22
1 The Way of The Bow (jalan dari sebuah busur panah) Paulo Coelho 2008 Type : Short Fiction Source : Feedbooks Penerjemah : Ed Proofread : Kan http://tiruan.wordpress.com

The Way of The Bow · 2010. 1. 18. · Tetsuya memperlihatkan sikap acuh, sepertinya dia akan kembali melanjutkan pekerjaannya: ia hanya meletakkan kakinya di meja. ‘Seorang lelaki

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    The Way of The Bow

    (jalan dari sebuah busur panah)

    Paulo Coelho

    2008

    Type : Short Fiction

    Source : Feedbooks

    Penerjemah : Ed Proofread : Kan

    http://tiruan.wordpress.com

  • 2

    1.

    ‘Tetsuya.’

    Terkaget, anak laki-laki itu memandangi si orang asing.

    ‘Tidak seorang pun di kota ini pernah melihat Tetsuya menggunakan busur panah,’ jawabnya

    ‘Semua orang mengenalnya sebagai seorang pengrajin.’

    ‘Mungkin ia sudah menyerah, mungkin ia telah kehilangan keberaniannya, itu tidak penting

    lagi buatku,’ tegas si orang asing. ‘Tetapi dia tidak lagi dapat dianggap sebagai pemanah terbaik di

    negara ini jika ia telah menanggalkan keahliannya, inilah alasan mengapa selama ini aku melakukan

    perjalanan, untuk menantangnya dan mengakhiri reputasi yang sudah tidak pantas lagi

    disandangnya.’

    Anak laki-laki itu melihat tidak ada gunanya berdebat; lebih baik membawa pria itu ke toko si

    pengrajin supaya dia bisa melihat kekeliruannya dengan mata kepalanya sendiri.

    Tetsuya sedang berada di bengkel kerajinanannya yang terletak di belakang rumahnya. Dia

    berbalik untuk melihat siapa yang sudah datang, tetapi senyumnya membeku setelah pandangan

    matanya jatuh kearah tas panjang yang sedang dibawa orang asing itu.

    ‘Hal Ini, tepat seperti yang kau pikirkan,’ kata orang yang baru saja tiba. ‘Saya tidak datang

    kemari untuk menganggu atau untuk memancing amarah seorang pria yang telah menjadi legenda.

    Secara sederhana saya hanya ingin membuktikan bahwa, setelah latihan bertahun-tahun, Saya telah

    berhasil meraih kesempurnaan.’

    Tetsuya memperlihatkan sikap acuh, sepertinya dia akan kembali melanjutkan pekerjaannya:

    ia hanya meletakkan kakinya di meja.

    ‘Seorang lelaki yang telah mengabdi, sebagai contoh misalnya, untuk selama satu generasi

    penuh tidak dapat menghilang begitu saja seperti yang telah anda lakukan,’ orang asing itu

    meneruskan. ‘Saya mengikuti ajaranmu, saya berusaha untuk menghormati jalan dari panah, dan

    saya berhak untuk memperlihatkan kemampuan memanah saya dihadapan anda. Jika anda mau

    memenuhinya, Saya akan pergi jauh-jauh dan tidak akan memberitahukan siapapun dimana kita bisa

    menemui guru memanah terhebat sepanjang masa.’

    Orang asing itu menarik sesuatu dari tasnya sebuah busur panah panjang yang terbuat dari

    bambu yang sudah dilapisi pernis, dengan pegangannya yang berada sedikit agak kebawah dari titik

    tengahnya. Dia menunduk memberikan hormat ke Tetsuya, kemudian beranjak ke keluar menuju

    kebun dan menunduk hormat lagi ke tempat yang dipilihnya. Kemudian dia mencabut sebuah anak

    panah yang sudah ditambatkan dengan bulu elang, berdiri dengan kakinya berpijak kuat ke

    permukaan tanah, untuk mendapatkan kuda-kuda kuat yang ketika memanah, dan dengan satu

    tangan membawa busur panah ke hadapan wajahnya, dan dengan yang tangan yang lainnya dia

    mengarahkan si anak panah.

    Anak laki-laki itu mennyaksikan dengan senang dan takjub. Sekarang Tetsuya telah berhenti

    sejenak dari pekerjaan yang sedang dilakukannya dan mengamati si orang asing dengan sedikit rasa

    penasaran.

    Dengan anak panah tertaut ke rentangan tali busur panah, orang asing tersebut mengangkat

    busur panahnya supaya posisinya sejajar dengan tengah-tengah dadanya. Dia mengangakatnya ke

  • 3

    atas kepalanya dan, kemudian dengan perlahan merendahkan tangannya lagi, memulai untuk

    menarik rentangan tali busurnya kebelakang.

    Saat anak panah sejajar dengan wajahnya, busur panah sudah ditariknya dengan erat. Untuk

    sesaat hal tersebut terlihat seakan membeku abadi selamanya, pemanah dan busur panahnya masih

    tetap pada posisinya. Anak laki-laki itu melihat kearah dimana anak panah itu di arahkan, tetapi ia

    tidak dapat melihat sesuatu apapun yang menjadi sasaran.

    Tiba-tiba dalam sekejap mata, tangan yang berada pada rentangan tali dibukanya, tangan

    tersebut terdorong ke arah yang berlawanan, busur panah yang berada di tangan lainnya

    memperlihatkan bentuk busur yang anggun, dan anak panah menghilang sementara dari pandangan

    sekedar untuk kemudian muncul kembali di kejauhan.

    ‘Pergi dan ambil itu’, kata Tetsuya.

    Anak laki-laki itu kembali dengan anak panah: yang ditemukannya tergeletak di tanah

    menembus buah ceri, sejarak empat puluh meter.

    ‘Aku tidak memiliki anak panah, maka dari itu aku membutuhkan satu dari kepunyaanmu.

    Aku akan melakukan seperti yang kau minta, tetapi kau perlu menepati janji yang kau buat, untuk

    tidak mengungkap nama desa dimana aku tinggal. Jika siapapun bertanya padamu tentangku,

    katakan bahwa kau pergi sampai ke ujung dunia mencoba untuk menemukanku dan pada akhirnya

    menemukan bahwa aku sudah digigit oleh ular dan sudah mati dua tahun yang lalu.’

    Orang asing itu mengangguk dan memberikan satu anak panahnya.

    Menumpukan salah satu ujung busur panah bambu panjangnya ke dinding dan menekannya

    keras ke bawah, Tetsuya meregangkan busur panahnya. Kemudian, tanpa berkata apa-apa, dia

    menunjuk ke arah pegunungan.

