71
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Lintang Wulansari NIM: 105103003420 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009M

LINTANG WULANSARI-FKIK.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

    ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)

    TAHUN 2009

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH: Lintang Wulansari NIM: 105103003420

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1430 H/2009M

  • PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

    DOKTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN

    CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH: Lintang Wulansari NIM: 105103003420

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1430 H/2009M

    i

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

    untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 13 November 2009

    Lintang Wulansari

    ii

  • PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009

    Laporan Penelitian

    Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Kedokteran (S.Ked)

    Oleh: Lintang Wulansari NIM: 105103003420

    Pembimbing

    dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1430 H/2009M

    iii

  • PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009 yang diajukan oleh Lintang Wulansari (NIM: 105103003420), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 13 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

    Jakarta, 13 November 2009

    DEWAN PENGUJI

    Ketua Sidang Pembimbing Penguji

    dr.Erfira,SpM dr.Francisca A.T.MS,SpGK dr.Witri Ardini,SpGK

    PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

    Prof.Dr(hc).dr.M.K.Tadjudin,SpAnd Dr.dr.Syarief Hasan Lutfie,SpRM

    iv

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbilalamin, tiada tempat untuk mengucapkan rasa syukur

    selain kepada-MU yaa Rabb, Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya peneliti

    dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul Pengetahuan, Sikap

    dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang

    Makanan Cepat Saji (Fast food) Tahun 2009. Shalawat serta salam peneliti

    haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

    Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti telah mencurahkan pikiran

    dan kemampuan yang dimiliki. Namun tetap ada hambatan dan kendala yang

    harus dilewati baik dalam hal pengambilan dan pengolahan data maupun

    penyusunan laporan ini.

    Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang

    berhubungan dengan penelitian ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

    Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut,

    diantaranya adalah:

    1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd dan Drs. H. Achmad Gholib,

    MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN SH Jakarta.

    2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM, selaku Kaprodi PSPD FKIK UIN SH

    Jakarta.

    3. Dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK, selaku dosen pembimbing

    penelitian.

    4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika UIN SH Jakarta

    yang telah memberikan bekal ilmu.

    v

  • 5. Bapak Amrullah H, SAg, SS, MA selaku kepala Perpustakaan FKIK UIN

    SH Jakarta beserta karyawan yang telah membantu memberikan pinjaman

    literatur.

    6. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Ir. H. Agus Susewo, MM dan

    Ibunda Sri Mulyati.

    7. Kakak-kakak dan adik peneliti, Jagad Prayogo, ST, Wahyu Sulistiowati,

    SE beserta suami, dan Diah Setioningrum.

    8. Teman-teman seangkatan dan adik-adik kelas di PSPD FKIK UIN SH

    Jakarta, terutama Arifa Arindina, Nurul Huda, Retno Tri Harsanti,

    Rizkiani Juleshodia W, Siti Syarifah, Alfuu Nur, Ika Triayunika dan Fajar

    Afifatur Rahmah.

    9. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian

    penelitian ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Peneliti menyadari sepenuhnya penelitian ini masih terdapat kekurangan

    dan belum sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan

    kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat

    bagi berbagai pihak yang membutuhkan serta dapat memperkaya dan

    mengembangkan khasanah ilmu kedokteran. Amin Yaa Rabbal Alamin.

    Jakarta, 13 November 2009

    Peneliti

    vi

  • ABSTRAK

    Lintang Wulansari. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN SH Jakarta tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) Tahun 2009.

    Fast Food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam. Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food. Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food meningkatkan ancaman bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkannya.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).

    Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengetahuan, sikap dan perilaku didapatkan berdasarkan pertanyaan kuesioner.

    Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang fast food sebanyak 201 responden (90.5%), tingkat sikap baik sebanyak 214 responden (96.4%), dan perilaku yang kurang sebanyak 127 responden (57.2%).

    Kata kunci: makanan cepat saji, mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengetahuan, sikap dan perilaku.

    vii

  • ABSTRACT

    Lintang Wulansari. Medical Science Study Program. Knowledge, Attitudes and Behavior of Students from Medical Science Study Program, Faculty of Medicine and Health Science, Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta on Fast Food Year 2009.

    Fast food is consumed instantly. Fast food has a characteristic of imbalanced nutrient content. Most contain high calories, but very low in fiber. It is also high in fat (including cholesterol), sugar and salt contents. The consumption of fast food with the addition of stress of life and reduction in physical activity, began to show its effects by increasing the occurence of overnutrition or obesity. In the long term, obesity leads to various diseases, such as diabetes and coronary heart disease. According to research conducted by the Health Education Authority, the age of 15-34 years are the most consumers who choose fast food menus. Increasing levels of consumption of fast food increase the threat of health hazards that may be incurred.

    The purpose of this study was to determine the levels of knowledge, attitudes and behavior of students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta to fast food.

    This descriptive research was conducted using cross-sectional design. The sample used was total sampling, ie all students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Knowledge, attitude and behavior questions were obtained by questionnaire.

    Most respondents have a good level of knowledge about the fast food which are as much as 201 respondents (90.5%); those with good manners are as much as 214 respondents (96.4%), and wits bad behavior are as much as 127 respondents (57.2%).

    Keywords: Fast food, students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, knowledge, attitudes and behavior.

    viii

  • DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBAR PERNYATAAN............................................................... ........... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv

    KATA PENGANTAR................................................................................... v

    ABSTRAK..................................................................................................... vii

    ABSTRACT....................................................................................... ........... viii

    DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang............................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 2

    1.3 Tujuan............................................................................ 2

    1.3.1 Tujuan Umum...................................................... 2

    1.3.2 Tujuan Khusus..................................................... 2

    1.4 Manfaat.......................................................................... 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kerangka Teori.............................................................. 4

    2.2 Kerangka Konsep........................................................... 17

    2.3 Definisi Operasional...................................................... 17

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian........................................................... 19 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................ 19

    ix

  • 3.3 Populasi dan Sampel..................................................... 19 3.4 Cara Kerja Penelitian.................................................... 20

    3.5 Manajemen Data........................................................... 21

    BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................. 31

    BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN.................................................. 42

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 43

    LAMPIRAN................................................................................................... 45

    x

  • DAFTAR TABEL

    1. Tabel 2.1 Klasifikasi BB berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa

    9

    2. Tabel 2.3 Definisi Operasional 17

    3. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan

    19

    4. Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap 26

    5. Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 30

    6. Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

    31

    7. Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food)

    32

    8. Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food)

    33

    9. Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian

    33

    10. Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku

    34

    11. Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

    35

    12. Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

    35

    13. Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food

    36

    14. Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Sikap tentang Fast Food

    36

    15. Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food

    37

    16. Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food

    37

    17. Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap 38

    xi

  • Responden tentang Fast Food

    18. Tabel 4.1.6.8 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

    38

    19. Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

    38

    xii

  • DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 2.1 Kerangka Konsep 17

    xiii

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran 1 Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan 45

    2. Lampiran 2 Kuesioner 46

    3. Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis 56

  • 1

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Kemajuan di bidang ekonomi terutama di perkotaan menyebabkan

    perubahan pada gaya hidup, antara lain perubahan pola makan ke fast food. Fast

    food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food

    memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori

    tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk

    kolesterol), gula dan garam. Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai

    stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan

    meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini

    memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner

    (Hermina, 1997).

    Obesitas saat ini sudah menjadi masalah global. Kecenderungannya

    meningkat tidak hanya di negara-negara maju tapi di negara-negara berkembang.

    Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara

    maju seperti Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa sangat tinggi.

    Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Di wilayah Asia Pasifik, gejala ini

    juga mulai berkembang, terutama di wilayah perkotaan. Beberapa kasus obesitas

    ditemukan sejak usia anak-anak. Di Malaysia, Cina dan Jepang, sekitar 5-17%

    kasus obesitas terjadi pada golongan usia yang relatif muda yaitu 6-14 tahun. Di

    Indonesia, kecenderungan obesitas pada balita terjadi baik di perkotaan maupun di

    pedesaan. Pada anak laki-laki sebesar 4,6% dan pada anak perempuan sebesar

    5,9% (Siswono, 2002).

