Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VIIIPISAU ANI\LISIS
A. Pendekatan dan Metodologi
Bab ini diberi judul pisau analisis dengan maksud bahwa bab iniberisi tentang metodologi, metode pengumpulan data, pendekatanserta metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pisau untukmenganalisa pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya dankomunikasi lintas budaya.
Untuk mempermudah memakrmi komunikasi antarbudayadart mindfulness dalam komunikasi antarbudaya, maka diperlukanpemahaman tentang metodologi, metode penelitian maupunpendekatan apa yang dapat digunakan untuk'membedah' pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya. Sebelum kita memahamitentang metodologi penelitian untuk mengungkap pesan dalamkomunikasi antarbudaya, terlebih dahulu kita harus memahamibahwa komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budayaberfokus pada pemberian makna serta analisa simbol-simbolyang digunakan oleh partisipan komunikasi dalam berinteraksi.Akibatnya, interaksi yang dilakukan oleh partisipan dalamkomunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya ini seringdisebut dengan interaksi simbolik. Kajian pesan menjadi fokusutama, dan kajian komunikasi yang berf okus pada level komunikasiantarpesona menjadi pijakannya.
Paradigma yang digunakan dalam komunikasi antarbudayadan komunikasi lintas budaya bukan pada positivis kuantitatif,tetapi pada kajian kualitatif interpretative. Kajian ini menggunakan:
1. Data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatanlangsung atau dokumentasi foto,rtau audiovisual yang diambildari lapangan
2. Jenis penelitian bersifat eksploratif (grounded research)
143
Mindful ness dalam Komunikasi Antarbudaya
Untuk memahami penelitian kualitatif deskriptif, kita dapat
mengacu pada pendapat Bogdan dan Taylot 1975. Menurut
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2002:3) metodologi kualitatifdianggap sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripsi, baik itu berupa kata-kata tertulis maupun kata-kata lisan
dari orang-orang yang diamati maupun dari tingkah laku mereka.
Dalam memahami dan mengamati orang yang diteliti harus
dipahami secara utuh. Maksudnya, pemahaman dan pengamatan
dilakukan dengan mengarahkan pendekatan pada latar belakang
dan individu secara utuh. Seorang individu tidak bisa diisolasikandalam safu variabel atau hipotesis, tetapi harus dilihat secara utuh.
Lebih lanjut sutopo (2002:1,83) mengatakan, " lenis penelitian iniakan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskipsi
teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan
jumlah atau pun frekuensi dalambentuk angka" .
Dalam memahami pesan-pesan dalam komunikasiantarbudaya dan komunikasi lintas budaya, maka jenis data dalampenelitian-penelitian yang terkait dengan komunikasi antarbudayadan komunikasi lintas budaya adalah:
1. Data yang berasal dari data primer, berupa dokumen-dokumenyang berbentuk:
a. Produk manusia yang immaterial, yang berbentuk: tulisan,
ffahs, audio-visual, gambar, surat kabar, surat, film, dansebagainya.
b. Produk manusia yang material, yang berbentuk: patung,arsitektur dan benda-benda seni lainnya.
2. Data yang berasal dari lapangan: Data lapangan ini dapatdiperoleh dari dua cara, yaitu:
a. Data yang diperolah dari beberapa informan yang kredibeldengan cara wawerncara yang mendalam.
b. Data yang diperoleh berdasarkan suatu sampel tertentudari populasi suatu masyarakat dengan cara mengajukanpertanyaan yang bersifat tertutup maupun terbuka tentangfenomena sosial yang ada (sociofact)
1.M
RiniDamarastuti
Sumber data yang dapat digunakan untuk mendapatkaninformasi ketika kita berusaha memahami setiap pesan daramkomunikasi antarbudaya maupuar. komunikasi lintas budayameliputi:
1. Narasumber (Informan)
Informan atau narasumber merupakan jenis data yang berupamanusia. Mereka bisa terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat,kelompok sasaran atau penerima infomasi.
2. Peristiwa dan aktivitas komunikasi
Data ini berasal dari peristiwa, aktivitas atau perilaku yangberkaitan dengan sasaran penelitian. Tetapi kadang-kadangperitiwa dan aktivitas ini tidak bisa diamati secara langsung.
3. Dokumen atau arsip
Merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa atauaktivitas tertentu.
