Upload
khayrunnisa-bm
View
141
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
OOO
Citation preview
Macam-macam Dioda(BY MUHAMMAD TAUFIQ ISMAIL)
Macam-macam Dioda | Ada banyak
sekali macam dan jenis dioda yang anda
harus pahami jika ingin mengenal lebih
jauh tentang komponen-koponen
Elektronika.
Macam-macam Dioda tersebut diantaranya
yaitu :
Dioda Pemancar Cahaya atau LED
Foto Dioda
Zener Diode
Dioda Schottky (SCR)
DIAC
TRIAC
Laser Dioda
dan Masih banyak macam dioda
lainnya
Dioda Pemancar Cahaya atau LED
Light Emmiting Dioda atau lebih
dikenal dengan sebutan LED (light-
emitting diode) adalah suatu
semikonduktor yang memancarkan
cahaya monokromatik.
LED (light-
emitting diode)
Simbol LED
Foto Dioda
Foto Dioda adalah jenis dioda
yang berfungsi mendeteksi cahaya.
Berbeda dengan dioda biasa,
komponen elektronika ini akan
mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Cahaya yang dapat dideteksi
oleh dioda foto ini mulai dari
cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultra ungu sampai dengan
sinar-X. Aplikasi dioda foto mulai
dari penghitung kendaraan dijalan
umum secara otomatis, pengukur
cahaya pada kamera serta beberapa
peralatan di bidang medis.
1
Foto Dioda
Simbol Foto Dioda
Komponen Elektronika yang mirip dengan
Foto Dioda adalah Transistor Foto
(Phototransistor). Foto Transistor ini pada
dasarnya adalah jenis transistor bipolar
yang menggunakan kontak (junction) base-
collector untuk menerima cahaya.
Komponen ini mempunyai sensitivitas
yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena
elektron yang ditimbulkan oleh foton
cahaya pada junction ini di-injeksikan di
bagian Base dan diperkuat di bagian
Kolektornya. Namun demikian, waktu
respons dari Transistor-foto secara umum
akan lebih lambat dari pada Foto Dioda.
Zener Diode
Sebuah dioda biasanya dianggap sebagai
komponen yang menyalurkan listrik ke
satu arah, namun Zener Dioda dibuat
sedemikian rupa sehingga arus dapat
mengalir ke arah yang berlawanan, jika
tegangan yang diberikan melampaui batas
"tegangan rusak"(breakdown voltage) atau
"tegangan Zener".
Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan
arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik (reverse-
biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika
melampaui batas tegangan rusaknya, dioda
biasa akan menjadi rusak karena kelebihan
arus listrik yang menyebabkan panas.
Namun proses ini adalah reversibel jika
dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam
kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah
gambar panah), dioda ini akan
memberikan tegangan jatuh (drop voltage)
sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk dioda
silikon.Tegangan jatuh ini tergantung dari
jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda Zener memiliki sifat yang
hampir sama dengan dioda biasa, kecuali
bahwa alat ini sengaja dibuat dengan
tengangan rusak yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah dioda
Zener memiliki p-n junction yang
memiliki doping berat, yang
memungkinkan elektron untuk tembus
(tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke
dalam pita konduksi material tipe-n.
2
Sebuah dioda zener yang dicatu-balik akan
menunjukan perilaku rusak yang terkontrol
dan akan melewatkan arus listrik untuk
menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada
tegangan zener. Sebagai contoh, sebuah
diode zener 3.2 Volt akan menunjukan
tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi
catu-balik. Namun, karena arusnya tidak
terbatasi, sehingga dioda zener biasanya
digunakan untuk membangkitkan tegangan
referensi, atau untuk menstabilisasi
tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil.
Dioda Laser
Dioda laser adalah sejenis laser di mana
media aktifnya sebuah semikonduktor
persimpangan p-n yang mirip dengan yang
terdapat pada dioda pemancar cahaya.
Dioda aser kadang juga disingkat LD atau
ILD.
Dioda laser baru ditemukan pada akhir
abad ini oleh ilmuwan Universitas
Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama
seperti dioda lainnya yaitu melalui sirkuit
dari rangkaian elektronika, yang terdiri
dari jenis p dan n. Pada kedua jenis ini
sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu :
1. Biased forward, arus dihasilkan
searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v
puncak, bentuk gelombang di atas ( + ).
2. Backforward biased, ini merupakan
tegangan berbalik yang dapat merusak
suatu komponen elektronika.
Dioda Schottky (SCR)
SCR singkatan dari Silicon Control
Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau
Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang
serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N.
Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPN Trioda.
SCR
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan
anoda pada kaki yang berulir, Gerbang
gate pada kaki yang pendek, sedangkan
katoda pada kaki yang panjang.
