Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
The Way of The Bow
(jalan dari sebuah busur panah)
Paulo Coelho
2008
Type : Short Fiction
Source : Feedbooks
Penerjemah : Ed Proofread : Kan
http://tiruan.wordpress.com
2
1.
‘Tetsuya.’
Terkaget, anak laki-laki itu memandangi si orang asing.
‘Tidak seorang pun di kota ini pernah melihat Tetsuya menggunakan busur panah,’ jawabnya
‘Semua orang mengenalnya sebagai seorang pengrajin.’
‘Mungkin ia sudah menyerah, mungkin ia telah kehilangan keberaniannya, itu tidak penting
lagi buatku,’ tegas si orang asing. ‘Tetapi dia tidak lagi dapat dianggap sebagai pemanah terbaik di
negara ini jika ia telah menanggalkan keahliannya, inilah alasan mengapa selama ini aku melakukan
perjalanan, untuk menantangnya dan mengakhiri reputasi yang sudah tidak pantas lagi
disandangnya.’
Anak laki-laki itu melihat tidak ada gunanya berdebat; lebih baik membawa pria itu ke toko si
pengrajin supaya dia bisa melihat kekeliruannya dengan mata kepalanya sendiri.
Tetsuya sedang berada di bengkel kerajinanannya yang terletak di belakang rumahnya. Dia
berbalik untuk melihat siapa yang sudah datang, tetapi senyumnya membeku setelah pandangan
matanya jatuh kearah tas panjang yang sedang dibawa orang asing itu.
‘Hal Ini, tepat seperti yang kau pikirkan,’ kata orang yang baru saja tiba. ‘Saya tidak datang
kemari untuk menganggu atau untuk memancing amarah seorang pria yang telah menjadi legenda.
Secara sederhana saya hanya ingin membuktikan bahwa, setelah latihan bertahun-tahun, Saya telah
berhasil meraih kesempurnaan.’
Tetsuya memperlihatkan sikap acuh, sepertinya dia akan kembali melanjutkan pekerjaannya:
ia hanya meletakkan kakinya di meja.
‘Seorang lelaki yang telah mengabdi, sebagai contoh misalnya, untuk selama satu generasi
penuh tidak dapat menghilang begitu saja seperti yang telah anda lakukan,’ orang asing itu
meneruskan. ‘Saya mengikuti ajaranmu, saya berusaha untuk menghormati jalan dari panah, dan
saya berhak untuk memperlihatkan kemampuan memanah saya dihadapan anda. Jika anda mau
memenuhinya, Saya akan pergi jauh-jauh dan tidak akan memberitahukan siapapun dimana kita bisa
menemui guru memanah terhebat sepanjang masa.’
Orang asing itu menarik sesuatu dari tasnya sebuah busur panah panjang yang terbuat dari
bambu yang sudah dilapisi pernis, dengan pegangannya yang berada sedikit agak kebawah dari titik
tengahnya. Dia menunduk memberikan hormat ke Tetsuya, kemudian beranjak ke keluar menuju
kebun dan menunduk hormat lagi ke tempat yang dipilihnya. Kemudian dia mencabut sebuah anak
panah yang sudah ditambatkan dengan bulu elang, berdiri dengan kakinya berpijak kuat ke
permukaan tanah, untuk mendapatkan kuda-kuda kuat yang ketika memanah, dan dengan satu
tangan membawa busur panah ke hadapan wajahnya, dan dengan yang tangan yang lainnya dia
mengarahkan si anak panah.
Anak laki-laki itu mennyaksikan dengan senang dan takjub. Sekarang Tetsuya telah berhenti
sejenak dari pekerjaan yang sedang dilakukannya dan mengamati si orang asing dengan sedikit rasa
penasaran.
Dengan anak panah tertaut ke rentangan tali busur panah, orang asing tersebut mengangkat
busur panahnya supaya posisinya sejajar dengan tengah-tengah dadanya. Dia mengangakatnya ke
3
atas kepalanya dan, kemudian dengan perlahan merendahkan tangannya lagi, memulai untuk
menarik rentangan tali busurnya kebelakang.
Saat anak panah sejajar dengan wajahnya, busur panah sudah ditariknya dengan erat. Untuk
sesaat hal tersebut terlihat seakan membeku abadi selamanya, pemanah dan busur panahnya masih
tetap pada posisinya. Anak laki-laki itu melihat kearah dimana anak panah itu di arahkan, tetapi ia
tidak dapat melihat sesuatu apapun yang menjadi sasaran.
Tiba-tiba dalam sekejap mata, tangan yang berada pada rentangan tali dibukanya, tangan
tersebut terdorong ke arah yang berlawanan, busur panah yang berada di tangan lainnya
memperlihatkan bentuk busur yang anggun, dan anak panah menghilang sementara dari pandangan
sekedar untuk kemudian muncul kembali di kejauhan.
‘Pergi dan ambil itu’, kata Tetsuya.
Anak laki-laki itu kembali dengan anak panah: yang ditemukannya tergeletak di tanah
menembus buah ceri, sejarak empat puluh meter.
‘Aku tidak memiliki anak panah, maka dari itu aku membutuhkan satu dari kepunyaanmu.
Aku akan melakukan seperti yang kau minta, tetapi kau perlu menepati janji yang kau buat, untuk
tidak mengungkap nama desa dimana aku tinggal. Jika siapapun bertanya padamu tentangku,
katakan bahwa kau pergi sampai ke ujung dunia mencoba untuk menemukanku dan pada akhirnya
menemukan bahwa aku sudah digigit oleh ular dan sudah mati dua tahun yang lalu.’
Orang asing itu mengangguk dan memberikan satu anak panahnya.
Menumpukan salah satu ujung busur panah bambu panjangnya ke dinding dan menekannya
keras ke bawah, Tetsuya meregangkan busur panahnya. Kemudian, tanpa berkata apa-apa, dia
menunjuk ke arah pegunungan.
Orang asing dan anak laki-laki itu ikut pergi dengannya. Mereka berjalan selama satu jam,
hingga mereka mencapai celah besar diantara dua bebatuan yang dilalui sungai deras, yang hanya
dapat dilalui hanya dengan cara melewati jembatan tali yang sudah robek-robek dan hampir pada
titik dimana jembatan itu akan roboh.