    Orang asing dan anak laki-laki itu ikut pergi dengannya. Mereka berjalan selama satu jam,

    hingga mereka mencapai celah besar diantara dua bebatuan yang dilalui sungai deras, yang hanya

    dapat dilalui hanya dengan cara melewati jembatan tali yang sudah robek-robek dan hampir pada

    titik dimana jembatan itu akan roboh.

    Dengan cukup tenang, Tetsuya melangkah menuju tengah-tengah jembatan, yang berayun-

    ayun dengan mengerikan; dia menunduk ke arah sesuatu di seberang, mengarahkan busur panahnya

    seperti yang si orang asing lakukan, mengangkatnya ke atas, membawanya kembali sejajar dengan

    dadanya dan menembakkannya.

    Anak laki-laki dan orang asing tersebut melihat bahwa sebuah buah persik yang sudah

    masak, dengan jarak sekitar dua puluh meter. Telah tertembus anak panah.

    ‘Kau memanah buah ceri, sedangkan aku memanah buah persik,’ kata tetsuya, yang sedang

    berjalan kembali ke tepian yang aman. ‘Buah ceri yang berukuran lebih kecil. Dan kau mengenai

    sasaranmu dari jauh dengan jarak empat puluh meter, hasilku hanya setengah dari itu. Maka dari itu,

    kau harusnya, dapat mengulangi apa yang baru saja aku lakukan. Berdiri ditengah jembatan sana

    dan lakukan seperti yang aku lakukan.’

    Dengan ngeri, orang asing itu melakukan perjalanannya ke tengah jembatan yang sudah

    bobrok itu, terpaku dengan tetesan air yang jatuh dengan curam dibawah kakinya. Ia melakukan

    ritual gerakan tubuh yang sama dan memanah ke arah pohon persik, tetapi anak panahnya berlalu

    melampaui.

  • 4

    Ketika ia kembali ke tepian, wajahnya pucat seperti orang mati.

    ‘Kau memiliki kemampuan, wibawa, dan postur tubuh,’ kata Tetsuya. ‘Kau memiliki teknik

    genggaman yang baik dan telah mahir memanah, tapi kau belum menguasai pikiranmu. Kau tahu

    bagaimana cara memanah, ketika semua keadaan disekitarmu sedang mendukung, tetapi ketika kau

    berada di tempat yang berbahaya, kamu tidak dapat mengenai sasaran. Seorang pemanah tidak

    selalu dapat memilih lokasi sebuah pertempuran, maka dari itu mulai lagi latihanmu dan persiapkan

    dirimu untuk situasi yang tidak menguntungkan. Lanjutkanlah di dalam jalan dari sebuah busur

    panah, untuk itulah seluruh perjalanan itu hidup, tetapi ingatlah bahwa memanah yang baik dan

    akurat itu sangat berbeda dengan memanah yang dilakukan dengan ketenangan dari dalam jiwamu.

    Si orang asing menunduk hormat lagi, menempatkan busur panah dan anak panahnya ke

    dalam tas panjang yang dibawa di punggungnya, kemudian ia pergi.

    Dalam perjalanan kembali pulang, si anak laki-laki terlihat sangat gembira.

    ‘Kau menunjukkan kepadanya, Tetsuya! Kau memang sungguh yang terbaik!.’

    ‘Tidak semestinya kita pernah menilai seseorang tanpa sebelumnya belajar untuk

    mendengarkan dan menghormati mereka. Orang asing itu adalah orang yang baik; dia tidak

    menghinaku atau atau mencoba membuktikan bahwa dia lebih baik dariku, meskipun mungkin dia

    telah memberikan kesan itu. Ia ingin menunjukkan kemampuannya dan mendapatkan pengakuan

    atas itu, meskipun dia terlihat memberikan kesan bahwa ia menantangku. Disamping itu,

    menghadapi cobaan yang tidak diduga-duga adalah bagian keseluruhan dari jalan sebuah busur

    panah, dan tepatnya hal tersebut adalah yang orang asing itu ijinkan untuk aku lakukan hari ini.

    ‘Dia mengatakan bahwa kaulah yang terbaik, Dan aku bahkan tidak pernah tau bahwa kau

    adalah seorang guru dalam memanah. Jadi mengapa kau bekerja sebagai seorang pengrajin?’

    ‘Karena jalan dari sebuah panah berlaku untuk segala sesuatu, dan impianku adalah untuk

    bekerja dengan kayu. Disamping itu, seorang pemanah yang mengikuti jalannya tidak memerlukan

    sebuah busur panah atau sebuah anak panah atau sebuah sasaran.’

    ‘Tidak ada hal menarik yang pernah terjadi di desa ini, dan mendadak sekarang disini aku

    berhadap-hadapan dengan guru dari sebuah ilmu yang tidak lagi diperdulikan orang,’ kata anak laki-

    laki itu, matanya bersinar. ‘Apa itu jalan dari sebuah busur panah? Dapatkah kau mengajarkan ku?’

    ‘Mengajarkan hal tersebut tidak terlalu sulit. Aku dapat melakukannya dalam waktu kurang

    dari satu jam, sembari kita berjalan kembali ke desa. Hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah

    untuk melaksanakannya setiap hari, sampai kau mencapai akurasi yang diperlukan.’

    Mata anak itu terlihat memohon kepadanya untuk meng-iya-kannya. Tetsuya berjalan dalam

    diam sekitar lima belas menit dan ketika dia berbicara kembali, suaranya terkesan lebih muda:

    ‘Hari ini aku merasa puas. Aku telah menghormati pria yang, bertahun-tahun lalu,

    menyelamatkan nyawaku dan, karena itu, Aku akan mengajarkanmu semua aturan yang diperlukan,

    tetapi aku tidak dapat melakukan hal yang lebih jauh dari itu. Jika kau mengerti apa yang kukatakan

    kepadamu, kamu dapat menggunakan ajaran itu untuk apa yang kau inginkan. Baru saja, beberapa

    menit yang lalu, kau memangilku guru? Aku tidak mengatakan bahwa dia seseorang yang

    mengajarkan sesuatu, tetapi ia adalah seseorang yang menginspirasikan muridnya untuk melakukan

    yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menemukan pengetahuan yang sudah dimilikinya di dalam

    jiwanya.’

  • 5

    Dan dalam perjalanan mereka menuruni gunung, Tetsuya menjelaskan tentang jalan dari

    sebuah busur panah.

