Upload
kunam
View
1.990
Download
43
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika umumnya tidak di sukai anak . Ketidak sukaan ini
disebabkan oleh dua hal.Pertama oleh anak itu sendiri seperti kurang memiliki
pengetaun prasarat, kurang megetaui manfat pelajaran matematika, dan
kurangnya motivasi. Yang kedua factor dari guru , yang banyak terjadi adalah
dalam pelaksanaan KBM model pembelajaran selalu monoton.
Pengetauan prasarat untuk melanjukan belajar materi selanjutnyapenting
sekali. Misalnya dalam belajar operasi hitung pecahan bentuk aljabar.Pada
pokok bahasanini siswa harus memiliki pengetahuan prasarat seperti harus
sudah menguasai dengan baik pengoperasianbilangan pecahan baik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. Selanjutnya siswa juga
harus meguasai pula materi bentuk aljabar itu sendiri pemahaman mengenai
bentuk aljabar anak lebih banyak mengalami kesulitan , mungkin di sebabkan
pada materi ini siswa dihadapkan pada bilangan – bilanganyang muncul
bersamaan dengan huruf-huruf (variabel).Sebagaimana halnya dengan terjadi
pada siswa kelas VIII B di MTS Negeri Geneng , Sehinga sangat di perlukan
model pembelajaran yang cocok pada materi ini dalam pembelajaran ini
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul
“Penerapan Metode Discovery Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi
Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B di MTsN GENENG
Tahun Pelajaran 2007/2008”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa terhadap operasi hitung pecahan
bentuk aljabar.
2. Bagaimanakah pengaruh metode discovery terhadap motivasi belajar
operasi hitung pecahan bentuk aljabar .
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan
bentuk aljabar
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan siswa dalam
operasi hitung pecahan bentuk aljabar setelah diterapkan metode discovery
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
materi operasi hitung pecahan bentuk aljabar .
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Matematika
E. Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :
1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir
pelajaran.
2. Siswa menerima semua penjelasan yang disampaikan guru dengan baik
3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi orang lain
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII B di MTsN Geneng
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil tahun ajaran
2007/2008
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Pecahan dalam bentuk
aljabar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Operasi Aljabar
Operasi pada bentuk aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan,
perkalian , dan pembagian , perpangkatan beserta sifat-sifatnya.
1. Aturan Perkalian Tanda
1. Hasil kali bilangan positif dengan bilangan positif adalah bilangan
positif.
2. Hasil kali bilangan positif dengan bilangan negative adalah
bilangan negative.
3. Hasil kali bilangan negative dengan bilangan negative adalah
bilangan negative.
4. Hasil kali bilangan negative dengan bilangan negative adalah
bilangan positif..
2. Sifat sifat Operasi Aljabar
1. Sifat komutatif : a + b = b + a
2. Sifat asosiatif : ( a + b) + c = a + (b+c)
3. Sifat Distributif : a(b+c) = (ab)+(ac)
3. Suku Banyak atau Polinom
Merupakan gabungan dari koefisian dan fariabel yang di tulis
dalam bentu aljabar
(i) Bentuk : ax (dengan α ≠ 0 )
Bentuk ini dinamakan suku satu atau suku tunggal berderajat
satu dengan variable x dan koefisien α.
(ii) Bentuk: ax + b (dengan α ≠ 0)
Bentuk ini dinamakan suku dua atau binom berderajat satu
dengan satu variabel. Dua buah suku yang berbeda masing – masing
adalah αx dan b.
(iii) Bentuk: αx2 + bx + c (dengan α ≠ 0)
Bentuk ini dinamakan suku banyak (polinom) berderajat dengan
satu variable. Bentuk ini secara khusus di sebut suku tiga atau trinom
berderajat dua dengan satu variable. Tiga buah suku yang berbeda,
yaitu;αx2, bx, dan konstanta c.
(iv) Bentuk ax2y + bxy2 + c.
Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinomberderajat dua
dengan dua variable. Namun khusus bentuk ini adalah suku tiga atau
trinom berderajat dua dengan dua variable. Tiga buah suku banyak
yang berbeda masing- masing adalah αx2y, by2, dan c.
