Lp CA Tyroid

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    1/21

    LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA PASIEN DENGAN CANCER THYROID

    A. KONSEP DASAR PENYAKITI. DEFINISI

    Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,

    folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih

    sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid

    bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.(Smeltzer, 2002. Hlm: 1294-1295).

    Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari

    produksi hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk umumnya dari masalah ini adalah penyakit

    graves, sedangkan benruk yang lain adalah toksik adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang

    menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroiditis subakut dan berbagai bentuk kanker tiroid.

    (Doenges, dkk, 2000. Hlm: 708).

    Hipertiroidisme yang dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yang

    menempati urutan kedua sesudah diabetes melitus, adalah suatu kesatuan penyakit dengan

    batasan yang jelas, dan penyakit grave menjadi penyebab utamanya. Pengeluran hormon yang

    berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin

    dalam darah.(Smeltzer, 2002. Hlm: 1307)

    Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering dibandingkan laki-laki dan

    insidennya akan memuncak dalam dekade usia ketiga serta keempat.(Schimke, 1992).

    II. ETIOLOGITiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :

    1. Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise

    anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena

    kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi

    kanker.

    2. Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak

    yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.

    3. Faktor genetik.

    Adanya riwayat keturunan dari keluaraga.

    III. PATOFISIOLOGI KANKER TIROID

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    2/21

    Karsinoma tiroid biasanya menangkap iodium radio aktif dibandingkan dengan kelenjar

    tiroid normal yang terdapat di sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan scintiscan, nodula

    akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi dingin. Teknik

    diagnostik lain yang dapat digunakan untuk diagnosis banding nodula tiroid adalah ekografi

    tiroid. Teknik ini memungkinkan membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa

    kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.

    Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula

    yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan

    limfadenopati satelit.

    Secara umum telah disepakati bahwa kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi

    suatu kelompok besar neoplasma berdeferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang

    lambat dan kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik

    dengan kemungkinan fatal. Terdapat empat jenis kanker tiroid menurut sifat morfologik dan

    biologiknya : papilaris, folikularis, medularis, dan anaplastik.

    (Price, 1995, hal:1078)

    Karsinoma papiler kelenjar tiroid biasanya berbentuk nodul keras, tunggal, dingin pada

    scan isotop, dan padat pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan bagian-bagian

    kelenjar lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa nodul dominan lebih besar, lebih

    keras dan jelas dari bagian sekelilingnya. Kira-kira 10% karsinoma papiler, terutama pada anak-

    anak, disertai pembesaran kelenjar getah bening leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan

    mengungkapkan nodul dingin pada tiroid. Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan

    kista pada nodul ganas tetapi pada ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas

    jelas yang berguna untuk lesi ganas semi kistik dari kista murni yang tidak ganas. Akhirnya,

    karsinoma papiler dapat ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus kanker mikroskopik di

    tengah-tengah kelenjar yang diangkat untuk alasan-alasan lain seperti misalnya : penyakit graves

    atau goiter multinodular.

    Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada vascular

    stalk, dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. Inti sel besa r dan

    pucat sering mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san seperti kaca. Kira-kira 40%

    karsinoma papiler membentuk bulatan klasifikasi yang berlapis, sering pada ujung dari tonjolan

    papil disebut psammoma body, ini biasanya diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    3/21

    biasanya meluas dengan metastasis dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan

    kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan menginvasi

    secara lokal kedalam otot dan trakea. Pada stadium lebih lanjut, mereka dapat menyebar ke paru.

    Kematian biasanya disebabkan penyakit lokal, dengan invasi kedalam pada leher, lebih jarang

    kematian bisa disebabka metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua, suatu

    karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah menjadi

    karsinoma anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab kematian lain dari

    karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang dapat

    digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker.

    Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun

    pembentukan koloid buruk. Memang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan dari

    adenoma folikular kecuali dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini sedikit lebih

    agresif daripada karsinoma papilar dan menyebar baik dengan invasi lokal kelenjar getah bening

    atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Secara

    mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar yang teratur sekeliling folikel yang

    sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk

    mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk membentuk tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis

    T3 dan T4. Jadi, kanker tiroid yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu merupakan

    karsinoma folikular. Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih ada kemungkinan untuk

    memberi hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang tidak diobati,

    kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah

    dengan keterlibatan yang luas dari tulang, paru, dan visera.

    Suatu varian karsinoma folikular adalah karsinoma sel Hurthle yang ditandai dengan

    sel-sel sendiri-sendiri yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda berisi

    mitokondria. Mereka bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali mereka jarang ada ambilan

    radioiodin. Karsinoma campuran papilar dan folikular lebih seperti karsinoma papilar. Sekresi

    tiroglobulin yang dihasilkan oleh karsinoma folikular dapat digunakan untuk mengikuti

    perjalanan penyakit.

    Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C (sel parafolikular) yang berasal dari badan

    brankial utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin, serotonir, dan

    peptida-peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan-lapisan sel-sel yang

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    4/21

    dipisahkan oleh substansi yang terwarnai dengan merah. Amiloid terdiri dari rantai kalsitonin

    yang tersusun dalam pola fibril atau berlawanan dengan bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa

    mempunyai rantai ringan imunoglobulin atau protein-protein lain yang dideposit dengan suatu

    pola fibri.

    Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi tidak

    seagresif kanker tiroid undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah bening dan ke

    dalam otot sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh darah dan metastasisi ke

    paru-paru dan visera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik (CEA = Carsinoembryonic

    antigen) yang disekresi oleh tumor adalah tanda klinis yang membantu diagnosisdan follow-up.

    Kira-kira sepertiga karsinoma medular adalah familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple

    Endocrin neoplasia tipe II = MEN II, sindroma sipple). MEN II ditandai dengan dengan

    karsinoma medular, feokromositoma, dan neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira-kira

    sepertiga dalah kasus keganasan semata. Jika karsinoma medular di diagnosis dengan biopsi

    aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya pasien diperiksa untuk

    kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan anggota diperiksa untuk adanya

    karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran kalsitonin serum setelah stimulasi pentagastrin

    atau infus kalsium dapat digunakan untuk skrining karsinoma medular. Pentagastrin diberikan

    per intravena dalam bentuk bolus 0,5g/kg, dan contoh darah vena diambil pada menit 1, 3, 5,

    dan 10. Peningkatan abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5 adalah indikatif adanya

    keganasan. Gen untuk MEN Iia telah dilokalisasi pada kromosom 10, dan sekarang

    memungkinkan menggunakan pemeriksaan DNA polimorfik dan polimorfisme panjang fragmen

    terbatas untuk identifikasi karier gen sindroma ini. Jadi anggota keluarga yang membawa gen ini

    dapat diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini.

    Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasuk karsinoma sel

    kecil, sel raksasa, dan sel kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat

    goiter yang lama dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktu beberapa minggu atau bulan mulai

    membesar dan menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara,

    kematian akibat perluasan lokal yang biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Tumor-tumor ini sangat

    resisten terhadap pengobatan.

    IV. TANDA DAN GEJALA

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    5/21

    1. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat

    jakun.Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.

    2. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.

    3. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.

    4. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama

    pemeriksaan fisik.

    5. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan.

    Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.

    6. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.

    V. PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER TIROID

    1. Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada

    yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.

    Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat

    terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan

    sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak

    khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan

    indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat

    ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.

    2. Radiologis

    a. Foto X-Ray

    Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat

    obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada

    karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai

    stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa

    tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar

    getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan

    tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya

    infiltrasi tumor pada esophagus.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    6/21

    b. Ultrasound

    Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara

    ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhana

    dan murah.

    c. Computerized Tomografi

    CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan

    secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.

    d. Scintisgrafi

    Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.

    Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun

    bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.

    3. Biopsi Aspirasi

    Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur

    diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan

    peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan

    mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 23 serta alat pemegang, sediaan

    aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat

    diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma

    meduler.

    VI. PENATALAKSANAAN MEDIK

    1. Macam Pembedahan Tiroid, yaitu :

    a. Ismektomi

    Ismektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada pada ismus tiroid, beserta

    bagian ismus dari kelenjar tiroid.

    b. Lobektomi Subtotal

    Lobektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid sekitarnya pada

    satu sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal

    dibagian posterior.

    Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    7/21

    c. Lobektomi Total / Hemitiroidektomi

    Lobektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid seluruhnya pada

    satu sisi.

    Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu

    lobus, atau pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan FNA menunjukkan neoplasma

    folikuler. Bila hasil pemeriksaan histopatologis dari spesimen menunjukkan karsinoma tiroid,

    maka tindakan lobektomi total tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor

    prognostik yang baik.

    d. Tiroidektomi Subtotal

    Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid disekitarnya

    pada kedua sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal

    dibagian posterior.

    Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai kedua sisi.

    e. Tiroidektomi hampir Total

    Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid

    pada satu sisi disertai pengangkatan sebagian besar jaringan tiroid sisi kontralateral dengan

    menyisakan 5 g saja pada sisi tersebut.

    Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu

    lobus dan sebagian jaringan tiroid kontralateral. Tindakan tersebut juga dapat dilakukan pada

    karsinoma tiroid deferensiasi baik pada satu lobus dan belum melewati garis tengah, untuk

    menghindari kelenjar paratiroid bilateral. Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur

    ini harus dilanjutkan dengan pemberian ablasi sisa jaringan tiroid menggunakan yodium

    radioaktif.

    f. Tiroidektomi Total

    Tiroidektomi Total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid.

    Operasi ini dikerjakan pada karsinoma tiroid deferensiasi terutama bila disertai adanya faktor

    prognostik yang jelek, karsinoma tiroid tipe meduler, karsinoma tiroid tipe anaplastik yang

    masih operabel.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    8/21

    2. Non Pembedahan

    a. Radioterapi

    Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian

    pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan

    sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan

    limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor.

    Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel

    tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai

    seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel

    kanker.

    Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:

    1. Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan

    atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.

    2. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna

    untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih

    kecil dan berhenti menyebar.

    3. Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi

    gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat

    hidup penderita lebih nyaman.

    4. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering

    disebut sebagai adjuvant therapy atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah

    dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.

    Jenis radioterapi :

    1. Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).

    Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan

    jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker.

    2. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)).

    Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah

    atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    9/21

    metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral

    contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid.

    b. Kemoterapi

    Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun

    obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan

    obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar

    pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi

    kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah

    cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa

    bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan

    usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.

    Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan,

    kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia

    dan risiko infeksi bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka,

    tetapi akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat.

    Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-

    obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan

    menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas

    atau sangat dingin.

    Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa

    terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat).

    Misalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal

    (anemia), sel darah putih (neutropenia atau leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia).

    Jika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa

    diberikan untuk pertambahan pembentukan sel darah merah, atau sel darah merah bisa

    ditransfusikan. Jika thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk merendahkan

    risiko pendarahan.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    10/21

    c. Terapi Ablasi Iodium Radioaktif

    Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah operasi,selanjutnya diberikan

    terapi ablasi iodium radioaktif. Mengingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel

    folikuler tiroid termasuk sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler.

    Ada 3 alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu:

    1. Merusak atau mematikan sisa fokus mikro karsinoma.

    2. Untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa

    jaringan tiroid normal.

    3. Meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan

    hanya oleh sel tiroid.

    Untuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total, kadar

    hormone tiroid diturunkan dengan menghentikan obat L-tiroksin, sehingga TSH endogen

    terstimulasi hingga mencapai kadar diatas 25-30 mU/L.

    d. Terapi Supresi L-Tiroksin

    Evaluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum dikatakan sembuh

    total. Target kadar TSH pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan kematian karena

    keganasan tiroid adalah 0,1-0,5 mU/L, sedang untuk kelompok risiko tinggi adalah 0,01

    mU/L.

    VII. KOMPLIKASI

    Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah :

    a. Perdarahan

    Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan

    drain pada pasien setelah operasi.

    b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme

    udara.

    c. Trauma pada nervus laringeus rekurens

    Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.

    d. Sepsis yang meluas ke mediastinum

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    11/21

    Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik

    tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.

    (Sutjahjo, 2006, hal:86)

    Kompilkasi akibat tiroidektomi dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

    a. Minor : seroma

    b. Jarang : kerusakan trunkus simpatikus

    c. Mayor : perdarahan intraoperatif

    Perdarahan pasca operatif

    Trauma pada n. laringeus rekuren/ superior

    Hipoparatiroidisme

    Hipotiroidisme

    Krisis tiroid

    Infeksi

    VIII. INDIKASI TIROIDEKTOM

    Tiroidektomi pada umumnya dilakukan pada :

    1. Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsif dengan terapi medikamentosa atau yang

    kambuh

    2. Tumor jinak dan ganas tiroid

    3. Gejala penekanan akibat tonjolan tumor

    4. Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan seseorang

    5. Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan seseorang

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    12/21

    B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KANKER TIROID DANTIROIDEKTOMI

    1. Pengkajian

    a. Pre Operasi

    1. Aktivitas / latihan

    Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat,atrofi

    otot, frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea

    2. Eliminasi

    Urine dalam jumlah banyak, diare.

    3. Koping / pertahanan diri

    Mengalami ansietas dan stres yang berat, baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.

    4. Nutrisi dan metabolik

    Mual dan muntah, suhu meningkat diatas 37,4C.Pembesaran tiroid, edema non-pitting terutama

    di daerah pretibial, diare atau sembelit.

    5. Kognitif dan sensori

    Bicaranya cepat dan parau, bingung, gelisah, koma, tremor pada tangan, hiperaktif reflek tendon

    dalam (RTD), nyeri orbital, fotofobia, palpitasi, nyeri dada (angina).