Dengan cukup tenang, Tetsuya melangkah menuju tengah-tengah jembatan, yang berayun-
ayun dengan mengerikan; dia menunduk ke arah sesuatu di seberang, mengarahkan busur panahnya
seperti yang si orang asing lakukan, mengangkatnya ke atas, membawanya kembali sejajar dengan
dadanya dan menembakkannya.
Anak laki-laki dan orang asing tersebut melihat bahwa sebuah buah persik yang sudah
masak, dengan jarak sekitar dua puluh meter. Telah tertembus anak panah.
‘Kau memanah buah ceri, sedangkan aku memanah buah persik,’ kata tetsuya, yang sedang
berjalan kembali ke tepian yang aman. ‘Buah ceri yang berukuran lebih kecil. Dan kau mengenai
sasaranmu dari jauh dengan jarak empat puluh meter, hasilku hanya setengah dari itu. Maka dari itu,
kau harusnya, dapat mengulangi apa yang baru saja aku lakukan. Berdiri ditengah jembatan sana
dan lakukan seperti yang aku lakukan.’
Dengan ngeri, orang asing itu melakukan perjalanannya ke tengah jembatan yang sudah
bobrok itu, terpaku dengan tetesan air yang jatuh dengan curam dibawah kakinya. Ia melakukan
ritual gerakan tubuh yang sama dan memanah ke arah pohon persik, tetapi anak panahnya berlalu
melampaui.
4
Ketika ia kembali ke tepian, wajahnya pucat seperti orang mati.
‘Kau memiliki kemampuan, wibawa, dan postur tubuh,’ kata Tetsuya. ‘Kau memiliki teknik
genggaman yang baik dan telah mahir memanah, tapi kau belum menguasai pikiranmu. Kau tahu
bagaimana cara memanah, ketika semua keadaan disekitarmu sedang mendukung, tetapi ketika kau
berada di tempat yang berbahaya, kamu tidak dapat mengenai sasaran. Seorang pemanah tidak
selalu dapat memilih lokasi sebuah pertempuran, maka dari itu mulai lagi latihanmu dan persiapkan
dirimu untuk situasi yang tidak menguntungkan. Lanjutkanlah di dalam jalan dari sebuah busur
panah, untuk itulah seluruh perjalanan itu hidup, tetapi ingatlah bahwa memanah yang baik dan
akurat itu sangat berbeda dengan memanah yang dilakukan dengan ketenangan dari dalam jiwamu.
Si orang asing menunduk hormat lagi, menempatkan busur panah dan anak panahnya ke
dalam tas panjang yang dibawa di punggungnya, kemudian ia pergi.
Dalam perjalanan kembali pulang, si anak laki-laki terlihat sangat gembira.
‘Kau menunjukkan kepadanya, Tetsuya! Kau memang sungguh yang terbaik!.’
‘Tidak semestinya kita pernah menilai seseorang tanpa sebelumnya belajar untuk
mendengarkan dan menghormati mereka. Orang asing itu adalah orang yang baik; dia tidak
menghinaku atau atau mencoba membuktikan bahwa dia lebih baik dariku, meskipun mungkin dia
telah memberikan kesan itu. Ia ingin menunjukkan kemampuannya dan mendapatkan pengakuan
atas itu, meskipun dia terlihat memberikan kesan bahwa ia menantangku. Disamping itu,
menghadapi cobaan yang tidak diduga-duga adalah bagian keseluruhan dari jalan sebuah busur
panah, dan tepatnya hal tersebut adalah yang orang asing itu ijinkan untuk aku lakukan hari ini.
‘Dia mengatakan bahwa kaulah yang terbaik, Dan aku bahkan tidak pernah tau bahwa kau
adalah seorang guru dalam memanah. Jadi mengapa kau bekerja sebagai seorang pengrajin?’
‘Karena jalan dari sebuah panah berlaku untuk segala sesuatu, dan impianku adalah untuk
bekerja dengan kayu. Disamping itu, seorang pemanah yang mengikuti jalannya tidak memerlukan
sebuah busur panah atau sebuah anak panah atau sebuah sasaran.’
‘Tidak ada hal menarik yang pernah terjadi di desa ini, dan mendadak sekarang disini aku
berhadap-hadapan dengan guru dari sebuah ilmu yang tidak lagi diperdulikan orang,’ kata anak laki-
laki itu, matanya bersinar. ‘Apa itu jalan dari sebuah busur panah? Dapatkah kau mengajarkan ku?’
‘Mengajarkan hal tersebut tidak terlalu sulit. Aku dapat melakukannya dalam waktu kurang
dari satu jam, sembari kita berjalan kembali ke desa. Hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah
untuk melaksanakannya setiap hari, sampai kau mencapai akurasi yang diperlukan.’
Mata anak itu terlihat memohon kepadanya untuk meng-iya-kannya. Tetsuya berjalan dalam
diam sekitar lima belas menit dan ketika dia berbicara kembali, suaranya terkesan lebih muda:
‘Hari ini aku merasa puas. Aku telah menghormati pria yang, bertahun-tahun lalu,
menyelamatkan nyawaku dan, karena itu, Aku akan mengajarkanmu semua aturan yang diperlukan,
tetapi aku tidak dapat melakukan hal yang lebih jauh dari itu. Jika kau mengerti apa yang kukatakan
kepadamu, kamu dapat menggunakan ajaran itu untuk apa yang kau inginkan. Baru saja, beberapa
menit yang lalu, kau memangilku guru? Aku tidak mengatakan bahwa dia seseorang yang
mengajarkan sesuatu, tetapi ia adalah seseorang yang menginspirasikan muridnya untuk melakukan
yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menemukan pengetahuan yang sudah dimilikinya di dalam
jiwanya.’
5
Dan dalam perjalanan mereka menuruni gunung, Tetsuya menjelaskan tentang jalan dari
sebuah busur panah.
6
2. Allies (sekutu)
Seorang pemanah yang tidak membagikan kebahagiaan busur panah dan anak panahnya dengan
orang lain maka, ia tidak akan pernah mengetahui dimana kualitas dan kekurangannya.
Maka dari itu, sebelum kau memulai semuanya, carilah sekutumu, seseorang yang tertarik
dengan apa yang sedang kau lakukan. Aku tidak mengatakan ‘carilah pemanah lainnya’.