3
Simbol SCR
Fungsi Diod a Schottky (SCR) :
Sebagai rangkaian Saklar (switch
control)
Sebagai rangkaian pengendali
(remote control)
Diagram dan skema SCR :
Ada tiga jenis Dioda SCR semikonduktor
yang berfungsi sama sebagai sebagai
Saklar (Switching). Ketiga Dioda SCR
semikonduktor tersebut adalah SCR itu
sendiri, DIAC dan TRIAC.
DIAC
DIAC merupakan salah satu jenis dioda
SCR, namun memiliki dua terminal
(elektroda) saja, berbeda dengan
"saudaranya" yang memiliki tiga terminal,
yaitu TRIAC.
DIAC
Simbol DIAC
Struktur DIAC
Pada diagram sruktur DIAC menunjukkan
ada lima lapisan dalam DIAC, memiliki
dua terminal yaitu terminal 1 (T1) and
terminal 2 (T2).
Polaritas DIAC
TRIAC
TRIAC mempunyai kontruksi sama
dengan DIAC, hanya saja pada TRIAC
terdapat terminal pengontrol (terminal
4
gate). Sedangkan untuk terminal lainnya
dinamakan main terminal 1 dan main
terminal 2 (disingkat mt1 dan mt2). Seperti
halnya pada DIAC, maka TRIAC pun
dapat mengaliri arus bolak-balik, tidak
seperti SCR yang hanya mengalirkan arus
searah (dari terminal anoda ke terminal
katoda).
Simbol TRIAC
Simbol TRIAC di dalam skema
elektronika, memiliki tiga kaki, dua
diantaranya terminal MT1 (T1) dan MT2
(T2) dan lainnya terminal Gate (G)
Struktur TRIAC
Triac setara dengan dua SCR yang
dihubungkan paralel. Artinya TRIAC
dapat menjadi saklar keduanya secara
langsung. TRIAC digolongkan menurut
kemampuan pengontakan. TRIAC tidak
mempunyai kemampuan kuasa yang
sangat tinggi untuk jenis SCR. Ada dua
jenis TRIAC, Low-Current dan Medium-
Current.
Low-Current TRIAC dapat mengontak
hingga kuat arus 1 ampere dan mempunyai
maksimal tegangan sampai beberapa ratus
volt. Medium-Current TRIAC dapat
mengontak sampai kuat arus 40 ampere
dan mempunyai maksimal tegangan
hingga 1.000 volt.
Pengujian Dioda
Untuk dapat menentukan dioda dalam
keadaan baik atau tidak, Anda dapat
melakukan pengujian pada dioda tersebut
dengan menggunakan ohmmeter.
Tabel Hasil Pengujian Dioda :
Tabel Pengujian Dioda
5
FUNGSI TRANSISTOR(BY JELMIYATI)
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar adalah
salah satu fungsinya
sebagaimana saya jelaskan pada
artikel sebelum ini. Prinsip kerja
dari komponen ini yang
difungsikan sebagai saklar ialah
dengan mendapatkan manfaat
dari cut-off dan kondisi jenuh dari
transistor itu sendiri, yang mana
kedua keadaan tersebut bisa
didapat dgn mengatur besarnya
arus yg melewati basis dari
transistor.
Saturasi atau disebut juga kondisi
/ keadaan jenuh akan didapat bila
basis transistor dikasih arus yang
cukup besar hingga transistor
menjadi jenuh dan fungsinya
menjadi saklar yang menutup.
Sedangkan keadaan cut-off
didapatkan apabila arus basisnya
dilewati dengan arus yg amat
kecil bahkan hampir nol amper,
yang menjadikan transistor
berfungsi sebagai saklar yg
membuka.
Bila dikaji lebih dalam lagi maka
tiap jenis dan seri transistor
mempunyai spesifikasi yg
berlainan terhadap arus yg
diperlukan hingga tercapainya
keadaan cut-off dan jenuh.
Walaupun berbeda, pada
dasarnya sih tidak sangat jauh
pebedaannya, kecuali
pembuatannya dr bahan semi
konduktor yg berbeda pula yaitu
germanium atau silikon.
Sebagaimana saya sebut diawal
bahwa fungsi transistor sebagai
saklar adalah salah satu dari
fungsi-fungsinya, salah duanya
adalah sebagai penguat.
Transistor yang digunakan
sebagai penguat akan bekerja
6
dititik Q atau juga dikeadaan kerja
transistornya. Bahasa
sederhananya, diantara kondisi
cut-off dan kondisi jenuhlah, titik
Q itu berada dan membuat
transisor berfungsi sebagai
penguat.
Apa kelebihan dan
kekurangan dari Transistor
Sebagai Saklar ?
Penjelasan kekurangan dari saklar
transistor ini adalah berdasar
pengalaman pribadi, yaitu arus
beban yang dapat bertahan
disaklarkan itu jumlahnya kecil.
