25
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai. Gambar bagan rencana tindakan model spiral pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut: Gambar 3.1 Bagan Rencana Tindakan Model spiral penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart 3.2. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek

BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan melalui beberapa

siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu yaitu perencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi

(reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan,

dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan

dan perbaikan yang ingin dicapai. Gambar bagan rencana tindakan model spiral

pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Bagan Rencana Tindakan

Model spiral penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart

3.2. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan

menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

24

penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat

dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai

penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada karakteristik subjek penelitian

akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 yang dijadikan sebagai subjek

penelitian.

3.2.1 Seting Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Susukan 01 yang terletak di Desa

Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Letak sekolah sangat

strategis dipinggir jalan Sruwen-Karang Gede sehingga dapat dijangkau dengan

mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Sarana dan

prasarana di SD Negeri Susukan sudah lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki

sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1

ruang dapur sekolah, 4 toilet, 1 perpustakaan sekolah, tempat parkir serta

halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa.

3.2.2. Seting Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SD

Negeri Susukan 01. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus,

masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Materi

pembelajaran yang dilakukan yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

pokok bahasan Sifat-sifat cahaya. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat

pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Susukan 01

Tahun Pelajaran 2014/2015

Waktu

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi

Persiapan

Januari Februari Maret April

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

25

Pelaksanaan :

Siklus I :

a. Pertemuan 1

b. Pertemuan 2

c. Pertemuan 3

Silkus 2 :

a. Pertemuan 1

b. Pertemuan 2

c. Pertemuan 3

Analisis Data

Penyusunan

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan April 2015.

Pada bulan Januari dipergunakan oleh peneliti untuk melakukan observasi.

Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan

Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di SDN

Susukan 01 pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan Maret

minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I,

dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu pertama.

Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari

pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru

observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.

Selanjutnya pada bulan April minggu ke-2 sampai minggu ke-4 peneliti

mengolah data hasil penelitian dan menyusun laporan penelitian.

3.2.3. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 tahun

pelajaran 2014/2015. Siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 berjumlah 30 siswa

terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan dengan karateristik

siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 10-11 tahun. Tingkat

kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

26

ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata.

Latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah,

kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai petani, pedagang dan kuli bangunan

sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja, kondisi yang

demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua

khususnya dalam hal mengatur jam belajar di rumah, kontrol orang tua terhadap

kegiatan siswa di rumah juga sangat kurang sehingga sering kali porsi waktu

yang digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak daripada waktu untuk

belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa merasa takut karena

mereka tidak menguasai materi yang guru berikan dengan baik, hal yang

demikian menjadikan mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran

sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur

memberikan nilai yang bervariasi. Adapula yang mendefinisikan variabel sebagai

suatu karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-

beda (Slameto, 2012: 138). Adapun variabel yang digunakan dalam analisis data

ini adalah sebagai berikut :

3.3.1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya

variabel lain (dalam Slameto, 2012: 140). Dalam penelitian ini variabel bebasnya

adalah model Make A Match berbantuan Power Point. Dalam model pembelajaran

ini, siswa bekerja dalam permainan mencari pasangan untuk memecahkan suatu

permasalahan sesuai dengan materi sifat-sifat cahaya dan merangcang karya

dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

3.3.2. Variabel tergantung (Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung

dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas (Slameto, 2012: 140). Dalam

penelitian ini hasil belajar merupakan variabel yang di pengaruhi. Hasil belajar

merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

27

dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk

mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan

menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan

dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti

pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan

kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pengukuran variebel

ini dilakukan dengan tes yang dilakukan diakhir pembelajaran.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 tahapan, yaitu 1)

Perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan

(observation), dan 3) refleksi (reflection).