Aku mengatakan: carilah seseorang dengan kemampuan lain, karena jalan sebuah busur
panah adalah tidak berbeda dengan jalur manapun yang diikuti dengan penuh antusias.
Para sekutumu tidaklah perlu seseorang yang mempesona yang selalu dilihat orang dengan
kagum atau seseorang yang orang banyak katakan :’tidak adalagi yang lebih baik.’ Sebaliknya,
mereka adalah orang yang tidak takut melakukan kesalahan dan malah kemudian melakukan
kesalahan, yang menyebabkan mengapa terkadang hasil pekerjaan mereka tidak diketahui orang.
Namun demikian mereka adalah tipe orang yang mengubah dunia, yang setelah melalui banyak
kesalahan, berhasil melakukan sesuatu yang mampu membuat perubahan di sekitarnya.
Mereka adalah seseorang yang tidak betah hanya duduk-duduk saja dan menunggu sesuatu
terjadi untuk memutuskan sikap apa yang akan diambil; saat mereka memutuskan sikap saat itu juga
mereka bertindak, dengan kesadaran penuh bahwa hal ini terbukti sangat beresiko.
Hidup dengan seseorang seperti itu sangatlah penting bagi seorang pemanah karena ia perlu
menyadari bahwa sebelum ia mencapai targetnya, pertama-tama dia harus merasa cukup bebas
untuk mengubah arah ketika ia membawa busur panah ke hadapan dadanya.
Ketika ia membuka tangannya dan melepaskan regangan tali, dia harus mengatakan ke
dirinya: ‘Ketika aku sedang menarik busur panah, Aku berkelana di jalan yang panjang. Sekarang aku
melepas anak panah ini dengan menyadari bahwa aku telah mengambil segala resiko yang mungkin
akan terjadi dan memberikan yang terbaik dari diriku.’
Sekutu yang terbaik adalah dia yang tidak berpikir seperti kebanyakan orang yang lainnya.
Itulah mengapa ketika kau mencari sahabat untuk berbagi semangat memanahmu, carilah seseorang
yang dapat dipercaya, percayalah kata hatimu dan palingkan perhatianmu dari apa yang mungkin
akan dikatakan orang. Manusia selalu menilai orang lain dengan mengambil bentuk keterbatasan
mereka sendiri, dan pendapat orang lain biasanya selalu penuh dengan prasangka dan kekawatiran.
Bergabunglah dengan mereka yang melakukan eksperimen, mengambil resiko, terjatuh,
mendapat luka dan kemudian mengambil lebih banyak lagi resiko. Menjauhlah dari mereka yang
menegaskan kebenaran, yang mengkritisi orang yang tidak berpikiran sama dengan mereka,
seseorang yang tidak pernah sekalipun mengambil langkah kecuali mereka telah yakin bahwa
mereka akan dihormati karena telah melakukan hal itu, dan mereka yang lebih menyukai kepastian
daripada ketidakpastian.
Berstulah dengan mereka yang terbuka dan tidak takut rentan menjadi sasaran: mereka
mengerti bahwa seseorang hanya dapat berkembang ketika mereka mulai memperhatikan pada apa
yang rekan mereka lakukan, bukan untuk sekedar mengkomentarinya, tetapi untuk mengaguminya
pengabdian dan keberaniannya.
Kau boleh berpikir bahwa seorang pemanah dapat dikatakan tidak menarik, katakanlah
seperti seorang pembuat roti atau seorang petani, tetapi aku dapat meyakinkanmu bahwa mereka
akan memperkenalkan apapun yang mereka lihat kedalam apa yang mereka lakukan.
7
Kau akan melakukan hal yang serupa: kau akan mempelajari dari seorang pembuat roti yang
baik bagaimana menggunakan tanganmu dan bagaimana mendapatkan campuran adonan yang
bagus. Kamu akan belajar dari petani untuk memiliki kesabaran, untuk bekerja keras, untuk
menghormati musim dan untuk tidak mengutuk badai, karena itu akan membuang-buang waktu.
Bergabunglah dengan mereka yang selentur kayu dari busur panahmu dan mereka yang
memahami pertanda sepanjang jalan. Mereka adalah seseorang yang tidak ragu untuk mengubah
arah ketika berjumpa dengan rintangan yang dapat di atasi, atau ketika mereka melihat ada sebuah
kesempatan yang lebih baik.
Mereka memiliki kualitas dari air: mengalir di sekitar batu, beradaptasi dengan alur sungai,
terkadang bergabung membentuk danau hingga lubangnya terisi penuh sampai akhirnya tumpah,
dan mereka akan meneruskan perjalanan mereka, karena air tidak pernah lupa bahwa laut adalah
tujuannya dan cepat atau lambat itu pasti dicapainya.
Bergabung dengan mereka yang tidak pernah mengatakan: ‘Benar, ini dia, Aku tidak akan
pergi kemana-mana lagi,’ karena seperti pastinya musim semi setelah musim dingin, yang tidak ada
akhirnya; setelah menggapai tujuanmu, kau harus memulai lagi, selalu pergunakanlah semua yang
telah kau pelajari dari dalam perjalananmu.
Bergabunglah dengan mereka yang bernyanyi, memberitahukan cerita, mengambil
kesenangan dalam hidup, dan memiliki kegembiraan dimata mereka, karena kegembiraan itu
menular dan mampu mencegah yang lainnya dari menjadi lunglai lesu oleh karena tekanan,
kesepian, dan kesulitan.
Waktunya telah tiba, untuk kemudian, bertemu dengan busur panahmu, anak panahmu,
sasaranmu dan jalanmu.
8
3. The Bow (busur panah)
Busur panah adalah kehidupan: sumber dari seluruh energi.
Anak panah akan pergi suatu hari nanti.
Sasarannya berada jauh sekali.
Tetapi busur panahnya akan tetap berada bersama dirimu dan kau harus tau bagaimana cara
menjaganya.
Ia membutuhkan suatu waktu dimana ia tidak dipergunakan – sebuah busur panah yang
selalu digunakan sebagai senjata dan dikaitkan, kehilangan kekuatannya. Maka dari itu, biarkan ia
beristirahat, untuk mengembalikan ketangguhannya. Ketika kau menarik regangan tali busur panah.
Busur tersebut akan menahan, dengan seluruh kekuatannya sendiri.