Dengan demikian maka beban
yang sesuai haruslah terlebih
dahulu dipilih dengan baik. Bila
tidak dipilah maka resiko
terjadinya kerusakan transistor
akan besar, akibat dari
berlebihnya dispasi daya yang
ada.
Trus kelebihannya komponen ini
jika kita menggunakannya
sebagai saklar, yaitu dapat
difungsikan menjadi saklar
dengan sangat cepat dan tidak
adanya bouncing sebagaimana
biasanya terjadi pada pensaklaran
mekanik yang memakai relay.
Lebih khusus lagi transistor ini
sesuai buat pensaklaran pada
rangkaian digital yg
membutuhkan supply tegangan
yang kecil, keakuratan dan
kecepatan; karena tidak memakai
alat-alat mekanik seperti pada
saklar umumnya.
Transistor sebagai penguat
Saat ini pemakaian transistor
sebagai penguat telah banyak di
pakai dalam suatu perangkat
elektronik. misalnya yaitu tone
control, pre-amp, amplifier
( penguat akhir ) dan rangkaian
elektronika lainnya. pemakaian
transistor ini benar-benar telah
menjadi keharusan
didalamkomponen elektronika.
Transistor adalah sebuah
komponen monokristal semi
konduktor dimana didalam
komponen terdapat dua
7
pertemuan antara p-n. Hingga
kita bisa membuat dua rangkaian
yakni p-n-p dan n-p-n. Transistor
adalah suatu komponen
elektronik yang bisa
memperbesar level sinyal
keluaran beberapa kali dari sinyal
masukan. Sinyal masukan di sini
bisa berupa sinyal ac maupun dc.
Prinsip yang di pakai
didalam transistor sebagai
penguat yaitu arus kecil pada
basis dipakai untuk mengontrol
arus yang lebih besar yang
diberikan ke kolektor melalui
transistor tersebut. Dari sini bisa
kita lihat bahwa fungsi dari
transistor adalah hanya sebagai
penguat ketika arus basis akan
berubah. Perubahan arus kecil
pada basis inilah yang dinamakan
dengan perubahan besar pada
arus yang mengalir dari kolektor
ke emitter.
Kelebihan dari transistor penguat
bukan sekedar bisa menguatkan
sinyal, namun transistor ini juga
dapat di pakai sebagai penguat
arus, penguat daya dan penguat
tegangan. Di bawah ini gambar
yang biasa di pakai dalam
rangkaian transistor khususnya
sebagai penguat yang biasa di
pakai dalam rangkaian amplifier
sedehana.
Sedangkan fungsi transistor
sebagai saklar memanfaatkan
area penjenuhan ( saturasi ) dan
area penyumbatan ( cutt-off ).
Pada waktu saturasi nilai
resistansi penyambungan
kolektor emitter secara ideal
sama juga 0 atau koklektor
terhubung langsung. dan pada
waktu cut-off nilai resistansi
penyambungan kolektor emitter
ideal sama dengan tidak
terhingga atau terminal kolektor
dan emitter terbuka.
Sebuah transistor sebagai
penguat dapat bekerja dengan
optimal jika titik penguat dengan
transistor mesti di tentukan serta
juga mesti sama dengan yang di
8
tentukan oleh garis beban ac/dc.
misalnya yaitu mempunyai titik
kerja di area cut-off, titik kerja
berada di tengah-tengah garis
beban dan penguat kelas ab
adalah merupakan kombinasi
antara kelas a dan b yang bekerja
dengan cara bergantian dengan
jenis transistor pnp dan npn.
OSILOSKOP (BY KHAYRUNNISA B. MUHAMMADIA)
9
Osiloskop adalah alat ukur elektronika
yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan
dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan
tabung sinar katode.Peranti pemancar
elektron memproyeksikan sorotan
elektron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron membekas pada layar.
Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-
ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal kontinyu
sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk
mengamati bentuk gelombang yang tepat
dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal,
osiloskop dapat menunjukkan distorsi,
waktu antara dua peristiwa (seperti lebar
pulsa, periode, atau waktu naik) dan
waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Semua alat ukur elektronik bekerja
berdasarkan sampel data, semakin tinggi
sampel data, semakin akurat peralatan
elektronik tersebut. Osiloskop, pada
umumnya juga mempunyai sampel data
yang sangat tinggi, oleh karena itu
osiloskop merupakan alat ukur elektronik
yang mahal. Jika sebuah osiloskop
mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo
sample/second = 10.000 data per detik),
maka alat ini akan melakukan pembacaan
sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika
yang diukur adalah sebuah gelombang
dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap
sampel akan memuat data 1/4 dari
sebuah gelombang penuh yang kemudian
akan ditampilkan dalam layar dengan
grafik skala XY.