4. Tempat atau lokasi
Informasi bisa digali dari tempat atau lokasi dari suatumasyarakat atau komunitas yang diamati dalam komunikasilintas budaya.
B. Etnografi Komunikasi
Etnografi berasal dari dua kata Ethno dan grafos. Denzin
$99a:25) mengatakan " Ethnographu, then, refers to social scientifbdesciption of people and the cultural basis of their people-hood" . Fungsidari pendekatan etnografi menurut Deddy Mulyana (2003:161)
bermaksud untuk menguraikan suafu budaya secara menyeluruhyang menyangkut semua aspek buctaya yang mereka miliki, baikitu yang bersifat material seperti aflefak budaya yang terdiri daribangunan, lingkungan, perabotary pakaian mapun alat-alat yangmereka gunakan. Atau aspek budaya yang bersifat abstrak sepertikepercayaan yang mereka anut, nonam-norma, pengalaman hidupmereka, juga tentang sistem nilai kelompok yang mereka gunakan.Hal-hal inilah yang diteliti.
1.45
Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya
Menurut Spradley (1997: 3) sebagaimana yang dikatakan
oleh Malinowski, tujuan etnografi ini berusaha memahami sudut
pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untukmendapatkan pandangan mengenai dunianya. Untuk itu, alur yang
dapat digunakan dalam penelitian ini adalah alur penelitian maju
bertahap (The deoelopment research sequence) (Spradtey 7997: 57).
Secara sederhana Andrik Purwasito (2003: 246) mengatakan bahwa'etnografi komunikasi merupakan penerapan metode analisis etnografi
untuk pola komunukasi dalam kelompok.'
Menurut Syukur Ibrahim (1994: L0), etnografi komunikasijuga memperhatikan regularitas dalam penggunaan bahasa di sinietnografer memfokuskan pada bagaimana unit-unit komunikatifdiorganisasikan, bagaimana pola unit-unit komunikatif dipandangdalam pengertian yang luas terhadap'cara berbicara'. Di sampingunit-unit di atas, etnografi komunikasi juga memfokuskan pada
bagaimana pola-pola itu saling berbagi dalam suatu cara yangsistematis dengan makna dan menurunkan makna dari sampel-
sampel kebudayaan yang ada.
Secara ringkas Spradley (dalam Andrik Purwasito 2003:249)
memandang studi etnografi sebagai:
1-. Sistem makna budaya disandikan dalam simbol-simbol2. Bahasa merupakan sistem symbol utama yang menyandikan
maksud budaya ilalam setuao masyarakat,3. Dalam buda{a, makna dari suatu simbol merupakan hubungan
dai simbol yang lain.
Gerry Philipsen (dalam Andrik Purwasito 2003:247) menga-jukan empat asumsi etnografi komunikasi, yaitu:
1.. Keterlibatan dalam komunitas budaya lokal dan mmciptakanmakna bersama, menggunakan derajat kode yang kurang lebihsama,
2. Komunikator dai budaya manapun harus berkoordinasi dalamtindakannya dengan menjalankan komunikasi dalam sistem atauaturan yang ada,
3. Makna dan tindakan dikhususkan kepada indiaidu kelornpok,4. Tidak hanya pola perilaku dan perbedaan penggunaan kode
berbeda dari satu kelompok ke kelorupok y ang lainny a, tetapi setiapkelompok juga harus mempunyai cara dan pemahaman akan kodedan tindakannya.
146
Rini Damarastuti
Untuk menjelaskan etnografi komunikasi, Donald Carbaugh(dalam Andrik Purwasito 2003:247) rnelihat ada tiga permasalahanutama dalam etnografi komunikasi. Tiga masalah dalam etnografikomunikasi itu adalah:
7. Menentukan bentuk shared identity (identitas bersama) yangdiciptakan oleh komunikasi dalam komunitas kultural.
2. Identitas bersama dalam penampilan publik dilihat dariperspektif kelompok. Apa yang ,Tibangun ol.eh komunikasi dalamhubungannya dengan kebudaya'tn dan apakah makna melahirkanb erb agai r epr es ent asi ?
3. Mengeksplor kontradiksi atau paradoks dalam kelompok.
lagalmqna mereka mengatasi pirsoalan kontradiksi deigankomunikasi?