Perencanaan tindakan

Rencana tindakan dilaksanakan 2 (dua) siklus, siklus 1 (satu) dilaksanakan

Maret minggu ke 3 (tiga). Pemberian tindakan pada siklus 1 didasarkan pada hasil

observasi awal. Observasi awal dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini

dilaksanakan, maksudnya untuk mendapatkan data-data awal yang ada di

lapangan (tempat penelitian). Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh

peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah

selanjutnya. Dari hasil observasi awal dilakukan perencanaan awal sebagai berikut

:1) Merumuskan tujuan pembelajaran; (2) menyiapkan materi pelajaran yang akan

diajarkan; (3) menyiapkan alat dan bahan; (4) merencanakan pembelajaran dengan

model make a match berbantuan power point dan menyiapkan RPP; (6) membuat

lembar observasi untuk melihat kondisi pembelajaran di kelas; (7) membuat

lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah implementasi RPP

dan observasi. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan awal yang telah dilakukan yaitu: (1) melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match

berbantuan power point; (2) melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran bagi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

28

peneliti terhadap guru melalui lembar observasi yang sudah dibuat pada

perencanaan awal; (3) melakukan tes formatif untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran tiap siklus. Apabila terdapat peningkatan

maka perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus 2 (dua) yang akan dilaksanakan

pada bulan April minggu pertama.

Pengamatan

Proses pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan

memberikan lembar observasi kepada observer. Pengisian lembar observasi

dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan

yang dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis yang berkaitan denagn

hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama tindakan berlangsung. Kelebihan

akan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus

berikutnya.

Siklus Penelitian

Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti harus menyusun perangkat

pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya meliputi RPP, materi ajar tentang

sifat-sifat cahaya,kartu soal-jawaban, media pembelajaran berupa power point

dengan alat LCD dan laptop,alat dan bahan yang digunakan dalam menjelaskan

materi berupa senter, gelas bening,kertas,pensil,gunting serta cermin, kisi-kisi soal

evaluasi, soal evaluasi, dan lembar penilaian dengan menggunakan model

pembelajaran make a match berbantuan Power point. Kompetensi Dasar pada

siklus I adalah mendiskripsikan sifat-sifat cahaya dengan indikator

mengidentifikasi dan menunjukkan 5 sifat-sifat cahaya (merambat lurus,

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

29

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat

diuraikan). Selanjutnya menyiapkan lembar observasi untuk mengamati guru serta

menyiapkan alat dokumentasi yaitu kamera digital/HP untuk mengambil gambar

proses pembelajaran berupa foto.

2. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus 1 dalam pembelajaran terdapat kegiatan

awal,kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta

kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru melaukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sesuai dengan

materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai serta memberikan motivasi kepada siswa dan

menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model make a

match berbantuan power point. Pada kegiatan inti yang pertama yaitu eksplorasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru menyampaikan materi pelajaran sifat-sifat cahaya

dari sumber buku dan power point serta memberikan contoh-contoh soal sifat-sifat

cahaya. Selanjutnya yang kedua yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, guru

menyiapkan beberapa kartu yang berisi soal dan jawaban. Kemudian membagi

siswa menjadi 2 kelompok yaitu kelompok soal dan kelompok jawaban. Guru

membagikan kartu pada tiap kelompok secara acak dan menjelaskan cara

penggunaan kartu yang akan dimainkan dalam permainan mencari pasangan

dislide power point. Lalu setiap siswa diberi waktu 2 menit untuk mencari pasangan

yang sesuai dengan kartu soal atau kartu jawaban yang dipegangnya. Kemudian

menunjukkan pada guru. Siswa yang dapat menemukan pasangannya sebelum batas

waktu yang ditentukan diberi poin. Kemudian siswa yang dapat menemukan

pasangan mempresentasikan kartu yang didapat sedangkan siswa yang belaum

mendapat pasangan akan diberikan hukuman menyanyi di depan kelas. Guru

memberikan hasil pencocokan antara kartu soal-jawaban yang sesuai di slide power

point. Setelah itu, siswa dan guru membuat simpulan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Siswa mengerjakan tes formatif. Kemudian guru menganalisa hasil tes

formatif.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

30

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran. Pengumpulan data diperoleh melalui lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa siklus 1 beserta indikatornya.

4. Refleksi

Refeksi siklus 1 pertemuan 1, peneliti menilai keberhasialan mengajar

guru dan menilai hasil aktivitas pembelajaran siswa. Pada refeksi siklus 1

pertemuan 2, peneliti menilai keberhasilan mengajar guru setelah proses

pembelajaran berlangsung dan juga menilai hasil aktivitas siswa.Pada Refelksi

siklus 1 pertemuan 3, peneliti menilai hasil tes evaluasi siswa serta membahas

kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran pada siklus 1. Dari hasil diskusi ini

peneliti dapat menentukan perbaikan untuk siklus 2.

