27
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

  • Upload
    voxuyen

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

18

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Film animasi singkat berjudul “IYATNA” yang bertemakan adventure fantasy

dengan durasi 5 menit adalah tugas akhir dari penulis. Latar belakang dari film

animasi singkat ini yaitu sebuah dunia baru. Environment yang terdapat dalam

film animasi singkat ini menggabungkan dua teknik yaitu teknik 2d dan teknik 3d.

Teknik 2d dipakai untuk menghiasi background dan foreground sedangkan teknik

3d sebagai beberapa objek yang berinteraksi dengan karakter odi yang letaknya

adalah pada midleground. Environment dibuat berdasarkan teori hutan hujan

dataran rendah dengan referensi hutan pada kawasan Baduy yang adalah kawasan

perbukitan dan terdiri dari dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.

Selain itu, environment tentunya diberi budaya Baduy didalamnya seperti dengan

adanya desa Baduy, jembatan akar dan arca. Kemudian semuanya akan

divisualisasikan menyesuaikan tema film animasi pendek ini yaitu adventure

fantasy. Untuk dapat melakukan perancangan environment pada film animasi

pendek “IYATNA” penulis melakukan pengumpulan data dengan metode

observasi lapangan, yaitu dengan datang langsung ke daerah Baduy dan tinjauan

visual dengan pengumpulan referensi dari buku maupun internet.

3.1.1. Sinopsis

Film animasi singkat “IYATNA” bercerita tentang Odi, seorang pemuda dari kota

yang baru pertama kali mencoba untuk berpetualang ke tempat yang jauh dari

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

19

keramaian kota dan tempat yang ditujunya itu adalah Desa Madami. Petualangan

dimulai ketika Odi mulai memasuki kawasan Madami, sepanjang perjalanan Odi

sering kali memotret semua yang dilihatnya. Di perjalanan Odi sempat

menyelamatkan seekor makhluk yang hampir terseret arus sungai. Di saat

bersamaan, ada seorang pemuda desa bernama Uwi yang merupakan penjaga

hutan dari suku Madami dan melihat kejadian tersebut. Karena penasaran Uwi

diam-diam mengikuti Odi semenjak kejadian tersebut. Pada akhir perjalanan, Odi

menjumpai daerah keramat tempat arca berada. Odi dengan polosnya memotret

arca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang

mengamuk, tetapi tiba-tiba binatang yang tadi diselamatkan Odi datang menolong

dan arca dapat mengetahui kejadian tersebut lalu berhenti mengamuk. Uwi pun

keluar dari semak semak membantu Odi lalu mengantarnya pulang.

3.1.2. Posisi Penulis

Pada proyek ini, penulis tergabung dalam kelompok “Tenun” dengan posisi

penulis yang adalah sebagai environment artist untuk film animasi pendek

“IYATNA”.

3.1.3. Peralatan

Dalam mengerjakan tugas akhir ini, peralatan yang digunakan oleh penulis adalah

perangkat keras, berupa laptop serta beberapa perangkat lunak seperti Adobe

Photoshop, Adobe After Effect, dan Autodesk 3ds Max.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

20

3.2. Acuan

Dua karya yang menjadi acuan penulis untuk hasil jadi film animasi “IYATNA”

adalah film animasi pendek “Ozo” dan “Azul”.

Gambar 3.1. Objek 3D Berupa Karakter dan Objek Tertentu (Ozo, 2011)

Pertama, penulis akan menjelaskan film animasi singkat “Ozo” sebagai

acuan. Hal yang jadi acuan pada film animasi singkat ini adalah penggabungan

teknik 2d dan 3d dimana environment menggunakan teknik 2d sedangkan karakter

dan beberapa objek yang berinteraksi dengan karakter menggunakan teknik 3d.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

21

Gambar 3.2. Visual Film Animasi Singkat Ozo (Ozo, 2011)

Meskipun menggunakan teknik yang berbeda namun hasil visual yang

ditampilkan dapat menyatu dan menghasilkan style kartun 2d, hal ini disebabkan

oleh teknik render pada semua objek 3d yang menggunakan teknik NPR (Non

Photo Realistic) sehingga style kartun 2d terasa lebih kuat.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