Busur panah tidak mempunyai nurani: ia adalah perpanjangan dari tangan dan hasrat sang
pemanah. Ia dapat memenuhi perintah untuk membunuh atau untuk merenungkan. Maka dari itu,
senantiasalah jelas tentang apa yang menjadi maksud dan tujuanmu.
Busur panah itu lentur, tetapi ia mempunyai batasannya sendiri. Meregangkan melebihi
kapasitas akan mematahkannya atau menguras tenaga orang yang memegangnya. Jadi, berusahalah
untuk menjadi harmonis dengan dengan instrumenmu dan jangan pernah meminta lebih daripada
apa yang dapat ia berikan.
Busur panah berdiam atau berada ditangan seorang pemanah, tetapi tangan hanyalah
tempat dimana semua otot dari badan, semua tujuan dari pemanah dan semua usaha untuk
menembak dikonsentrasikan. Jadi, demi mempertahankan keanggunan postur sambil menarik busur
panah, pastikanlah bahwa setiap bagian melakukan hanya apa yang perlu dilakukannya dan jangan
membuang-buang tenaga. Dengan cara itu, kamu dapat melakukan banyak tembakan anak panah
tanpa menjadi lelah.
Demi untuk memahami busur panahmu, ia harus menjadi bagian dari lenganmu dan
perluasan dari pemikiranmu.
9
3. The Arrow (anak panah)
Anak panah adalah tujuan.
Dialah yang menyatukan kekuatan dari busur panah dengan titik pusat dari sasaran.
Tujuanmu haruslah bening seperti kristal, tegas dan berimbang. Ketika anak panah sudah
terlepas, ia tidak akan kembali lagi, jadi lebih baik mengehentikan sebuah tembakan, karena
pergerakan yang mengarahkannya tidak sepenuhnya benar dan tepat, daripada bertindak asal-
asalan, hanya karena busur panahnya sudah ditarik penuh dan sasarannya sudah menunggu.
Tetapi jangan pernah berhenti menahan dari menembakkan anak panah jika apa yang
membuatmu tak berdaya adalah takut untuk berbuat kesalahan. Jika kamu telah melakukan
pergerakan yang benar, buka tanganmu dan lepaskan regangan talinya. Bahkan jika anak panahnya
gagal mengenai sasaran, kamu akan belajar bagaimana caranya untuk meningkatkan bidikanmu di
waktu selanjutnya.
Jika kamu tidak pernah mengambil resiko, kamu tidak akan pernah tahu perubahan apa yang
perlu kamu lakukan.
Setiap anak panah akan meninggalkan ingatan di dalam hatimu, dan jumlah dari ingatan
itulah yang akan membuat tembakanmu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
10
4. The Target (sasaran)
Target adalah Sasaran yang harus di capai.
Ia dipilih oleh sang pemanah dan meskipun jaraknya cukup jauh, kita tidak dapat
menyalahkan jaraknya yang jauh ketika gagal mengenainya. Disinilah terletak keindahan dari jalan
sebuah busur panah: kau tidak akan pernah bisa berdalih kepada dirimu sendiri dengan mengatakan
bahwa musuh itu jauh lebih kuat daripadamu.
Kau sendirilah yang menentukan sasaranmu dan kau bertanggung jawab atas itu.
Sebuah sasaran bisa saja lebih besar, lebih kecil, dari arah sebelah kanan atau arah sebelah
kiri. Tetapi kau harus selalu siap sebelum ia menghampiri, hormati dia dan anggaplah secara mental
ia menjadi lebih dekat. Hanya jika ia berada tepat dihadapan ujung anak panahmulah kamu boleh
melepaskan regangan tali busur panahmu.
Jika kamu melihat sasaran hanya sebagai seorang musuh, kau mungkin dapat saja mengenai
sasaranmu. Tetapi kau tidak akan mendapat peningkatan apapun untuk dirimu. Kau akan menjalani
sepanjang hidupmu hanya untuk mencoba menancapkan anak panah di tengah secarik kertas atau
sebatang kayu, yang sepenuhnya sangat sia-sia. Dan ketika kau sedang berada bersama dengan
orang-orang disekitarmu, kau hanya akan menghabiskan waktumu untuk mengeluh bahwa kau tidak
pernah melakukan sesuatu yang menarik untuk dirimu.
Itu mengapa kau harus menentukan sasaranmu, lakukan yang terbaik untuk mengenainya,
dan selalu perlakukan dia dengan penuh hormat dan penghargaan; kamu harus memahami apa
maknanya bagimu dan berapa banyak kerja keras, latihan dan intuisi yang dibutuhkan dari dalam
dirimu sendiri untuk mengenainya.
Ketika kau melihat ke arah sasaranmu, janganlah hanya berkonsentrasi kepadanya, tetapi
juga terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya, karena sebuah anak panah, ketika ia dilesatkan,
akan menghadapi berbagai faktor yang sulit untuk kau perhitungkan seperti angin, berat, dan jarak
yang pasti.
Kamu harus memahami sasaranmu. Kau harus sering bertanya kepada dirimu sendiri: ‘Jika
akulah sasarannya, dimana aku berada ? bagaimanakah rasanya jika terkena, sehingga pemanah bisa
diberikan penghormatan yang layak didapatkannya?.
Sasaran hanya ada jika pemanahnya ada. Yang menyatakan kehadirannya adalah keinginan
sang pemanah untuk mengenainya, jika tidak ia hanyalah sekedar objek yang membosankan,
selembar kertas atau sebatang kayu tanpa makna.
Seperti layaknya sebuah busur panah mencari sasarannya, demikian juga sasaran mencari
busur panahnya, karena busur panahlah yang memberikan makna atas kehadirannya; ia tidak lagi
hanya sekedar potongan kertas tanpa makna; bagi seorang pemanah, disanalah pusat dunianya.
11
5. Posture (posisi tubuh)
Ketika kau sudah memahami tentang busur panah, anak panah dan sasarannya, selanjutnya
kau harus memiliki ketenangan dan keanggunan yang diperlukan untuk belajar bagaimana caranya
memanah.
Ketenangan datang dari dalam hati. Meskipun terkadang hati itu tersiksa dengan pemikiran
tentang ketidakpastian, ia mengetahui bahwa – melalui posisi yang benar – ia akan dapat
memberikan yang terbaik.