Siklus II

Adapun tindakan perbaikan pembelajaran dalam siklus II, yang peneliti

lakukan adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti harus menyusun perangkat

pembelajaran pada materi merancang karya atau model dengan menerapkan sifat-

sifat cahaya meliputi RPP, materi ajar tentang Dalam tahap perencanaan, peneliti

harus menyusun perangkat pembelajaran pada materi merancang karya atau model

dengan menerapkan sifat-sifat cahaya meliputi RPP, materi ajar tentang

merancang karya atau model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya,kartu soal-

jawaban, media pembelajaran berupa power point dengan alat LCD dan

laptop,alat dan bahan yang digunakan dalam menjelaskan materi berupa 1 buah

kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet, dan lem dalam pembuatan periskop

sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet, dan lem dalam

pembuatan lup sederhana serta 1 buah kertas warna pelangi, kardus, gunting,

selotip, pensil dan lem dalam pembuatan cakram warna. kisi-kisi soal evaluasi,

soal evaluasi, dan lembar penilaian dengan menggunakan model pembelajaran

make a match berbantuan power point. Kompetensi Dasar pada siklus II adalah

Membuat suatu karya atau model , misalnya periskop atau lensa dari bahan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

31

sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dengan indikator

mengidentifikasikan manfaat sifat-sifat cahaya melalui suatu karya / model

periskop, cakram warna dan lup, membuat suatu karya atau model periskop,

cakram warna dan lup dari bahan sederhana serta menguji dan menyempurnakan

karya atau model yang dibuat. Selanjutnya menyiapkan lembar observasi untuk

mengamati guru serta menyiapkan alat dokumentasi yaitu kamera digital/HP

untuk mengambil gambar proses pembelajaran berupa foto.

2. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus II dalam pembelajaran terdapat kegiatan

awal,kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta

kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru melaukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sesuai dengan

materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai serta memberikan motivasi kepada siswa dan

menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model make a

match berbantuan power point. Pada kegiatan inti yang pertama yaitu eksplorasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru menyampaikan materi pelajaran merancang

karya atau model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dari sumber buku dan

media power point melalui pembuatan lup, cakram warna dan periskop sederhana

serta memberikan contoh-contoh soal sifat-sifat cahaya. Selanjutnya yang kedua

yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, guru menyiapkan beberapa kartu yang

berisi soal dan jawaban. Kemudian membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok soal dan kelompok jawaban. Guru membagikan kartu pada tiap

kelompok secara acak dan menjelaskan cara penggunaan kartu yang akan

dimainkan dalam permainan mencari pasangan di slide power point. Lalu setiap

siswa diberi waktu 2 menit untuk mencari pasangan yang sesuai dengan kartu soal

atau kartu jawaban yang dipegangnya. Kemudian menunjukkan pada guru. Siswa

yang dapat menemukan pasangannya sebelum batas waktu yang ditentukan diberi

poin. Kemudian siswa yang dapat menemukan pasangan mempresentasikan kartu

yang didapat sedangkan siswa yang belaum mendapat pasangan akan diberikan

hukuman menyanyi di depan kelas. Guru memberikan hasil pencocokan antara

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

32

kartu soal-jawaban yang sesuai di slide power point. Setelah itu, siswa dan guru

membuat simpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa

mengerjakan tes formatif. Kemudian guru menganalisa hasil tes formatif.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran. Pengumpulan data diperoleh melalui lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa siklus II beserta indikatornya.

4. Refleksi

Refeksi siklus II pertemuan 1, peneliti menilai keberhasialan mengajar

guru dan menilai hasil aktivitas pembelajaran siswa. Pada refeksi siklus II

pertemuan 2, peneliti menilai keberhasilan mengajar guru setelah proses

pembelajaran berlangsung dan juga menilai hasil aktivitas siswa. Pada Refelksi

siklus II pertemuan 3, peneliti menilai hasil tes evaluasi siswa. Apabila

menunjukkan hasil tes yang signifikan, maka penulis tidak melanjutkan perbaikan

pembelajaran pada tahap berikutnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa

teknik yaitu tes dan observasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 khususnya pada pokok bahasan Sifat-

sifat cahaya. Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk

mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan

Power Point.

