Upload
risma1109
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 1/13
Tinjauan Pustaka
Pembahasan Penyakit Leptospirosis serta Pencegahannya
Agnes, Yanuar, Janetty
A5
Fakutas !edokteran "niversitas !risten !rida #acana
Jaan Arjuna "tara no.$ Jakarta %%5%&
'eepon ( &)%*5$+ )&$%- Fa ( &)%*5$/%0/%
Pendahuuan
Leptospirosis adaah suatu penyakit 1oonosis yang disenbabkan oeh mikroorganisme
Leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesi2ik serotypenya. Penyakit ini ditemukan
pertama kai oeh #ei pada tahun %33$. Penyakit ini dikena dengan berbagai nama seperti mud
2ever, sime 2ever, s4amp 2ever, in2ectious jaundice, 2ied 2ever, cane cutter 2ever, dan ain*ain.
Leptospirosis seringkai tidak terdiagnosa karena gejaa kinis tidak spesi2ik dan suit diakukan
kon2irmasi diagnosa tanpa uji aboraturium. Leptospirosis daam dekade terakhir di beberapa negara
teah dijadikan sebagai saah satu penyakit yang emerging in2ectious diseases.%
kenario
eorang aki*aki berusia & tahun datang ke poikinik karena demam tinggi sampai
menggigi sejak 5 hari yang au, panas terus*menerus terutama siang sampai aa hari. 6emam juga
disertai nyeri kepaa, mua, dan muntah )*/7hari. Pasien juga merasa nyeri jika betisnya ditekan.
!" emah, suhu /+89, :: ; %37menit, <adi ; %&&7menit, '6 ; %&&70& mm=g, conjungtiva
anemis, scera ikterik, subconjungtiva injection >?, hepar ) jari ba4ah a.c. nyeri tekan >?.
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang diakukan meiputi anamnesis, pemeriksaan 2isik, dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Anamnesis adaah tahap a4a dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara angsung pada
pasien >auto*anamnesis, maupun secara tidak angsung meaui keuarga atau reasi terdekat >ao*
1
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 2/13
anamnesis. 'ujuan anamnesis adaah mendapatkan in2ormasi menyeuruh dari pasien yang
bersangkutan.)
=a*ha yang bersangkutan dengan anamnesis yaitu (
%. dentitas pasien seperti nama, tempat 7 tangga ahir, status perka4inan, pekerjaan,
jenis keamin, suku bangsa, agama, pendidikan terakhir, dan aamat.
). Pernyataan daam bahasa pasien tentang keuhan yang diaami.
/.:i4ayat penyakit sekarang >:P( Pasien menjeaskan keuhan berdasarkan kuaitas,
kuantitas, atar beakang, 4aktu termasuk kapan keuhan muai muncu, 2aktor yang mempengaruhi
keuhan, konstan atau tidaknya keuhan, dan sebagainya. n2ormasi sebaiknya daam susunan yang
kronoogis, termasuk obat*obatan yang sebeumnya teah dikonsumsi pasien juga harus ditanyakan.
!euhan sampingan seperti demam, nyeri kepaa, pusing, nyeri otot, anoreksia, mua, muntah, dan
sebagainya juga dapat menunjang pemeriksaan. :P harus ditanyakan sedetai mungkin agar
keuhan pasien dapat segera diketahui sumbernya.
. :i4ayat Penyakit 6ahuu >:P6( Pernahkah pasien mengaami eptospirosis
sebeumnya.
5. :i4ayat keuarga( umur, status anggota keuarga >hidup 7 mati, dan penyakit yang
ada atau pernah diderita pada anggota keuarga.
$. :i4ayat sosia( stressor >ingkungan kerja, sekoah, atau tempat tingga, 2aktor
resiko gaya hidup >makan makanan sembarangan, merokok, peminum, d.)
Pemeriksaan 2isik
%. 'anda vita( uhu >ora, rekta, aia, atau teinga, denyut nadi, respirasi rate,
tekanan darah, tingkatkesadaran.