Permasalahan-perrnasalahan ilulah yang menjadi perrna-salahan utama dalam etnogr#i komunikasi. Permasalahan-permasalahan dalam konteks etnografi komunikasi ini, ada tiga unitanalisis yang penting. Tiga unit analisis penting dalam etnografiadalah.'
1. Situasi komunikatif, yaitu konteks terjadinya komunikasi.
Situasi bisa tetap sama walaupun lokasinya berubah, atau bisaberubah dalam lokasi yang sama apabila aktivitas-aktivitasyang berbeda berlangsung diteml>at itu pada saat yang berbeda.
2. Peristiwa komunikatif, yaitu lerjadinya peristiwa tertentudidefinisikan sebagai keseluruhan perangkat komponen yangutuh. Sebuah peristiwa berakhi:: apabila terdapat perubahandalam partisipan utama.
3. Tindak komunikatif, pada unrurmya bersifat koterminusdengan fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan referensial,permohonan, perintah, bersifat verbal maupun nonverbal.
Andrik Purwasito (2003: 2,Ln memberikan penjelasantentang pisau analisis yang dapat digunakan untuk membedahmakna dibalik pesan dari etnografi komunikasi. Menurut AndrikPurwasito, sembilan kategori pisau analisis etnografi tersebutadalah:
1. Cara berbicara (ways of speaking) atau pola komunikasi yang
1.47
Mi ndfulness dalam Komunikasi Antarbudaya
digunakan oleh anggota dalam suatu komunitas.
2. Ideal of thefluet speaker. Maksudnya adalah faktor-faktor apa saja
yang membentuk komunikator yang ideal?
3. Speech community, percakapan yang dianut dalam kelompok
dan batas-batasnya.
4. Speech situation, waktu dimana komunikasi dilakukan sebagai
hal yang utama.
5. Speech eoenf, dalam peristiwa apa komunitas anggota masyarakat
menyebut suatu kegiatan sebagai komunikasi.
6. Speech act atau tindakan khusus yang dilakukan sebagai
komunikasi instant dengan speech anent.
7. Component "f speech Acts, maksudnya suatu komunitasmenentukan unsur-unsur apa dalam berkomunikasi.
8. The rules of speaking in the community, yaitu dengan standar danukuran apa tingkah laku komunikasi itu dianggap benar.
9. The function of speech in the community, yaitu komunikasi apa
yang dipercaya lebih lengkap.
C. Hermeneutika
Hermeneutik merupakan cara menganalisis fenomena social
dengan menafsirkan tindakan dan teks, seperti tafsir kitab suci.
Littlejohn (2001: 186) mengatakan, "Hermeuneutics is the study ofunderstanding, especially that interpreting action and text. There are
seaeral branches of hermeneutics, including interpretation of scipture(exegesis), interpretation ofliterary texts (philology) andinterpretation ofhuman personal and social actions (social hermeneutics).
Littlejohn berpendapat bahwa hermeneutic merupakan sebuah
studi untuk memahami dan khususnya menginterpretasikantindakan dan teks. Ada beberapa cabang dari hermeneutic, yaitumeliputi interpretasi terhadap isi kitab suci, interpretasi terhadapkarya sastra dan interpretasi terhadap aksi personal maupun aksisosial. Bentuk dari hermeneutic ada2, yaitu:
1. Analisis tekstual sebagai sentral
2. Analisis kultural (sering disebut etnografi).
148
Rini Damarastuti
Paradigmaiini berusaha memberikan pemahaman terhadapsuatu teks dengan melakukan kajiarn interpretatif y^g tidak ragibersusah payah untuk menanyakan kepada pengarangnya tentangbagaimana isinya karena dianggal> kurang relevan. penekanan:
pesan apa yang tersirat dibalik produk pikiran seseorang atauproduk budaya.
Teks sebagai produk budaya, hasil olah pikir manusia dalamrangka tindak komunikasi dianatisis dan merupakan sebuahkonsep semiotis. Analisis disini bersifat interpretatif untuk mencarimakna. Kata dalam wacana dan teks menduduki posisi pentingsebagai sebuah tanda dari suatu korrsep atau ide.
Teks tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, sehinggaperlu pendekatan sosiologis yang mencakup lingkungan sosial,politik dan pendidikan yang menrpengaruhi proses penciptaanteks tersebut. Teks merupakan repersentasi atas realitas sosial-politik jamannya. Teks berisi tentang apa yang diucapkan dan apayang dipikirkan dan ditujukan untuk publik tentang suatu masalahtertentu.