22

Gambar 3.3. Penyederhanaan Bentuk Pada Environment “Ozo” (Ozo, 2011)

Hal lainnya yang menjadi acuan pada film animasi ini yaitu

penyederhanaan bentuk pada environmentnya yang tentu saja untuk menguatkan

style kartun yang sederhana, seperti bentuk pohon pada bukit yang jauh

disederhanakan menjadi batang kecil dengan beberapa daun di atasnya serta

jumlahnya yang hanya satu sampai dua pohon tiap satu bukit. Penyederhanaan

bentuk lainnya dapat dilihat dari bentuk semak, dedaunan, batang dan tekstur

tanahnya. Dengan adanya penyederhanaan bentuk tentunya terjadi juga

pengulangan bentuk didalam susunan environmentnya, namun hal yang membuat

kesan pengulangan bentuk ini tidak terlihat jelas yaitu dengan komposisi atau tata

letak yang baik pada setiap shotnya.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

23

Gambar 3.4. Salah Satu Shot Film Animasi Singkat “Azul” (Azul, 2013)

Film animasi singkat yang kedua yaitu “Azul” menggunakan teknik yang

sama dengan ozo yaitu teknik 3d untuk karakter dan beberapa objek sedangkan

teknik 2d digunakan untuk background dan foreground pada environmentnya.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

24

Gambar 3.5. Objek 3D Berupa Karakter dan Objek Tertentu (Azul, 2013)

Sama halnya dengan film animasi singkat “Ozo”, film ini dapat

menyatukan teknik 2d dan 3d ke dalam hasil visual yang menyatu. Perbedaan film

ini dengan “Ozo” adalah dalam style envrironmentnya dimana painting yang

detail dan rumit menghiasi film ini meskipun memang penyederhanaan bentuk

masih terlihat pada karakternya seperti bagian mata yang diganti dengan titik.

Film ini dapat menimbulkan kesan kartun dari warnanya yang berkontras tinggi

dan karakter yang disederhanakan pada bagian tertentu serta penggunaan kostum

sebagai penambah kesan kartun.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

25

3.3. Proses Perancangan Environment

3.3.1. Pra-Produksi

Pada tahap pra-produksi penulis melakukan pengumpulan referensi, konsep

deskriptif dan sketsa konsep environment secara keseluruhan.

3.3.1.1. Referensi

Berikut adalah beberapa referensi visual untuk mendukung dalam

pembuatan konsep environment untuk film animasi “IYATNA” dan telah

penulis pilih serta susun dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1. Desa Madami DESA MADAMI

No. Objek yang Dibutuhkan Referensi Storyboard

1 Gambar 3.6. Rumah Adat

Suku Baduy 1

http://www.fotografer.net/images/forum/3/3193/3193714/3193714057.jpg

2 Gambar 3.7. Desa Baduy

Tampak ¾

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2011/02/Perkampungan-

Baduy-di-tengah-hutan.jpg

3 Gambar 3.8. Jalan

Setapak Berbatu

http://cdn.indonesia.travel/media/images/upload/poi/_big_paper-article7-

img2609_1006455(2)(1).jpg

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

26

Tabel 3.2. Jembatan Akar

JEMBATAN AKAR

N

o.

Objek yang Dibutuhkan Referensi Storyboard

1 Gambar 3.9. Jembatan

Akar Tampak Samping

http://1.bp.blogspot.com/_bXq85qdspRU/TM0AqvgzbpI/AAAAAAAAACA/

cd8drYwVf8Q/s320/baduy-4-300x225+copy.jpg

2 Gambar 3.10. Jembatan

Akar Tampak Depan

http://renjanatuju.files.wordpress.com/2010/11/img_6893.jpg?w=620

4 Gambar 3.11. Jurang

Sungai

http://www.betterphoto.com/gallery/dynoGallDetail.asp?photoID=798711

Tabel 3.3. Bukit Tinggi

BUKIT TINGGI

N

o.