). Pemeriksaan abdomen( inspeksi, papasi dan perkusi.)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan aboratorium untuk eptospirosis sebagai berikut (
a. Pemeriksaan aboratorium umum
-Pemeriksaan darah
2
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 3/13
Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai eukositosis atau peningkatan jumah eukosit. eain
terjadi eukositosis, terdapat juga peningkatan jumah netro2i. Leukositosis dapat mencapai )$.&&&
per mm/ pada keadaan anikterik. Bor2oogi darah tepi terihat mieosit yang menandakan gambaran
pergeseran ke kiri. Faktor pembekuan darah norma. Basa perdarahan dan masa pembekuan
umumnya norma, begitu juga 2ragiitas osmotik eritrosit keadaannya norma. Basa protrombin
memanjang pada sebagian pasien namun dapat dikoreksi dengan vitamin !. 'rombositopenia
ringan 3&.&&& per mm/ sampai %5&.&&& per mm/ terjadi pada 5& C pasien dan berhubungan dengan
gaga ginja. Jika jumah trombosit daam darah sangat rendah yaitu 5&&& per mm/, penyakit ini
dapat dikatakan berat. Laju endapan darah meningi, dan pada kasus berat ditemui anemia
hipokromia mikrositik akibat perdarahan yang biasa terjadi pada stidium anjut perjaanan penyakit.
- Pemeriksaan 2ungsi ginja
Pada pemeriksaan urin terdapat abuminuria dan peningkatan siinder >hiain, granuer
ataupun seuar pada 2ase dini kemudian menghiang dengan cepat. Pada keadaan berat terdapat
pua biirubinuria, yang dapat mencapai % g7hari dengan disertai piuria dan hematuria. Daga ginja
kemungkinan besar akan diaami semua pasien ikterik. "reum darah dapat dipakai sebagai saah
satu 2aktor prognostik. emakin tinggi kadarnya maka semakin buruk prognosanya. Peningkatan
ureum sampai di atas && mg7dL. Proses kegagaan ginja berangsung progresi2 dan daam 4aktu /
hari kemudian akan terjadi anuri tota. Danguan ginja pada pasien penyakit #ei ditemukan
proteinuria serta a1otemia, dan dapat terjadi juga nekrosis tubuus akut./
- Pemeriksaan 2ungsi hati
Pada umumnya 2ungsi hati norma jika pasien tidak ada gejaa ikterik. kterik disebabkan
karena biirubin direk meningkat. Dangguan 2ungsi hati ditunjukkan dengan meningkatnya serum
transaminase >serum gutamicoaoacetic transaminase ; DE' dan serum gutamic pyruvate
transaminase; DP'. Peningkatannya tidak pasti, dapat tetap norma ataupun meningkat ) / kai
niai norma, berbeda dengan hepatitis virus yang seau menunjukkan peningkatan yang signi2ikan
pada DP' dan DE'. !erusakan jaringan otot menyebabkan kreatinin 2os2okinase juga
meningkat. Peningkatan terjadi pada 2ase*2ase a4a perjaanan penyakit, rata*rata mencapai 5 kai
niai norma. Pada in2eksi hepatitis virus tidak dijumpai peningkatan kadar en1im kreatinin
2os2okinase./
b. Pemeriksaan aboratorium khusus
3
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 4/13
Pemeriksaan aboratorium khusus untuk mendeteksi keberadaan kuman Leptospira dapat
secara angsung dengan mencari kuman Leptospira atau antigennya daam darah dan secara tidak
angusng meaui pemeriksaan antibodi terhadap kuman Leptospira dengan uji seroogis.
- Pemeriksaan angsung
%. Pemeriksaan mikroskopik dan immunostaining.
Pemeriksaan angsung dapat mendeteksi kuman eptospira daam darah, cairan peritonea,
dan eksudat peura daam minggu pertama sakit, khususnya antara hari ketiga sampai ketujuh.