Keanggunan bukanlah sesuatu yang dangkal, tetapi bagaimana cara seorang manusia dalam
perjalanan hidupnya dapat menghargai apa yang menjadi kehidupan dan pekerjaannya. Jika kau
secara tidak sengaja menemukan posisi tubuh yang tidak nyaman, janganlah berpikiran bahwa hal
tersebut sebagai kesalahan ataupun dibuat-buat; karena itu sulit untuk dilakukanlah kenapa hal
tersebut nyata.
Hal tersebutlah yang membuat sasaran merasa dihargai oleh kebesaran seorang pemanah.
Keanggunan bukanlah posisi tubuh yang paling nyaman. Tetapi posisi tubuh inilah yang
paling baik jika ingin tembakan yang dihasilkan sempurna.
Keanggunan dapat diperoleh ketika semua yang berlebihan dan tidak berguna sudah
dibuang, dan si pemanah telah menemukan konsentrasi dan kesederhanaan. Semakin sederhana
dan tenang posisi tubuhmu, maka ia akan terlihat semakin indah.
Salju terlihat indah karena ia hanya mempunyai satu warna saja, laut menjadi begitu
indahnya karena ia terlihat memiliki permukaan yang begitu datarnya, tetapi keduanya baik salju
maupun laut mengenal secara dalam kualitas yang dimilikinya.
12
6. How to hold the Arrow (cara memegang anak panah)
Pada saat kau memegang anak panah ketika itu juga kau bersentuhan dengan tujuanmu sendiri.
Kau harus memperhatikan keseluruhan anak panah itu, memeriksa apakah bulu-bulunya
yang akan memandunya terbang telah diikat dengan baik, dan memastikan bahwa pucuknya sudah
cukup runcing.
Pastikanlah bahwa bentuknya lurus dan tidak berubah bengkok atau rusak karena sudah
dipergunakan sebelumnya.
Dalam tampilannya yang sederhana dan ringan, anak panah mungkin terlihat rapuh, akan
tetapi kekuatan dari pemanah adalah untuk mengirimkan tenaga dari tubuh dan pikirannya agar
dapat dibawa oleh anak panah dalam perjalanannya.
Legenda menyebutkan bahwa dengan sebatang anak panah sebuah kapal dapat tenggelam,
karena orang yang memanahkannya tahu dibagian mana bagian kayu yang paling lemah dan
membuat lubang yang memungkinkan secara perlahan air terus menerus masuk ke dalam lambung
kapal, hal tersebut untuk membalas ancaman dari mereka yang akan menyerang desa.
Anak panah adalah tujuan yang meninggalkan tangan pemanahnya dan bergerak menuju
sasaran, itu karena, ia terbang melesat dengan bebas dan akan mengikuti jalur yang sudah dipilihkan
ketika ia dilesatkan.
Dia akan terpengaruh oleh tiupan angin dan tarikan gravitasi. Tetapi memang itu adalah
bagian dari lintasan yang harus dilaluinya; sebuah daun tidak akan berhenti menyerah menjadi daun
hanya karena badai mengoyak-ngoyaknya dari pohon.
Tujuan seseorang haruslah sempurna, tegas, tajam, kuat, tepat. Tidak ada sesuatu apapun
yang dapat menghentikannya untuk melintasi ruang yang memisahkannya dari takdirnya.
13
7. How to hold the Bow (cara memegang memegang busur panah)
Tetap tenang dan bernapaslah dalam-dalam.
Setiap gerakan, perubahan yang terjadi akan disadari oleh para sekutumu, dan mereka akan
menolongmu jika diperlukan. Tetapi jangan lupakan bahwa musuhmu juga memperhatikan, dan
mereka memahami betul perbedaan antara tangan sigap dan yang tidak sigap: maka dari itu jika kau,
dalam keadaan tegang, tariklah napas dalam-dalam, karena hal tersebut akan membantumu
berkosentrasi untuk setiap keadaan.
Pada saat kau mengangkat busur panahmu dan membawanya -dengan elegan- kehadapan
tubuhmu, selamilah pikiranmu ketika kau berada pada tahapan yang akan membuatmu siap untuk
menembakannya.
Tetapi lakukanlah hal ini tanpa tekanan, karena tekanan akan membuatmu kesulitan untuk
mengingat segala aturan yang ada dikepalamu; dan dengan pikiran yang tenang, kau akan mengingat
kembali setiap tahapnya, dan kau akan mengingat kembali bagian yang paling sulit dan bagaimana
akhirnya kau dapat mengatasinya.
Dengan cara ini kau akan mampu meraih kepercayaan diri dan tanganmu akan berhenti
gemetar.
14
8. How to draw the Bow String (cara menarik tali busur panah)
Sebuah busur panah adalah alat musik, dan suaranya bisa terdengar dari senarnya.
Mesikipun tali busur panah terentang luas. Tetapi anak panah hanya menyentuhnya pada
sebuah titik, dan semua pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pemanah harus
dikonsentrasikan ke sebuah titik kecil itu.
Jika dia sedikit membukuk kekiri atau kekanan, jika titik itu berada diatas atau dibawah garis
tembak, dia tidak akan pernah dapat mengenai sasarannya.
Oleh sebab itu, ketika kau menarik tali busur panah, bayangkanlah jika kau adalah seorang
musisi yang sedang memainkan alat musik.
Dalam musik, waktu lebih penting dari pada ruang; sekumpulan baris tangga nada dalam
garis tidak memiliki arti apa-apa, tetapi bagi seseorang yang mampu membaca makna yang tertulis
didalamnya, apa yang tertulis di garis tersebut dapat diubahnya menjadi suara dan ritme.
Seperti layaknya pemanah membenarkan keberadaan sasaran, demikian juga anak panah
membenarkan keberadaan busur panah: kau bisa melempar anak panah dengan tanganmu, tetapi
busur panah tanpa anak panah akan menjadi sama sekali tidak berguna.
Jadi, ketika kau membuka lenganmu, janganlah kau berpikiran bahwa dirimu sedang
meregangkan busur panah. Pikirkanlah bahwa anak panah adalah titik pusat yang tidak bergerak dan
dirimu sedang berusaha untuk membawa ujung belakang anak panah dan tali busur panah bersama-
sama semakin dekat.
