16
BAB I PENDAHULUAN Lesi pra-ganas adalah kondisi penyakit yang secara klinis belum menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada lesi ganas, namun di dalamnya sudah terjadi perubahan-perubahan patologis yang merupakan pertanda akan terjadinya keganasan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat pada umumnya kelainan yang terjadi di dalam rongga mulut, terutama pada mukosa rongga mulut, kurang mendapat perhatian karena lesi tersebut sama sekali tidak memberikan keluhan. Di Asia Tenggara, frekuensi tumor ganas rongga mulut lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lainnya di seluruh dunia. Keadaan yang demikian diduga ada hubungannya dengan kebiasaan mengunyah tembakau yang dilakukan sebagian masyarakat di kawasan Asia. Mukosa rongga mulut merupakan bagian yang paling mudah mengalami perubahan, karena lokasinya yang sering berhubungan dengan pengunyahan, sehingga sering pula mengalami iritasi mekanis. Di samping itu, banyak perubahan yang sering terjadi akibat adanya kelainan sistemik. Perlu diingat bahwa kelainan yang terjadi pada umumnya memberikan gambaran yang mirip antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesukaran dalam menentukan diagnosis yang tepat. Untuk itu, diperlukan diagnosis banding, karena di antara kelainan yang terjadi ada yang berpotensial menjadi maligna (keganasan). Pemahaman mengenai pentingnya pendekatan patologik akan meningkatkan kemampuan para dokter gigi pada era globalisasi. Ada beberapa macam lesi pra-ganas rongga mulut, antara lain

Lesi pada jaringan mulut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lesi

Citation preview

Page 1: Lesi pada jaringan mulut

BAB I

PENDAHULUAN

Lesi pra-ganas adalah kondisi penyakit yang secara klinis belum menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada lesi ganas, namun di dalamnya sudah terjadi perubahan-perubahan patologis yang merupakan pertanda akan terjadinya keganasan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat pada umumnya kelainan yang terjadi di dalam rongga mulut, terutama pada mukosa rongga mulut, kurang mendapat perhatian karena lesi tersebut sama sekali tidak memberikan keluhan. Di Asia Tenggara, frekuensi tumor ganas rongga mulut lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lainnya di seluruh dunia. Keadaan yang demikian diduga ada hubungannya dengan kebiasaan mengunyah tembakau yang dilakukan sebagian masyarakat di kawasan Asia. Mukosa rongga mulut merupakan bagian yang paling mudah mengalami perubahan, karena lokasinya yang sering berhubungan dengan pengunyahan, sehingga sering pula mengalami iritasi mekanis. Di samping itu, banyak perubahan yang sering terjadi akibat adanya kelainan sistemik. Perlu diingat bahwa kelainan yang terjadi pada umumnya memberikan gambaran yang mirip antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesukaran dalam menentukan diagnosis yang tepat. Untuk itu, diperlukan diagnosis banding, karena di antara kelainan yang terjadi ada yang berpotensial menjadi maligna (keganasan). Pemahaman mengenai pentingnya pendekatan patologik akan meningkatkan kemampuan para dokter gigi pada era globalisasi. Ada beberapa macam lesi pra-ganas rongga mulut, antara lain erithroplakia, carsinoma in situ, dan lai-lain. Tetapi, lesi yang paling sering ditemukan pada rongga mulut adalah leukoplakia.

Page 2: Lesi pada jaringan mulut

BAB II

PEMBAHASAN

1. Condensing Osteitis

DefenisiCondensing Osteitis adalah inflamasi jaringan periradikular gigi biasanya menstimulasi bersamaan dengan aktivitas osteoklastik dan osteoblastik. Osteitis yang memadat adalah reaksi terhadap inflamasi kronis tingkat rendah daerah periapikal yang disebabkan rangsangan ringan melalui saluran akar.Aktivitas osteoklastik (resorpsi) biasanya lebih menonjol dari osteoblastik (formatif) dan inflamasi periradikular oleh karena itu biasa terkait dengan perubahan radiolusen. Condensing osteitis juga terkait dengan aktivitas osteoblastik yang predominan, namun belum diketahui secara pasti.

