Upload
wis-noe
View
215
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
MENINGKATKAN BUDAYA MINAT BACA MELALUI
PROGRAM INFORMASI LAYANAN, EKONOMI, DAN
SOSIAL (INEKSOS) YANG BERBASIS POTENSI LOKAL
MASYARAKAT SAPURAN-WONOSOBO
OLEH :
DIMAS ARI PAMUNGKAS,S.Pd.SD
PENGELOLA TBM AL-BIDAYAH
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan membaca. Bahkan
lebih jauh lagi, Harry Maddox (1964) (dalam Bintang Sitepu, 2010)
mengemukakan bahwa membaca merupakan “the most important skill in the
study”. Tampaklah betapa pentingnya kegiatan membaca dalam proses
pendidikan seseorang sebagaimana yang dikemukakan oleh Ralph C. Staigner
(1973) (dalam Bintang Sitepu, 2010)“reading has frequently been regarded as
a tool facilitating many other types of learning”. Kebiasaan membaca akan
dapat lebih meningkat apabila didukung oleh kemampuan atau keterampilan
berbahasa atau membaca yang tinggi di samping tersedianya dan
terjangkaunya buku-buku. Sebaliknya juga bahwa setinggi apapun
kemampuan dan ketrampilan membaca seseorang tidak akan berfungsi atau
banyak manfaatnya apabila tidak didukung oleh ketersediaan buku-buku
bacaan secara memadai.
Untuk dapat memperoleh informasi dan belajar dengan baik,
kemampuan membaca perlu ditingkatkan sehingga tidak hanya dapat
membaca aksara, kata, dan kalimat saja, tetapi terampil memahami makna
yang tersurat dan tersirat secara cepat dan tepat. Dengan semakin, tingginya
angka partisipasi dan retensi anak usia sekolah serta semakin tingginya
tingkat pendidikan sebagian masyarakat akan memberikan peluang untuk
2
memiliki keterampilan membaca yang baik. Semakin terampil masyarakat
membaca, maka masyarakat akan semakin merasakan manfaat dan
kenikmatan dari hasil membaca sehingga menjadi gandrung dan candu
membaca. Prilaku yang seperti inilah yang menjadi salah satu ciri masyarakat
gemar dan berbudaya membaca. ( http://bintangsitepu.wordpress.com )
Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan
pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari
bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya
untuk memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Membaca pada
era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk
membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menambah
informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Oleh karena
itu, tidak diragukan lagi apabila melek huruf (literat) menjadi salah satu
indikator dalam indeks pembangunan yang akan mengukur kualitas suatu
negara.(Hapsari,2009)
Kondisi awal yang terjadi pada masyarakat disekitar penulis adalah
masyarakat sibuk memanfaatkan waktu luang di sela-sela kegiatan
kesehariannya. Dimana penulis anggap kegiatan masyarakat diwaktu luang
itu adalah dengan hal-hal yang kurang berguna. Sebagai contoh lebih
memilihnya kegiatan melamun, merokok maupun mengobrol hal yang tidak
perlu daripada membaca diwaktu senggang, keberadaan buku yang belum
menjadi kebutuhan keseharian, anak-anak yang meluangkan waktunya dengan
kegiatan bermain secara tidak terarah sehingga masih menganggap membaca
adalah beban, serta para pemuda yang sedang atau telah menyelesaikan belajar
dibangku sekolah tidak lagi mengasah kemampuan membacanya . selain dari
kondisi tersebut adalah masih banyaknya anak-anak/remaja maupun pemuda
yang masih kurang didalam penanaman wawasan keagamaan.
Permasalahan dari kondisi yang telah disebutkan adalah diambil dari
kacamata pengamatan penulis yang membuat tergerak untuk melakukan
kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan masyarakat dalam
menjalani waktu-waktu senggang dengan hal-hal yang baik. Penulis
3
menginginkan suatu kegiatan yang efektif efisien tepat guna agar kebiasaan
masyarakat Sapuran terutama di kampung Puntuksari yang lama dapat sedikit
demi sedikit berubah menjadi kebiasaan yang baik.Terutama dalam hal
ketrampilan membaca.
Agar ketrampilan membaca terus dapat ditingkatkan maka sesuai dengan
undang-undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 48 ayat (1)
Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat. Kemudian pada pasal 49 pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat dan
rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca. (Undang-
undang perpustakaan RI no 23 tahun 2007). Selain itu pemerintah di dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan nonformal
terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Sehingga jelaslah bahwa pendidikan non formal adalah bagian
terpenting dari suksesnya program gemar trampil membaca.
Salah satunya adalah Program TBM yang telah dimulai sejak tahun
1992/1993 kehadiran TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka
Rakyat (TPR) yang didirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun lima
puluhan. Program TBM ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan
budaya baca masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan TBM sangat penting
sebagai sarana belajar masyarakat.(Depdiknas, 2003)
TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat
bertujuan untuk memberi kemudahan akses kepada warga masyarakat untuk
memperoleh bahan bacaan. Di samping itu, TBM berperan dalam
meningkatkan minat baca, menumbuhkan budaya baca dan cinta buku bagi
warga belajar dan masyarakat. Secara khusus TBM dimaksudkan untuk
mendukung gerakan pemberantasan buta aksara yang antara lain karena
kurangnya sarana yang memungkinkan para aksarawan baru dapat memelihara
4
dan meningkatkan kemampuan baca tulisnya. TBM juga ditujukan untuk
memperluas akses dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat
mendapatkan layanan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
Peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas Taman Bacaan
Masyarakat di pedesaan akan sangat membantu menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat pedesaan, upaya-upaya menumbuhkan minat baca
dapat dilakukan dengan mengadakan pembentukan kelompok-kelompok
petani, peternak, ataupun pedagang dan melakukan penyuluhan-penyuluhan
kerja dan pengembangan potensi masing-masing kelompok. Selain itu untuk
meningkatkan minat baca generasi muda pedesaan (anak-anak sekolah) dapat
dilakukan dengan cara mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan
dunia tulis-menulis.