  • 6

    2. Allies (sekutu)

    Seorang pemanah yang tidak membagikan kebahagiaan busur panah dan anak panahnya dengan

    orang lain maka, ia tidak akan pernah mengetahui dimana kualitas dan kekurangannya.

    Maka dari itu, sebelum kau memulai semuanya, carilah sekutumu, seseorang yang tertarik

    dengan apa yang sedang kau lakukan. Aku tidak mengatakan ‘carilah pemanah lainnya’.

    Aku mengatakan: carilah seseorang dengan kemampuan lain, karena jalan sebuah busur

    panah adalah tidak berbeda dengan jalur manapun yang diikuti dengan penuh antusias.

    Para sekutumu tidaklah perlu seseorang yang mempesona yang selalu dilihat orang dengan

    kagum atau seseorang yang orang banyak katakan :’tidak adalagi yang lebih baik.’ Sebaliknya,

    mereka adalah orang yang tidak takut melakukan kesalahan dan malah kemudian melakukan

    kesalahan, yang menyebabkan mengapa terkadang hasil pekerjaan mereka tidak diketahui orang.

    Namun demikian mereka adalah tipe orang yang mengubah dunia, yang setelah melalui banyak

    kesalahan, berhasil melakukan sesuatu yang mampu membuat perubahan di sekitarnya.

    Mereka adalah seseorang yang tidak betah hanya duduk-duduk saja dan menunggu sesuatu

    terjadi untuk memutuskan sikap apa yang akan diambil; saat mereka memutuskan sikap saat itu juga

    mereka bertindak, dengan kesadaran penuh bahwa hal ini terbukti sangat beresiko.

    Hidup dengan seseorang seperti itu sangatlah penting bagi seorang pemanah karena ia perlu

    menyadari bahwa sebelum ia mencapai targetnya, pertama-tama dia harus merasa cukup bebas

    untuk mengubah arah ketika ia membawa busur panah ke hadapan dadanya.

    Ketika ia membuka tangannya dan melepaskan regangan tali, dia harus mengatakan ke

    dirinya: ‘Ketika aku sedang menarik busur panah, Aku berkelana di jalan yang panjang. Sekarang aku

    melepas anak panah ini dengan menyadari bahwa aku telah mengambil segala resiko yang mungkin

    akan terjadi dan memberikan yang terbaik dari diriku.’

    Sekutu yang terbaik adalah dia yang tidak berpikir seperti kebanyakan orang yang lainnya.

    Itulah mengapa ketika kau mencari sahabat untuk berbagi semangat memanahmu, carilah seseorang

    yang dapat dipercaya, percayalah kata hatimu dan palingkan perhatianmu dari apa yang mungkin

    akan dikatakan orang. Manusia selalu menilai orang lain dengan mengambil bentuk keterbatasan

    mereka sendiri, dan pendapat orang lain biasanya selalu penuh dengan prasangka dan kekawatiran.

    Bergabunglah dengan mereka yang melakukan eksperimen, mengambil resiko, terjatuh,

    mendapat luka dan kemudian mengambil lebih banyak lagi resiko. Menjauhlah dari mereka yang

    menegaskan kebenaran, yang mengkritisi orang yang tidak berpikiran sama dengan mereka,

    seseorang yang tidak pernah sekalipun mengambil langkah kecuali mereka telah yakin bahwa

    mereka akan dihormati karena telah melakukan hal itu, dan mereka yang lebih menyukai kepastian

    daripada ketidakpastian.

    Berstulah dengan mereka yang terbuka dan tidak takut rentan menjadi sasaran: mereka

    mengerti bahwa seseorang hanya dapat berkembang ketika mereka mulai memperhatikan pada apa

    yang rekan mereka lakukan, bukan untuk sekedar mengkomentarinya, tetapi untuk mengaguminya

    pengabdian dan keberaniannya.

    Kau boleh berpikir bahwa seorang pemanah dapat dikatakan tidak menarik, katakanlah

    seperti seorang pembuat roti atau seorang petani, tetapi aku dapat meyakinkanmu bahwa mereka

    akan memperkenalkan apapun yang mereka lihat kedalam apa yang mereka lakukan.

  • 7

    Kau akan melakukan hal yang serupa: kau akan mempelajari dari seorang pembuat roti yang

    baik bagaimana menggunakan tanganmu dan bagaimana mendapatkan campuran adonan yang

    bagus. Kamu akan belajar dari petani untuk memiliki kesabaran, untuk bekerja keras, untuk

    menghormati musim dan untuk tidak mengutuk badai, karena itu akan membuang-buang waktu.

    Bergabunglah dengan mereka yang selentur kayu dari busur panahmu dan mereka yang

    memahami pertanda sepanjang jalan. Mereka adalah seseorang yang tidak ragu untuk mengubah

    arah ketika berjumpa dengan rintangan yang dapat di atasi, atau ketika mereka melihat ada sebuah

    kesempatan yang lebih baik.

    Mereka memiliki kualitas dari air: mengalir di sekitar batu, beradaptasi dengan alur sungai,

    terkadang bergabung membentuk danau hingga lubangnya terisi penuh sampai akhirnya tumpah,

    dan mereka akan meneruskan perjalanan mereka, karena air tidak pernah lupa bahwa laut adalah

    tujuannya dan cepat atau lambat itu pasti dicapainya.

    Bergabung dengan mereka yang tidak pernah mengatakan: ‘Benar, ini dia, Aku tidak akan

    pergi kemana-mana lagi,’ karena seperti pastinya musim semi setelah musim dingin, yang tidak ada

    akhirnya; setelah menggapai tujuanmu, kau harus memulai lagi, selalu pergunakanlah semua yang

    telah kau pelajari dari dalam perjalananmu.

    Bergabunglah dengan mereka yang bernyanyi, memberitahukan cerita, mengambil

    kesenangan dalam hidup, dan memiliki kegembiraan dimata mereka, karena kegembiraan itu

    menular dan mampu mencegah yang lainnya dari menjadi lunglai lesu oleh karena tekanan,

    kesepian, dan kesulitan.

    Waktunya telah tiba, untuk kemudian, bertemu dengan busur panahmu, anak panahmu,

    sasaranmu dan jalanmu.

  • 8

    3. The Bow (busur panah)

    Busur panah adalah kehidupan: sumber dari seluruh energi.

    Anak panah akan pergi suatu hari nanti.

    Sasarannya berada jauh sekali.

    Tetapi busur panahnya akan tetap berada bersama dirimu dan kau harus tau bagaimana cara

    menjaganya.