PenyebabCondensing osteitis mungkin diakibatkan adanya gangguan keseimbangan antara jaringan tubuh dan iritaan pada saluran akar.

Gambaran RadiografiGambaran radiografi condensing osteitis, dibatasi daerah radiopak sekitar satu atau semua akar gigi dan sering menunjukkan pulpitis kronis. Perubahan radiopak periradikular tersebut dapat kembali normal setelah berhasil dilakukan perawatan saluran akar.

Page 3: Lesi pada jaringan mulut

2. Compound dan Complex Odontoma

Definisi

Odontoma compleks merupakan tumor odontogenetik, terdiri dari massa yang

terkalsifikasi dari jaringan keras dan lunak gigi, yang menunjukkan susunan

struktur gigi yang terkalsifikasi mengalami kelainan. Diferensiasi strukturalnya

buruk, sedikit menyerupai bentuk normal gigi. Ini berbentuk massa jaringan keras

gigi seperti kembang kol yang dikelilingi oleh folikel fibrosa pathogenesis.

Odontoma compound merupakan tumor odontogenetik yang terjadi karena divisi

benih gigi yang berulang atau kelainan pada dental lamina dengan pembentukan

benih gigi. Odontoma ini dimulai sebagai lesi lunak pada tulang selama periode

pembentukan gigi.

Penyebab

Gambaran Radiografi

Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada struktur gigi yang

dikelilingi garis radiolusen tipis. Massa gabungan tunggal seperti material dan tak

ada kemiripan anatomi gigi apapun. Muncul sebagai massa yang buram

dikelilingi oleh tepi sempit lucent.

Page 4: Lesi pada jaringan mulut

Odontoma compound terlihat sebagai gigi yang mengalami malformasi atau

menyerupai gigi yang dikelilingi oleh zona radiolusen yang tipis. Compound

odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan ukuran dan

bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis. Memiliki massa gigi lebih

dari 20 gigi-gigi kecil dengan srtuktur cacat serta berhubungan dengan gigi yang

erupsi

3. Salivary Calculy

Definisi

Sialolithiasis atau salivary calculy merupakan salah satu penyebab terjadinya

pembengkakan pada kelenjar submandibula atau parotis, karena dapat

menimbulkan obstruksi pada duktus kelenjar saliva.

Penyebab

Pembentukan batu (calculi) pada sialolithiasis diduga karena penumpukan bahan

degeneratif yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mengalami proses kalsifikasi

hingga terbentuk batu.

Page 5: Lesi pada jaringan mulut

Gambaran Radiografi

Teknik radiografi yang banyak digunakan adalah teknik radiograf oklusal dan panoramik (OPG), namun tidak semua sialolith dapat terlihat melalui pemeriksaan radiografis konvensional karena sebagian kecil batu saliva tersebut mengalami hipomineralisasi dan superimposisi dengan jaringan lain yang bersifat radiodense.

4. Dental Granuloma

Defenisi

Dental granuloma adalah pembentukan jaringan granulasi secara berlebihan sebagai respon rangsangan infeksi gigi atau konsekuensi dari infiltrasi kuman yang telah menyebar ke daerah apikal gigi dan dihambat oleh neutrofil (host lebih kuat dibanding kuman). 

Secara klinis dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi keradangan periapikal lainnya. Untuk membedakan dengan lesi periapikal lainnya diperlukan pemeriksaan radiografi. Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang hanya beberapa millimeter hingga 2 cm.Dental granuloma terdiri dari jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan ikat fibrous. Pada dental granuloma yang sudah cukup lama, cenderung memberikan gambaran adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histiosit, dan eusinofil, serta sel epithelial rests of Malassez. Pada gigi dengan karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan didapatkan mikroaerofilik bacterium actynomices.