10
Untuk Pengukuran:
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik
yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang
ditampilkan memperlihatkan bagaimana
sinyal berubah terhadap waktu. Seperti
yang bisa anda lihat pada gambar di
bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu
vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V,
pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi
atas 8 kotak skala besar dalam arah
vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang
lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah
nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop ‘Dual Trace’ dapat
memperagakan dua buah sinyal sekaligus
pada saat yang sama. Cara ini biasanya
digunakan untuk melihat bentuk sinyal
pada dua tempat yang berbeda dalam
suatu rangkaian elektronik. Kadang-
kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan
dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V dan
sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Tambahan sumbu Z
merepresentasikan intensitas tampilan
osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam
pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip
sebuah pesawat televisi dengan beberapa
tombol pengatur. kecuali terdapat garis-
garis(grid) pada layarnya.
11
Langkah langkah pengukuran Frekuensi
menggunakan osiloskop:
KALIBRASI:
1. Nyalakan power pada osiloskop
2. tombol CH1 pada posisi grid
3. atur tombol Y-pos 1 sehingga didapat
garis lurus berimpitan dengan sumbu x
pada layar
4. pindahkan tombol CH1 pada ac/dc
5. hubungkan probe osiloskop pada cal.0.5v
6. pastikan faktor pengali pada probe pada
posisi x1
7. atur selektor range volt/div pada posisi
1volt/div cal sampai didapat tegangan 1/2
divisi
Fungsi dari tiap-tiap bagian:
1. POSITION :
Untuk mengatur posisi berkas signal arah
vertical untuk channel 1.
2. DC. BAL :
Untuk menyeimbangkan DC vertical guna
pemakaian channel 1 (atau Y ), Penyetelan
dilakukan sampai posisi gambar diam
pada saat variabel diputar.
3. INPUT :
Terminal masukan pada saat pengukuran
pada CH 1 juga digunakan untuk Kalibrasi.
4. AC ? GND ? DC
Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur
DC tidak bisa diukur melalui Posisi ini,
karena signal DC akan terblokir oleh
kapasitor. Posisi GND = Terminal ini
terbuka dan berkas merupakan garis
nol/lived nol. Posisi DC = Untuk mengukur
tegangan DC dan masukan-masukan yang
lain.
5. VOLT/DIV :
Sakelar putar untuk memilih besarnya
tegangan per cm (volt/div) pada layar
CRT, ada II tingkat besaran tegangan yang
tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
6 VARIABLE :
Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical
pada CH 1 (Y). pada putaran maksimal Ke
arah jarum jam (CAL) gunanya untuk
mengkalibrasi mengecek
12
apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada
skala layar CRT.
7 MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB)
CH 1 : Jika signal yang diukur
menggunakan CH 1, maka posisi switch
pada CH 1 dan berkas yang nampak pada
layar hanya ada satu.
CH 2 : Jika signal yang diukur
menggunakan CH 2, maka posisi switch
pada CH 2 dan berkas yang nampak pada
layar hanya satu.
DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila
hendak mengunakan CH 1 dan CH
2 Secara bersamaan, dan pada layar pun
akan tampak dua berkas.
ADD : Bentuk gelombang dari kedua
channel masukan yang dapat
dijumlahkan Secara aljabar dan
penjumlahannya dapat dilihat dalam
bentuk satu Gambar.
SUB : Masukan dengan polaritas terbaik
pada CH 2, ditambah masukan CH 1, Maka
perbedaan secara aljabar akan tampak
satu gambar pada layar. Apabila CH 1
tidak diberi signal masukan, maka bentuk
gelombang Dengan polaritas terbaik dari
channel 2 akan tampak.
8. LED PILOT LAMP :
Lampu indicator untuk power masuk,
apabila switch ILLUM diputar ke on.
9. ILLUM :
Bila diputar berlawanan jarum jam
maksimum, maka power AC akan mati dan
jika Ke kanan, maka power AC akan masuk
dengan ditandai LED pilot lampu menyala.
10. INTENSITY :
Untuk mengatur gelap atau terangnya
berkas sinar supaya enak pada
penglihatan. Diputar ke kiri untuk
memperlemah sinar dan apabila diputar
ke kanan akan membuat terang
11. FOCUS :
Untuk memperkecil/menebalkan berkas
sinar atau garis untuk
mendapatkan Gambar yang lebih jelas.
12. ASTIG :
Pengaturan astigmatisma adalah untuk
memperoleh titik cahaya yang lebih
baik Ketika menyetel FOCUS
13. EXT-TRIG :
Terminal dari sinkronisasi eksternal
tegangan eksternal yang lebih dari IV
peak To peak harus menggunakan switch
SOURCE di set pada posisi EXT.
14. SOURCE :
13
Sakelar dengan tiga posisi untuk memilih
tegangan sinkronisasi.
