26
LP ASUHAN KEPERAWAATAN FEBRIS Sabtu, 02 Februari 2013 LP ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS A. DEFINISI Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000). Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003). Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten

Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

LP ASUHAN KEPERAWAATAN FEBRIS

Sabtu, 02 Februari 2013

LP ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS

A. DEFINISI

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Page 2: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. ETIOLOGI

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau

Page 3: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).

Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).

D. MANIFESTASI KLINIS

tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,

Page 4: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

F. PENATALAKSANAAN

1. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Page 5: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

Page 6: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayan otak

H. PENGKAJIAN FOKUS

1. Pengkajian

a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b. Riwayat kesehatan

c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.

d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.

e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi

3. Pemeriksaan persistem

a. Sistem persepsi sensori

b. Sistem persyarafan : kesadaran

c. Sistem pernafasan

d. Sistem kardiovaskuler

e. Sistem gastrointestinal

f. Sistem integumen

g. Sistem perkemihan

Page 7: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

3. Pada fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

b. Pola nutrisi dan metabolisme

c. Pola eliminasi

d. Pola aktivitas dan latihan

e. Pola tidur dan istirahat

f. Pola kognitif dan perseptual

g. Pola toleransi dan koping stress

h. Pola nilai dan keyakinan

i. Pola hubungan dan peran

4. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

b. foto rontgent

c. USG

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi

2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis

3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan (anoreksia).

4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

(Carpenito, 2000 & Doengoes, 2000)

A. Intervensi

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi

Tujuan :

Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).

Page 8: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Kriteria hasil:

a. Suhu dalam batas normal

b. Bebas dari kedinginan

c. Tidak mengalami komplikasi

Intervensi :

a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis

b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam

c. Kolaborasi memberikan antipiretik

2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).

Tujuan :

Defisit volume cairan dapat diatasi.

Kriteria hasil :

Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Intervensi :

a. kaji masukan dan haluaran cairan,

b. kaji tanda- tanda vital pasien,

c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),

d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan berat badan).

e. Timbang berat badan setiap hari.

3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 1999).

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.

Page 9: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Intervensi :

a. timbang berat badan pasien setiap hari

b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,

c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,

d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik,

e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik

4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

Tujuan :

cemas hilang

Kriteria hasil :

a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh

b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan

c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit

Intervensi :

a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi

b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal

d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

DAFTAR PPUSTAKA

Page 10: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Sinarty hartanto.(2003). Anak Demam Perlu Kompres.www. Pediatrik. Com/knal.php

Diposkan oleh yayuk triee di 06.32 Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

▼ 2013 (1)

▼ Februari (1)

LP ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS

Mengenai Saya

Page 11: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

yayuk triee

Lihat profil lengkapku

Template Travel. Gambar template oleh cobalt. Diberdayakan oleh Blogger.

Hikari Research

Melayani: Konsultasi KTI, Skripsi, Mini Riset, Olah Data, Pengetikan, Translate, Scan, Cetak foto, Pulsa dll

BERANDA BUKU TAMU DOWNLOAD KOLEKSI JUDUL KONTAK TENTANG

Dwix Hikari

Buat Lencana Anda

Page 12: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Hikari Komputer

Telp. 0852 9090 1322

Langganan Artikel

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabunglah dengan 7 pengikut lainnya.

Kategori

Askeb (2)

Askep (5)

Hasil Penelitian (6)

Jasa Hikari (1)

KTI / TA (2)

Kumpulan Abstrak (5)

Kumpulan Materi (13)

LP-LP (16)

Makalah (2)

Page 13: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Materi Leaflet (14)

SAP (7)

Skripsi (1)

Chat Yuk…

Status YM

Pengunjung Online

Click to see how many people are online

Tolong dong suster… bawa ke Hikari..!!

Get Well Myspace Comments

Tukar Link

<a href="http://rentalhikari.wordpress.com" target="_blank"><img class="alignnone size-full wp-image-132" title="HIKARI KOMPUTER" src="http://rentalhikari.files.wordpress.com/2009/11/hikari-komputer.gif" alt="" width="177" height="24" /></a>

Kopi kode diatas dan taruh di sidebar blog anda, stlh itu hub saya via komentar saya link balik okay... pisss...