Sentuh talinya dengan lembut; mintalah kerjasama darinya.
15
9. How to look at the Target (cara membidik sasaran)
Banyak pemanah yang mengeluh bahwa, meskipun telah bertahun-tahun berlatih ilmu memanah,
mereka masih sering merasa jantung mereka berdegub cemas, tangan mereka gemetaran, bidikan
mereka meleset.
Mereka perlu memahami bahwa busur panah dan anak panah tidak dapat mengubah
apapun, tetapi itulah seni dari ilmu memanah dimana kesalahanmu dibuat begitu jelas.
Pada hari dimana kau tidak lagi mencintai kehidupan, bidikanmu akan kacau, sangat sulit.
Kau akan mendapatkan dirimu tidak memiliki cukup tenaga untuk menarik busur panah
sepenuhnya, bahwa dirimu tidak lagi bisa membuat busur panah begitu melengkung seperti yang
biasa bisa kau lakukan.
Dan ketika pada pagi hari kau merasa bidikanmu begitu buruk, kau perlu mencoba untuk
menemukan apakah sebenarnya yang menjadi penyebab ketidakakuratan seperti itu; ini berarti
menghadapi masalah yang menyulitkanmu, namun yang, hingga, saat itu, tetap berada tersembunyi.
Sesuatu yang sebaliknya juga bisa terjadi: bidikanmu sudah tepat, talinya sudah berdengung
bagaikan alat musik, burung-burung bernyanyi dimana-mana. Kemudian kau menyadari kau telah
memberikan yang terbaik.
Apapun itu, jangan biarkan dirimu terbawa dengan bagaimana cara kau memanah di pagi
hari, apakah itu baik atau buruk. Masih banyak hari kedepan, dan setiap anak panah memiliki
kehidupannya sendiri.
Gunakan saat-saat burukmu untuk menemukan hal apa yang membuatmu gemetar
ketakutan. Pergunakan saat-saat baikmu untuk mancari jalanmu menuju kedamaian didalam dirimu.
Tetapi janganlah pernah berhenti hanya karena terlalu takut atau senang: jalan dari busur
panah tidak memiliki akhir.
16
10. The Moment of releasing the Arrow (saat anak panah dilesatkan)
Ada dua macam tembakan.
Yang pertama adalah yang dilakukan dengan sangat akurat, tetapi tanpa jiwa didalamnya.
Dalam kasus ini, meskipun sang pemanah mungkin sudah menguasai teknik yang hebat. Dia semata-
mata hanya berkonsentrasi pada sasarannya dan karena inilah dia tidak berkembang, dia akan
menjadi jenuh, dia tidak berhasil untuk berkembang, dan, suatu hari, dia akan meninggalkan jalan
dari busur panah karena dia merasa bahwa semuanya telah menjadi rutinitas yang tidak berarti.
Tipe yang kedua adalah tembakan yang dilakukan dengan jiwa. Pada saat tujuan dan
harapan dari sang pemanah dialirkan kedalam lesatan anak panah, tangannya dibuka pada saat yang
tepat, suara yang dihasilkan tali busur membuat burung-burung bernyanyi dan gerakan yang
dilakukan ketika menembak sesuatu dari jauh memprovokasi -secara paradoksal - sebuah kepuasan
dan pencapaian diri.
Kau tahu berapa besar tenaga yang diperlukan untuk menarik busur panah, cara bernapas
yang benar, cara berkonsentrasi terhadap sasaran, paham tentang apa yang tujuan dan harapanmu,
cara mempertahankan posisi tubuh yang elegan, bagaimana menghormati sasaran, tetapi yang juga
perlu kau pahami, tidak ada sesuatu yang selamanya selalu ada bersama kita didunia ini: jika saatnya
tiba, bukalah tanganmu dan biarkan tujuan dan harapanmu pergi untuk mengikuti takdirnya.
Karena itulah, anak panah tidak bisa melesat sebelum pemanah siap untuk menembak,
karena lesatannya tidak akan terlalu kuat. Ia tidak dapat melesat sebelum posisi tubuh dan
konsentrasi yang benar diraih karena tubuhmu tidak akan mampu menopang kekuatannya dan
tanganmu akan mulai gemetar.
Ia harus melesat pada saat busur panah, pemanah dan sasaran berada pada titik yang sama
di alam semesta: inilah yang disebut inspirasi.
17
11. Repetition (pengulangan)
Gerakan tubuh adalah penjelmaan dari kata kerja(verb), dengan kata lain tindakan adalah
pewujudnyataan sebuah pemikiran.
Sebuah gerakan kecil mengkhianati kita, sehingga kita perlu memperdalam semuanya,
memikirkan sampai detil, belajar bagaimana caranya agar itu semua menjadi kebiasaan. Kebiaasaan
tidak ada hubungannya dengan rutinitas, tetapi itu adalah keadaan dimana tingkat sebuah pikiran
melebihi teknik.
Jadi, setelah begitunya banyaknya latihan, kita tidak perlu lagi berpikir tentang langkah-
langkah apa yang perlu dilakukan, semuanya itu telah menjadi satu dengan keberadaan wujud nyata
kita. Tetapi untuk mencapi hal ini kau perlu banyak berlatih dan mengulang kembali.
Dan jika itu masih belum cukup, maka kau harus mengulang kembali dan berlatih.
Perhatikannlah ketika seorang pandai besi sedang menempa logam. Bagi mata yang masih
belum terlatih, dia terlihat seperti hanya memukul-mukul besi dengan kekuatan yang sama pada
setiap pukulan.
Tetapi bagi seseorang yang telah memahami jalan dari panah, sadar betul bahwa setiap kali
ia mengangkat dan menjatukan palunya kebawah, intensitas kekuatan yang dilepaskan berbeda-
beda. Tangannya mengulang gerakan yang sama, tetapi pada saat ia mencapai permukaan logam, ia
memahami bahwa logam itu perlu diberikan sentuhan yang berbeda apakah itu lebih keras atau
lebih lembut.
Seperti itulah halnya pengulangan, meskipun semuanya telihat seperti hal yang serupa, pada
dasarnya semuanya adalah hal yang berbeda.
Perhatikan kincir angin. Bagi orang-orang yang hanya mengamati layarnya sesekali, mereka
terlihat seperti berputar pada kecepatan yang sama, mengulang gerakan yang sama pula.
