Upload
dahlia-tambajong
View
90
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah dzat yang Maha Pemberi Ilmu, untaian shalawat
kami tujukan kapada Nabi kita Muhammad SAW selaku pendidik agung yang
pertama. Lembaga Pendidikan Islam bukan merupakan lembaga instan yang
muncul begitu saja, namun lembaga itu ada bersamaan dengan semakin
meluasnya daerah penyebaran Islam. Sejalan dengan makin berkembangnya
pemikiran tentang Pendidikan, maka muncullah berbagai macam lembaga-
lembaga Pendidikan Islam. Pada mulanya, lembaga ini hanya berkisar seputar
Pendidikan keagamaan. Tetapi seiring dengan kebutuhan dalam pendidikan, maka
dunia pendidikan selalu mengadakan perbaikan dan penyempurnaan, baik dalam
hal standart mutu kelulusan maupun pendanaan infrastruktur.
B. Rumusan Masalah
Dalam setiap pembahasan ilmiah, termasuk studi tentang “Ilmu
Pendidikan Islam” terdapat persoalan yang mendasari kajian tersebut yakni :
1. Apa pengertian Lembaga Pendidikan Islam?
2. Apa itu Pendidikan islam formal?
3. Apa itu Pendidikan islam Non Formal?
4. Apa itu Lembaga Pendidikan Islam Model?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Apa pengertian Lembaga Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui dan memahami Apa itu Pendidikan islam formal
3. Untuk mengetahui dan memahami Apa itu Pendidikan islam Non Formal
4. Untuk mengetahui dan memahami Apa itu Lembaga Pendidikan Islam
Model
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga dalam bahasa Inggris diartikan institution dan organisasi1.
Sedangkan lembaga menurut istilah etimologi adalah badan acuan atau organisasi
yang diadakan dalam upaya menyelenggarakan penelitian penelitian keilmuan
baik bersifat formal seperti madrasah maupun non formal seperti pengajian dan
kursus keagamaan. Dengan kata lain, organisasi ini bergerak dalam bidang
pendidikan.
Adapun lembaga Pendidikan Islam menurut Ramayulis (2006)2 menyitir
pendapatnya Hasan Langgulung bahwa pendidikan adalah sistem yang terus-
menerus berlangsung, atau konsep yang terdiri dari norma atau idiologi dan
organisasi simbolik yang terdiri dari kelompok manusia yang dibentuk secara
sengaja atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga
Pendidikan Islam adalah sebuah norma yang tersistem dan organisasi tempat
berlangsungnya menyelenggarakan Pendidikan Islam. Ungkapan di atas secara
jelas menyiratkan makna eksplisit yakni : Pertama; Lembaga adalah sebuah
norma (pranata sosial) dan serangkaian sistem yang dibentuk untuk menanamkan
nilai luhur pendidikan. Dan ini dapat juga diartikan sebagai non-materil atau
abstrak. Kedua; Lembaga diartikan sebagai tempat atau forum berlangsungnya
proses pendidikan (konkrit atau materi)
1 Tim B.P, Kamus Indonesia-Inggris, (Kediri : CV. Nusantara, 1999) hal : 447.2 Ramayulis, op.cit. hal : 227.
2
B. Formal : Pesantren, Madrasah dan PTAI
1. Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan
pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu
agama Islam3.
b. Ciri Khas Pondok Pesantren
Ciri-ciri umum, ditandai adanya4 :
1. Kyai (abuya, encik, ajengan, tuan guru) sebagai sentral figur, yang
biasanya juga disebut pemilik.
2. Asrama (kampus atau pondok) sebagai tempat tinggal para santri
dimana masjid sebagai pusatnya.
3. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem
pengajian (weton, sorogan dan bandongan) yang sekarang
sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau madrasah.
Pada umumnya kegiatan tersebut sepenuhnya di bawah kedaulatan
dan leadership seorang atau beberapa orang kyai.
Ciri khususnya ditandai dengan sifat kharismatik dan suasana
kehidupan keagamaan yang mendalam.
2. Madrasah
1. Pengertian Madrasah
Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Yang
termasuk ke dalam kategori madrasah ini adalah lembaga Pendidikan
Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyah, Mu'allimin-Mu'allimat serta
Diniyyah5
3 Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir, MA., Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005) hal 80.