CH 1 : Huruf akan sinkron dengan
masukan gelombang dari CH 1. Jika
menggunakan CH 1 hendaklah switch
source ditetapkan pada CH 1.
CH 2 : Sweep akan sinkron dengan
masukan gelombang dari CH 2.
apabila Menggunakan CH 2 hendaknya
switch source diletakkan pada CH
2. Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron pula
pada saat menggunakan DC/AC.
EXT : Sweep akan sikron dengan masukan
signal dari luar melalui Terminal EXT + TR
16 (19).
15. SYNC :
Sakelar pemisah sinkronisasi.
15. LEVEL;
Meengontrol sync level adalah mengatur
phase sync untuk menentukan bentuk
titik awal gelombang signal.
16. PULL AUTO
Dengan mencabut pemutar level sweep
akan sedikit terganggu.bentuk gelombang
- tidak diam selama tidak menggunakan
signal trigger,yang nampak hanyalah
garis lurus dan ini akan terjadi bila signal
teriger masuk.
17 POSITION.
Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas
gambar ( posisi arah horizontal) Switch
pelipat sweep dengan menarik
knop ,bentuk gelombang dilipatkan 5 Kali
lipat kearah kiri dan kearah kanan
usahakan cahaya seruncing mungkin.
18. SWEEP TIME /DIV;
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu
dari suatu priode atau pun square trap Cm
(div ) sekitar 19 tingkat besaranyang
tersedia terdiri dari 0,5 s/d
0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan
dengan memutar penuh kearah
jarum jam.perpindahan Chop-ALT-TVV-
TVH.secara otomatis dari
sini.Pembacaan kalibrasi sweep time/div
juga dari sini dengan cara variabel diputar
penuh searah jarum jam.
19. VARIABEL;
Digunakan untuk menyetel sweeptime
pada posisi putaran maksimum
arah jarum jam. ( CAL ) tiap tingkat dari 19
posisi dalam keadaan terkalibrasi .
20. CAL IV PP
Yaitu terminal untuk mengkalibrasi
voltage frequency chanel 1 dan chanel
14
2 Dimana untuk frequency 1 Khz tegangan
harus 1 volt P-P.
21. AC VOLTAGE SELECTOR ;
Untuk menyetel tegangan listrik 110 Volt
atau 220 Volt.
22. INT MOD
Teminal intensitas Brightness OSILOSKOP
Osiloskop berguna untuk: melihat tingkah
laku tegangan gelombang secara visual,
ada beberapa jenis tegangan gelombang
yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop .
1) Gelombang sinusoida
2) Gelombang blok
3) Gelombang gigi gergaji
4) Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop,
harus bisa memahaami tombol-tombol yg
ada pada pesawat perangkat ini,seperti
telah diutarakan diatas. Secara umum
osiloskop hanya untuk circuit osilator
( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO
MACAM MACAM KAPASITOR(BY ELYANA ESTIYANDHIKA)
15
Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk
menyimpan muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua
konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap
konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator
adalah alat (komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Pada
prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam)
yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini
sering disebut bahan (zat) dielektrik
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat
digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa kapasitor
menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik cairan dan
lain sebagainya. Beberapa jenis kapasitor menurut bahan dielektiknya
antara lain
Kegunaan Kapasitor
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
16
1. mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang
mengandung kumparan, bila tiba-tiba arus listrik diputuskan dan
dinyalakan
2. menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian
penyala elektronik
3. memilih panjang gelombang pada radio penerima
4. sebagai filter dalam catu daya (power supply)
Bentuk kapasitor
1. kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
2. kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
3. kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan
nilai kapasitas maksimum 500 pF)
Macam-Macam Kapasitor
Jenis Kapasitor Berdasarkan Polaritasnya
Kapasitor Nonpolaritas
Kapasitor ini tidak mempunyai kaki positif dan negatif
sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika
boleh bolak-balik. Yang termasuk kapasitor ini adalah
kapasitor mika, kapasitor keramik,kapasitor kertas, dan
kapasitor milar.
Kapasitor Polaritas
Kapasitor ini mempunyai kaki positif dan negatif,
sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika
tidak boleh terbalik.
Variabel Condensator ( Varco )
Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor
(as) yang ada pada badan komponen.
17
Kondensator Trimer
Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor
(as) yang ada pada badan komponen, tetapi harus
mengunakan obeng.