Sumber-sumber yang berasal dari pidato dan telahditranskripkaru tanda yang diproduksi dalam teks, simbol yangdigunakan dan bahasa serta serta latar teks dalam konteks dijadikanunit analisis. Bahasa dan teks diartikan sebagai faktor pembangunmakna-makna pribadi dan identitas seseorang yang dibangun dariobjek yang terikat dengan konteksnya.
D. Semiologi Komunikasi
Semiologi komunikasi sering juga disebut dengan semiotika,tergantung kita melihatnya dari tradisi mana. Disebut serniologiapabila kita memandangnya dari tradisi Saussurean. Sedangkankata semiotika digunakan dari sudut padang Charles SandersPeirce dan Charles Morris. EM Griffin (2003 : 26) mendefinisikan,"Semiotics is the study of signs. A si1,ns is anything that can stand forsomething else".
Sedangkan Semiologi, Saussure (Budiman, 1999: 107) membe-rikan definisi bahwa semilogi nrerupakan sebuah ilmu yang
1.49
Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya
berusaha untuk mempelajari kehidupan tanda-tanda di tengah
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bagaimana
tanda-tanda itu terbentuk serta kaidah-kaidah yang mengaturnya.
Semiologi mengandung dua perspektif dasar, yaitu pertama,
Semiologi signifikansi untuk menyebut tafsir tanda dan sistem
tanda yang berinduk pada kajian linguistik. Kedua, Semiologi
signifikansi untuk menyebut tafsir tanda dan sistem tanda yang
diproduksi oleh komunikator, yaitu pesan yang disalurkan kepada
komunikan secara langsung maupun tidak langsung.
Semiologi komunikasi merupakan tafsir tanda yang bersifat
transaksional. Tanda-tanda ini membangr:n proses transaksional
dan selama berlangsung proses interpretasi. Pada Proses semiologi
ini terjadi proses pemaknaan untuk membantu menemukan makna
yang lebih sempuma. Ada lima kunci dalam menyingkapi tanda,
yaitu:
1. Representasi tanda bersifat nyata, maknanya tersembunyi
2. Karakter tanda terikat dengan gagasan komunikator
3. Fungsi tanda bersifat bebas terhadap publik
4. Sifat tanda bersifat universal tetapi juga ciri yang sangat lokal
5. Saluran media yang dipilih komunikator sangat mempengaruhimakna tanda
Ada 9 formula dasar pemaknaan yang dapat digunakan untukmembantu ketika menafsirkan tanda. Sembilan formula tersebut
adalah:
1. Siapa komunikator2. Motivasikomunikator3. Konteks sosial dan fisik4. Struktur tanda dan tanda lain5. Fungsi tanda, sejarah dan mitologi5. Intertekstualitas7. Intersubyektivitas8. Mengambil alih pemakna€u:r secara umum yang berkembang di
masyarakat (common sense)
9. Penjelajahan ilmiah peneliti
150
RiniDamarastuti
Mementingkan hubungan antara tanda dengan pengirim danpenerima. Penulis akan memfokur;kan pada analisis setiap teksberdasarkan konteksnya, referensrnya dan penjelasan sintaksis(ketata-bahasaan) dan analisis semantik (makna tanda-tanda),bahkan historical anents dan objek, te:rmasuk teks tertulis
Paradigma ini menganalisis segala hal yang berhubungandengan system simbolik dan semirntik dari peradaban manusiaseluruhnya. Dalam semiologi, bahasa yang berfungsi sebagaimedia penyampai pesan didefinisikan sebagai tanda-tanda atauteks. Pengertian teks dalam semiologi sama dengan pesan dalampengertian komunikasi. Teks merupakan seperangkat tanda yangditransmisikan dari seorang pengirim kepada penerima melaruimedium tertentu dan dengan kode tertentu. Penerima berusahamenafsirkan teks berdasarkan kocle-kode yang tepat yang telahtersedia.