4 Ibid, hal. 825 Ibid, hal. 90
3
2. Ciri Khas Madrasah
Ada beberapa ciri khas dari madrasah diantaranya yaitu :6
1. Memiliki muatan kurikulum agama lebih banyak
2. Berbasis masyarakat
3. Mengembangkan kurikulum berdasarkan kekhasan lembaga
4. Siswa tinggal di asrama atau pesantren
5. Penguasaan Bahasa Arab (asing) sangat ditekankan
3. PTAI
PTAI atau Aljamiah lebih umum dipakai dengan nama IAIN (Institut
Agama Islam Negri). Jenis perguruan tinggi itu sendiri ada yang dibawah
naungan mentri agama seperti STAIN PAREPARE,STAIN BONE, dll.
Ada juga aljamiah yang di bentuk dalam wadah pesantren misalnya
Sekilah Tinggi Keagamaan An-Nuqayah (STIKA) yang didirikan oleh
Pesantren An-nuqayah. Dualisme-dikotomis ini bertujuan agar trjadi
sinergitas dan konvergnsi perguruan tinggi dan pesantren sehingga dapat
dicapai kesatuan antara moralitas dan rasionalitas7
Status kelembagaan Perguruan Tinggi Islam (PTI) dan juga madrasah
yang berada di bawah naungan Kementrian Agama (Kemenag) sering kali
dinilai sebagai lembaga pendidikan khusus keagamaan atau lembaga
pendidikan yang alumninya memang dipersiapkan untuk menjadi pegawai
di lingkungan Kementrian agama. Penilaian ini tidak bisa dibenarkan
karena bagaimanapun juga alumni lembaga pendidikan islam mampu
berperan dalam berbagai lini. Mereka bisa menjadi guru di lembaga
pendidikan baik negri maupun swasta, mereka bisa menjadi pengusaha
yang meneladani Rasulullah, menjadi pegawai pemerintahan sekali pun.
Seperti dalam firmanNya bahwa manusia adalah wakil Tuhan di muka
bumi (khalifah fi al-ardh), setiap muslim memiliki peran positif yang 6 http://imamsolo.blogspot.com 7 Arifin HM, Ilmu Pendidikann Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 39-40
4
beragam sehingga ia harus membekali dirinya dengan seperangkat ilmu
dan kompetensi agar mampu memegang peran-peran tersebut secara baik
dan benar. 8
C. Non Formal : Majlis Ta’im, Pesantren Kilat, Madrasah Diniyah
1. Majlis Ta’im
MAJLIS TA’LIM dalam pengertian sederhana adalah tempat belajar
atau mencari ilmu. Tentu yang dimaksud adalah ilmu agama Islam. Berbeda
dengan lembaga pendidikan formal yang mempunyai kurikulum baku, majelis
ta’lim jauh lebih longgar, bahkan tanpa ikatan formal sebagaimana lembaga
pendidikan pada umumnya.
Keberadaan majlis ta’lim biasanya merupakan swausaha dan swadana
masyarakat yang memang berkeinginan memperdalam ilmu agama Islamnya
tanpa jadwal dan kurikulum yang ketat, namun kekeluargaan, serta
disesuaikan dengan kebutuhan komunitasnya.9
2. Pesantren Kilat
Perkataan pesantren kilat brasal dari kata santri, dengan awalan
“pe”dan akhiran”an”yang berarti tempat tinggal santri, Soegarda
Poerbakawatja juga menjelaskan peantren berasal dari kata santri, yaitu
seseorang yang belajar agama Islam, dengan demikian pesantren mempunyai
arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam, dan kata kilat berarti
“cepat sekali”. Dari kedua kata tersebut dapat di artikan bahwa pesantren
kilat adalah tempat para santri belajar agama secara memadai dalam waktu
yang tidak terlalu lama, yaitu jangka waktu tertentu secara terbatas.10
8 Ibid, hal : 278.9 Ranayulis, H.2008 : 33
10 Ranayulis, H.2008 : 33
5
Lamanya kegiatan pesantren kilat berkisar antara satu minggu sampai
dengan satu bulan. Adapun materi yng diajarkan dalam kegiatan pesantren
kilat meliputi membaca Al-Qur’an, keimanan islam, Fiqih (ibadah), dan
Ahklaq
Peserta dalam pesantren kilat dibagi menurut tingkat kemampuannya,
mulai dari kelompok pemula sampai kelompok lanjutan. Materi yang
diajarkan dalam kelompok pemula adalah, belajar membaca Al-Qur’an dan
amalan agama sehari-hari sedangkan dalam kelompok lanjutan materi yang
diajarkan adalah belajar membaca kitab kuning dan diskusi dalam masalah-
masalah islam yang bertemporer.11
Peserta yang mengikuti kegiatan pesantren kilat ada yang menginap
dan ada juga yang tidak menginap (ini yang banyak).