Tetapi mereka yang sangat paham dengan kincir angin tahu bahwa kincir-kincir itu
dikendalikan oleh angin dan jika diperlukan dapat merubah arah hadapnya.
Tangan seorang pandai besi menjadi terlatih karena telah mengulang-ulang gerakan
memukul dengan palu selama ribuan kali. Layar kincir angin dapat bergerak dengan cepat ketika
angin bertiup kencang dan itu memastikan gerigi-geriginya bekerja dengan lancar.
Seorang pemanah membiarkan banyak anak panah terbang jauh dari sasarannya, karena ia
paham bahwa dia hanya akan dapat belajar pentingnya sebuah busur panah, posisi tubuh, rentangan
tali dan sasaran, dengan ribuan kali mengulang-ulang gerakan-gerakanya dan disertai dengan sikap
tidak takut untuk melakukan kesalahan.
Dan sekutunya yang sejati tidak akan pernah mengkritiknya, karena mereka paham bahwa
latihan itu diperlukan, itu adalah satu-satunya jalan baginya dimana ia dapat mempertajam
instingnya, pukulan palunya.
Pada akhirnya akan tiba waktu dimana ia tidak perlu lagi berpikir tentang apa yang
dilakukannya. Dari saat itu, diri sang pemanahlah yang akan menjadi busur panahnya, anak
panahnya, dan sasarannya.
18
12. How to observe the Flight of the Arrow (cara memahami bagaimana anak panah melesat)
Saat anak panah telah dilesatkan, tidak ada lagi yang dapat dilakukan si pemanah, kecuali hanya
memandanginya bergerak mengikuti lintasannya hingga tiba ke sasaran. Mulai dari saat itu, tidak
ada lagi alasan bagi tekanan yang dibutuhkan untuk melesatkan anak panah untuk tetap ada.
Karena itulah, sang pemanah tetap memfokuskan kedua matanya mengikuti terbangnya
anak panah, tetapi hatinya sudah lega, dan dia tersenyum.
Tangan yang melepaskan regangan tali busur panah terdorong kebelakang, tangan yang
memegang busur panah bergerak maju, sang pemanah dipaksa untuk membuka lebar kedua lengan
dan menghadapi dengan lapang dada dan tulus hati tatapan mata baik dari kawan maupun lawan.
Jika ia telah cukup berlatih, jika dia telah berhasil untuk mengembangkan instingnya, jika dia
mampu mempertahan keeleganan dan konsentrasi terhadap keseluruhan proses dari melesatkan
anak panah, pada saat itu, dia akan, merasakan kehadiran dari alam semesta dan akan melihat
bahwa apa yang dilakukannya itu telah tepat dan pantas.
Teknik membuat kedua tangan menjadi siap, pernapasan menjadi teratur, mata terlatih
terhadap sasaran. Insting membuat penentuan saat melesatkan menjadi sempurna.
Siapapun yang lewat disekitarnya dan melihat sang pemanah dengan lengan terbuka,
dengan mata yang sedang mengikuti anak panahnya, akan berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang
terjadi.
Tetapi sekutunya memahami bahwa pikiran dari orang yang membuat tembakkan itu telah
berpindah dimensi, pada saat ini ia sedang bersentuhan dengan keseluruhan alam semesta; sambil
pikirannya terus bekerja, mempelajari semua hal positif tentang tembakkan tersebut, mengoreksi
kesalahan yang mungkin timbul, menerima kebaikan kualitasnya, dan menunggu untuk melihat
bagaiman reaksi musuh ketika anak panah itu mengenai sasaran.
Ketika sang pemanah menarik regangan tali busur panahnya, ia dapat melihat keseluruhan
dunia dari busur panahnya.
Ketika ia mengikuti kemana anak panahnya melesat, dunia tumbuh lebih dekat kepadanya,
membelainya dan memberinya perasaan yang sempurna dari keberhasilan.
Setiap anak panah melesat ke arah yang berbeda. Kau dapat melesatkan ribuan anak panah
dan masing-masing dari anak panah tersebut akan mengikuti lintasan yang berbeda: itulah jalan dari
sebuah busur panah.
19
13. The Archer without the Bow, without the Arrow, without Target (pemanah tanpa busur panah,
tanpa anak panah, tanpa sasaran)
Pemanah belajar bahwa pada saat ia melupakan semua aturan tentang jalan dari busur panah dan
kemudian bertindak sepenuhnya hanya dengan mengandalkan insting. Untuk, dapat melupakan
semua aturan, sebelumnya kau perlu menghormati dan mempelajarinya.
Ketika ia mencapai tahap ini, ia tidak lagi memerlukan peralatan yang membantunya untuk
belajar. Ia tidak lagi memerlukan busur panah atau anak panah atau sasaran. Karena jalannya lebih
penting daripada sesuatu yang pada awalnya membawanya ke jalan itu.
Dengan cara yang sama, sang murid belajar untuk membaca titik pencapaian dimana ia
membebaskan dirinya dari hanya menjadi sebuah huruf tunggal dan untuk memulai membuat kata-
kata keluar darinya.
Bagaimanapun, jika semua kata saling berhimpitan, mereka tidak akan berarti apapun atau
akan membuatnya sangat sulit untuk dipahami; harus ada jarak di setiap kata-nya.
Di antara setiap satu tindakan dan kelanjutnya, si pemanah mengingat semua yang telah ia
lakukan, ia berbicara dengan sekutunya, beristirahat dan puas dengan fakta bahwa ia tetap hidup.
Jalan dari sebuah busur panah adalah jalan dari suka cita dan antusiasme, tentang
kesempurnaan dan kesalahan, dari teknik dan insting.
Tetapi kau hanya dapat mempelajari hal ini jika kau tetap melesatkan anak panahmu.
20
14.
Pada waktu Tetsuya berhenti berbicara, mereka telah sampai di bengkel kerajinan si pengrajin.
‘Terima kasih kau mau menemani,’ katanya kepada si anak laki-laki.
Tatapi anak itu tidak pergi kemana-mana.
‘Bagaimana caranya aku tahu bahwa aku telah melakukan hal yang benar? Bagaimana
caranya aku bisa yakin bahwa mataku sedang berkonsentrasi, bahwa posisi tubuhku sudah elegan,
bahwa aku sudah memegang busur panahku dengan benar?’