3.5.1. Tes

Menurut Naniek (2012 : 142) Tes adalah sebagai alat ukur, prosedur

pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur

indikator/kompetensi tertentu, dilakukan dengan prosedur administrasi dan

pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

33

dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Sedangkan tes tertulis adalah tes yang

soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis.

Pada penelian ini, peneliti menggunakan tes tertulis sebagai alat

pengumpulan data hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dengan kompetensi

dasar menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau

model.

3.5.2. Observasi

Menurut Sudjana (2011 : 84) Observasi atau pengamatan sebagai alat

penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau

menialai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar,

tingkah laku guru pada saat mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa

dalm simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati dalam proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data tentang bentuk

penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan power point

dalam pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan hasil belajar siswa berkaitan

dengan pemahaman siswa terhadap pelajaran dan sikap atau perilaku siswa setelah

menerima pelajaran.

3.6. Intrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

lembar observasi dan soal tes formatif untuk siklus I dan siklus II.

3.6.1 Observasi

Observasi penerapan model Make A Match difokuskan pada aktivitas guru

maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi diisi oleh

observer dengan melingkari skor pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan

siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu skor 4-1,

selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa

angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

34

masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa

dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masingmasing indikator

penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila

pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh

guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-

masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan

kurang Adapun kisi-kisi observasi mengunakan acuan skala Likert yang

digunakan untuk mengukur aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.

Skala Lickert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono 2009 : 134-

135).

Observasi aktivitas guru difokuskan pada pengamatan aktivitas guru dalam

mengajar pada mata pelajaran IPA materi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegitan membuat suatu karya atau model dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya

melalui penerapan model Make A Match berbantuan power point.

Aktivitas guru dalam mengajar di kelas melalui penerapan model Make A

Match berbantuan power point. Adapun kisi-kisi observasi aktivitas guru pada

tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Aktivitas Guru

No Aspek Indikator No Item Jumlah

Item

1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan

kesiapan siswa.

2. Menyampikan apersepsi dan

tujuan.

1,2

3,4 4

2. Penyampaian 3. Menyampaikan materi, 5,6,7 9

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

35

mengaitkan dengan realitas

kehidupan dan mengatur

pembelajaran

4. Menampilkankan power point,

mengunakan media secara efisien

dan melibatkan siswa.

5. Mengunakan bahasa secara jelas,

benar dan dengan gaya yang

sesuai.

8,9,10

11,12,13

3. Pelatihan 6. Membimbing siswa pada saat

siswa mencari pasangan kartu

soal-jawaban dan menunjukkan

hasil kartu soal-jawaban yang

tepat

14,15,16,

17 4

4. Penampilan

hasil

7. Melakukan refleksi, membuat

kesimpulan dan tindak lanjut

18,19,20 3

Jumlah 20

Observasi aktivitas siswa difokuskan pada pengamatan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi menerapkan sifat-

sifat cahaya melalui kegitan membuat suatu karya atau model. Adapun kisi-kisi

observasi aktivitas siswa pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi- Kisi Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator No. Item Jumlah

1. Pra Kegiatan 1. Siap mengikuti pembelajaran

2. Memperhatikan apersepsi.

1 2

2

2 Kegiatan

Awal

1. Memperhatikan guru

menyampikan tujuan

pembelajaran

3 1

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

36

3. Pengalaman 1. Melakukan pengamatan

2. Menyimpulkan hasil

pengamatan

4

5,6,7

4

4. Interaksi 1. Mencari pasangan kartu soal-

jawaban sifat cahaya.

2. Meminta pendapat dari siswa

lain

3. Mengajukan pertanyaan

8 9

10

3

5. Komunikasi 1. Mengemukakan pendapat 11,12,13 3

6. Refleksi 1. Menyimpulkan pembelajaran

yang telah dipelajari.