4. Suku-suku Sejenis
Suku – suku sejenis adalah suku – suku yang mempunyai fakyor
hurus(variable) yang sama pangkat pad setiap variable yang bersesuaian
juga sama. Dalam operasi aljabar, bentuk suku – suku sejenis dapat di
jumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dan dibagi.
B. Prestasi Belajar
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut
Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
(dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi
belajar Matematika terhadap meteri operasi hitung pecahan bentuk aljabar
dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang
dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dalam proses
belajar mengajar Metematika.
D. Metode Discovery
Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat
secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan
informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan
belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer
yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara
bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan
kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan
orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa,
memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi’udin,
2002: 19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka
hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka
intensitas usaha belajar siswa akan tingi pula. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam
bentuk penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2)
penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan
(4) penelitian tindakana social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif
dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang
bertinak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak
sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah
pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat
dala penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat,
kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai
pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja
sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin
demi kevalidan data yang diperlukan.
A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di MTsN GENENG
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Agustus semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII B di MTsN
GENENG tahun pelajaran 2007/2008
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
2003:3)
Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yan dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj
(Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action
(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari
tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan,
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.
3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat
4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya
Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing
putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir
masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masig RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolahan metode discovery, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
4. Tes praktek
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.
Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 20 soal
yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes
yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini
digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan
untuk mengambil data.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode discovery , observasi aktivitas siswa dan guru
angket motivasi siswa dan tes praktek.
E. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai sisw juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
selama proses pembelajran
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran,
Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai tes praktek
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan
Dengan = Nilai rata-rata
= Jumlah semua nilai siswa
= Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila
telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila
di kelas 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengolahan metode discovery dan eksperimen
untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode discovery
dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
% = dengan
Dimana: % = persentase angket
= Rata-rata
= Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis data Penelitian Persklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri
dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan
pembelajaran metode discovery dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 15 Agustus 2007 di kelas VIII B dengan jumlah siswa 37
siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu
oleh seorang guru.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus
I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rata P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
2
2
3
2
2,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
3
3
3
3
3
3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
3
3
2
3
2,5
3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria
kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek
yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu
kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian
untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti
pada tabel berikut
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
No
No
Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep
21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan
10,0
8 Memberikan umpan balik 18,.3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa 11,5
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 18,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling
dominan pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit,
membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu
21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi
umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan
membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing
sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling
dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu
22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja
dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan
membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
metode discovery sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru
masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena
model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Hasil berikutnya adalah tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel
berikut
Tabel 4.3 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per Prosentase ketuntasan belajar
72, 31
19 19
48, 725
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa
adalah 72,31 dan ketuntasan belajar mencapai 48,72 % atau ada 19 siswa
dari 39 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 48,72 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model
pembelajaran metode discovery
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikt
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bias lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan pembelajaran metode discovery dan lembar
observasi siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2007 di kelas VIII B dengan
jumlah siswa 37 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu
oleh seorang guru
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes
praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
NoAspek yang diamati
Penilaian Rata-
rata P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
3
3
4
3
3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
4
4
3
4
3,5
4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteriaa : Tidak Baikb : Kurang Baik c : Cukup Baikd : Baik
Dari tabel diatas tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan
belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan metode pembelajaran metode discovery mendapatkan
penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh
penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut
belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang
perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan
pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi
siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan
metode discovery diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah
mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan
lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No
No
Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep
25,0
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan
8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa 12,1
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling
dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa
melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas
ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan
adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih
menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan
hasil kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan
(6,7%)
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus
II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa
yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru
(13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan
merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang
mengalami peningkatan aalah memperhatikan peragaan (12,1%)
menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%)
Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.3 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per sentase ketuntasan belajar
79,48
34
87,18
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek
sebesar 79m48 dan dari 39 siswa yang telah tuntas sebanyak 34 siswa
an 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar87,18 % (termasuk
kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran metode discovery sehingga siswa menjadi
lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih
mudah dala memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan
penerapan pembelajaran metode discovery . Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2. Berdasarkan data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
d. Refisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode
discovery dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran
metode discovery dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu
48,72 %,87,18 % sedangkan untuk ranah afektif yaitu 69,23% dan 94,87%.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan metode discovery dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar
siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa
pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran metode discovery paling
dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah metode discovery dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,
menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode discovery
Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan
siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran
metode discovery . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn
positif terhadap model pembelajaran metode discovery, sehingga siswa
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan diterapkannya metode discovery dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus
dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa
disimpulkan sebagai berikut
1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode discovery memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I (48,72%), siklus II (87,18%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu
siklus I (69,23%), siklus II (94,87%)
2. Penerapan metode pembelajaran metode discovery mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan
dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat dengan metode pembelajaran metode discovery sehingga mereka
menjati termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode discovery memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan metode discovery dalam proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di Kelas VIII B MTsN Geneng tahun pelajaran 2007/2008
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta PT. Rineksa Cipta
Depdiknas 2003, Kurikulum Berbasis Kopetensi untuk Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP)bidang Matematika , Jakarta : Depdiknas
Sutikno,SSdan Simangunsong Wilson 1994, Matematika SLTP Jilid 2A, Jakarta Erlanga
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII B DI MTsN GENENG
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( P T K )
OLEH
MIMIN SIH WINURMI,S.Pd
MADRASAH TsANAWIYAH NEGERI GENENG2007
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Allhamdulillah kehadiran Allah SWT hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian
tidakan kelas dengan judul ”Penerapan Metode Discovferi untuk
meningkatkanOperasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B
MTs Geneng Ngawi Tahun Pelajaran 2007/2008”
Penulisan Penelitian tindakan kelas ini kami susun unruk memenuhi komponen
penilaian portofolio sertifikasi guru dan dapat dipakai dalam bacaan di
perpustakaan madrasyah serta dapat dipakai sebagai perbandingan dalam
pembuatan karya tulis bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan
diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah.
Dalam penyusunan PTK ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun
dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
Mimin Sih Winurmi,S.Pd.
ABSTRAKSI
………….200X. Penerapan Metode Discovery Untuk Meningkatkan Kemampuan
Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B Di MTsN
Geneng.Tahun Pelajaran 2007/2008”
Kata kunci: operasi hitung,pecahan bentuk aljabar, metode discovery
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,
dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Permasalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar pendidikan matematika bagi siswa dengan
diterapkannya metode discovery? (b) bagaimanakah pengaruh metode discovery
terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah (a) bagaimanakah peningkatan prestasi
belajar pendidikan matematika pada siswa setelah diterapkannya metode
discovery, (b) Mengetahui motivasi belajar pendidikan matematika setelah
diterapkannya metode discovery.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan
pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII B
Di MTsN Geneng dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi.
Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (48,72%), siklus II (87,18%)
untuk ranah psikomotro, siklus I (69,23%). Siklus II (94,87%) untuk ranah afktif
Simpulan dari penelitian ini adalah metode discovery dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII B Di MTsN Geneng serta
model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran
matematika
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................
Halaman pengesahan ......................................................................
Kata Pengantar ......................................................................
Abstraksi ......................................................................
Daftar Isi ......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
D. Manfaat penelitian ......................................................................
F. Asumsi ......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Operasi Aljabar……………………………………..
B. Prestasi Belajar………………......................................................
C. Tahap – tahap Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar ..............
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, waktu dan subjek penelitian............................................
B. Rancangan Penelitian.....................................................................
C. Instrumen Penelitian......................................................................
D. Metode Pengumpulan Data ..........................................................
E. Teknik Analisis Data.....................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus.................................................