Hal diatas dapat menjadi suatu stimulus untuk meningkatkan minat baca
generasi muda dan masyarakat pedesaan sehingga mereka akan peduli dengan
lingkungannya dan dapat melihat potensi-potensi untuk meningkatkan
kesejahteraan daerahnya.( http://www.pemustaka.com)
TBM Al-Bidayah yang dirintis Penulis di Sapuran kabupaten
Wonosobo adalah salah satu jawaban tuntutan yang modern dan perlu untuk
meningkatkan minat baca dan menulis masyarakat khususnya diwilayah
Sapuran. Penulis mengembangkan TBM Al-Bidayah yang telah dimulai sejak
tahun 2007 dengan penuh kesabaran. Tampilnya TBM Al-Bidayah pertama
kali hingga berhasil adalah tidak semudah membalik telapak tangan melainkan
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada, namun semua
tantangan yang dialami tidaklah membuat surut cita-cita penulis dalam
mengembangkan budaya minat baca.
Setelah melakukan banyak kegiatan minat baca akhirnya penulis
menemukan ide yang cemerlang guna meningkatkan budaya baca yaitu
dengan mengenali potensi maupun keinginan masyarakat setempat yang
berawal dari “ apa kebutuhan yang diperlukan masyarakat Sapuran yang dapat
5
berdaya guna dari kegiatan membaca?”. Dari sinilah penulis berupaya
meningkatkan budaya minat baca melalui layanan yang beragam dari
pengadaan buku yang disesuaikan kebutuhan masyarakat setempat sampai ke
pembentukan kelompok minat baca yang berguna untuk mengaplikasikan
serta merangsang pembaca untuk berkreasi. Kreasi yang telah diciptakan kita
kembangkan dalam kegiatan perekonomian dengan harapan dapat
meningkatkan pendapatan maupun usaha-usaha baru dengan arahan
pengembangan usaha yang cocok dengan potensi lokal. Selain itu juga
pengembangan potensi lokal yang berguna untuk menipiskan jurang pemisah
antara si kaya dan si miskin yang terlaksana dengan kegiatan sosial
kemasyarakatan.
Hal-hal yang telah disampaikan penulis diatas sering penulis singkat
dengan pelaksanaan program INEKSOS yang memiliki kepanjangan dari:
Informasi layanan, Ekonomi, dan Sosial yang menitik beratkan pada
pemanfaatan dari kemampuan serta kebutuhan masyarakat setempat. Sehingga
kegiatan tersebut akan tepat cara, tepat guna, serta tepat sasaran.
Sampai pada tahun ini, penulis telah melaksanakan program INEKSOS
lebih dari dua tahun yang diterapkan secara bertahap sejak tahun 2011.
sehingga TBM Al-Bidayah semakin dekat dengan masyarakat terutama
dengan agenda unggulan dari informasi layanan TBM Al-Bidayah yaitu
dengan kegiatan Pengajian remaja serta Taman Pendidikan Al-qur’an
Baiturrahman yang semakin hari semakin diminati masyarakat dan
menambah wawasan keagamaan. Ekonomi berupa usaha-usaha dari
kelompok minat baca yang tergabung menjadi perkoperasian. Sosial yang
berupa santunan usaha maupun santunan-santunan sosial lainnya. Ketiga
unggulan tersebut penulis laksanakan secara cermat melalui pengamatan
kebutuhan serta pemanfaatan potensi yang ada di sekitar.
B. Masalah dan Tujuan
1. Masalah :
6
Belum berkembangnya budaya membaca di kalangan masyarakat
Indonesia khususnya di Sapuran , Wonosobo antara lain dapat disebabkan
oleh masalah-masalah berikut.
a. Keterampilan Membaca yang belum memadai sehingga kegiatan
membaca masih cenderung dianggap sebagai beban yang
mengakibatkan belum berkembangnya inisiatif untuk dapat
menikmatinya.
b. Promosi Gemar Membaca masih kurang gencar dilakukan pemerintah
maupun masyarakat dalam mempromosikan pengembangan budaya
baca ke seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan melalui
berbagai media komunikasi.
c. Sikap Masyarakat belum menganggap kegiatan membaca sebagai
salah satu kegiatan belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Sumber Bacaan yang kurangnya jumlah dan jenis bahan bacaan
sehingga dapat dengan mudah diakses masyarakat dengan harga yang
terjangkau di satu sisi dan penyebaran bahan bacaan yang belum dapat
menjangkau semua masyarakat serta isi bahan bacaan di sisi yang lain,
belum dapat menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca
masyarakat.
e. Layanan yang kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar
maupun kurangnya pemanfaatan potensi-potensi yang ada.
f. Kesenjangan yang ada serta perlunya penyatu antara masyarakat tidak
mampu dengan masyarakat yang berada.
Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas penulis
merumuskan :
“ Apakah dengan adanya program ineksos yang berbasis pada potensi
masyarakat sekitar dapat berperan dalam mengembangkan minat baca
masyarakat Sapuran ? “
7
2. Tujuan Karya nyata ini adalah :
a. Mengetahui sekaligus menginformasikan kegiatan TBM Al-Bidayah
dalam perannya meningkatkan minat baca masyarakat Sapuran
b. Memperkenalkan strategi yang digunakan TBM Al-Bidayah dalam
rangka menumbuhkan minat baca masyarakat melalui program
Ineksos yang berbasis pada potensi lokal.
c. Bagi pembaca dapat dijadikan rujukan dalam mengawali
pengembangan TBM yang efektif dan efisien terutama dalam
mengembangkan minat baca masyarakat
3. Sasaran Karya nyata ini adalah :
a. Anak Usia Sekolah ( TK/SD/SMP/SMA/SMK ) dilingkungan Sapuran
dan sekitarnya
b. Masyarakat umum baik remaja mapun orang tua dilingkungan
Sapuran maupun warga di kecamatan Sapuran
c. Warga yang masih menganggur agar mendapat peluang usaha dari
kegiatan membaca
d. Warga yang tergabung dalam donator kegiatan , dan warga dari
berbagai lapisan tingkatan baik umur ataupun jender.
C. Strategi Pemecahan Masalah
Secara teoritis terdapat hubungan yang timbal balik antara minat,
kemampuan, keterampilan, dan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca
dianggap sebagai syarat terbentuknya budaya baca dalam masyarakat. Apabila
budaya baca ini dikembangkan secara terus-menerus, maka akan bermuara
akhirnya pada terbentuknya masyarakat yang gemar membaca (reading
society) dan sekaligus juga masyarakat yang gemar belajar (learning society).
Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang berbudaya baca dalam pengertian
gemar membaca dan gemar belajar sepanjang hayat, perlu dirumuskan
kebijakan strategis sebagai landasan dalam menyusun rencana aksi (action
plan) serta program kerja yang operasional. Dalam rangka merumuskan
8
kebijakan strategis dalam pengembangan budaya baca, dituntut adanya
analisis situasi budaya baca yang berkembang dewasa ini.
Yang dimaksudkan dengan budaya baca adalah suatu kebiasaan yang
telah menjadi bagian dari cara hidup seseorang atau masyarakat dalam
memperoleh informasi dari media cetak atau tulis dengan menggunakan
aksara tertentu. Kegiatan membaca sebagai salah satu unsur kebudayaan
merupakan kegiatan yang bersifat rutin dan teratur dilaksanakan guna
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya secara lebih bermakna.
Dengan demikan, budaya baca akan dapat terwujud apabila kegiatan membaca
sudah dirasakan sebagai suatu kebutuhan dan telah mempola sebagai
kebiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Membaca adalah dasar untuk
belajar dan kemampuan membaca merupakan kemampuan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari karena berfungsi sebagai kunci untuk
mendapatkan berbagai jenis informasi. Yang menjadi cakupan budaya baca
dalam hal ini adalah minat baca, kemampuan membaca dan menulis,
berhitung dan berbahasa Indonesia.
Berdasarkan batasan pengertian budaya baca seperti yang telah
diuraikan, maka pengembangan budaya baca merupakan serangkaian kegiatan
yang diarahkan untuk mendorong masyarakat menjadikan kegiatan membaca
sebagai bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang berorientasi pada
penyegaran pikiran (entertainment) maupun untuk perluasan atau pengayaan
wawasan pengetahuan (knowledge building) sehinga masyarakat secara
mandiri dapat meningkatkan mutu kehidupannya, baik secara rohani maupun
jasmani. Pengembangan budaya baca juga mencakup upaya untuk
mewujudkan lingkungan dan berbagai sarana yang kondusif untuk
menumbuhkembangkan kebiasaan membaca bagi semua lapisan masyarakat
tanpa diskriminasi, baik dari segi gender maupun status sosial ekonominya.
(http://bintangsitepu.wordpress.com )
Budaya baca dinilai penulis penting untuk dikembangkan di Indonesia
khususnya diwilayah Sapuran karena:
9
1. melalui budaya baca dapat meningkatkan pemahaman wawasan ilmu
pengetahuan yang beragam
2. dapat menjadikan kebiasaan yang baik dengan membaca dari pada
melamun maupun membicarakan hal yang tidak penting.
3. produktivitas maupun ekonomi masyarakat masih rendah, hal ini
dikarenakan rata-rata masyarakat Sapuran bekerja sebagai karyawan ,
buruh mapun pertanian.
Analisis situasi budaya baca merupakan proses telaahan yang objektif,
logis, dan sistematis tentang keadaan minat, kegemaran, dan kebiasaan
membaca masyarakat Sapuran serta sarana/prasarana yang mendukung
kegiatan membaca yang tersedia dewasa ini. Analisis ini dapat memberikan
gambaran nyata tentang berbagai aspek yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kebiasaan membaca masyarakat serta berbagai kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan dalam pengembangan budaya baca. Oleh karena itu, analisis
situasi budaya baca perlu didukung dengan data kuantitatif atau kualitatif
yang terpercaya. Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan target, kebijakan strategis, dan rencana aksi untuk
mengembangkan budaya baca.
Uraian sebelumnya telah menunjukkan betapa luasnya cakupan dan
sasaran pengembangan budaya baca. Oleh karena itu, pengembangan budaya
baca tidak terbatas hanya menjadi tugas dan tanggung jawab Kementerian
Pendidikan Nasional saja selaku penanggungjawab penyelenggaraan
pendidikan formal dan nonformal, tetapi juga semua lembaga/instansi
pemerintah dan swasta, individu dan kelompok. Akan tetapi, analisis situasi
budaya baca ini difokuskan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan
pendidikan non-formal dan secara lebih khusus lagi yang berkaitan dengan
pengembangan budaya baca melalui pemberdayaan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM). TBM merupakan lembaga yang menyediakan bahan
bacaan yang dibutuhkan masyarakat, tempat penyelenggaraan pembinaan
kemampuan membaca dan belajar, tempat bagi masyarakat untuk
10
mendapatkan informasi, dan sekaligus juga sebagai tempat pengembangan
seni dan budaya. (http://bintangsitepu.wordpress.com)
TBM Al-Bidayah yang telah berjalan sejak tahun 2007 adalah salah satu
strategi dalam pemecahan masalah yang dihadapi pada perannya
menumbuhkan minat baca masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam
visinya untuk Menumbuhkan Minat Baca serta rekreasi ilmu melalui taman
baca masyarakat.
Berkaitan dengan penulisan karya nyata ini penulis menerapkan metode
layanan informasi, ekonomi, dan sosial ( INEKSOS ) berbasis potensi lokal
sebagai strategi pemecahan masalah di TBM Al-Bidayah.
1. Alasan pemilihan Strategi
Penulis mengambil strategi TBM Al-Bidayah melalui program
INEKSOS berbasis potensi lokal adalah untuk meningkatkan minat
baca masyarakat Sapuran dengan alasan bahwa TBM bertujuan untuk
membangkitkan dan meningkatkan minat baca sehingga tercipta
masyarakat yang cerdas; menjadi sebuah wadah kegiatan belajar
masyarakat; dan mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru
dalam rangka pemberantasan buta aksara sehingga mereka telah
“melek huruf” tidak menjadi buta aksara kembali. (Hatimah,2007 :
5.47 ). Yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat dengan harapan
dapat tergalinya potensi-potensi lokal.
Alasan lain penulis memilih strategi TBM melaui program
INEKSOS berbasis potensi lokal adalah :
a. Dapat memfasilitasi anak-anak sekolah agar belajar serta trampil
membaca dan menulis
b. Sebagai tempat belajar bagi masyarakat sekitar dengan beragam
buku dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.