    Ia membutuhkan suatu waktu dimana ia tidak dipergunakan – sebuah busur panah yang

    selalu digunakan sebagai senjata dan dikaitkan, kehilangan kekuatannya. Maka dari itu, biarkan ia

    beristirahat, untuk mengembalikan ketangguhannya. Ketika kau menarik regangan tali busur panah.

    Busur tersebut akan menahan, dengan seluruh kekuatannya sendiri.

    Busur panah tidak mempunyai nurani: ia adalah perpanjangan dari tangan dan hasrat sang

    pemanah. Ia dapat memenuhi perintah untuk membunuh atau untuk merenungkan. Maka dari itu,

    senantiasalah jelas tentang apa yang menjadi maksud dan tujuanmu.

    Busur panah itu lentur, tetapi ia mempunyai batasannya sendiri. Meregangkan melebihi

    kapasitas akan mematahkannya atau menguras tenaga orang yang memegangnya. Jadi, berusahalah

    untuk menjadi harmonis dengan dengan instrumenmu dan jangan pernah meminta lebih daripada

    apa yang dapat ia berikan.

    Busur panah berdiam atau berada ditangan seorang pemanah, tetapi tangan hanyalah

    tempat dimana semua otot dari badan, semua tujuan dari pemanah dan semua usaha untuk

    menembak dikonsentrasikan. Jadi, demi mempertahankan keanggunan postur sambil menarik busur

    panah, pastikanlah bahwa setiap bagian melakukan hanya apa yang perlu dilakukannya dan jangan

    membuang-buang tenaga. Dengan cara itu, kamu dapat melakukan banyak tembakan anak panah

    tanpa menjadi lelah.

    Demi untuk memahami busur panahmu, ia harus menjadi bagian dari lenganmu dan

    perluasan dari pemikiranmu.

  • 9

    3. The Arrow (anak panah)

    Anak panah adalah tujuan.

    Dialah yang menyatukan kekuatan dari busur panah dengan titik pusat dari sasaran.

    Tujuanmu haruslah bening seperti kristal, tegas dan berimbang. Ketika anak panah sudah

    terlepas, ia tidak akan kembali lagi, jadi lebih baik mengehentikan sebuah tembakan, karena

    pergerakan yang mengarahkannya tidak sepenuhnya benar dan tepat, daripada bertindak asal-

    asalan, hanya karena busur panahnya sudah ditarik penuh dan sasarannya sudah menunggu.

    Tetapi jangan pernah berhenti menahan dari menembakkan anak panah jika apa yang

    membuatmu tak berdaya adalah takut untuk berbuat kesalahan. Jika kamu telah melakukan

    pergerakan yang benar, buka tanganmu dan lepaskan regangan talinya. Bahkan jika anak panahnya

    gagal mengenai sasaran, kamu akan belajar bagaimana caranya untuk meningkatkan bidikanmu di

    waktu selanjutnya.

    Jika kamu tidak pernah mengambil resiko, kamu tidak akan pernah tahu perubahan apa yang

    perlu kamu lakukan.

    Setiap anak panah akan meninggalkan ingatan di dalam hatimu, dan jumlah dari ingatan

    itulah yang akan membuat tembakanmu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

  • 10

    4. The Target (sasaran)

    Target adalah Sasaran yang harus di capai.

    Ia dipilih oleh sang pemanah dan meskipun jaraknya cukup jauh, kita tidak dapat

    menyalahkan jaraknya yang jauh ketika gagal mengenainya. Disinilah terletak keindahan dari jalan

    sebuah busur panah: kau tidak akan pernah bisa berdalih kepada dirimu sendiri dengan mengatakan

    bahwa musuh itu jauh lebih kuat daripadamu.

    Kau sendirilah yang menentukan sasaranmu dan kau bertanggung jawab atas itu.

    Sebuah sasaran bisa saja lebih besar, lebih kecil, dari arah sebelah kanan atau arah sebelah

    kiri. Tetapi kau harus selalu siap sebelum ia menghampiri, hormati dia dan anggaplah secara mental

    ia menjadi lebih dekat. Hanya jika ia berada tepat dihadapan ujung anak panahmulah kamu boleh

    melepaskan regangan tali busur panahmu.

    Jika kamu melihat sasaran hanya sebagai seorang musuh, kau mungkin dapat saja mengenai

    sasaranmu. Tetapi kau tidak akan mendapat peningkatan apapun untuk dirimu. Kau akan menjalani

    sepanjang hidupmu hanya untuk mencoba menancapkan anak panah di tengah secarik kertas atau

    sebatang kayu, yang sepenuhnya sangat sia-sia. Dan ketika kau sedang berada bersama dengan

    orang-orang disekitarmu, kau hanya akan menghabiskan waktumu untuk mengeluh bahwa kau tidak

    pernah melakukan sesuatu yang menarik untuk dirimu.

    Itu mengapa kau harus menentukan sasaranmu, lakukan yang terbaik untuk mengenainya,

    dan selalu perlakukan dia dengan penuh hormat dan penghargaan; kamu harus memahami apa

    maknanya bagimu dan berapa banyak kerja keras, latihan dan intuisi yang dibutuhkan dari dalam

    dirimu sendiri untuk mengenainya.

    Ketika kau melihat ke arah sasaranmu, janganlah hanya berkonsentrasi kepadanya, tetapi

    juga terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya, karena sebuah anak panah, ketika ia dilesatkan,

    akan menghadapi berbagai faktor yang sulit untuk kau perhitungkan seperti angin, berat, dan jarak

    yang pasti.

    Kamu harus memahami sasaranmu. Kau harus sering bertanya kepada dirimu sendiri: ‘Jika

    akulah sasarannya, dimana aku berada ? bagaimanakah rasanya jika terkena, sehingga pemanah bisa

    diberikan penghormatan yang layak didapatkannya?.

    Sasaran hanya ada jika pemanahnya ada. Yang menyatakan kehadirannya adalah keinginan

    sang pemanah untuk mengenainya, jika tidak ia hanyalah sekedar objek yang membosankan,

    selembar kertas atau sebatang kayu tanpa makna.

    Seperti layaknya sebuah busur panah mencari sasarannya, demikian juga sasaran mencari

    busur panahnya, karena busur panahlah yang memberikan makna atas kehadirannya; ia tidak lagi

    hanya sekedar potongan kertas tanpa makna; bagi seorang pemanah, disanalah pusat dunianya.

  • 11

    5. Posture (posisi tubuh)

    Ketika kau sudah memahami tentang busur panah, anak panah dan sasarannya, selanjutnya

    kau harus memiliki ketenangan dan keanggunan yang diperlukan untuk belajar bagaimana caranya

    memanah.

