36
A. PENGERTIAN Carsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitel yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis. (Kamus Saku Kedokteran Dorland : 1998). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI : 2000). Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus atau pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dengan senggama atau vagina (Megadhana : 2004). Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina (Diananda,Rama, 2009). Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal 1

Lp CA Cervix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,jhvvfjshf

Citation preview

A. PENGERTIANCarsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitel yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis. (Kamus Saku Kedokteran Dorland : 1998). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI : 2000).Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus atau pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dengan senggama atau vagina (Megadhana : 2004).Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina (Diananda,Rama, 2009). Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim (Sarjadi, 2001).Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

B. ETIOLOGIKanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali, jika sel -sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks.Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu :1. HPV (Human Papiloma Virus)HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma Akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papiloma.a. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma pada kondilom akuminata.b. Pada penelitian, keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat.c. DNA HPV sering ditemukan pada Lis ( Lesi Intraepitel Serviks )2. MerokokPada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.3. Tidak sirkumsisi. Hubungan seksual dengan pria belum sunat beresiko terkena kanker serviks. Hal ini disebabkan smegma pada laki-laki yang belum disunat akan menumpuk yang mengakibatkan tempat kuman bersarang.4. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18 tahun). Uterus perempuan usia kurang 20 tahun belum sempurna, sehingga sperma yang pertama kali mengenai leher rahim pada usia kurang dari 20 tahun mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadi kanker rahim5. Berganti-ganti pasangan seksual. Dengan seringnya berganti-ganti pasangan, virus herpes tipe 2 yang merupakan salah satu faktor penyebab kanker serviks dapat ditularkan melalui hubungan kelamin, jadi kehidupan dengan ganti-ganti pasangan sangat berisiko terjadi kanker serviks.6. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun, berganti-berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.7. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran

C. PATOFISIOLOGIDari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel-sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi). Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul.Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian. Karsinoma serviks invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, dan ke dalam jaringan paraservikal. Dan invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah menyebabkan metastasis ke bagian tubuh yang jauh.Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks. Namun pada karsinoma invasif dapat menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat diagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pascacoitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuria dan perdarahan rectum.(Sylvia A: 2005)

D. MANIFESTASI KLINIKDari anamnesa ditemukan keluhan menoragi, keputihan warna putih atau purulent yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pasca coitus, perdarahan spontan dan bau busuk yang khusus. Dapat juga ditemukan gejala karena metastasis seperti obstruksi total vesika urinaria. Pada tahap lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, irreguler, teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofisik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksana histologik dan jaringan yang diperoleh dari biopsy (Mansjoer, 2001). Gejala klinik secara umum dapat pula digambarkan sebagai berikut :1. Stadium dini, yang mempunyai terjadi leukoria yang sulit sembuh, kontak berdarah, tanpa gejala dijumpai kebetulan.2. Stadium pertengahan terjadi perdarahan irreguler, leukoria bercampur darah, urine berdarah, berak bercampur darah.3. Stadium lanjut Leukoria berbau, perdarahan terus menerus urine atau berak berdarah, terjadi fistula seperti vesiko-vaginal, rectovaginal, perdarahan profus, terjadi terrible trict yaitu pinggang sakit, kaki bengkak, obstruksi ureter. Menurut Diananda (2009) tanda gejala kanker serviks adalah :1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75%-80% ).3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.4. Perdarahan spontan saat defekasi5. Perdarahan diantara haid.6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.7. Anemia akibat pendarahan berulang8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf

E. STADIUM KANKER SERVIKSKlasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri :Tingkat kriteria1. Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak terdapat bukti invasi.2. Tahap I : Karsinoma yang benar-benar berada dalam serviks. Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.3. Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau pembuluh darah.4. Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi serviks uteri.5. Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina (bukan sepertiga bagian bawah) atau area paraservikal pada salah satu sisi atau kedua sisi.6. Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari infiltrate tumor7. TahapIIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai pada dinding panggul8. Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu atau kedua ureter tersumbat oleh tumor.9. Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan.10. Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic) atau proses pada tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal11. Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau kandang kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi metastasis keluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.12. Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rektrum dan atau kandung kemih.13. Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh.(Dr Imam Rasjidi, 2010)Klasifikasi TNMT: Tumor PrimerTIS: Karsinoma in situ (ca. Inpraivafive)TI: Berbatas tegas pada portio :perluasan pada korpus uteri tidak menjadi persoalan.T1a: Ca. Infasiv yang hanya bisa dipastikan dengan histologyT1b: Secara klinis sudah diketahui adanya keganasan.T2: Proses sudah keluar dari portio tapi tidak mencapai dinding panggul 1/3 distal vagina.T2a: Parametrium sudah bebas dari prosesT2b: proses sudah meluas ke parametriumT3: Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina/dinding panggul dan tidak ada daerah bebas antara dinding panggul dan portio (adanya hidronefrosis/ginjal tidak berfungsi, oleh status diureter dinyatakan T3 walau proses local masih dalam batas-batas kurang dari T3)T4: Proses mencapai mukosa rectum/vu/proses sudah keluar dari panggul kecil (pembesaran uterus saja yang keluar dari panggul kecil tidak dapat dimasukkan ke T4.T4a: Proses mencapai mukosa rectum &/ rectum (dinyatakan secara histologik)T4b: Proses sudah keluar dari panggul kecil.N: Kelenjar limfe dibawah arteri iliaka komunisNx: Tdak mungkin dinyatakan adanya kelainan pada kelenjar limfe ; Nx menjadi Nx (+) / Nx (-), jika secara histologi dapat dinyatakan adanya sel tumor ganas / tidak pada kelenjar.No: Tidak ditemukan kelainan pada kelenjar limfe dengan cara diagnostik yang ada, teraba masa kelenjar yang tidak dapat digerakkan pada dinding panggul dan terdapat daerah bebas antara masa tersebut dengan tumor pada portio.M: Metastasis jauhMo: Tidak terdapat metastasis jauhM1: Terdapat metastasis jauh termasuk kelenjar limfe diatas percabangan arteri iliaka komunis.Pembagian menurut Broders/Grading :1. Tingkat I terjadi bila lebih dari 75% sel-selnya berdeferiansi baik,2. Tingkat II terjadi bila 50 sampai 75% sel-selnya berdeferensiasi baik3. Tingkat III 25 sampai 50% selnya berdeferensiasi baik4. Tingkat IV 0 sampai 25% selnya berdeferensiasi baik (Danielle, 2000).