Page 6: Lesi pada jaringan mulut

Penyebab

Biasanya dental granuloma dapat berkembang karena adanya karies besar dan perforasi dalam jangka waktu yang lama, mungkin pernah sakit, namun hanya diberikan terapi anti nyeri, saat nyeri mereda, alih-alih pergi ke dokter gigi untuk merawat giginya, tapi dibiarkan saja karena merasa kondisi badannya saat itu memang sehat-sehat saja. Hal-hal semacam ini sebenarnya tidak saja memungkinkan terbentuknya dental granuloma, tapi bisa juga menjadi abses, kista, atau osteomyelitis, tergantung interaksi dari host, agent, dan environment-nya.

Gambaran Radiografi

Tampak gambaran radiolucent dengan batas tepi yang kadang terlihat jelas pada periapikal. Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan menunjukkan hilangnya gambaran lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya resorbsi akar, namun ada juga yang menunjukkan gambaran resorbsi akar.

5. Abses PeriapikalDefinisiAbses apikalis adalah proses inflamasi pada jaringan periapikal gigi, yang disertai pembentukan eksudat. Abses apikalis akut ditandai dengan nyeri yang spontan, adanya pembentukan nanah, dan pembengkakan. Pembengkakan biasanya terletak divestibulum bukal, lingual atau palatal tergantung lokasi apeks gigi yang tekena. Abses apikialis akut juga terkadang disertai dengan manifestasi sistemik seperti meningkatnya suhu tubuh, dan malaise.

Page 7: Lesi pada jaringan mulut

PenyebabAbses apikalis disebabkan masuknya bakteri, serta produknya dari saluran akar gigi yang terinfeksi.

Gambaran Radiografi

Gambaran radiografis abses apikalis akut, terlihat penebalan pada ligamen periodontal dengan lesi pada jaringan periapikal.

6. Radicular Cyst

Defenisi

Kista radikuler juga dikenal dengan nama kista periapikal atau kista apical periodontal yang merupakankista yang paling sering ditemukan. Terbentuk dari iritasi kronis gigi yang sudah tidak vital. Kista tumbuhdari epitel rest of Malassez yang mengalami proliferasi oleh karena respon terhadap proses radang yang terpicu oleh karena infeksi bakteri pada pulpa yang nekrosis.

PenyebabKista radikuler dapat terjadi akibat faktor trauma fisik, kimia, atau bakteri sehingga terjadi kematian pulpa yang diikuti oleh stimulasi sel sisa epitel Malassaez yang normalnya terdapat pada ligamentum periodontal.

Kista radikuler secara umum terjadi karena infeksi pulpa yang terjadi pada gigi yang karies. Bakteri yang berasal dari sulkus ginggiva atau kantong periodontal mencapai kanal sisa akar gigi melalui pembuluh darah periodontal. Mikroba juga dinyatakan berasal dari nekrosis pulpa melalui sirkulasi darah  ( anachoresis).

Page 8: Lesi pada jaringan mulut

Gambaran Radiografi

Kista radikuler nampak sebagai area bulat radiolusen berbatas radioplak di apek gigi seperti gambar. Ditandai dengan adanya kerusakan lamina dura.

7. Residual Cyst

DefinisiKistaresidual merupakan kista yang di temukan pada regio yang tidak bergigi dengan riwayat ekstaksi akibat tidak terambilnya granuloma atau kista redikular secara sempurna pada saat dilakukannya enukleasi.

PenyebabKista residual merupakan kista yang disebabkan oleh keradangan pada fragmen akar yangtertinggal saat pencabutan atau adanya sisa granuloma yang tidak terambil saat pencabutan.