    Selain berkalori tinggi, makanan cepat saji (fast food) ternyata juga

    memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam survei yang dilakukan oleh CASH

    (Consensus Action on Salt and Health), Inggris, asupan garam pada fast food dua

    kali lebih tinggi dari batas konsumsi harian garam pada orang dewasa, dan empat

    kali lebih tinggi pada batas konsumsi untuk anak-anak. Hasil survei ini

    menunjukkan makanan tersebut tidak sehat karena mengandung garam sangat

  • 2

    tinggi. Konsumsi garam berlebih akan menyebabkan tekanan darah tinggi

    (hipertensi), stroke dan risiko serangan jantung

    (http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm).

    Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority,

    usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food.

    Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai

    sebagai rentang usia golongan pelajar dan pekerja muda (Siswono, 2002).

    Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food dan ancaman bahaya

    kesehatan yang dapat ditimbulkannya, membuat peneliti ingin mengetahui tingkat

    pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta tentang fast food tersebut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat

    dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

    Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food) ?

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    1. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food)

    sehingga dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang manfaat

    makanan yang bergizi dan seimbang.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Diketahuinya karakteristik mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang meliputi usia, angkatan, jenis kelamin, dan Indeks Masa

    Tubuh (IMT).

  • 3

    2. Diketahuinya kebiasaan mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food).

    3. Diketahuinya sumber informasi mengenai makanan cepat saji (fast food)

    pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Diketahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).

    1.4 Manfaat

    1.4.1 Bagi Peneliti

    1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai sarjana

    kedokteran.

    2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani

    pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

    Hidayatullah.

    3. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti.

    1.4.2 Bagi Subyek

    1. Mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    makanan cepat saji (fast food).

    1.4.3 Bagi Masyarakat 1. Memberikan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    makanan cepat saji (fast food).

    1.4.4 Bagi Institusi 1. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf

    pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

    Hidayatullah.

    2. Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai makanan cepat

    saji (fast food).

  • 4

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kerangka Teori

    2.1.1 Nutrisi (Gizi)

    Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

    dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

    penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

    mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

    serta menghasilkan energi (Supriasa, 2001).

    Makanan merupakan substansi yang kompleks. Sebuah makanan yang

    optimal mengandung, di samping air yang cukup, juga kalori yang adekuat,

    protein, lemak, mineral dan vitamin. Nutrisi penting tersebut dikelompokkan

    menjadi beberapa kelompok utama menurut senyawanya. Kelompok pertama

    disebut sebagai makronutrien, yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk energi

    dan perawatan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Kelompok kedua

    adalah mikronutrien, dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk membantu proses

    metabolisme tubuh agar dapat berlangsung dengan baik yaitu vitamin, mineral,

    enzim, asam lemak esensial, asam amino dan senyawa penting lainnya (Ganong,

    2002).

    2.1.2 Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat

    digunakan dalam bentuk gula bersama oksigen menghasilkan energi dalam ukuran

    satuan kalori. Dari bentuk senyawanya, karbohidrat dibedakan menjadi

    karbohidrat sederhana yang langsung digunakan sebagai sumber energi, dan

    karbohidrat kompleks, yang dipecah menjadi gula melalui proses pencernaan,

    serta serat yang tidak dicerna dan diserap tubuh (Nix, 2005).

    Selain sebagai sumber energi, karbohidrat memberi rasa manis pada

    makanan, sedangkan fungsi penting karbohidrat (kelompok polisakarida) adalah

    sebagai pelindung lemak dari oksidasi tak sempurna menjadi senyawa keton yang

    beracun bagi tubuh. Senyawa racun tersebut dikeluarkan melalui urin dengan

  • 5

    mengikat ion natrium, sehingga pH cairan tubuh akan turun dengan akibat

    terjadinya ketosis dan asidosis yang berbahaya bagi kesehatan. Karbohidrat

    (kelompok serat) juga membantu membersihkan sampah hasil pencernaan yang

    dikeluarkan sebagai feses (Nix, 2005).

    Satu gram karbohidrat dihasilkan sebesar 4 kkal. Anjuran dari WHO

    (1990) untuk mengkonsumsi karbohidrat adalah sekitar 55-75% dari total

    kebutuhan energi. Dengan lebih banyak asupan karbohidrat, kita dapat

    menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Sebaliknya, protein itu

    akan digunakan sebagai unsur pembangun jaringan (Olivia, 2004).

    Metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan

    berlangsung melalui proses glikolisis, respirasi selular, siklus asam sitrat, dan

    rantai transpor elektron (Marks, 2000).

    Secara keseluruhan proses metabolisme glukosa akan menghasilkan

    produk samping berupa CO2 dan H2O. Karbon dioksida dihasilkan dari siklus

    asam sitrat sedangkan H2O dihasilkan dari proses rantai transport elektron.

    Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP

    dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas ini merupakan inti dari

    proses metabolisme energi. Melalui proses glikolisis, siklus asam sitrat dan proses

    rantai transpor elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk

    mengunakan dan menyimpan energi yang dikandung dalam bahan makanan

    sebagai energi ATP. Secara umum proses metabolisme secara aerobik akan

    mampu untuk menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses

    secara anaerobik. Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk

    sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah

    ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk

    menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya (Marks, 2000).

    2.1.3 Protein Seperlima dari jaringan tubuh (otot, tulang, kulit dan jaringan yang lain)

    adalah protein. Protein adalah unit pembangun yang dikenal dengan asam amino.

    Asam amino adalah rantai sekuense untuk membentuk protein yang spesifik.

    Setiap asam amino berikatan dengan sebuah peptida (Nix, 2005).

  • 6

    Fungsi protein adalah sebagai bahan pembentuk enzim, hormon,

    hemoglobin, sel antibodi, jaringan sistem saraf (neurotransmiter), jaringan

    pembangun dan sel tubuh, memperbaiki dan menjaganya dari kerusakan. Protein

    juga menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai penyangga (buffer) pH

    tubuh (Nix, 2005).

    Bila keadaan darurat terjadi (tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak),

    protein juga digunakan sebagai bahan energi dengan resiko terganggunya

    perawatan jaringan tubuh. Sebagai sumber energi, setiap gram protein

    menghasilkan 4 kkal (Olivia, 2004).

    Karena masing-masing dari ke dua puluh asam amino memiliki struktur

    tersendiri, maka jalur metabolismenya pun berbeda-beda. Sebelas di antara 20

    asam amino tersebut dapat dibentuk di dalam tubuh (aa non esensial), sedangkan

    sembilan asam amino harus tersedia dalam makanan (aa esensial). Ketika asam

    amino mengalami penguraian, karbonnya diubah menjadi: CO2, senyawa yang

    menghasilkan glukosa di hati, dan badan keton atau prekursornya. Ketika karbon

    asam amino diubah menjadi glukosa, nitrogen asam amino diubah menjadi urea

    melalui siklus urea (Marks, 2000).

    2.1.4 Lemak Di dalam makanan, lemak memberikan rasa kenyang lebih lama, rasa

    lezat, bentuk persediaan makanan yang ada didalam tubuh. Sebagai sumber

    energi, setiap gram lemak memberikan energi sebesar 9 kkal. Seperti halnya

    karbohidrat, lemak menghemat protein daripada digunakan sebagai energi.

    Anjuran dari WHO untuk konsumsi lemak adalah sekitar 15-30% dari kebutuhan

    energi total dengan dua pertiganya adalah lemak jenuh dan sisanya lemak tak

    jenuh (Olivia, 2004).