11
c. Terciptanya peluang usaha dari kelompok minat baca yang ada
pada TBM Al-Bidayah sebagai hasil dari membaca sehingga dapat
terwujud potensi masyarakat dengan usaha mandiri.
d. Memberikan fasilitas yang menarik berupa koleksi yang
disesuaikan kebutuhan masyarakat baik remaja,orangtua maupun
bacaan yang disesuaikan dengan tingkatan usia ataupun jender.
Sehingga masyarakat dapat menikmati fasilitas secara terjangkau
dan murah.
e. Memberikan layanan yang di sesuaikan dengan kebutuhan/potensi
masyarakat sekitar.
f. Menjadi penyatu serta solusi wadah bagi penampungan serta
penyaluran kegiatan sosial masyarakat.
2. Deskripsi TBM dan INEKSOS berbasis potensi lokal
TBM yang dirintis di kampung puntuksari adalah berawal dari
taman baca santri mini TPA BAITURRAHMAN, dikarenakan tuntutan
yang modern dan perlu untuk meningkatkan cakrawala masyarakat
desa terutama kampung puntuksari sapuran, serta permintaan
masyarakat selaku penguna TBM semakin banyak, maka penulis
selaku pengurus TPA mengembangan TBM di kampung puntuksari
yang telah dimulai sejak juni 2007, adapun pengembangan TBM ini
penulis optimalkan pada pelaksanaan program ineksos dengan harapan
dapat menjadi sarana untuk memperoleh informasi maupun
wawasan,kegiatan ekonomi dan sosial yang memanfaatkan potensi
masyarakat Sapuran.
Program INEKSOS yang dilakukan penulis adalah berawal dari
pengalaman penulis sejak awal pengembangan minat baca, yang masih
kurang dan setelah di amati mengenai kebutuhan masyarakat ternyata
banyak yang menginginkan kegiatan yang baik bahan bacaan maupun
layanan yang dapat menggali potensi yang ada disekitar masyarakat
setempat, sehingga penulis membuat suatu program kolaborasi antara
12
informasi layanan dengan harapan bacaan maupun layanan disesuaikan
serta dapat menggali potensi lokal, ekonomi yang diharapkan dari hasil
membaca dapat diimplementasikan serta berguna untuk mendongkrak
perekonomian, serta sosial yang diharapkan bisa menyatukan rasa
antara masyarakat yang tidak mampu dengan masyarakat yang
mampu.
Ketiga kolaborasi itu , penulis singkat dengan program
INEKSOS yaitu informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang berbasis
pada potensi lokal.
13
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE DAN PROSEDUR KERJA
1. Metode yang digunakan
Dalam pembuatan karya nyata ini melalui karya TBM Al-
Bidayah penulis menggunakan metode layanan informasi, Ekonomi,
dan sosial ( INEKSOS ) berbasis potensi lokal.
Arti dalam metode layanan informasi adalah pemberian layanan yang
dilakukan melalui TBM Al-Bidayah yang bertujuan memberikan
wawasan, karya, maupun informasi yang pada akhirnya dapat
daplikasikan serta menjadi daya dorong kepada masyarakat untuk
selalu memanfaatkan TBM yang ada sesuai dengan kebutuhan yang
ada. Ekonomi memiliki arti kegiatan yang memiliki tujuan untuk
memperbaiki kehidupan yang terfokus pada penciptaaan lapangan
usaha., Sedangkan sosial adalah kegiatan saling melengkapi antara
individu manusia satu dengan yang lainnya sehingga terjalin kesatuan ,
saling membantu yang pada akhirnya dapat menjembatani antara yang
kaya dan yang miskin. berbasis potensi lokal adalah suatu kegiatan
yang dikondisikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar sehingga
menjadi tepat karena sesuai dengan potensi yang ada pada masyarakat
sekitar. Sehingga program INEKSOS adalah suatu program yang
dijalankan penulis didalam memahami kebutuhan masyarakat melalui
Informasi Layanan ( gambar 1 ), ekonomi ( gambar 2 ), serta sosial (
gambar 3 dan 4 ).
Gambar 1. Gambar 2.
Informasi Layanan Ekonomi ( koperasi usaha )
13
14
Gambar 3. Gambar 4.
Pojok sosial ( sosial ) Santunan ( sosial )
2. Prosedur Kerja
Dalam meningkatkan minat baca masyarakat melaui program
ineksos berbasis potensi local tentunya melalui langkah-langkah
ataupun prosedur kerja yang dilakukan penulis dari awal persiapan,
pengerjaan , refleksi sampai dengan tindak lanjut, yang penulis buat
dalam rangkaian penjelasan prosedur berikut diantaranya adalah :
a. Langkah Persiapan
Awal mulanya penulis melakukan perencanaan dalam
program TBM dengan berkonsultasi pada masyarakat sekitar
melalui pengamatan serta penjajakan akan kebutuhan masyarakat
dari segi peningkatan layanan, ekonomi, maupun sosial , setelah
dilakukan penjajakan penulis menyimpulkan bahwa perlu
dilaksanakan program yang dirancang oleh penulis berupa program
yang menyangkut layanan informasi, ekonomi, maupun sosial.
Yang dilanjutkan pada pembuatan program yang dilakukan guna
peningkatan budaya baca yang tergabung pada program taman
baca masyarakat Albidayah nomor 11,14, dan 15 sebagaimana
tertera pada tabel 1 berikut yang selanjutnya dilakukan sosialisasi
pada masyarakat sekitar baik langsung ( lihat gambar 5 ), maupun
melalui media cetak/ elektronik ( lihat gambar 6 )
15
Gambar 5.
Sosialisasi warga
Gambar 6.
Sosialisasi lewat Radio
Tabel 1.
Rencana Program kerja TBM Al-Bidayah
No Rencana Program Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pengadaaan Unit Komputer dan perangkat untuk layanan internet
Penerbitan Administrasi
Perawatan Sarana dan Prasarana TBM AL-BIDAYAH
Pelatihan dan Penataran Petugas TBM AL-BIDAYAH
Peningkatan layanan publik di bidang TBM
Peningkatan jejaring dan kemitraan di bidang TBM
Pengadaan Sarana dan prasarana layanan publik
Pembiayaan Pengelola untuk kesejahteraan.