‘Bayangkan bahwa seorang guru panutan yang sempurna selalu ada disampingmu dan
lakukanlah apapun untuk membesarkan dan menghargai pengajarannya. Guru ini, adalah yang biasa
dipanggil orang sebagai Tuhan, meskipun beberapa menyebutnya sebagai ‘sesuatu’ dan yang lainnya
sebagai ‘bakat’, ia selalu memperhatikan kita. Dia berhak mendapat yang terbaik.
‘Ingatlah juga sekutumu: kau harus mensupport mereka, karena mereka akan membantumu
pada saat dimana kau membutuhkan pertolongan. Cobalah membangun sebuah bakat dari
kebaikan: bakat ini akan membuatmu selalu berdamai dengan pikiranmu. Tetapi, diatas segalanya,
jangan lupakan bahwa apa yang kukatakan kepadamu ini mungkin hanya sekadar kata-kata yang
meng-inspirasi, tetapi kata-kata ini hanya akan masuk akal bagimu jika kau mengalaminya sendiri.’
Tetsuya mengangkat tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi anak laki-laki itu
berkata:
‘Satu hal lain lagi, bagaimana caranya kau belajar menembak dengan busur panah?’
Tetsuya berpikir untuk beberapa saat: apakah penting untuk menceritakannya? Karena hari
ini adalah hari yang spesial, ia membuka pintu ke workshopnya dan berkata :
‘Aku akan membuat sedikit teh, dan aku akan menceritakan kepadamu sebuah cerita, tetapi
kau harus berjanji hal yang sama dengan yang orang asing tadi janjikan kepadaku – jangan pernah
bercerita kepada siapapun tentang kemampuanku sebagai pemanah.’
Dia masuk kedalam, menyalakan lampu penerangan, membungkus busur panahnya lagi
dengan kain dari kulit yang panjang dan menempatkannya jauh dari pengelihatan. Jika siapapun
tersandung karena bungkusan itu mereka akan berpikiran bahwa itu hanyalah sebilah bambu yang
terbungkus. Dia pergi ke dapur, membuat teh, duduk dengan anak laki-laki itu dan memulai
ceritanya.’
21
15. Tetsuya’s Story (kisah tetsuya)
Pada waktu itu aku sedang mengabdi untuk seorang bangsawan yang tinggal di daerah; aku
bertanggung jawab untuk mengawasi kandang kuda miliknya. Tetapi karena tuanku selalu
bepergian, aku memiliki banyak waktu luang, sehingga kemudian aku menjerumuskan diriku kepada
apa yang pada waktu aku anggap itu sebagai tujuan hidupku yang sebenarnya: minuman keras dan
wanita.
Suatu hari, setelah menghabiskan beberapa hari tanpa tidur, aku merasa pusing dan pingsan
di tengah-tengan pedesaan, yang jauh dari manapun. Aku berpikiran bahwa aku akan segera mati
dan menyerah pasrah pada keadaan. Tetapi kemudian, ada seorang pria yang belum pernah aku
temui sebelumnya sedang melewati jalan itu; ia menolongku dan membawaku ke kediamannya -
sebuah tempat yang sangat jauh dari sini – dan merawatku hingga kembali sehat selama beberapa
bulan kemudian.
Ketika aku sedang dalam pemulihan, Aku terbiasa melihatnya pergi keluar pada pagi hari
dengan membawa busur dan anak panahnya.
Ketika sudah merasa lebih baik, aku memintanya untuk mengajariku ilmu memanah; hal itu
jauh lebih menarik daripada mengawasi kuda. Ia memberitahuku bahwa kematianku sudah datang
lebih dekat, dan bahwa sekarang aku tidak dapat lagi mengusirnya menjauh. Hal itu hanya berjarak
dua langkah dariku, karena aku telah melakukan kerusakan yang parah terhadap tubuhku.
Jika aku ingin belajar, itu hanya menjaga agar kematian tidak menyentuhku. Seorang laki-laki
di tempat yang jauh, disisi lain dari samudra, telah mengajarinya bahwa mungkin saja menghidar
dari jalan menuju jurang kematian. Tetapi dalam kasusku, untuk sisa hari-hariku, Perlu bagiku untuk
menyadari bahwa aku sedang berjalan di tepi jurang dan setiap saat bisa jatuh ke dalamnya.
Dia mengajariku jalan dari busur panah. Dia memperkenalkanku ke sekutunya, dia
membuatku mengambil bagian dalam kompetisi, dan segera kemasyuranku tersebar keseluruh
negeri.
Ketika dia melihat bahwa aku telah cukup belajar, dia mengambil anak panah dan sasaranku,
kemudian hanya meninggalkan busur panah sebagai kenang-kenangan. Dia menyuruhku agar
menggunakan ajarannya untuk melakukan sesuatu yang akan memenuhiku dengan ketertarikan
yang sesungguhnya.
Aku berkata bahwa hal yang paling aku sukai adalah kerajinan kayu. Dia memberiku restu
dan memintaku untuk pergi dan untuk mengabdikan diriku terhadap hal yang paling aku nikmati
sebelum ketenaranku sebagai pemanah berakhir dan menghancurkanku, atau membawaku kembali
ke kehidupanku yang sebelumnya.
Setiap detik setelah saat itu adalah perjuangan melawan sifat buruk dan rasa kasihan
terhadap diri sendiri.
Aku perlu untuk tetap fokus dan tenang, untuk melakukan pekerjaan yang aku pilih dengan
cinta dan jangan pernah terpaku pada keadaan sekarang, karena kematian masih sangat dekat,
jurang itu masih ada di dekatku, dan aku berjalan di sepanjang tepiannya.’
22
16.
Tetsuya tidak mengatakan bahwa kematian itu selalu dekat bagi setiap makluk hidup; anak laki-laki
itu masih terlalu muda dan belum penting baginya untuk memikirkan hal-hal seperti itu.
Tetsuya juga tidak mengatakan bahwa jalan dari busur panah hadir di setiap kegiatan dari
manusia.
Dia hanya memberi berkat kepada anak laki-laki itu, seperti ketika ia telah diberkati
bertahun-tahun sebelumnya, dan memintanya anak laki-laki itu untuk pergi, karena hari ini begitu
melelahkan, dan dia perlu tidur.