    Fungsi lemak yang terpenting adalah sebagai bahan pembentuk jaringan

    dan senyawa lain dalam proses metabolisme tubuh. Lemak juga dapat berfungsi

    sebagai pelindung organ penting (jantung, hati dan ginjal) dari goncangan,

    benturan dan bahaya lainnya, juga memelihara suhu tubuh dengan menjaga

    kehilangan panas tubuh. Selain itu, lemak juga sebagai alat pengangkut nutisi

  • 7

    larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan pelumas untuk membantu pengeluaran

    sampah makanan hasil pencernaan (Olivia, 2004).

    Asam lemak dibentuk apabila terjadi kelebihan kalori dalam makanan.

    Sumber karbon utama untuk pembentukan asam lemak adalah karbohidrat

    makanan. Kelebihan kalori dari protein makanan juga dapat mendorong

    pembentukan asam lemak (Olivia, 2004).

    Lemak dari makanan dipecah dalam proses pencernaan menjadi asam

    lemak, yang dari sifatnya dibedakan menjadi asam lemakjenuh dan asam lemak

    tak jenuh (Nix, 2005).

    Asam lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai

    bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Triasilgliserol,

    lemak utama dalam makanan terutama dicerna didalam lumen usus. Produk-

    produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol didalam sel

    epitel usus, yang dikemudian dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai

    kilomikron, dan disekresikan kedalam limfe. Akhirnya, kilomikron masuk

    kedalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein dalam darah (Nix,

    2005).

    2.1.5 Sistem Energi Manusia Tubuh manusia memerlukan energi yang tetap untuk menunjang aktivitas

    hidup dan kesehatan (Olivia, 2004).

    Pada umumnya kata yang digunakan untuk mengukur energi adalah kalori.

    Kalori berarti jumlah energi yang dimakan atau dikeluarkan pada aktivitas fisik.

    Nutrisi pada manusia sering dalam istilah kilokalori (1000 kalori). Satu kilokalori

    adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 kg air pada 10C.

    Satuan internasional untuk energi adalah joule (J). Satu kilokalori sama dengan

    4.184 kJ (Olivia, 2004).

    Untuk menghitung kebutuhan kalori dapat ditentukan dengan rumus

    sebagai berikut:

    Kebutuhan kalori untuk laki-laki = Berat badan ideal x 25 kal

    Kebutuhan kalori untuk perempuan = Berat badan ideal x 30 kal

  • 8

    Sedangkan berat badan ideal dihitung dengan rums Broca, yaitu : (tinggi

    badan 100) 10%.

    Dengan perhitungan seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun

    kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai

    dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal (Olivia, 2004).

    Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun

    keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-

    penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena

    itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara

    berkesinambungan (www. artikel-kesehatan-online.com).

    Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat

    atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya

    yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang

    dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih

    akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,

    mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai

    usia harapan hidup yang lebih panjang. Dengan IMT akan diketahui apakah berat

    badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya

    untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,

    anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan (www. artikel-kesehatan-online.com).

    Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Berat Badan (Kg)

    IMT = _________________________________

    Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

    Sebagai acuan dipakai klasifikasi IMT untuk orang dewasa menurut

    WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000).

  • 9

    Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa menurut WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000)

    Kategori IMT

    BB kurang

    BB normal

    BB lebih

    Obesitas 1

    Obesitas 2

    < 18,5

    18,5 22,9

    23,0 24,9

    25,0 29,9

    > 30,0

    2.1.6 Kebiasaan Makan

    Kebiasan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih

    pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,

    psikologis, dan social budaya (Suhardjo, 1989). Perubahan kebiasaan makan dapat

    disebabkan oleh factor pendidikan gizi dan kesehatan serta aktivitas pemasaran

    atau distribusi pangan. Kebiasaan makan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor.

    Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan

    aktivitas remaja sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan

    remaja tersebut. Remaja mulai dapat memilih dan mempersiapkan makanan untuk

    mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal

    dari luar rumah seperti fast food (Worthington, 2000).

    2.1.7 Fast food

    Fast food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast

    food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung

    kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk

    kolesterol), gula dan garam (Hermina, 1997).

  • 10

    Fast food merupakan makanan yang disiapkan dalam waktu singkat

    (kurang dari 1 menit setelah pemesanan). Menu yang ditawarkan dalam restoran

    fast food umumnya terbatas, dan sebagian besar sistem pelayanannya berupa self-

    service by costumer. Selain itu, fast food didefinisikan sebagai makanan yang

    dapat dikonsumsi secara cepat (Yuliati, 1998).

    Secara umum, fast food dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fast

    food yang berasal dari luar negeri yang lebih dikenal dengan sebutan fast food

    modern seperti McDonalds, KFC, Texas fried chicken, pizza hut, A&W, serta

    fast food tradisional (lokal) seperti rumah makan padang, warung tegal, bakul

    sunda dan lainnya yang biasa menyediakan makanan seperti pecel lele, ayam

    bakar, baso, somay dan lainnya (Karnaeni, 2005).

    Fast food biasanya mengandung zat gizi yang terbatas atau rendah,

    diantaranya adalah kalsium, riboflavin, vitamin A, magnesium, vitamin C, folat

    dan serat. Selain itu, kandungan lemak dan natrium cukup tinggi dalam berbagai

    fast food (Worthington, 2000). Sebagai contoh, komposisi nutrisi pada hamburger

    McDonalds mengandung 250 kalori, lemak total 9 g, kolesterol 25 mg, garam

    520 mg, karbohidrat 31 g, serat 2 g, gula 6 g, protein 12 g, vitamin A 0 mg,

    vitamin C 2 mg, kalsium 10 mg, zat besi 15 mg. Kebutuhan kolesterol harian

    sebesar 9 mg sedangkan kolesterol yang terkandung dalam hamburger 25 mg,

    kebutuhan garam harian sebesar 22 mg sedangkan garam dalam hamburger 520

    mg, kebutuhan serat harian sebesar 6 g sedangkan serat dalam hamburger 2 g.

    Dari data tersebut dapat dilihat, hamburger memiliki kandungan kolesterol dan

    garam yang tinggi, sedangkan kandungan seratnya rendah

    (http://nutrition.mcdonalds.com).

    Fast food yang berasal dari pangan hewani ternak sebagai menu utama

    merupakan pangan sumber lemak dan kolesterol. Fried chicken yang umumnya

    digoreng dengan kulitnya mengandung kolesterol cukup tinggi (Khomsan, 2004).

    Sepotong ayam goreng bagian paha bawah (drumstick) KFC mengandung 130

    kalori, lemak total 21 g, karbohidrat 1 g dan serat 0 g (http://mobile.kfc.com).

    Lemak dan kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh kita, namun bila

    dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan gangguan kesehatan seperti terjadinya

  • 11

    penyumbatan pembuluh darah. Konsumsi lemak sebaiknya dibatasi maksimum

    25% dari kebutuhan kalori total atau sekitar 500-550 kal dan 300 mg/orang/hari

    untuk kolesterol (Khomsan, 2004).

    Ketidakseimbangan gizi dalam tubuh dapat terjadi jika fast food dijadikan

    sebagai pola makan setiap hari. Kelebihan kalori, lemak dan natrium akan

    terakumulasi di dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit

    seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, aterosklerosis dan DM serta

    obesitas. Namun konsumsi pangan tersebut tidak akan merugikan jika disertai

    dengan menu seimbang, frekuensi yang rendah dan disertai dengan aktivitas fisik/

    olahraga yang teratur dan disesuaikan dengan usia (Mahdiyah, Zulaikah dan Asih,

    2004).

    Serat yang rendah dapat menimbulkan masalah pencernaan. Serat

    dibutuhkan tubuh untuk membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi

    kemungkinanan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan

    kadar kolesterol dan gula darah (Siswono, 2002).