F. PENATALAKSANAAN1. Penatalaksanaan MedisPengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut hanya dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitostatika dalam ginekologi. Penggolongan obat sitostatika antara lain :a. Golongan yang terdiri atas obat-obatan yang mematikan semua sel pada siklus termasuk obat-obatan non spesifik.b. Golongan obat-obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi termasuk obat fase spesifik.c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar, termasuk obat-obatan siklus spesifik.2. RadiasiRadioterapi adalah penggunaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan penyakit kanker. Sel mati adalah akibat dari reaksi dalam sel yang menyebabkan perubahan DNA dan RNA, mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi. Jumlah kerusakan DNA dan RNA sebuah sel tergantung dari radiosensivitas sel.Terapi radiasi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan pembedahan, atau kemoterapi untuk mengatasi kanker. Tujuan dari tindakan adalah kuratif, seperti pada kanker serviks, kulit, testis dan kanker laring. Tujuan lain adalah mengontrol penyakit, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti pada tumor otak, kanker kandung kemih, ovarium, dan kanker paru. Tindakan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi adalah tujuan penting lainnya dari terapi.Efek samping dari terapi radiasi terjadi ketika sel normal pada area pengobatan sementara atau permanen ikut terkena. Efek samping yang terjadi selama 6 bulan dirujuk sebagai efek samping akut yang terjadi setelah 6 bulan disebut efek lanjut. Efek samping akut yang terjadi dalam pembelahan sel kulit yang amat cepat, membrana mukosa, folikel rambut dan sumsum tulang umumnya reversibel. Efek samping lanjut dalam sel yang membelah secara lambat seperti sel-sel otot dan pembuluh darah yang biasanya permanen. Secara teoritis efek samping yang dialami pasien terbatas pada daerah terkena, akan tetapi seorang yang menerima radiasi mungkin mengalami efek sistemik yang meliputi mual, anoreksia, dan kelelahan. Gejala ini berhubungan dengan kerusakan sel kanker dan filtrasi hasil-hasil yang melewati sel tubuh. Secara umum, kebanyakan pasien mentoleransi terapi radiasi dengan baik. (Galle, Danielle : 2000) 3. KemoterapiPenggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen antineoplastik. Obat ini utamanya untuk membunuh sel kanker dan maenghambat perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tergantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiagnosis. Beberapa kanker mempunyai penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan pengobatan kemoterapi. Dalam hal ini pengobatan mungkin hanya diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh ; ini disebut pengobatan adjuvant. Kemoterapi diberikan untuk mengontrol penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik.Semua sel baik sel normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus sel spesifik. Kebanyakan agen kemoterapi paling efektif ketika sel-sel aktif sedang membelah. Ruginya, zat-zat ini tidak dapat membedakan, mereka mempengaruhi sel sehat yang juga secara aktif ikut membelah, seperti halnya folikel rambut, sel-sel yang berada sepanjang saluran pencernaan,dan sel batang sumsum tulang.Pengaruh pada sel yang sedang secara aktif membelah pada sel sehat mengakibatkan banyak efek samping umum yang tampak dengan kemoterapi yaitu rambut rontok, kerusakan mukosa gastrointestinal, dan mielosupresi. Sel-sel normal dapat pulih kembali dari trauma yang disebabkan oleh kemoterapi, jadi efek samping ini biasanya terjadi dalam waktu singkat. Akan tetapi, sel-sel kanker sekali dirusak biasanya tidak pulih kembali.(Gale,Danielle : 2000)4. PembedahanPembedahan saja dapat digunakan dalam pengobatan kanker atau digunakan kombinasi dengan pengobatan kemoterapi, terapi radiasi, dan atau bioterapi. Pengobatan ini dapat mendahului prosedur pembedahan untuk memperkecil tumor, membuatnya dapat dioperasi. Tindakan ini juga digunakan untuk mengatasi penyakit mikrometastase. Terapi radiasi intra-operatif dan kemoterapi digunakan untuk mengatasi tumor residu dan area darimana tumor tersebut diangkat. Kadang-kadang tindakan ini digunakan setelah pembedahan untuk mengatasi penyakit residu atau untuk mencegah kekambuhan.Bedah krio (Cryosurgery) adalah penggunaan dari nitrogen cair untuk membekukan jaringan, dan telah berhasil dalam penanganan kanker prostat dan kanker hepar. Bedah elektro (electrosurgery) menggunakan arus listrik untuk membunuh sel-sel kanker. Bedah kemo (chemosurgery), sebuah teknik yang menggunakan kemoterapi topikal dan pengangkatan jaringan kanker lapis demi lapis, adalah tindakan umum untuk kanker sel skuamosa kulit. Bedah laser mengionisasi air dalam tampilan titik kecil untuk menghancurkan sel-sel tumor. Jenis, atau jenis-jenis intervensi pembedahan dimana pasien mengalaminya tergantung pada jenis kanker, luasnya penyakit, tujuan tindakan, dan kesehatan umum pasien.Pembedahan kadang-kadang digunakan dalam pencegahan kanker. Sebagai contoh kanker testis telah dihubungkan dengan testis yang tidak turun; Orchiopexy yaitu prosedur untuk menurunkan testis kedalam skrotum, dilakukan dengan harapan mencegah terjadinya kanker. Contoh lain dari bedah pencegahan meliputi: kolektomi untuk kolitis ulseratif, mastektomi untuk risiko tinggi kanker payudara, tiroidektomi untuk mencegah kanker medula tiroid dan ooforektomi untuk kanker ovarium.Fasilitasi tindakan dengan implantasi alat akses, lubang, pompa, atau perangkat keras lainnya adalah alasan umum lainnya untuk melakukan pembedahan. Perangkat keras digunakan untuk terapi radiasi internal yang secara umum ditempatkan dalam ruang operasi lalu diisi dengan zat-zat radioaktif setelahnya akses vaskuler multi-lumen. Alat ini memungkinkan terapi dirumah tanpa adanya risiko infiltrasi intravena perifer. Contoh, ommaya reservoir adalah satu alat yang memungkinkan pemberian kemoterapi pada susunan saraf pusat, dengan demikian dapat menghilangkan kebutuhan yang begitu sering untuk melakukan pungsi lumbal yang amat menyakitkan. Pompa yang tertanam telah digunakan untuk memberikan kemoterapi melalui arteri secara langsung pada tumor diatas waktu yang sangat panjang (contoh: infus arteri hepatik). Beberapa model pompa yang berbeda, alat akses, dan kateter digunakan, dan ini penting untuk merujuk ke protokol pelayanan ketika menggunakan peralatan ini.Pembedahan juga digunakan sebagai paliatif. Ketika pengobatan tidak lagi memungkinkan, dan kenyamanan dan atau perbaikan kualitas hidup adalah tujuannya, pembedahan dapat ditawarkan. Contohnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada, stabilisasi tulang untuk mencegah fraktur; pengangkatan metastase tersendiri (mis., otak); menghilangkan obstruksi jalan napas, usus, atau ureter, dan pengobatan kedaruratan onkologis. Pembuangan cairan dari kantung perikardium yang menyebabkan tamponade akan menjadi kedaruratan onkologis tersebut. Pembedahan juga satu intervensi yang sering untuk mengontrol gejala pada kanker tahap lanjut. Nyeri mungkin dapat diatasi dengan prosedur saraf atau penempatan sebuah kateter spinal untuk memberikan obat.Pembedahan onkologis telah menjadi satu hal yang khusus dalam perawatan kanker, yang memberikan tantangan pada pemberi pelayanan untuk memberikan perawatan yang unik untuk pasien-pasien mereka. (Gale, Danielle : 2000)5. Penatalaksanaan KeperawatanDalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskan pada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu monior tanda-tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai 300 ml dan memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan (tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia), monitor intake dan output cairan. (Bambang sarwiji, 2011)