Penambahan Koleksi dan Pengelolaan bahan pustaka
Peningkatan layanan TBM
Pengoptimalisasian kegiatan usaha mandiri berbasis potensi lokal
Sosialisasi Kegiatan minat baca
Penguatan Kelembagaan TBM
Pemberdayaan Masyarakat melalui optimalisasi TBM
Peningkatan program informasi layanan, ekonomi, dan sosial (INEKSOS)
yang berbasis potensi lokal.
b. Pengerjaan program INEKSOS
Pengerjaan INEKSOS berbasis potensi lokal meliputi :
1) Informasi Layanan
Jenis Informasi layanan yang penulis lakukan adalah :
16
a) Memperkenalkan buku–buku yang tersedia di
perpustakaan lewat kegiatan PKK, TPQ dan Pengajian
Remaja
Cara yang dilakukan penulis adalah :
(1) Membawa buku sesuai dengan kegiatan, misal PKK
membawa buku memasak, maupun resep makanan;
keagamaan untuk kelompok mengaji (gambar 7)
(2) Buku yang di bawa dipilah sesuai dengan kebutuhan serta
pemanfaatan kelompok masyarakat, seperti halnya buku sastra
yang sangat diminati masyarakat terutama kelompok sastra (
gambar 8 )
Gambar 7. Gambar 8.
Kelompok Mengaji Penerimaan buku sastra
b) Menyelenggarakan lomba minat baca ( kaligrafi ,puisi ,
cerpen dan pidato )
Sebagai penguat karya kelompok minat baca, penulis
menyelenggarakan berbagai macam kegiatan lomba minat
baca diantaranya adalah lomba kaligrafi yang dikondisikan
wilayah Sapuran yang berbasis religi/keagamaan (lihat gambar
9); Puisi maupun pidato yang di sesuaikan dengan potensi
masyarakat, baik yang masih sekolah maupun yang sudah
berkeluarga;Pidato/khitobah yang bertujuan menggali potensi
masyarakat lokal sejak dini ( lihat gambar 10 ) .
17
Gambar 9.
Lomba Kaligrafi
Gambar 10.
Lomba Pidato/Khitobah
c) Membudayakan minat baca dimana saja, kapan saja.
serta pembuatan jurnalistik dan buku
Dalam pembudayaan minat baca ini , penulis mengarahkan
serta membuat fleksibel atas kegiatan budaya baca dimana
saja, hal ini dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat tanpa menggunakan aturan yang ketat (
lihat gambar 11dan 12 ). Dan kegiatan yang dilakukan
pembaca kita buat kelompok jurnalis, yang sampai saat ini
sudah mengeluarka kumpulan karya sastra dan majalah
Caremaosa ( catur remen maos Albidayah ) yang sudah keluar
3 edisi.
Gambar 11
Baca santai di halaman
Gambar 12
Baca di ruang TBM
d) Membudayakan minat baca dengan kegiatan kendaraan
keliling
Informasi layanan yang selanjutnya adalah membudayakan
minat baca dengan kegiatan kendaraan keliling, hal ini
dilakukan karena untuk terciptanyabudaya yang merata, pada
kesempatan ini buku yang dibawakan pun dikondisikan
18
dengan kebutuhan masyarakat saat itu, yaitu yang sering
dibaca dan merupakan bacaan ringan namun dapat
memberikan manfaat dan keterkaitan pada pembaca, sebagai
misal buku resep makanan serta buku usaha kecil mandiri
yang meliputi buku ketrampilan. ( lihat gambar 13 dan 14 )
Gambar 13
Kendaraan buku Keliling 1
Gambar 14
Kendaraan buku keliling 2
e) Membudayakan minat baca dengan layanan variatif
Layanan yang penulis lakukan bersama TBM Al-
Bidayah sangatlah beraneka macam , hal ini dilakukan agar
pemustaka dapat lebih tertarik dalam hal minat baca dan
terlebih lagi pemanfaatan TBM yang efektif dan efisien.
Layanan yang variatif akan memberikan rasa kenyamanan dan
tidak bosan dengan suasana maupun kondisi yang
menyenangkan, sehingga pemustaka dapat lebih leluasa untuk
menggunakan layanan yang ditawarkan oleh TBM Al-
Bidayah. Layanan variatif ini juga bertujuan agar koleksi yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Sapuran
dapat lebih dalam menggali potensi-potensi lokal yang ada.
Layanan BTQ adalah salah satu layanan unggulan yang
menggali potensi lokal akan potensi menjadi dai-dai yang
memiliki banyak wawasan keagamaan. Layanan ini mendapat
perhatian masyarakat dengan baik , hal ini karena layanan
BTQ ditujukan mengarah pada kemampuan baca tulis Al-
qur’an serta pengetahuan keagamaan. ( aktifitas gambar 15 ).
19
Gambar 15
Kegiatan Layanan BTQ TBM Al-Bidayah
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan
pengembalian buku dimana tiap hari dilakukan peminjaman
maupun pengembalian secara teratur, diantara ketentuannya
adalah peminjaman maksimal 3 ( tiga ) hari dengan jumlah
buku yang dipinjam maksimal 2 ( dua ) buku.
Layanan yang bersifat rekreatif diantaranya adalah
layanan audiovisual, layanan permainan anak, dan layanan
internet sebagai layanan jelajah pendidikan melalui dunia
maya.( lihat gambar 16 )
Gambar 16
Layanan Permainan dan Internet
Layanan Serial yang dimiliki TBM Al-Bidayah
berusaha memberikan informasi terbaru yang dikemas dalam
majalah maupun papan koran sehingga masyarakat yang
sedang melakukan aktifitas dapat berhenti sejenak tanpa
masuk dalam ruang TBM untuk mencari berita terbaru. Hal ini
dilakukan agar masyarakat menjadi haus akan berita. ( Lihat
gambar 17 )
20
Gambar 17
Kegiatan Layanan Serial ( Papan Koran )
Layanan jemput bola adalah layanan yang dilakukan
TBM Al-Bidayah dengan mendatangi kumpulan ataupun
pengajian dengan membawa buku bacaan yang disesuaikan
dengan kondisi , sebagai contoh ketika pengajian remaja
dibawakan buku-buku keagamaan.
Layanan story telling merupakan layanan yang
ditujukan para remaja pengajian dengan menceritakan kisah-
kisah perjalanan Nabi Muhammad S.A.W beserta sahabatnya.