Pemeriksaan urin pada minggu kedua untuk diagnosis de2initi2 eptospirosis. pesimen urin diambi
dengan kateter, punksi supra pubik dan urin airan tengah, diberi penga4et 2ormain %& C dengan
perbandingan %(. Gia jumah spesimen banyak ,diakukan dua kai sentri2ugasi untuk
memperbesar peuang menemukan kuman eptospira. entri2ugasi pertama diakukan pada
kecepatan rendah, misanya %&&& g seama %& menit untuk membuang se, dianjutkan dengan
sentri2ugasi pada kecepatan tinggi antara /&&& &&& g seama )& /& menit agar kuman
Leptospira terkonsentrasi, kemudian satu tetes sedimen >%& *)& mL dietakkan di atas kaca obyek
bersih dan diberi kaca penutup agar tersebar rata. eain itu dapat dipakai pe4arnaan :omano4sky
jenis Diemsa dan pe4arnaan perak yang hasinya ebih baik dibanding Dram dan Diemsa >kuman
Leptospira ebih jeas terihat. Pe4arnaan imuno2uoresein ebih disukai dari pada pe4arnaan perak
karena kuman Leptospira ebih mudah terihat dan dapat ditentukan jenis serovarnya. !eebihan
pe4arnaan imuno2uoresein dapat dicapai tanpa mikroskop2uoresein dengan memakai antibodi
yang teah diabe en1im, seperti 2os2otasedan peroksidase atau ogam seperti emas.
). Pemeriksaan moekuer
Pemeriksaan moekuer dengan reaksi poimerase berantai untuk deteksi 6<A kuman
Leptospira spesi2ik dapat diakukan dengan memakai primer khusus untuk memperkuat semua
strain patogen. pesimen dari ) m serum, 5 mL darah tanpa antikoaguan dan %& mL urin.
pesimen tersebut dikirim pada suhu 0&89, dry ice, atau suhu 89 daam 4aktu singkat.
"rin dikirim pada suhu 89.
/. Giakan
4
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 5/13
pesimen diambi sebeum pemberian antibiotik. =asi optima bia darah, cairan
serebrospina, urin dan jaringan postmortem segera ditanam ke media,kemudian dikirim ke
aboratorium pada suhu kamar./
- Pemeriksaan tidak angsung
%. Bicroscopic Aggutination 'est >BA'
#aaupun sudah dikembangkan berbagai teknik pemeriksaan untuk diagnosis penyakit
eptospirosis, namun tes seroogis yang menjadi piihan utama daam mendiagnosis penyakit
eptospirosis. 6uu tes ini disebut aggutination*ysis test karena daam tes ini terjadi isis boa*boa
atau isis gobuer kotoran*kotoran yang berasa dari se bakteri bia dicampur dengan anti*serum
yang mempunyai titer tinggi. 'es ini pertama kai diciptakan oeh Bartin dan Pettit pada tahun
%+%3, seanjutnya dikembangkan oeh para ahi yang ain. Prinsip tes ini adaah serum penderita
direaksikan dengan suspensi antigen serovar Leptospira hidup. eteah diinkubasi, campuran
antigen*serum diamati dengan mikroskop untuk meihat adanya agutinasi, kemudian titer antibodi
ditentukan berdasarkan pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya agutinasi.
). Hn1yme * inked mmunosorbent Assay >HLA
'es HLA sangat popuar dan bahan yang diperukan untuk pemeriksaan sudah tersedia
secara komersia dengan antigen yang diproduksi sendiri >in house. "ntuk mendeteksi gB
umumnya digunakan antigen spesi2ik genus yang bereaksi secara uas. 'eknik ini kadang*kadang
juga digunakan untuk mendeteksi antibodi gD. Adanya antibodi gB merupakan pertanda adanya
in2eksi baru Leptospir atau in2eksi yang terjadi beberapa minggu terakhir. 'est HLA cukup
sensiti2 untuk mendeteksi Leptospira dengan cepat pada 2ase akut, dan ebih sensiti2 dibandingkan
dengan BA'. 'es ini dapat mendeteksi antibodi gB yang muncu pada minggu pertama sakit,
sehingga cukup e2ekti2 untuk mendiagnosis penyakit. HLA dapat juga digunakan untuk
mendeteksi antibodi gB daam cairan serebrospina, saiva, dan urine. =arus diingat juga bah4aantibodi kas gB kadang*kadang masih dapat dideteksi sampai bertahun*tahun, sehingga titer
positi2 >cut*o22 point harus ditentukan dengan dasar pertimbangan yang sama seperti BA'. 'es
HLA spesi2ik genus cenderung memberikan reaksi positi2 ebih dini dibandingkan dengan BA'.
HLA biasanya hanya mendeteksi antibodi yang bereaksi dengan antigen spesi2ik genus yang
sangat uas, sehingga tidak dapat menentukan serovar atau serogrup penyebab.