    Ketenangan datang dari dalam hati. Meskipun terkadang hati itu tersiksa dengan pemikiran

    tentang ketidakpastian, ia mengetahui bahwa – melalui posisi yang benar – ia akan dapat

    memberikan yang terbaik.

    Keanggunan bukanlah sesuatu yang dangkal, tetapi bagaimana cara seorang manusia dalam

    perjalanan hidupnya dapat menghargai apa yang menjadi kehidupan dan pekerjaannya. Jika kau

    secara tidak sengaja menemukan posisi tubuh yang tidak nyaman, janganlah berpikiran bahwa hal

    tersebut sebagai kesalahan ataupun dibuat-buat; karena itu sulit untuk dilakukanlah kenapa hal

    tersebut nyata.

    Hal tersebutlah yang membuat sasaran merasa dihargai oleh kebesaran seorang pemanah.

    Keanggunan bukanlah posisi tubuh yang paling nyaman. Tetapi posisi tubuh inilah yang

    paling baik jika ingin tembakan yang dihasilkan sempurna.

    Keanggunan dapat diperoleh ketika semua yang berlebihan dan tidak berguna sudah

    dibuang, dan si pemanah telah menemukan konsentrasi dan kesederhanaan. Semakin sederhana

    dan tenang posisi tubuhmu, maka ia akan terlihat semakin indah.

    Salju terlihat indah karena ia hanya mempunyai satu warna saja, laut menjadi begitu

    indahnya karena ia terlihat memiliki permukaan yang begitu datarnya, tetapi keduanya baik salju

    maupun laut mengenal secara dalam kualitas yang dimilikinya.

  • 12

    6. How to hold the Arrow (cara memegang anak panah)

    Pada saat kau memegang anak panah ketika itu juga kau bersentuhan dengan tujuanmu sendiri.

    Kau harus memperhatikan keseluruhan anak panah itu, memeriksa apakah bulu-bulunya

    yang akan memandunya terbang telah diikat dengan baik, dan memastikan bahwa pucuknya sudah

    cukup runcing.

    Pastikanlah bahwa bentuknya lurus dan tidak berubah bengkok atau rusak karena sudah

    dipergunakan sebelumnya.

    Dalam tampilannya yang sederhana dan ringan, anak panah mungkin terlihat rapuh, akan

    tetapi kekuatan dari pemanah adalah untuk mengirimkan tenaga dari tubuh dan pikirannya agar

    dapat dibawa oleh anak panah dalam perjalanannya.

    Legenda menyebutkan bahwa dengan sebatang anak panah sebuah kapal dapat tenggelam,

    karena orang yang memanahkannya tahu dibagian mana bagian kayu yang paling lemah dan

    membuat lubang yang memungkinkan secara perlahan air terus menerus masuk ke dalam lambung

    kapal, hal tersebut untuk membalas ancaman dari mereka yang akan menyerang desa.

    Anak panah adalah tujuan yang meninggalkan tangan pemanahnya dan bergerak menuju

    sasaran, itu karena, ia terbang melesat dengan bebas dan akan mengikuti jalur yang sudah dipilihkan

    ketika ia dilesatkan.

    Dia akan terpengaruh oleh tiupan angin dan tarikan gravitasi. Tetapi memang itu adalah

    bagian dari lintasan yang harus dilaluinya; sebuah daun tidak akan berhenti menyerah menjadi daun

    hanya karena badai mengoyak-ngoyaknya dari pohon.

    Tujuan seseorang haruslah sempurna, tegas, tajam, kuat, tepat. Tidak ada sesuatu apapun

    yang dapat menghentikannya untuk melintasi ruang yang memisahkannya dari takdirnya.

  • 13

    7. How to hold the Bow (cara memegang memegang busur panah)

    Tetap tenang dan bernapaslah dalam-dalam.

    Setiap gerakan, perubahan yang terjadi akan disadari oleh para sekutumu, dan mereka akan

    menolongmu jika diperlukan. Tetapi jangan lupakan bahwa musuhmu juga memperhatikan, dan

    mereka memahami betul perbedaan antara tangan sigap dan yang tidak sigap: maka dari itu jika kau,

    dalam keadaan tegang, tariklah napas dalam-dalam, karena hal tersebut akan membantumu

    berkosentrasi untuk setiap keadaan.

    Pada saat kau mengangkat busur panahmu dan membawanya -dengan elegan- kehadapan

    tubuhmu, selamilah pikiranmu ketika kau berada pada tahapan yang akan membuatmu siap untuk

    menembakannya.

    Tetapi lakukanlah hal ini tanpa tekanan, karena tekanan akan membuatmu kesulitan untuk

    mengingat segala aturan yang ada dikepalamu; dan dengan pikiran yang tenang, kau akan mengingat

    kembali setiap tahapnya, dan kau akan mengingat kembali bagian yang paling sulit dan bagaimana

    akhirnya kau dapat mengatasinya.

    Dengan cara ini kau akan mampu meraih kepercayaan diri dan tanganmu akan berhenti

    gemetar.

  • 14

    8. How to draw the Bow String (cara menarik tali busur panah)

    Sebuah busur panah adalah alat musik, dan suaranya bisa terdengar dari senarnya.

    Mesikipun tali busur panah terentang luas. Tetapi anak panah hanya menyentuhnya pada

    sebuah titik, dan semua pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pemanah harus

    dikonsentrasikan ke sebuah titik kecil itu.

    Jika dia sedikit membukuk kekiri atau kekanan, jika titik itu berada diatas atau dibawah garis

    tembak, dia tidak akan pernah dapat mengenai sasarannya.

    Oleh sebab itu, ketika kau menarik tali busur panah, bayangkanlah jika kau adalah seorang

    musisi yang sedang memainkan alat musik.

    Dalam musik, waktu lebih penting dari pada ruang; sekumpulan baris tangga nada dalam

    garis tidak memiliki arti apa-apa, tetapi bagi seseorang yang mampu membaca makna yang tertulis

    didalamnya, apa yang tertulis di garis tersebut dapat diubahnya menjadi suara dan ritme.

    Seperti layaknya pemanah membenarkan keberadaan sasaran, demikian juga anak panah

    membenarkan keberadaan busur panah: kau bisa melempar anak panah dengan tanganmu, tetapi

    busur panah tanpa anak panah akan menjadi sama sekali tidak berguna.

    Jadi, ketika kau membuka lenganmu, janganlah kau berpikiran bahwa dirimu sedang

    meregangkan busur panah. Pikirkanlah bahwa anak panah adalah titik pusat yang tidak bergerak dan

    dirimu sedang berusaha untuk membawa ujung belakang anak panah dan tali busur panah bersama-

    sama semakin dekat.