Objek yang

Muncul/Dibutuhkan

Referensi Storyboard

1 Gambar 3.12. Perbukitan

http://bacacontent.com/wp-content/uploads/2014/05/Bukit-Unik-Di-

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

27

Filipina_2.jpg 2 Gambar 3.13. Bukit

Tampak Dalam

http://3.bp.blogspot.com/-

S7sJ6bEVDfc/T7Zq_0CcH1I/AAAAAAAAAH4/5XGzS9pSOfM/s200/IMG_

2030.JPG

3 Gambar 3.14. Bukit

Tampak Samping

http://indonesia360derajat.files.wordpress.com/2014/08/21.jpg?w=772&h=57

9

Tabel 3.4. Arca

ARCA

N

o

.

Objek yang

Dibutuhkan

Referensi Storyboard

1 Gambar 3.15.

Arca Baduy

http://3.bp.blogspot.com/-

vIgfbNH8Ktw/UQKGQ92c7OI/AAAAAAAADyM/Kdt09Ucn-

Rc/s400/arca+domas+2.jpg

Tabel 3.5. Vegetasi

VEGETASI

N

o.

Objek yang

muncul/dibutuhkan

Referensi Storyboard

2 Gambar 3.16. Jamur

http://libregraphics.asia/sites/default/files/imagecache/home/jamur_hutan_yan

g_indah.jpg

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

28

3 Gambar 3.17. Bunga

Merambat

http://www.rumahku.com/app/webroot/uploads/pilihan%20tanaman%20mera

mbat%20untuk%20menghias%20rumah%202.jpg

4 Gambar 3.18. Tanaman

Merambat, Terjuntai

Kebawah

http://1.bp.blogspot.com/-

Q2esMn7hJmw/UKHaJCDP9PI/AAAAAAAAAEc/951LprblgsI/s320/l-

_nummularifoium.jpg

6 Gambar 3.19. Batang

Pohon Serta Semak Semak

http://1.bp.blogspot.com/-TisvdIoSNqc/VCnd062KkI/AAAAAAAAAOM/

SogZaYfPl5I/s1600/Hutan%2B1.jpg

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

29

3.3.1.2. Konsep Deskriptif

Environment yang ingin penulis buat didalam film animasi “IYATNA”

adalah environment pada dunia baru namun tetap berdasarkan pada

referensi environment di dunia nyata. Environment akan dibuat tidak

terlalu jauh dari bentuk asli sehingga masih dikenali bentuknya, tetapi

tetap akan ada perubahan bentuk untuk memberikan style tersendiri

didalamnya. Environment yang ada pada film animasi “IYATNA”

berdasarkan lokasinya dibagi menjadi hutan hujan dataran rendah, Desa

Madami, Jembatan akar, perbukitan, dan hutan sabana.

3.3.1.3. Sketsa

Gambar 3.20. Sketsa Peta Kawasan Madami

Pada sketsa yang pertama, terdapat gambaran peta mengenai pembagian

wilayah dan letak. Di peta ini dapat dilihat susunan perjalanannya yaitu

dari arah utara adalah stasiun, kemudian melewati hutan dan masuk ke

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

30

desa Madami, lalu lewat hutan lagi dan bertemu jembatan akar,

dilanjutkan dengan perbukitan dengan bukit paling tinggi sebagai bukit

terakhir lalu kemudian padang rumput tempat arca berada. Dari peta

menunjukan bahwa untuk menuju ke tujuan terakhir yaitu tempat arca

berada, dibutuhkan usaha yang keras melewati perbukitan yang cukup

banyak. Adapun sketsa ini menunjukan bahwa wilayah Madami adalah

wilayah perbukitan dengan sungai berliku melewati perbukitan serta

adanya padang rumput didaerah dalamnya.

Gambar 3.21. Sketsa Desa Madami

Pada sketsa yang kedua, penulis membuat gambaran dari desa suku

Madami yang terdapat di suatu bukit yang bila dilihat desanya memanjang

ke bawah mendekat ke arah sungai. Hal ini adalah untuk memudahkan

penduduk dalam mengambil air dan juga mengawasi wilayah sekitar dari

puncak bukit tersebut. Desa ini berada paling dekat dengan jalan raya

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

31

karena memang desa ini adalah sebagai pelindung kawasan Madami dan

juga sebagai gerbang masuknya pengunjung ke dalam kawasan Madami.