Kapasitor Berdasarkan Bahan Penyekat Konduktor ( Dielektrikum )
Kapasitor Keramik
Kapasitor Tantalum
Kapasitor Inti udara
Kapasiitor Elektrolit
18
Kapasitor Kertas
Kapasitor Mika / Milar
Kapasitor Polyester
Tipe Kapasitor berdasarkan Dielektrikum
1.Variabel Condensator ( varco )
Kondensator ini dipakai untuk tuning atau mencari gelombang radio. Jenis ini mempunyai
udara sebagai dielektrikum.Kapasitor variabel mempunyai pelat-pelat yang stasioner
(stator) dan pelat-pelat yang digerakkan (rotor ), biasanya terbuat dari alumunium. Dengan
memutar tombol, luas plat yang berhadapan dapat diatur sehingga kapasitas kapasitor dapat
diubah-obah. Dengan mengubah kapasitor frekuensi dapat distel.
2.Kapasitor Keramik
Kapasitor ini menpunyai dielektrikum keramik. Kapasitor ini mempunyai oksida logam
dan dielektrikumnya terdiri atas campuran titanium-oksida dan oksida lain. Kekuatan
dielektrikumnya tinggi dan mempunyai kapasitas besar sekali dalam ukuran kecil.
3.Kapasitor Kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrikum kertas dengan lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm
antara dua lembar kertas alumunium.Kertasnya diresapi dengan minyak mineral untuk
memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektrikumnya.
19
4.Kapasitor Mika
Kapasitor ini mempunyai elektroida logam dan lapisan dielektrikum dari polysteryne mylar
dan teflon setebal 0,0064 mm. Digunakan untuk koreksi faktor daya. Seperti uji visi nuklir
5.Electrolit Condensator( Elco )
Kapasitor ini mempunyai dielektrik oksida alumunium dan sebuah elektrolit sebagai
elektroda negatif. Elektroda postif terbuat dari logam seperti alumunium dan tantalum
tetapi sebuah elektroda negatif terbuat dari elektrolit. Tebal lapisan oksidanya adalah
0,0001. Dalam rangkaian elektronika sebagai perata denyut arus listrik.
Tabel Nilai Dielektrikum
Bahan Angka dieklektrikum
Hampa 1
Udara/gas lain 1
Air suling 80
Kertas farafin 2,2
Mika 5,5-7
Porselen 5,5
Tantalum 27
Olie paranol 4,5
Olie silikon 2,8
Teflon 20
Keramik 5-1000
20
RESISTOR(BY WAWAN SETIAWAN)
Resistor adalah komponen dasar
elektronika yang selalu digunakan dalam
setiap rangkaian elektronika karena
bisa ber-fungsi sebagai pengatur atau
untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan
resistor, arus listrik dapat didistribusikan
sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol
Ω(Omega).
Resistor adalah suatu komponen
elektronika yang dapat menghambat arus
listrik. Fungsi resistor dapat digambarkan
sebagai sekeping papan yang dipergunakan
untuk menahan aliran air yang deras di
selokan/parit kecil. Dengan memakai
tahanan papan ini, maka arus air dapat
terhambat alirannya. Makin besar papan
yang dipergunakan untuk menahan arit
parit, makin kecil air yang mengalir.
Begitu pula kejadian ini dapat diterapkan
dalam pelajaran elektronika. Makin besar
resistansi (tahanan), makin kecil arus
listrik dan tegangan yang melaluinya.
Jadi resistor ber-fungsi sebagai:
1. Menahan sebagian arus listrik agar
sesuai dengan kebutuhan suatu
rangkaian elektronika.
2. Menurunkan tegangan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian elektronika.
3. Membagi tegangan.
4. Bekerja sama dengan transistor dan
kondensator dalam suatu rangkaian
untuk membangkitkan frekuensi
tinggi dan frekuensi rendah.
Dilihat dari fungsi-nya, resistor dapat
dibagi menjadi :
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat
21
berubah, jadi selalu tetap (konstan).
Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin
atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi
tegangan, mengatur atau membatasi arus
pada suatu rangkaian serta memperbesar
dan memperkecil tegangan.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-
ubah dengan jalan menggeser atau
memutar toggle pada alat tersebut,
sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan
sesuai dengan kebutuhan.Berfungsi
sebagai pengatur volume (mengatur besar
kecilnya arus),tone control pada sound
system,pengatur tinggi rendahnya nada
(bass/treble) serta berfungsi sebagai
pembagi tegangan arus dan tegangan.
3. Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient),
yaitu resistor yang nilainya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas.
Sedangkan PTC (Positive Temperature
Coefficient), yaitu resistor yang nilainya
akan bertambah besar bila temperaturnya
menjadi dingin.
4. Resistor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu
jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila terkena
cahaya gelap nilai tahanannya semakin
besar, sedangkan bila terkena cahaya
terang nilainya menjadi semakin kecil.
22
Macam-Macam Alat Ukur Listrik Dan Fungsinya.
(BY MUANZIR)
Alat ukur listrik merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik seperti hambatan listrik
(R), kuat arus listrik (I), beda potensial
listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya.
Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat
ukur analog dan alat ukur digital.