    Sentuh talinya dengan lembut; mintalah kerjasama darinya.

  • 15

    9. How to look at the Target (cara membidik sasaran)

    Banyak pemanah yang mengeluh bahwa, meskipun telah bertahun-tahun berlatih ilmu memanah,

    mereka masih sering merasa jantung mereka berdegub cemas, tangan mereka gemetaran, bidikan

    mereka meleset.

    Mereka perlu memahami bahwa busur panah dan anak panah tidak dapat mengubah

    apapun, tetapi itulah seni dari ilmu memanah dimana kesalahanmu dibuat begitu jelas.

    Pada hari dimana kau tidak lagi mencintai kehidupan, bidikanmu akan kacau, sangat sulit.

    Kau akan mendapatkan dirimu tidak memiliki cukup tenaga untuk menarik busur panah

    sepenuhnya, bahwa dirimu tidak lagi bisa membuat busur panah begitu melengkung seperti yang

    biasa bisa kau lakukan.

    Dan ketika pada pagi hari kau merasa bidikanmu begitu buruk, kau perlu mencoba untuk

    menemukan apakah sebenarnya yang menjadi penyebab ketidakakuratan seperti itu; ini berarti

    menghadapi masalah yang menyulitkanmu, namun yang, hingga, saat itu, tetap berada tersembunyi.

    Sesuatu yang sebaliknya juga bisa terjadi: bidikanmu sudah tepat, talinya sudah berdengung

    bagaikan alat musik, burung-burung bernyanyi dimana-mana. Kemudian kau menyadari kau telah

    memberikan yang terbaik.

    Apapun itu, jangan biarkan dirimu terbawa dengan bagaimana cara kau memanah di pagi

    hari, apakah itu baik atau buruk. Masih banyak hari kedepan, dan setiap anak panah memiliki

    kehidupannya sendiri.

    Gunakan saat-saat burukmu untuk menemukan hal apa yang membuatmu gemetar

    ketakutan. Pergunakan saat-saat baikmu untuk mancari jalanmu menuju kedamaian didalam dirimu.

    Tetapi janganlah pernah berhenti hanya karena terlalu takut atau senang: jalan dari busur

    panah tidak memiliki akhir.

  • 16

    10. The Moment of releasing the Arrow (saat anak panah dilesatkan)

    Ada dua macam tembakan.

    Yang pertama adalah yang dilakukan dengan sangat akurat, tetapi tanpa jiwa didalamnya.

    Dalam kasus ini, meskipun sang pemanah mungkin sudah menguasai teknik yang hebat. Dia semata-

    mata hanya berkonsentrasi pada sasarannya dan karena inilah dia tidak berkembang, dia akan

    menjadi jenuh, dia tidak berhasil untuk berkembang, dan, suatu hari, dia akan meninggalkan jalan

    dari busur panah karena dia merasa bahwa semuanya telah menjadi rutinitas yang tidak berarti.

    Tipe yang kedua adalah tembakan yang dilakukan dengan jiwa. Pada saat tujuan dan

    harapan dari sang pemanah dialirkan kedalam lesatan anak panah, tangannya dibuka pada saat yang

    tepat, suara yang dihasilkan tali busur membuat burung-burung bernyanyi dan gerakan yang

    dilakukan ketika menembak sesuatu dari jauh memprovokasi -secara paradoksal - sebuah kepuasan

    dan pencapaian diri.

    Kau tahu berapa besar tenaga yang diperlukan untuk menarik busur panah, cara bernapas

    yang benar, cara berkonsentrasi terhadap sasaran, paham tentang apa yang tujuan dan harapanmu,

    cara mempertahankan posisi tubuh yang elegan, bagaimana menghormati sasaran, tetapi yang juga

    perlu kau pahami, tidak ada sesuatu yang selamanya selalu ada bersama kita didunia ini: jika saatnya

    tiba, bukalah tanganmu dan biarkan tujuan dan harapanmu pergi untuk mengikuti takdirnya.

    Karena itulah, anak panah tidak bisa melesat sebelum pemanah siap untuk menembak,

    karena lesatannya tidak akan terlalu kuat. Ia tidak dapat melesat sebelum posisi tubuh dan

    konsentrasi yang benar diraih karena tubuhmu tidak akan mampu menopang kekuatannya dan

    tanganmu akan mulai gemetar.

    Ia harus melesat pada saat busur panah, pemanah dan sasaran berada pada titik yang sama

    di alam semesta: inilah yang disebut inspirasi.

  • 17

    11. Repetition (pengulangan)

    Gerakan tubuh adalah penjelmaan dari kata kerja(verb), dengan kata lain tindakan adalah

    pewujudnyataan sebuah pemikiran.

    Sebuah gerakan kecil mengkhianati kita, sehingga kita perlu memperdalam semuanya,

    memikirkan sampai detil, belajar bagaimana caranya agar itu semua menjadi kebiasaan. Kebiaasaan

    tidak ada hubungannya dengan rutinitas, tetapi itu adalah keadaan dimana tingkat sebuah pikiran

    melebihi teknik.

    Jadi, setelah begitunya banyaknya latihan, kita tidak perlu lagi berpikir tentang langkah-

    langkah apa yang perlu dilakukan, semuanya itu telah menjadi satu dengan keberadaan wujud nyata

    kita. Tetapi untuk mencapi hal ini kau perlu banyak berlatih dan mengulang kembali.

    Dan jika itu masih belum cukup, maka kau harus mengulang kembali dan berlatih.

    Perhatikannlah ketika seorang pandai besi sedang menempa logam. Bagi mata yang masih

    belum terlatih, dia terlihat seperti hanya memukul-mukul besi dengan kekuatan yang sama pada

    setiap pukulan.

    Tetapi bagi seseorang yang telah memahami jalan dari panah, sadar betul bahwa setiap kali

    ia mengangkat dan menjatukan palunya kebawah, intensitas kekuatan yang dilepaskan berbeda-

    beda. Tangannya mengulang gerakan yang sama, tetapi pada saat ia mencapai permukaan logam, ia

    memahami bahwa logam itu perlu diberikan sentuhan yang berbeda apakah itu lebih keras atau

    lebih lembut.

    Seperti itulah halnya pengulangan, meskipun semuanya telihat seperti hal yang serupa, pada

    dasarnya semuanya adalah hal yang berbeda.