    6. Reproduksi / seksual

    Penurunan libido, hipomenorea, menorea dan impoten.

    b. Post operasi

    1. Dasar data pengkajian

    a. Pertimbangan KDB menunjukkan merata dirawat : 3 hari

    b. Pola aktifitas/istirahat : insomnia, kelemahan berat, gangguan koordinasi

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    13/21

    c. Pola neurosensori : gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung, disorientasi,

    gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon dalam

    2. Prioritas keperawatan

    a. Mengembalikan status hipertiroid melalui praoperatif

    b. Mencegah komplikasi

    c. Menghilangkan nyeri

    d. Memberikan informasi tentang prosedur

    3. Tujuan pemulangan

    a. Komplikasi dapat di cegah atau dikurangi

    b. Nyeri hilang

    c. Prosedur pembedahan/prognosis dan pengobatannya dapat dipahami

    d. Mungkin membutuhkan bantuan pada teknik pengobatan sebagian atau seluruhnya,

    e. Aktivitas sehari-hari, mempertahankan tugas-tugas rumah

    2. Diagnosa Keperawatan

    a. Pre operatif

    1. Ansietas b.d. perubahan dalam status kesehatan.

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan mampu mengurangi stressor yang

    membebani sumber-sumber individu.

    Kriteria Hasil :

    b. Ansietas berkurang, bibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping.

    c. Merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stres

    d. Manifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada

    Intervensi

    a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

    Rasional: mengukur tingkat ansietas

    b. Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasi, insomnia.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    14/21

    Rasional: Efek-efek kelebihan hormon tiroid menimbulkan manifestasi klinik dari peristiwa

    kelebihan katekolamin ketika kadar epinefrin dalam keadaan normal.

    c. Berikan obat anti ansietas, contohnya : transquilizer, sedatif dan pantau efeknya.

    Rasional : membantu mengurangi ansietas klien dalam menghadapi operasi.

    Evaluasi :

    Klien mampu mengurangi stressor yang membebani sumber-sumber individu.

    2. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    ketidakmampuan klien memasukkan atau menelan makanan.

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 jam diharapkan tingkat zat gizi yang tersedia mampu

    memenuhi kebutuhan metabolik.

    Kriteria Hasil :

    a. Terpenuhi asupan makanan, cairan, dan zat gizi

    b. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan

    c. Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

    d. Melaporkan keadekuatan tingkat energy

    Intervensi

    a. Auskultasi bising usus

    Rasional: bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan motalitas lambung yang

    menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.

    b. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya

    penurunan.

    Rasional: penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup

    merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.

    c. Hindarkan pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus.

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    15/21

    Rasional: peningkatan motalitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi

    nutrisi yang diperlukan.

    d. Kolaborasikan dengan dokter obat obat atau vitamin yang diperlukan untuk memenuhi

    kebutuhan nutrisi klien.

    Evaluasi:

    Tingkat zat gizi yang tersedia untuk klien mampu memenuhi kebutuhan metabolik.

    3. Kerusakan komunikasi berhubungan dengan cedera pita suara.

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan mampu mendemonstrasikan tidak ada

    cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol

    Kriteria Hasil :

    Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami.

    Intervensi :

    a. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi pasien secara teratur.

    Rasional :Menurunkan ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunikasi

    b. Pertahankan lingkungan yang tenang

    Rasional :Meningkatkan kemampuan mendengarkan komunikasi perlahan dan menurunkan

    kerasnya suara yang harus diucapkan pasien untuk dapat didengarkan

    c. Anjurkan untuk tidak berbicara terus menerus.

    Rasional :Suara serak dan sakit tenggorok akibat edema jaringan atau kerusakan karena

    pembedahan pada syaraf laringeal dan berakhir dalam beberapa hari.

    d. Kolaborasikan dengan dokter obat obat yang diperlukan untuk meringankan rasa nyeri.

    Evaluasi :

    Pasien mampu mendemonstrasikan tidak ada cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    16/21

    b. Post operatif

    1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. obstruksi jalan napas(spasme jalan napas).

    Tujuan :

    Mempertahankan kepatenan jalan nafas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24

    jam.

    Kriteria Hasil :

    a. Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif dibuktikan dengan pertukaran gas dan

    ventilasi tidak berbahaya.

    b. Mudah untuk bernapas.

    c. Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada.

    d. Saturasi O2 dalam batas normal.

    Intervensi :

    a. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kerja pernapasan.

    Rasional: pernapasan secara normal kadang-kadang cepat, tapi berkembangnya distres pada

    pernapasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau perdarahan.

    b. Auskultasi suara napas, catat adanya suara ronki.