Andrik Purwasito (2003 : 242) mengatakan bahwa pesan yangberupa tanda-tanda menjadi punya makna yang saling dimengertidan dipahami oleh komunikator dan komunikan karena:
1. Adanya tindak komunikasi dan interaksi sosial
2. Ada bahasa yang memungkingkan transformasi objek-objekfactual ke dalam simbol-simbol, lambang bersama hingga terjadikesamaan pengertian
3. Adanya proses signffikansi atau proses semiosis dalam konseppikiran komunikator dan konrunikan ketika terlibat dalamtindak komunikasi
4. Makna mempunyai polanya sr:ndiri tergantung pada prosessignffikansi komunikan yang dipengaruhi oleh konteksnya.
]adi yang disebut kajian pesan rlalam tindak komunikasi secarasemiologis adalah studi yang menrpelajari hubungan antara polapersepsi dan pemaknaan terhadap l)esan dalam tindak komunikasi.Pesan yang berupa tanda-tanda rlibangun dan diciptakan olehkomunikator karena memiliki maksud tertentu dan tujuan tertentuyang disampaikan kepada komurLikan. Pesan yang diwujudkandalam tanda ini ditafsirkan lewat proses signffikansi atau proses
151
Mindfulness dalam Komunikasi Antarbudaya
semiosis agar memperoleh makna yang lebih mendalam
E. Kaiian dalam komunikasi Antarbudaya dan komunikasi
lintas budaya
Untuk memahami kajian dalam komunikasi antarbudaya
dan komunikasi lintas budaya, kita bisa kaji dari subyek kajian,
wilayah kajian dan fokus kajian. Subjek kajian dalam komunikasi
antarbudaya dan komunikasi lintas budaya adalah interaksi
manusia; anak-anak, remaja dan dewasa; Manula dan sub-grup.
Wilayah kajian dalam kajian ini adalah kehidupan masyarakat
sehari-hari. Sedangkan yang menjadi fokus kajian adalah
. Gaya bicara: berapi-api,lemah lembut
o Sifat bicara: menyenangkan, menjengkelkan, tidak simpatik,simpatik
. Bentuk bicara : non-verbal dan simbolik, pandangan mata, jarak
tubuh. Cara bicara: malu-malu kucing, manja, blak-blakaru berbelit-
belit, diplomatis
. Pola percakapan: hierarkis, egaliter, tata krama
o Isi percakapan : terus terang, bohong, jujur, pura-pura
. Wakfu percakapan: siang, pagi, sore, malam
o Tempat percakapan : tempat publik, privat sunyi, romantis,purnas, ribut, dan sebagainya.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam subbab sebelumnya,bahwa pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami
pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintasbudaya adalah pendekatan kualitatif. Karena pendekatan yangdigunakan adalah pendekatan kualitatif, maka ada beberapa cara
pengumpulan data yang dapat kita gunakan ketika kita mengkajikomunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya ini. Teknikpengumpulan data tersebut adalah:
a. Observasi Berperan AktifSpradley (dalam Sutopo 2002: 65) memberikan penjelasan
152
Rini Damarrstuti
tentang teknik observasi deng;m membaginya menjadi dua,yaitu (1) observasi tidak berperan sama sekali dan (2) observasiberperan yang dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) Observasi berperanpasil, (b) Observasi berperan aktif dan (c) Observasi berperanpenuh.
Lebih lanjut Bogdan (dalam Moleo ng2002:L 17) memberikanpemahaman yang lebih mendalirm tentang observasi berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yangmemakan waktu yang cukup lama antara peneliti dengan yangditeliti dalam lingkungan mereka. Selama interaksi sosial yangterjadi antara peneliti dengan yang diteliti ini berlangsung,maka data dalam bentuk catatarL lapangan dapat dikumpulkansecara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.
Melalui penelitian berperan serta, peneliti dapat ber-partisipasi dalam rutinitas subjek penelitian dengan mengamatiapa yang mereka lakukan, mendengarkan apa yang merekakatakan dan menanyai orang-orang lain di sekitar kehidupanmereka selama j*gk waktu tr:rtentu (Deddy Mulyana 2003:175).
Menurutlorgensen (dalam l)eddy Mulyana 2003: 162),yangmenjadi fondasi penelitian dan metode penelitian sebagai ciridari penelitian berperan serta adalah kekinian dan kedisiniandalam kehidupan sehari-hari. fiehingga dituntut peran sertapeneliti secara langsung dalam hubungannya dengan subjekyang diteliti.