    Perhatikan kincir angin. Bagi orang-orang yang hanya mengamati layarnya sesekali, mereka

    terlihat seperti berputar pada kecepatan yang sama, mengulang gerakan yang sama pula.

    Tetapi mereka yang sangat paham dengan kincir angin tahu bahwa kincir-kincir itu

    dikendalikan oleh angin dan jika diperlukan dapat merubah arah hadapnya.

    Tangan seorang pandai besi menjadi terlatih karena telah mengulang-ulang gerakan

    memukul dengan palu selama ribuan kali. Layar kincir angin dapat bergerak dengan cepat ketika

    angin bertiup kencang dan itu memastikan gerigi-geriginya bekerja dengan lancar.

    Seorang pemanah membiarkan banyak anak panah terbang jauh dari sasarannya, karena ia

    paham bahwa dia hanya akan dapat belajar pentingnya sebuah busur panah, posisi tubuh, rentangan

    tali dan sasaran, dengan ribuan kali mengulang-ulang gerakan-gerakanya dan disertai dengan sikap

    tidak takut untuk melakukan kesalahan.

    Dan sekutunya yang sejati tidak akan pernah mengkritiknya, karena mereka paham bahwa

    latihan itu diperlukan, itu adalah satu-satunya jalan baginya dimana ia dapat mempertajam

    instingnya, pukulan palunya.

    Pada akhirnya akan tiba waktu dimana ia tidak perlu lagi berpikir tentang apa yang

    dilakukannya. Dari saat itu, diri sang pemanahlah yang akan menjadi busur panahnya, anak

    panahnya, dan sasarannya.

  • 18

    12. How to observe the Flight of the Arrow (cara memahami bagaimana anak panah melesat)

    Saat anak panah telah dilesatkan, tidak ada lagi yang dapat dilakukan si pemanah, kecuali hanya

    memandanginya bergerak mengikuti lintasannya hingga tiba ke sasaran. Mulai dari saat itu, tidak

    ada lagi alasan bagi tekanan yang dibutuhkan untuk melesatkan anak panah untuk tetap ada.

    Karena itulah, sang pemanah tetap memfokuskan kedua matanya mengikuti terbangnya

    anak panah, tetapi hatinya sudah lega, dan dia tersenyum.

    Tangan yang melepaskan regangan tali busur panah terdorong kebelakang, tangan yang

    memegang busur panah bergerak maju, sang pemanah dipaksa untuk membuka lebar kedua lengan

    dan menghadapi dengan lapang dada dan tulus hati tatapan mata baik dari kawan maupun lawan.

    Jika ia telah cukup berlatih, jika dia telah berhasil untuk mengembangkan instingnya, jika dia

    mampu mempertahan keeleganan dan konsentrasi terhadap keseluruhan proses dari melesatkan

    anak panah, pada saat itu, dia akan, merasakan kehadiran dari alam semesta dan akan melihat

    bahwa apa yang dilakukannya itu telah tepat dan pantas.

    Teknik membuat kedua tangan menjadi siap, pernapasan menjadi teratur, mata terlatih

    terhadap sasaran. Insting membuat penentuan saat melesatkan menjadi sempurna.

    Siapapun yang lewat disekitarnya dan melihat sang pemanah dengan lengan terbuka,

    dengan mata yang sedang mengikuti anak panahnya, akan berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang

    terjadi.

    Tetapi sekutunya memahami bahwa pikiran dari orang yang membuat tembakkan itu telah

    berpindah dimensi, pada saat ini ia sedang bersentuhan dengan keseluruhan alam semesta; sambil

    pikirannya terus bekerja, mempelajari semua hal positif tentang tembakkan tersebut, mengoreksi

    kesalahan yang mungkin timbul, menerima kebaikan kualitasnya, dan menunggu untuk melihat

    bagaiman reaksi musuh ketika anak panah itu mengenai sasaran.

    Ketika sang pemanah menarik regangan tali busur panahnya, ia dapat melihat keseluruhan

    dunia dari busur panahnya.

    Ketika ia mengikuti kemana anak panahnya melesat, dunia tumbuh lebih dekat kepadanya,

    membelainya dan memberinya perasaan yang sempurna dari keberhasilan.

    Setiap anak panah melesat ke arah yang berbeda. Kau dapat melesatkan ribuan anak panah

    dan masing-masing dari anak panah tersebut akan mengikuti lintasan yang berbeda: itulah jalan dari

    sebuah busur panah.

  • 19

    13. The Archer without the Bow, without the Arrow, without Target (pemanah tanpa busur panah,

    tanpa anak panah, tanpa sasaran)

    Pemanah belajar bahwa pada saat ia melupakan semua aturan tentang jalan dari busur panah dan

    kemudian bertindak sepenuhnya hanya dengan mengandalkan insting. Untuk, dapat melupakan

    semua aturan, sebelumnya kau perlu menghormati dan mempelajarinya.

    Ketika ia mencapai tahap ini, ia tidak lagi memerlukan peralatan yang membantunya untuk

    belajar. Ia tidak lagi memerlukan busur panah atau anak panah atau sasaran. Karena jalannya lebih

    penting daripada sesuatu yang pada awalnya membawanya ke jalan itu.

    Dengan cara yang sama, sang murid belajar untuk membaca titik pencapaian dimana ia

    membebaskan dirinya dari hanya menjadi sebuah huruf tunggal dan untuk memulai membuat kata-

    kata keluar darinya.

    Bagaimanapun, jika semua kata saling berhimpitan, mereka tidak akan berarti apapun atau

    akan membuatnya sangat sulit untuk dipahami; harus ada jarak di setiap kata-nya.

    Di antara setiap satu tindakan dan kelanjutnya, si pemanah mengingat semua yang telah ia

    lakukan, ia berbicara dengan sekutunya, beristirahat dan puas dengan fakta bahwa ia tetap hidup.

    Jalan dari sebuah busur panah adalah jalan dari suka cita dan antusiasme, tentang

    kesempurnaan dan kesalahan, dari teknik dan insting.

    Tetapi kau hanya dapat mempelajari hal ini jika kau tetap melesatkan anak panahmu.

  • 20

    14.

    Pada waktu Tetsuya berhenti berbicara, mereka telah sampai di bengkel kerajinan si pengrajin.

    ‘Terima kasih kau mau menemani,’ katanya kepada si anak laki-laki.

    Tatapi anak itu tidak pergi kemana-mana.

    ‘Bagaimana caranya aku tahu bahwa aku telah melakukan hal yang benar? Bagaimana

    caranya aku bisa yakin bahwa mataku sedang berkonsentrasi, bahwa posisi tubuhku sudah elegan,

    bahwa aku sudah memegang busur panahku dengan benar?’