Adapun desa ini memiliki puncak di barat dan ekor di timur. Konstruksi

desa berbahan kayu dikarenakan penduduk yang adalah petani dan

berkebun.

Gambar 3.22. Sketsa Jembatan Akar

Di sketsa yang ketiga, menggambarkan jembatan akar dan

pancuran air sebagai tempat perbatasan antara wilayah desa dangan hutan

dalam. Akar yang menjulur dari kedua pohon dan saling mengarah untuk

bertemu menggambarkan ikatan yang terjalin antara alam dan manusia

yang akhirnya menjembatani hal hal baik di dunia, hal-hal buruk di dunia

digambarkan dengan jurang sungai yang cukup tinggi. Pancuran air disini

berfungsi sebagai “pembersihan” karena sesuatu yang dari luar akan

memasuki wilayah dalam yang sakral. Jembatan ini berada pada

ketinggian kurang lebih 10 meter dari permukaan sungai dan memiliki

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

32

panjang kurang lebih 10 meter. Pohon terbilang sangat tua oleh karena itu

memiliki batang utama yang besar dan berdiameter kurang lebih 2 meter.

Dikarenakan jembatan ini berada di pedalaman maka batang kayu pada

jembatan pun berlumut dan menjadi licin.

Gambar 3.23. Sketsa Perbukitan dan Bukit Tinggi

Sketsa keempat menggambarkan perbukitan dengan satu bukit

tertingginya. Bukit tertinggi dibuat untuk menopang cerita dimana tokoh

Odi kelelahan dan hampir menyerah. Namun, ada pula bukit tinggi dibuat

sebagai penanda rintangan juga tempat pengambilan keputusan dimana

dari situ tokoh bisa melihat ke belakang dan perjalanan yang tokoh tempuh

ataupun melihat ke depan kepada tujuan terakhirnya yaitu arca. Jalan

setapak yang ada di perbukitan ini tersusun dari bebatuan yang telah

disusun oleh penduduk Madami sejak lama. Pada bagian puncak dari

setiap bukit, mayoritas vegetasinya adalah rerumputan dan ilalang, pada

beberapa bagian tetap masih ada beberapa pohon pada bagian puncaknya.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

33

Di bagian terbawah terdapat hutan yang cukup lebat serta sungai yang

mengalir berliku mengikuti alur perbukitan.

Gambar 3.24. Sketsa Hutan Sabana Beserta Arcanya

Sketsa kelima adalah hutan sabana atau padang rumput dimana

terdapat arca. Kesan luas dibuat sebagai penanda kebebasan dan

keberhasilan yang telah ditempuh. Lalu arca yang kedua tangannya

menutup ditengah menandakan alam yang terjaga yang bilamana

tangannya terbuka menandakan alam yang tak terkendali atau “murka”.

Arca memiliki tinggi sekitar 1 meter, tetapi dalam keadaan “murka” arca

akan bertambah besar dengan tinggi menjadi sekitar 2 meter. Hutan sabana

terdiri dari rumput liar berupa ilalang serta bunga lavender yang menghiasi

keseluruhan vegetasi. Pada malam hari hutan sekitar hutan sabana ini akan

mulai bercahaya dikarenakan kunang kunang yang begitu banyak hidup

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

34

disana, sehingga pada malam hari akan terjadi perpaduan cahaya kuning

dari kunang kunang dan cahaya biru pada malam hari.

Gambar 3.25. Sketsa Tampak Dalam Hutan

Sketsa keenam menggambarkan pemandangan hutan selama

perjalanan yang jenisnya adalah hutan hujan dataran rendah yang memiliki

ciri khas daun lebar, tanaman menjalar dan berbagai jenis rerumputan pada

bagaian bawah hutan. Batang pohon tidak akan terlihat ujungnya karena

tingginya pohon serta lebih lebatnya hutan dibagian bawah bukit. Pohon

yang tinggi menjadikannya kanopi sehingga terdapat garis-garis cahaya

dan warna didalam hutan akan cenderung hijau dan kebiruan saat

menjelang malam. Semak-semak akan menjadi bagian yang banyak

menghiasi background dan beberapa tanaman serta dedaunan pohon akan

menghiasi foreground.