    Akibat tingginya kandungan kalori dalam fast food (terutama dalam

    bentuk karbohidrat, lemak dan protein), menyebabkan bila dikonsumsi secara

    sering dan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan masalah obesitas atau

    kegemukan. Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai

    penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Selain itu, kadar garam yang tinggi

    (kadar natrium yang tinggi) dalam fast food akan memicu terjadinya hipertensi.

    Berdasarkan rekomendasi pemerintah Inggris, kadar maksimal garam yang boleh

    dikonsumsi setiap harinya adalah 6 gram untuk dewasa, 5 gram untuk anak

    berusia 7-10 tahun, serta 3 gram untuk anak berusia 4-6 tahun (Siswono, 2002).

    Fast food tidak harus dihindari, tapi dibatasi. Tidak dikonsumsi setiap hari,

    tetapi sebaiknya cukup sekali atau 2 kali sebulan. Pada prinsipnya, segala sesuatu

    bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan

    aman bagi kesehatan tubuh. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu

    dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga

  • 12

    secara teratur akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh

    (Siswono, 2002).

    2.1.8 Survey konsumsi makanan

    Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan

    dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat

    kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh

    terhadap konsumsi makanan tersebut (Supriasa, 2001).

    Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan kuesioner yang

    menggambarkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi beberapa jenis

    makanan dan minuman. Frekuensi konsumsi makanan dilihat dalam satu bulan.

    Kelebihan FFQ yaitu dapat diisi sendiri oleh responden, relatif murah, data usual

    intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari. Keterbatasan

    FFQ yaitu kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih

    oleh responden, dan tergantung pada kemampuan responden untuk

    mendeskripsikan dietnya (Supriasa, 2001).

    2.1.9 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

    2.1.9.1 Pengetahuan

    Pengetahuan adalah pengenalan, kesadaran dan pemahaman. Dapat juga

    berarti segala sesuatu yang telah diamati dan dimengerti oleh pikiran; ilmu

    pengetahuan; pengertian (Wawolumaya, 2001). Pengetahuan juga merupakan

    hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

    suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

    Asal usul pengetahuan menurut Luthan adalah pengalaman, informasi

    yang ada dan generalisasi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: orang akan

    percaya sesuatu berdasarkan pada apa yang telah mereka alami, informasi yang

    ada juga akan mempengaruhi (menambah) pengetahuannya (Wawolumaya, 2001).

    Pengetahuan memiliki beberapa tingkatan, sebagai berikut (Notoatmodjo,

    2007) :

  • 13

    1. Tahu

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

    kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

    yang telah diterima.

    2. Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang objek yang diketahui, menjelaskan secara benar tentang objek yang

    diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    3. Aplikasi

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

    4. Analisis

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

    organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    5. Sintesis

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    6. Evaluasi

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

    responden (Notoatmodjo, 2007).

    2.1.9.2 Sikap

    Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden berdasarkan pendirian,

    pendapatan dan keyakinan individu tersebut (Wawolumaya, 2001). Sikap juga

    merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

    stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

    Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap

    itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

  • 14

    pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

    akan tetapi itu masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu

    masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

    laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

    lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,

    2007).

    Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

    mempunyai 3 komponen pokok, antara lain (Notoatmodjo, 2007):

    1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

    2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

    3. Kecenderungan untuk bertindak.

    Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

    Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi

    memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).

    Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut (Notoatmodjo,

    2007):

    1. Menerima

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan (objek).

    2. Merespon

    Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

    tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

    3. Menghargai

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

    masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

    4. Bertanggung jawab

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

    segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

    Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan

    besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007).

  • 15

    Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

    Dapat melalui wawancara atau angket (Notoatmodjo, 2007).

    2.1.9.3 Perilaku

    Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

    gerakan, tidak hanya badan atau ucapan. Sedangkan batasan-batasan perilaku

    menurut Chaplin adalah respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang

    dilakukan suatu organisme, secara khusus merupakan bagian dari kesatuan pola

    reaksi suatu perbuatan atau aktivitas, suatu gerak atau kompleks gerak-gerik

    (Wawolumaya, 2001).

    Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

    (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

    semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

    manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.

    Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah

    tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

    sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,

    menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang

    dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

    yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

    (Notoatmodjo, 2007).

    Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau

    perbuatan suatu organisme yang dapat dialami dan bahkan dipelajari. Perilaku

    tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk

    mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan

    adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut.

    Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia (Notoatmodjo, 2003).

    Cattle merumuskan bahwa perilaku sebagai respon merupakan fungsi dari

    situasi dan kepribadian. Berperan sebagai stimulus adalah yang merupakan faktor

    eksternal yang dalam hal ini dapat berupa faktor-faktor sosial budaya, ekonomi,

    dan sebagainya. Sedangkan faktor internal adalah kepribadian yang berasal dari

    dalam individu itu sendiri. Kepribadian dapat berupa nilai-nilai maupun sikap

    (Wawolumaya, 2001).

  • 16

    Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar

    belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni: faktor-faktor predisposisi

    seperti pengetahuan, sikap, dan sebagainya, faktor-faktor yang mendukung seperti

    ketersediaan sumber/fasilitas dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong

    seperti sikap dan perilaku petugas (Notoatmodjo, 2003).

    Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

    mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung

    atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik atau

    tindakan memiliki beberapa tindakan, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007):

    1. Persepsi

    Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

    akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

    2. Respon terpimpin

    Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan ssuai

    dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua

    3. Mekanisme

    Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

    otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

    praktik tingkat tiga.

    4. Adaptasi

    Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi

    kebenaran tindakan tersebut.

  • 17

    1.2 Kerangka Konsep

    Pengetahuan Sikap Perilaku

    Enviroment Host:- Usia- Angkatan- Jenis Kelamin- IMT

    Agen:Jenis Makanan

    Sumber Informasi

    Keterangan:

    Variabel independen

    Variabel Dependen

    Variabel yang diteliti

    Variabel yang tidak diteliti

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep

    2.3 Definisi Operasional

    Tabel 2.3 Definisi Operasional

    No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur

    Skala Ukur

    Hasil Ukur

    1. Usia Lamanya hidup

    Usia yang sesuai

    dengan tanggal

    lahir pada kartu

    tanda penduduk.

    Bilangan bulan

    tahun yang lebih

    dibulatkan

    berdasarkan ulang

    tahun terakhir.

    Kuesioner Interval 1. 22 thn

  • 18

    (Lanjutan)

    2. Berat Badan (BB)

    Besarnya bobot badan seseorang

    Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak

    Timbang-an injak

    Numerik Hasil berdasarkan

    pengukuran dalam

    satuan kg

    3. Tinggi Badan (TB)

    Seberapa tingginya seseorang

    Pengukuran tinggi badan posisi berdiri

    Pengukur tinggi badan

    Numerik

    Hasil berdasarkan

    pengukuran dalam

    satuan m

    4. Indeks Massa Tubuh (IMT)

    Perban-dingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang

    Memasukkan data BB dan TB ke rumus IMT

    Rumus IMT =

    BB (kg)

    TB2 (m2)

    Ordinal 1. Under weight

    (kurus)

    2. Normal

    3. Over weight

    (gemuk)

    4. Obesitas 1

    5. Obesitas 2

    5. Pengetahu-an Tentang Fast food

    Seberapa tinggi tingkat pengetahu-an tentang fast food

    Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

    2. Cukup

    3. Kurang

    6. Sikap

    Terhadap

    Fast food

    Kecender

    ungan

    untuk

    memakan

    fast food

    Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

    2. Cukup

    3. Kurang

    7. Perilaku

    Terhadap

    Fast food

    Kebiasaan

    memakan

    fast food

    Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

    2. Cukup

    3. Kurang

    8. Sumber

    Informasi

    Segala

    media

    sumber

    pengetahu

    an

    Wawancara Kuesioner 1. Elektronik

    2. Media cetak

    3. Orang lain

    4. Institusi

    pendidikan

    5. Tidak pernah

  • 19

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional.

