19
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR MAMAE DEKSTRA DENGAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG NAKULA I RSUD KOTA SEMARANG Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebutuhan Dasar Manusia III Oleh: FARA DILA SANTI P17420613055 PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG

Lp Nyeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP NYERI

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR MAMAE DEKSTRA DENGAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG NAKULA I RSUD KOTA SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebutuhan Dasar Manusia IIIOleh:FARA DILA SANTIP17420613055

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANGJURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG2013/ 2014

A. PENDAHULUANIstirahat dan tidur merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yeng berbeda untuk istirahat dan tidur. Kurangnya intensitas istirahat dan tidur dapat menyebabkan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian dan meningkatkan iritabilitas. Perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya harus berkolaborasi untuk mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol pola istirahat dan tidur pasien. Perawat bertanggung jawab secara etis untuk mengontrol pola tersebut dan menghilangkan gangguan istirahat dan tidur yang dialami oleh pasien agar dapat mendukung tercapainya kesembuhan pasien secara optimalEvans dan French pada tahun 1995 mengatakan bahwa tidur sangat berhubungan dengan penyembuhan. Memperoleh kualitas tidur yang terbaik merupakan hal yang penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sedang sakit.Lingkungan institusi rumah sakit, atau fasilitas perawatan jangka panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan dapat menyebabkan pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Sehingga,

B. KONSEP DASAR1. DefinisiNyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial menyebabkan kerusakan jaringan (Perry & Potter, 2005).Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri (International Association for the Study of Pain, IASP) , mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadiandimana terjadi kerusakan.Nyeri merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor affective (emosional), behavior, cognitive, dan physiologic-sensory. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya.Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan yang memiliki konsep subjektifitas yang sama dengan nyeri.

2. Etiologia. Trauma. Trauma ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Penyebab trauma ini terbagi menjadi :1) Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari nyeri akibat trauma mekanik ini adalah akibat adanya benturan, gesekan, luka dan lain-lain.2) Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.3) Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau pun basa kuat.4) Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.b. Neoplasma. Neoplasma ini juga terbagi menjadi dua yaitu :1) Neoplasma Jinak.2) Neoplasma Ganas.c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. Hal ini dapat dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau pun angina pektoris yang dirasakan adalah adanya nyeri dada yang khas.d. Peradangan. Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Contohnya adalah nyeri karena abses.e. Trauma psikologis.

3. PatofisiologiPatofisiologi nyeri ini dapat digambarkan sebagai berikut :Reseptor nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas yang berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformasi, suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan Pacini dan Meissner juga mengirim informasi yang dipersepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamin, bradikini, serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat.Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu bersinaps di korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat nyeri bersinaps di neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen. Namun, sebagian serat berjalan ke atas atau ke bawah beberapa segmen di korda spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di korda spinalis, informasi mengenai rangsangan nyeri diikirim oleh satu dari dua jaras ke otak- traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus (Corwin, 2000 : 225).Informasi yang di bawa ke korda spinalis dalam serat-serat A delta di salurkan ke otak melalui serat-serat traktus neospinotalamikus. Sebagian dari serat tersebut berakhir di reticular activating system dan menyiagakan individu terhadap adanya nyeri, tetapi sebagian besar berjalan ke thalamus. Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim ke korteks sensorik somatic tempat lokasi nyeri ditentukan dengan pasti (Corwin, 2000 : 225).Informasi yang dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan sebagian oleh serat A delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus paleospinotalamikus. Serat-serat ini berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah di mesensefalon yang disebut daerah grisea periakuaduktus. Serat- serat paleospinotalamikus yang berjalan melalui daerah reticular berlanjut untuk mengaktifkan hipotalamus dan system limbik. Nyeri yang di bawa dalam traktus paleospinotalamik memiliki lokalisasi yang difus dan berperan menyebabkan distress emosi yang berkaitan dengan nyeri (Corwin, 2000 : 225).

