Upload
citra-kusuma-putri
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Leprosy
Pemeriksaan Fisik
1. Ekstremitas• Komplikasi ekstremitas pada pasien lepra
terutama terjadi akibat neuropati yang menyebabkan insensitifitas dan miopati.
• Reseptor sentuhan halus, nyeri dan panas.
• n. Ulnaris pada siku, menyebabkan clawing pada jari keempat dan kelima
• hilangnya otot – otot interosseus dorsal pada tangan yang terpengaruh dan hilangnya sensasi.
Claw hand
• Gangguan pada n. Medianus akan menurunkan kemampuan dan kekuatan menggenggam; sedangkan disfungsi pada n. Radialis, meskipun jarang pada pasien lepra akan menyebabkan wristdrop.
Wrist drop
• Ulserasi plantar, terutama pada metatarsal mungkin merupakan komplikasi yang paling sering ditemui pada neuropati lepra.
• Hilangnya jari kaki distal pada lepra terjadi akibat insensitifitas, trauma, infeksi sekunder dan akibat adanya proses osteolitik yang mekanismenya belum diketahui secara pasti.
2. Wajah• Pada pasien lepra lepromatosa, invasi basiler
pada mukosa nasal dapat menyebabkan kongesti nasal kronis dan epistaxis. Pada pasien dengan Lepra Lepromatosa yang tidak diobati hal ini dapat menyebabkan destruksi pada kartilago nasal, dengan deformitas saddle-nose atau anosmia.
Nerve Enlargement
• Pasien Lepra Lepromatosa bermanifestasi dengan nodul kulit yang terdistribusi secara simetris, plak yang meninggi atau infiltrasi dermal difus
• Leonine Facies. • Manifestasi lanjut berupa hilangnya alis dan
bulu mata, pendulous earlobes dan kulit yang kering dan bersisik
Leonine Facies
3. Mata • Kelemahan pada nervus cranialis,
lagophtalmos dan insensibilitas kornea dapat menyebabkan komplikasi pada lepra, sehingga terjadi trauma, infeksi sekunder dan apabila tidak ditangani mengakibatkan ulserasi dan opasitas kornea.
4. Testes• M. Lepra juga menginvasi testes,
menyebabkan pria dengan Lepra Lepromatosa terjangkit orchitis dengan disfungsi testis sedang sampai berat, dengan peningkatan LH dan FSH , dan penurunan testosterone dan aspermia atau hiposperma pada 85% pasien Lepra Lepromatosa.
Diagnosis
• Lepra paling sering dipresentasikan dengan lesi kulit yang khas dan histopatologi kulit. Sehingga kemungkinan adanya infeksi perlu dicurigai pada pasien dari area endemis dengan lesi kulit sugestif atau neuropati perifer.
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologis. Pada lepra tuberkuloid, area lesi – terutama tepi yang aktif harus dibiopsi. Sedangkan pada Lepra Lepromatosa, nodul, plak dan area indurasi merupakan tempat biopsi yang paling optimal.
Pemeriksaan Penunjang
• Antibodi IgM terhadap PGL-1 ditemukan pada 95% pasien dengan Lepra Lepromatosa yang tidak diobati; titernya menurun dengan pemberian terapi efektif. Walaupun begitu, Lepra Tuberkuloid hanya ditemukan pasien dengan antibodi signifikan terhadap PGL-1 pada 60% kasus.
Pemeriksaan Penunjang
• Lepromin digunakan sebagai reagen uji kulit. • Secara umum tes ini akan memberikan hasil
tes yang positif pada pasien dengan Lepra Tuberkuloid dan mungkin memberikan positif palsu pada individu yang tidak terjangkit lepra dan negatif pada pasien Lepra Lepromatosa; sehingga memiliki nilai diagnosis yang rendah.
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis banding pada lesi yang memiliki kemiripan dengan lepra adalah sarkoidosis, leishmaniasis, lupus vulgaris, dermatofibroma, histiocytoma, lymphoma, sifilis dan penyakit lain yang menyebabkan hipopigmentasi pada kulit.