2. Siswa mengerjakan soal

evaluasi

14

15

2

Jumlah 15

Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa

digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2011:36) dengan langkah-langkah

perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung rentang data

R = Skor Maksimal – Skor Minimal

Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian

observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4),

sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator

penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian

terendah (1).

b. Menghitung Jumlah Kelas Interval

K = 1 + 3, 3 log n

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.

c. Menghitung Panjang Kelas

P = 푹풆풏풕풂풏품∑푲풆풍풂풔푰풏풕풆풓풗풂풍

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

37

Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria

skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria

20 – 31 Sangat kurang

32 – 43 Kurang

44 – 55 Cukup baik

56 – 67 Baik

68 – 80 Sangat baik

Tabel 3.5

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Rentang Kriteria

15 – 23 Sangat kurang

24 – 32 Kurang

33 – 41 Cukup aktif

42 – 50 Aktif

51 – 60 Sangat Aktif

3.6.2. Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam

memahami materi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

karya atau model dengan menerapkan model Make A Match berbantuan power

point. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk

pilihan ganda dengan materi Sifat-sifat cahaya. Tes pilihan ganda merupakan

tes di mana keseluruhan informasi yang diperlukan telah tersedia dalam

bentuk pilihan yang dapat dipilih oleh siswa. Adapun kisi-kisi soal tes pada Siklus

I dan Siklus II terdapat pada tabel 3.6 dan 3.7 sebagai berikut:

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

38

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Butir Soal Siklus I

Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya/ model

Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya

Materi Pelajaran Sifat –sifat cahaya

Indikator Jenis soal No soal

1. Mengidentifikasikan 5 sifat

cahaya (merambat lurus, me-

nembus benda bening,dapat

dipantulkan, dapat dibiaskan,

dan dapat diuraikan)

Pilihan ganda

3,7,8,10,11,13,

14,15,17,18

2. Menunjukan 5 sifat cahaya

(merambat lurus, menembus

benda bening, dapat dipan-

tulkan, dapat dibiaskan, dan

dapat diuraikan)

Pilihan ganda

1,2,4,5,6,9,12,16,19,20

Jumlah skor

Tabel 3.7

Kisi-Kisi butir soal Siklus II

Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya atau model ,

misalnya periskop atau lensa dari bahan

sederhana dengan menerapkan sifat-sifat

cahaya.

Materi Pelajaran Merancang karya atau model dengan

Menerapkan sifat cahaya.

Indikator Jenis soal No soal

1. Mengidentifikasikan manfaat

sifat-sifat cahaya melalui

Pilihan ganda

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

39

suatu karya / model

periskop,cakram warna dan

Lup.

1,4,5,7,8,9,10,11,17,19,20

2. Membuat suatu karya atau

model periskop, cakram

warna dan lup dari bahan

sederhana

Pilihan ganda

2,3,6,12,13,14,15,16,18

Jumlah skor

Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar

diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada

umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada PTK yang dilakukan di

kelas 5 SD Negeri Susukan 01 setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar

IPA melalui model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point diberi

skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA

berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

X = ∑∑

x 100

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan

belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Ketuntasana Belajar

Rentang Kriteria

X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas.

X ≥ 70 Memenuhi KKM atau tuntas

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

40

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2011 : 121), instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas perlu dilakukan agar instrumen yang dipakai dalam penelitian

memang benar-benar mengukur kemampuan yang akan diukur.

Menurut Muhidin (2007:47), untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang

digunakan adalah :

a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari r tabel maka item angket dinyatakan

valid dan dapat dipergunakan , atau

b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan

tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

c. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2

Menurut Sugiyono (2011 : 121), instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

harus diuji tingkat reliabilitasnya. Menurut George dan Mallerry (dalam Azwar

2005 : 29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan

sebagai berikut

a ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < a ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 < a ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

a > 0,9 : reliabilitas memuaskan

3.7.1 Uji Validitas dan Reabilitas Tes

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan

alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut

sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

Tingkat validitas dan reliabilitas suatu tes menunjukkan kualitas bentuk tes

tersebut. Instrumen penelitian dikatakan baik jika dapat mengukur apa yang

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

41

akan diukur dan instrumen tersebut merupakan instrumen yang tepat

digunakan untuk mengukur suatu variabel penelitian.