4. Pathwaya. Presepsi Nyeri

(Fast pain) serat A delta

(Slow pain) serat C Rangsangan Nosiseptor korda spinalis

thalamus dan korteks serebriPersepsi Nyeri kornu dorsalis medula spinalis

5. Komplikasia. Edema Pulmonal: Bengkak pada bagian parub. Konvulsi: suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.c. Masalah Mobilisasi, misalnya dislokasi sendi atau tulangd. Hipertensi: tekanan darah tinggie. Hipovolemik: kondisi darurat di mana perdarahan parah dan hilangnya cairan membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh.f. Hipertermia: peningkatan suhu tubuh manusia

6. Manifestasi Klinisa. Gangguam Tidur (insomnia)b. Posisi Menghindari Nyeric. Gerakan Menghindari Nyerid. Berhati-hati pada bagian nyerie. Pikiran tidak terarahf. Pucatg. Perubahan Nafsu Makanh. Produksi keringat berlebih7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeria. UsiaAnak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri, begitu pula sebaliknya dengan orang dewasa.b. Jenis kelaminSecara umum pria dan wanita tidak memiliki perbedaan dalam menanggapi respon nyeric. KebudayaanKeyakinan dan kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyerid. Makna nyeriMakna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyerie. PerhatianSemakin pasien memperhatikan rasa nyerinya, semakin meningkat pula rasa nyeri yang ia rasakan, sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respons nyeri yang menurun (Gil, 1990).f. AnsietasAsietas merupakan kondisi yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran berlebihan atas peristiwa kehidupan sehari-hari tanpa alasan yang jelas. Seringkali asietas meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan asietasg. KeletihanRasa kelelahan menyebabkan nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.h. Pengalaman sebelumnyaPengalaman sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah di masa yang akan datangi. Gaya KopingKlien seringkali menemukan berbagai cara untuk mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psikologis nyerij. Dukungan keluarga dan sosialIndividu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki haraoan yang berbeda tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri (Meinhart dan Mc Caffery, 1983)

8. Pemeriksaan Penunjanga. SINAR X Sinar X dapat menunjukkan cedera robekan punggung dan tulang yang patah penyebab nyerib. Tes DarahTes darah dapat membantu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri yang sangat spesifik (misalnya infeksi, tumor, penyakit artritik)c. CT dan MRI Scan Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran tulang dan jaringan sekitar nyeri dengan rinci, serta juga dapat digunakan untuk menyingkirikan penyakit serius.

9. Penatalaksanaan Medisa. FarmakologisKolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik rute oral atau parenteral ( IM, IV, SC ) untuk mengurangi nyeri secara cepat.b. Non Farmakologis1) Stimulasi dan pijatan Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, sensasi tidak nyeri memblokir menurunkan transmisi nyeri, menggosok kulit, punggung, bahu.2) Kompres Es dan Panas Es : menurunkan prostaglandin, sensitivitas reseptor nyeri kuat, menghambat inflamasi Panas : melancarkan aliran darah, nyeri berkurang.3) DistraksiSuatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang di alami.Beberapa teknik distraksi : Bernafas secara pelan pelan, massase sambil menarik nafas pelanpelan, mendengarkan lagu, sambil menepuk nepukkan jari/kaki. Membayangkan hal hal yang indah sambil menutup mata Menonton TV atau acara kegemaran4) Relaksasi Ketegangan otot berkurang, nafas abdomen, frekuensi lambat, berirama Pejamkan mata, bernafas perlahan teratur konstan Menghitung dalam hati saat udara masuk dan keluar Perlu latihan dulu.5) Imajinasi Terbimbing Membayangkan setiap energi dalam menarik nafas adalah energi kesembuhan. Bayangkan saat mengeluarkan nafas, nyeri keluar dan tegang berkurang. Sebagai tambahan dari bentuk pengobatan.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian Fokusa) Riwayat Keperawatan(1) Keluhan Utama:Pasien mengatakan Nyeri(2) Riwayat Kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (Akut/kronis) Pola Nyeri, Skala Nyeri(3) Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut : Riwayat Penyakit Dahulu melalui kemungkinan pernah nyeri, atau pengalaman nyeri dimasa lalu, penyakit penyebab Nyeri dan Riwayat Penyakit keluarga : meliputi penyakit menular atau menahun yang mengakibatkan Nyeri.b) Pola Fungsional Gordon(1) Pola Manajemen Kesehatan :(2) Pola Oksigenasi : Keluhan sesak (nyeri), pola nafas ,bersihan jalan nafas.(3) Pola Nutrisi :Asupan Nutrisi, pola makanan,kecukupan gizi, pantangan makanan.(4) Pola Eliminasi: Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin, volume out put, frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.(5) Pola Rasa Aman dan Nyaman :(6) Pola Aktivitas : meliputi gerakan (mobilitas) pasien, aktivitas/ pekerjaan pasien yang dapat menimbulkan nyeri/ mengurangi nyeri.(7) Pola Istirahat : Meliputi Kebiasaan tidur/ istirahat pasien, kebiasaan dalam istirahat.(8) Pola Seksualitas dan Reproduksi: (9) Pola Kognitif, Persepsi dan Sensori(10) Pola Stress dan Adaptasi(11) Pola Konsep Diri(12) Pola Nilai dan Kepercayaan/Agama