B. Pembahasan ......................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................
B. Saran ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Negara kita Indonesia akhir-akhir ini sedang membahas perubahan
kurikukulum 1994yang memaparkan tentang CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif)di sempurnakan lagi menjadi kurikulum 2004 tentang Kurikulum
Berbasih Kopetensi (KBM) yang mengutamakan pembelajaran CTL
(Contictual Teaching and Learning ) dan PAIKEM
(Pembelajaran ,Aktif ,Inofatif, Komonikatif, Efektif dan Menyenangkan)serta
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya mutu pendidikan yang berkaitan
erat pembelajaran matematika tentang pemahaman konsep bangun kubus dan
balok.
Hal tersebut di atas disebabkan karena oleh guru hanya mengunakan metode
ceramah urutan materi mengajar tidak rutut, hanya mengunakan papan tulis
dan tidak mengunakan metode yang tetap.
Oleh sebab itu kita mengunakan metode disjusi kelompok merupakan
metode yaqng dibutuhkan dalam pembelajaran.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu diadakan
upaya, atara lain pengembangan strategi pembelajaran yangmampu
mengoptimalkan metode kelompk siswa dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran secara menyeluruh .Hal ini sejalan dengan pandangan Ardhan
(1992) bahwa persoalan yang dihadapi pendidikan Indonesia dewasa ini bukan
hanya terbatas pada upaya membuat pengajaran lebih menarik. Tetapi juga
mengenai menanamkan variabel yang di gunakan untuk mengajar. Masalah ini
penting sekali, sebab diskusi kelompok merupakan factor yang sangat
menentukaan dalam prestasi belajar.Dalam dunia pendidikan sulit dibayangkan
prestasi dapat dicapai dengan adanya diskusi kelompok. Depdiknas (1992)
dalam program kerjanya untuk meningkatkankuailatas pendidikan dsar telah
merencanakan perbaikan proses beljar mengajar dengan menciptakn iklim yang
membuat anak betah dan tertarik terhadap kegiatandi sekolah.
Mengingat hal tersebut diatas, pengembang disain pembelajaran diskusi
kelompok bagi siswa SMP/MTs merupakan kebutuhan. Dengan adanya
pembelajaran diskusi kelompok yang secara khusus dirancang bagi keperluan
siswa SMP/MTs, maka diskusi kelompok siswa SMP/MTs dalam belajar akan
dapat ditingkaykan . Peningkatan pemahaman siswa di tandaiantara lain
meningkatkan perhatian siswa SMP/MTs dalam kegiatan belajar, mengikuti
peran aktif dan krektif dalammelakukan kegiatan dan adanya ras puas terhadap
kegiatan yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan diskusi kelompok dapat meningkatkn pemahaman
konsepvolume dan luas bangun kubus dan balok siswa MTs Negeri Geneng
kelas VIII B ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep
volume dan luas bangun kubus dan balok dengan metode diskusi kelompok
pada siswa kelas VIII B di MTs Geneng Ngawi?
D. Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode diskusi, maka
pemahaman konsep volume dan luas bangun kubus dan balok siswa kelas VIII
B di MTs Geneng meningkat.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi peneliti lain, hasil penelitianini dapt di jadiakn acuan dalam
melahkukan penelitian yang sejenis.
3. Bagi kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapt di jadikan sebagai dasr
pengambilan kebijakn dalm upaya meningkatkan kuailatas sekolah.
4. Bagi pemecah, hasil penelitian ini dapt dijadikan bahan tambahan wawasan
atau pengetauhan tambahan.
5. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapt menjadi sistematika atau nyata, sehingga
siswa lebih yakin dan tidak berangan – rangan atau berimajinasi.memang
siswamemerlukan imajinasi dalam menghapi soal, tetapi imajinasi yamg
berlebihan hasilnya tidak akurat atau tidak pasti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman KonsepVolome dan Luas Kubus dan Balok
1. Pengertian Volume kubus dan balok
Gb (i)
Gambar (i)adalah gambar sebuah kubus yang
panjan1 satuan panjang .