Sedangkan teknik observasi langsung adalah observasiyang dilakukan oleh peneliti dengan berperan secara aktif.Tindakan ini dilakukan supaya clata yang diperoleh merupakandata alami. Selain itu melalui observasi berperan aktif ini,penilaian yang diberikan oleh peneliti dari suatu tindakanatau tingkah laku berdasarkan kerangka pikir mereka karenaketerlibatan peneliti dalam kehidupan masyarakat itu. Dalampenelitian observasi langsung, peneliti akan mendapatkan datadan informasi secara mendalam apabila observasi ini dilakukansecara informal dengan cara peneliti tinggal bersama dengan
153
Mi ndful ness dalam Komunikasi Antarbudaya
masyarakat yang ditetiti. Pada saat peneliti tinggal dengan
masyarakat atau komunitas yang diteliti, maka peneliti dapat
mengamati apa yang mereka lakukan, mendengarkan apa
yang mereka katakan dan menanyai orang-orang lain di sekitar
kehidupan mereka selama jangka waktu tertentu.
b. Wawancara Mend alam (In' ilepth lnteru iew ingl
Teknik pengumpulan data yang kedua yang dapat
digunakan ketika kita melakukan kajian terhadap komunikasi
antarbudaya dan komunikasi lintas budaya adalah wawancara
mendalam (in-depth interaianing) atau sering disebut dengan
wawzulcara tidak terstruktur. Wawancara mendalam ini sering
disebut dengan wawancara etnografis. Wawancara ini bertujuan
memperoleh informasi di bawah permukaan dan menemukan
apa yang orang pikirkan dan rasakan mengenai peristiwa
tertentu.
Wawancara ini sifatnya luwes, susunan kalimat mauPun
pertanyaannya dapat diubah, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta karakteristik responden yang dihadapi. Tujuan
utama melakukan waw€ulcara ini adalah untuk menyajikankonstruksi saat ini mengenai suatu konteks para pribadi,peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan/ motivasi, tanggapan
atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibataru dan sebagainya
(Deddy Mulyana 2003: 181).
Wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat" open-ended" dan mengarah pada kedalaman informasi serta
dilakukan dengan cara yang tidak formal. Maksudnya untukmenggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak halyang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalianinlormasi secara lebih jauh dan mendalam. Dalamhal ini subjek
yang diteliti posisinya lebih berperan sebagai informan daripadasebagai responden (Sutopo 2002: 60).
c. Mencatat Dokumen (Content Analysisl
Metode pengumpulan data lainnya yang dapat digunakanuntuk mengkaji komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas
1.54
Rini Damar;tstuti
budaya adalah dengan cara mencatat dokumen (content analysis).Teknik ini sangat diperlukan sr:perti pendapat Schatzan danStrauss (dalam Deddy Mulyana 2003: 195) yang menegaskanbahwa dokumen historis merupakan bahan penting dalampenelitian kualitatif .
Untuk mendapatkan data yang lengkap untuk mengkaji pesandalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya,kita dapat menggunakan teknik sampling. Teknik samplingdimaksudkan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dariberbagai macam sumber dan bangunan (construction). Tujuan dariteknik sampling ini adalah untuk merinci kekhususan yang adake dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu tujuan dari tekniksampling ini adalah untuk menggali informasi yang akan menjadidasar rancangan dan teori yang muncul (Moleong 2001: 165).
Ketika pendekatan yang ditakukan untuk memahami pesandalam komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budayaadalah etnografi komunikasi, nraka teknik sampling yangdigunakan adalah Selectioe lnformation Sample dari masyarakatyang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan memilih informanyang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapatberkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalammemperoleh data.
Data-data yang sudah dikumpulkan dalam kajian ini, kemudiandapat dianalisa. Karena metodologi yang digunakan dalammemahami pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya adalahkualitatif dan berdasar pada perspektif interaksionalisme simbolik,maka penelitian untuk komunil:asi antarbudaya ini bersifatinduktif. Hal ini bisa dipahami karena penelitian ini berangkat darikasus-kasus khusus dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yangbisa kita amati berdasarkan peng:rlaman-pengalaman nyata darisikap, perilaku atau tindakan subyr:k yang kita amati.
Deddy Mulyana mendefinisikan penelitian induksi ini sebagaiproses dimana peneliti mengumpulkan data, kemudian dari dataitu dikembangkan suatu teori y:rng disebut 'Grounded Theory'(Deddy Mulyana 2002:156). Menurut Moleong (2001: 103), analisis
155
Mindful ness dalam Komunikasi Antarbudaya
data ini digunakan karena memPunyai beberapa alasan. Pettama,
proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda seperti yang dapat kita temukan dalam data. Kedua, melalui
analisis induktif hubungan antara responden dan peneliti dapat
menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel. Ketiga, melalui
analisis induktif dapat diuraikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan apakah suatu latar yang lain dapat digunakan
atau tidak. Keempat, analisis induktif dapat menemukan pengaruh
bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis
induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari struktur analitik.
