44

Mahasiswa dengan Disabilitas - p2appjj.ub.ac.id...acuh/cuek di kelas, menolak perubahan, perilaku impulsif, tantrum (gejolak emosional) Pendampingan Autisme dan ADHD •Pendamping

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Mahasiswa denganDisabilitas

Mahasiswa yang mengalami

hambatan fisik maupun mental

sehingga membatasi

/menghambat

Proses pembelajaran.

TALKING ABOUT DISABILITY

DISABILITY INCLUSION

Combining Equity, Effectiveness and Innovation to consider the diversity of profiles and pathways

COST-EFFECTIVEEDUCATION

FUTURE INVESTMENT WELCOMING DIVERSITY

DASAR HUKUM

Pendidikan Tinggi bagi Mahasiswa dengan Disabilitas

• Salamanca Statement olehUNESCO pada bulan Juni1994

• CRPD oleh UN pada 13 Desember 2016

• UU RI nomor 19 tahun 2011• Permenristekdikti nomor 46 tahun 2017

tentang Layanan MahasiswaPenyandang Disabilitas di PT

• UU RI nomor 8 tahun 2018 tentangPenyandang Disabilitas

DASAR HUKUM

Pendidikan Tinggi bagi Mahasiswa dengan Disabilitas

• Salamanca Statement olehUNESCO pada bulan Juni1994

• CRPD oleh UN pada 13 Desember 2016

• UU RI nomor 19 tahun 2011• Permenristekdikti nomor 46 tahun 2017

tentang Layanan MahasiswaPenyandang Disabilitas di PT

• UU RI nomor 8 tahun 2018 tentangPenyandang Disabilitas

PSLD

SEJARAH dan TUPOKSIDidirikan pada 19 Maret 2012 sebagai bentuk

komitmen UB untuk mewujudkan Pendidikan Inklusifbagi Mahasiswa Penyandang Disabilitas

• Divisi Layanan• Pendampingan Akademik• Tutorial Mata Kuliah• Pendampingan Skripsi• Pelatihan Bahasa Isyarat• Disability Awareness

workshop• Digitalisasi Buku• Open/Close Captioning

• Divisi Kajian• Penelitian• Jurnal: i jds.ub.ac.id• Diskusi Rutin• Konferensi (AIDRAN, La Trobe Law

School)• Asosiasi Profesi : AIDRAN

Mengajar Mahasiswadengan Disabilitas

dalam setting Inklusif

1.Kenali Disabilitasnya

2.Ketahui Hambatannya

3.Rencanakan Pembelajarannya

• Kurikulum Adaptif

• Akomodasi

• Assistive Technology

Jenis-jenis Disabilitas

Tuli

Disabilitas Netra

Disabilitas Daksa

Disabilitas Mental

Disabilitas Wicara

TUNA DAKSA DAN CEREBRAL PALSY

• Memiliki variasi yang besar, mulai dari daksa tubuhbagian bawah (tidak dapat berjalan), daksa atas(tidak bisa menulis)

• Cerebral Palsy memiliki pengaruh yang beragam. Ada mahasiswa CP yang kesulitan untuk berbicara, menggerakkan bagian tubuh tertentu, ataupunmelihat

• Permasalahan mahasiswa Tuna Daksa dan CP: kesulitan menggunakan anggota tubuh yang mengalami kondisi khusus (misal berjalan, menulis, berbicara, melihat)

• Assistive Technology: kursi roda, tongkat, ramp, lift, perangkat lunak

Pendampingan Bagi Tuna Daksa dan CP

• Mobilitas: bagi tuna daksa dan CP yang kesulitan melakukan mobilitas makacukup didampingi untuk diantar dan dijemput sehingga tidak mendapatkanpendampingan di dalam kelas

• Tuna daksa dan CP yang kesulitan menggerakkan bagian tubuh atas didampingiuntuk melakukan note taking

MENGAJAR TUNA DAKSA DAN CP

• Memastikan tempat duduk bagi tuna daksa dan CP aksesibel. Tidak memaksa mahasiswa tuna daksadan CP melakukan aktivitas fisik yang berkaitan dengan hambatan geraknya

• Bila harus melakukan kunjungan lapangan, memastikan transportasi dan lokasi dapat diakses olehmahasiswa penyandang tuna daksa atau CP. Bila tidak memungkinkan untuk melakukan kunjunganlapangan, pengajar harus memberikan tugas pengganti yang setara dengankunjungan lapangantersebut.