c) Pemeriksaan Umum(1) Keadaan Umum(2) Kesadaran(3) TD (Tekanan Darah)(4) Suhu Tubuh(5) HR (Heart Rate)(6) RR (Respiratory Rate)(7) Skala Nyeri, meliputi:(a) P : Provocative.Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.Contoh : Nyeri pada saat terasa ingin BAB dan mual pada saat akan makan(b) Q : QualityKualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan lain-lain.Contoh : Nyeri seperti ditusuk jarum(c) R : Region atau areaLokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lain-lain.Contoh : Nyeri dan mual pada perut kuadran atas(d) S : Severity atau skalaSkala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ringan Sedang BeratContoh : Nyeri sedang (skala nyeri = 6)(e) T : Time atau waktu timbulnya nyeriWaktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.Contoh : Nyeri saat ingin BAB dan waktu mual pada akan dan saat makan

d) Pemeriksaan Fisik(1) Kepala: bentuk mesochepal/ tidak, rambut lurus beruban, rambut agak kotor, tidak ada lesi.(2) Mata : Bentuk simetris/tidak, konjungtiva tidak anemis, tidak/ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Reflek berkedip kurang, penglihatan agak berkurang.(3) Hidung : Bentuk simetris/tidak, tidak/ada polip, tidak/ada nyeri tekan, tidak/ada sekret.(4) Telinga : Bentuk, tidak/ ada sirumen berlebih, tidak\menggunakan menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.(5) Mulut : Bibir kering/tidak, gigi agak kotor/ bersih, dan terdapat karies tidak/ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak/ada pendarahan gusi.(6) Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher/ tidak, tidak/ada pembesaran venajugularis.(7) Dada: Bentuk, terdengar bunyi wheezing/tidak, tidak/ada nyeri tekan, bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi.(8) Abdomen : Tidak/ada lesi, suara bising usus lemah/ kuat, tidak/ada nyeri tekan,tympani(9) Inguinal : Terpasang kateter/ tidak,tidak/bisa kencing(10) Integumen : Warna kulit , jumlah rambut banyak/ sedikit, lembab atau tidaknya, tidak ada lesi/ tidak, turgornya baik/ tidak(11) Extermitas(12) Akraldingin, edema -/-atau tidak, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-. Perifer tampak pucat. Tulang belakang. (ada/tidaknya)Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.(tidak/ adanya)(13) Genetalia : bentukapa, tidak/ada lesi, kulit skrotum kemerahanatau tidak,, tidaka/ada nyeri tekan, tidak/ada benjolan.

e) Pengkajian Nyeri(1) Titik nyeri berasal(2) Pada bagian nyeri mulai terasa(3) Kapan Rasa Nyeri Terasa(4) Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa(5) Apakah rasa nyeri mulai menyebarf) Pengkasian Respon fisiologisa. Respon simpatik peningkatan frekuensi pernafasan dilatasi saluran bronkiolus peningkatan frekuensi denyut jantung dilatasi pupil penurunan mobilitas saluran cernab. Respon parasimpatik pucat ketegangan otot penuru nan denyut jantung mual dan muntah kelemahan dan kelelahanc. Respon perilakuRespon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis.d. Respon afektifRespon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. Fundamental Keperawatan. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC:. 1501-1546.Huda, Amin. NANDA. 2013. Yogyakarta: Media Action Publishing.Berman, Audrey. Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb. 2003. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Grace A. Piere & Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3. 2007. Jakarta: Erlangga Medical Series.Paula J. Christensen & Janet W. Kenney. Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual Ed. 4. 2009. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.