Hal ini dilakukan agar para remaja tidak buta dengan ajaran
tokoh religi yang dianutnya.
2). Ekonomi
a). Memberikan kesempatan usaha
Pada program ekonomi yang mengangkat potensi lokal
adalah memberikan kesempatan usaha yang berada di sekitar
TBM Al-Bidayah dimana bertujuan sebagai implementasi dari
hasil kegiatan membaca yang berupa macam usaha dari buku
resep makanan.
Pemberian kesempatan ini tidak serta merta
membebaskan pedagang liar namun sebagai penggali potensi
masyarakat terutama yang belum memiliki pencaharian yang
tetap sehingga dapat berdampat positif pada perkembangan
perekonomian masyarakat, sehingga dapat memacu
21
masyarakat lain guna memanfaatkan bahan bacaan yang sesuai
untuk peningkatan perekonomian. ( sebagimana terlihat pada
gambar 18 dan 19 ).
Gambar 18
Gerobak Usaha Masyarakat
Gambar 19
Usaha Mikro didalam TBM
b) Koperasi Al-Bidayah
Koperasi Al-Bidayah dibentuk sesuai permintaan dan
kebutuhan kelompok usaha yang tergabung dalam koperasi
Al-Bidayah, hal ini dilakukan sejak pertengahan tahun 2011
dari semula hanya diikuti 10 anggota dengan modal Rp.
50.000,- sekarang ditahun 2013 telah memiliki anggota 30
orang dan modal sudah mencapai diatas Rp. 5.000.000,-
Perjalanan perkoperasian ini tidaklah mudah dan
kegiatan ini dilakukan sebagai latihan sekaligus pemberdayaan
masyarakat yang mau terjun di dalam perkoperasian. Dan
hasilnya sudah ada dua orang pegiat pembaca yang mengelola
perkoperasian , sehingga dapat berjalan dengan lancar
Kegiatan yang dilakukan koperasi Al-Bidayah meliputi
: simpan pinjam, pinjam usaha, toko, kerjasama usaha. Dari
kegiatan ini banyak peran aktif dari para pembaca didalam
memanfaatkan koperasi yang berada di area TBM Al-Bidayah.
( sebagaimana terlihat pada gambar 20 dan 21 ).
22
Gambar 20
Koperasi Al-Bidayah 1
Gambar 21
Koperasi Al-Bidayah 2
2) Sosial
Kegiatan sosial yang dilakukan penulis adalah kegiatan
dimana melalui TBM Albidayah dapat menggerakkan
masyarakat untuk selalu berbagi, sehingga kegiatan ini dapat
berjalan dengan lancar. Pada awal pelaksanaan kegiatan sosial
untuk mencari donator sangat sulit, hal ini dikarenakan
kepercayaan yang belum melekat pada kegiatan yang penulis
lakukan. Namun kini donator sudah banyak yang datang
dengan sendirinya sehingga kegiatan sosial dapat berjalan
dengan semestinya.
Pada kegiatan sosial ini ada dua kegiatan yaitu santunan
kepada anak yatim piatu yang dilakukan setiap bulan
Ramadhan serta area pojok sosial yang berisikan pakaian
pantas pakai yang dapat diambil sendiri secara Cuma-Cuma.
Dan jika terdapat masyarakat kurang mampu yang tidak dapat
ke TBM Al-Bidayah , maka penulis antar sampai pada alamat
tujuan.
c. Langkah Refleksi
Perjalanan penulis dalam meningkatkan budaya membaca
masyarakat Sapuran pada khususnya sudah berjalan di tahun
kedelapan, banyak variatif kegiatan yang dilakukan sehingga
membuat masyarakat semakin tertarik dalam menumbuhkan minat
23
baca sebagaimana yang sudah dikerjakan dengan melihat antusias
pengunjung dan peminjam dari tahun 2007 sampai dengan tahun
berjalan 2012 menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Dan
terlihat mulai tahun 2011 dengan program INEKSOS yang penulis
lakukan semakin memberikan dampak positif bahkan hampir dua
kali lipatnya baik pengunjung maupun peminjam memanfaatkan
koleksi yang ada hal ini karena kepuasan para pengunujung serta
peminjam yang sudah banyak sadar dan tahu ternyata banyak
informasi layanan yang didapat dan bahkan sampai meciptakan
peluang-peluang usaha. Hal ini metode Informasi, ekonomi, dan
sosial atau yang disingkat INEKSOS yang berbasis pada potensi
lokal ternyata dapat meningkatkan budaya membaca masyarakat
Sapuran pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
d. Langkah Tindak Lanjut
Kerangka pengembangan peningkatan budaya membaca
melalui program INEKSOS yang berbasis potensi lokal sudah
mengalami peningkatan yang baik serta dapat berperan penting
dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Sapuran maka perlu
ditindak lanjuti dengan berbagai cara, diantaranya :
1) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dari segi
koleksi yang menggali potensi lokal merambah pada penjamin
usaha-usaha mikro yaitu: ( perindustrian, UMKM maupun
koperasi )
2) Selalu mengirimkan pelatihan / magang yang disesuaikan
dengan potensi lokal sehingga dapat menggerakkan ekonomi
masyarakat. Dalam hal ini pelatihan koperasi/ usaha mikro.
24
3) Pengembangan pada arah kelompok minat baca masyarakat
yang menggali potensi yang ada. Yaitu dengan
mengembangkan kelompok baca diantaranya: kelompok minat
baca makanan telah memproduksi Telur asin dan aneka
makanan kecil; kelompok minat baca seni dan kerajinan telah
memproduksi kerajinan topeng dan selanjutnya dikembangkan
kedalam ekonomi kemasyarakatan.( lihat gambar 22 ).
Gambar 22
Kegiatan salah satu warga dalam Usaha Telur asin
B. HASIL ATAU DAMPAK DARI STRATEGI YANG DIPILIH
Penulis memilih strategi pelaksanaan TBM Al-Bidayah dalam
menumbuhkembangkan minat baca masyarakat Sapuran dengan
nmenggunakan metode Informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang
berbasis potensi lokal ternyata memberikan dampak yang sangat besar
bagi masyarakat Sapuran khususnya. Adapun hasil dari pelaksanaan
program Ineksos diantaranya :
1. Dilihat dari Informasi Layanan, penulis telah banyak memberikan
motivasi dan gambaran nyata yang telah di lakukan sampai keluar kota
mengenai efektifitas penggunaan program INEKSOS, diantaranya di
kota Pekalongan ( sebagaimana lihat pada gambar 23 )
25
Gambar 23
Pembicara pada Forum TBM Pekalongan 2012
( 5 Desember 2012 )
2. Dari segi Ekonomi, penulis telah membuktikan dengan nyata bahwa
dari kebiasaan membaca yang baik yang dimulai dari kebutuhan diri
ternyata dapat menciptakan usaha yang pada akhirnya memperbaiki
perekonomian masyarakat ( sebagaimana gambar 24 )
Gambar 24
Koperasi Al-Bidayah
( dimiliki oleh lebih dari 30 anggota dari berbagai lapisan masyarakat )
3. Dari kegiatan Sosial, penulis telah melaksanakan berbagai macam
kegiatan dari mulai, santunan anak yatim piatu, pojok sosial yang
berupa kegiatanpenampungan dan pendistribusian pakaian pantas
pakai serta santunan usaha sosial. ( sebagaimana pada gambar 25 dan
26 ).
26
Gambar 25
Santunan anak yatim piatu
Gambar 26
Pojok sosial
4. Hasil pegunjung dan Peminjam setelah ada program INEKSOS
a. Jumlah Pengunjung
Penulis sajikan data pengunjung selama kurun waktu 4
tahun terakhir ditambah dengan tahun berjalan sebagaimana
terlampir pada tabel 2 berikut ini :
Data pengunjung selama kurun waktu empat (4) tahun terakhir
sejak didirikannya TBM menunjukkan bahwa pada tahun 2010
meningkat 256 % dari jumlah pengunjung tahun 2009, tahun 2011
meningkat 196 % dari jumlah pengunjung tahun 2010 atau
meningkat 500 % dari total pengunjung tahun 2009, sedangkan
tahun 2012 meningkat 1 % dari total pengunjung tahun 2011 atau
501 % dari total pengunjung tahun 2009. Sedangkan pada tahun
yang sedang berjalan ini sampai bulan Maret tercatat total
pengunjung sebanya 3760 pemustaka.
Dari data pengunjung pada tahun sebelum adanya program
Ineksos yaitu pada tahun 2009 dan 2010 meskipun sudah
meningkat, namun lebih terlihat jelas peningkatan yang mencapai
500 % terjadi setelah adanya program Ineksos. Hal ini
memperlihatkan bukti bahwa program INEKSOS yang berbasis
pada potensi lokal lebih di gemari oleh masyarakat sekitar.
27
Tabel 2
Data Pengunjung TBM Al-Bidayah
No Bulan
Pengunjung Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Januari 294 495 780 1638 1166
2. Februari 304 470 581 1468 1156
3. Maret 342 580 554 1666 1438
4. April 228 550 841 1284 -
5. Mei 314 560 1222 1491 -
6. Juni 340 690 1656 959 -
7. Juli 182 535 1394 982 -
8. Agustus 105 670 1577 471 -
9. September 110 795 1291 1290 -
10. Oktober 150 522 1468 763 -
11. November 184 556 810 642 -
12. Desember 185 580 1502 1029 -
Total
Pegunjung per
tahun
2738 7003 13.676 13.685 3760
Per
Maret
Dilihat dari perkembangan jumlah pengunjung yang
ditahun 2009 dan 2010 sebelum diadakan program INEKSOS
berbasis kemasyarakatan rata-rata jumlah pengunjung 228 – 583
orang setiap bulannya, namun ketika pada tahun 2011 sampai
dengan 2013 rata – rata pengunjung 1140 – 1253 orang untuk
setiap bulannya.
Hal ini membuktikan program INEKSOS yang berbasis
pada potensi lokal sangat berpengaruh pada peningkatan budaya
minat baca masyarakat.
Perlu penulis sampaikan , bahwa dari kegiatan minat baca
yang tinggi tersebut telah banyak tercipta karya-karya pembaca,
28
baik mengenai karya Seni sastra yang meliputi kaligrafi, puisi, dan
cerpen juga karya usaha madiri yang menciptakan peluang
ekonomi mikro yang berupa perkoperasian, usaha perdagangan
makanan ringan, maupun usaha pertokoan.
Semua ini adalah bukti keseriusan penulis di dalam
menumbuhkan minat baca masyarakat yang terangkum dalam
program INEKSOS yang berbasis pada potensi lokal.
b. Jumlah Peminjam
Kondisi Peminjaman buku selama 4 tahun terakhir
ditambah dengan tahun berjalan yang ada pada Taman Baca
Masyarakat Al-Bidayah Penulis sajikan dalam tabel 3.
Pada laporan peminjaman ini membahas peningkatan peminjam
dari tahun 2009 hingga tahun 2013 yang dilaporkan sampai bulan
Maret 2013, dimana banyak tantangan yang dihadapi dalam
peminjaman.
Data peminjam yang terpampang adalah sebagai
penggambaran kondisi koleksi buku yang dipinjam keluar atau
boleh di bawa pulang yang dalam layanannya tercakup pada
layanan sirkulasi. Dilihat dari perjalanan TBM 4 ( empat ) tahun
terakhir menunjukkan antusias peminjam baik , simak saja
perjalanan peminjam dari tahun 2009 sampai dengan 2013,
pembaca TBM Al-Bidayah mengalami peningkatan yang baik
,terutama langkah penulis dalam menumbuhkan minat baca
masyarakat dengan penerapan program INEKSOS berbasis potensi
lokal mulai tahun 2011 terlihat mengalami peningkatan yang
signifikan.
Melalui program INEKSOS, masyarakat Sapuran menjadi
gemar dalam membaca buku. Namun demikian penulis tetap selalu
berusaha untuk lebih meningkatkan lagi budaya gemar membaca.
29
Tabel 3
Data Peminjam TBM Al-Bidayah
No Bulan
Peminjam Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Januari 25 120 231 958 274
2. Februari 29 180 296 1112 256
3. Maret 13 134 298 1203 715
4. April 6 166 446 1137 -
5. Mei 45 151 1538 777 -
6. Juni 50 115 1806 576 -
7. Juli 78 105 1094 872 -
8. Agustus 23 90 593 722 -
9. September 35 125 554 300 -
10. Oktober 77 86 634 417 -
11. November 45 90 567 312 -
12. Desember 90 120 522 229 -
Total Peminjam Per
tahun
516 1482 8579 8615 1245
Per
Maret
C. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM
MELAKSANAKAN STRATEGI YANG DIPILIH
Pelaksanaan program INEKSOS yang berbasis pada potensi sejak
tahun 2011 dilaksanakan sampai saat ini tentulah penulis mengalami
berbagai kendala yang datang dan itu semua adalah sebagai bumbu
kehidupan , karena penulis sadar bahwa segala sesuatu yang dilakukan
pasti ada kendala yang harus kita sikapi dengan baik. Adapun kendala-
kendala yang penulis alami dalam mengembangkan menumbuhkan minat
baca masyarakat melalui program INEKSOS berbasis pada potensi lokal
adalah :
1. Pemahaman dan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya budaya
baca yang masih kurang, hal ini dialami penulis ketika awal program.
30
2. Masyarakat yang banyak potensi lokal yang belum terkoordinasi,
namun demikian seiring bertambahnya waktu dan program INEKSOS
yang sudah berjalan sudah memasuki tahun ketiga telah banyak tergali
potensinya dan saat ini sedang dilakukan penggalian pada masyarakat
yang memanfaatkan dari bahan limbah sampah.
D. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Menumbuhkan minat baca masyarakat Sapuran tidak dapat terlepas
dari pada faktor-faktor yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut.
Adapun faktor-faktor pendukungnya yaitu meliputi :
1. Kepedulian masyarakat yang sadar akan pentingnya sadar sumbang
buku, hal ini dengan banyaknya donator buku yang memberikan buku
yang sesuai dengan lingkungan sekitar.
2. Kepedulian remaja Sapuran terutama remaja kampung Puntuksari
yang mampu dan penuh sinergi dalam mengembangkan program
INEKSOS dengan satu tekad niat yang tulus dan ikhlas demi
berkembangnya minat baca masyarakat.
3. Bantuan buku dari pemerintah sebagai wujud perhatian dari
pemerintah dalam pengembangan TBM Al-Bidayah.
4. Kepedulian dinas melalui Pendidikan Luar sekolah yang telah
memberikan perhatian keberadaan TBM Al-Bidayah melaui dana
dekontrasi guna kegiatan TBM.
E. TINDAK LANJUT
Sebagai tindak lanjut dari program Ineksos yang berbasis potensi
lokal dalam menumbuhkan minat baca masyarakat maka penulis selalu
berupaya meningkatkan Informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang
praktis yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh
layanan Internet untuk menangulangi gagap teknologi sejak dini dan
menyeluruh dengan biaya ringan, juga ekonomi basis lokal,serta sosial
yang makin luas jangkauan sebarannya.
31
Selain itu harapan kedepan agar menjadi rumah belajar yang dapat
memberikan solusi lebih terhadap masyarakat akan kebutuhan yang
merakyat. Sebagai penerapannya adalah memfasilitasi kelompok minat
baca yang telah dimiliki TBM Al-Bidayah agar dapat mengembangkan
potensi masyarakat secara maksimal.
32
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Demikian karya nyata perjalanan penulis dalam mengabdikan diri serta
segala upaya dilakukan demi terwujudnya masyarakat yang gemar membaca
sebagai bukti bahwa peningkatan minat baca masyarakat tidaklah lepas dari
peran penting yang dilakukan oleh Taman Baca Masyarakat .
Peran Taman Bacaan Masyarakat “ Al-Bidayah dalam menumbuhkan
minat baca masyarakat dengan menggunakan metode layanan informasi,
ekonomi, dan sosial ( INEKSOS ) yang berbasis potensi lokal ternyata cukup
efektif sehingga masyarakat Sapuran memiliki budaya gemar membaca yang
cukup baik.
Program INEKSOS yang dilaksanakan terus mengalami kemajuan
dalam tujuannya meningkatkan budaya baca dan telah memenuhi persyaratan
sehingga dapat menjadi suatu program yang dapat berjalan dengan lancar serta
digemari masyarakat karena pelaksanaan kegiatan ini terfokuskan pada
kebutuhan maupun potensi yang ada pada masyarakat Sapuran.
B. REKOMENDASI
Dengan hasil yang dicapai oleh TBM Al-Bidayah melalui program
INEKSOS yang berbasis pada potensi lokal masyarakat Sapuran dalam
kesuksesannya meningkatkan minat baca masyarakat Sapuran , maka penulis
merekomendasikan untuk terus ditumbuhkembangkan Taman bacaan
masyarakat yang menekankan pada potensi lokal, sehingga dapat berperan
aktif dan betul-betul dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat didalam
meningkatkan minat baca masyarakat.
Apa yang penulis lakukan dengan melaksanakan program Ineksos ini
tidak akan lepas dari tujuan untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia pada umumnya , Wonosobo pada khususnya, serta terutama bagi
masyarakat dari berbagai lapisan baik tua maupun muda Sapuran.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa Pengarang. 2003. Pedoman Pengelola Taman Bacaan Masyarakat ( TBM
). Jakarta: Dirjen PLSP Depdiknas
B.P.Sitepu. 2010. Meningkatkan Budaya Baca melalui TBM.
http://bintangsitepu.wordpress.com diunduh 13 April 2011.
Hapsari, Melati Indri. 2009. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan
Masyarakat Di Kabupaten Semarang. Andragogia Jurnal PNFI,
Semarang
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Naskah Akademik Pengelola Taman
Bacaan Masyarakat (TBM). Direktor Jendral Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Nonformal, Jakarta
Tanpa Pengarang. 2013. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan
Melalui Penyediaan Taman Baca Masyarakat (TBM).
http://www.pemustaka.com diunduh 29 April 2013.
Tanpa Pengarang. 2010.Undang-Undang Republik Indonesial ( Nomor 43 Tahun
2007 ). Jakarta: Perpusnas RI
Ihat Hatimah. 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta :
Universitas Terbuka
Tanpa Pengarang. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( Nomor 20
Tahun 2003 ). Bandung: Fokusmedia
33