/. Poymerase 9hain :eaction >P9:
Poymerase chain reaction >P9: adaah metode ampi2ikasi segmen 6<A Leptospira yang
terdapat di daam sampe kinik. Jadi, adanya Leptospira dipastikan dengan menemukan segmen
5
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 6/13
6<A Leptospira yang spesi2ik. Betode ini sangat berguna untuk mendiagnosis eptospirosis
terutama pada 2ase permuaan penyakit. Aat ini dapat mendeteksi Leptospira beberapa hari seteah
muncunya gejaa penyakit. Akan tetapi, aat ini beum tersedia secara uas terutama di negara yang
sedang berkembang. "ntuk mendeteksi 6<A Leptospira, teknoogi P9: membutuhkan
sepasang primer dengan sasaran gen spesi2ik, seperti gen r:<A %$ dan )/ atau eemen
penguangan. 6i samping itu, ada juga yang disusun dari pustaka genom. "mumnya teknoogi ini
sangat jarang dipakai untuk memeriksa spesimen kinik.
6iagnosis
Pada umumnya diagnosis a4a eptospirosis suit, karena pasien biasanya datang dengan
keuhan meningitis, hepatitis, ne2ritis, pneumonia, in2uen1a, dan sindrom syok toksik. 6iagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis berupa ri4ayat pekerjaan pasien, apakah termasuk keompok orang dengan risiko tinggi seperti berpergian di hutan beantara, ra4a, sungai, atau petani dan gejaa
kinis berupa demam yang muncu tiba tiba, nyeri kepaa, terutama di bagian 2ronta, mata merah 7
2oto2obia, keuhan gastrointestina, dan ain ain. Pada pemeriksaan 2isik ditemukan demam,
bradikardi, nyeri tekan otot, ruam pada kuit, hepatomegai dan ain ain. Pada aboratorium darah
rutin didapatkan eukositosis, norma atau sedikit menurun disertai gambaran neutro2iia dan aju
endap darah >LH6 yang meninggi. Pada urin dijumpai proteinuria, eukosituria, dan sedimen se
torak. Gia terdapat hepatomegai maka biirubin darah dan transaminase meningkat. G"<, ureum,
dankreatinin bisa meningkat bia terdapat kompikasi pada ginja.%,5,$
Htioogi
Leptospirosis disebabkan oeh genus eptospira, 2amiy treponemataceae,suatu
organisme spirochaeta. 9iri khas organisme ini yaitu terbeit, tipis, 2eksibe, panjangnya 5*%5 um,
dengan spira yang sangat haus, ebarnya &,%*&,% um. aah satu ujung pada organisme ini sering
membengkak membentuk suatu kait. 'erdapat gerak rotasi akti2, tetapi tidak ditemukan 2agea.
pirochaeta ini sangat haus sehingga di daam mikroskop apangan geap hanya terihat sebgai
rantai kokus keci*keci. Leptospira membutuhkan media dan kondisi yang khusus untuk
tumbuhdan mungkin membutuhkan 4aktu berminggu*minggu untuk membuat kutur yang positi2.
6engan medium 2echerIs dapat tumbuh dengan baik sebagai obigat aerob. ecara sederhana,
genus eptospira terdiri atas ) spesies yaitu L.interrogans yang patogen dan L. bi2ea yang non
patogen atau sa2roit. pesies L. interrogans dibagi menjadi beberapa serogrup ini dibagi menjadi
banyak serovar menurut kompisisi antigennya. aat ini teah ditemukan ebih dari )5& serovar
yangtergabung daam )/ serogrup. Geberapa serovar L. interrogans yang dapat mengin2eksi
manusia diantaranya adaah L. icterohaemorrhagiae, L. canicoa, L. pomona, L. grippothyposa, L.
6
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 7/13
javanica, L. ceedoni, L. baum, L. pyrogenes, L. automnais, L. hebdomandis, L. bataviae, L.
tarassovi, L. panama, .andamana, . shermani, L. ranarum, L. bu2onis, L. copenhageni, L.
austrais, L. cynopteri, dan ain*ain. Benurut beberapa peneiti, yang tersering mengin2eksi
manusia adaah L. icterohaemorrhagica dengan resevoir tikus, L.canicoa dengan reservoir anjing,
dan L. pomona dengan reservoar sapi dan babi.%,0
Hpidemoogi
Leptospirosis tersebar di seuruh dunia, namun terbanyak didapati di daerah tropis.
