18

Click here to load reader

makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia dan perkembangan

Citation preview

Page 1: makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Kimia berawal dari pengamatan dan pencatatan baik terhadap

gejala-gejala alam pada umumnya maupun percobaan-percobaan yang

dilakukan dalam laboratorium. Dari hasil pengamatan atau observasi ini

manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum

dan teori.

Jika dilihat dari arah prosesnya maka dalam hal ini eksperimen

mendahului teori. Proses Kimia tidak berhenti disini tetapi dari hasil Kimia

yang berupa konsep, hukum dan teori ini maka terbuka kesempatan untuk

diuji kebenarannya. Demikian proses Kimia berlangsung terus sehingga selalu

terdapat mekanisme kontrol, bersifat terbuka untuk selalu diuji kembali dan

bersifat kumulatif. Pengetahuan yang diperoleh selalu bertumpu di atas dasar-

dasar sebelumnya dalam kerangka yang bersifat kumulatif, sehingga

karenanya bersifat konsisten dan sistematis.

Kimia berkembang secara dinamis. Proses Kimia yang dinamis ini

oleh karena menggunakan metode keilmuan di mana peranan teori dan

eksperimen saling memperkuat. Keuntungan dari Kimia yang dinamis ini

adalah perkembangan Kimia yang pesat bahkan dalam jangka waktu yang

singkat. Kemajuan Kimia ini mendukung perkembangan teknologi yang pada

gilirannya dapat menaikkan kesejahteraan manusia

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Pada Jurusan PAI, STAI YAPTIP Kampus II Ujung Gading.

2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan Kimia dan Perkembangannya ditinjau dari ilmu pendidikan

modern.

i

Page 2: makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia

Kimia (dari bahasa Arab: ,كيمياء transliterasi: kimiya = perubahan

benda/zat atau bahasa Yunani : khemeia) adalah ilmu yang mempelajari

mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga

molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk

membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari

pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan

pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat

fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada

gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.1

Pada bidang pendidikan, Kimia selalu mulai dipelajari pada jenjang

Sekolah Menengah Atas. Kimia sering disebut sebagai “ilmu andryan” karena

menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi,

biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul

melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai

disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-

prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.

Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan

dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan

hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara

zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu

atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi,

seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental

bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat

difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain

yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah

asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial 1 Mawardi dan Nur Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h.

148

i

Page 3: makalah

(sepertiradiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga

menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi,

seperti dalamspektroskopi.

Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen

subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat

dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks

seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari

dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat

kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-

atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau

mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan

oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu

Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau

komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang

memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari

keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang

berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat

memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau

gaya lemah lain yang mencoba mengubahnya.

Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan

mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai

partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak

bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi

partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah

dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan

bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang

tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.2

B. Perkembangan Ilmu Kimia

2 Heri Purnama, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), h. 234

i

Page 4: makalah

Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda hidup dan tidak

hidup dari aspek susunan materi dan perubahan-perubahan yang bersifat tetap.

Kimia secara garis besar dibagi menjadi Kimia Anorganik dan Kimia Organik.

Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan, kemudian

diikuti dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Baru pada akhir abad ke-17 ilmu kimia berkembang sebagai suatu ilmu

pengetahuan setelah Antoine Lauzent Lavoisier lewat “Metode Ilmiah’

melakukan pengamatan, menghubungkan kenyataan-kenyataan,

mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan percobaan-percobaan

selanjutnya dan akhirnya menarik kesimpulan melalui penyelidikannya secara

kuantitatif pembakaran zat-zat seperti besi, timah dan sebagainya. Ternyata

hasil pembakaran mempunyai massa lebih besar dari zat semula yang dibakar,

sedangkan tekanan udara dalam tabung berkurang, berarti ada sesuatu dari

udara tersebut bersenyawa dengan zat yang dibakar.Selanjutnya ilmu

pengetahuan ini berkembang deangan pesat sehingga kita dapat memperoleh

hasil seperti :

1. Penggunaan teknik kimia ; orang dapat mendirikan industri dasar yang

menghasilkan bahan-bahan dasar untuk keperluan industri seperti asam

cuka, asam nitrat, asam sulfat, dll.

2. Penggunaan teknik nuklir ; Untuk membuat reaktor nuklir yang dapat

menghasilkan zat-zat radioaktif, misalnya sinar rontgen, perbaikan bibit

unggul.

3. Penggunaan teknik mekanik ; Membuat desain bermacam-macam mesin

dari instrumen yang sangat halus sampai lokomotof dan mesin-mesian

yang sangat kompleks.