3.3.2. Produksi

Pada tahap produksi penulis mulai melakukan proses pembentukan objek, dengan

berbagai alternatif. Selanjutnya akan dilakukan proses seleksi dari alternatif

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

35

tersebut berdasarkan teori dan referensi, lalu penambahan detail ataupun

penggabungan menjadi bentuk baru.

3.3.2.1. Daun

Gambar 3.26. Bentuk Dasar Daun

Pertama, penulis memulai dari bentuk dasar daun. Dari dua puluh bentuk

yang telah dibuat, penulis memilih dua bentuk yang merupakan ciri

daripada daun monokotil yaitu memiliki lembaran yang tunggal. Hal ini

dikarenakan dari daun yang tunggal pun dapat disusun menjadi daun yang

bercabang. Kedua bentuk ini juga dipilih dikarenakan mayoritas hutan

adalah monokotil dan bentuknya yang tidak rumit membuatnya lebih

mudah membaur pada saat kompositing. Bentuk dasar daun ini nantinya

secara fleksibel akan diaplikasikan menjadi rumput, semak, tumbuhan

menjalar dan daun pepohonan. Sedangkan daun pohon dikotil dipilih 1

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

36

sebagai penambah pattern acak agar menambah kesan keberagaman namun

tetap tidak mendominasi.

Gambar 3.27. Bentuk Gabungan Menjadi Bentuk yang Baru

Tahap selanjutnya penulis mengaplikasikan bentuk dasar daun ke

dalam sebuah bentuk baru. Pada gambar diatas dapat kita lihat dimana

bentuk dasar daun dapat digabungkan dan dapat diatur posisi, ukuran,

perspektif untuk menghasilkan kompositing akhir dari sebuah shot yang

maksimal.

Gambar 3.28. Pewarnaan pada Daun

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

37

Berikutnya penulis memberikan pewarnaan. Contohnya, highlight akan

berubah sesuai atau tergantung arah datangnya cahaya, lalu warna akan

lebih gelap bila objek menjadi foreground dan saturasinya akan semakin

berkurang apabila objek berada semakin jauh dari kamera.

3.3.2.2. Jamur

Gambar 3.29. Beragam Bentuk Jamur

Dalam membuat jamur, tahap pertama adalah menentukan bentuk. Dari

sepuluh bentuk yang dibuat akhirnya penulis mengambil empat. Dua

jamur memiliki batang yang panjang dan sisanya pendek, lalu 2 kepala

jamur berbentuk setengah lingkaran dan satu lagi oval kemudian yang

terakhir menyerupai segitiga, hal ini dikarenakan bentuk bentuk tersebut

lebih mudah dikenali oleh banyak orang.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

38

Gambar 3.30. Jamur yang Telah Diwarnai dan Diperbanyak

Seperti halnya daun, objek jamur harus disusun menjadi banyak,

tetapi tidak menjadi sebuah bentuk dari objek baru melainkan hanya

bertambah jumlahnya saja membentuk sebuah koloni. Jamur yang

berukuran kecil menjadi bahan pertimbangan untuk tidak menambahkan

pola atau detail lebih pada jamur sehingga akhirnya dipilihlah jamur

dengan warna putih polos kekuningan yang juga sesuai dengan teori

tentang jamur bahwa tumbuhan parasit cenderung berwarna putih.

3.3.2.3. Arca

Gambar 3.31. Alternatif Bentuk Arca

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

39

Dari berbagai bentuk yang ada penulis membatasinya dengan hanya

menjadi arca sesuai referensi arca baduy saja, hal ini karena penulis tidak

mau bentuk arca madami terlalu berbeda jauh dengan yang di baduy.

Kemudian penulis mencoba mengembangkan dari bentuk awal yang telah

ada dengan konsep baduy sebagai pusat dunia, penulis pertama tama

membuat bola sebagai pengganti bumi atau dunia yang kemdian ditambah

setengah bola lagi diatasnya sebagai kepala. Penulis menganggap kepala

penting dikarenakan pada wujud arca diperlukan sebuah wajah dan badan

agar dapat menggambarkan sosok yang mewakili atau mendekati manusia.