• Praktikum di laboratorium juga sebaiknya mengakomodasi mahasiswa tunadaksa atau CP berkaitandengan alat-alat yang harus digunakan,akses menuju laboratorium dan tersedianya jalan yang cukupuntuk kursi roda di dalamlaboratorium.

• Adanya break antar jam kuliah, mungkin membuat mahasiswa yang menggunakan kursi rodamenjadi terlambat karena akses penggunaan lift yang harus antri. Pengajar sebaiknya memaklumihal ini danmemberikan toleransi yang disepakati, misalnya sepuluh menit.

• Ketika berbicara dengan mahasiswa pengguna kursi roda dan memakan waktu lama, sebaiknyapengajar duduk dan membuat mata pengajarsejajar dengan mahasiswa.

ASSISTIVE TECHNOLOGY

MENGAJAR TUNA NETRA• Perkenalkan diri anda secara lisan (bukan hanya menulis di papan saja). Mengidentifikasikan diri anda setiap

anda masuk kelas. Menyebutkan nama anda ketika bertemu dengan mahasiswa tuna netra.

• Perhatikan posisi berdiri anda apabila berhadapan denganmahasiswa penyandang disabilitas low vision. Janganmenghalangi cahaya sehingga membuat penyandang lowvision tidak bisa melihat wajah anda denganjelas.

• Berikan RPS/Silabus dalam bentuk digital (soft file), begitu pula dengan daftar bacaan. Jika bahan bacaan dalambentuk cetak, mahasiswa tuna netra punya cukup waktu untuk melakukan digitalisasi

• Hindari kata-kata yang kurang deskriptif dan mengandung instruksi visual, seperti ‘tugasnya persis seperti di papan tulis’, atau ‘kamu duduk disana’.

• Perhatikan posisi berdiri anda apabila berhadapan denganmahasiswa penyandang disabilitas low vision. Janganmenghalangi cahaya sehingga membuat penyandang low vision tidak bisa melihat wajah anda dengan jelas.

• Sampaikan secara lisan apapun yang anda tuliskan di papan atau di power point. Terutama konten yang berisigambar, diagram atau tabel

…lanjutan

• Berikan akses tempat duduk yang dekat dengan anda dan minim distraksi suarasehingga ia dapatmendengar suara anda dengan jelas.

• Berikan alternatif bentuk tugas dan ujian, misalnya memberikan alternatif tugas danujian dalam bentuk lisan atau ketik.

• Pendampingan penyelesaian tugas berupa note taker

• Memberikan perpanjangan waktu bagi mahasiswa penyandang disabilitas visual untukmenyelesaikan tugasnya.

• Penggunaan kelas daring (online course) dapat menjadi alternatif yang bijak bagi dosendan mahasiswa penyandang disabilitas visual.

• Mengingatkan mahasiswa untuk mengoptimalkan gadget maupun laptop. Lebih baikmewajibkan mahasiswa tuna netra membawa laptop setiap pertemuan kelas

ASSISTIVE TECHNOLOGY

MENGAJAR TULI

• Mendapatkan akses informasi visual sehingga perlu optimalisasi power point dan penggunaan papan tulis

• Mengijinkan mahasiswa Tuli untuk merekam perkuliahan

• Pastikan mahasiswa Tuli dapat melihat wajah anda dengan jelas sehingga ia dapat membaca bibir anda denganmudah. Tidak menghadap papan atau menggunakan masker

• Posisi duduk mahasiswa Tuli minim distraksi visual. Posisi JBI yang ideal biasanya duduk membelakangi papan danberhadapan dengan mahasiswa Tuli, sehingga mahasiswa Tuli dapat mengakses bahasa isyarat dan materi yang disajikan di papan atau powerpoint secara bersamaan.