Leptospirosis bisa terdapat pada binatang peiharaan seperti anjing, babi, embu, kuda, kucing,
marmut atau binatang*binatang pengerat ainnya seperti tupai, musang, keea4ar dan ain
sebagainya. 6i daam tubuh binatang tersebut, Leptospira hidup di daam ginja atau sauran
urogenita. 'ikus merupakan vektor yang utama dari L. cterohaemorrhagica dan merupakan penyebab eptospirosis pada manusia. 6aam tubuh tikus, eptospira akan menetap dan membentuk
kooni serta berkembang biak didaam epite tubuus ginja tikus dan secara terus*menerus dan ikut
mengair daam 2itrat urine. Penyakit ini bersi2at musiman, di daerah berikim sedang masa puncak
insidens dijumpai pada panas dan musim gugur karena temperatur adaah 2aktor yang
mempengaruhi keangsungan hidup eptispora, sedangkan di daerah tropis insidens tertinggi seama
musim hujan. Leptospirosis mengenai paing kurang %$& spesies mamaia. Geberapa serovar
berhubungan dengan binatang tertentu, seperti L. icterohaemorrgiae dengan tikus, L. grippotyphosa
dengan voes >sejenis tikus, L. hardjo dengan sapi, L canicoa dengan anjing dan L. pomona
dengan babi. nternationa eptospirosis society menyatakan ndonesia sebagai negara dengan
insiden eptospirasis tinggi dan peringkat ketiga di dunia untuk mortatiitas. 6i ndonesia
eptospirosis ditemukan di 6! Jakarta, Ja4a Garat, Ja4a 'engah, 6 Yogyakarta, Lampung,
umatera eatan, Gengkuu, :iau, umatera Garat, umatera "tara, Gai, <'G, ua4esi eatan,
ua4esi "tara, !aimantan 'imur, dan !aimantan Garat. Pada keadaan banjir besar di Jakarta
tahun )&&) diaporkan ebih dari %&& kasus eptospirosis dengan )& kematian.%
Pato2isioogis
Leptospira dapat masuk meaui uka di kuit atau menembus jaringan mukosa seperti
konjungtiva, naso2aring dan vagina. eteah menembus kuit atau mukosa, organisme ini ikut airan
darah dan menyebar ke seuruh tubuh. Leptospira juga dapat menembus jaringan seperti serambi
depan mata dan ruang subarachnoid tanpa menimbukan peradangan yang berarti. Faktor yang
mempengaruhi viruensi eptospirosis beum diketahui. ebaiknya eptospira yang viruen
dapat bermutasi menjadi tidak viruen. iruensi eptospira diperkirakan berhubungan dengan
7
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 8/13
resistensi terhadap proses pemusnahan di daam serum oeh neurotro2i. Antibodi yang terjadi
meningkatkan kirens eptospira dari darah meaui peningkatan opsonisasi dan dengan demikian
mengakti2kan 2agositosis. Geberapa penemuan menegaskan bah4a Leptospira yang isis dapat
mengeuarkan en1im, toksin, atau metaboit ain yang dapat menimbukan gejaa*gejaa kinis.
=emoisis pada Leptospira dapat terjadi karena hemoisin yang disirkuasi diserap oeh eritrosit
sehingga eritrosit tersebut isis, 4aaupun daam darah sudah ada antibodi./ Leptospira dapat
bertahan sampai ke ginja dan sampai ke tubuus kontortus sehingga dapat berkembang biak di
ginja. Leptospira dapat mencapai ke pembuuh darah dan jaringan sehingga dapat diisoasi daam
darah dan L9 pada hari ke *%& dari perjaanan penyakit. Pada pemeriksaan L9 ditemukan
peocitosis. Pada in2itrasi pembuuh darah dapat merusak pembuuh darah yang dapat
menyebabkan vascuitis dengan terjadi kebocoran dan ekstravasasi darah sehingga terjadi
perdarahan. eteah terjadi proses imun eptospira dapat enyapdari darah seteah terbentuk aggutinin. eteah 2ase eptospiremia *0 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan daam
jaringan ginja dan okuer. 6aam perjaanan pada 2ase eptospiremia, eptospira meepaskan toksin
yang bertanggung ja4ab atas terjadinya keadaan patoogi pada beberapa organ. Lesi yang muncu
terjadi karena kerusakan pada endote kapier. Ergan*organ yang sering terkena Leptospira adaah (
%. Dinja
nterstitia ne2ritis dengan in2itrasi se mononukear merupakan bentuk esi pada
eptospirosis yang dapat terjadi tanpa gangguan 2ungsi ginja. Daga ginja dapat terjadi akibat
tubuar nekrosis akut. Adanya peranan ne2rotoksin, reaksi imunoogis, iskemia ginja, hemoisis dan
invasi angsung mikroorganisme juga berperan menimbukan kerusakan ginja.
). =ati
=ati menunjukkan nekrosis sentiobuer 2oka dengan in2itrasi seim2osit 2oka dan
proi2erasi se kupp2er dengan koestatis. Pada kasus*kasus yang diotops, sebagian ditemukan
eptospira daam hepar. Giasanya organisme ini terdapat di antara se*se parenkim.
/. Jantung
Hpikardium, miokardiem dan endokardium dapat teribat. !eainan miokardium dapat 2oka
atau di2us berupa intersitita edema dengan in2itrasi emononukear dan pasma. <ekrosis
berhubungan dengan in2itrasi neutro2i. 6apat terjadi perdarahan 2oka pada miokardium dan
endokarditis.
. Etot :angka
8
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 9/13
Pada otot rangka, terjadi perubahan*perubahan berupa oka*nekrotis, vakuoisasi dan
kehiangan striata. <yeri otot yang terjadi pada eptospira disebabkan invasi angsung eptospira.
6apat juga ditemukan antigen eptospira pada otot yang cukup tinggi.
5. Bata
Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata seama 2ase eptospiremia dan bertahan
beberapa buan 4aaupun antibodi yang terbentuk cukup tinggi. =a ini akan menyebabkan uveitis.
$. Pembuuh darah
'erjadi perubahan pada pembuuh darah akibat terjadinya vaskuitis yang akan
menimbukan perdarahan. ering ditemukan perdarahan pada mukosa, permukaan serosa dan aat*
aat viscera perdarahan ba4ah kuit.
0. usunan yara2 Pusat
Leptospira mudah masuk ke daam cairan serebrospina dan dikaitkan dengan terjadinya
meningitis. Beningitis terjadi se4aktu terbentuknya respon antibodi, tidak pada saat memasuki
9. 6iduga bah4a terjadinya meningitis diperantarai oeh mekanisme imunoogis.
'erjadi penebaan meninges dengan sedikit peningkatan se mononukear arakhnoid. Beningitis
yang sering terjadi adaah meningitis aseptik, biasanya paingsering disebabkan oeh L. canicoa. %,5,$
Dejaa !inis
Basa inkubasi )*)$ hari, biasanya 0*%/ hari dan rata*rata %& hari. Leptospirosis mempunyai
) 2ase yang khas yaitu 2ase eptospiremia dan 2ase imun.
%. Fase eptospirosis
Fase ini ditandai dengan adanya eptospira di daam darah dan cairan serepbrospina,
berangsung secara tiba*tiba dengan gejaa a4a sakit kepaa biasannya di 2ronta, rasa sakit pada
otot yang hebat terutama pada paha, betis dan pinggang disertai nyeri tekan. Byagia dapat diikuti
dengan hiperestesi kuit, demam tinggi yang disertai menggigi, juga didapati mua dengan atau
tanpa muntah disertai buang*buang air, bahkan pada sekitar )5C kasus disertai penurunan
kesadaran. Pada pemeriksaan keadaan sakit berat, bradikardi reati2 dan ikterus. Pada hari ke /*
dapat dijumpai adanya konjungtiva su22usion dan 2oto2obia. Pada kuit dapat dijumpai rash
yang berbentuk makuer, makuopapuar atau urtikaria. !adang*kadang dijumpai spenomegai,
hepatomegai, serta im2adenopati. Fase ini berangsung *0 hari. Jika cepat ditangani, pasien akan
9
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 10/13
membaik, suhu akan kembai norma, penyembuhan organ*organ yang teribat, dan 2ungsinya
kembai norma /*$ minggu seteah onset. Pada keadaan sakit yang ebih berat demam turun seama
0 hari diikuti oeh bebas demam seama %*/ hari, seteah itu terjadi demam kembai. %
). Fase imun
Fase ini ditandai dengan peningkatan titer antibodi, dapat timbu demam yang mencapai
suhu &89 disertai menggigi dan keemahan umum. 'erdapat rasa sakit yang menyeuruh pada
eher, perut dan otot*otot kaki terutama otot betis. 'erdapat pendarahan berupa epistaksis, gejaa
kerusakan pada ginja dan hati, uremia, ikterik. Perdarahan jeas terihat pada 2ase ikterik, purpura,
ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi yang merupakan mani2estasi perdarahan yang paing sering.