G. PENGKAJIAN FOKUS1. Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksualSalah satu faktor yang menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.2. Perilaku seks berganti - ganti pasanganDengan perilaku tersebut kemungkinan virus penyebab terjadinya kanker serviks dapat ditularkan dengan mudah.3. Sosial EkonomiSosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap smear secara rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.4. Tingkat pengetahuanTingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan kurangnya pemahaman mengenai pencegahan dan penaganan kanker seviks.5. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran diri, emosional.6. Perineum; keputihan, bau, kebersihanKeputihan yang gatal dan berbau adalah tanda dari kanker leher rahim yang mulai mengalami metastase.7. Nyeri (daerah panggul atau tungkai)Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnormalitas pada organ-organ daerah panggul.8. Perasaan berat daerah perut bagian bawahSel-sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan pada syaraf-syaraf disekitar panggul dan perut, sehingga menimbulkan perasaan berat pada daerah tersebut.9. Gaya hidupGaya hidup yang tidak sehat, seperti makan makanan cepat saji dapat memicu sel kanker untuk tumbuh dengan cepat, pada orang-orang dengan gemar berganti-ganti pasangan dengan mengesampingkan efek negatifnya kemungkinan besar dapat timbul gejala-gejala tersebut sehingga mengarah pada terjadinya kanker leher rahim.10. Siklus MenstruasiSiklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi perdarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker leher rahim.11. Riwayat KeluargaSeorang ibu yang mempunyai riwayat ca serviks.12. Riwayat/ adanya faktor-faktor resikoa. Aktifitas seksual usia mudab. Kehamilan dan melahirkan secara dinic. Sering melahirkan / multi paritasd. Jumlah pasangan seksual yang meningkate. Status sosial ekonomi yang rendahf. Merokokg. Pemajanan terhadap Dietil Stil Bestrol (DES)13. Pemeriksaan Fisik berdasar manifestasi klinisa. Keputihan berbau busukb. Perdarahan (pasca coitus) atau bercak antara menstruasic. Gejala lanjut : 1) Nyeri punggung bagian bawah2) Nyeri tungkai3) Sering BAK4) BAK disertai darah5) Perdarahan rektum14. Riwayat kesehatan sekaranga. Mengidap virus HPVb. Memiliki penyakit kankerc. Infeksi pelvis15. Riwayat kesehatan dahulua. Pernah mengidap virus HPVb. Pernah memiliki penyakit kankerc. Riwayat merokokd. Riwayat hamil dan melahirkan usia mudae. Multi paritas(Doengoes, 2005)