Berikut adalah macam-macam alat
ukur :
Amper-meter
Voltmeter
Ohm-meter
Multimeter Analog/Digital
Megger
dll
Ampermeter
Amperemeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik baik untuk DC maupun
AC yang ada dalam rangkaian
tertutup. Amperemeter biasanya
dipasang berderet dengan elemen
listrik. Jika kita akan mengukur arus
yang melewati penghantar dengan
menggunakan Amperemeter maka
harus kita pasang seri dengan cara
memotong penghantar agar arus
mengalir melewati ampere meter.
DC Ampermeter
Bagian terpenting dari Ampermeter
adalah galvanometer. Galvanometer
bekerja
23
dengan prinsip gaya antara medan
magnet dan kumparan berarus.
Galvanometer dapat digunakan
langsung untuk mengukur kuat arus
searah yang kecil. Semakin besar
arus yang melewati kumparan
semakin besar simpangan pada
galvanometer.
Galvanometer
Ampermeter terdiri dari
galvanometer yang dihubungkan
paralel dengan resistor yang
mempunyai hambatan rendah.
Tujuannya adalah untuk menaikan
batas ukur ampermeter. Hasil
pengukuran akan dapat terbaca
pada skala yang ada pada
ampermeter.
Alat ini sering digunakan oleh
teknisi elektronik yang biasanya
menjadi satu dalam multitester atau
Avometer. Avometer adalah
singkatan dari Amperemeter,
Voltmeter dan Ohmmeter.
Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur
besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Voltmeter disusun
secara paralel terhadap letak komponen
yang diukur dalam rangkaian. Alat ini
terdiri dari tiga buah lempengan
tembaga yang terpasang pada sebuah
bakelite yang dirangkai dalam sebuah
tabung kaca atau plastik. Lempengan
luar berperan sebagai anode sedangkan
yang di tengah sebagai katode.
Umumnya tabung tersebut berukuran
15 x 10cm (tinggi x diameter).
Ohm-meter
Ohm-meter adalah alat untuk
mengukur hambatan listrik, yaitu daya
untuk menahan mengalirnya arus
listrik dalam suatu konduktor.
Besarnya satuan hambatan yang diukur
oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.
Alat ohm-meter ini menggunakan
24
galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada
suatu hambatan listrik (R), yang
kemudian dikalibrasikan ke satuan
ohm.
Ohm-meter
Multitester Analog/Digital
Multimeter adalah alat untuk mngukur
listrik tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (amper).
Ada dua kategori multimeter:
multimeter digital atau DMM (digital
multi-meter)(untuk yang baru dan lebih
akurat hasil pengukurannya), dan
multimeter analog. Masing-masing
kategori dapat mengukur listrik AC,
maupun DC.
Multitester Digital
Megger
Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah.Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk:
a. Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan
b. Kabel tegangan tinggi.c. Kabel tegangan rendahd. Transformatore. Dan peralatan listrik lainnya
25
Multitester Analog
Rectifier, Filter & Regulator(BY MUHAMMAD AKMAL)
Perangkat elektronik yang
memerlukan arus DC mestinya
dicatu oleh suplai arus searah DC
(direct current ) yang stabil agar
dapat bekerja dengan baik.
Baterai atau accu adalah sumber
catu daya DC yang paling baik.
Namun untuk aplikasi yang
membutuhkan catu daya lebih
besar, sumber dari baterai tidak
cukup.
Sumber catu daya yang besar
adalah sumber bolak-balik AC
(alternating current) dari
pembangkit tenaga listrik. Untuk
itu diperlukan suatu perangkat
catu daya yang dapat mengubah
arus AC menjadi DC
DEFINISI POWER SUPPLY
26
Power supply atau catu
daya adalah sebuah peralatan
penyedia tegangan atau sumber
daya untuk peralatan elektronika
dengan prinsip mengubah
tegangan listrik yang tersedia dari
jaringan distribusi transmisi listrik
ke level yang diinginkan sehingga
berimplikasi pada pengubahan
daya listrik.
Dalam sistem pengubahan daya,
terdapat empat jenis proses yang
telah dikenal yaitu sistem
pengubahan daya AC ke DC, DC
ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC.
Masing masing sistem
pengubahan memiliki keunikan
aplikasi tersendiri, tetapi ada dua
yang implementasinya kemudian
berkembang pesat dan luas yaitu
sistem pengubahan AC ke DC
(DC power supply) dan DC ke
DC (DC-DC converter) .