Menurut ahmad tafsir menjamurnya pesantren kilat itu pada dasarnya
akibat kemajuan sains dan teknologi, ditambah dengan kesibukan orang tua
murid, sehingga tidak tersedianya waktu untuk mendidik anaknya dirumah,
gejala kekhawatiran terhadap akhlak serta amalan agama anaknya, orang tua
tidak menginginkan anaknya menjadi nakal dan sebagainya
Dari beberapa penelitian kecil diketahui, hal-hal atau motif yang
mendorong orang tua memasukkan anaknya ke pesantren kilat antara lain
yaitu:
Pertama agar anaknya tidak nakal. Tujuan ini sebenarnya lebih
banyak untuk kepentingan orang tua itu sendiri dari pada untuk kepentingan
anaknya. Mereka tidak terlalu mementingkan tujuan lain seperti agar anaknya
mengetahui ajaran agama atau agar anaknya tulus dalam beribadah. Akan
tetapi ada juga orang tua yang menginginkan agar anaknya tidak nakal, tujuan
tersebut disamping untuk orang tua juga untuk kepentingan anak itu sendiri.
Kedua, motif mengisi waktu. Masa remaja adalah masa yang penuh
dngan energi, apabila tidak disalurkan dengan tepat, itu akan sangat
11 Ibid hal 34
6
berbahaya. Orang tua tahu bahwa waktu luang bagi anak dan remaja adalah
waktu yang amat berbahaya bila tidak diisi atau dialihkan dengan kegiatan
lain yang lebih bermanfaat.
Ketiga, menutupi kekurangan pendidikan agama di sekolah. Pada
kenyataannya pendidikan agama pada saat ini, yang diberikan di sekolah
kurang memuaskan. Misalnya masih banyak anak yang belum dapat membaca
Al-Qur’an banyak anak yang tidak menjalankan sholat, banyak tawuran
dan banyak anak yang masih suka berbohong.
Berdasarkan pengamatan, motif-motif orang tua memasukkan anak-anaknya
ke pesantren kilat seperti yang diterangkan diatas sangat beralasan karena
mereka merasa khawatir dengan perkembangan kebudayaan yang bersamaan
dengan terjadinya proses globalisasi kehidupan, kemewahan hidup dan
sebagainya, dimana perkembangan di atas sangat berpengaruh terhadap
kehidupan remaja.12
3. Madrasah Diniyah
Secara harfiah madrasah diartiakan sebagai tempat belajar para pelajar
atau tempat untuk memberikan pelajaran. Kata madrasah juga ditemukan
dalam bahasa arab Hebrew atau aramy yang berati membaca dan belajar atau
tempat duduk untuk belajar. dari kedua bahasa tersebut,
kata madrasahmempunyai arti yang sama yaitu tempat belajar. jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata madrasah memiliki arti
sekolah karena pada mulanya kata sekolah itu sendiri bukan berasal dari
bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.13
Sedangkan madrasah diniyah dilihat dari stuktur bahasa arab berasal dari
dua kata madrasah dan al-din. Kata madrasah dijadikan nama tempat dari asal
kata darosa yang berarti belajar. Jadi madrasah mempunyai makna arti
12 Ranayulis, H.2008 : 36
13 Nasir, Ridlwan, 2005 : 21
7
belajar, sedangkan al-din dimaknai dengan makna keagamaan. Dari dua
stuktur kata yang dijadikan satu tersebut, madrasah diniyah berarti tempat
belajar masalah keagamaan, dalam hal ini agama islam.
Kemudian mengenai pengertian madrasah diniyah itu sendiri, ada
beberapa pendapat:
Yang pertama, madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang
terfokus pada pendidikan Agama
Yang kedua, madrasah diniyah atau Pendidikan diniyah adalah
pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur dan
jenjang pendidikan.
Yang Ketiga, madrasah diniyah adalah bagian terpadu dari pendidikan
nasional untuk memenuhi hasrat masyarakat tentang pendidikan agama.
Yang Keempat, madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang
memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk
memberi tambahan pengetahuan agama Islam kepada pelajar-pelajar yang
merasa kurang menerima pelajaran agama Islam di sekolahannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan Islam yang memberi pendidikan
dan pengajaran agama islam untuk memenuhi hasrat masyarakat tentang
pendidikan agama Islam.14
D. Lembaga pendidikan Islam Model
1. Al Ahar
Selama ini kata Al-Azhar identik dengan nama perguruan tinggi Islam
tertua yang berada di Kairo, Mesir. Di Indonesia, nama Al-Azhar identik
dengan perguruan yang bermula dari TK hingga perguruan tinggi. Kompleks
perguruan tersebut terletak di kawasan elit, Kebayoran Baru.