3.7.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus I

Uji coba instrumen siklus I dilakukan di kelas 6 SD Negeri Duren 03

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah 21 siswa maka nilai r

0,433. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan

mengunakan SPSS 20.0 for Windows. Jadi instrumen soal valid jika koefisien

corrected item to total correlation > 0,433

Hasil uji validitas diketahui dari 25 item yang diuji validitasnya ada 20

item (1,2,3,4,5,6,7,8, 10,11,12,13, 15,16, 18,19, 21,22,23, 25) yang valid dan 5

item (9,14,17,20,24) yang tidak valid. Istrumen soal setelah dikurangi item yang

tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,932

dari 20 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (dalam Azwar, 2005 : 29)

,Cronbach’s Alpha 0,932 termasuk memiliki reliabilitas yang memuaskan. Ini

berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.

Koefisisen uji validitas dan reliabilitas tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Koefisien Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,932 20

3.7.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus II

Uji coba instrumen siklus ke II dilakukan di kelas 6 SD Negeri Duren 03

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah 21 siswa maka nilai r

0,433. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 21 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 21 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

42

mengunakan SPSS 20.0 for Windows. Jadi instrumen soal valid jika koefisien

corrected item to total correlation > 0,433.Hasil uji validitas diketahui dari 25 item

yang diuji validitasnya ada 20 item (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 15, 17,18,

20,21, 23, 25) yang valid dan 5 item (14,16,19,22,24) yang tidak valid. Instrumen

soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan

Cronbach’s Alpha sebesar 0,932 dari 20 item yang diuji. Menurut George dan

Mallery (dalam Azwar, 2005 : 29) ,Cronbach’s Alpha 0,932 termasuk memiliki

reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat

digunakan untuk penelitian. Koefisisen uji validitas dan reliabilitas tes siklus II

dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Koefisien Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,936 20

3.8. Uji Taraf Kesukaran

Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa

tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat

kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi

antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah

keseluruhan siswayang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

TK = ∑푩∑푷

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

∑ B = jumlah siswa menjawab benar

∑ P = jumlah siswa peserta tes.

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 21 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 21 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

43

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1

(satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir

soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal

dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori

mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan

siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok

menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa

kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 10, 11, 13, 15 4

0,33 – 0,66 Sedang 2, 5, 6, 9, 12, 16,

17, 19

8

0,67 – 1,00 Mudah 1, 3, 4, 7, 8, 14,

18, 20

8

Total 20

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

44

Dari data tabel 3.12 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I,

dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan

kategori sedang, dan 8 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II

dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya dilihat dari tabel 3.13

sebagai berikut:

Tabel 3.13

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 7, 9, 16 3

0,33 – 0,66 Sedang 2, 4, 10, 11, 13,

14, 15, 20

8

0,67 – 1,00 Mudah 1, 3, 5, 6, 8, 12,

17, 18, 19

9

Total 20

Dari data tabel 3.13 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II,

dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan

kategori sedang, dan 9 soal dengan kategori mudah.

3.9. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 5

SD Negeri Susukan 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang

menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II,

skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui

model pembelajaran Make A Match berbantuan Power point dari setiap

siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model

pembelajaran Make A Match berbantuan Power point dianalisis menggunakan

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

45

teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar

IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga

dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase

ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai

tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus

sebagai berikut:

x = ∑푺∑푺푴

x 100

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran

IPA.

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus

sebagai berikut:

풙 = ∑푿푵

Keterangan:

푥̅ = nilai rata-rata

∑ x = jumlah nilai yang diperoleh

N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal

adalah sebagai berikut:

KB = 푵푺푵

x 100%

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)

N = jumlah siswa

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

46

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa

dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Make A Match berbantuan

Power point dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan

belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup baik

61% - 80% baik

81% - 100% Sangat baik

Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA

melalui model pembelajaran Make A Match berbantuan Power point dilakukan

dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara

klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Persentase =

x 100%

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

pembelajaran Make A Match berbantuan Power point dapat digolongkan menjadi

lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal dapat dilihat pada tabel 3.15

sebagai berikut:

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16222/3/T1_292011126_BAB... · sederhana dan 1 buah kardus, 2 buah cermin datar, pisau silet,

47

Tabel 3.15

Kriteria Hasil Observasi Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup baik

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat baik

3.10 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar IPA yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil evaluasi belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang. Dalam pembelajaran, diharapkan hasil tes evaluasi

IPA materi sifat-sifat cahaya 80 % dari keseluruhan jumlah siswa mencapai nilai

diatas KKM yaitu ≥ 70.