    3.2 Lokasi dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta pada bulan Oktober 2009.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu mahasiswa Program

    Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3.3.2 Sampel

    Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling, yaitu

    semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan

    Angkatan Jumlah

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    55

    53

    64

    68

    55

    Jumlah 295

  • 20

    3.4 Cara Kerja Penelitian

    3.4.1 Kriteria Penelitian

    a. Kriteria Inklusi

    1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    b. Kriteria Eksklusi

    1. Tidak mendapat persetujuan dari peserta sebagai subyek penelitian.

    2. Mahasiswa yang tidak hadir pada saat pengambilan data dilakukan.

    c. Kriteria Drop Out

    1. Pengisian kuesioner tidak lengkap.

    3.4.2 Metode Pengumpulan data

    1. Wawancara

    Pada kegiatan wawancara terdapat beberapa formulir meliputi:

    Surat persetujuan kesediaan ikut penelitian.

    Kuesioner yang berisi pengetahuan, sikap dan perilaku tentang makanan cepat saji (fast food).

    Formulir yang berisi pertanyaan tentang frekuensi, jumlah dan jenis makanan tertentu yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir (FFQ semi

    kuantitatif) sebelum penelitian.

    2. Pemeriksaan antropometri

    a. Pengukuran BB

    Pengukuran BB menggunakan alat timbangan merek metro dengan

    ketelitian 0,1 kg. Sebelum dilakukan pengukuran, alat timbang ditera terlebih

    dahulu. Pengukuran diambil sekali, pada subjek yang akan diukur tidak dilakukan

    koreksi terhadap berat pakaian dan tidak menggunakan alas kaki. Posisi saat

  • 21

    pengukuran adalah berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan dan dalam

    keadaan tenang.

    b. Pengukuran TB

    Pengukuran TB dilakukan dengan menggunakan alat microtoise dengan

    ketelitian 0,1 cm. Alat tersebut digantungkan pada dinding setinggi 2 meter dari

    lantai dengan satuan sentimeter tepat pada posisi nol. Pada waktu pengukuran

    subjek dalam keadaan berdiri tegak lurus pada lantai datar, tegak memandang ke

    depan kedua lengan berada di samping dalam keadaan bebas, kaki sejajar dengan

    alat pengukur tanpa memakai alas kaki. Tumit, bokong, dan kepala bagian

    belakang subjek menempel pada dinding. Pada posisi tersebut, turunkan atau tarik

    fiksasi sampai puncak kepala bagian atas (verteks) subjek, dan baca skala yang

    ditunjukkan.

    c. Pengukuran IMT

    Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan berdasarkan perhitungan dari :

    Berat Badan (Kg)

    IMT = ________________________________

    Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

    3.5 Manajemen Data

    3.5.1 Pengolahan Data

    Data hasil penelitian akan diolah mengunakan SPSS (Statistic Package for

    Social Science) versi 18,0.

    Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

    - Editing Data

    Pada tahap ini data yang telah terkumpul lalu diperiksa untuk mengetahui

    apakah data tersebut sudah cukup baik dan memenuhi persyaratan. Data yang

    sudah diperoleh harus memenuhi syarat antara lain : pengisian kuesioner harus

  • 22

    lengkap dalam arti semua pertanyaan dalam kuesioner harus dijawab atau diisi

    oleh responden sesuai dengan ketentuan cara menjawab yang telah ditetapkan.

    - Koding

    Setelah data diedit, selanjutnya adalah memberi kode terhadap jawaban agar

    proses pengolahan data lebih mudah.

    - Membuat struktur data dan file data

    - Memasukkan data ke komputer dan mengecek data

    - Membersihkan data dan memeriksa data yang sudah dientry ke dalam

    komputer

    Dengan mengacu pada kuesioner yang telah diisi, maka dilakukan pemilihan

    variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian variabel-variabel

    tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan analisa.

    - Analisa Data

    Setelah data diberi nilai (skor), maka data diolah dengan komputer

    menggunakan program statistik perangkat lunak (program SPSS (Statistic

    Package for Social Science) versi 18,0).

    3.5.2 Sistem Penilaian Kuesioner

    1. Pengetahuan

    1. Komposisi makanan yang sehat adalah:

    a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien.

    b. Karbohidrat dan lemak.

    c. Protein dan mikronutrien.

    d. Karbohidrat dan serat.

    e. Tidak tahu.

  • 23

    (Skor: a=5, b=3, c=3, d=1, e=0)

    2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah:

    a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.

    b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup.

    c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk.

    d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis.

    e. Tidak tahu.

    (Skor: a=5, b=3, c=3, d=3, e=0)

    3. Apakah manfaat gizi dalam makanan?

    a. Untuk mempertahankan kehidupan.

    b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-

    organ.

    c. Untuk menghasilkan energi.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    (Skor: a=3, b=3, c=3, d=5, e=0)

    4. Apa yang dimaksud dengan fast food?

    a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan.

    b. Makanan yang dibeli di restoran.

    c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat.

    d. Makanan yang dicerna secara cepat.

    e. Tidak tahu.

  • 24

    (Skor: a=5, b=3, c=1, d=1, e=0)

    5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah:

    a. Baso, roti manis, nasi liwet.

    b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk.

    c. Hamburger, hot dog, pizza.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    (Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=1)

    6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food?

    a. Warung makan.

    b. Restoran padang.

    c. Restoran cepat saji.

    d. Pasar.

    e. Tidak tahu.

    (Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=0)

    7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?

    a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk

    kolesterol), gula dan garam, tetapi sangat rendah serat.

    b. Fast food mengandung kalori yang rendah.

    c. Fast food mengandung garam yang rendah.

    d. Fast food mengandung serat yang tinggi.

    e. Tidak tahu.

  • 25

    (Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=0)

    8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:

    a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia

    yang diturunkan oleh nenek moyang.

    b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat

    seimbang.

    c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam

    jumlah yang banyak.

    d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    (Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

    9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini,

    kecuali:

    a. Kencing manis (diabetes).

    b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

    c. Penyakit jantung.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    (Skor: a=3, b=3, c=3, d=0, e=5)

    10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam

    dalam fast food adalah:

    a. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

    b. Sakit lambung (maagh).

    c. Infeksi saluran cerna.

  • 26

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    (Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=1)

    Total nilai maksimum: 50

    Pengetahuan baik : jumlah 80% nilai total maksimum (40-50)

    Pengetahuan cukup : jumlah 60-80% nilai total maksimum ( 30-39)

    Pengetahuan kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

    2. Sikap

    Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap

    No Pertanyaan S TS

    1. Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang. 5 1

    2. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.

    5 1

    3. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. 5 1

    4. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah pencernaan.

    5 1

    5. Perubahan gaya hidup pada zaman modern ini seharusnya diikuti dengan perubahan pola makan ke makanan cepat saji (fast food).

    1 5

    6. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik. 1 5

    7. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting.

    1 5

    8. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.

    5 1

    9. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi. 5 1

    10. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.