• Gunakan nada dan kecepatan bicara normal,jangan terlalu cepat atau lambat. Diusahakan untuk tidak mencampurbahasa,misalnya bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Apabila diperlukan, tuliskan dan jelaskan bahasa asing

• Apabila mahasiswa Tuli bertanya, berikan kesempatan baginya untuk mengungkapkan pertanyaannya dalam bahasaisyarat, perhatikan pertanyaannya baru kemudian mendengarkan Juru Bahasa Isyarat (JBI). Ketika mahasiswa Tulipresentasi, beri kesempatan untuk menyampaikan ide dalam bahasa isyarat lalu dilanjutkan dengan interpretasi dariJBI

…lanjutan

• Apabila anda menggunakan video sebagai media pembelajaran, lengkapi video andadengan subtitle (akses pelayanan di PSLD so-on)

• Berikan alternatif bentuk tugas dan ujian, misalnya memberikan alternatif tugas danujian dalam bentuk video presentasi menggunakan bahasa isyarat dengan close-caption atau subtitle.

• Memberikan perpanjangan waktu bagi mahasiswaTuli untuk menyelesaikantugasnya.

• Mengijinkan JBI untuk membantu mahasiswa Tuli memahami kata-kata sulitmenggunakan bahasa yang sederhana dan kosakata yang familiar.

• Mengingatkan mahasiswa Tuli yang tidak didampingi JBI untuk merekamperkuliahan, meminta mahasiswa Tuli untuk membuat daftar kata yang kurangdipahami khususnya dalam kontek akademis/bidang ilmu spesifik

ASSISTIVE TECHNOLOGY

SLOW LEARNER

• Lambat dalam memahami informasi baru dan bersifat abstrak

• Sering mendapatkan label “bodoh” dan biasanya mendapatkan rangkingakademis yang rendah

• Naif dan terkadang berperilaku kekanak-kanakkan

• Dapat dilatih dan menjadi ahli di bidang-bidang teknis/aplikatif

• Hanya dialokasikan untuk tingkat vokasional karena pada level S1 butuhkemampuan berpikir analitis dan abstrak

• Permasalahan: sering lupa, butuh mengulang-ulang kebiasaan, butuh waktuuntuk memahami informasi baru

• Assistive Technology: Note

Pendampingan Bagi Slow Learner

• Shadow: mengulang informasi dari dosen dan memastikan mahasiswamemahami informasi maupun instruksi dari dosen

MENGAJAR MAHASISWA SLOW LEARNER

• Menggunakan kalimat atau kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Jikaada kata-kata yang sulit maka mahasiswa dibantu dengan menjelaskandeskripsinya

• Mahasiswa dapat duduk di bagian manapun dan interaksi antara pendampingmaupun mahasiswa slow learner tidak mengganggu mahasiswa lain

• Dalam evaluasi pembelajaran tertulis berikan waktu tambahan. Ijinkanpendamping untuk berada di awal waktu ujian untuk memastikan mahasiswapaham dengan instruksi evaluasi

• Meminta mahasiswa untuk mencatat tugas-tugasnya dan membuat daftarprioritas pekerjaan

AUTISME DAN ADHD

• Autisme adalah spektrum gangguan perkembangan yang berkaitan denganketerbatasan minat untuk berinteraksi sosial/komunikasi serta munculnyaperilaku stereotipe/repetitif. Autisme juga sangat terikat dengan objek-objektertentu dan cenderung menyukai hal yang rigid

• ADHD adalah gangguan perkembangan yang berkaitan dengan kesulitan untukberkonsentrasi dan dorongan untuk senantiasa beraktivitas.