Gambaran Radiologi

Page 9: Lesi pada jaringan mulut

Menunjukkan adanya gambaran radiolusen berbatas radioplak di regio tidak bergigi seperti pada gambar

8. AmeloblastomaDefinisiAmeloblastoma ialah tumor yang berasal dari jaringan organ enamel yang tidak menjalani diferensiasi membentuk enamel. Hal ini telah dijelaskan sangat tepat oleh Robinson bahwa tumor ini biasanya unisentrik, nonfungsional, pertumbuhannya bersifat intermiten, secara anatomis jinak dan secara klinis bersifat persisten. Ameloblastoma adalah tumor yang berasal dari epitelial odontogenik. Ameloblastoma biasanya pertumbuhannnya lambat, secara lokal invasif dan sebagian besar tumor ini bersifat jinak

PenyebabPada saat ini kebanyakan para ahli mempertimbangkan ameloblastoma dengan asal yang bervariasi, walaupun stimulus yang menimbulkan proses tersebutbelum diketahui. Selanjutnya, tumor tersebut kemungkinan terbentuk dari :1. Sisa sel – sel dari organ enamel, baik itu sisa lamina dental, sisa-sisa epitel Mallasez atau sisa-sisa pembungkus Hertwig yang terkandung dalam ligamen periondontal gigi yang akan erupsi.2. Epitelium darikista odontogenik terutam kista dentigerous3. Gangguan perkembangan organ enamel4. Sel-sel basal dari epitelium permukaan rahang5. Epitelium Heterotropik pada bagian-bagian lain dari tubuh, khususnya kelenjar pituitary.Stankey dan Diehl (1965) yang mengulas 641 kasus ameloblastoma, menemukan bahwa108 kasus dari tumor-tumor inidihubungkan dengan gigi impaksi dan suatu kista folikular ( dentigerous).

Gambaran Radiologi

Page 10: Lesi pada jaringan mulut

Gambaran ameloblastoma, dengan variasi bentuk, dapat terlihat sebagai berikut :

1. Terdapat rongga seperti kista, radiolusen difuse bulat dengan batas jelas

dan tegas, menyerupai busa atau sarang lebah.

2. Mempunyai rongga monolokuler atau multilokuler yang dilapisi

epithelial, kadang- kadang tampak berdampingan, dapat menyebabkan resorpsi

eksternal gigi-gigi yang berdekatan, dan merupakan suatu ciri-ciri umum

ameloblastoma.

(a) (b)

Gambar 2.17 (a) Ameloblastoma Multilokuler menyerupai busa

sabun atau sarang lebah. (b) dan Unilokuler di regio anterior. (1)

9. Cystic Odontoma

Definisi

PenyebabGambaran Radiologi

10. Dentigerous Cyst

DefinisiDentigerous cyst merupakan sebuah kista odontogenik tahap perkembangan, yang terjadi akibat akumulasi cairan di antara epitelium email-gigi yang berkurang dan mahkota dari sebuah gigi yang belum erupsi. 

Penyebab

Page 11: Lesi pada jaringan mulut

Kista ini muncul akibat akumulasi cairan di antara epitel email-gigi yang berkurang dan email gigi. Telah diduga bahwa tekanan yang ditimbulkan oleh gigi yang berpotensi erupsi terhadap sebuah folikel terimpaksi dapat menganggu aliran keluar vena sehingga mempengaruhi transdusi serum lintas dinding kapiler. Tekanan hidrostatis yang meningkat dari cairan yang menumpuk ini akan memisahkan folikel dari mahkota, dengan atau tanpa epitelium enamel yang berkurang. Kista ini biasanya terjadi dalam rahang bawah dan dikenal dapat berbentuk unilocular dan multiocular dan menyebabkan resorpsi apikal gigi-gigi sekitarnya.Gambaran Radiologi

Daerah radiolusen unilokular yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak erupsi. Kista ini mempunyai tepi sklerotik yang berbatas tegas jika tidak terjadi infeksi. Gigi yang tidak erupsi dapat terimpaksi akibat ruangan pada lengkung gigi yang tidak cukup atau sebagai akibat malposisi sedemikian rupa karena molar tiga mandibula terimpaksi secara horizontal. Gigi yang supernumerary dapat menyebabkan kista dentigerous.