    5 1

  • 27

    Total nilai maksimum: 50

    Sikap baik : jumlah 80% nilai total maksimum (40-50)

    Sikap cukup : jumlah 60-80% nilai total maksimum ( 30-39)

    Sikap kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

    3. Perilaku

    1. Apakah anda pernah memakan fast food?

    a. Ya

    b. Tidak

    (Skor: a=1, b=5)

    2. Bila Ya, Berapa sering anda memakan fast food?

    a. Lebih dari sekali sehari

    b. Sekali sehari

    c. 4-6 kali seminggu

    d. 1-3 kali seminggu

    e. Sekali atau berapa kali setahun

    (Skor: a=1, b=2, c=3, d=4, e=5)

    3. Restoran fast food mana yang sering anda kunjungi?

    a. KFC

    b. McDonalds

    c. Burger King

    d. Lain-lain (sebutkan).......................

    e. Tidak pernah

  • 28

    (Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

    4. Jenis fast food apa yang sering anda konsumsi?

    a. Fried Chicken

    b. Hamburger

    c. French fried

    d. dan lain-lain (sebutkan).......................

    e. Tidak pernah

    (Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

    5. Berapa banyak kira-kira jumlah fast food sekali makan?

    a. Kurang dari satu porsi

    b. Satu porsi

    c. Lebih dari satu porsi

    d. Tidak pernah

    (Skor: a=4, b=3, c=1, d=5)

    6. Apakah Anda pernah mencari informasi tentang makanan cepat saji

    (fast food)?

    a. Ya

    b. Tidak

    (Skor: a=5, b=1)

    7. Darimanakah Anda mendapat informasi tentang makanan cepat saji

    (fast food)?

    a. Media elektronik

    b. Media cetak

  • 29

    c. Orang lain (teman atau keluarga)

    d. Institusi pendidikan

    e. Tidak pernah mendapat informasi

    (Skor: a=5, b=5, c=4, d=5, e=0)

    8. Apakah Anda menyadari tentang kandungan nutrisi dalam makanan

    cepat saji (fast food)?

    a. Ya

    b. Tidak

    (Skor: a=5, b=1)

    9. Apakah Anda lebih memilih makan makanan rumah daripada makanan

    cepat saji (fast food)?

    a. Ya

    b. Tidak

    (Skor: a=5, b=1)

    10. Apakah alasan Anda memilih makanan cepat saji (fast food)?

    a. Rasanya enak

    b. Lebih praktis

    c. Harga terjangkau

    d. dan lain-lain (sebutkan).......................

    e. Tidak pernah

    (Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

    Total nilai maksimum: 50

    Perilaku baik : jumlah 80% nilai total maksimum (40-50)

  • 30

    Perilaku cukup : jumlah 60-80% nilai total maksimum ( 30-39)

    Perilaku kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

    3.5.3 Etika penelitian

    Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Para peserta penelitian diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara

    penelitian yang akan dilakukan, dan dimintai persetujuannya secara tertulis

    (informed consent).

    3.5.4 Biaya penelitian

    Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini sebesar Rp 200.000. Biaya ini

    digunakan untuk memfotokopi kuesioner.

    3.5.5 Time Table

    Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

    Kegiatan Minggu Ke-1

    Minggu Ke-2

    Minggu Ke-3

    Minggu Ke-4

    Minggu Ke-5

    1. Pembuatan proposal

    X - - - -

    2. Diskusi dengan pembimbing

    X X - X -

    3.Pengambilan data

    - - X - -

    4. Pengolahan data

    - - - X -

    5. Pelaporan hasil

    - - - - X

  • 31

    BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 Oktober 2009,

    dengan waktu yang disesuaikan dengan jadwal selesai kuliah mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara oleh peneliti kepada

    responden dengan menggunakan kuesioner. Metode pemilihan responden adalah

    dengan cara total sampling yaitu seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta dari angkatan 2005 sampai 2009. Responden penelitian yang

    hadir saat pengambilan data berjumlah 224 orang. Data kuesioner yang diisi

    secara tidak lengkap sebanyak 2 data. Data yang lengkap dan dianalisis adalah

    222. Data tersebut memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

    Kendala dalam penelitian ini adalah sulitnya menyesuaikan jadwal

    pengambilan data dengan kegiatan mahasiswa.

    4.1.1 Karakteristik Responden

    Karakteristik sosiodemografi diperlihatkan pada tabel 4.1.1. Responden

    sebagian besar berusia 19-22 tahun yaitu 156 responden (70.3%). Responden

    paling banyak berasal dari angkatan 2008 yaitu 59 responden (26.5%). Responden

    sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%). Indeks

    Massa Tubuh (IMT) sebagian besar normal yaitu 122 responden (55.0%).

    Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) (n=222)

    Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) 22 3 1.3 2005 25 11.3 2006 29 13.1 2007 56 25.2 2008 59 26.5

    Angkatan

    2009 53 23.9 Laki-laki 73 32.9 Jenis Kelamin

    Perempuan 149 67.1 BB kurang 34 15.3 BB normal 122 55.0 BB lebih 38 17.1

    Obesitas 1 22 9.9

    Indeks Massa Tubuh (IMT)

    Obesitas 2 6 2.7

  • 32

    Tabel 4.1.2 mendeskripsikan kebiasaan responden dalam mengkonsumsi

    makanan cepat saji (fast food). Sebagian besar responden menyatakan pernah

    mengkonsumsi fast food yaitu 221 responden (99.5%). Responden sebagian besar

    mengkonsumsi fast food 1-3 kali seminggu yaitu 117 responden (52.7%).

    Sebagian besar responden mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan

    yaitu 189 responden (85.1%).

    Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)

    Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Ya 221 99.5 Konsumsi fast food

    Tidak 1 0.5 > sekali sehari 3 1.4

    Sekali sehari 3 1.4

    4-6 kali seminggu 10 4.5

    1-3 kali seminggu 117 52.7

    Frekuensi

    Sekali atau berapa kali setahun atau

    tidak pernah

    89 40.1

    > satu porsi 18 8.1

    Satu porsi 189 85.1

    < satu porsi 14 6.3

    Jumlah porsi dalam sekali makan

    Tidak pernah 1 0.5

  • 33

    Sebaran responden berdasarkan sumber informasi tentang makanan cepat

    saji (fast food) diperlihatkan pada tabel 4.1.3. Sebagian besar responden

    mendapatkan informasi tentang fast food dari media elektronik yaitu 148

    responden (66.7%).

    Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)

    Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Media elektronik 148 66.7

    Media cetak 15 6.8

    Orang lain 50 22.5

    Institusi pendidikan 5 2.3

    Sumber Informasi

    Tidak pernah mendapat informasi

    4 1.8

    Tabel 4.1.4 menggambarkan persentase masukan kalori fast food yang

    dimakan terhadap kebutuhan kalori harian. Sebagian besar masukan kalori fast

    food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian sebesar 11-30 %, yaitu

    sebanyak 133 responden (50.9%).

    Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian (n=222)

    Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) 50 % 25 11.3

  • 34

    Tabel 4.1.5 menggambarkan sebaran responden berdasarkan tingkat

    pengetahuan, sikap dan perilaku. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan

    baik tentang fast food, yaitu sebanyak 201 responden (90.5%). Sebagian besar

    responden memiliki sikap baik tentang fast food, yaitu sebanyak 214 responden

    (96.4%). Sebagian besar responden memiliki perilaku yang kurang tentang fast

    food yaitu 127 responden (57.2%).

    Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku (n=222)

    Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Tingkat Pengetahuan Tingkat Sikap Tingkat Perilaku

    Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

    201 19 2

    214 8 0 1

    94 127

    90.5 8.6 0.9

    96.4 3.6 0.0 0.5

    42.3 57.2

  • 35

    4.1.6 Gambaran Antar Variabel

    Tabel 4.1.6.1 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis

    kelamin, dan IMT dengan pengetahuan tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

    Pengetahuan Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT

    18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009

    Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih

    Obesitas 1 Obesitas 2

    1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0

    1.6 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.8 2.7 0.0 0.0 1.6 0.0 0.0 0.0

    10 9 0 0 0 3 6

    10 8

    11 3

    12 1 2 1

    15.9 5.8 0.0 0.0 0.0 5.4

    10.2 18.9 11.0 7.4 8.8 9.8 2.6 9.1

    16.7

    52 146 3

    25 29 53 53 41 63 138 31 108 37 20 5

    82.5 93.6

    100.0 100.0 100.0 94.6 89.8 77.4 86.3 92.6 91.2 88.5 97.4 90.9 83.3

    Tabel 4.1.6.2 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan

    pengetahuan tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

    Pengetahuan Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Media

    elektronik 1 0.7 11 7.4 136 91.9

    Media cetak 0 0.0 1

    6.7 14 93.3

    Orang lain 1 2.0 6 12.0 43 86.0

    Institusi pendidikan

    0 0.0 0 0.0 5 100.0

    Sumber Informasi

    Tidak pernah mendapat informasi

    0 0.0 1 25.0 3 75.0

  • 36

    Tabel 4.1.6.3 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis

    kelamin, dan IMT dengan sikap tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food