Gb (ii)
Gambar(ii)adalah gambar kubus terbuka
Gb
Gambar (iii)adalah gambar sebuah kotak berbentuk
balok terbuka .tersedian banyak kubus kecil – kubus
kecilyang rusuknya satu - satuan
Untuk mengukur bangun tersebut dengan cara:
a. Berapa banyak kubus satuan seperti (i)dapat di masukan kedalam
kotak kubus (ii)? Dinyatkan denga kubus satuan tersebut beberapa
volum kotak berbentuk kubus gambar (ii)?
b. Berapa banyak kubus satuan seperti (i) yang di masukan k eke dalam
kotak (iii)? Dinyatakan denga kubus sataun , berapa volum kotak
berbentuk balok gambar (iii)?
c. Volum kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat masuk
dalam kubus besar . Volum dapat masuk ke dalam kotak yang
berbentuk balok tersebut ? Mak akubus yang panjang rusuknya a cm,
volumnya a3 cm dan sebuah balok dengan panjang rusuknya p cm, 1
cm dan t cm, volumnya adalah p x l x t dapat ditulis:
V.kubus =s3 dan V.balok = plt
2. Pengertian Luas Kubus dan Balok
a. Luas Kubus adalah jarring – jaringnya
Luas Kubus = 6 s3
b. Luas balokadalah luas jarring – jaringnya atau jumlah luas sisi balok.
Luas Balok = 2 (pl + lt + pt)
B. Pengertian Diskusi Kelompok
Diskusi kelompokadalah salah satu metode pembelajaran dengan
secara kelompok. Tiap kelompok terdiri 4 sampai 5 siswa dalam diskusi
kelompok siswa berperan aktif dan krearif.
C. Pengaruh Diskusi Kelompok terhadap Pemahaman Konsep Volum
dan Luas Bangun Kubus dan Balok.
Diskusi kelompok sangat mempegaruhi pemahaman konsrp volum
dan luas khususnya volum kubus dan balok , dapat menumbuhkan peran
aktif dan kreaktif siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Perencanaan
Kegiatan yang di lakukan dalam tahap perencanaan sebagai berikut :
1. Refleksi awal. Peneliti bersama dengan praktisi (3 0rang guru dan
3 kelas yang di jadikan subyek penelitian) mengidenfikasi
permasalahan pemahaman konsep volum dan luas bangun kubus
dan balok yang di alami siswa SMP/MTs.
2. Peneliti dan praktisi merumuskan permasalahan secara operasional,
relevan dengan rumusan masalah penelitian.
3. Peneliti dan praktisi merumuskan hipotesa tindakan penelitian
tindakn lebih menitikberatkan ke pada pendekatan naturalistic,
sehinga hipotesis tindakan yang di rumuskan bersifat kualitif yang
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan.
4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang
didalamnya meliputi :
a. Menetapkan indicator – indicator pembelajaran denganmetode
diskusi kelompok.
b. Meyusun laporan dan pengelolaan pembelahan diskusi yang
merupakan bahan intervensi.
c. Menyusun metode dan mengisi table yang harus di isi
setelahdiskusi.
d. Menyusun rencana laporan bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Guru melaksanakan metode pembelajaran yang teklah disiapkan ,
penelitian berupaya memberikan pengaruh, motifasi dan rangsanga
kepada guru yang dilakukan tindakan.
2. Peneliti dan praktisi melakukan pengamatn secra sitesmatika terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pengamatan dilakukan
secara komprehensif dengan memanfaankan pedoman pengamatan
serta catatan lapangan.
C. Reflaksi
Peneliti dan praktisi mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan
.
Kegiatan yang di lakukan meliputi: analisis, sintesis, pemahaman
penjelasan dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil di
kumpulkan . Hasil yamg diperolr\eh berupa temuan tingkat efektifitas
diskusi kelompok dan hasil lap[oran yang berupa tabel yang tidak
disiapkan ppeneliti sebelunya.
D. Subyek Penelitian
Subyektif dalam penelitian ini ditentukanberdasarkan pertimbagan \-
pertimbanga tertentu. Pertimbangan yang di maksut adalah factor
terlaksaakan diskusi kelompok. Dalam penelitian ini subyek penelitian
adalah siswa kelasVIII B MTs Negeri Geneng Ngawi.