Tipe – tipe DC power supply :
1. Power Supply tipe linear
2. Power Supply tipe peralihan
(switching)
Dalam materi ini khusus dibahas
mengenai DC power supply, untuk
materi DC converter kunjungi:
http://www.elektroindonesia.com/
elektro/elek24.html
1. Power supply tipe linear
Beberapa fungsi yang masuk
dalam proses pengubahan daya
AC ke DC adalah sebagai berikut:
Pengubahan Tegangan ,
berfungsi untuk mengubah
tegangan listrik yang
tersedia dari jaringan
distribusi transmisi listrik ke
level yang diinginkan
Penyearah, sebagai
pengubah arah tegangan
atau voltase dari AC ke DC
Filter atau penyaring,
bertugas sebagai pembersih
gelombang keluaran dari
riak (ripple ) yang berasal
dari proses penyearahan
Pengaturan (regulatorion),
bertujuan untuk
mengendalikan tegangan
keluaran sehingga menjadi
stabil walaupun terjadi
variasi atau perubahan
pada suhu, beban, maupun
tegangan masukan dari
jaringan transmisi listrik
Idealnya, pengubahan daya ke DC
memiliki karateristik seperti
misalnya efisiensi 100%,
gelombang keluaran yang tetap
(constant output) walaupun
27
dihadapkan pada variasi dari
voltase transmisi (untuk power
supply DC), arus pada beban,
maupun suhu. Karakteristik ideal
lainnya adalah tidak memiliki
impedansi pada terminal keluaran
(zero impedance output) untuk
setiap jenjang frekuensi, dan juga
tidak memiliki gangguan (noise)
maupun ripple pada gelombang
keluaran. Gambar
1 menunjukkan perbedaan dalam
hal pengaturan beban dan ripple
pada gelombang keluaran antara
pengubah yang ideal dan yang
praktis.
Gambar 1 . Karakteristik ideal
dan praktis pada pengubah ke DC
Selanjutnya, pada Gambar
2 dapat dilihat dua buah contoh
rangkaian yang umum dipakai
untuk menghasilkan daya DC dari
daya AC, yaitu rangkaian dengan
konfigurasi Center-Tapped
Transformer dan Penyearah
Bridge (Bridge Rectifier). Kedua
contoh tersebut memakai
penyearah jenis gelombang
penuh (full wave rectifier) yang
mengakibatkan tingkatan ripple
yang minimum pada gelombang
keluaran.
Gambar 2 . Rangkaian dengan
konfigurasi Center-Tapped
Transformer dan Penyearah
Bridge (Bridge Rectifier).
2. Power supply tipe peralihan
(switching)
Power Supply tipe switching
menjadi semakin populer
pemakaiannya karena tipe ini
memberikan penyediaan daya DC
yang efisiensi dan densitas
dayanya sangat tinggi
dibandingkan dengan tipe linear.
Untuk lebih jelasnya, beberapa
perbandingan antara kedua tipe
28
tersebut dapat dilihat pada Tabel
1.
Spesifikasi Tipe
Linear
Tipe
Switching
Pengaturan Beban
(Load regulatorion)
Variasi Gelombang
Keluaran (Output
Ripple)
Variasi Voltase
masukan (Input
Voltage Range)
Efisiensi
Densitas Daya
(Power Density)
Waktu Peralihan
(Transient
Recovery)
0.02-
0.01%
0.5-2 mV
rms
+/- 10%
40-55%
0.5
W/in^3
50 usec
0.1-1.0%
25-100 mV
p-p
+/- 50%
60-80%
2.3 W/in^3
300 usec
Tabel 1. Perbandingan antara
tipe Linear dan Switching
Salah satu topologi dari power
supply tipe switching adalah
dengan metode flyback (flyback
regulator) seperti yang
diilustrasikan pada Gambar
3 berikut ini.
Gambar 3 . Rangkaian dasar
Flyback Regulator
Pengaturan besarnya daya
keluaran melalui komponen
switch dikendalikan dengan
metode modulasi lebar pulsa atau
PWM (Pulse Width Modulation) di
mana semakin lama switch
berstatus ON semakin banyak
energi yang disimpan dalam
transformer dan semakin besar
pula daya yang dikirim ke beban.
Selain itu, untuk menghasilkan
tegangan keluaran yang stabil,
maka tegangan tersebut dapat
diumpan balik dan dibandingkan
dengan tegangan referensi
(reference voltage) dan selisihnya
kemudian dapat digunakan untuk
mengendalikan lamanya switch
berstatus ON dan OFF. Pada
gambar 4, dapat dilihat
konfigurasi lengkap dari metode
Flyback tersebut. Sebutan lain
power supply tipe switching
adalah tipe "off-line" karena
tegangan DC yang menjadi
masukan adalah melalui proses
penyearah langsung dengan
penyearah Bridge dari sisi AC
atau dari jaringan listrik dengan
tanpa menggunakan transformer
50 atau 60 Hz. Pada rangkaian
29
yang sama juga terlihat adanya
sistem umpan balik yang harus
terisolasi dari sisi AC dengan
menggunakan transformer ukuran
kecil ataupun dengan opto-
isolator.
30