    Rasional: ronki merupakan indikasi adanya obstruksi/spasme laryngeal yang membutuhkan

    evaluasi dan intervensi yang cepat.

    c. Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal post operasi, kemudian tiap 4 jam.

    Rasional: Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas karena adanya

    edem post operasi.

    2. Nyeri akut berhubungan dengan edema pasca operasi

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan dapat mengendalikan nyeri dan dapat

    berkurang.

    Kriteria hasil :

    a. Tidak ada rintihan

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    17/21

    b. ekspresi wajah rileks

    c. melaporkan nyeri dapat berkurang atau hilang., dari skala 7 berkurang menjadi 2.

    Intervensi :

    a. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal, catat lokasi, intensitas (skala 0-

    10), dan lamanya.

    Rasional: bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi menentukan

    efektivitas terapi.

    b. Memberikan pasien pada posisi semi fowler dan sokong kepala/leher dengan bantal kecil.

    Rasional: mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas garis jahitan

    c. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi, seperti imajinasi, musik yang lembut, relaksasi

    progresif.

    Rasional: membantu untyuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk

    mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

    d. Berikan analgesik narkotik yang diresepkan & evaluasi keefektifannya.

    Rasional : Analgesik narkotik perlu pada nyeri hebat untuk memblok rasa nyeri.

    Evaluasi :

    Nyeri pada klien dapat berkurang

    3. Resiko tinggi terhadap komplikasi perdarahan berhubungan dengan tiroidektomi, edema

    pada dan sekitar insisi, pengangkatan tidak sengaja dari para tiroid, perdarahan dan

    kerusakan saraf laringeal.

    Tujuan:

    mencegah terjadinya komplikasi perdarahan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x

    24 jam.

    Kriteria hasil :

    a. Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat

    b. Hiperkalemia

    c. Kerusakan saraf laryngeal

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    18/21

    d. Obstruksi jalan nafas

    e. Ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi

    Intervensi :

    Perdarahan:

    a. Pantau:

    1. TD, nadi, RR setiap 224 jam. Bila stabil setiap 4 jam.

    2. Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher setiap 2x 24 jam, kemudian setiap 8 jam

    setelahnya.

    b. Beritahu dokter bila drainase merah terang pada balutan/penurunan TD disertai peningkatan

    frekuensi nadi & nafas.

    c. Tempatkan bel pada sisi tempat tidur & instruksikan klien untuk memberi tanda bila tersedak

    atau sensasi tekanan pada daerah insisi terasa. Bila gejala itu terjadi, kendur-kan balutan, cek

    TTV, inspeksi insisi, pertahankan klien pada posisi semi fowler, beritahu dokter.

    Rasional : Untuk mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan. Temuan ini menandakan perdarahan

    berlebihan dan perlu perhatian medis segera.

    Intervensi :

    Obstruksi jalan nafas:

    a. Pantau pernafasan setiap 224 jam.

    Rasional : Untuk mendeteksi tanda-tanda awal obstruksi pernafasan.

    b. Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kesulitan pernafasan, pernafasan tidak tertur atau tersedak.

    Rasional : Temuan-temuan ini menandakan kompresi trakeal yang dapat disebabkan oleh

    perdarahan, perhatian medis untuk mencegah henti nafas.

    c. Pertahankan posisi semi fowler dengan bantal dibelakang kepala untuk sokongan

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    19/21

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    20/21

    Rasional : Perubahan kadar kalsium serum terjadi sebelum manifestasi ketidak seimbangan

    kalsium.

    b. Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kebal, kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam

    otot atau kadar kalsium di bawah rentang normal.

    Rasional : Temuan ini menandakan hipokalsemia dan perlunya penggantian garam kalsium.

    Intervensi:

    Ketidakseimbangan hormon tiroid:

    a. Pantau kadar T3 dan T4 serum.

    Rasional : Untuk mendeteksi indikasi awal ketidakseimbangan hormon tiroid.

    b. Berikan penggantian hormon tiroid sesuai pesanan.

    Rasional : Hormon tiroid penting untuk fungsi metabolik normal

  • 7/31/2019 Lp CA Tyroid

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C. 1999. Pedoman Asuhan

    Keperawatan Edisi ke-3. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

    Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995. Patifosiologi Edisi ke-4 Buku ke II. Jakarta : Buku

    Kedokteran EGC.

    Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

    Bedah,Jilid 3. Jakarta : EGC.

    Mengetahui, Denpasar, 19 September 2012

    Pembimbing Praktik Mahasiswa

    Putu Angga Ciptadi

    NIP. NIM. PO7120010071

    Mengetahui

    Pembimbing akademik

    NIP.