• Keduanya tidak berkaitan dengan fungsi kognitif sehingga banyak autisme danADHD layak untuk mengakses pendidikan tinggi

• Permasalahan: kurangnya minat untuk berinteraksi sosial, perilaku maladaptif, acuh/cuek di kelas, menolak perubahan, perilaku impulsif, tantrum (gejolakemosional)

Pendampingan Autisme dan ADHD

• Pendamping memastikan mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan baik, menjalin interaksi sosial yang memadai, dan menangani jika ada doronganperilaku impulsif

MENGAJAR MAHASISWA AUTISME DAN ADHD

• Posisikan duduk mahasiswa di lokasi yang minin distraksi. Untuk mahasiswa autisme usahakan tempatduduk yang tetap untuk tiap kuliah. Untuk mahasiswa ADHD usahakan tempat duduk yang tidakmengganggu mahasiswa lainnya

• Usahakan untuk menjalin kontak mata dan berbicara dengan ringkas.

• Menghindari dan meminimalisir adanya perubahan dalam perkuliahan, misalnya jadwal maupun lokasikelas. Informasikan rencana perubahan sehingga mereka memiliki waktu untuk beradaptasi

• Melibatkan mahasiswa dalam aktivitas kelompok dan mendorong rekan-rekan sekelasnya untuk tetapmelibatkan mahasiswa tersebut dalam aktivitas kelompok (tidak untuk menjadi “pupuk bawang”)

• Mengingatkan dengan cara yang baik jika mahasiswa menunjukkan perilaku impulsif maupun perilakustereotipe yang berlebihan (misal bertepuk tangan dengan keras. Menggumam dengan keras). Mintabantuan pendamping untuk menenangkan bahkan ijinkan untuk membawa mahasiswa keluar kelassementara waktu

…lanjutan

• Dalam model pembelajaran partisipatif seperti role play dapat menstimulasireaksi mahasiswa autisma atau ADHD. Berikan pengeritan dan pengkondisiansehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri

• Memberikan waktu tambahan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan ujiankarena seringkali kondisi nervous menstimulai reaksi impulsif dan memakanwaktu penyelesaian ujian

• Metode ujian lisan kurang sesuai untuk mahasiswa autisme. Berikan alternatifdengan chatting, presentasi video

Merancang

Pembelajaran bagi

Mahasiswa Penyandang

Disabilitas

Universal Design Learning

• UDL (Universal Design Learning): Pendekatan dalam pengajaran yang bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang beragam

• Contoh penerapannya dalam kelas:

– Menyediakan Pilihan Tugas: Mahasiswa dapat memilih tugas sesuai dengan kebutuhanbelajarnya, misalnya tugas tidak hanya dalam bentuk tertulis, namun bisa membuatpodcast dan lain sebagainya

– Flexible Work Spaces : Memberikan fleksibilitas dalam lingkungan pembelajaran, misalnya

– Digital dan Audio teks: Menyediakan materi dalam berbagai bentuk misalnya bentukcetak, digital, text to speech dan buku audio

Lanjutan

• Differentiated Instructional Strategies: merupakan konsep filosofis yang memungkingkan pengajar untuk merencanakan strategi untuk mencapai danmemenuhi kebutuhan peserta didik yang sangat beragam.

• Differentiated Instructional Strategies (DIS) dapat dilakukan dalam 3 elemenkurikulum yaitu:

– Diferensiasi Konten

– Diferensiasi Proses

– Diferensiasi Produk

Perencanaan DI

• Dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang lekat dengan karakteristikmahasiswa penyandang disabilitas yaitu:

– Hambatan Mahasiswa Penyandang Disabilitas sesuai dengan kedisabilitasannya.

– Akomodasi yang dibutuhkan mahasiswa penyandang disabilitas.

– Teknologi Bantu yang dibutuhkan oleh mahasiswa penyandang disabilitas.