Teman-teman

Page 14: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

shmilytronik

News

Soal Jawa Sidang Skripsi / KTI

Konsep Praktek

Konsep Perilaku Seksual Pranikah

Konsep Remaja

Leaflet Pijat Bayi

Leaflet Chronic Kidney Disease

Leaflet Manajemen Nyeri

LP Epilepsi

LP Central Venous Pressure

Askeb Ibu Bersalin

Cek Tagihan

Jangan Lupa Bayar Listrik untuk cek terbaru tiap tanggal 1 Jangan Lupa Bayar Telephon

Ingat bayarlah tagihan listrik dan telephon kamu sebelum tanggal 20 >>

DISTRIBUTOR PULSA

Glitter Words

Page 15: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Komentar

dwixhikari on KONTAK

Liza Nikmah Khairani on KTI Diabetes Mellitus

Dinda on Tentang

Dinda on KOLEKSI JUDUL

hasbi on KTI Diabetes Mellitus

Lihat Arsip

« LP Gagal Jantung KongestifAskeb Hiperemesis Gravidarum »

LP Febris (Demam)

Posted by dwixhikari pada 22 Maret 2010

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS / DEMAM

Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep

A. Pengertian Demam

Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)

Page 16: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

B. Etiologi Demam

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

C. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

D. Patofisiologi Demam

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan

Page 17: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

pembentukan dan pengeluaran panas.

Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003)

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)

E. Patways

Terlampir.

F. Penatalaksanaan Demam

1. Secara Fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya

Page 18: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.

Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

G. Teori Asuhan Keperawatan

Penyakit demam sangat berisiko maka pasien perlu dirawat di rumah sakit, sedangkan keperawatan pasien yang perlu diperhatikan ialah resiko peningkatan suhu tubuh, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

a. Resiko peningkatan suhu tubuh

Page 19: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Sering terjadi bila metabolisme dalam tubuh meningkat maka perlu diberikan obat anti piretik dengan dilakukan kompres hangat bila suhu tubuh kurang dari 37 C akan tetapi bila panasnya lebih dari 38oC diberikan ekstra pamol dengan diberikan kompres dingin.

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Sering terjadi pada anak disamping demam juga mengalami anoreksia, lemas, pusing sehingga keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi yang kemudian memudahkan timbulnya komplikasi sehingga perlu dilakukan pemasangan infus dengan cairan glukosa dan NaCL dan pemberian makanan tambahan dan makanan lunak yang mudah dicerna seperti bubur halus.

c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit

Dapat diberikan penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaiman cara mengatasi bila anak sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar dari cidera dan mengurangi kepanikan orang tua. Disamping itu juga menjelaskan tentang penyakit dan bahayanya.

H. Pemeriksaan Penunjang

Terlampir.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.

2. Engel, Joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik. Ed. 2. Jakarta, EGC

3. Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.

4. Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.

5. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta, EGC.

6. Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com

7. Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php

8. Sophia Theophilus. (2003). Apa Yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam. www. Kompas. Com.

About these ads

Page 20: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Suka

Memuat...

Entri ini dituliskan pada 22 Maret 2010 pada 10:45 dan disimpan dalam LP-LP. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

2 Tanggapan to “LP Febris (Demam)”

Yt berkata

3 Desember 2010 pada 11:20

dilengkapin ya mas………!!1

Balas

Herlin Suprihatin berkata

6 Maret 2012 pada 14:17

Terima kasih atas tulisannya, bnar2 membantu saya karena saat ini anak saya sedang mengalaminya.

Balas

Tinggalkan Balasan

« LP Gagal Jantung KongestifAskeb Hiperemesis Gravidarum »

Page 21: Lp Asuhan Keperawaatan Febris

Blog pada WordPress.com. | Tema: Andreas09 oleh Andreas Viklund.

Ikuti

Follow “Hikari Research”

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com