9onjunctiva injection dan conjunctiva su22usion dengan ikterus merupakan tanda patognomosis
untuk eptospirosis. 'erjadi meningitis merupakan tanda pada 2ase ini, 4aaupun hanya 5& C gejaadan tanda meningitis, tetapi peositosis pada 9 dijumpai pada 5&*+& C pasien. 'anda*tanda
meningea dapat menetap daam beberapa minggu, tetapi biasanya menghiang setaah %*) hari.
Pada 2ase ini eptospira dapat dijumpai daam urin.%
'erapi
!uman eptospira sensiti2 terhadap sebagian besar antibiotika, terkecuai vankomisin,
ri2ampisin dan mitronidaso. Pemantauan 2ungsi jantung peru diakukan pada hari pertama ra4at
inap dengan mencakup aspek terapi kausati2, simpomatik dan suporti2.5,$
'erapi Leptospirosis :ingan
%. Pemberian antipiretik, terutama apabia demam suhunya di atas /389
). Pemberian antibiotik*antikuman Leptospira. Pada eptospirosis ringan diberikan
terapi (
- 6oksisikin %&& mg yang diberikan ) kai sehari, seama 0 hari. Pada anak di atas 3
tahun ( ) mg7kg7hari >maksima %&& mg
- Ampisiin 5&& * 05& mg yang diberikan kai sehari per ora
- Amoksiin 5&& mg yang diberikan kai sehari per ora
'erapi Leptospirosis Gerat
%. Pemberian antipiretik
10
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 11/13
). Pemberian nutrisi peru diperhatikan karena na2su makan pasien menurun sehingga
asupan nutrisi berkurang. !aori diberikan dengan mempertimbangkan keseimbangan nitrogen
dengan perhitungan (
- Gerat badan & *%& kg ( %&& ka7kg7hari
- Gerat badan )& * /& kg ( ditambahkan 5& ka7kg7hari
- Gerat badan /& * & kg ( ditambahkan )5 ka7kg7hari
- Gerat badan & *5& kg ( ditambahkan %& ka7kg7hari
- Gerat badan 5& * $& kg ( ditambahkan 5 ka7kg7hari
!arbohidrat diberikan daam jumah cukup untuk mencegah terjadinya ketosis. Protein yang
cukup mengandung asam amino esensia diberikan sebanyak &,) &,5 gram7kg7 hari. Pada pasien
dengan muntah hebat atau tidak mau makan, diberikan makanan secara parentera >tersedia
kemasan cairan in2us yang praktis, cukup kandungan nutrisinya.
/. Pemberian antibiotik
- Prokain penisiin $ * 3 juta unit sehari yang diberikan kai sehari intramuskuar
-Ampisiin % gram yang diberikan kai sehari intravena
- Amoksiin % gram yang diberikan kai sehari intravena.$,0
!ompikasi
Pada eptospirosis, kompikasi yang sering terjadi adaah (
%. ridoksikitis
). Daga ginja
/. Biokarditis
. Beningitis aseptik
5. =epatitis
Pendarahan masih jarang ditemui dan bia terjadi seau menyebabkan kematian.%
Pada hati ( kekuningan yang terjadi pada hari ke dan ke $
11
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 12/13
Pada ginja ( gaga ginja yang dapat menyebabkan kematian
Pada jantung ( berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gaga jantung yang dapat
mengakibatkan kematian mendadak
Pada paru*paru ( batuk darah, nyeri dada, sesak na2as
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuuh darah dari sauran perna2asan,
sauran pencernaan, ginja, sauran genitaia, dan mata >konjungtiva
Pada kehamian ( keguguran, prematur, bayi ahir cacat dan ahir mati.%,5,$
Pencegahan
Pencegahan eptospirosis khususnya di daerah tropis sangat suit. Ganyaknya
hospes perantara dan jenis erotipe suit untuk dihapuskan. Gagi orang*orang yang mempunyai
resiko tinggi untuk tertuar eptospirosis harus diberikan perindungan berupa pakaian khusus yang
dapat meindunginya dari kontak dengan bahan*bahan yang teah terkontaminasi dengan kemih
binatang reservoar. Pemberian doksisikin )&& mg perminggu dikatakan berman2aat untuk
mengurangi serangan eptospirosis. aksinasi terhadap he4an*he4an tersangka resevoar sudah
ama direkombinasi, tetapi vaksinasi terhadap manusia beum berhasi diakukan, masih
memerukan peneitian ebih anjut.$,0
Pencegahan dapat diakukan dengan (
%. Bembiasakan diri dengan Periaku =idup Gersih dan ehat >P=G
). Benyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Bencuci
tangan dengan sabun sebeum makan.