H. PATHWAY KEPERAWATANTerlampir

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

J. RENCANA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama nyeri hilang atau berkurang.Kriteria :a. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0- 3.b. Ekspresi wajah rileksc. Tanda - tanda vital dalam batas normal.Intervensi :a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skala nyeri.b. Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi, messagec. Awasi dan pantau TTVd. Berikan posisi yang nyaman.e. Kolaborasi pemberian analgetik.Rasional :a. Mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.b. Mengurangi rasa nyeri.c. Mengetahui tanda kegawatan.d. Memberikan rasa nyaman dan membantu mengurangi nyeri.e. Mengontrol nyeri maksimum.2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah karena proses eksternal RadiologiTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.Kriteria hasil :a. Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas.b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.c. Berat badan klein normal.d. Hasil hemoglobin dalam batas normal.Intervensi :a. Kaji status nutrisi pasienb. Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.c. Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap sesuai diit (Rendah Garam).d. Pantau masukan makanan setiap hari.e. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.Rasional :a. Untuk mengetahui status nutrisib. Memantau peningkatan BB.c. Kebutuhan jaringan metabolik adequat oleh nutrisi.d. Identifikasi defisiensi nutrisi.e. Agar nutrisi terpenuhi3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervaginam (darah, keputihan).Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasien tidak terjadi penyebaran infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi .Kriteria hasil :a. Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviksb. Tanda - tanda vital dalam batas normal.c. Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat ke pasien, pasien keluarga, pasien ke pasien lain dan klien ke pengunjung.d. Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang buruke. Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.Intervensi :a. Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.b. Tekankan pada pentingnya personal hygiene.c. Pantau tanda - tanda vital terutama suhu.d. Berikan perawatan dengan prinsip aseptik dan antisepik.e. Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi.f. Koloborasi pemeberian antibiotik.Rasional :a. Mengurangi terjadinya infeksi.b. Agar tidak terjadi penyebaran infeksi.c. Mencegah terjadinya infeksi.d. Membantu mempercepat penyembuhan.e. Mencegah terjadinya infeksi.4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan hilang atau berkurang.Kriterial hasil :a. Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang.b. Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasienc. Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat perhatiand. Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai dan mengklarifikasi rasa takut.e. Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatan dan klien mendapat dukungan dari terdekat.Intervensi :a. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.b. Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.c. Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh klien.d. Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut.Beri informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan orang terdekat.Rasional :a. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya.b. Membantu mengurangi kecemasan.c. Meningkatkan kepercayaan klien.d. Meningkatkan kemampuan kontrol cemas.e. Mengurangi kecemasan.5. Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan efek dari prosedur pengobatan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kerusakan intergritas kulit.Kriteria hasil :a. Pasien atau keluarga dapat mempertahankan keberhasilan pengobatan tanpa mengiritasi kulit.b. Pasien dan keluarga dapat mencegah terjadi infeksi atau trauma kulit.c. Pasien keluarga beserta TIM medis dapat meminimalkan trauma pada area terapi radiasi.d. Pasien, keluarga beserta tim medis dapat menghindari dan mencegah cedera dermal karena kulit sangat sensitif selama pengobatan dan setelahnya.Intervensi :a. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.b. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.c. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasid. Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar pada, biarkan pasien menghindari penggunaan bra bila ini memberi tekanan.Rasional :a. Mempertahankan kebersihan kulit tanpa mengiritasi kulit.b. Membantu menghindari trauma kulitc. Efek kemerahan dapat terjadi pada terapi radiasi.d. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit.6. Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan dan kelelehan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi cedera atau injuri