E. Instumen Penelitian
Ada 5 jenis instrument yang di gunakan dalampenilitian ini pedoman
observasi, wawancara.Catatan lapangan , dokumoen dan buku harian.
F. Tehnik Analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengunakan teknis analisis data
kualitatif baik yang bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler
secara garis besar kegiatan analisis data di lakukan dengan langkah –
langkah berikut :
1. Menelaah seluruh data yang di kumpulkn . Penelaah dilakukan
dengan cara menganalisis mensistesis, memaknai, menerangkan dan
menyimpulkan. Kegiatan penelaaahan pad prinsipnya dilaksanakn
awaldata dikumpulkan.
2. Mendiskusikan data yang didalamnya melibatkan kegiatan
pengkatagoriandan pengklasifikasikan. Hasil yang diperoleh berupa
tabelanalisis data.
3. Menimpulkandan menverifasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya
dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti denga kegiatan
verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
G. Penyiapan Partisipasi
Penelitian ini di landasi prisip kolaboratif partisipasi,
kooperatif sehinga kegiatan penyiapan di pandang perlu dilakukan.
Kegiatan di awal dengan kegiatan ceramah tentang metode
diskusikelompok yang menerapkan pemahaman konsep volun kubus
dan balok.
BAB IV
HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian di bahas meliputi hasil observasi kegiatan siswa
dalammengisi angket dan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok,
dan hasil tessebelum dan sebelun siklus.
A. Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan , kolaborator terhadap aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung setiap siklus di peroleh dat seperti tabel
1(lihat lampiran)
1. Dari label satu dapat di jelaskanbahwa:
a. Terdapat penigkatan keaktifan soswa individu dalam
meyelesaikan permasalahandari siklus 1 hinga siklus2 pada
siklus 1 keaktifan termasukkatagoricukup, sedangkan pada
siklus 2 termasuk katagori terbaik.
b. Terdapat peningkatan keaktifan siswa untuk bertanya dan
diskusi dengan teman sebangku (kolaborator) dalan mencari
penyelesaian dari siklus 1hinga siklus2. Pada siklus1
keaktifansiswa termasuk katagori baik sedangkan padasiklus 2
keaktifansiswa termasuk katagori sangat baik.
c. Terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam mendiskusiakan
jawaban dari pernasalahan dalam kelompok , dari siklus 1
sehinga siklus 2 . Pada siklus 1 keaktifan termasuk katagori
cukup, sedangkanpada siklus 2 termasuk katagori baik.
d. Terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam menyampiakanide
atau bertanya pada presentasi kelompok lain dari siklus 1 hingga
siklus2. Pada siklus 1 keaktifan siswa termasuk katagori cukup,
sedangkanpada siklus 2 termasuk katagori baik.
2. Dari hasil angket siswa yang di isi siswa tentang tentang minat
siswa dengan cara diskusi kelompok pada setiap siklus diperoleh
seperti pada table 2 (lihat lampiran 2).
a. Terdapat peningkatan jumlah siswa yang merasa senang
pembelajaran matematika secara tidak individu, yaitu dari sikus 1
yang senag dan tidak individu 35% dan pada siklus 2
meningkatkan menjadi 70%
b. Terdapat peningkatan jumlah siswa yang merasa
mudahmemahami materi melalui pembelajaran diskusi kelompok
dari siklus 1 70% meningkayt menjadi 96% pada siklus.
c. Terdapat penurunan jumlah siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran dengan diskusi kelompok ini dari siklus 1
20% menurun menjadi 0%.
d. Terdapat penurunan jumlah siswa yang merasa tertarik untuk
mengikutu pembelajaran berikutnya dengan cara diskusi
kelompok yaitu dari siklus 180% meninkat menjadi 100%
Berdasarkan hasil tes untuk siswa mengikuti pembelajaran
dengan metode diskusi kelompokpada setiap siklus diperoleh data
sepeti table 3(lihat lampiran 3). Terdapat peninkatan selisis nilai rata
post tes dan pre tes dari siklus 1 hingga 1 siklus 2. Pda siklus 1
selisihpost tes dan pre tes sebesar15,5 pada siklus 2 sebesar 17,7.
B. Pembahasan
Dalam bagian ini dibabahas tentang penelitian di kelas VIII B yaitu
pada table 1 siklus 1 tampak tiga dari empat macam kegiatan atau aktifitas
siswa termasuk dalam katagori cukup, tetapai siklusberikutnya megalami
peningkatan antusias keaktifan siswa. Siswa semakin lebih menikmati
belajar dan kerjasama yang baik dengan teman sebangku ataupun dengan
kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada table 2 tampak adanya pningkatan minat siswaterhadap
pembelajaran pada tiap siklus. Hal ini mengindikasikan siswa semakin
menikmati belajar melalui model pembelajaran dengan metode diskusi
kelompok. Peningkatan juga terlihat pada tabel 3 tentang hasil belajar
siswa.Prosentase selisih nilai siklus 2 selisisnya sebasar …. Hal ini berarti
siswa semakin lebih. Memahami materi pembelajaran matematika melalui
metide diskusi kelompok.
BAB V
SIMPULAN DAN SASARAN
A. Simpulan
1. Dengan metode diskusi kelompok siswa lebih aktif dan
pembelajaran tidak didominasi guru.
2. Dengan metode diskusi kelompok memberikan suasana yang
menyenangkan sehingga siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran selanjutnya.
3. Dengan keaktifan siswa dan suasana menyenangkan pada
pembelajaran,maka dengan menggunakan metode diskusi
kelompok mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka kepada pihak peneliti dalam
bidang pendidikan disarankan berikut ini :
1. Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dalam penelitian ini
dapat dijadikan sebagai alternative dalam pembelajaran matematika.
2. Pembelajaran dengan maetode diskusi kelompok dalam penelitian
dapat ditindak lanjuti oleh guru matematika pada kompetensi dasar
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. Kurikulum 20043. Mata Pelajaran Matematika
SMP.Depdikbud Jakarta. 2003.
Hudoyo Herman, Drs.Prof.Strategi belajar Meggajar. IKIP Malang,
1990.
Sadiman A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali
Jakarta 1986.
Soedjadi, R.Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Matematika
Surabaya Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.1992
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TABEL 1
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN DENGAN CARA DISKUSI
KELOMPOK
NO KEGIATAN SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 Keaktifan siswa secara individuuntuk
menyelesaiakan masalah
Cukup Baik
2 Keaktifan siswa untuk bertanya atau
diskusi dengan teman sedangkan
dalam mencari menyelesaikan masalah
Baik Sangat baik
3 Keaktifan siswa mendiskusikan
jawaban permasalahan dalam
kelompoknya
Cukup Baik
4 Keaktifan siswa dalam menyampaikan
ide atau bertanya pada presentasi
kelompok lain.
Cukup Baik
TABEL 2
REKAPITULASI HASIL ANGKET RESPON SISWA REHADAP
PEMBELAJARAN DENGAN CARA DISKUSI KELOMPOK
NO KEGIATAN SIKLUS 1 SIKLUS 2
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah kamu senang terhadap penbelajaran
matematika secara individu
65%
(24 siswa)
35%(13
siswa)
30% (11
siswa)
70%(26
siswa)
2 Apakah kamu senang terhadap pembelajaran
matetematika secara diskusi kelompok
70%
(26 siswa)
30%(11
siswa)
96%(36
siswa
14%(1
siswa)
3 Apakah kamu mengalami kesulitan dengan
pembelajaran ini?
20%
(7 siswa)
80% (30
siswa)
0%(0
siswa)
100%(3
7 siswa)
4 Apakah kamu berminat untuk mengikuti
belajr mengajar berikut seperti telah kamu
ikuti?