14 Nasir, Ridlwan, 2005 : 21
8
Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) berdiri tahun 2000. Pertanyaan
sering dilontarkan, apakah perguruan tinggi ini merupakan cabang dari Al-
Azhar di Mesir. Jawaban yang selalu diberikan adalah, bukan. Kalau pun ada
hubungan antara kedua lembaga tersebut terbatas pada hubungan historis.
Nama Al-Azhar diberikan oleh Syaikh Al-Azhar pada tahun 60-an yang
berkunjung dan salat Jumat di Masjid Agung Kebayoran Baru. Konon,
Syaikh tersebut sudah lama mendengar seorang ulama Indonesia yang cukup
populer (yaitu Buya Hamka). Sejak itu, semua lembaga yang berada di bawah
naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar dinamai Al-Azhar.
Namun, nama Al-Azhar itu sendiri nyaris tidak pernah ada yang
membahas secara epistimologis. Entah karena begitu “besar”-nya nama Al-
Azhar itu atau karena merasa tidak memperdulikannya.
Kata Al-Azhar berakar dari z-h-r. Verba zahara bermakna to shine,
give light, be radiant; to glow, gleam, glare, shine; to blossom, be in
bloom (Wehr, 1974: 384). Kesemua makna tersebut mengandung makna
positif yang berkisar pada cahaya dan kemekaran (bunga): bersinar, memberi
cahaya, menjadi berseri-seri, silau; mekar. Dengan demikian, kata Al-Azhar
berarti sesuatu yang bersinar, yang memberi cahaya, yang berseri-seri atau
yang mekar. Tampaknya, makna pertama, yaitu yang berkaitan dengan
sinarlah yang lebih dekat dengan tujuan didirikannya perguruan Islam di
Mesir. Menurut orang-orang Mesir, hampir tidak ada negara Islam di dunia ini
yang tidak ada pengaruhnya dari ulama-ulama lulusan Al-Azhar. Dengan kata
lain, mereka ingin mengatakan bahwa perguruan Al-Azhar di Mesir itu telah
menerangi dunia Islam. Itulah sebabnya mengapa alumni Al-Azhar Mesir
begitu bangga dengan almamaternya, sampai-sampai mereka menambahkan
kata Al-Azhariy di belakang namanya. Kata tersebut untuk menunjukkan
bahwa dirinya alumni Al-Azhar Mesir.15
15 Marno dan Supriyatno, 2008. : 55
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Lembaga Pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses
Pendidikan Islam bersamaan dengan proses pembudayaan.
10
2. Bentuk lembaga Pendidikan Islam di Indonesia secara global itu ada dua yaitu Pondok
Pesantren dan Madrasah yang keduanya mempunyai ciri khas yang hampir sama yaitu lebih
menonjolkan kurikulum agamanya daripada umumnya dan tempat tinggalnya adalah di
asrama atau pondok walaupun ada yang tinggal di rumahnya sendiri.
B. Saran
Karena penulis hanya dapat melampirkan sebagian saja tentang lembaga Pendidikan
Islam di Indonesia maka dari itu untk lebih menambah khazanah kita tentang hal tersebut penulis
menyarankan pada pembaca literatur yang berhubungan dengan hal tersebut.
11
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
Kelembagaan Pendidikan Islam
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber ilmu pendidikan yang berlaku
secara nasional. Oleh karena itu, dengan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
tidak hanya bagi penulis tetapi juga pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik
menyangkut isi maupun penulisan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat.Amin.
Bengkulu, April 2014
Penyusun
12i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam ......................................... 2
B. Formal : Pesantren, Madrasah dan PTAI........................................ 3
C. NonFormal : Majlis Ta’im, Pesantren Kilat, Madrasah Diniyah ... 5
D. Lembaga pendidikan Islam Model................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
13
ii
iii
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Kelembagaan Pendidikan Islam
Di susun oleh :Puji Astuti : 212 321 8676Indra A. Lesmana : 212 321 8640
Dosen Pembimbing :Saepudin, S.Ag,M.Si
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN)2014 14
DAFTAR PUSTAKA
Enung K. Rukiati dan Feni Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Bandung : Pustaka Setia, 2006.
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung : PT. Refika Aditama, 2008
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008.
Tim, Bp, Kamus Indonesia-Inggris, Kediri : CV. Nusantara, 1999.
GBHN Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 dan UUD 1945 Amandemen I, II,
III, dan IV, Jakarta : Penabur Ilmu, 2004.
Departemen Agama RI, Himbauan Peraturan Perundang-Undangan Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta : Dirjend Binbag Islam, 1991.
15