Kriteria hasil :a. Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulasi.b. Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan melakukan aktifitasc. Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada ektremitas.Intervensi :a. Intruksikan dan bantu dalam mobilitas secara tepat.b. Anjurkan untuk berpegangan tangan atau minta bantuan pada keluarga dalam melakukan suatu kegiatanc. Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan alat bantuan.Rasional :a. Membantu mengurangi kelelahanb. Membantu pasien untuk melakukan kegiatanc. Membantu mempercepat penyembuhan.7. Gangguan pola seksual berhubungan dengan metaplasia penyakit.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien mampu mempertahankan aktifitas seksual pada tingkat yang diinginkan bila mungkin.Kriteria hasil :a. Pasien mampu memahami tentang arti seksualitas, seksualitas dapat diungkapkan dengan bentuk perhatian yang diberikan seseorang.Intervensi :a. Kaji masalah- masalah perkembangan daya hidupb. Catat pemikiran pasien/ orang- orang yang berpengaruh bagi pasien mengenai seksualitasc. Evaluasi faktor- faktor budaya dan religius/ nilai dan konflik- konflik yang muculberikan suasana yang terbuka dalam diskusi mengenai masalah seksualitas.d. Tingkatkan keleluasaan diri bagi pasien dan orang- orang yang penting bagi pasien.Rasional :a. Faktor- faktor seperti menoupose dan proses penuan remaja dan dewasa awal yang perlu masukan dalam pertimbangan mengenai seksualitas dalam penyakit yang perawatan yang lama.b. Untuk memberikan pandangan bahwa keterbatasan kondisi/ lingkungan akan berpengaruh pada kemampuan seksual tetapi mereka takut untuk menanyakan secara lansung.c. Untuk mempengaruhi persepsi pasien terhadap masalah seksual yang muncul.d. Apabila masalah- masalah diidentifikasikan dan di diskusikan maka pemecahan masalah dapat ditemukane. Perhatikan penerimaan akan kebutuhan keintiman dan tingkatkan makna terhadap pola interaksi yang telah dibina8. Resti terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan pervaginam.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan syok berkurang atau tidak terjadi syok.Kriterial hasi :a. Pasien tidak mengalami anemiab. Tanda - tanda vital stabil.c. Pasien tidak tampak pucat.Intervensi :a. Kaji adanya tanda terjadi syokb. Observasi KUc. Observasi TTVd. Monitor tanda pendarahane. Check hemoglobin dan hematokritRasional :a. Mengetahui adanya penyebab syokb. Memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi pendarahan sehingga segera diketahui tanda syok.c. TTV normal menandakan keadaan umum baik.d. Perdarahan cepat diketahui dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syoke. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.(Doengoes, 2005)

5

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University Press, LondonHaen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : JakartaManuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC