16
BAB VIII PISAU ANI\LISIS A. Pendekatan dan Metodologi Bab ini diberi judul pisau analisis dengan maksud bahwa bab ini berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya. Untuk mempermudah memakrmi komunikasi antarbudaya dart mindfulness dalam komunikasi antarbudaya, maka diperlukan pemahaman tentang metodologi, metode penelitian maupun pendekatan apa yang dapat digunakan untuk'membedah' pesan- pesan dalam komunikasi antarbudaya. Sebelum kita memahami tentang metodologi penelitian untuk mengungkap pesan dalam komunikasi antarbudaya, terlebih dahulu kita harus memahami bahwa komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya berfokus pada pemberian makna serta analisa simbol-simbol yang digunakan oleh partisipan komunikasi dalam berinteraksi. Akibatnya, interaksi yang dilakukan oleh partisipan dalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya ini sering disebut dengan interaksi simbolik. Kajian pesan menjadi fokus utama, dan kajian komunikasi yang berf okus pada level komunikasi antarpesona menjadi pijakannya. Paradigma yang digunakan dalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya bukan pada positivis kuantitatif, tetapi pada kajian kualitatif interpretative. Kajian ini menggunakan: 1. Data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung atau dokumentasi foto,rtau audiovisual yang diambil dari lapangan 2. Jenis penelitian bersifat eksploratif (grounded research) 143

LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

BAB VIIIPISAU ANI\LISIS

A. Pendekatan dan Metodologi

Bab ini diberi judul pisau analisis dengan maksud bahwa bab iniberisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatanserta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untukmenganalisa pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya dankomunikasi lintas budaya.

Untuk mempermudah memakrmi komunikasi antarbudayadart mindfulness dalam komunikasi antarbudaya, maka diperlukanpemahaman tentang metodologi, metode penelitian maupunpendekatan apa yang dapat digunakan untuk'membedah' pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya. Sebelum kita memahamitentang metodologi penelitian untuk mengungkap pesan dalamkomunikasi antarbudaya, terlebih dahulu kita harus memahamibahwa komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budayaberfokus pada pemberian makna serta analisa simbol-simbolyang digunakan oleh partisipan komunikasi dalam berinteraksi.Akibatnya, interaksi yang dilakukan oleh partisipan dalamkomunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya ini seringdisebut dengan interaksi simbolik. Kajian pesan menjadi fokusutama, dan kajian komunikasi yang berf okus pada level komunikasiantarpesona menjadi pijakannya.

Paradigma yang digunakan dalam komunikasi antarbudayadan komunikasi lintas budaya bukan pada positivis kuantitatif,tetapi pada kajian kualitatif interpretative. Kajian ini menggunakan:

1. Data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatanlangsung atau dokumentasi foto,rtau audiovisual yang diambildari lapangan

2. Jenis penelitian bersifat eksploratif (grounded research)

143

Page 2: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mindful ness dalam Komunikasi Antarbudaya

Untuk memahami penelitian kualitatif deskriptif, kita dapat

mengacu pada pendapat Bogdan dan Taylot 1975. Menurut

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2002:3) metodologi kualitatifdianggap sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskripsi, baik itu berupa kata-kata tertulis maupun kata-kata lisan

dari orang-orang yang diamati maupun dari tingkah laku mereka.

Dalam memahami dan mengamati orang yang diteliti harus

dipahami secara utuh. Maksudnya, pemahaman dan pengamatan

dilakukan dengan mengarahkan pendekatan pada latar belakang

dan individu secara utuh. Seorang individu tidak bisa diisolasikandalam safu variabel atau hipotesis, tetapi harus dilihat secara utuh.

Lebih lanjut sutopo (2002:1,83) mengatakan, " lenis penelitian iniakan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskipsi

teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan

jumlah atau pun frekuensi dalambentuk angka" .

Dalam memahami pesan-pesan dalam komunikasiantarbudaya dan komunikasi lintas budaya, maka jenis data dalampenelitian-penelitian yang terkait dengan komunikasi antarbudayadan komunikasi lintas budaya adalah:

1. Data yang berasal dari data primer, berupa dokumen-dokumenyang berbentuk:

a. Produk manusia yang immaterial, yang berbentuk: tulisan,

ffahs, audio-visual, gambar, surat kabar, surat, film, dansebagainya.

b. Produk manusia yang material, yang berbentuk: patung,arsitektur dan benda-benda seni lainnya.

2. Data yang berasal dari lapangan: Data lapangan ini dapatdiperoleh dari dua cara, yaitu:

a. Data yang diperolah dari beberapa informan yang kredibeldengan cara wawerncara yang mendalam.

b. Data yang diperoleh berdasarkan suatu sampel tertentudari populasi suatu masyarakat dengan cara mengajukanpertanyaan yang bersifat tertutup maupun terbuka tentangfenomena sosial yang ada (sociofact)

1.M

Page 3: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

RiniDamarastuti

Sumber data yang dapat digunakan untuk mendapatkaninformasi ketika kita berusaha memahami setiap pesan daramkomunikasi antarbudaya maupuar. komunikasi lintas budayameliputi:

1. Narasumber (Informan)

Informan atau narasumber merupakan jenis data yang berupamanusia. Mereka bisa terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat,kelompok sasaran atau penerima infomasi.

2. Peristiwa dan aktivitas komunikasi

Data ini berasal dari peristiwa, aktivitas atau perilaku yangberkaitan dengan sasaran penelitian. Tetapi kadang-kadangperitiwa dan aktivitas ini tidak bisa diamati secara langsung.

3. Dokumen atau arsip

Merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa atauaktivitas tertentu.

4. Tempat atau lokasi

Informasi bisa digali dari tempat atau lokasi dari suatumasyarakat atau komunitas yang diamati dalam komunikasilintas budaya.

B. Etnografi Komunikasi

Etnografi berasal dari dua kata Ethno dan grafos. Denzin

$99a:25) mengatakan " Ethnographu, then, refers to social scientifbdesciption of people and the cultural basis of their people-hood" . Fungsidari pendekatan etnografi menurut Deddy Mulyana (2003:161)

bermaksud untuk menguraikan suafu budaya secara menyeluruhyang menyangkut semua aspek buctaya yang mereka miliki, baikitu yang bersifat material seperti aflefak budaya yang terdiri daribangunan, lingkungan, perabotary pakaian mapun alat-alat yangmereka gunakan. Atau aspek budaya yang bersifat abstrak sepertikepercayaan yang mereka anut, nonam-norma, pengalaman hidupmereka, juga tentang sistem nilai kelompok yang mereka gunakan.Hal-hal inilah yang diteliti.

1.45

Page 4: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya

Menurut Spradley (1997: 3) sebagaimana yang dikatakan

oleh Malinowski, tujuan etnografi ini berusaha memahami sudut

pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untukmendapatkan pandangan mengenai dunianya. Untuk itu, alur yang

dapat digunakan dalam penelitian ini adalah alur penelitian maju

bertahap (The deoelopment research sequence) (Spradtey 7997: 57).

Secara sederhana Andrik Purwasito (2003: 246) mengatakan bahwa'etnografi komunikasi merupakan penerapan metode analisis etnografi

untuk pola komunukasi dalam kelompok.'

Menurut Syukur Ibrahim (1994: L0), etnografi komunikasijuga memperhatikan regularitas dalam penggunaan bahasa di sinietnografer memfokuskan pada bagaimana unit-unit komunikatifdiorganisasikan, bagaimana pola unit-unit komunikatif dipandangdalam pengertian yang luas terhadap'cara berbicara'. Di sampingunit-unit di atas, etnografi komunikasi juga memfokuskan pada

bagaimana pola-pola itu saling berbagi dalam suatu cara yangsistematis dengan makna dan menurunkan makna dari sampel-

sampel kebudayaan yang ada.

Secara ringkas Spradley (dalam Andrik Purwasito 2003:249)

memandang studi etnografi sebagai:

1-. Sistem makna budaya disandikan dalam simbol-simbol2. Bahasa merupakan sistem symbol utama yang menyandikan

maksud budaya ilalam setuao masyarakat,3. Dalam buda{a, makna dari suatu simbol merupakan hubungan

dai simbol yang lain.

Gerry Philipsen (dalam Andrik Purwasito 2003:247) menga-jukan empat asumsi etnografi komunikasi, yaitu:

1.. Keterlibatan dalam komunitas budaya lokal dan mmciptakanmakna bersama, menggunakan derajat kode yang kurang lebihsama,

2. Komunikator dai budaya manapun harus berkoordinasi dalamtindakannya dengan menjalankan komunikasi dalam sistem atauaturan yang ada,

3. Makna dan tindakan dikhususkan kepada indiaidu kelornpok,4. Tidak hanya pola perilaku dan perbedaan penggunaan kode

berbeda dari satu kelompok ke kelorupok y ang lainny a, tetapi setiapkelompok juga harus mempunyai cara dan pemahaman akan kodedan tindakannya.

146

Page 5: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Rini Damarastuti

Untuk menjelaskan etnografi komunikasi, Donald Carbaugh(dalam Andrik Purwasito 2003:247) rnelihat ada tiga permasalahanutama dalam etnografi komunikasi. Tiga masalah dalam etnografikomunikasi itu adalah:

7. Menentukan bentuk shared identity (identitas bersama) yangdiciptakan oleh komunikasi dalam komunitas kultural.

2. Identitas bersama dalam penampilan publik dilihat dariperspektif kelompok. Apa yang ,Tibangun ol.eh komunikasi dalamhubungannya dengan kebudaya'tn dan apakah makna melahirkanb erb agai r epr es ent asi ?

3. Mengeksplor kontradiksi atau paradoks dalam kelompok.

lagalmqna mereka mengatasi pirsoalan kontradiksi deigankomunikasi?

Permasalahan-perrnasalahan ilulah yang menjadi perrna-salahan utama dalam etnogr#i komunikasi. Permasalahan-permasalahan dalam konteks etnografi komunikasi ini, ada tiga unitanalisis yang penting. Tiga unit analisis penting dalam etnografiadalah.'

1. Situasi komunikatif, yaitu konteks terjadinya komunikasi.

Situasi bisa tetap sama walaupun lokasinya berubah, atau bisaberubah dalam lokasi yang sama apabila aktivitas-aktivitasyang berbeda berlangsung diteml>at itu pada saat yang berbeda.

2. Peristiwa komunikatif, yaitu lerjadinya peristiwa tertentudidefinisikan sebagai keseluruhan perangkat komponen yangutuh. Sebuah peristiwa berakhi:: apabila terdapat perubahandalam partisipan utama.

3. Tindak komunikatif, pada unrurmya bersifat koterminusdengan fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan referensial,permohonan, perintah, bersifat verbal maupun nonverbal.

Andrik Purwasito (2003: 2,Ln memberikan penjelasantentang pisau analisis yang dapat digunakan untuk membedahmakna dibalik pesan dari etnografi komunikasi. Menurut AndrikPurwasito, sembilan kategori pisau analisis etnografi tersebutadalah:

1. Cara berbicara (ways of speaking) atau pola komunikasi yang

1.47

Page 6: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mi ndfulness dalam Komunikasi Antarbudaya

digunakan oleh anggota dalam suatu komunitas.

2. Ideal of thefluet speaker. Maksudnya adalah faktor-faktor apa saja

yang membentuk komunikator yang ideal?

3. Speech community, percakapan yang dianut dalam kelompok

dan batas-batasnya.

4. Speech situation, waktu dimana komunikasi dilakukan sebagai

hal yang utama.

5. Speech eoenf, dalam peristiwa apa komunitas anggota masyarakat

menyebut suatu kegiatan sebagai komunikasi.

6. Speech act atau tindakan khusus yang dilakukan sebagai

komunikasi instant dengan speech anent.

7. Component "f speech Acts, maksudnya suatu komunitasmenentukan unsur-unsur apa dalam berkomunikasi.

8. The rules of speaking in the community, yaitu dengan standar danukuran apa tingkah laku komunikasi itu dianggap benar.

9. The function of speech in the community, yaitu komunikasi apa

yang dipercaya lebih lengkap.

C. Hermeneutika

Hermeneutik merupakan cara menganalisis fenomena social

dengan menafsirkan tindakan dan teks, seperti tafsir kitab suci.

Littlejohn (2001: 186) mengatakan, "Hermeuneutics is the study ofunderstanding, especially that interpreting action and text. There are

seaeral branches of hermeneutics, including interpretation of scipture(exegesis), interpretation ofliterary texts (philology) andinterpretation ofhuman personal and social actions (social hermeneutics).

Littlejohn berpendapat bahwa hermeneutic merupakan sebuah

studi untuk memahami dan khususnya menginterpretasikantindakan dan teks. Ada beberapa cabang dari hermeneutic, yaitumeliputi interpretasi terhadap isi kitab suci, interpretasi terhadapkarya sastra dan interpretasi terhadap aksi personal maupun aksisosial. Bentuk dari hermeneutic ada2, yaitu:

1. Analisis tekstual sebagai sentral

2. Analisis kultural (sering disebut etnografi).

148

Page 7: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Rini Damarastuti

Paradigmaiini berusaha memberikan pemahaman terhadapsuatu teks dengan melakukan kajiarn interpretatif y^g tidak ragibersusah payah untuk menanyakan kepada pengarangnya tentangbagaimana isinya karena dianggal> kurang relevan. penekanan:

pesan apa yang tersirat dibalik produk pikiran seseorang atauproduk budaya.

Teks sebagai produk budaya, hasil olah pikir manusia dalamrangka tindak komunikasi dianatisis dan merupakan sebuahkonsep semiotis. Analisis disini bersifat interpretatif untuk mencarimakna. Kata dalam wacana dan teks menduduki posisi pentingsebagai sebuah tanda dari suatu korrsep atau ide.

Teks tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, sehinggaperlu pendekatan sosiologis yang mencakup lingkungan sosial,politik dan pendidikan yang menrpengaruhi proses penciptaanteks tersebut. Teks merupakan repersentasi atas realitas sosial-politik jamannya. Teks berisi tentang apa yang diucapkan dan apayang dipikirkan dan ditujukan untuk publik tentang suatu masalahtertentu.

Sumber-sumber yang berasal dari pidato dan telahditranskripkaru tanda yang diproduksi dalam teks, simbol yangdigunakan dan bahasa serta serta latar teks dalam konteks dijadikanunit analisis. Bahasa dan teks diartikan sebagai faktor pembangunmakna-makna pribadi dan identitas seseorang yang dibangun dariobjek yang terikat dengan konteksnya.

D. Semiologi Komunikasi

Semiologi komunikasi sering juga disebut dengan semiotika,tergantung kita melihatnya dari tradisi mana. Disebut serniologiapabila kita memandangnya dari tradisi Saussurean. Sedangkankata semiotika digunakan dari sudut padang Charles SandersPeirce dan Charles Morris. EM Griffin (2003 : 26) mendefinisikan,"Semiotics is the study of signs. A si1,ns is anything that can stand forsomething else".

Sedangkan Semiologi, Saussure (Budiman, 1999: 107) membe-rikan definisi bahwa semilogi nrerupakan sebuah ilmu yang

1.49

Page 8: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya

berusaha untuk mempelajari kehidupan tanda-tanda di tengah

masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bagaimana

tanda-tanda itu terbentuk serta kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Semiologi mengandung dua perspektif dasar, yaitu pertama,

Semiologi signifikansi untuk menyebut tafsir tanda dan sistem

tanda yang berinduk pada kajian linguistik. Kedua, Semiologi

signifikansi untuk menyebut tafsir tanda dan sistem tanda yang

diproduksi oleh komunikator, yaitu pesan yang disalurkan kepada

komunikan secara langsung maupun tidak langsung.

Semiologi komunikasi merupakan tafsir tanda yang bersifat

transaksional. Tanda-tanda ini membangr:n proses transaksional

dan selama berlangsung proses interpretasi. Pada Proses semiologi

ini terjadi proses pemaknaan untuk membantu menemukan makna

yang lebih sempuma. Ada lima kunci dalam menyingkapi tanda,

yaitu:

1. Representasi tanda bersifat nyata, maknanya tersembunyi

2. Karakter tanda terikat dengan gagasan komunikator

3. Fungsi tanda bersifat bebas terhadap publik

4. Sifat tanda bersifat universal tetapi juga ciri yang sangat lokal

5. Saluran media yang dipilih komunikator sangat mempengaruhimakna tanda

Ada 9 formula dasar pemaknaan yang dapat digunakan untukmembantu ketika menafsirkan tanda. Sembilan formula tersebut

adalah:

1. Siapa komunikator2. Motivasikomunikator3. Konteks sosial dan fisik4. Struktur tanda dan tanda lain5. Fungsi tanda, sejarah dan mitologi5. Intertekstualitas7. Intersubyektivitas8. Mengambil alih pemakna€u:r secara umum yang berkembang di

masyarakat (common sense)

9. Penjelajahan ilmiah peneliti

150

Page 9: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

RiniDamarastuti

Mementingkan hubungan antara tanda dengan pengirim danpenerima. Penulis akan memfokur;kan pada analisis setiap teksberdasarkan konteksnya, referensrnya dan penjelasan sintaksis(ketata-bahasaan) dan analisis semantik (makna tanda-tanda),bahkan historical anents dan objek, te:rmasuk teks tertulis

Paradigma ini menganalisis segala hal yang berhubungandengan system simbolik dan semirntik dari peradaban manusiaseluruhnya. Dalam semiologi, bahasa yang berfungsi sebagaimedia penyampai pesan didefinisikan sebagai tanda-tanda atauteks. Pengertian teks dalam semiologi sama dengan pesan dalampengertian komunikasi. Teks merupakan seperangkat tanda yangditransmisikan dari seorang pengirim kepada penerima melaruimedium tertentu dan dengan kode tertentu. Penerima berusahamenafsirkan teks berdasarkan kocle-kode yang tepat yang telahtersedia.

Andrik Purwasito (2003 : 242) mengatakan bahwa pesan yangberupa tanda-tanda menjadi punya makna yang saling dimengertidan dipahami oleh komunikator dan komunikan karena:

1. Adanya tindak komunikasi dan interaksi sosial

2. Ada bahasa yang memungkingkan transformasi objek-objekfactual ke dalam simbol-simbol, lambang bersama hingga terjadikesamaan pengertian

3. Adanya proses signffikansi atau proses semiosis dalam konseppikiran komunikator dan konrunikan ketika terlibat dalamtindak komunikasi

4. Makna mempunyai polanya sr:ndiri tergantung pada prosessignffikansi komunikan yang dipengaruhi oleh konteksnya.

]adi yang disebut kajian pesan rlalam tindak komunikasi secarasemiologis adalah studi yang menrpelajari hubungan antara polapersepsi dan pemaknaan terhadap l)esan dalam tindak komunikasi.Pesan yang berupa tanda-tanda rlibangun dan diciptakan olehkomunikator karena memiliki maksud tertentu dan tujuan tertentuyang disampaikan kepada komurLikan. Pesan yang diwujudkandalam tanda ini ditafsirkan lewat proses signffikansi atau proses

151

Page 10: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya

semiosis agar memperoleh makna yang lebih mendalam

E. Kaiian dalam komunikasi Antarbudaya dan komunikasi

lintas budaya

Untuk memahami kajian dalam komunikasi antarbudaya

dan komunikasi lintas budaya, kita bisa kaji dari subyek kajian,

wilayah kajian dan fokus kajian. Subjek kajian dalam komunikasi

antarbudaya dan komunikasi lintas budaya adalah interaksi

manusia; anak-anak, remaja dan dewasa; Manula dan sub-grup.

Wilayah kajian dalam kajian ini adalah kehidupan masyarakat

sehari-hari. Sedangkan yang menjadi fokus kajian adalah

. Gaya bicara: berapi-api,lemah lembut

o Sifat bicara: menyenangkan, menjengkelkan, tidak simpatik,simpatik

. Bentuk bicara : non-verbal dan simbolik, pandangan mata, jarak

tubuh. Cara bicara: malu-malu kucing, manja, blak-blakaru berbelit-

belit, diplomatis

. Pola percakapan: hierarkis, egaliter, tata krama

o Isi percakapan : terus terang, bohong, jujur, pura-pura

. Wakfu percakapan: siang, pagi, sore, malam

o Tempat percakapan : tempat publik, privat sunyi, romantis,purnas, ribut, dan sebagainya.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam subbab sebelumnya,bahwa pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami

pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintasbudaya adalah pendekatan kualitatif. Karena pendekatan yangdigunakan adalah pendekatan kualitatif, maka ada beberapa cara

pengumpulan data yang dapat kita gunakan ketika kita mengkajikomunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya ini. Teknikpengumpulan data tersebut adalah:

a. Observasi Berperan AktifSpradley (dalam Sutopo 2002: 65) memberikan penjelasan

152

Page 11: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Rini Damarrstuti

tentang teknik observasi deng;m membaginya menjadi dua,yaitu (1) observasi tidak berperan sama sekali dan (2) observasiberperan yang dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) Observasi berperanpasil, (b) Observasi berperan aktif dan (c) Observasi berperanpenuh.

Lebih lanjut Bogdan (dalam Moleo ng2002:L 17) memberikanpemahaman yang lebih mendalirm tentang observasi berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yangmemakan waktu yang cukup lama antara peneliti dengan yangditeliti dalam lingkungan mereka. Selama interaksi sosial yangterjadi antara peneliti dengan yang diteliti ini berlangsung,maka data dalam bentuk catatarL lapangan dapat dikumpulkansecara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.

Melalui penelitian berperan serta, peneliti dapat ber-partisipasi dalam rutinitas subjek penelitian dengan mengamatiapa yang mereka lakukan, mendengarkan apa yang merekakatakan dan menanyai orang-orang lain di sekitar kehidupanmereka selama j*gk waktu tr:rtentu (Deddy Mulyana 2003:175).

Menurutlorgensen (dalam l)eddy Mulyana 2003: 162),yangmenjadi fondasi penelitian dan metode penelitian sebagai ciridari penelitian berperan serta adalah kekinian dan kedisiniandalam kehidupan sehari-hari. fiehingga dituntut peran sertapeneliti secara langsung dalam hubungannya dengan subjekyang diteliti.

Sedangkan teknik observasi langsung adalah observasiyang dilakukan oleh peneliti dengan berperan secara aktif.Tindakan ini dilakukan supaya clata yang diperoleh merupakandata alami. Selain itu melalui observasi berperan aktif ini,penilaian yang diberikan oleh peneliti dari suatu tindakanatau tingkah laku berdasarkan kerangka pikir mereka karenaketerlibatan peneliti dalam kehidupan masyarakat itu. Dalampenelitian observasi langsung, peneliti akan mendapatkan datadan informasi secara mendalam apabila observasi ini dilakukansecara informal dengan cara peneliti tinggal bersama dengan

153

Page 12: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mi ndful ness dalam Komunikasi Antarbudaya

masyarakat yang ditetiti. Pada saat peneliti tinggal dengan

masyarakat atau komunitas yang diteliti, maka peneliti dapat

mengamati apa yang mereka lakukan, mendengarkan apa

yang mereka katakan dan menanyai orang-orang lain di sekitar

kehidupan mereka selama jangka waktu tertentu.

b. Wawancara Mend alam (In' ilepth lnteru iew ingl

Teknik pengumpulan data yang kedua yang dapat

digunakan ketika kita melakukan kajian terhadap komunikasi

antarbudaya dan komunikasi lintas budaya adalah wawancara

mendalam (in-depth interaianing) atau sering disebut dengan

wawzulcara tidak terstruktur. Wawancara mendalam ini sering

disebut dengan wawancara etnografis. Wawancara ini bertujuan

memperoleh informasi di bawah permukaan dan menemukan

apa yang orang pikirkan dan rasakan mengenai peristiwa

tertentu.

Wawancara ini sifatnya luwes, susunan kalimat mauPun

pertanyaannya dapat diubah, disesuaikan dengan situasi dan

kondisi serta karakteristik responden yang dihadapi. Tujuan

utama melakukan waw€ulcara ini adalah untuk menyajikankonstruksi saat ini mengenai suatu konteks para pribadi,peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan/ motivasi, tanggapan

atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibataru dan sebagainya

(Deddy Mulyana 2003: 181).

Wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat" open-ended" dan mengarah pada kedalaman informasi serta

dilakukan dengan cara yang tidak formal. Maksudnya untukmenggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak halyang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalianinlormasi secara lebih jauh dan mendalam. Dalamhal ini subjek

yang diteliti posisinya lebih berperan sebagai informan daripadasebagai responden (Sutopo 2002: 60).

c. Mencatat Dokumen (Content Analysisl

Metode pengumpulan data lainnya yang dapat digunakanuntuk mengkaji komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas

1.54

Page 13: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Rini Damar;tstuti

budaya adalah dengan cara mencatat dokumen (content analysis).Teknik ini sangat diperlukan sr:perti pendapat Schatzan danStrauss (dalam Deddy Mulyana 2003: 195) yang menegaskanbahwa dokumen historis merupakan bahan penting dalampenelitian kualitatif .

Untuk mendapatkan data yang lengkap untuk mengkaji pesandalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya,kita dapat menggunakan teknik sampling. Teknik samplingdimaksudkan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dariberbagai macam sumber dan bangunan (construction). Tujuan dariteknik sampling ini adalah untuk merinci kekhususan yang adake dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu tujuan dari tekniksampling ini adalah untuk menggali informasi yang akan menjadidasar rancangan dan teori yang muncul (Moleong 2001: 165).

Ketika pendekatan yang ditakukan untuk memahami pesandalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budayaadalah etnografi komunikasi, nraka teknik sampling yangdigunakan adalah Selectioe lnformation Sample dari masyarakatyang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan memilih informanyang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapatberkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalammemperoleh data.

Data-data yang sudah dikumpulkan dalam kajian ini, kemudiandapat dianalisa. Karena metodologi yang digunakan dalammemahami pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya adalahkualitatif dan berdasar pada perspektif interaksionalisme simbolik,maka penelitian untuk komunil:asi antarbudaya ini bersifatinduktif. Hal ini bisa dipahami karena penelitian ini berangkat darikasus-kasus khusus dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yangbisa kita amati berdasarkan peng:rlaman-pengalaman nyata darisikap, perilaku atau tindakan subyr:k yang kita amati.

Deddy Mulyana mendefinisikan penelitian induksi ini sebagaiproses dimana peneliti mengumpulkan data, kemudian dari dataitu dikembangkan suatu teori y:rng disebut 'Grounded Theory'(Deddy Mulyana 2002:156). Menurut Moleong (2001: 103), analisis

155

Page 14: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mindful ness dalam Komunikasi Antarbudaya

data ini digunakan karena memPunyai beberapa alasan. Pettama,

proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan

ganda seperti yang dapat kita temukan dalam data. Kedua, melalui

analisis induktif hubungan antara responden dan peneliti dapat

menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel. Ketiga, melalui

analisis induktif dapat diuraikan latar secara penuh dan dapat

membuat keputusan apakah suatu latar yang lain dapat digunakan

atau tidak. Keempat, analisis induktif dapat menemukan pengaruh

bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis

induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai

bagian dari struktur analitik.

Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak

awal bersamaan dengan proses pengumpulan data. Menurut Patton

(dalam Moleong 2001: L03), analisis data adalah proses mengatururutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategoridan safuan uraian dasar. Komponen utama yang digunakan dalam

proses analisis pada penelitian kualitatif ini ada tiga yaitu: (1).

Reduksi data, (2). Sajian data dan (3). Penarikan simpulan serta

verifikasinya. Dalam pelaksanaan penelitian, tiga komponen iniikut terlibat dalam proses analisis. Antara satu komponen dengan

komponen lainnya tidak dapat dipisahkan selama dalam proses

pengumpulan data sampai menentukan hasil akhir, mereka saling

berinteraksi (Sutopo 2002: 91).

Model analisis data yang dikemukakan oleh Miles danHuberman ini (dalam Sutopo 2002: 96) sering disebut denganmodel analisis interaktif. Secara sederhana model analisis interaksiini dapat digambarkan sebagai berikut:

156

Page 15: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Rini Damarastuti

Pengunrpulan

Reduksi

Data

Gambar 8.L. Komponen-komponen Analisis Data

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, analisis data adalahproses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalamsuatu pol4 kategori dan safuan uraian dasar. Karena dalampelaksanaan penelitian ini pengaturan data akan sangat membantudalam proses analisis data, maka perlu diadakan pengaturandata secara spesifik. Langkah yang diambil untuk mengaturandata adalah memilah dan mengatu:: secara spesifik semua bahancatatan yang berupa hasil wawancara, catatan observasi, maupundokumen-dokumen lain yang ada ke dalam kelompok, folder ataukartu agar mempermudah proses analisa data selanjutnya (Sutopo2002:88).

Setelah data yang diperoleh terkumpul seczua teratur danterpisah-pisah sesuai dengan kelornpok mereka masing-masing,maka langkah selanjutnya adalah reduksi data. Reduksi datamerupakan proses seleksi, pemfckusan, penyederhanaan danabstraksi data dari fuldnote. Proses ini berlangsung terus selamaproses penelitian, bahkan reduksi data ini sudah dimulai sebelumpelaksanaan pengumpulan data (Sutopo 2002: 91).

Langkah yang kedua setelah rr:duksi data adalah sajian data.Sajian data merupakan rakitan o::ganisasi informasi, deskripsidalam bentuk narasi yang berupa susunan kalimat yang logis dan

Data

Penarikan

Siopulan/

L57

Page 16: LISIS - repository.uksw.eduSecure Site  · berisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatan serta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untuk menganalisa

Mi ndfulness dalam Komunikasi Antarbudaya

sistematis serta mudah dipahami sehingga memPermudah peneliti

untuk mengambil kesimPulan.

Langkah yang terakhir dalam analisis data pada penelitian

kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data.

Pada tahapan ini peneliti berusaha menarik kesimpulan dan

verifikasinya berdasarkan semua data yang dia dapatkan dalam

sajian data maupun dalam reduksi data.

Pada tahapan ini, karena penggunaan analisis data yang

bersifat induktif, maka pencarian data serta kesimpulan dalam

penelitian ini bukanlah bermaksud membuktikan hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya penelitian ini diadakan. Tetapi lebih

merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan spesifikasi masing-

masing bagian yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai

dengan cara yang digunakan dalam penelitian ini (Moleong2001,:6).

Soal-soal Latihan Bab 8

1. Metode apa yang dapat kita gunakan ketika kita akan memahami

komunikasi antarbudaya?

2. Salah satu metode yang dapat kita gunakan untuk memahami

budaya serta cata hidup suatu masyarakat adalah dengan

menggunakan etnografi komunikasi. APa yang dimaksud

dengan etnografi komunikasi? Jelaskan!

3. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian hermeneutika?

Jelaskan dan berikan satu contoh kasus penelitian yang

penyelesaiannya menSSunakan hermeneutika!

4. Kapan semiologi komunikasi itu digunakan? ]elaskan!

5. Apa saja kajian-kajian dalam komunikasi antarbudaya dan

komunikasi lintas budaya? ]elaskan dan berikan contoh!

158