/. Bencuci tangan, kaki, serta bagian tubuh ainnya dengan sabun seteah bekerja di
sa4ah 7 kebun 7 sampah 7 tanah 7 seokan dan tempat*tempat ysng tercemar ainnya.
. Beindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap eptospirosis >petugas kebersihan,
petani, petugas pemotong he4an, dan ain*ain dengan menggunakan bot dan sarung tangan.
5. Benjaga kebersihan ingkungan.5,$
Prognosis
Prognosis eptospirosis umumnya baik, tergantung pada viruensi kuman dan daya tahan
tubuh pasien. "sia juga berpengaruh terhadap meningkatnya mortaitas. Pada anak angka kematian
12
7/23/2019 Leptospirosis Janet
http://slidepdf.com/reader/full/leptospirosis-janet 13/13
ebih rendah dibandingkan dengan orang de4asa, mortaitas pada kasus di atas 5% tahun adaah
5$C. Pada kasus eptospirosis anikterik, mortaitasnya jauh ebih rendah, tetapi dengan terjadinya
ikterus mortaitas dapat mencapai %5*&C. Prognosis jangka panjang daam kasus eptospirosis
dengan esi ginja akut adaah baik. 6aya 2itrasi gomeruus dapat kembai norma namun beberapa
kasus masih menunjukkan dis2ungsi tubuar, seperti gangguan kapasitas konsentrasi ginja.
!ematian dapat terjadi karena kompikasi yang timbu serat 2aktor pemberat yang terdapat pada
pasien seperti gaga ginja, gaga hati, perdarahan serta terambat mendapat pengobatan.5
Penutup
Leptospirosis adaah peyakit 1oonosis yang disebabkan oeh eptospira. Banusia dapat
terin2eksi meaui kontak dengan eptospira secara insidentia. Dejaa kinis yang timbu muai dari
ringan sampai berat bahkan kematian, bia terambat mendapat pengobatan. 6iagnosis dini yangtepat dan penataaksanaan yang cepat akan mencegah perjaanan penyakit menjadi berat.
Pencegahan dini terhadap mereka yang terpapar diharapkan dapat meindungi mereka dari serangan
eptospirosis.
6a2tar Pustaka
%. udoyo A#. Guku ajar imu penyakit daam. Jiid . Hd 5. Jakarta( nterna
Pubishing- )&&+.h.)3%)*+&0
). Abdurrahman <, et a. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan 2isis. Jakarta(
6epartemen mu Penyakit 6aam F!"- )&&5.h.5
/. :ubenstein 6, #ayne 6, Gradey J. !edokteran kinis. Hd $. Jakarta( Hrangga-
)&&/.h.+%*/
. acher :A, Bcpherson :A. 'injauan kinis hasi pemeriksaan aboratorium. Hd $.
Jakarta( HD9- )&&).h.5%*/
5. oedarmo P, Darna !, =adinegoro :, atari =. Guku ajar in2eksi dan pediatri
tropis. Hd ). Jakarta( katan 6okter Anak ndonesia- )&&3.h./$*+.
$. Bansjoer A, et a. !apita seekta kedokteran. Jiid %. Hd /. Jakarta( Fakutas
!edokteran "- )&&+.h.)5*0.
0. yahrurachaman, et a. Bikrobioogi kedokteran. Jiid %. Jakarta( Fakutas
!edokteran "- )&&/.h.)%3*+
13