Perkembangan ilmu kimia menjadi pesat setelah digunakan metode

ilmiah yang tidak terlepas hubungannya dengan matematik, karena data yang

diperoleh adalah dari eksperimen secara kuantitatif.3

C. Perkembangan Kimia Ditinjau Dari Ilmu Pendidikan Modern

3 Abdullah Aly dan Eny. R, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1998), h. 97

i

Page 5: makalah

Pada saat manusia masih berfikir secara primitif, mereka tidak bisa

mengatasi kesulitan-kesulitan yang berasal dari alam seperti gempa, banjir dan

lain sebagainya, sehingga mereka cenderung memuja apa yang menjadi

penyebab kesulitan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan itu tidak

menimpa mereka lagi. Pada abad pertengahan hal tersebut berubah menjadi

mistik. Para ahli kimia beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib mereka

dapat membuat emas dari tembaga, timah atau bahan yang lainnya, Mereka

mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti

tembaga dan sebagainya menjadi sesuatu yang sangat berharga seperti emas

degan cara melapisinya dengan emas asli, untuk meyakinkan masyarakat saat

itu.

Ilmu kimia baru berkembang sebagai ilmu pengetahuan pada akhir

abad ke-17 setelah Antoine Lauzent Lavoisier melakukan suatu penelitian

dengan metode yang dikenal dengan “metode ilmiah”. Dia melakukan suatu

penelitian kuantitatif pada pembakaran zat-zat besi, timah dan sebagainya di

dalam sebuah tabung. Ternyata hasil dari pembakaran memiliki massa yang

lebih besar dari zat semula sebelum dibakar, sedangkan tekanan udara dalam

tabung tersebut menurun. Lavoisier pun menarik kesimpulan bahwa saat

terjadi pembakaran, ada suatu zat yang di ambil dari udara.

Dari pengamatan tersebut, Lavoisier mengenal adanya suatu zat yang

terdapat di dalam udara yang bersenyawa dengan zat yang mengalami

pembakaran, zat tersebut oleh Lavoisier disebut dengan oksigen. Lavoisier

akhirnya menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa

bersenyawa unsur suatu zat dengan oksigen dari udara. Berawal dari hal ini

metode ilmiah pun berkembang pesat. Pada tahun 1665 ilmuwan bangsa

inggris Robert Hooke menemukan sel, tahun 1869 Friendrich M. seorang ahli

Bio-kimia menemukan asam deoksiribonukleat(DNA), tahun 1950 Maurice

W. menemukan struktur DNA, seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, ilmu pengetahuan tentang

kimia pun menjadi semakin sulit untuk di kuasai, sehingga ilmu Kimia pada

umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama.

i

Page 6: makalah

Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang

lebih khusus dalam kimia.

1. Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh

pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik

melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini

dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk

kimia teori murni.

2. Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia

yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik

berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia.

Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan

genetika.

3. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik.

Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan

banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia

organologam.

4. Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi

senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala

senyawa yang berdasarkan rantai karbon.

5. Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya

energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting

dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia,

elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki

banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan

penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya

berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.

i

Page 7: makalah

6. Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya

dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika

kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II,

perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik

kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan

program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori

memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan

fisika benda kondensi dan fisika molekular4.

4 Supartono, dkk, Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta : Graha Indonesia, 1999), h. 125-127

i

Page 8: makalah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bidang pendidikan, Kimia selalu mulai dipelajari pada jenjang

Sekolah Menengah Atas. Kimia sering disebut sebagai “ilmu andryan” karena

menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi,

biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul

melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai

disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-

prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul

Ilmu kimia baru berkembang sebagai ilmu pengetahuan pada akhir

abad ke-17 setelah Antoine Lauzent Lavoisier melakukan suatu penelitian

dengan metode yang dikenal dengan “metode ilmiah”. Dia melakukan suatu

penelitian kuantitatif pada pembakaran zat-zat besi, timah dan sebagainya di

dalam sebuah tabung. Ternyata hasil dari pembakaran memiliki massa yang

lebih besar dari zat semula sebelum dibakar, sedangkan tekanan udara dalam

tabung tersebut menurun. Lavoisier pun menarik kesimpulan bahwa saat

terjadi pembakaran, ada suatu zat yang di ambil dari udara.

B. Saran

Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima

kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah

ini, dengan mengucapkan terima kasih kami kepada Dosen yang telah

memberi bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik dan benar.

i

Page 9: makalah

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aly, Abdullah dan Eny. R, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 1998

Mawardi dan Nur Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung : Pustaka Setia, 2000

Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003

Supartono, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : Graha Indonesia, 1999

i

Page 10: makalah

KATA PENGANTAR

Puji sukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah

pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.

Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya

muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita

semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik,

namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna

kesempurnaan makalah ini

Ujung Gading, November 2012

Penulis

(Kelompok )

i

Page 11: makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia..................................................................... 2

B. Perkembangan Ilmu Kimia...................................................... 4

C. Perkembangan Ilmu Kimia Ditinjua dari Ilmu

Pendidikan Modern.................................................................. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 8

B. Saran.......................................................................................... 8

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i