −27 m3 n3
8 m3+24 m2n+24 mn2+8 n3
3.3 x−2
x2−x−2= k
x−2+ l
x+1 tentukan nilai k dan l.
Kunci : 3 ; 43
4. Nyatakan bentuk pecahan yang ditunjuan oleh daerah yang diarsir pada
gambar berikut :
a. b.
kunci : 5
24 ;
14
5. Tentukan hasil penjumlahan bilangan berikut :
.1
1× 2+ 1
2× 3+ 1
3 × 4+…+ 1
99 ×100=…
Kunci : 99
100
6. Seorang tukang ingin memasang plafon rumah
dengan bahan triplek. Ukuran luas satu triplek adalah
5 m2 . triplek besar dipotong-potong pengganti asbes
berbentuk persegi dengan panjang sisi 12
m. berapa banyak asbes yang
dapat dibuat dari satu triplek besar?
Kunci : 20 buah
7. Ibu menerima gajih untuk dua bulan sebesar Rp3.000.000,00. Untuk biaya
sekolah anak-anaknya, ibu harus menggunakan uang sebesar 45
dari gaji
satu bulan. Untuk kebutuhan belanja dapur, ia harus mengeluarkan uang
sebesar 112
dari biaya-biaya sekolah. Berapa rupiah untuk keperluan
dapur?
Kunci : Rp 1.800.000,00
8. Dalam memperingati hari kemerdekaan 17 agustus, diadakan pertandingan
melompat bagi anak-anak umur 12 tahun ke bawah. Dari hasil
pertandingan diperoleh juara I mampu melompat 113
m dan juara II hanya
mampu mencapai jarak 34
dari lompatan juara I. berapa meter hasil
lompatan juara II?
Kunci : 1 meter
9. Rini mempunyai album foto besar. Sebanyak 813
halaman dari album itu
masih kosong. Rini bermaksud mengisi separuh dari halaman kosong itu
dengan foto-foto artis secara berurutan. Berapa halaman dari album itu
yang akan diisi dengan foto-foto artis?
Kunci : 416
halaman
10. Seorang tukang kayu ingin melobangi sebuah kayu dengan diameter tidak
lebih dari 0,6 inci. Dapatkah tukang kayu ini melobangi kayu itu
menggunakan bor ukuran 58
inci? Berilah alasan !
Kunci : tidak
11. Tentukan nilai p dari 534
÷p ¿13
20
Kunci : 5
12. Selesaikan a2−b2
b−a=¿
Kunci : −a−b
13. Jika diberikan a+b+c=0, tentukanlah nilai dari a2
bc+ b2
ac+ c2
ab
Kunci : 3
14. Jika diketahui xy=2 dan x2+ y2=5, maka nilai xy+ y
x?
Kunci : 52
15. Jika diketahui 3 x+4 y2 x−2 y
=5, maka tentukan harga untuk x2+2 y2
xy
Kunci : 3
B. Referensi
Agus, Nuniek Avianti. 2008 . Mudah Belajar Matematika 2 . [e-book]. Diakses
20 januari 2015. <http://matematika100.blogspot.com/2012/05/download-
bse-matematika-smp-kelas-7_18.html>
Nuharini, Dewi. Triwahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk
SMP/Mts Kelas VIII. [e-book] . Diakses tanggal 20 januari 2015.
<http://matematika100.blogspot.com/2012/05/download-bse-matematika-
smp-kelas-7_18.html>
Nuharini, Dewi. Triwahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk
SMP/Mts Kelas VII. [e-book] .Diakses tanggal 20 januari 2015.<
http://bse.invir.com//smp7mat%20MatematikaKonsepDanAplikasinya.zi>
Thohir, Ahmad. 2013 . Materi Contoh Soal dan Pembahasan Olimpiade
Matematika. [pdf]. Diakses tanggal 20 januari 2015. < https:/
/jhonabdi.files.wordpress.com/2013/03materi-contoh-soal-dan-
pembahasan-olimpiade-matematikaosnsma-ma.pdf >
Wintarti, atik, Dkk. 2008 . Matematika Contextual Teaching And Learning: untuk
SMP/Mts Kelas VIII. [e-book] . Diakses pada tanggal 20 januari 2015. <
http://bse.invir.com/smp/smp8mat%20ContextualTeachingAndLearning
%20EndahBudi.zip >