    Sikap Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT

    18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009

    Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih

    Obesitas 1 Obesitas 2

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

    1 7 0 0 0 4 2 2 4 4 0 5 1 2 0

    1.6 4.5 0.0 0.0 0.0 7.1 3.4 3.8 5.5 2.7 0.0 4.1 2.6 9.1 0.0

    62 149

    3 25 29 52 57 51 69

    145 34

    117 37 20 6

    98.4 95.5 100.0 100.0 100.0 92.9 96.6 96.2 94.5 97.3 100.0 95.9 97.4 90.9 100.0

    Tabel 4.1.6.4 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan

    sikap tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Sikap tentang Fast Food

    Sikap Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Media

    elektronik 0 0.0 5 3.4 143 96.6

    Media cetak 0 0.0 1 6.7 14 93.3

    Orang lain 0 0.0 2 4.0 48 96.0

    Institusi pendidikan

    0 0.0 0 0.0 5 100.0

    Sumber Informasi

    Tidak pernah mendapat informasi

    0 0.0 0 0.0 4 100.0

  • 37

    Tabel 4.1.6.5 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis

    kelamin, dan IMT dengan perilaku tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food

    Perilaku Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT

    18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009

    Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih

    Obesitas 1 Obesitas 2

    37 88 2

    15 16 30 35 31 45 82 21 71 19 13 3

    58.7 56.4 66.7 60.0 55.2 53.6 59.3 58.5 61.6 55.0 61.8 58.2 50.0 59.1 50.0

    26 67 1

    10 13 25 24 22 27 67 13 50 19 9 3

    41.3 42.9 33.3 40.0 44.8 44.6 40.7 41.5 37.0 45.0 38.2 41.0 50.0 40.9 50.0

    0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0

    0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 1.8 0.0 0.0 1.4 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.0

    Tabel 4.1.6.6 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan

    perilaku tentang fast food.

    Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food

    Perilaku Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Media

    elektronik 87 58.8 61 41.2 0 0.0

    Media cetak 5 33.3 10 66.7 0 0.0

    Orang lain 30 60.0 20 40.0 0 0.0

    Institusi pendidikan

    1 20.0 3 60.0 1 20.0

    Sumber Informasi

    Tidak pernah mendapat informasi

    4 100.0 0 0.0 0 0.0

  • 38

    Tabel 4.1.6.7 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan sikap.

    Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap Responden tentang Fast Food

    Sikap Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Pengetahuan Kurang

    Cukup Baik

    0 0 0

    0.0 0.0 0.0

    1 1 6

    50.0 5.3 3.0

    1 18

    195

    50.0 97.7 97.0

    Tabel 4.1.6.8 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan perilaku. Tabel 4.1.6.8 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

    Perilaku Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Pengetahuan Kurang

    Cukup Baik

    1 13 113

    50.0 68.4 56.2

    1 6

    87

    50.0 31.6 43.3

    0 0 1

    0.0 0.0 0.5

    Tabel 4.1.6.9 memperlihatkan gambaran antara sikap dengan perilaku.

    Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

    Perilaku Kurang Cukup Baik

    Variabel Kategori

    N % N % N % Sikap Kurang

    Cukup Baik

    0 5

    122

    0.0 62.5 57.0

    0 3

    91

    0.0 37.5 42.5

    0 0 1

    0.0 0.0 0.5

  • 39

    4.2 Pembahasan

    Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross-

    sectional, yang pada prinsipnya hanya memperlihatkan gambaran tentang suatu

    keadaan yang umumnya terjadi saat sekarang secara objektif, tidak mencari

    adanya hubungan sebab akibat. Hasil penelitian ini merupakan gambaran suatu

    keadaan pada saat tertentu, artinya gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku

    mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji

    (fast food) pada saat ini dan dapat berubah pada saat yang akan datang. Dengan

    demikian hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada waktu dan tempat

    yang berbeda.

    Peneliti tidak dapat mengobservasi secara langsung kebiasaan mahasiswa

    dalam mengkonsumsi fast food sehari-hari. Dengan demikian, penelitian ini hanya

    mengkaji secara subjektif, pembahasan yang dikemukakan pada penelitian ini

    dibandingkan dengan teori yang ada.

    4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Fast Food

    Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, didapatkan bahwa 201 responden

    (90.5%) memiliki pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%)

    memiliki pengetahuan cukup, dan 2 responden (0.9%) memiliki pengetahuan

    kurang.

    Sebagian besar responden mengetahui definisi fast food yaitu 220

    responden (99.1%), contoh menu fast food yaitu 208 responden (93.7%), dan

    kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 209 responden (94.1%).

    Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang fast

    food. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan responden yaitu mahasiswa

    kedokteran, sehingga diharapkan tingkat pengetahuan tentang fast food adalah

    baik.

    Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

    tindakan seseorang (overt behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian

    ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long

    lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebaliknya

  • 40

    apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan

    tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

    4.2.2 Sikap Responden tentang Fast Food

    Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki

    sikap baik tentang fast food, dan 8 responden (3.6%) memiliki sikap cukup. Tidak

    terdapat responden yang memiliki tingkat sikap kurang.

    Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki sikap yang baik tentang fast food.

    Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan

    besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007). Hal

    tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana responden sebagian besar

    memiliki tingkat pengetahuan dan sikap baik.

    4.2.3 Perilaku Responden tentang Fast Food

    Hasil penelitian menunjukkan 1 responden (0.5%) memiliki perilaku baik,

    94 responden (42.3%) memiliki perilaku cukup, dan 127 responden (57.2%)

    memiliki perilaku kurang.

    Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food

    yaitu 221 responden (99.5%). Responden mengkonsumsi fast food 1-3 kali

    seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden paling sering

    mengkonsumsi fast food sebanyak satu porsi dalam sekali makan yaitu 189

    responden (85.1%). Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan

    kalori harian responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).

    Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berperilaku kurang baik tentang fast food. Hal ini

    berlawanan dengan hasil distribusi pengetahuan dan sikap yang menunjukkan

    bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang fast food.

    Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perilaku kurang baik tentang

    fast food pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah faktor

    rasa, harga, kepuasan, kepraktisan, kenyamanan, pelayanan yang baik, restoran

    fast food yang mudah dijangkau, pesatnya iklan-iklan tentang fast food, dan

    faktor-faktor lain yang perlu diteliti lebih lanjut.

  • 41

    Berdasarkan hasil penelitian ini, diperlukan adanya pengamatan yang lebih

    jauh untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga mahasiswa

    PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki perilaku yang kurang baik

    tentang fast food. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, maka

    perilaku yang kurang baik tentang fast food dapat dicegah.

    Adanya pengetahuan dan sikap yang baik diharapkan dapat menjadi

    landasan untuk meningkatkan perilaku yang baik tentang fast food.

    4.2.4 Sumber Informasi tentang Fast Food

    Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa responden mendapatkan

    informasi tentang fast food dari media elektronik berupa tayangan televisi, siaran

    radio maupun internet sebesar 148 responden (66.7%), dari orang lain baik

    keluarga maupun teman sebanyak 50 responden (22.5%), dari media cetak berupa

    koran maupun majalah sebanyak 15 responden (6.8%), dan dari institusi

    pendidikan sebanyak 5 responden (2.3%). Sedangkan 4 responden (1.8%) tidak

    pernah mendapat informasi mengenai fast food.

    Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan informasi tentang fast food dari media

    elektronik berupa tayangan televisi, siaran radio maupun internet.

    Perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni:

    faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) diantaranya pengetahuan dan

    sikap; faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) diantaranya ketersediaan

    sumber dan fasilitas; dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong

    (reinforcing factors) diantaranya sikap dan perilaku petugas kesehatan

    (Notoatmojo, 2007).

    Dari uraian di atas, menyatakan bahwa pentingnya sarana dan prasarana

    seperti media elektronik ataupun media cetak untuk menyampaikan segala

    informasi sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan

    berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini kebiasaan

    mengkonsumsi fast food.

  • 42

    BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    1. Dari 222 responden didapat 156 responden (70.3%) berusia 19-22 tahun.

    Sebanyak 59 responden (26.5%) berasal dari angkatan 2008. Responden

    sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%).

    Sebanyak 122 responden (55.0%) memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)

    normal.

    2. Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food

    yaitu 221 responden (99.5%). Responden yang mengkonsumsi fast food 1-

    3 kali seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden yang

    mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan yaitu 189

    responden (85.1%).

    3. Sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai fast food dari

    media elektronik yaitu 148 responden (66.7%).

    4. Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian

    responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).

    5. Tingkat pengetahuan responden adalah 201 responden (90.5%) memiliki

    tingkat pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%) memiliki

    tingkat pengetahuan cukup dan 2 responden (0.9%) memiliki tingkat

    pengetahuan kurang.

    6. Pada tingkat sikap didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki tingkat

    baik, 8 responden memiliki tingkat cukup, dan tidak terdapat responden

    yang memiliki tingkat sikap kurang.

    7. Sebagian besar responden memiliki tingkat perilaku yang kurang tentang

    fast food yaitu 127 responden (57.2%). Sembilan puluh empat responden

    (42.3%) memiliki tingkat perilaku cukup dan 1 responden memiliki tingkat

    perilaku baik.

    5.2 Saran

    1. Meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk menerapkan perilaku yang baik

    tentang fast food dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang fast food.

  • 43

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. Tinggi, Kadar Garam pada Makanan Cepat Saji. 2007 [diakses pada 9 Agusuts

    2008]. Diakses dari: http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm.

    Anonim. Pengukuran Energi. 2005 [diakses pada 31 Juli 2009]. Diakses dari: www.

    artikel-kesehatan-online.com.

    Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

    Hermina. Kecenderungan Konsumsi Makanan Modern pada Anak Prasekolah di Taman

    Kanak-kanak : Studi Kasus di TK Islam Al Azhar Pusat dan TK Islam Mutia,

    Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 1997 [diakses pada 9 Desember

    2003]. Diakses dari: http://digilib.litbang.depkes.go.id/

    Karnaini, H. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Modern

    (fast food), pola aktivitas fisik, dan faktor lainnya dengan status gizi pada remaja

    SMA cakra buana depok. Skripsi. FKM UI. Depok.

    Khomsan, A, 2000. tehnik pengukuran pengetahuan gizi. Diktat jurusan gizi masyarakat

    dan sumberdaya keluarga, fakultas pertanian, IPB. Bogor.

    Mahdiyah, J., Zulaikhah, E.K. Asih. 2004. Peran Mahasiswa dalam mengurangi pola

    konsumsi fast food pada remaja kota. Karya tulis mahasiswa bidang ilmu

    pengetahuan social. IPB. Bogor.

    Marks, DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC. Jakarta.

    Nix, Staci. 2005. Williamss Basic Nutrition & Diet Therapy. Evovle.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar.

    Rineka Cipta. Jakarta.

  • 44

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar.

    Rineka Cipta. Jakarta.

    Olivia, Femi. 2004. Food Suplement. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Siswono. 'Fast Food' Harus Dikonsumsi Terencana. 2002 [diakses pada 9 Agustus 2008].

    Diakses dari: http://fullnews.cgi.htm.

    Supriasa, I.D.N. 2001. Penilaian status gizi. Buku kedokteran EGC. Jakarta.

    Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor.

    Wawulomaya, C. 2001. Survey Epidemiologi Sederhana Bidang Perilaku Kedokteran/

    Kesehatan. Panorama. Jakarta.

    Worthington, Bonnie, S. 2000. Nutrition Throughout the Life Cycle. Mc Graw Hill

    Company. USA.

    Yuliati, L.N. 1998. Association of Human Resource Maintainence and Development

    Programs and Intention to Stay of Managers in Selected Fast Food Restaurants in

    Metro Manila. Submitted in Partial Fulfillment of The Requirements for The

    Degree of Master of Food Service Administration, Departemant of Food Science

    and Nutrition, Collage of Home Economics, University of The Philippines.

  • 45

    Lampiran 1

    FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

    (INFORMED CONSENT)

    Program Pendidikan Dokter

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    SURAT PERSETUJUAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama :

    Umur :

    Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari

    penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

    PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU

    MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009

    Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan

    catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

    membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

    Jakarta, 2009

    Mengetahui Yang menyetujui

    Penanggung jawab penelitian Peserta

    ( ) ( )

  • 46

    Lampiran 2

    KUESIONER

    No. Kuesioner :

    Tanggal :

    Identitas Responden

    Nama :

    Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

    2. Perempuan

    Tempat dan Tanggal Lahir :

    Usia :

    Angkatan : 1. 2005 3. 2007 5.2009

    2. 2006 4. 2008

    Alamat :

    No. Telp / HP :

    Aktivitas sehari-hari : 1. Kuliah

    2. Tidak kuliah

    3. Kegiatan lain (sebutkan)......................

    Pemeriksaan Fisik

    (diisi berdasarkan hasil pengukuran)

    Berat Badan : kg

    Tinggi Badan : m

    IMT : kg/m2

  • 47

    (Lanjutan)

    Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

    Pengetahuan

    1. Komposisi makanan yang sehat adalah:

    a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien.

    b. Karbohidrat dan lemak.

    c. Protein dan mikronutrien.

    d. Karbohidrat dan serat.

    e. Tidak tahu.

    2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah:

    a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.

    b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup.

    c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk.

    d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis.

    e. Tidak tahu.

    3. Apakah manfaat gizi dalam makanan?

    a. Untuk mempertahankan kehidupan.

    b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ.

    c. Untuk menghasilkan energi.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    4. Apa yang dimaksud dengan fast food?

  • 48

    (Lanjutan)

    a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan.

    b. Makanan yang dibeli di restoran.

    c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat.

    d. Makanan yang dicerna secara cepat.

    e. Tidak tahu.

    5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah:

    a. Baso, roti manis, nasi liwet.

    b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk.

    c. Hamburger, hot dog, pizza.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food?

    a. Warung makan.

    b. Restoran padang.

    c. Restoran cepat saji.

    d. Pasar.

    e. Tidak tahu.

    7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?

    a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk kolesterol), gula

    dan garam, tetapi sangat rendah serat.

    b. Fast food mengandung kalori yang rendah.

  • 49

    (Lanjutan)

    c. Fast food mengandung garam yang rendah.

    d. Fast food mengandung serat yang tinggi.

    e. Tidak tahu.

    8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:

    a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia yang diturunkan

    oleh nenek moyang.

    b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat seimbang.

    c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang

    banyak.

    d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini,

    kecuali:

    a. Kencing manis (diabetes).

    b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

    c. Penyakit jantung.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam

    dalam fast food adalah:

    a. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

    b. Sakit lambung (maagh).

  • 50

    (Lanjutan)

    c. Infeksi saluran cerna.

    d. Semua jawaban di atas benar.

    e. Semua jawaban di atas salah.

    Sikap

    11. Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang.

    1. Setuju

    2. Tidak setuju

    12. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan

    kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.

    1. Setuju

    2. Tidak setuju

    13. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari.

    1. Setuju

    2. Tidak setuju

    14. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan

    masalah pencernaan.

    1. Setuju

    2. Tidak setuju

    15. Perubahan gaya hid