Gambar 3.32. Arca Saat Kondisi Tangan Tertutup dan Terbuka

Setelah bentuknya jadi, penulis coba memberikan warna kepada

dua pose dari arca ini, yaitu pose terjaga dan pose terbuka. Ketika arca

berada pada pose terbuka, arca menjadi lebih besar.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

40

3.3.2.4. Batang pohon

Gambar 3.33. Batang Pohon

Lanjut pada tahap berikut yaitu pembentukan batang pohon, dikarenakan

jenis kayu yang digunakan adalah sama dan mengikuti teori bahwa pada

lingkungan dengan ketinggian sekitar 500-1000 meter diatas permukaan

laut memiliki tanaman yang relatif tinggi maka ujung dari pohonpun tidak

akan nampak. Untuk perbedaan bentuk akan dapat terlihat dari besar

kecilnya batang serta tempat tumbuhnya ranting. Ukuran akan dapat

berubah begitupun dengan saturasi dan terang gelapnya sesuai dengan

posisi pohon pada rangkaian hutan tersebut.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

41

3.3.3. Tahap compositting

Dalam tahap ini penulis melakukan variasi pewarnaan, perubahan ukuran dan

bentuk namun dengan tetap mengacu pada bentuk dasar yang telah dibuat. Pada

percobaan pertama penulis hanya berpacu pada penggabungan objek objek untuk

melihat hasil visualnya namun dari hasil yang ditunjukan dirasa terlalu datar oleh

karena itu diperlukan polesan brush agar dapat memperbaiki visual yang terkesan

datar ini.

Gambar 3.34. Percobaan Shot Untuk Melihat Hasil Visual

Maka kemudian penulis melakukan percobaan kedua. Percobaan kedua

sudah mengikuti storyboard yang ada disertai pengembangan framing dan

pemakaian aset yang dimodifikasi seperti yang nampak pada batang pohon. Dari

segi warna environment mengikuti waktu yang ada yaitu sore menjelang malam

sehingga warna biru mendominasi warna yang seharusnya hijau. Yang dapat

diambil dari percobaan pertama sehingga didapatkan percobaan kedua yang lebih

baik dan dapat langsung diaplikasikan bersama karakter dan objek 3D yaitu garis

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

42

vector pada objek 2D yang harus dipoles dengan brush agar ketajamannya

berkurang dan tidak mengacaukan fokus pada karakter, serta pemilihan aset yang

dikurangi dan ditambahi contohnya pohon yang harus dikurangi mencegah efek

keseragaman namun semak yang perlu dirimbuni agar memberi efek kedalaman

dan menghilangkan efek datar yang lekat pada gaya vector. Faktor lainnya untuk

menghilangkan efek datar ini adalah dengan goresan brush yang kecil memenuhi

ruang kosong dengan ornamen lumut, jamur, maupun rumput yang jika

sebelumnya adalah objek vector berupa tumbuhan merambat kemudian menjadi

goresan brush.

Gambar 3.35. Hasil Shot 46 dan 47

Kemudian teknik compositting yang sama diterapkan pada shot 59 dan 63

namun pada shot ini penulis sedikit menggunakan objek dan berfokus untuk

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2149/4/BAB III.pdfarca tersebut sehingga membuat arca marah. Odi terikat oleh akar akar yang mengamuk, tetapi tiba-tiba

43

menjadikan environment sebagai background yang jauh karena dipengaruhi lokasi

tempat dan storyboard, tentunya hal ini membuat detail harus dikurangi.

Gambar 3.36. Shot 59 Dan 63

Pada shot 59 penulis mengutamakan kesan ketenangan oleh karena itu fokus

penonton adalah karakter odi yang berjalan ditengah area kosong dan tidak

diganggu oleh detail detail lainnya, sedangkan pada shot 46 adalah shot yang

harus menunjukan karakter Odi yang terpental oeh karena itu penulis tidak

menggunakan banyak framing atupun foreground yang menutupi.

Perancangan Environment..., Lorenzo Matthew, FSD UMN, 2015