    ‘Bayangkan bahwa seorang guru panutan yang sempurna selalu ada disampingmu dan

    lakukanlah apapun untuk membesarkan dan menghargai pengajarannya. Guru ini, adalah yang biasa

    dipanggil orang sebagai Tuhan, meskipun beberapa menyebutnya sebagai ‘sesuatu’ dan yang lainnya

    sebagai ‘bakat’, ia selalu memperhatikan kita. Dia berhak mendapat yang terbaik.

    ‘Ingatlah juga sekutumu: kau harus mensupport mereka, karena mereka akan membantumu

    pada saat dimana kau membutuhkan pertolongan. Cobalah membangun sebuah bakat dari

    kebaikan: bakat ini akan membuatmu selalu berdamai dengan pikiranmu. Tetapi, diatas segalanya,

    jangan lupakan bahwa apa yang kukatakan kepadamu ini mungkin hanya sekadar kata-kata yang

    meng-inspirasi, tetapi kata-kata ini hanya akan masuk akal bagimu jika kau mengalaminya sendiri.’

    Tetsuya mengangkat tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi anak laki-laki itu

    berkata:

    ‘Satu hal lain lagi, bagaimana caranya kau belajar menembak dengan busur panah?’

    Tetsuya berpikir untuk beberapa saat: apakah penting untuk menceritakannya? Karena hari

    ini adalah hari yang spesial, ia membuka pintu ke workshopnya dan berkata :

    ‘Aku akan membuat sedikit teh, dan aku akan menceritakan kepadamu sebuah cerita, tetapi

    kau harus berjanji hal yang sama dengan yang orang asing tadi janjikan kepadaku – jangan pernah

    bercerita kepada siapapun tentang kemampuanku sebagai pemanah.’

    Dia masuk kedalam, menyalakan lampu penerangan, membungkus busur panahnya lagi

    dengan kain dari kulit yang panjang dan menempatkannya jauh dari pengelihatan. Jika siapapun

    tersandung karena bungkusan itu mereka akan berpikiran bahwa itu hanyalah sebilah bambu yang

    terbungkus. Dia pergi ke dapur, membuat teh, duduk dengan anak laki-laki itu dan memulai

    ceritanya.’

  • 21

    15. Tetsuya’s Story (kisah tetsuya)

    Pada waktu itu aku sedang mengabdi untuk seorang bangsawan yang tinggal di daerah; aku

    bertanggung jawab untuk mengawasi kandang kuda miliknya. Tetapi karena tuanku selalu

    bepergian, aku memiliki banyak waktu luang, sehingga kemudian aku menjerumuskan diriku kepada

    apa yang pada waktu aku anggap itu sebagai tujuan hidupku yang sebenarnya: minuman keras dan

    wanita.

    Suatu hari, setelah menghabiskan beberapa hari tanpa tidur, aku merasa pusing dan pingsan

    di tengah-tengan pedesaan, yang jauh dari manapun. Aku berpikiran bahwa aku akan segera mati

    dan menyerah pasrah pada keadaan. Tetapi kemudian, ada seorang pria yang belum pernah aku

    temui sebelumnya sedang melewati jalan itu; ia menolongku dan membawaku ke kediamannya -

    sebuah tempat yang sangat jauh dari sini – dan merawatku hingga kembali sehat selama beberapa

    bulan kemudian.

    Ketika aku sedang dalam pemulihan, Aku terbiasa melihatnya pergi keluar pada pagi hari

    dengan membawa busur dan anak panahnya.

    Ketika sudah merasa lebih baik, aku memintanya untuk mengajariku ilmu memanah; hal itu

    jauh lebih menarik daripada mengawasi kuda. Ia memberitahuku bahwa kematianku sudah datang

    lebih dekat, dan bahwa sekarang aku tidak dapat lagi mengusirnya menjauh. Hal itu hanya berjarak

    dua langkah dariku, karena aku telah melakukan kerusakan yang parah terhadap tubuhku.

    Jika aku ingin belajar, itu hanya menjaga agar kematian tidak menyentuhku. Seorang laki-laki

    di tempat yang jauh, disisi lain dari samudra, telah mengajarinya bahwa mungkin saja menghidar

    dari jalan menuju jurang kematian. Tetapi dalam kasusku, untuk sisa hari-hariku, Perlu bagiku untuk

    menyadari bahwa aku sedang berjalan di tepi jurang dan setiap saat bisa jatuh ke dalamnya.

    Dia mengajariku jalan dari busur panah. Dia memperkenalkanku ke sekutunya, dia

    membuatku mengambil bagian dalam kompetisi, dan segera kemasyuranku tersebar keseluruh

    negeri.

    Ketika dia melihat bahwa aku telah cukup belajar, dia mengambil anak panah dan sasaranku,

    kemudian hanya meninggalkan busur panah sebagai kenang-kenangan. Dia menyuruhku agar

    menggunakan ajarannya untuk melakukan sesuatu yang akan memenuhiku dengan ketertarikan

    yang sesungguhnya.

    Aku berkata bahwa hal yang paling aku sukai adalah kerajinan kayu. Dia memberiku restu

    dan memintaku untuk pergi dan untuk mengabdikan diriku terhadap hal yang paling aku nikmati

    sebelum ketenaranku sebagai pemanah berakhir dan menghancurkanku, atau membawaku kembali

    ke kehidupanku yang sebelumnya.

    Setiap detik setelah saat itu adalah perjuangan melawan sifat buruk dan rasa kasihan

    terhadap diri sendiri.

    Aku perlu untuk tetap fokus dan tenang, untuk melakukan pekerjaan yang aku pilih dengan

    cinta dan jangan pernah terpaku pada keadaan sekarang, karena kematian masih sangat dekat,

    jurang itu masih ada di dekatku, dan aku berjalan di sepanjang tepiannya.’

  • 22

    16.

    Tetsuya tidak mengatakan bahwa kematian itu selalu dekat bagi setiap makluk hidup; anak laki-laki

    itu masih terlalu muda dan belum penting baginya untuk memikirkan hal-hal seperti itu.

    Tetsuya juga tidak mengatakan bahwa jalan dari busur panah hadir di setiap kegiatan dari

    manusia.

    Dia hanya memberi berkat kepada anak laki-laki itu, seperti ketika ia telah diberkati

    bertahun-tahun sebelumnya, dan memintanya anak laki-laki itu untuk pergi, karena hari ini begitu

    melelahkan, dan dia perlu tidur.