80%
(35 siswa)
20%
(7siswa)
100%(3
7 siswa )
0% (o
siswa)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Allhamdulillah kehadiran Allah SWT hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian
tidakan kelas dengan judul ” Peningkatan Pemahaman Konsep Volum Dan Luas
Bangun Kubus dan Balok dengan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VIII B
MTs Geneng Ngawi Tahun Pelajaran 2008/2009”
Penulisan Penelitian tindakan kelas ini kami susun unruk memenuhi komponen
penilaian portofolio sertifikasi guru dan dapat dipakai dalam bacaan di
perpustakaan madrasyah serta dapat dipakai sebagai perbandingan dalam
pembuatan karya tulis bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan
diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah.
Dalam penyusunan PTK ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun
dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
Mimin Sih Winurmi,S.Pd.
UJI KELOMPOK MATEMATIKA
(TES AWAL/POST TEST)
SIKLUS 1
Kompetesi dasar : Menghitung besaran- besaran pada kubus dan balok
Indikator :Menentukan volum dan luas kubus dan balok jika
panjang sisi diketahui
Kelas/ Semester : VIII/2
Waktu : 20 menit
Petunjuk !
Jawaban pertayaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Diketahui suatu kubus panjang sisi 12 cm.
Tentukan :
a. Luas Kubus
b. Volum Kubus
2. Diketahui suatu balok berukuran panjang 6 cm lebar 4 cm dan tinggi 5
cm.
Tentukan:
a. Luas Kubus
b. Volum Balok
UJI KOMPETENSI MATEMATIKA
(TES AWAL/POST TEST)
SIKLUS 2
Kompetesi dasar : Menghitung besaran- besaran pada kubus dan balok
Indikator :Menentukan volum dan luas kubus dan balok jika
panjang sisi diketahui
Kelas/ Semester : VIII/2
Waktu : 20 menit
Petunjuk !
Jawaban pertayaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Diketahui volum kubus 216 cm3.
Tentukan :
a. Panjang sisi Kubus
b. Luas Kubus
2. Diketahui suatu luas alas balok 54cm 2 ,tinggiu 7 cm dan lebar 6 cm
Tentukan:
a. Panjang Balok
b. Volum balok tersebut
KOMPONEN 1
KUALIFIKASI
AKADEMIK
KOMPONEN 2
PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
KOMPONEN 3
PENGALAMAN
MENGAJAR
KOMPONEN 4
PERENCANAAN
DAN
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
KOMPONEN 5
PENILAIAN DARI
ATASAN DAN
PENGAWAS
KOMPONEN 6
PRESTASI
AKADEMIK
KOMPONEN 7
KARYA PENGEMBANGAN
PROFESI
KOMPONEN 8
KEIKUTSERTAAN
DALAM FORUM
ILMIAH
KOMPONEN 9
PENGALAMAN
MENJADI PENGURUS
ORGANISASI
DI BIDANG
PENDIDIKAN DAN
SOSIAL /
KEAGAMAAN
KOMPONEN 10
PENGHARGAAN
YANG RELEVAN
DENGAN BIDANG
PENDIDIKAN
MEDIA / ALAT
PEMBELAJARANJENIS MEDIA/ALAT :
1. PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT
(KELAS VII / SEMESTER 1)
2. PEMBELAJARAN HIMPUNAN ( KELAS VII /
SEMSTER 2)
3. PEMBELAJARAN JARING – JARING
BANGUN RUANG SISI DATAR (KELAS VIII /
SEMESTER 2)
BILANGAN
BULAT
HIMPUNAN
JARING – JARING
BANGUN RUANG
SISI DATAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MATEMATIKA PELAJARAN MATEMATIKA
JUDUL :
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUM DAN LUAS BANGUN
KUBUS DAN BALOK DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK
SISWA KELAS VIII B MTs GENENG NGAWI TAHUN PELAJARAN
2006/2007
D i susun oleh
MIMIN SIH WINURMI, S.Pd
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI GENENG
TAHUN 2006
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MATEMATIKA PELAJARAN MATEMATIKA
JUDUL :
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR
PADA SISWA KELAS VIII B MTs GENENG NGAWI TAHUN
PELAJARAN 2007/2008
D i susun oleh
MIMIN SIH WINURMI, S.Pd
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI GENENG
TAHUN 2006