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak
awal bersamaan dengan proses pengumpulan data. Menurut Patton
(dalam Moleong 2001: L03), analisis data adalah proses mengatururutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategoridan safuan uraian dasar. Komponen utama yang digunakan dalam
proses analisis pada penelitian kualitatif ini ada tiga yaitu: (1).
Reduksi data, (2). Sajian data dan (3). Penarikan simpulan serta
verifikasinya. Dalam pelaksanaan penelitian, tiga komponen iniikut terlibat dalam proses analisis. Antara satu komponen dengan
komponen lainnya tidak dapat dipisahkan selama dalam proses
pengumpulan data sampai menentukan hasil akhir, mereka saling
berinteraksi (Sutopo 2002: 91).
Model analisis data yang dikemukakan oleh Miles danHuberman ini (dalam Sutopo 2002: 96) sering disebut denganmodel analisis interaktif. Secara sederhana model analisis interaksiini dapat digambarkan sebagai berikut:
156
Rini Damarastuti
Pengunrpulan
Reduksi
Data
Gambar 8.L. Komponen-komponen Analisis Data
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, analisis data adalahproses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalamsuatu pol4 kategori dan safuan uraian dasar. Karena dalampelaksanaan penelitian ini pengaturan data akan sangat membantudalam proses analisis data, maka perlu diadakan pengaturandata secara spesifik. Langkah yang diambil untuk mengaturandata adalah memilah dan mengatu:: secara spesifik semua bahancatatan yang berupa hasil wawancara, catatan observasi, maupundokumen-dokumen lain yang ada ke dalam kelompok, folder ataukartu agar mempermudah proses analisa data selanjutnya (Sutopo2002:88).
Setelah data yang diperoleh terkumpul seczua teratur danterpisah-pisah sesuai dengan kelornpok mereka masing-masing,maka langkah selanjutnya adalah reduksi data. Reduksi datamerupakan proses seleksi, pemfckusan, penyederhanaan danabstraksi data dari fuldnote. Proses ini berlangsung terus selamaproses penelitian, bahkan reduksi data ini sudah dimulai sebelumpelaksanaan pengumpulan data (Sutopo 2002: 91).
Langkah yang kedua setelah rr:duksi data adalah sajian data.Sajian data merupakan rakitan o::ganisasi informasi, deskripsidalam bentuk narasi yang berupa susunan kalimat yang logis dan
Data
Penarikan
Siopulan/
L57
Mi ndfulness dalam Komunikasi Antarbudaya
sistematis serta mudah dipahami sehingga memPermudah peneliti
untuk mengambil kesimPulan.
Langkah yang terakhir dalam analisis data pada penelitian
kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Pada tahapan ini peneliti berusaha menarik kesimpulan dan
verifikasinya berdasarkan semua data yang dia dapatkan dalam
sajian data maupun dalam reduksi data.
Pada tahapan ini, karena penggunaan analisis data yang
bersifat induktif, maka pencarian data serta kesimpulan dalam
penelitian ini bukanlah bermaksud membuktikan hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya penelitian ini diadakan. Tetapi lebih
merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan spesifikasi masing-
masing bagian yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai
dengan cara yang digunakan dalam penelitian ini (Moleong2001,:6).
Soal-soal Latihan Bab 8
1. Metode apa yang dapat kita gunakan ketika kita akan memahami
komunikasi antarbudaya?
2. Salah satu metode yang dapat kita gunakan untuk memahami
budaya serta cata hidup suatu masyarakat adalah dengan
menggunakan etnografi komunikasi. APa yang dimaksud
dengan etnografi komunikasi? Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian hermeneutika?
Jelaskan dan berikan satu contoh kasus penelitian yang
penyelesaiannya menSSunakan hermeneutika!
4. Kapan semiologi komunikasi itu digunakan? ]elaskan!
5. Apa saja kajian-kajian dalam komunikasi antarbudaya dan
komunikasi lintas budaya? ]elaskan dan berikan contoh!
158